Hipoglikemik Kel Atni

26
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT KEGAWATAN SISTEM ENDOKRIN “HIPOGLIKEMI” DI SUSUN OLEH: ANNISA MAGFUROH ATNI HARNIAH LATIFAH ROKHMAH SANTI YUNIARTININGSIH AKHMAD RIFKI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

description

hipoglikemi

Transcript of Hipoglikemik Kel Atni

Page 1: Hipoglikemik Kel Atni

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

KEGAWATAN SISTEM ENDOKRIN

“HIPOGLIKEMI”

DI SUSUN OLEH:

ANNISA MAGFUROH

ATNI HARNIAH

LATIFAH ROKHMAH

SANTI YUNIARTININGSIH

AKHMAD RIFKI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: Hipoglikemik Kel Atni

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada

penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah keperawatan gawat darurat tepat

pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang kegawatan pada system endokrin khususnya kegawatan

hipoglikemia yang biasa terjadi pada pasien yang mana perawat harus mengetahuinya sebagai

acuan untuk pelayanan keperawatan gawat darurat.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah selain untuk bahan bacaan mahasiswa

juga sebagai bahan analisis bagi perawat dalam proses perawatan pasien yang akan dilakukannya

.Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

semuanya.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah keperawatan gawat

darurat dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan semoga

makalah ini dapat berguna bagi semuanya dan khususnya bagi profesi kami yang akan datang.

Jakarta, november 2010

Penyusun

Page 3: Hipoglikemik Kel Atni

BAB I

PENDAHULUAN

Hipoglikemia adalah risiko utama dalam pengobatan insulin dan masalah perjalanan

penurunan untuk mencapai control gula darah yang kuat. Klien mungkin merasakan gejala

hipoglikemia pada konsentrasi gula darah yang kurang dari 3,0 mmol/l. walaupun demikian,

individu yang terkena sangat bervariasi dan itu penting bahwa beberapa individu yang dikontrol

terus-menerus akan sangat kekurangan yang tampak pada periode yang panjang untuk

mengalami gejala hipoglikemik pada level kecil.

Bahaya risiko dari hipoglikemi kecil bagi sebagian pasien tapi karena adanya keadaan

tersebut, pasien yang menggunakan insulin dapat menghalangi pekerjaan tertentu seperti

mengendarai kereta api ataupun bis.

Semua pasien yang yang mengkonsumsi insulin layak mendapatkan control yang baik

karena kemungkinan akan hipoglikemia pada beberapa tingkatan.

Pada berbagai kasus tidak boleh menganggap enteng yang terjadi tetapi sangat penting

ketika keadaan tidak sadar terjadi, keadaan tersebut sangat berbahaya dan mengkhawatirkan.

Selanjutnya manipulative dari pasien dapat menjadi ancaman bagi keluarga dan temannya.

Salah satu bentuk kegawatan hipoglemik adalah koma hipoglikemik. Pada tiap kasus

stupor maupun koma yang tidak diketahui sebabnya maka harus dicurigai sebagai suatu

hipoglikemi dan merupakan alasan untuk pemberian glukosa. Koma hipoglikemi biasanya

disebabkan oleh overdosis insulin. Selain itu dapat pula disebabkan oleh karena terlambat makan

atau olah raga yang berlebihan. Penyebab lain dari hipoglikemi selain dari pemakaian insulin

yang berlebihan dapat pula oleh kegagalan ginjal, hati , kedaan diman terjadinya difiesiensi

endokrin seperti penyakit Addison. Akan tetapi koma hipoglikemia dapat pual ditimbulkan oleh

karena alcohol.

Page 4: Hipoglikemik Kel Atni

BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi fisiologi

1. Pengaturan Kadar Glukosa Darah

Peristiwa glukoneogenesis berperan penting dalam penyediaan energi bagi

kebutuhan tubuh, khususnya sistem saraf dan peredaran darah (eritrosit). Kegagalan

glukoneogenesis berakibat fatal, yaitu terjadinya disfungsi otak yang berakibat koma

dan kematian.

Hal ini terjadi bilamana kadar glukosa darah berada di bawah nilai kritis. Nilai

normal laboratoris dari glukosa dalam darah ialah : 65 – 110 ml/dL atau 3.6 – 6.1

mmol/L. Setelah penyerapan makanan kadar glukosa darah pada manusia berkisar

antara 4.5 – 5.5 mmol/L. Jika orang tersebut makan karbohidrat kadarnya akan naik

menjadi sekitar 6.5 – 7.2 mmol/L. Saat puasa kadar glukosa darah turun berkisar 3.3 –

3.9 mmol/L.

Pengaturan kadar glukosa darah dilakukan melalui mekanisme metabolik dan

hormonal. pengaturan tersebut termasuk bagian dari homeostatik. Aktivitas metabolik

yang mengatur kadar glukosa darah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :

(1) Mutu dan Jumlah Glikolisis dan glukoneogenesis,

(2) Aktivitas enzim-enzim, seperti glukokinase dan heksokinase.hormon penting

yang memainkan peranan sentral dalam pengaturan kadar glukosa darah adalah

insulin. insulin dihasilkan dari sel-sel b dari pulau-pulau langerhans pankreas dan

disekresikan langsung ke dalam darah sebagai reaksi langsung bila keadaan

hiperglikemia.

Proses pelepasan insulin dari sel B pulau Langerhans Pankreas dijelaskan sebagai

berikut:

• Glukosa dengan bebas dapat memasuki sel-sel B Langerhans karena adanya

Transporter glut 2. glukosa kemudian difosforilasi oleh enzim glukokinase yang

kadarnya tinggi. Konsentrasi glukosa darah mempengaruhi kecepatan pembentukan

Page 5: Hipoglikemik Kel Atni

ATP dari proses glikolisis, glukoneogenesis, siklus Kreb dan Electron Transport

System di mitokondria.

• Peningkatan produksi ATP akan menghambat pompa kalium ( K+ pump) sehingga

membran sel-sel B mengalami depolarisasi sehingga ion-ion Kalsium ( Ca2+ ) masuk

ke dalam membran dan mendorong terjadinya eksositosis insulin. Selanjutnya insulin

dibawa darah dan mengubah glukosa yang kadarnya tinggi menjadi glikogen.

• Enzim yang kerjanya berlawanan dengan insulin adalah glukagon. glukoagon

dihasilkan oleh sel-sel a langerhans pankreas. sekresi hormon ini distimulasi oleh

keadaan hipoglikemia. bila glukoagon yang dibawa darah sampai di hepar maka akan

mengaktifkan kerja enzim fosforilase sehingga mendorong terjadinya

glukoneogenesis.

2. Otak Mengatur Asupan Makanan

B. Pengertian

Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa kurang dari 50

mg/%. Hipoglikemia merupakan salah satu kegawatan diabetic yang mengancam, sebagai akibat

dari menurunnya kadar glukosa darah < 60 mg/dl. Adapun batasan hipoglikemia adalah:

Hipoglikemi murni : ada gejala hipoglikemi, glukosa darah < 60 mg/dl

Reaksi hipoglikemi : gejala hipoglikemi bila gula darah turun mendadak, misalnya dari 400

mg/dl menjadi 150 mg/dl

Koma hipoglikemi : koma akibat gula darah < 30 mg/dl

Hipoglikemi reaktif : gejala hipoglikemi yang terjadi 3 – 5 jam sesudah makan.

Hipoglikemik diefinisikan kadar gula yang rendah akan tetapi tidak terdapat secara

kuantitatif berapa kadar gula darah yang rendah. Kadar gula darah yang normal 60-100 mg%

yang bergantung pada berbagai keadaan. Hipoglikemi lebih banyak dikenal dari gejala-gejala

klinis daripada defisiensi laboratories. Pada hipoglikemi terdapat gejala-gejala :

Rendahnya kadar glukosa darah

Terdapatnya tanda-tanda hipoglikemi

Keadaan ini dapat dikoreksi dengan pemberian glukosa

Page 6: Hipoglikemik Kel Atni

C. Etiologi

Hipoglikemik secara garis besar dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Oleh karena aktivasi hormon insulin yang meninggi atau menurunnya hormone-hormon

diabetogenik.

Hipoglikemi yang disebabkan oleh kelebihan insulin. Sebab yang paling sering

adalah overdosis dari insulin yang diberikan.

Hipoglikemik yang disebabkan oleh karena overdosis dari antidiabetik oral seperti

sulfonylurea yang diklasifikasikan sebagai insulin endogenus hipoglikemi

Insulimonas yang disebabkan oleh karena fasting hipoglikemi dan terjadinya

produksi yang berlebihan misalnya pada tumor pancreas.

Nesidioblastosis yang disebabkan oleh karea adematosis dari sel-sel beta yang

menyebabkan terjadinya insulin-mediate hipoglikemia.

Antibody-mediated (autoimun) hipoglikemi yang disebabkan karena endogenus

antibody yang mengaktifkan insulin reseptor.

Hipoglikemi yang disebabkan oleh berbagai bahan yang menyebabkan

meningginya kadar insulin antara lain obat oral hipglikemi. Yang termasuk dalam

kelompok ini termasuk obat yang meninggikan sirkulasi insulin (kloroquin), obat

yang menghambat glukogenesis (etanol) dan berbagai zat yang tidak diketahui

mekanismenya, kedalam kelompok ini termasuk warfarin dan kapoten.

Hipoglikemi yang disebabkan oleh menurunnya hormone diabetogenik seperti

kortikosteroid.

2. Disebabkan oleh karena produksi glukosa yang menurun.

Hal ini disebabkan oleh karena produksi glukosa yang menurun. Kerusakan dapat terjadi

pada :

1. Liver

Hati peranannya dalam pembentukan gula darah dapat dibagi atas glukogenesis

(pembentukan glikogen), glukoneogenesis (pembentukan glikogen dari lemak dan

protein), glukogenolisis (penguraian glikogen hati menjadi glukosa darah,) glikolisis

(penguraian glikogen menjadi CO2, H2O atau asam laktat).

Page 7: Hipoglikemik Kel Atni

Kerusakan hati menyebabkan hipoglikemi misalnya hepatitis fulminan atau oleh

karena obat-obatan yang menyebabkan terjadinya hepatoselular. Dapat pula

hipoglikemi terjadi disebabkan oleh kegagalan jantung kongestif.

2. Ginjal

Tidak terdapat hubungan gagal ginjal dengan hipoglikemi, akan tetapi pada

hemodialisa yang berulang-ulang dapat terjadi hipoglikemi yang disebut ”dialysis

disequilibrium Syndrome” dengan klinis terjadinya letargi, kelelahan, konfusi bahkan

sampai dapat terjadi koma. Begitu juga dengan pasien diabetes yang didialisa

berkepanjangan dapat menyebabkan fatal walaupun sebabnya tidak diketahui tetapi

dapat dihubungkan dengan oleh karena meninginya sensitifitas glukosa terhaap

insulin.

3. Berbagai obat

Berbagai obat dapat menimbulkan hipoglikemi antara lain adalah etanol, beta-

adrenergik blocker, salisilat, berbagai racun antara lain amanitatoksin.

4. Sepsis

Sepsis sering disertai dengan hipoglikemi oleh karena terjadinya shock dan kegagalan

hati. Sehingga mengakibatkan kegagalan glukoneogenesis. Hal ini disebut dengan

septic hipoglikemi.

5. Kongenital enzim defisiensi

Walaupun penyakit ini jarang ditemukan akan tetapi terdapat pula kelainan congenital

yang menyebabkan kegagalan hepatic glukoneogenesis.

3. Hipoglikemi yang disebabkan oleh karena puasa.

Hipoglikemi yang disebabkan oleh karena puasa terutama terjadi pada anak-anak yang

disebabkan oleh karena kegagalan substrat glukoneogenetik. Tiap mal nutrisi yang berat

menyebabkan terjadinya hipoglikemi yang disebabkan oleh karena rendahnya alanin sebagi

glukoneogenik prekusor. Selain itu dapat pula disebabkan oleh penyakit yang menyertai

kegagalan ginjal dan hati yang dapat dikoreksi dengan pemberian alanin. Tiap mal nutrisi yang

berat selalu terjadi penurunan kadar alanin sebagai glukoneogenik precursor.

Page 8: Hipoglikemik Kel Atni

Faktor predisposisi terjadinya hipoglikemia pada pasien yang mendapat pengobatan insulin

atau sulfonilutea.

1) factor-faktor yang berkaitan dengan pasien

• pengurangan atau keterlambatan makan

• kesalahan dosis obat

• pelatihan jasmani yang berlebihan

• perubahan tempat penyuntikan insulin

• penurunan kebutuhan insulin

• hari-hari pertama persalinan

• penyakit hati berat

• gastroparesis diabetic

2) factor yang berkaitan dengan dokter

pengendalian gula darah yang tepat

pemberian obat obat yang mempnyai potensi hipoglikemik

penggantian jenis insulin

D. Tanda dan gejala

Gelaja dari hipoglikemi :

Peringatan dini : tubuh bergoyang, menggigil, lapar, palpitasi, dan sakit kepala

Neuroglycopenia

Ringan : penglihatan menjadi dua (bayangan kabur), susah konsentrasi, dan berbicara

yang menyerca

Lebih meningkat : pusing, perubahan dari tingkah laku, galak, dan rewel pada anak-anak

Tidak sadar : sangat kelelahan dengan berkeringat, epilepsy khususnya pada anak-anak,

hemiplegic khususnya pada lanjut usia

Observasi pada serangan hipoglikemi

“Ketika seseorang mengalami hipoglikemi ia akan mengambil minum. Perubahan dari

tingkah lakunya akan sangat mendadak dan sangat nyata. Ia akan mengeluarkan kata-kata

menyerca dan tampak mengantuk serta sering menguap. Jika masih dalam tahap ini ia bisa

berjalan, maka ia akan menabrak berbagai benda dan pintu dan secara umum ia akan merasa

Page 9: Hipoglikemik Kel Atni

canggung. Ia akan sangat berusaha keras untuk sadar dimana dia dan siapa orang yang sedang

berbicara dengannya. Ia akan berbicara ngelantur.”

Sedangkan menurut Prof Dr. H Tabrani Rab dalam bukunya yang berjudul Agenda Gawat

Darurat, tanda dan gejala dari hipoglikemi secara klinis ditemukan:

a. Neurologis

Didapat lapar, sakit kepala, konfusi, bicara kabur, perubahan persepsi, perubahan

kepribadian, perubahan fungsi inegratif, perburukan kognetif, letargi, kejang koma, dan

keluhan vegetative yang permanen.

b. Tanda tambahan

Keluhan tambahan disebabkan oleh kadar gula darah yang rendah terjadi

palpitasi, lemah, cemas yang disebabkan oleh katekolamin, diaphoresis, vasikonstriksi

perifer dan pelebaran tekanan nadi.

Salah satu bentuk dari hipoglikemi adalah alkoholik ketoasidosis. Tidak

selamanya suatu keadaan yang terdapat pada penderita diabetes. Akan tetapi pada

umumnya akan menyebabkan koma diabetic, pasien dengan ketoasidosis alkoholik

biasanya mempunyai glukosa darah yang rendah, asam lemak yang tinggi dan pat pula

ditemukannya benda keton.

Pengatasan hipoglikemi dapat diberikan bolus glukosa 40% dan biasanya kembali

sadar pada pasien dengan tipe I atau insulin dependen (IDDM) dan insulin induce

hipoglikemi dapat dikoreksi dengan pemberian glukosa. Bila sebab dari hipoglikemi

karena latihan yang berat, diet yang ketat atau kesalahan pemberian insulin maka perlu

dikoreksi yang tepat. Bila tidak terdapat penyebab yang jelas harus dievaluasi untuk

mengetahui sebab hipoglikemi. Bila disebabkan oleh hipoglikemi oral maka harus

dikirim kerumah sakit oleh karena masa kerja yang lama. Oleh karena itu perlu diberikan

makanan yang sering dan glukosa infuse selama 1-2 hari.

Tiap keadaan koma, keadaan inilah yang harus diperhitungkan. Secara riwayat

penyakit yang dapat menolong nyeri perut terdapat pada ketoasidosis sementara riwayat

alcohol dapat mengrah pada ketoasidosis alkoholik. Bila didapat kadar gula darah 50 mg

% maka harus segera diberika dekstrose 50 % 50cc dan diabetic koma ini bersifat

reversible.

Page 10: Hipoglikemik Kel Atni

E. Patofisilogi

Ketergantungan otak setiap saat pada glukosa yang disuplai oleh sirkulasi

diakibatkan oleh ketidak mampuan otak untuk membakar asam lemak berantai panjang,

kurangnya simpanan glukosa sebagai glikogen didalam otak orang dewasa, dan ketidak

tersediaan keton dalam fase makan atau posabsorbtif.

Puasa / intake kurang

Glikogenolisis

Deficit glikogen pada hepar

Gula darah menurun < 60 mg/dl

Penurunan nutrisi jaringan otak

Respon SSP

Respon Otak Respon Vegetatif

Kortek serebri Pelepasan norepinefrin &

kurang suplai energi ( < 50mg/dl) adrenalin

Kekaburan yang dirasa dikepala Takikardia, pucat, gemetar,

Sulit konsentrasi / berfikir berkeringat

Kepala terasa melayang Tidak sadar

Gangguan proses berfikir Stupor, kejang, koma

F. Diagnosa

Page 11: Hipoglikemik Kel Atni

Diagnose utama berdasarkan pada laboratorium dimana kadar glukosa darah berkisar

60-120 mg% dan 15-20 lebih rendah pada whole blood. Diagnose dibuat dari tanda

klinis dengan gejala hipoglikemi terjadi bila kadar gula darah dibawah 50 mg% atau

40 mg% pada pemeriksaan darah jari. Hasil ini dikecualikan pada kelaparan 48 jam

dimana glukosa 50 mg%, akan tetapi belum menimbulkan gejala. Tiap pemeriksaan

gula darah harus pula dilakukan pemeriksaan benda keton hingga tiap hipoglikemi

dapat diabgi 2 menjadi ketotik dan non ketotik hipoglikemi.

EEG, dapat terjadi abnormalitas EEG pada keadaan glukosa darah dibawah level 1.0

mmol /l

Hasil laboratorium pada hipoglikemi

- Glukosa darah = dibawah normal

- Na = normal

- Kalium = normal

- Osmolaritas = normal

- AGD = normal, akan tetapi dapat mengarah ke asidosis respiratorik

- Keton = negative

- Urine = negative untuk glukosa atau keton

- Intervensi = glukosa, glucagon

Tes fungsi ginjal

Tes fungis hati

C-peptida

G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan di UGD

1. Monitoring: ECG, nadi dengan oxymetry, tanda vital

2. Memberi O2 dengan aliran rendah

3. Mencek kadar glukosa semua pasien dengan penurunan kesadaran

4. Menanyakan riwayat pekerjaan

5. Mengecek apakah ada diabetes mellitus, riwayat pengobatan banyaknya dosis obat dan

adanya penyakit kronis yang lain

Page 12: Hipoglikemik Kel Atni

6. Jika pasien tidak sadar maka keluarga harus ditanya tentang riwayat penyakit, obat yang

diberikan, kartu berobat, serta melihat sisa obat

Sadar dan kooperatif

1. Berikan gula murni 30gram (2 sendok makan) atau sirop / permengula murni (bukan

pemanis pengganti gula atau gula diet / gula diabetes) dan makanan yang mengandung

karbohidrat

2. Stop obat hipoglikemik sementara

3. Pantau GDS tiap 1-2 jam

4. Pertahankan GD sekitar 200mg/dL

5. Cari penyebab

Stadium lanjut (koma hipoglikemi atau tidak sadar + curiga hipoglikemia)

1. Berikan larutan dekstrose 40% sebanyak 2 flakon ( setara dengan 50mL) bolus

intravena

2. Diberikan cairan dekstrose 10% per infus, 6 jam, kolf

3. Periksa gd sewaktu kalau memungkinkan dengan glukometer

a. Bila GDS <50mg/dL , bolus dekstrose 40% 50mL IV

b. Bila GDS <100mg/dL, bolus dekstrose 40% 25mL IV

4. Periksa GDS tiap 1 jam setelah pemberian dekstrose 40%

a. Bila GDS < 50mg/dL, bolus dekstrose 40% 50mL IV

b. Bila GDS <100mg/dL, bolus dekstrose 40% 25mL IV

c. Bila GDS 100-200 mg/dL, tanpa bolus dekstrose 40%

d. Bila GDS > 200mg/dL pertimbangkan menurunkan drip dekstrosa 10%

5. Bila GDS > 100mg/dL sebanyak 3kali berturut-turut, pemantauan GDS setiap 2 jam,

dengan protokol sesuai di atas. Bila GDS > 200 mg/dL pertimbangkan mengganti

dekstrosa 10% dengan NaCl 0,9%

6. Bila GDS > 100mg/dL sebanyak 3 kali berturut –turut, pemantauan GDS setiap 4 jam

dengan protokol sesuai di atas.

7. Bila GDS > 100mg/dL sebanyak 3 kali berturut –turut, sliding scale setiap 6 jam

Page 13: Hipoglikemik Kel Atni

GD (mg/dL) RI (unit subkuran)

<200

200-250

250-300

300-350

>350

0

5

10

15

20

Bila hipoglikemia belum teratasi, pertimbangkan pemberian antagonis insulin seperti

adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0,5 – 1 mg IV / IM (bila penyebabnya

insulin).Bila pasien belum sadar, GDs sekitar 200, hidrokortison 100mg per 4 jam selama 12 jam

atau deksametason 10mg IV bolus dilanjutkan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5-2 gram / kg

BBIV setiap 6 – 8 jam. Dicari penyebab lain kesadaran menurun.

Monitoring

1. Cek gula darah setelah 15 menit dan setiap setengah jam pertama, juga monitoring yang

agak lama jika penyebabnya overdosis sulphonylurea dengan Glibenclamide atau

chlopropamide

2. Ulangi dengan cepat dosis awal juga ditentukan infus D5% atau 10% sampai mencapai

kadar glikosa normal.

3. Sebagian besar pasien sadar 20-30 menit

4. Jika tetap tidak sadar maka perlu dilakukan CT-Scan untuk melihat kondisi otak

Hypoglycemia Unawareness

Meskipun satu episode hipoglikemik mengharapkan harus disertai oleh gejala khas

(misalnya, tremor, berkeringat, jantung berdebar, dll), hal ini tidak selalu terjadi. Ketika

hipoglikemia terjadi tanpa adanya gejala seperti itu disebut'ketidaksadaran hipoglikemik.

Page 14: Hipoglikemik Kel Atni

Terutama pada orang dengan tipe 1 diabetes dan mereka yang berusaha untuk menjaga kadar

glukosa yang lebih dekat ke normal, ketidaksadaran hipoglikemik adalah umum.

Hypoglycemia unawareness merupakan suatu keadaan saat individu tersebut kehilangan

gejala peringatan adanya hipoglikemia dan mendesak mereka untuk makan sehingga mencegah

hipoglikemia.

Pada keadaan ini, manifestasi pertama hipoglikemia adalah neuroglikopenia. Penelitian

menunjukkan, seperti defective glucose counterregulation, keberadaan hipoglicemia

unawareness berkaitan dengan tingginya frekuensi hipoglikemia berat.

Faktor- faktor yang berperan dalam kegagalan autonomic pada diabetes tipe 1 dan

hypoglycemia unawareness saling memengaruhi.

Untuk lebih jelasnya, ada juga mungkin faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap

ketidaksadaran hipoglikemik:

a) mungkin ada neuropati otonom

b) otak mungkin harus peka terhadap hipoglikemia menjadi

c) orang tersebut mungkin menggunakan obat-obatan yang menutupi gejala hipoglikemik

d) farmakokinetika tak terduga insulin yang sedang tertutup

a. otonom neuropati): Selama hipoglikemia, tubuh biasanya melepaskan epinefrin

umumnya dikenal sebagai adrenalin dan zat terkait. Ini memberikan dua tujuan: The β-pengaruh

epinefrin bertanggung jawab atas palpitasi dan tremor, memberikan peringatan pasien yang

hipoglikemia hadir.

The β-pengaruh epinefrin juga merangsang hati untuk melepaskan glukosa

(glukoneogenesis dan glikogenolisis). epinefrin ini memperingatkan pasien yang hipoglikemia

hadir dan sinyal hati untuk melepaskan glukosa untuk membalikkan itu. Dengan tidak adanya

pelepasan epinefrin, atau bila dilemahkan (dikurangi) selama hipoglikemia, maka pasien

mungkin tidak menyadari bahwa nya / kadar glukosa nya rendah, oleh karena itu, tanggapan

biasa glikogenolisis dan glukoneogenesis mungkin juga hilang atau tumpul.

Sejak rilis epinefrin adalah fungsi dari sistem saraf otonom, adanya neuropati otonom

(yaitu, sistem saraf otonom yang rusak) akan menyebabkan pelepasan epinefrin dalam

menanggapi hipoglikemia akan hilang atau tumpul. Sayangnya, kerusakan sistem saraf otonom

dalam bentuk neuropati otonom adalah komplikasi umum dari diabetes lama (terutama diabetes

tipe 1), sehingga kehadiran ketidaksadaran hipoglikemik mungkin merupakan tanda neuropati

Page 15: Hipoglikemik Kel Atni

otonom, meskipun respon otonom untuk hipoglikemia telah terjadi penurunan pada pasien

dengan diabetes mellitus tipe 1, bahkan tanpa adanya neuropati otonom.

Karena respon otonom, pada dasarnya, sistem cadangan tubuh untuk menanggapi

hipoglikemia, pasien dengan diabetes tipe 1 terpaksa bergantung hampir secara eksklusif pada

sistem backup untuk proteksi, yang sayangnya bisa, memburuk dari waktu ke waktu. Respon

otonom berkurang (termasuk norepinefrin saraf simpatik dan asetilkolin serta respon epinefrin

adrenomedullary) menyebabkan sindrom klinis hipoglikemia ketidaksadaran - hilangnya gejala

sebagian besar peringatan neurogenik pengembangan hipoglikemia.

b) desensitisasi Brain untuk hipoglikemia: Jika seseorang memiliki episode

hipoglikemia sering (bahkan yang ringan), otak menjadi "digunakan untuk" glukosa rendah dan

ada sinyal lagi untuk adrenalin akan dirilis selama waktu tersebut. Lebih spesifik, ada glukosa

transporter terletak di sel-sel otak (neuron). Transporter ini peningkatan jumlah sebagai respon

terhadap hipoglikemia berulang (ini memungkinkan otak untuk menerima pasokan glukosa

bahkan selama hipoglikemia). Akibatnya, apa yang pernah ambang hipoglikemik bagi otak untuk

melepaskan sinyal adrenalin menjadi lebih rendah. Epinefrin tidak dibebaskan, jika sama sekali,

sampai kadar glukosa darah telah menurun ke tingkat lebih rendah. Klinis, hasilnya adalah

ketidaktahuan hipoglikemik.

Karena hipoglikemia berulang adalah umum pada orang dengan diabetes yang berusaha

untuk menjaga kadar glukosa mendekati normal, dan mereka memiliki gangguan

counterregulation glukosa, kejadian ketidaksadaran hipoglikemik menjadi lebih umum pada

pasien yang diresepkan mengikuti protokol pengobatan.

Perawatan yang paling umum untuk kondisi ini adalah untuk meliberalisasi target pasien kadar

glukosa, dalam upaya untuk mengurangi frekuensi episode hipoglikemik. Ketidaksadaran

hipoglikemik kadang-kadang akan hilang bila frekuensi episode hipoglikemik telah menurun,

tapi ini tidak selalu terjadi.

Glukosa Darah Kesadaran Pelatihan (BGAT)

Para peneliti di University of Virginia Health Sciences Center telah mengembangkan

sebuah program psychoeducational yang membantu pasien mengidentifikasi gejala darah mereka

glukosa secara lebih akurat, lebih baik memprediksi kapan hipoglikemia lebih mungkin terjadi,

Page 16: Hipoglikemik Kel Atni

dan kemudian mengobati hipoglikemia lebih awal daripada mereka mungkin jika mereka

mengandalkan sepenuhnya pada tumpul otonom gejala saja.

Program, yang disebut glukosa darah kesadaran pelatihan (BGAT), dirancang untuk

meningkatkan keakuratan deteksi pasien dan interpretasi gejala BG yang relevan dan isyarat

lainnya. Sayangnya, kesadaran perawatan ini antara pendidik diabetes bersertifikat adalah

mengherankan rendah, dan kesadaran dari program ini adalah bahkan tidak diperlukan untuk

mencapai sertifikasi. Alasan untuk ini adalah multi-faceted, tetapi kritik yang sering adalah fakta

bahwa bagian yang tidak proporsional dari pelatihan sertifikasi didedikasikan untuk isu-isu yang

berkaitan dengan diabetes tipe 2 lebih umum. Selain itu, pelatihan BGAT lebih kompleks, dan

membutuhkan usaha yang cukup pada bagian pendidik, dan banyak mungkin tidak melihatnya

sebagai dibenarkan diberi proporsi pasien yang memiliki diabetes tipe 1.

c) Obat Beta blocker: Obat-obatan ini dirancang untuk menumpulkan β-efek adrenalin

dan zat terkait. Oleh karena itu, jika hipoglikemia terjadi pada seseorang yang menggunakan

obat jenis ini, dia mungkin tidak mengalami gejala-gejala peringatan adrenergik khas seperti

tremor dan jantung berdebar. Sekali lagi, hasilnya adalah ketidaktahuan hipoglikemik. Seperti

disebutkan di atas, beta blocker juga akan mencegah adrenalin dari merangsang hati untuk

membuat glukosa. Walaupun fenomena ini tidak berkontribusi terhadap kesadaran hipoglikemik,

itu akan membuat hipoglikemia lebih berat dan / atau lebih berlarut-larut.

d) farmakokinetika tak terduga insulin yang sedang tertutup. Tidak seperti insulin

endogen yang dihasilkan yang disekresikan langsung ke dalam aliran darah, insulin diberikan

sebagai obat biasanya dosis subkutan. Profil waktu aktivitas insulin diberikan cara ini bisa sangat

bervariasi tergantung pada situs injeksi yang diberikan, sudut injeksi dan ukuran relatif dosis.

Dengan demikian, sedangkan uji klinis dapat memberikan rentang, kenyataannya adalah bahwa

profil waktu aktivitas insulin dosis artifisial sering sangat bervariasi dan tidak dapat diserap,

didistribusikan ke dalam aliran darah, dimetabolisme atau dikeluarkan dengan cara yang sama

terlepas dari bagaimana konsisten yang lain mungkin variabel boleh, yang dapat mengakibatkan

kejadian yang tak terduga dari hipoglikemia.

Page 17: Hipoglikemik Kel Atni

BAB III

KESIMPULAN

Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa kurang

dari 50 mg/%.

Hipoglikemia merupakan salah satu kegawatan diabetic yang mengancam, sebagai

akibat dari menurunnya kadar glukosa darah < 60 mg/dl.

Peringatan dini : tubuh bergoyang, menggigil, lapar, palpitasi, dan sakit kepala

Untuk mendiagnosa hipoglikemi adalah cek gula darah adalah yang paling utama

Penatalaksaannya tergantung pada kondisi pasiennya sadar ataupu tidak sadar.

Page 18: Hipoglikemik Kel Atni

DAFTAR PUSTAKA

Schumacher, lori & Cynthia Chernecky. Critical Care & Emergency Nursing. Elsevier Saunders: Missouri.

Rab, Tabrani. 2008. Agenda Gawat Darurat (critical care). Bandung: PT Alumni

http://mangsholeh.wordpress.com/2008/12/07/

Sumber : http://www.news-medical.net/health/Hypoglycemic-Unawareness-(Indonesian).