Hipoklorit

36
Hipoklorit Kelarutan semua hipoklorit larut dalam air. Zat-zat ini bereaksi basa karena hidrolisis: OCl - + H 2 O HOCl + HCl - Dalam larutan, hipoklorit mengalami reaksi disproporsional yang lambat dalam larutan dingin, tetapi cepat dalam larutan panas, pada mana terbentuk ion-ion klorat dan klorida: 3OCl - ClO 3 - + 2Cl - Maka, jika reaksi-reaksi ini hendak dipelajarai, larutan harus baru saja dibuat. Dengan menjenuhi natrium hidroksida 2M dengan gas klor, kita memperoleh larutan natriumhipoklorit M: Cl 2 + 2OH - ClO - + Cl - + H 2 O Ion klorida tak pernah tidak ada, dan ini akan mengganggu beberapa reaksi ionik. 1. Asam klorida encer: larutan mula-mula berubah menjadi kuning, kemudian timbul pembuihan dan klor dilepaskan: OCl - + H + HOCl HOCl + H + +Cl - Cl 2 + H 2 O Gas ini boleh diidentifikasi (a) dari warnannya yang hijau kekuningaan dan baunya yang merangsang (b) dari sifatnya memutihkan kertas lakmus yang basah, dan (c) dari kerjanya

Transcript of Hipoklorit

Hipoklorit

Kelarutan semua hipoklorit larut dalam air. Zat-zat ini bereaksi basa karena hidrolisis:

OCl - + H2O HOCl + HCl-

Dalam larutan, hipoklorit mengalami reaksi disproporsional yang lambat dalam larutan dingin,

tetapi cepat dalam larutan panas, pada mana terbentuk ion-ion klorat dan klorida:

3OCl- ClO3- + 2Cl-

Maka, jika reaksi-reaksi ini hendak dipelajarai, larutan harus baru saja dibuat. Dengan menjenuhi

natrium hidroksida 2M dengan gas klor, kita memperoleh larutan natriumhipoklorit M:

Cl2 + 2OH- ClO- + Cl- + H2O

Ion klorida tak pernah tidak ada, dan ini akan mengganggu beberapa reaksi ionik.

1. Asam klorida encer: larutan mula-mula berubah menjadi kuning, kemudian timbul

pembuihan dan klor dilepaskan:

OCl- + H+ HOCl

HOCl + H+ +Cl- Cl2 + H2O

Gas ini boleh diidentifikasi (a) dari warnannya yang hijau kekuningaan dan baunya yang

merangsang (b) dari sifatnya memutihkan kertas lakmus yang basah, dan (c) dari

kerjanya atas kertas kalium iodide-kanji yang diubahnya menjadi hitam kebiruan:

Cl2 + 2I- 2Cl- + I2

2. Kertas kalium iodida-kanji: terbentuk warna hitam kebituan dalam larutan yang netral

atau sedikit basa, akibat pemisahaan iod:

OCl- + 2I- + H2O I2 + 2OH- + Cl-

Jika larutan basa, warnaa akan hilang karena terbentuk ion hipoiodit dan iodida:

I2 + 2OH- OI- + I- + H2O

3. Larutan timbel asetat atau timbel nitrat: dihasilkan timbel dioksida yang coklat setelah

mendidihkan:

OCl- + Pb2+ + H2O PbO2 + 2H+ Cl-

4. Larutan kobalt nitrat: dengan menambahkan beberapa tetes pada larutan hipoklorit,

diperoleh endapan kobalt(III) hidroksida yang hitam:

2Co2+ + OCl- + 5H2O 2Co(OH)3 + Cl- +4H+

Ion hydrogen yang terbentuk dalam reaksi ini, denetralkan oleh alkali berlebihan yang

ada pada pemanasan, oksigen dibebaskan (diidenfikasi dari sifatnya yang menyalakan

lagi sebatang bilah kayu yang pijar), dimana kobalt bertindak sebagai katalis

2OCl- 2Cl- + O2

5. Merkurium dengan mengocok larutan hipoklorit yang diasamkan (pakai asam sulfat)

dengan merkurium, terbentuk endapan coklat merkurium(II) klorida basa (HgCl)2O.

Endapan larutan dalam asam klorida encer, pada mana terbentuk merkurium(II) klorida

yang tak berdisosiasi. Jika endapan dipisahkan dari merkurium yang berlebihan, dicuci

dan dilarutkan dalam asam klorida, merkurium dapat dideteksi dalam larutan itu dengan

mengalirkan hydrogen sulfide kedalamnya. Air klor, pada kondisi serupa, menghasilkan

endapan putih merkurium(I) klorida, Hg2Cl2.

SIANIDA, CN-

Kelarutan hanya sianida dari logam-logam alkali dan alkali tanah yang terlarut dalam air; larutan

ini bereaksi basa disebabkan oleh hidrolisis.

CN- + H2O HCN + OH-

Merkuri(II) sianida, Hg(CN)2, juga larut dalam air, tetapi praktis merupakan non-elektrolit, maka

tak memperlihatkan reaksi-reaksi ionic seperti sianida lain. Banyak sianida logam melarut dalam

larutan kalium sianida dengan menghasilkan garam-garam kompleks.

Pakailah larutan kalium sianida, KCN, 0,1M yang baru saja dibuat untuk mempelajari reaksi-

reaksi ini.

1. Asam Klorida encer: asam sianida, HCN, yang berbau seperti amandel pahit, dilepaskan

dalam keadaan dingin. Uap ini harus dibaui dengan sangat hati-hati. metode yang lebih

mudah memuaskan untuk mengidentifikasi asam sianida adalah dengan mengubahnya

menjadi ammonium tiosianat dengan memberikan uap itu berkontak dengan ammonium

polisulfida diatas kertas saring. Kertas bisa ditaruh dengan baik diatas sebuah tabung uji

atau cawan, dalama ana zat diolah dengan asam encer. Dengan menambahkan setets

larutan besi (III) klorida dan asam klorida encer kepada kertas saring tersebut. Kita

peroleh pewarnaan merah yang khas, yang disebabkan oleh komplek besi (III) tiosianat,

Fe(SCN). Merkurium(II) sianida tak diuraikan oleh asam encer.

CN- + H+ HCN

2. Larutan perak nitrat: endapan putih perak sianida, AgCN, yang mudah larut dalam larutan

sianida yang berlebihan dengan bentuk ion komplek disianoargentat [Ag(CN)2]-

CN- + Ag+ AgCN

AgCN + CN- [Ag(CN)2]-

Perak sianida larut dalam larutan amonia dan larutan natrium tiosulfat, tetapi larut dalam

asam nitrat.

3. Asam sulfat pekat: panaskan sedikit garam padat dengan asam sulfat pekat; akan akan

dilepaskan karbon monoksida, yang dapat dinyalakan dan terbakar dengan nyaala biru.

Semua sianida, yang kompleks dan yang sederhana akan terurai dengan pengolahan ini.

2KCN + 2H2SO4 + 2H2O 2CO + K2SO4 (NH4)2SO4

4. Uji biru prusia: uji yang sulit dilakukan secara berikut. Larutan siania tersebut dijadikan

sangat basa dengan natrium hidroksida, ditambahkan beberapa milliliter larutan besi(II)

sulfat yang baru saja dibuat (jika hanya terdapat runutan sianida, paling baik dipakai

larutan besi (II) sulfat jenuh (25%), dan campuran didihkan. Dengan demikian terbentuk

ion heksasianoferat(II). Setelah diasamkan dengan asam klorida diperoleh larutan yang

jernih, yang member endapan biru prusi setelah ditambahkan larutan besi (III) klorida.

Jika hanya dipakai atau terdapat sedikit sianida dalam larutan yang akan diuji kita mula-

mula memperoleh larutan hijau ini akan mengendapkan biru prusia stelah didiamkan.

6CN- + Fe2+ [Fe(CN)6]4-

3[Fe(CN)6]4- + 4Fe3+ Fe4[Fe(CN)6]3

5. Larutan merkurium (I) nitrat: endapan abu-abu merkurium logam:

2CN- + Hg2+2 Hg + Hg(CN)2

Merkurium (II) sianida sedikit sekali terion dalam larutan. Untuk mendeteksi sianida

dengan adanya merkurium, harus ditambahkan kalium iodide berlebihan kepada

cuplikan, pada mana ion sianida akan dibebaskan:

Hg(CN)2 + 4I- [Hg4]2- + 2CN-

Merkuri (II) sianida akan diuraikan oleh hydrogen sulfide, pada mana merkurium (II)

sulfide mengendap (Ks = 4 x 10-53). Jika endapan telah disaring, ion-ion sianida dapat

diuji dalam larutan itu.

Hg(CN)2 + H2S HgS + 2HCN

6. Uji besi (III) tiosianat ini adalah suatu uji lain yang sangat baik terhadap sianida, dan

berdasarkan pada persenyawaan langsung antara alkali sianida dengan belerang. Sedikit

larutan ammonium plosulfida ditambahkan pada larutan kalium sianida yang ditaruh

dalam cawan porselen, dan keseluruhanya diuapkan sampai kering diatas penangas air

dalam kamar asam. Residu mengadung alkali dan amunium tiosianat, bersama-sama

polisulfida yang tersisa. Zat yang terakhir ini hilang terurai dengan menambahkan

beberapa tetes asam klorida. Lalu ditambahkan satu dua tetes larutan besi (III) klorida.

Segera terjadi pewarnaan merah-darah, yang disebabkan oleh kompleks besi (III)

tiosianat:

CN- + S2-2 SCN- + S2-

3SCN- + Fe3+ Fe(SCN)3

Teknik uji bercaknya adalah sebagai berikut. Aduk setetes larutan uji dengan setetes

ammonium sulfide kuning di ats kaca arloji dan panaskan sampai terbentuk bingkai dari

belerang sekeliling cairan. Tambahkan 1-2 tetes asam klorida encer, biarkan mendingin

dan tambahakan 1-2 tetes larutan besi (III) klorida 3%. Diperoleh pewarnaan merah.

Uji ini dapat dipakai meskiupun terdapat sulfide atau sulfit jika tiosianat dari semulanya

ada, sianida itu harus diisolasi diisolasi dulu dengan mengedapkannya, misalnya sebagai

zink sianida.

7. Uji tembaga sulfide. Larutan sianida mudah melarutkan tembaga (II) sianida dengan

membentuk ion tetrasianokuprat(I) yang tak berwarna:

2CuS + 10CN- 2[Cu(CN)4]3- + 2S2- + (CN)2

Perhatiakan, bahwa bilangan oksida tembaga dalam larutan ini adalah +1. Uji ini paling

baik dilakukan diatas kertas saring atau kertas reaksi tetes dan dapat juga dipakai meski

ada ion klorida, iodide, heksasianoferat(II) dan (III).

Taruh setetes suspense tembaga sulfide yang baru saja dibuat diatas kertas saring atau

kertas saring dan tambahkan setetes larutan uji. Warna coklat dari tembaga sulfide itu

segera lenyap.

Suspense tembaga sulfide dibuat dengan melarutkan 0,12 g tembaga sulfat yang

berbentuk Kristal dalam 100ml air, tambahkan beberapaa tetes larutan ammonia dan buat

larutan menjadi keruuh dengan sedikit hidrogrn sulfida.

Suatu prosedur yang lain adalah dengan memakai kertas saring kuantitatif atau kertas

reaksi tetes yang telah dijenuhi larutan amoniakal yang mengadung 0,1 g tembaga sulfide

per 100ml dan dikering kan. Tepat sebelum mulai enguji tiupkanlah hydrogen sulfide

keatas kertas sehingga kertas meperoleh warna kerta secara merata. Taruh setets larutan

uji di atas kertas ini pada mana akan diperoleh sebuah cicin putih.

8. Uji tembaga asetat-benzidina. Reaksi ini terjadi karena potensial oksida reduksi dari

pasangan reduksi tembaga (II)-tembaga(I) bertambah bersar jika ion tembaga(I)

dihilangkan oleh ion sianida.

Campurkan beberapa tetes larutan uji sedikt asam sulfat encer dalam tabung uji mikro

dan ikatkan sehelai kertas reaksi tetes yang teah dibasahi dengan campuran reagensia

tembaga asetat dan benzidina yang sama banyaknya, pada puncak pucak tabung.

Dihasikan warna biru.

Regensia tembaga (II) asetat adalah larutan tembaga(II) asetat 3% dalam air. Reeagensia

bezidina adalah larutan nenzidina 1% dalam asam asetat 2M. larutan-larutan ini paling

baik disimpan terpisah dalam botol hitam yang tersumbat rapat. Larutan I dan II dengan

volume yang sama dicampur teoat sewaktu hendak dipakai.

Sianat, OCN-

Kelarutan sianat dari alakali dan alkali tanah larut dalam air. Sianat dari perak, merkurium(I),

timbel dan tembaga, tidak larut. Asam bebasnya adalah cairan tak berwarna yang berbau tak

sedapa; ion ini sangat tidak stabil.

Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, pakailah larutan kalium sianat KOCN, 0,2 M.

1. Asam sulfat encer: terjadi pembuihan yang keras, terutama disebabkan oleh pelepasan

karbon dioksida. Asam bebas, HOCN, yang mula-mula dibebaskan, terurai menjadi

karbon dioksida dan ammonia. Ammonia ini bergabung dengan asam sulfat yang ada

membentuk ammonium sulfat. Namun sedikit asam sianida luput dari penguraian dan

dapat dikenali dalam gas yang keluar, dari baunya yang menusuk. Jika larutan yang

dihasilkan dipanaskan dengan natrium hidroksida, ammonia akan dilepaskan.

OCN- + H+ HOCN

HOCN + H+ + H2O CO2 + NH4+

2. Asam sulfat peekat reaksi serupa dengan asam encernya, tetapi agak lebih keras.

3. Larutan perat nitrat: endapan yang putih dan seperti dadih, yaitu perak sianat, AgOCN,

yang larut dalam larutan amonia dan dalam asam nitrat encer. Endapan muncul dengan

estetika, tanpa pembentukan kompleks:

OCN- + Ag+ AgOCN

4. Larutan barium klorida: tak ada endapan.

5. Larutan kobalt asetat: bila reagensia ditambahkan kepada larutan kaluim sianat pekat,

akan dihasilkan pewarnaan biru yang disebabkan oleh ion-ion tetrasianatokobaltat(II),

[Co(OCN)4]2-. Warna ini agak distabilkan dan dikuatkan dengan penambahan etanol.

4OCN- + Co2+ [Co(OCN)4]2-

6. Uji tembaga sulfat-piridina: bila suatu sianat ditambahkan kepada larutan encer suatu

garam tembaga, yang sebelumnya telah ditambahi beberapa tetes piridina, terbentuklah

endapan biru-ungu yaitu senyawa [Cu(C5H5N)2](OCN)2 ini larut dalam kloroform dengan

menghasilkan larutan yang berwarna biru-batu nilam. Tiosianat mengganggu; larutan

tembaga yang berlebihan harus dihindari.

2OCN- + Cu2+ + 2C5H5N [Cu(C5H5N)2](OCN)2

Tambahkan beberapa piridina kepada 2-3 tetes larutan tembaga sulfat 0,25M, lalu

masukkan kira-kira 2ml kloroform ini dengan keras; klorofrom akan memperoleh warna

biru.

Kompleks biru ini stabil dengan adanya asam asetat yang agak berlebihan; maka reaksi

ini dapat dipakai unutk mendeteksi sianat-sianat dalam larutan yang basa. Larutan yang

akan diuji ditambahakan kepada campuran tembaga piridina kloroform, perlahan-

perlahan ditambahkan asam asetat, dan larutan dikocok kuat-kuat sehabis setiap

penambahan. Segera setelah larut menjadi netral, kloroform akan berwana biru.

Nitrit, NO2-

Kelarutan perak nitrit sangat sedikit larut dalam air. Semua nitrit lainnya larut dalam air.

Pakailah larutan kalium nitrit, KNO2, 0,1M yang baru sajaa dibuat untuk mempelajari reaksi-

reaksi ini.

1. Asam klorida encer dengan menambahkan asam ini dengan hati-hati kepada suatu nitri

dalam keadaan dingin. Dihasilkan cairan biru pucat yang tak tetap dan dilepaskan uap

nitrogen oksida yang coklat, uap mana sebaggian besar terjadi karena bersenyawanya

nitrogen oksida dengan oksigen dari udara. Hasil yang serupa diperoleh dengan

larutannya dalam air.

NO2- + H+ HNO2

(2HNO2 H2O + N2O3)

3HNO2 HNO3 + 2NO + H2O

2NO + O2 2NO2

2. Larutan besi (II) sulfat. Bila larutan nitrit ini ditambahkan dengan hati-hati kepada

larutan pekat besi (II) sulfat yang diasamkan dengan asam asetat encer atau asam sulfat

encer, terbentuk cincin coklat pada perbatasan antara kedua cairan itu, yang ditimbulkan

oleh senyawa [Fe,NO]SO4 jika penambahan tak dilakukan dengan hati-hati, hasilnya

adalah pewarnaan yang coklat. Reaksi ini serupa dengan uji cincin coklat terhadap nitrat

untuk harus dipakai asam yang lebih kuat.

NO2- + CH3COOH HNO2 + CH3COO-

3HNO2 H2O + HNO3 + 2NO

Fe2+ + SO42- + NO [Fe,NO]SO4

Iodida, bromide, ion-ion berwarna, dan anion ang member senyawa dengan ion besi (II),

tak boleh ada.

3. Larutan barium klorida: tak ada endapan.

4. Larutan perak nitrat endapan kristalin putih perak nitrit dari larutan yang pekat.

NO2- + Ag+ AgNO2

5. Laruatan kalium iodide dengan menambahkan suatu larutan nitrit kepada larutan kalium

iodide, yang diteruskan dengan mengasamkannya dengan pasta kanji. Hasil yang serupa

diperoleh dengan mencelupkan kertas kalium iodide-kanji yang dibasahi dengan asam

encer, ke dalam larutan. Metode yang lainnya, adalah dengan mengekstraaksi iod yang

dibebaskan itu dengan klorofrom atau karbon tetraklorida.

2NO2- + 2I- + 2CH3COOH I2 + 2NO + 2CH3COO- + 2H2O

6. Larutan kalium permanganat yang diasamkan: warna larutan ini dihilangkan oleh

larutan suatu nitrit, tetappi tak ada gas yang dilepaskan.

5NO2- + 2MnO4

- + 6H+ 5NO3- + 2Mn2+ + 3H2O

7. Ammonium klorida dengan mendidih larutan suatu nitrit dengan reagensia padat

berlebihan, nitrogen dilepaskan, dan nitrit itu terurai hamper sempurna.

NO2- + NH4

+ N2 + 2H2O

8. Urea CO(NH2)2 bila larutan suatu nitrit diolah dengan urea dan campuran diasamkan

dengan asam klorida encer, nitrit akan terurai dan nitrogen serta karbon dioksida

dilepaskan.

CO(NH2)2 + 2HNO2 2N2 + CO2 + 3H2O

9. Tiourea CS(NH2)2 bila larutan suatu nitrit dalam asam asetat yang encer diolah dengan

sedikit tiourea, nitrogen akan dilepaskn dan dihasilkan asam tiosianat yang terakhir ini

dapat diidentifikasi dari warna merah yang dihassilakannya dengan HCl encer dan larutan

FeCl3.

CS(NH2)2 + HNO2 N2 + H+ + SCN- + 2H2O

Tiosianat dan iodide mengganggu, dan jika ada, harus dihilangkan entah dengan Ag2SO4

padat berlebihan atau dengan larutan AgNO3 encer sebelum menambahkan asam asetat

dan tiourea.

10. Asam sulfamat (HO,SO2,NH2) bila larutan suatu nitrit diolah dengan asam sulfamat, nitrit

terurai dengan sempurna:

HO,SO2,NH2 + HNO2 N2 + 2H+ + SO42- + H2O

Tak berbentuk nitrat dalam reaksi ini, maka reaksi ini merupakan metode yang baik untuk

menghilangkan nitrit dengan sempurna. Runutan nitrat terbentuk dengan ammonium

klorida, urea, dan tiurea.

11. Reagensia asam sulfanilat-α- nafitlamina. Uji ini berdasarkan reakssi diassotisasi asam

sulfanilat oleh asam nitrit yang diikuti dengan reaksi kopling dengan α- nafitlamina

membentuk suatu zat pewarna azo yang merah.

Ion besi(III) harus ditutupi dengan asam tertarat. Larutan uji harus sangat encer kalau

tidak, reaksi zat akan berjaalan melampaui tahap diazotasi: 0,2 mg NO2-l-1 merupakan

konsentrasi yang optimal. Taruh setetes larutan uji yang netral atau asam di atas

lempengan bercak dan campurkan ini dengan setets asam sulfanilat, diiukuti dengan

setets reagensia α- nafitlamina. Terbentuk warna merah.

Regensia asam sulfanilat dibuat dengan melarutkan 1 g asam sulfanilat dalam 100ml

asam asetat 30% yang panas. Reagensia α- nafitlamina dibuat dengan mendidihkan 0,3 g

α- nafitlamina dengan 70 ml air, menyaring atau mendekantai dari residu yang sedikit itu,

dan mencampurkan dengan

12. Reagensia indola. Taruh setets larutan uji dalam tabung uji semimikro, tambahkan 10

tetes reagensia ini dan 5 tets asam sulfat 8M. Muncul pewarnaan merah keunguan.

Iodida

Iodida adlaah serupa dengan klorida dan bromide. Perak, merkurium(I), merukurium(II),

tembaga (I) dan timbel iodide adalah garam-garamnya yang paling sedikit larut. Reaksi-reaksi ini

dapat dipelajaarii dengan larutan kalium iodide KI, 0,1M.

1. Asam sulfat pekat. Dengan iodide paadat iod akan dibebaskan pada pemanasan uap

lembanyung dilepaskan yang mengubah kertas kanji menjadi biru. Sedikit hydrogen

iodide terbentuk ini dapat dilihat dengan meniup melintasi mulut bejana, pada mana

dihasilkan asap putih tetapi kebanyakan darinya mereduksi asam sulfat itu menjadi

belerang dioksida, hydrogen dulfida dan belerang yang perbandingan relative mereka

bergantung pada konsentrasi reagensia-reagensia.

2I- + 2H2SO4 I2 + SO42- + 2H2O

I- + H2SO4 HI + HSO4-

6I- + 4H2SO4 3I2 + S + 3SO42- + 4H2O

8I- + 5H2SO4 4I2 + H2S + 4SO42- + 4H2O

Hydrogen iodida murni terbentuk pada pemanasan dengan asam fosfat pekat:

I- + H3PO4 HI + H2PO4-

Jika mangan dioksida ditambahkan kepada campuran tadi, hanya iod yang terbentuk dan

asam sulfat itu tidak tereduksi:

2I- + MnO4 + 2H2SO4 I2 + MnO2+ + 2SO42- + 2H2O

2. Larutan perak nitrat: endaapan seperti dadih yang kuning yaitu peraak iodide AgI, yang

mudah larut dalam larutan kaalium sianida dan dalam larutaan natrium tiosulfat, sangat

sedikit larut dalam larutan ammonia pekat, dan larut dalam asam nitrat encer:

I-+ Ag+ AgI

AgI + 2CN- [Ag(CN)2]- + I-

AgI + 2S2O32- [Ag(S2O3)2]3- + I-

3. Larutan timbel asetat: endapan kuning timbel iodide, Pbl2 yang larut dalam air panas

yang banyak dengan membentuk larutan tak berwarna, dan ketikaa diddinginkan

menghasilkan keeping-keping yang kuning keemasan.

2I- + Pb2+ PbI2

4. Air klor. Bila reagensia ini ditambahkan stetes demi setetes kepada larutan suatu iodide,

iod dibebaskan yang mewarnai larutan coklat; setelah dikocok dengan 1-2 ml karbon

disulfide, kloroform atau karbon tetra klorida, iod ini melarut membentuk larutan

lembuyang yang turun kesebelah bawah lapisan air. Iod bebas bisa juga diidentifikasi dari

warna biru khas yang dibentuknya dengan larutan kanji. Jika air klor berlebihan

ditambahkan iod ini dioksidasikan menjadi emas iodat yang tak berwarnaa.

2I- + Cl2 I2 + 2Cl-

I2 + 5Cl2 + 6H2O 2IO3- + 10Cl- + 12H+

5. Kalium dikromat dan asam sulfat pekat: hanya iod yang dibabaskan, dan tak terdapat

krmat dalam destilasi

6I- + Cr2O72- + 7H2SO4 3I2 + 2Cr3+ 7SO4

2- + 7H2O

6. Larutan natrium nitrit. Iod ini dibebaskan bila reagensia ini ditambahkan kepada larutan

iodide yang diasamkan dengan asam asetat encer atau asam sulfat encer. Iod ini bisa

diidentifikasi dari sifatnya yang mewarnai pasta kanji menjaddi biru, atau karbon

tetraklorida menjadi lembuyang.

2I- + 2NO2- +4H+ I2 + 2NO + 2H2O

7. Larutan tembaga sulfat: endapan coklat terdiri dari campuran tembaga(I) iodide, CuI, dan

iod. Iod ini bisa dihilangkan dengan menambahkan larutan natrium tiosulfat, atau aasam

sulfit, dan diperoleh endaapan tembaga(I) iodide yang hamper putih.

4I- + 2Cu2+ 2CuI + I2

I2 + 2S2O32- 2I- + S4O6

2-

8. Larutan merkurium(II) klorida: endapan merah scarlet merkurium(II) iodide:

2I- + HgCl2 HgI2 + 2Cl-

Endapan melarut dalaam kalium iodide berlebihan, membentuk suatu kompleks

tetraiodomerkurat(I).

HgI2 + 2I- [HgI4]2-

9. Larutan kanji. Iodide mudah dioksidasikan dalam larutan asam menjadi iod bebas dengan

jumlah zat pengoksid; iod bebas inilalu bisa diidentifikassi daari pewarnaan biru tua yang

dihasilkannya dengan larutan kanji. Zat pengoksid yang paling baik untuk dipakai dalam

reaksi uji bercak adalah larutan kalium nitrit yang diasamkan:

2I- + 2NO2- + 4H+ I2 + 2NO + 2H2O

Sianida mengganggu karena pembentukan sianogen iodide: maka siaanida ini

dihilangkan sebelum pengujian dengan memanaskannya dengan larutan natrium

hydrogen karbonat, atau dengan mengasamkan dan memanaskannya:

I2 + CN- ICN + I-

Campurkan setetes larutan uji yang asam diaataas lempeng bercak dengan setetes

reagensia dan tambahkan setetes larutan kalium nitrit 50%. Diperoleh pewarnaan biru.

10. Uji reduksi kataalitik garam selium(IV). Reduksi garam serium(IV) dalam larutan asm

oleh arsenit, berlangsung dengan lambat:

2Ce4+ + AsO33- + H2O 2Ce3+ + SO4

3+ + 2H+

Iodide mempercepat perubahan ini, mungkin disebabkan oleh iod yang dilepaskan dalam

reaksi seketika (i):

2Ce4+ + 2I- 2Ce3+ + I2

Yang bereaksi lebih menurut (ii):

AsO33- + I2 + H2O AsO4

3- +2I- + 2H+

Dan ion iodide ini bereaksi lagi dalm (i). seelesainyan reduksi ditunjukkan oleh hilangnya

warna kuning dalam larutan serium(IV). Garam natrium dan ruthenium mempunyaai efek

katalik yang serupa. Klorida bromide, sulfat, dan nitrat dalam jumlah yang sedang, tak

mempunyai pengaruh, tetapi sianida dan garam juga garam merkurium(II), perak, dan

mangan mengganggu.

Taruh setets larutan uji bersama setetes larutan natrium arsenit 0,1M atau serium (IV)

sulfat 0,1M yang netral atau sedikit asam diatas lempeng bercak warna kuning segera

hilang.

11. Uji palladium(II) klorida. Larutan iodide bereaksi dengan palladium(II) klorida untuk

menghasilkan endapan palladium(II) iodide PdI2, yang merah kecoklatan yang tak larut

dalam asam mineral.

2I- + Pd2+ Pdl2

Campurkan setetes larutan uji diatas kertas reaksi tetes dengan setetes larutan air

palladium klorida 1%. Terbentuk endapan hitam kecoklatan.

Ion heksosianoferat (II), [Fe(CN)6]4-

Kelarutan heksasianoferat(II) dari logam-logam alkali dan alkali tanah, laut dalam air;

heksasianoferat(II) dari logam-logam lainya tidak larut dalam air dan dalam asam encer dingin,

tetapi terurai oleh alkali’. Pakailah larutan 0,025M kalium heksasianoferat(II), K4[Fe(CN)6]

3H2O untuk mempelajari reaksi-reaksi ini.

1. Asam sulfat pekat: terjadi penguraian yang sempurna, dengan pendidihan yang ama,

disertai pelepasan karbon monoksida yang terbakar dengan nyala biru:

[Fe(CN)6]4- + 6H2SO4 + 6H2O Fe2+ + 6NH4+ + 6CO + 6SO4

2-

Sedikit belerang dioksida mungkin juga terjadi, yang ditimbulkan oleh oksidasi besi (II)

dengan asam sulfat:

2Fe2+ + 2H2SO4 2Fe3+ + SO2 + SO42- + 2H2O

Dengan asam sulfat encer terjadi hanya sedikit reaksi dalam keadaan dingin, tetapi

dengan mendidihkan terjadi penguraian sebagian dari heksasianoferat(II), disertai dengan

pelepasan hydrogen sianida:

[Fe(CN)6]4- + 6H+ 6HCN + Fe2+

Ion-ion besi (II) yang terbentuk dalam reaksi ini, bereaksi dengan sedikit

heksasianoferat(II) yang terurai, menghasilkan mula-mula suatu endapan putih kalium

besi(II) hesasianoferat(II):

[Fe(CN)6]4- + Fe2+ + 2K+ K2Fe[Fe(CN)6]

2. Larutan perak nitrat: endapan putih perak heksasianoferat(II):

[Fe(CN)6]4- + Ag+ Ag4[Fe(CN)6]

Endapan tak terlarut dalam ammonia dan asam nitrat, tetapi larut dalam kaalium sianida

dan natrium tiosulfat:

Ag4[Fe(CN)6] + 8CN- 4[Ag(CN)2]- + [Fe(CN)6]4-

Ag4[Fe(CN)6] + 8S2O32- 4[Ag(S2O3)2]3- + [Fe(CN)6]4-

Dengan memanaskannya dengan asam nitrat pekat, endapan diubah menjadi

heksasianoferat(II) yang meraah jingga pada mana endapan menjadi dapat larut dalam

ammonia:

3 Ag4[Fe(CN)6] + HNO3 +3H+ 3 Ag3[Fe(CN)6] + 3Ag+ + NO + 2H2O

Ag3[Fe(CN)6] + 6NH3 3 [Ag(NH3)2]+ + [Fe(CN)6]3-

3. Larutan besi(III) klorida: endapan biru prusia dalam larutan netral atau asam :

3[Fe(CN)6]4- + Fe3+ Fe4[Fe(CN)6]3

Endapan diuraikan oleh larutan hidroksida-hidroksida alkali dan terbeentuklah besi(III)

hidroksida yang coklat. Uji teknik bercaknya adalah campurkan setetes laarutan uji diatas

lempeng bercak dengan setetes larutan besi(III) klorida. Terbentuk endapam atau noda

biru.

4. Larutan besi(II) sulfat: endapan putih kalium besi(II) heksasianoferat(II), K2Fe[Fe(CN)6],

yang dengan cepat berubah menjadi biru oleh oksidasi.

5. Larutan tembaga sulfat: endapan coklat tembaga heksassianoferat(II):

[Fe(CN)6]4- + 2Cu2+ Cu2[Fe(CN)6]

Endapaan tak larut dalam asam asetat encer, tetapi terurai dalam larutan hidroksida alkali.

6. Larutan torium nitrat: endapan putih torium heksasianoferat:

[Fe(CN)6]4- + Th4+ Th[Fe(CN)6]

Endapan ini sukar disaring, karena cenderung membentuk koloid. Reaksi ini dapat

dipakaai unutk membendakan ion heksasianoferat(II) dari heksasianoferaat(III) dan

tiosianat, yang tak bereaksi.

7. Asam klorida. Jika larutan kalium heksasianoferat(II) dicampurkan dengan asam klorida

1: 1 akn terbentuk hydrogen heksasianoferat(II) yang dapat diekstraksi dengan eter:

[Fe(CN)6]4- + 4H+ H4

Dengan menguapkan eter tersebut, zat ini diperoleh sebagai zat padat ynag putih

berbentuk kristal.

8. Larutan ammonium molibdat: dari larutan kalium heksasianoferat(II), yang diasaamkaan

dengan asam klorida encer, terbentuk endapan coklat molibdenil heksassianoferat(II).

Komposisi yang tepat dari endapaan ini tak diketahui. Endapan tak larut dalam enceer

tetapi larut dalam hidroksida-hidroksida alkali. Uji ini bisa dipakai untuk membedakan

heksasianoferat(II) dan heksasianoferta(III) tiosianat, yyyang tida bereaksi.

9. Larutan titanium(IV) klorida: endapan berbentuk flok yang coklat kemerahan, titanium

(IV) heksasianoferat(II):

[Fe(CN)6]4- + Ti4+ Ti[Fe(CN)6]

Endapan tak larut dalam asaam klorida 6M. ion-ion heksasianoferat(III) tidak bereaksi.

Aniaon-anion pengoksid tak boleh ada, karena ion-ion mengoksidasikan ion

heksasianoferat(II) dalam suasana asam.

Uji tetes dapat dikerjakan: taruh setetes larutan diatas lempeng bercak, jadikan tepat

mulai asam menjasi asam klorida, dan masukkan 1tetes reagensia. Diperoleh endapan

coklat kemerahan dengan adanya ion heksasianoferat(II). Reagensia dengan

menambahkan 10ml titanium(IV) klorida cair kepada 90ml asam klorida 1:1.

10. Larutan kobalt nitrat: endapan kobalt heksasianoferat yang hijau- keabuan, yang tak larut

dalaam asam klorida encer atau asam asetat encer.

[Fe(CN)6]4- + 2Co2+ Co2[Fe(CN)6]

11. Larutan uranil asetat: endapan coklat uranil hekasianoferat(II):

[Fe(CN)6]4- + 2UO22+ (UO2)2[Fe(CN)6]

asam asetat encer harus ada serta ion heksasianoferat(III) hanya bereaksi dengan larutan

pekat setelah didiamkan lama atau dipanaskan dengan member endapan yang kuning

kotor. Kertas saring bisa mereduksi sedikit heksasianoferat(III) menjadi

heksasianoferat(II), makaa uji ini tak boleh dilakukan diatas kertas saring.

Uji bercak dilakukan : taruh setetes larutan uji diatas lempeng bercak, dan tambahkan

setetes larutan uranil asetat 0,1M. diperoleh endapan atau noda coklat dalam waktu 2

menit.

12. Uji kering. Semua senyawa heksasianoferat(II) terurai ketika dipanaskan dengan

melepaskan nitrogen dan sianogen:

3K4[Fe(CN)6] N2 + 2(CN)2 + 12KCN + Fe3C + C

Tiosianat, SCN-

Kelarutan perak dan tembaga(I) tiosianat praktis tak larut dalam air, merkurium(II) dan timbel

tiosianat sangat sedikit larut; kelarutan masing-masing dalam g l-1 pada 20o adalah 0,0003,

0,0005, 0,7 dan 0,45. Tiosianat dari kebanyakan logam lainnya larut. Untuk mempelajari reaksi-

reaksi ini pakailah larutan kalium tiosianat KSCN 0,1M.

1. Asam sulfat. Dengan asam yang pekat dihasilkan pewarnaan kucing dalam keadaan

dingin: dengan dipanaskan, timbul reaksi yang dasyat dan tebentuk karbonil sulfide.

SCN- + H2SO4 + H2O COS + NH4+ + SO4

2-

Tetapi reaksi adalah lebih kompleks dari ini, karena belerang dioksida dan karbon

dioksida, mungkin pula terdeteksi dalam gas-gas hasil penguraian itu. Dalam larutannya

sedikit belerang mengendap dan asam format juga dideeteksi.

Dengan asam 2,5 M tak terjadi reaksi dalam keadaan dingin, tetapi setelah dididihkan

terbentuk larutan kuning belerang dioksida dan sedikit karbonil sulfide dilepaskan.

Reaksi yang serupa tetapi lebih lambat terjadi dengan asam sulfaat M.

2. Larutan perak nitrat: endapan perak tiosianat, AgSCN, yang putih dan seperti susu, yang

larut dalam larutan ammonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat encer.

SCN- + Ag+ AgSCN

AgSCN + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ + SCN-

Dengan mendidihkan dengan larutan natrium klorida M, endapan berubah menjadi perak

klorida:

AgSCN + Cl- AgCl + SCN-

Setelah diasamkan dengan asam klorida, ion-ion tiosianat dapat dideteksi dengan besi(III)

klorida. Pereaksi tiosianat juaga terurai pada pemijaran atau pelebiuran lalu endapan

karbonat.

3. Larutan tembaga sulfat: Nampak mula-mula pewarnaan hijau, lalu endapaan hitam

tembagaa (II) tiosianat:

2SCN- + Cu2+ Cu(SCN)2

Penambahan asam sulfit mengubah endapan menjadi tembaga (I) tiosianat yang putih

2 Cu(SCN)2 + SO2 + 2H2O 2CuSCN + 2SCN- + SO42- + 4H+

4. Larutan merkurium(II) nitrat: endapan putih merkurium(II) tiosianat Hg(SCN)2 yang

mudah laruta dalam larutan tiosiaanaat yang berlebihan. Jika endapan dipanasskaan,

endapan akan mengembang besar sekali membentuk ‘ular Firaun’ suatu produk sianogen

yang terpolimer

2SCN- + Hg2+ Hg(SCN)2

Hg(SCN)2 + 2SCN- [Hg(SCN)4]2-

5. Zink dan asam klorida encer: hydrogen sulfide dan hydrogen sianida dilepaskan:

SCN- + ZN + 3H+ H2S + HCN + Zn2+

6. Larutan besi(III) klorida: pewarnaan merah darah yang timbul karena terbentuknya suatu

kopleks:

3SCN- + Fe3+ Fe(SCN)3

Sebenarnya ada sederetan kation dan anion kompleks yang terbentuk. Kopleks itu dapat

direaksikan dengan mengocok dengan eter. Warna merah dihilangkan oleh ion-ion

flourida, merkurium(II) dan oksalat, pada mana terbentuk kompleks-kompleks yang tak

berwarna dan lebih stabil:

Fe(SCN)3 + 6F- [FeF6]3- + 3SCN-

4 Fe(SCN)3 + 3Hg2+ 3 [Hg(SCN)4]2- + 4Fe3+

Fe(SCN)3 3(COO)22- [Fe{(COO)2}3]3- + 3SCN-

7. Asam nitrat encer: terurai ketika dipanaskan terjadi pewarnaan merah dan nitrogen oksida

serta hydrogen sianida dilepaskan:

SCN- + H+ + 2NO3- 2NO + HCN + SO4

2-

Dengan asam nitrat pekat terjadi reaksi yang lebih keras disertai pembentukan nitrogen

oksida dan karbon dioksida.

8. Uji penyulingan. Asam tiosianat bebas HSCN dapat dibebaskan dengan asam klorida lalu

disuling keldalam larutan ammonia, dimana dapat diidentifikasi dengan besi(III) klorida.

Uji ini boleh dipakai untuk memisahkan toisianat dari campuran-camuran dengan ion

yang akan menggangu reaksi.

Teruh beberapa tetes larutan uji dalam tabung uji semimikro asamkan dengan asam

klorida encer tambahkan sekeping kecil pecahan porselen dan masukkan sebuah pipet

sekap gas. Didihkan larutan dalam tabung perlahan-lahan untuk penyulingan setiap

HSCN yang ada dalam larutan. Bilaskan larutan ammonia itu dalam sebuah tabung uji

semimikro yang bersih, asamkan sedikit dengan asam klorida dan tambahkan setetes

larutan besi(III) klorida. Kita memperoleh warna merah.

9. Larutan kobalt nitrat: pewarnaan biru, yang disebabkan oleh terbentuknya [Co(SCN)4]2-

tetapi tak adaa endapan:

4SCN- + Co2+ [Co(SCN)4]2-

Teknik uji bercaknya adalah cempurkan setetes larutan uji dalam krusmikro dengan

setetes yang sangat kecil(0,02ml) larutan kobalt nitrat 0,5M dan uapkan saampai kering.

Residu entah tiosianat ada atau tidak berwarna lembayung dan waarna itu perlahan-lahan

memudar. Tambahkan beberapa tetes aseton. Diperoleh pewarnaan hijau biru atau hijau.

Nitrit-nitrit menghasilkan warna merah yang ditimbulkan oleh nitrosil tiosianat aka

mengganggu uji ini.

10. Uji katalis reaksi iod-azida. Runutan tiosianat bertindak sebagai katalis yang kuat dalam

reaksi antara triiodida dan natrium azida yang kalau tidak, aakan berjalan sangat lambat

sekaali:

I3- + 2N3

- 3I- + 3N2

Sulfide dan tiosulfat mempunyai efek katalis ang serupa ini dapat dihilangkaan dengan

mengendapkannya dengan larutan merkurium (II) nitrat:

Hg2+ + S2- HgS

Hg2+ + S2O32- + H2O Hgs + SO4

2- + 2H+

Iod dalam jumlah yang banyak, menghambat reaksi ini; maka iod sebaiknya dihilangkan

sebagian besar dengan menambahkan larutan merkurium (II) nitrat berlebihan, pada

maana terbentuk ion kompleks [HgI4]2- yang tak mempengaruhi katalis ini.

Campurkan setets larutan uji dengan 1 tetes reagensia iod-azida diatas lempeng bercak.

Gelembung-gelembung gas dilepaskan. Reagensia dibuat dengaan melaarutkan 3g natriu

azida dalam 100 ml iod 0,05M

11. Reagensiaa tembaga (II) sulfat-pitidina. Bila larutaan netral suatu tiosianat ditambahkan

kepada laarutan garam tembaga encer yang mengandung beberapa tetes piridina akan

terbentuk endapan hijau-kekuningan dengan komposisi [Cu(C5H5N)2](SCN)2; senyawa

ini larut daalam kloroform yang diwarnai hijau jamrud olehnya. Sianat mengganggu

rakssi ini; piridina yang berleebihan harus dihindari:

2SCN- + Cu2+ + 2 C5H5N [Cu(C5H5N)2](SCN)2

Tambahkan beberapa tetes piridina kepada 3-4 tetes larutan tebaga sulfat 0,25M. lalu

masukkan kira-kira 2ml kloroform, diikutu dengan beberapa tetes larutan tiosianat yang

netral. Kocok campuran dengan kuat. Klorofrom akan berwarna hijau.

Bromida, Br-

Kelarutan perak merkurium(I), dan tembaga (I) tak terlarut dalam iar. Timbel bromide sangat

sedikit larut dalam air dingin tetapi lebih larut dalam air mendidih. Semua bromide laninya larut.

Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, pakailah larutan kalium bromide KBr 0,1M.

1. Asam sulafat pekat. Jika asam sulfat pekat dituangkan ke atas sedikit kalim bromide

padat, mula-mula terbentuk larutan coklat kemerahan, kemudian uap brom yang coklat

kemerahan menyertai hydrogen bromide yang dilepaskan:

KBr + H2SO4 HBr + HSO4- + K+

2KBr + 2H2SO4 Br2 + SO2 + SO42- + 2K+ + 2H2O

Reaksi-reaksi ini dipercepat dengan memanaskan. Jika asam fosfat pekat dipkai sebagai

ganti asam sulfat, dan campuran dipanaskan, hanya hydrogen bromide yang terbentuk:

KBr + H3PO4 HBr + H2PO4- + K+

Sifat-sifatnya hydrogen bromide adalah serupa dengan sifat-sifat hydrogen klorida.

2. Mangan dioksida dan asam sulfat pekat. Bila campuraan suatu bromide padat mangan

dioksida produk pengendap, dan asam sulfat pekat dipanaskan uap, uap brom yang

kecoklat kemerahan dilepaskan dan brom dikenali (a) dari baunya yang sangat

merangsang, (b) dari sifatnya memutihkan kertas lakmus, (c) dari sifatnya menodai kertas

kanji menjaddi merah jingga dan (d) dari pewarnaan merah yang dihasilkan diatas kertas

saring yang dijenuhi fluoresin:

2KBr + MnO2 + 2H2SO4 Br2 + 2K+ + Mn2+ + 2SO42- + 2H2O

3. Larutan perak nitrat: endapan seperti dadih yang berwarnaa kuning pucat, perak bromide,

AgBr yang sangat sedikit larut dalam larutan ammonia encer tetapi mudah larut dalam

larutan ammonia pekat. Endapan juga larut dalam larutan kalium sianida dan natrium

tiosulfat, tetapi tidak larut dlam asam nitrat encer.

Br- + Ag+ AgBr

AgBr + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ + Br-

AgBr + 2CN- [Ag(CN)2]- + Br-

AgBr + 2S2O32- [Ag(S2O3)2]3- + Br-

4. Larutan timbel asetat: endapan kristalin putih timbel bromide:

2Br- + Pb2+ PbBr2

Endapan larut dalam air mendidih.

5. Air klor. Penambahan reagensia ini setetes demi setetes kepada larutan suatu brimida

akan membebaskan bron bebas yang mewarnai larutan itumerah jingga; jika karbon

disulfide, kloroform, atau karbon tetraklorida ditambahkan dan cairan dikocok, brom

melarut dalam pelarut tersebut dan setelah didiamkan, membentuk larutan coklat

kemerahan dibawah lapisan air yang tak berwarna. Dengan air klor berlebihan, brom

diubah menjadi brom monoklorida yang kuning, atau menjadi asam hipobromit atau

bromat yang tak berwarna, serta dihasilakan larutan yang kuning pucat atau tak berwana.

2Br- + Cl2 Br2 + 2Cl-

Br2 + Cl2 2BrCl

Br2 + Cl2 + 2H2O 2OBr- + 2Cl- + 4H+

Br2 + 5Cl2 + 6H2O 2BrO3- + 10Cl- + 12H+

6. Kalium dikromat dan asam sulfat pekat. Dengan memanaskan perlahan-lahan campuran

suatu bromide padat, asam sulfat pekat, dan kalium dikromat, dan mengalirkan uap

dilepaskan ke dalam air, dihasilkan larutan coklat kekuningan yang mengadung brom

bebaas, tetapi tidak mengandung kromium. Larutan yang tak berwarna diperoleh pada

pengolahan dengan larutan natrium hidroksida. Larutan ini tak member reakssi kromat

dengan asam sulfat encer, hydrogen peroksida dan amil alkohol, atau dengan reagensia

difensial karbazida.

6KBr + K2Cr2O7 + 7H2SO4 3Br2 + 2Cr3+ + 4SO42- + 7H2O

7. Asam nitrat. Asam nitrat yang cukup pekat(1:1) dan panas, mengoksidasikan romida

menjadi brom:

6Br- + 8HNO3 3Br2 + 2NO + 6NO3- + 4H2O

8. Uji fluorensin. Brom bebas mengubah zt warna fluorensin (I) yang kuning menjaddi

eosin (II) ataau tetrabromofluorenssi yang merah. Maka kertas saring yang dijenuhi

dengan larutan fluorensin adalah reagensia yang berharga untuk uap brom, karena kertas

akan memperoleh warna merah.

Klor cenderung memutihkan warna reagensia. Iod membentuk iodo-eosin yang berwarna

lembayung merah, maka tak boleh ada. Jika bromide itu dioksidassikan menjadi brom

bebas dengan memanaskannya dengan timbel dioksida dan asam asetat, praktis tak ada

klor yang berbarengan dilepaskan dari klorida, maka uji ini boleh dilakukan meskipun

ada klorida.

2Br- + PbO2 + 4CH3COOH Br2 + Pb2+ + 4CH3COO- + 2H2O

Taruh setetes larutan uji bersama beberapa milligram timbel dioksida dan asam asetat

dalam peralatan dan tutup tabung dengan corong penyumbat yang menyangga sehelai

kertas saring yang telah dijenuhi reagensia dan keringkan. Panaskan alat perlahan-lahan.

Suatu bercak berbentuk lingkaran merah terbentuk diatas kertas asring yang kuning itu.

Cara lainnya, boleh juga dipakai suatu kolom dari reagensia yang kira-kira 1mm

panjangnya. Reagensia fluoresin terdiri dari larutan jenuh fluoresin dalam alkohol 50%.

9. Uji fuksin (Magenta). Zat pewarna fuksin(I) membentuk suatu senyawa adisi. Yang tak

berwarna dengan hydrogen sulfit. Brom bebas mengubah fuksin yang telah dihilangkan

warnanya menjadi suatu zat pewarna terbrominasi yang biru atau lembayung. Baik klor

bebas maupun iod bebas tidak mempengaruhi senyawa fuksin hydrogen sulfit yang tak

bewarna itu, maka reaksi ini dapat dipakai untuk mendeteksi bromide dalam hal ada

klorida dan iodide.

10. Taruh setetes larutan uji dalam tabung dari peralatan, tambahkan 2-4 tetes larutan kromat

25%, tutup alat dengan kepala yang mengadung 1-2 tetes larutan reagensia dalam tabung

kapilernya. Panaskan alat dengan perlahan-lahan. Dalam waktu singkat, cairan dalam

tabung kapiler memperoleh warna lembayung. Reagensia terdiri dari larutan fuksin 0,1%

yang tepat dihilangkan warnanya dengan natrium hydrogen sulfit.