Hipertensi Karena Gaya Hidup

download Hipertensi Karena Gaya Hidup

of 6

description

blok 2

Transcript of Hipertensi Karena Gaya Hidup

Hipertensi karena Gaya Hidup yang Tidak SehatMawar Makmaker102013144Fakultas Kedokteran Universitas Krida WacanaAlamat Korespondensi : Jalan Arjuna Utara No6, Jakarta BaratE-mail : [email protected] adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan konsisten di atas 140/90 mmHg. Hipertensi dibedakan menjadi 2 yaitu, hipertensi esensial merupakan hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yang sudah diketahui penyebabnya. Pada penyakit hipertensi tidak terdapat tanda-tanda atau gejala yang dapat dilihat. Faktor pemicu hipertensi meliputi riwayat penyakit keluarga, ras, kelebihan berat badan, dan gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, alkohol, serta makanan tidak sehat. Pada hipertensi esensial memang belum ada obatnya sehingga untuk mengatasi dan mencegah kondisi lebih parah dapat mengkombinasikan antara obat-obatan, diet, olahraga dan gaya hidup yang sehat. Sedangkan pada hipertensi sekunder pencegahan yang dapat dilakukan adalah memperkecil atau menghilangkan faktor resiko pemicu hipertensi. Gaya hidup yang tidak sehat terbukti dapat menjadi faktor pemicu hipertensi.Kata kunci : Hipertensi, gaya hidup tidak sehat.ABSTRACAbstrac : Hypertension is an increase in systolic and diastolic blood pressure consistently above 140/90 mmHg. Hypertension is divided into two, namely, essential hypertension is hypertension of unknown cause and secondary hypertension are hypertension known of cause. Hypertension does not have signs or symptoms that can be seen. Triggering factors of hypertension include family history, race, overweight, and unhealthy lifestyles, such as smoking, alcohol, and unhealthy foods. Eessential hypertension has no medicine so as to cope with it and prevent more serious conditions we can combine drugs, diet, exercise and practice a healthy lifestyle. Meanwhile the prevention of secondary hypertension that can be done is to minimize or eliminate the risk factors that trigger hypertension. Unhealthy lifestyle had been prove to be a trigger factor of hypertension.Key word : Hypertension, healthy lifestyle.PENDAHULUANDi zaman Globalisasi ini, setiap individu dituntut untuk bekerja dan berpikir secara cepat. Dengan tuntutan yang begitu keras dalam semua aspek yang ada saat ini, tak jarang pola hidup seseorang berubah. Perubahan pola hidup yang terjadi misalnya, makanan yang dikonsumsi, kebiasaan-kebiasaan yang ada, dan lain-lain. Pola hidup yang kita terapkan dalam hidup tentu sangat mempengaruhi kesehatan kita. Banyak penyakit yang dapat ditimbulkan oleh pola hidup yang tidak benar. Salah satu penyakit yang sering menyerang adalah penyakit hipertensi. Hipertensi merupakan penyakit yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas. Walaupun sudah cukup sering mendengar penyakit hipertensi, tapi masih banyak sekali masyarakat yang tidak tahu bahwa menurut WHO, hipertensi dibedakan menjadi 2 yaitu hipertensi primer dan sekunder. Oleh karena itu, saya akan membahas lebih dalam lagi tentang hipertensi jenis sekunder, dengan spesifikasi tentang hipertensi karena pola hidup.ISIDefinisi.Berdasarkan data kesehatan Indonesia tahun 2001, hipertensi menempati peringkat 5 terbanyak yang diderita oleh penduduk. Tentu ini bukan kabar baik, karena penyakit ini bisa menyebabkan kematian. Selain genetik, faktor pemicu utama hipertensi adalah karena pola hidup yang tidak sehat.Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan konsisten di atas 140/90 mmHg. Diagnosis hipertensi tidak berdasarkan hanya pada peningkatan darah yang hanya sekali.1 Ada dua jenis hipertensi, yaitu hipertensi esensial (primer) dan hipertensi sekunder. Sembilan puluh persen dari kasus hipertensi merupakan hipertensi primer. Tidak ada penyebab jelas tentang hipertensi primer, sekalipun ada beberapa teori yang menunjukkan adanya faktor-faktor genetik, perubahan hormon, dan perubahan simpatis. Hipertensi sekunder adalah akibat dari penyakit atau gangguan tertentu.1Penyakit yang lebih dikenal dengan sebutan tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko utama dari perkembangan penyakit jantung dan koroner. Penyakit hipertensi juga disebut sebagai the silent disease karena tidak terdapat tanda-tanda atau gejala yang dapat dilihat. Perkembangan hipertensi berjalan secara perlahan, tetapi secara potensial sangat berbahaya. Ancaman penyakit ini tidak boleh begitu saja diabaikan, terlebih bagi masyarakat perkotaan yang lebih mudah mengakses gaya hidup modern yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan cepat saji, minum alkohol, dan kebiasaan merokok. 2Gejala-Gejala KlinisMeningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi esensial. Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, atau migren ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal, mata, otak, dan jantung.2Salah satu gejala klinis dari hipertensi adalah sakit kepala.Sakit kepala seperti apa yang merupakan gejala hipertensi?. Sakit kepala dapat disebabkan kelainan-kelainan berikut: Vaskuler (aliran pembuluh darah), jaringan saraf, gigi geligi, jaringan pada mata dan sekitarnya, hidung dan sinus, jaringan lunak di kepala dan jaringan di bawahnya dalam hal ini termasuk juga benda asing di otak berupa gumpalan darah atau tumor. Sakit kepala pada hipertensi disebabkan gangguan vaskuler ( aliran pembuluh darah ). Ini banyak kaitannya dengan stressor atau emosi, dikenal dengan istilah sakit kepala psikosomatik. Sakit kepala memang timbul karena peningkatan tekanan darah. Teteapi tidak semua sakit kepala merupakan tanda hipertensi. Penderita hipertensi biasanya merasakan sakit pada bagian belakang kepala disertai rasa berat pada tengkuk. Rasa sakit ini biasa muncul pada pagi hari setelah bangun tidur dan timbul kembali secara spontan beberapa jam kemudian. Gejala ini bisa disertai atau tidak disertai dengan gejala lain. Sakit kepala menetap ini biasa terjadi pada hipertensi lanjut. 3 Perhatikan Tabel 1, yang menunjukkan berbagai tingkatan tekanan darah dan gejala-gejala klinis yang menyertainya.4 Tabel 1. Berbagai Tingkatan Tekanan Darah Tekanan Darah SistolikTekanan Darah DiastolikTingkatan Tekanan DarahGejala-gejala yang Menyertainya

Kurang dari 90Kurang dari 60Rendah (Hipotensi)Pusing, rasa lemah, mata gelap terutama jika cepat berdiri dari posisi duduk, jongkok atau berbaring

90-14060-90NormalTidak ada

140-16090-95Hipertensi perbatasanSeharusnya tidak ada, jika ada mungkin ada sebab lain atau ada komplikasi dari hipertensi

160-20095-110Hipertensi Ringan(mild)Tekanan darah kadang-kadang labil, belum ada komplikasi hipertensi

200-230110-120Hipertensi sedang (moderat)Gejala-gelaja/keluhan tidak pasti ada, Seharusnya ginjal masih berfungsi baik

230-280120-140Hipertensi beratBiasanya disertai kelainan jantung, ginjal, atau otak.

Meningkat dengan cepat sekali sampai dengan 230Meningkat dengan cepat sekali sampai dengan 130Hipertensi accelerated (maligna)Mendadak sakit keras dengan gangguan berat pada fungsi ginjal karena adanya papil edema

Faktor Pemicu Hipertensi.1.Riwayat Kesehatan Keluarga: Riwayat keluarga ini berkaitan dengan genetika. Jika ada seorang wanita dari keluarga Anda berusia di bawah 65 tahun atau laki-laki berusia kurang dari 55 tahun menderita hipertensi, resiko Anda terkena hipertensi semakin besar.52.Ras: Berdasarkan penelitian rata-rata orang dari ras hitam Amerika memiliki level tekanan darah cukup tinggi dibandingkan ras kulit putih. Mereka juga cenderung sensitif terhadap natrium. Umumnya hipertensi menyerang mereka diusia muda. Oleh karena itu, mereka berisiko tinggi terhadap penyikit ginjal, stroke, dan jantung.53.Kelebihan Berat Badan: Setiap kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg meningkatkan tekanan sistolik 1 mmHg dan tekanan diastolik 0,5 mmHg. Ini menandakan resiko terserang hipertensi juga semakin tinggi. Selain itu, kelebihan lemak tubuh akibat berat badan naik juga diduga akan meningkatkan volume plasma, menyempitkan pembuluh darah, dan memacu jantung untuk bekerja lebih berat. 54. Usia : Bagi kebanyakan orang, tekanan darah meningkat dengan seiringnya bertambah usia. Bagi kaum pria, resiko ini lebih cepat terjadi, yaitu pada usia 45-50 tahun. Karena adanya hormon penyebab menstruasi, resiko hipertensi pada wanita dapat ditekan dan baru muncul setelah 7-10 setelah manopause. Namun, tidak berarti dengan bertambahnya usia, Anda pasti akan menderita hipertensi.55.Sensivitas terhadap Natrium: Natrium tidak hanya terdapat pada garam dapur, tapi terdapat juga pada minuman bersoda, vetsin, dan bahan pengawet pada produk makanan kaleng. Sensivitas terhadap sodium tidak sama untuk semua orang. Terjadi hipertansi karena konsumsi Na juga mungkin dipengaruhi oleh genetika individu dan kerusakan fisiologis. Individu yang peka terhadap hipertensi mempunyai resiko tinggi jika mengonsumsi Na berlebihan. Orang yang ginjalnya sudah tidak berfungsi normal lebih peka terhadap hipertensi karena tidak dapat mengatur kadar Na dalam tubuh. Dengan kata lain, Na tidak dapat diekskresiakan dalam jumlah normal oleh ginjal. Akibatnya, Na di dalam tubuh dan volume intravaskuler meningkat sehingga menyebabkan hipertensi. Hal ini umumnya terjadi pada manula.56.Rokok: Kebiasaan merokok dapat menambah berat kerja jantung sehingga mendorong naiknya tekanan darah.57.Alkohol : Konsumsi lebih dari 250 ml alkohol setiap hari, dapat meningkatkan tekanan darah, melemahkan otot jantung, serta menyebabkan kegemukan, dan arterosklerosis.5 Langkah Pencegahan.Tekanan darah yang meningkat terlalu drastis dapat menimbulkan kondisi fatal. Hipertensi esensial memang belum ada obatnya sehingga untuk mengatasi dan mencegah kondisi lebih parah dapat mengkombinasikan antara obat-obatan, diet, olahraga dan gaya hidup yang sehat. Penanggulangan ini tentunya dilakukan atas petunjuk dan pengawasan dokter. Pada hipertensi sekunder upaya pencegahan ataupun pengobatannnya ditekankan pada upaya menghilangkan atau memperkecil faktor pemicu yang menjadi penyebab timbulnya hipertensi. Penderita hipertensi yang golongan ringan boleh dikatakan tidak memerlukan obat-obatan, tetapi dapat dikontrol melalui sikap hidup sehari-hari. Pengontrolan sikap hidup inilah yang merupakan langkah pencegahan yang sangat baik bagi penderita hipertensi.6Definisi Gaya Hidup Sehat.Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari kebiasaan yang buruk yang dapat mengganggu kesehatan.7KESIMPULANHipertensi memang banyak penyebabnya. Salah satu penyebabbya dalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu penyakit hipertensi. Walaupun 95% orang yang menderita hepertensi disebabkan oleh hipertensi primer, tapi ada juga hipertensi yang disebabkan karena gayaahidup kita, seperti merokok, minum alkohol, tidak berolahraga, makanan yang tidak sehat, dan kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang tanpa kita sadari dapat memicu hipertensi. Oleh karena itu, sangat penting untuk menerapkan gaya hidup dalam kehidupan kita, bukan hanya untuk menghindari penyakit hipertensi tapi juga bisa menghindari banyak penyakit lainnya yang disebabkan karena gaya hidup tidak sehat.

DAFTAR PUSTAKA1. Tambayong J. Patofisiologi untuk keperawatan. Jakarta: ECG; 2000.h.94.2. Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y. Klien gangguan kardiovaskular. Jakarta: ECG; 2008.h.49.3. Marliani L, Tantan H. 100 questions & answers hipertensi. Jakarta: Alex Media Komputindo; 2007.h.14-5.4. Gunawan L. Hipertensi tekanan darah tinggi. Yogyakarta: Kanisius; 2001.h.13.5. Julianti ED, Nurjanah N, Sutrisno USS. Bogor: Puspa Sehat; 2005.h.3-5.6. Dalimartha S, Purnama BT, Sutarisa N, Mahendra, Darmawan R. Care your self: hipertensi. Jakarta: Penebar Plus; 2008.h.23-4.7. repository.usu.ac.id diunduh pada tanggal 31 Oktober 2013.

6