Hipokalemia Pada Diare Akut

7
 1 Hipokalemia pada Diare Akut Jessicca Susanto (102011032) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6, Jakarta Barat Email: [email protected] PENDAHULUAN Sebagian besar diare akut yang berlangsung kurang dari 48-72 jam disebabkan oleh infeksi atau keracunan makanan. Selain itu gejala diare akut juga bisa didapatkan pada kelainan usus, misalnya colitis. Penyebab umum diare akut adalah keracunan makanan, colitis dan kanker kolon. Sedangkan penyebab yang jarang adalah kelainan endokrin. Pada anamnesis perlu ditanyakan riwayat berpergian, kontak, jajan atau makan di restoran, riwayat seksual, diare akibat toksin Clostridium bacille yang biasanya terjadi 2 hari sampai 1 bulan setelah penggunaan antibiotic spectrum luas (sefalosporin) terutama pada pasien manula yang rentan. Pada  pemeriksaan fisik, perlu kita tentukan status hidrasi dan petanda penyakit infeksi/kronis. Pada  pemeriksaan penunjang, kita dapat melakukan tes darah, kultur tinja dan foto polos abdomen. Untuk penatalaksanaan, kita dapat melakukan rehidrasi dan mengobati penyebab yang mendasari (antibiotic). Hipokalemia merupakan salah satu akibat dari penyakit diare dan muntah. Kebanyakan pasien dengan hipokalemia ringan datang tanpa gejala. Gejala yang muncul seringkali berasal dari faktor yang mendasari. Gejalanya mungkin tidak spesifik dan kebanyakan  berhubungan dengan faal otot ataupun jantun g. Keluhan dari pasien dapat berupa k elemahan dan mudah lelah, kram otot dan kesakitan, poliuria, dan psikologikal. Hipokalemia berat dapat memberikan gejala bradikardia dengan kolaps kardiovaskular. Anamnesis, pemeriksaan fisik dan  pemeriksaan penunjang diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan sangatlah penting untuk menemukan penyebab dasar yang mengakibatkan hipokalemia. Apabila ditangani dengan baik,  pasien hipokalemia dengan diare akut dapat sembuh dengan sempurna. Namun apabila pasien sudah mengalami komplikasi jantung ataupun ginjal, hal tersebut menjadi sulit. Hipokalemia merupakan hal yang dapat mengancam jiwa karena berhubungan dengan hampir seluruh faal organ tubuh manusia. 1  

Transcript of Hipokalemia Pada Diare Akut

Page 1: Hipokalemia Pada Diare Akut

7/22/2019 Hipokalemia Pada Diare Akut

http://slidepdf.com/reader/full/hipokalemia-pada-diare-akut 1/7

1

Hipokalemia pada Diare Akut

Jessicca Susanto (102011032)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No.6, Jakarta Barat

Email: [email protected]

PENDAHULUAN

Sebagian besar diare akut yang berlangsung kurang dari 48-72 jam disebabkan oleh

infeksi atau keracunan makanan. Selain itu gejala diare akut juga bisa didapatkan pada kelainan

usus, misalnya colitis. Penyebab umum diare akut adalah keracunan makanan, colitis dan kanker

kolon. Sedangkan penyebab yang jarang adalah kelainan endokrin. Pada anamnesis perlu

ditanyakan riwayat berpergian, kontak, jajan atau makan di restoran, riwayat seksual, diare

akibat toksin Clostridium bacille yang biasanya terjadi 2 hari sampai 1 bulan setelah penggunaan

antibiotic spectrum luas (sefalosporin) terutama pada pasien manula yang rentan. Pada

pemeriksaan fisik, perlu kita tentukan status hidrasi dan petanda penyakit infeksi/kronis. Pada

pemeriksaan penunjang, kita dapat melakukan tes darah, kultur tinja dan foto polos abdomen.

Untuk penatalaksanaan, kita dapat melakukan rehidrasi dan mengobati penyebab yang mendasari

(antibiotic). Hipokalemia merupakan salah satu akibat dari penyakit diare dan muntah.

Kebanyakan pasien dengan hipokalemia ringan datang tanpa gejala. Gejala yang muncul

seringkali berasal dari faktor yang mendasari. Gejalanya mungkin tidak spesifik dan kebanyakan

berhubungan dengan faal otot ataupun jantung. Keluhan dari pasien dapat berupa kelemahan dan

mudah lelah, kram otot dan kesakitan, poliuria, dan psikologikal. Hipokalemia berat dapat

memberikan gejala bradikardia dengan kolaps kardiovaskular. Anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan sangatlah penting untuk

menemukan penyebab dasar yang mengakibatkan hipokalemia. Apabila ditangani dengan baik, pasien hipokalemia dengan diare akut dapat sembuh dengan sempurna. Namun apabila pasien

sudah mengalami komplikasi jantung ataupun ginjal, hal tersebut menjadi sulit. Hipokalemia

merupakan hal yang dapat mengancam jiwa karena berhubungan dengan hampir seluruh faal

organ tubuh manusia. 1

Page 2: Hipokalemia Pada Diare Akut

7/22/2019 Hipokalemia Pada Diare Akut

http://slidepdf.com/reader/full/hipokalemia-pada-diare-akut 2/7

2

PEMBAHASAN

Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana kadar kalium serum kurang dari 3.5 mmol/L.

Hipokalemia merupakan gangguan elektrolit yang paling sering ditemukan pada pasien yang

dirawat di rumah sakit. Sebagian besar disebabkan oleh terapi diuretic. Keadaan ini dapat terjadiakibat meningkatnya jumlah kalium yang hilang melalui saluran kemih atau salurah pencernaan,

asupan yang kurang (seperti pada kelainan pola makan) atau perpindahan kalium ke dalam

kompartemen intraseluler (pada terapi insulin atau paralisis periodic familial). Kehilangan

melalui saluran pencernaan dapat terjadi akibat diare, muntah, penggunaan pencahar berlebihan

atau adenoma villi pada kolon. Kehilangan melalui ginjal dapat terjadi akibat terapi diuretic,

kelebihan mineralokortikosteroid (sindrom Conn, sindrom Cushing,hormone adrenokortikotropin

ektopik,hiperaldosteronisme sekunder atau asidosis tubulus ginjal. Stimulasi pada reseptor

adrenergic β mengakibatkan perpindah an kalium ke dalam sel. Hal ini menjelaskan mengapa

hipokalemia banyak terjadi pada orang yang sakit dan pada mereka yang mendapat pengobatan

salbutamol. Hipokalemia ringan sering terjadi tanpa gejala tetapi hipokalemia dapat

menimbulkan kelemahan, ileus usus, penurunan kemampuan ginjal mengkonsentrasikan urin dan

perubahan EKG berupa gelombang T yang datar, timbulnya gelombang U dan bertambahnya

insidensi takiaritmia. Hipokalemia yang berlangsung lama dapat mengakibatkan kerusakan

(ireversibel) pada tubulus distal, yang berlanjut pada kegagalan kemampuan ginjal

mengkonsentrasikan urin dan poliuria yang disertai polidipsia sebagai mekanisme

kompensasinya. 2 Apabila terjadi hipokalemia berat (< 2 mmol/L), gambaran klinis didominasi

oleh kelemahan otot lurik yang mungkin cukup berat dan dapat ditemukan paralisis flasid. Pada

keadaan ini dapat terjadi gagal nafas, walaupun jarang. Apabila kadar kalium <2.5 mmol/L,

berikan kalium klorida intravena sebagai infuse dengan kecepatan tidak melebihi 20 mmol/jam

dan pada konsentrasi yang tidak melebihi 40 mmol/L, karena kalium yang pekat dapat merusak

vena perifer. Apabila kadar kalium antara 2.5 mmol/L – 3.5 mmol/L, berikan terapi oral (kecuali

apabila pasien dalam keadaan puasa atau muntah-muntah) dengan dosis 80-120 mmol/hari yangterbagi dalam beberapa dosis.

Page 3: Hipokalemia Pada Diare Akut

7/22/2019 Hipokalemia Pada Diare Akut

http://slidepdf.com/reader/full/hipokalemia-pada-diare-akut 3/7

3

1) Anamnesis

Identitas pasien (nama, alamat, tanggal lahir, umur, suku, agama, pekerjaan, status)

Menanyakan keluhan utama dan lamanya (sejak kapan)

Menanyakan karakter keluhan utama (frekuensi diare, warna, ampas, darah, lender, bau

Perkembangan atau perburukan keluhan utama

Menanyakan kemungkinan adanya faktor pencetus dari keluhan utama

Menanyakan keluhan penyerta (demam, mual, muntah)

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat pribadi (pola hidup, pola makan)

Riwayat sosial

Riwayat penyakit keluarga

2) Pemeriksaan fisik

Keadaan umum

Inspeksi, palpasi, auskultasi

3) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah lengkap

Pemeriksaan elektrolit tubuh

Pemeriksaan ureum dan kreatinin

EKG

Etiologi

Hipokalemia dapat disebabkan oleh intake kalium yang inadekuat, peningkatan ekresi kalium

atau perpindahan kalium dari ekstrasel ke intrasel. Peningkatan ekskresi kalium merupakan

penyebab yang tersering. Intake kalium yang inadekuat dapat disebabkan oleh eating disordersmisalnyaanorexia, bulimia, kekurangan gizi, dan alcohol. Selain itu,d apat juga disebabkan oleh

masalah kesehatan gigi sehingga kesulitan untuk mengunyah atau menelan makanan. Selain itu,

kemiskinan juga menjadi penyebab hipokalemia. Kuantitas dan kualitas makanan juga

menentukan. Peningkatan ekskresi potassium yang sering disertai oleh intake yang kurang

menjadi penyebab tersering pencetus hipokalemia. 3 Peningkatan ekskresi kalium dapat terjadi

Page 4: Hipokalemia Pada Diare Akut

7/22/2019 Hipokalemia Pada Diare Akut

http://slidepdf.com/reader/full/hipokalemia-pada-diare-akut 4/7

4

sebagai akibat dari penggunaan mineralokortikoid, stenosis arteri renalis, obat diuretic,

kehilangan cairan melalui gastrointestinal, obat-obatan, dan kelainan genetic. Kehilangan kalium

melalui gastrointestinal dapat terjadi melalui muntah, diare, atau gangguan penyerapan pada usus

halus.

Epidemiologi

Frekuensi dari kejadian hipokalemia sangat sulit untuk di estimasi. Namun, kira-kira < 1% orang

yang tidak sedang menerima pengobatan memiliki kadar kalium serum kurang dari 3 mEq/L.

intake kalium dipengaruhi oleh umur, gender, latar belakang etnik, dan status sosialekonomi.

Lebih dari 21 % orang-orang yang dirawat di rumah sakit memiliki kadar kalium serum < 3

mEq/L. orang kulit hitam dan wanita lebih rentan untuk terkena hipokalemia. Orang-orang

dengan gagal jantung kronik atau sindroma nefrotik juga lebih rentan terkena hipokalemia.Selain itu, orang-orang yang memiliki eating disorder, AIDS, alcoholism juga lebih sering

terkena hipokalemia. Frekuensi kejadian hipokalemia meningkat sejalan dengan bertambahnya

usia karena peningkatan penggunaan diuretic dan makanan yang mengandung rendah kalium. 4

Bayi dan anak-anak lebih rentan terkena infeksi virus gastrointestinal misalnya diare dan hal

tersebut meningkatkan risiko terjadinya hipokalemia karena akan terjadi kehilangan cairan dalam

jumlah besar dan kehilangan elektrolit tubuh dari gastrointestinal. Risiko ini lebih tinggi pada

anak kecil daripada orangtua. Hipokalemia dikaitkan dengan morbiditas dan mortilitas yang

tinggi karena komplikasi yang paling ditakutkan yaitu aritmia jantung atau kematian mendadak.

Orang-orang dengan hipokalemia memiliki masalah kesehatan komplikasi.

Patofisiologi

Intake kalium per hari adalah sebanyak 1 mEq/L/hari. 90 % akan di ekskresi melalui ginjal dan

10 % akan di ekskresi melalui usus. Homeostasis kalium di pelihara melalui regulasi ekskresi

ginjal. Bagian yang paling penting adalah duktus kolektivus dimana disana ada reseptor

aldosteron. Ekskresi potassium di ginjal dipengaruhi oleh aldosteron, aliran sodium atau natrium

yang tinggi ke duktus kolektivus, urine flow yang tinggi, level kalium serum yang tinggi dan

bikarbonat. Apabila intake kalium tinggi, maka ekskresi kalium dan ginjal juga akan meningkat.

Ginjal mengekskresi kalium sebanyak 10-15 mEq per hari. Apabila pasien ada gagal ginjal,

makan ekskresi kalium akan meningkat melalui usus. Kolon yang berperan penting dalam

Page 5: Hipokalemia Pada Diare Akut

7/22/2019 Hipokalemia Pada Diare Akut

http://slidepdf.com/reader/full/hipokalemia-pada-diare-akut 5/7

5

ekskresi kalium. Kalium merupakan kation penting di intrasel. Maka dari itu, kalium serum

merupakan indicator yang kurang akurat untuk menilai kadar kalium di dalam tubuh. 5

Manifestasi klinis

Kelemahan, fatigue

Kram otot

Poliuria

Palpitasi

Psikologik

Penatalaksanaan

Mencegah kehilangan kalium

Peningkatan asupan kalium

Evaluasi toksisitas yang terjadi akibat hipokalemia

Menentukan faktor penyebab untuk mencegah kejadian berulang

Biasanya kalium klorida diberikan secara oral bagi pasien yang mengalami peningkatan eksresi

kalium sehingga kadar kalium di dalam tubuh harus dijaga dengan baik. ACE inhibitors dapat

menghambat ekskresi kalium di ginjal. Namun pada kasus ini, yang terpenting ialah bahwa kita

harus mengatasi penyakit yang mendasari yaitu diare dan muntah sehingga peningkatan ekskresi

kalium di usus tidak lagi terjadi. 6

Komplikasi

a) Komplikasi kardiovaskular

Hipokalemia memiliki komplikasi yang luas sehingga banyak organ dalam tubuh yang

dapat dipengaruhi oleh hipokalemia. Komplikasi kardiovaskular merupakan hal yang

paling pentingdiperhatikan karena dapat menimbulkan kematian. Hipokalemia dapatmenyebabkan aritmia atrial dan ventricular namun yang menjadi perhatian adalah aritmia

ventricular. Terlebih lagipada pasien dengan congestive heart failure, ischemic

heartdisease , pasien yang mendapat terapi hiperglikemia, pasien yang mendapat terapi

digitalis dan juga conn syndrome.

Page 6: Hipokalemia Pada Diare Akut

7/22/2019 Hipokalemia Pada Diare Akut

http://slidepdf.com/reader/full/hipokalemia-pada-diare-akut 6/7

6

b) Komplikasi musculoskeletal

Kelemahan otot, depresi reflex tendon, dan paralisis flasid juga merupakan akibat dari

hipokalemia yang akan memperburuk keadaan pasien.

c) Komplikasi renal

Abnormalitas dari fungsi ginjal dapat menyertai hipokalemia akut maupun kronik. Hal

yang dapat terjadi adalah nephrogenic diabetes insipidus yang nantinya akan

menimbulkan alkalosis metabolic.

d) Komplikasi gastrointestinal

Hipokalemia menyebabkan pergerakan usus berkurang yang nantinya dapat menjadi ileus

paralitik. Apabila keadaan terus berlangsung, hal ini juga dapat menyebabkan

ensefalopati hepatic atau sirosis hati.

e) Komplikasi metabolicKeadaan hipokalemia dapat mempengaruhi regulasi glukosa melalui penurunan

pelepasan insulin dan sesitivitas insulin peripheral akan berkurang. 7

Prognosis

Prognosis pada pasien dengan kasus di scenario 4 sangat baik apabila dokter dapat mengatasi

penyakit penyebab kehilangan kalium yaitu diare dan muntah. Selain itu, dokter juga perlu

mengevaluasi apakah pasien sudah mengalami komplikasi pada organ tubuh yang lain.

Dokter juga perlu mengedukasi pasien untuk beristirahat dan menjalani pengobatan dengan

patuh serta menjaga makanannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang lagi.

Page 7: Hipokalemia Pada Diare Akut

7/22/2019 Hipokalemia Pada Diare Akut

http://slidepdf.com/reader/full/hipokalemia-pada-diare-akut 7/7

7

DAFTAR PUSTAKA

1. Greenlee M, Wingo CS, McDonough AA, Youn JH, Kone BC. Narrative revies: evolving

concepts in potassium homeostasis and hypokalemia. Ann InternMed. May 2009; 150:

619-625.2. Born-Frontsberg E, Reincke M, Rump LC, et al. Cardiovascular and cerebrovascular

comorbidities of hypokalemic and normokalemic primaryaldosteronism: results of the

German Conn’sRegistr y . J Clin EndocrinolMeta b. Apr 2009; 94(4): 1125-30.

3. Greenfeld D, Mickley D, Quinlan DM, Roloff P. Hypokalemia in outpatients with eating

disorders. Am J Pyschiatry. Jan 1995; 152(1): 60-3.

4. Lamberts SW, Poldermans D, Zweens M, De Jong FH. Familial cortisol resistance:

differential diagnosic and therapeutic aspects. J Clin Endocrinol Metab. Dec 1986;62(6):

1328-33.

5. West ML, Marsden PA, Richardson RM, et al. New clinical approach to evaluate

disorders of potassium excretions. Miner Electrolyte Metab. 1986; 12(4): 234-8.

6. Moser M. Diuretics and cardiovascular risk factors. Eur Heart J. Dec 1992; 13 Suppl G:

72-80.