Hiperpigmentasi Post Inflamasi

26
Hiperpigmentasi Post Inflamasi Pendahuluan Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai faktor yaitu, ketebalan kulit, vaskularisasi di kulit, kadar oksihemoglobin, kadar hemoglobin reduksi, karoten yang terdapat di dalam tubuh, dan pigmen melanin kulit baik eumelanin (coklat-kehitaman) ataupun feomelanin (kuning- merah). 1,2,3 Pigmen melanin dibuat oleh sel pembentuk pigmen (melanosit) yang terletak di bagian basal epidermis melalui proses fotokimiawi (melanogenesis) dalam suatu unsur intraselular melanosit yang disebut melanosom. Selain membuat, melanosom juga membawa melanin dari badan sel ke ujung lengan sel (dendrit) untuk dipindahkan ke dalam sel – sel epidermis diatasnya atau ke dalam sel melanofag yang berada di dalam dermis. Proses pembentukan melanin (melanogenesis) terjadi secara bertahap dan dibantu oleh sejumlah enzim , hormone, oksigen, mineral serta sinar ultraviolet. 1 Hiperpigmentasi kulit adalah masalah yang sering terjadi di masyarakat sehingga banyak pasien mencari terapi untuk memperbaiki penampilan mereka. 4 1

description

Hiperpigmentasi post inflamasi ( HPI ) adalah kelainan pigmen yang terjadi akibat akumulasi pigmen setelah terjadinya proses peradangan akut atau kronik. Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya sintesis melanin sebagai respon peradangan dan inkontinensia pigmen yaitu terperangkapnya pigmen melanin di dalam makrofag di bagian atas dermis

Transcript of Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Page 1: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Pendahuluan

Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai faktor yaitu, ketebalan kulit,

vaskularisasi di kulit, kadar oksihemoglobin, kadar hemoglobin reduksi, karoten yang

terdapat di dalam tubuh, dan pigmen melanin kulit baik eumelanin (coklat-kehitaman)

ataupun feomelanin (kuning-merah). 1,2,3

Pigmen melanin dibuat oleh sel pembentuk pigmen (melanosit) yang terletak

di bagian basal epidermis melalui proses fotokimiawi (melanogenesis) dalam suatu

unsur intraselular melanosit yang disebut melanosom. Selain membuat, melanosom

juga membawa melanin dari badan sel ke ujung lengan sel (dendrit) untuk

dipindahkan ke dalam sel – sel epidermis diatasnya atau ke dalam sel melanofag

yang berada di dalam dermis. Proses pembentukan melanin (melanogenesis) terjadi

secara bertahap dan dibantu oleh sejumlah enzim , hormone, oksigen, mineral serta

sinar ultraviolet.1

Hiperpigmentasi kulit adalah masalah yang sering terjadi di masyarakat

sehingga banyak pasien mencari terapi untuk memperbaiki penampilan mereka.4

Hiperpigmentasi kulit sering terjadi karena peningkatan deposisi melanin kulit baik

oleh sintetis melanin yang meningkat atau jumlah melanosit yang bertambah.

Perubahan warna kulit tergantung pada lokasi pengendapan melanin. 5,6

Jenis-jenis Hiperpigmentasi

Mosher (1993) dan Fitzpatrick membagi hipermelanosis menjadi

hipermelanosis epidermal dan dermal. Hipermelanosis epidermal (hipermelanosis

cokelat) terjadi akibat peningkatan melanin di epidermis. Hipermelanosis dermal

(hipermelanosis biru, ceruloderma) terjadi akibat penimbunan melanin di dermis. 1,5,6

1

Page 2: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Hipermelanosis epidermal dan dermal mungkin terjadi akibat peningkatan

jumlah sel melanosit sehingga jumlah melanin meningkat (melanositik) atau akibat

peningkatan jumlah melanin tanpa perubahan jumlah melanosit

(melanotik/nonmelanosistik).1,7

Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Hiperpigmentasi post inflamasi ( HPI ) adalah kelainan pigmen yang terjadi

akibat akumulasi pigmen setelah terjadinya proses peradangan akut atau kronik.

Keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya sintesis melanin sebagai respon

peradangan dan inkontinensia pigmen yaitu terperangkapnya pigmen melanin di

dalam makrofag di bagian atas dermis.6,8, 9,10

Selain melasma, HPI adalah salah satu kondisi yang menebabkan pasien

datang kepada dokter untuk mendapatkan perawatan. Pasien lebih banyak datang

karena kelainan pigmentasi daripada penyebab timbulnya masalah kulit ini.5

Penyebab timbulnya HPI adalah karena kelebihan pigmen yang terjadi dalam

berbagai proses penyakit sebelumnya yang mempengaruhi kulit. 4,5,6

Semua tipe kulit terutama tipe kulit gelap baik pria mauppun wanita segala

usia dapat mengalami HPI. Kelainan ini ditandai dengan timbul bercak kecoklatan

hingga hitam yang asimtomatik, berbatas tidak tegas dan sedikit berambut.

Pemeriksaan dengan lampu Wood dapat membedakan akumulasi melanin pada

epidermis dan dermis. Penatalaksanaan yang utama adalah mengobati penyebab

peradangan, edukasi pasien agar menghindari pemakaian kosmetik rias dan

melindungi kulit dari sinar matahari dengan tabir surya, dan dapat digunakan

pengobatan agen topical pencerah kulit yang efektif tetapi memberikan efek samping

ringan.10,11

2

Page 3: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Epidemiologi

HPI lebih sering mengenai manusia yang berkulit gelap, karena individu

yang berkulit gelap memiliki respon yang cepat terhadap jejas termal, abrasi mekanik,

dermatitis dan sebagainya sebab mereka memiliki mesin pigment biochemical

essensial yang banyak.2,12,4,6,8

Dalam sebuah survey diagnostic terhadap 2000 pasien Afrika-Amerika yang

mencari perawatan dermatologi, diagnosis ketiga yang paling sering adalah gangguan

pigmen dimana HPI merupakan diagnosis paling banyak.8 Peristiwa ini dapat

mengenai semua jenis kulit tetapi kebanyakan mengenai kulit yang ‘’berwarna’’

seperti Afrika-amerika, Latin, Asia, Amerika-Indian dan Pacific Islanders.10

Patofisiologi

Peranan dari melanosit dan stimuli melanin yang mirip -melanocyte-

stimulating hormone (MSH) diduga dapat menjelaskan dasar daripada keragaman

gangguan atau kelainan pigmen pada epidermal kulit.2

Beberapa mediator seperti sinar ultraviolet, prostaglandin (E2 dan D2),

leukotrien (LT-C4 dan LT D4), tromboxan-2, interleukin (IL-1, IL-6), TNF-a,

epidermal growth factor, reaktif oksigen seperti NO dan beberepa sitokin seperti

interferon dan vitamin D diduga terlibat dalam meningkatkan respon melanositik

terhadap reaksi inflamasi.10,7

Review terbaru dari Nordlund mengemukakan bahwa melanosit memiliki

peranan terhadap kejadian peradangan kulit yang nantinya kelak akan menghasilkan

peristiwa hiperpigmentasi.7

Etiologi

3

Page 4: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Kebanyakan pigmen kulit manusia terdapat dalam keratinosit setelah dibuat

dalam melanosit dan ditransfer dalam melanosom. Ada perbedaan antar ras tentang

produksi, distribusi, dan degradasi melanosom, tetapi tidak dalam jumlah melanosit.

Penyebab hiperpigmentasi yang paling sering adalah sebagai berikut : 12,13,

1. Kongenital

Sebagai contoh diantaranya adalah : neurofibromatosis, sindrom Peutz-

Jeghers, sindrom leopard, dan inkontinensi pigmen.

2. Didapat

Sebagai contoh diantaranya adalah : urtikaria pigmentosam penyakit

Addison, gagal ginjal, hemokromatosis, penyakit hati, karotenemia,

akantosis nigrikan, kloasma, hiperpigmentasi post inflamasi, infeksi

dermatofita, exantema virus, reaksi alergi (gigitan serangga atau

dermatitis kontak), penyakit papulosquamosa sepertipsoriasis, liken

planus, reaksi hipersensitivitas obat, iritasi, pasca trauma, luka bakar,

produk kosmetik dan biasanya disebabkan karena adanya riwayat acne

excoree, dermabrasi pada pasien dengan kulit gelap. 3,10 , 4,5,6

Manifestasi Klinik

Gejala dan tanda khas pada Hiperpigmentasi post inflamasi adalah adanya

makula dan patch yang terdistribusi di area kulit tempat dimana proses inflamasi

terjadi. Lokasi pigment dan distribusinya menentukan determinan warna

hiperpigmentasi yang terjadi. Hipermelanosis tipe epidermal akan memperlihatkan

warna kecoklatan, cokelat gelap dan cokelat kehitaman dimana pemulihannya

memerlukan waktu selama berbulan-bulan hingga bertahun – tahun agar dapat

kembali seperti sediakala tanpa dilakukan pengobatan. Hipermelanosis tipe dermal

dapat terjadi secara permanen jika tidak dilakukan terapi penyembuhan. Intensitas

4

Figure 2 Hiperpigmentasi post inflamasi pada pasien akne

Figure 1 Hiperpigmentasi post inflamasi dari penggunaan es yang menyebabkan cold injury (trauma dingin)

Page 5: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

kejadian Hiperpigmentasi post inflammasi berkorelasi dengan pajanan sinar UV dan

hal ini dapat mengakibatkan terjadinya persisten inflamasi.10,7

Gambar 1 Manifestasi klinis hiperpigmentasi post inflamasi pada: A. pasien akne B. penggunaan es yang menyebabkan cold injury (trauma dingin) C. Ekzema nummular (coin-shaped) pada punggung orang Asia5

Difrensial Diagnosis10,14

Melasma

Melasma adalah hipermelanosis didapat yang umumnya simetris berupa

macula yang tidak merata berwarna coklat muda sampai coklat tua. Dapat

mengenai area yang terpajan sinar ultraviolet dengan tempat predileksi pada

pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung dan dagu. Namun kadang-kadang dapat

dijumpai pada leher dan lengan atas.1

Efelid

5

Page 6: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Efelid berupa makula hiperpigmentasi berwarna coklat terang yang timbul

pada kulit yang sering terkena sinar matahari. Pada musim panas jumlahnya

akan bertambah lebih besar dan gelap.1

Lentigo

Lentigo adalah macula coklat atau coklat kehitaman berbentuk bulat

zatau polisiklik. Lentiginosis adalah keadaan timbunya lentigo dalam jumlah

yang banyak atau dengan distribusi tertentu. Lentiginosis disebabkan karena

jumlah melanosit pada hubungan dermo-epidermal tanpa adanya proliferasi

lokal. 1

Addison Disease

Orang dengan kulit gelap pun bisa mengalami pigmentasi yang

berlebihan, walaupun perubahan lebih sukar untuk diketahuii. Bintik-bintik

hitam mungkin berkembang di balik dahi, muka, dan bahu, dan seorang kulit

hitam kebiru-biruan pemudaran warna mungkin terjadi di seputar puting susu,

bibir, mulut, dubur, kantung kemaluan, atau vagina. 15

Amyloidosis, Macular

Amiloidosis makular merupakan erupsi gatal yang berupa makula kecil

yang berpigmentasi keabu-abuan dan kecoklatan yang terdistribusi secara

simetris pada punggung bagian atas, dan pada beberapa pasien pada lengan. 16

Diagnosis

Diagnosis dapat ditegakkan dengan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan

penunjang berupa pemeriksaan dengan lampu Wood dan pemeriksaan histopatologis.

Pemeriksaan histopatologis didaerah wajah harus bernilai estetis agar jaringan parut

yang terjadi tidak menimbulkan keluhan baru bagi penderita.1

Diagnosis HPI berdasarkan anamnesis yang cermat dan pengamatan gambaran

klinis yang akurat. Anamnesis yang cermat dapat membantu menegakkan diagnosis.

6

Page 7: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Anamnesis yang dapat mendukung penegakan diagnosis HPI adalah riwayat

penyakit sebelumnya yang mempengaruhi kulit seperti infeksi, reaksi alergi, luka

mekanis, reaksi obat, trauma (misalnya luka bakar), dan penyakit inflamasi seperti

akne vulgaris, liken planus, dan dermatitis atopi.6

Pemeriksaan lampu Wood dapat digunakan untuk membedakan HPI pada

epidermis dan HPI pada dermis. Lesi pada epidermis cenderung memberikan batas

tegas di bawah pemeriksaan lampu Wood. Sedangkan lesi pada dermis tidak

menonjol pada pemeriksaan lampu Wood. Jika sebelum inflamasi, dermatosis tidak

jelas atau tidak ada, biopsy kulit dapat dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain

hiperpigmentasi. Pewarnaan pada spesimen biopsy dengan menggunakan perak

Fontana-Masson memudahkan penentuan lokasi melanin pada epidermis atau

dermis.4

Treatment

Meskipun tidak semua bercak hiperpigmentasi tidak berespon terhadap

pengobatan, pengobatan harus mempertimbangkan penyakit sistemik yang menjadi

penyebab hiperpigmentasi atau penyakit yang menyertai keluhan tersebut.1

Beberapa terapi yang dapat digunakan seperti;

a. Photoprotection10,7

Bagian dari pengobatan HPI yang tidak kalah penting adalah

menggunakan photoprotection untuk menghindari terjadinya makin parahnya

HPI. Pasien,terutama yang berkulit gelap, sebaiknya diedukasi untuk

penggunaan sunscreen yang memiliki kandungan SPF yang tinggi setiap

harinya. Selain itu pasien juga dapat menggunakan pakaian yang tertutup dan

pelindung agar dapat terhindar dari sengatan sinar matahari.

7

Page 8: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Hal ini sangat dianjurkan bagi pasien yang berkulit lebih gelap karena

biasanya mereka cenderung tidak menyadari perubahan warna yang terjadi

pada kulitnya.

b. Depigmenting Agent :

Hydroquinone1,2,3,10,9

Hidrokuinon merupakan suatu krim pencerah kulit yang

merupakan gold standard dalam pengobatan HPI dan beberapa gangguan

hiperpigmentasi lainnya. Hidrokuinon secara komersil tersedia dalam

bentuk krim dan larutan 2%, 3%, dan 4%. Hidrokuinon pada tes tabung

memblokir secara langsung aktivitas enzim tirosinase dan kemampuannya

untuk membentuk melanin. Tetapi, ketika digunakan pada kulit,

hidrokuinon juga dapat bekerja secara tidak langsung dan mengubah

beberapa fungsi sel.

Mekanisme kerja dari obat ini terdiri atas dua mekanisme kerja, yaitu

melalui penghambatan enzim tirosinase yang reversibel ( enzim yang

memiliki peranan penting dalam konversi enzim tirosin menjadi melanin ).

Mekanisme kerja berikutnya adalah obat ini secara selektif

menghancurkan melanosom dan melanosit.

Akan tetapi hidrokuinon tidak terlalu efektif terhadap hiperpigmentasi

dermal karena hidrokuinon tidak bisa menembus jembatan dermal-

epidermal.

Pada tahun 1975, Kligman dan Willis memperkenalkan formula baru yang

dipercaya efektif dalam pengobatan hiperpigmentasi yang terdiri atas

hidrokuinon 5%, tretinoin 0,1%, dan deksametason 0,1%. Efek samping

dari hidrokuinon dapat berupa iritasi kulit ringan, panas, merah, dan gatal.

Hidrokuinon dapat dikombinasikan dengan asam retinoat 0,05%

( tretinoin topikal ) dan kortikosteroid topikal terfluorinasi. Asam retinoat

bekerja sebagai pengelupas kulit agar hidrokuinon mudah masuk ke kulit

8

Page 9: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

sedang kortikosteroid dapat memutihkan kulit dan menghambat terjadinya

iritasi baik oleh hidrokunon maupun oleh asam retinoat. Efek samping

asam retinoat adalah iritasi ringan sampai berat. Sedangkan efek samping

kortikosteroid terfluorinasi berupa atropi kulit, telangiektasis, dan striae.

N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol3

N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol merupakan agen depigmentasi

yang paling potensial yang bekerja secara spesifik hanya pada melanosit

yang fungsional yang aktif mensintesis melanin. N-Acetyl-4-S-

cysteaninylphenol stabil ( bahkan jika dididihkan lebih dari 10 menit ),

larut dalam air dan memiliki tingkat toksisitas yang rendah pada hewan

percobaan. Median dosis letal dari 4-S-cysteaninylphenol dan N-Acetyl-4-

S-cysteaninylphenol adalah 400mg per kg berat badan dan 1400mg per kg

berat badan. Obat ini tidak menyebabkan depigmentasi permanen pada

kulit bahkan setelah penggunaan jangka panjang. Mekanisme kerja pasti

obat ini belum jelas dan N-Acetyl-4-S-cysteaninylphenol pada paparan

tirosinase membentuk pigmen coklat tua. Pigmen ini terbentuk melalui

siklisasi oksidasi pada rantai samping untuk memproduksi struktur

benzothiazine-type. Pigmen ini bisa saja berfungsi sebagai filter terhadap

sinar UV dan visible light seperti kerja pigmen melanin. Preparat baru ini

lebih aman dibanding hidrokuinon dan turunannya pada pengobatan

hipomelanosis.

Azelaic Acid (AA)3,10

Azelaic Acid (AA) memiliki efek inhibisi pada tirosinase, yang

merupakan ezim utama pada melanogenesis. Azelaic Acid (AA) adalah

pengobatan yang efektif terhadap HPI. Beberapa mekanisme kerja Azelaic

Acid (AA) selain efek inhibisi pada tirosinase, juga memiliki efek sebagai

sitotoksik selektif dan antiproliferatif dari melanosit yang dapat

9

Page 10: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

menghambat sintesis DNA dan enzim mitokondria. Formulasinya

biasanya terdiri atas 15% gel yang khas digunakan pada terapi Rosacea

atau 20% krim yang biasanya digunakan untuk Acne vulgaris, melasma,

selain pada HPI. Pasien yang telah diterapi dengan Azelaic Acid (AA)

memperihatkan terjadinya penurunan yang pesat dari intensitas pigmen

setelah pengobatan selama 24 minggu. Azelaic Acid (AA) digunakan dua

kali sehari selama beberapa bulan, dan memberikan hasil yang

memuaskan pada pengobatan melasma, HPI, dan hipermelanosis yang

disebabkan oleh agen fisik dan fotokimia. Efek samping dari Azelaic Acid

(AA) biasanya ringan dan cepat. Beberapa studi memperlihatkan

keamanan dan keefektifan dari Azelaic Acid (AA) terhadap melasma.

Tetapi pada HPI, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Mekanisme

kerja Azelaic Acid (AA) belum jelas. Azelaic Acid (AA) tidak memiliki

efek selektif pada melanosit. Azelaic Acid (AA) dapat bekerja dengan cara

menghambat atau menginhibisi enzim-enzim oksidoreduktif yang esensial

secara reversibel.

c. Vitamin D Supplementation10

Pada sebuah studi klinis, level vitamin D serum pada seseorang yang

menggunakan sunscreen lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak

menggunakan sunscreen, tetapi masih dalam batas normal. Hal ini sangat

penting terutama bagi individu berkulit gelap yang telah memiliki resiko

kekurangan vitamin D dikarenakan oleh pada dasarnya individu berkulit gelap

memiliki konsentrasi melanin yang lebih tinggi. Maka dari itu, dapat

diberikan diet dan suplemen vitamin D yang terkandung dalam jenis-jenis

makanan tertentu seperti ikan salmon, minyak ikan, dll.

d. Ascorbic Acid10

10

Page 11: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Ascorbic Acid atau vitamin C merupakan antioksidan alami yang bisa

didapatkan dari buah-buahan dan sayur-sayuran. Ascorbic Acid dapat

membuat kulit menjadi lebih cerah dengan berinteraksi dengan ion tembaga

pada sisi aktif dari enzim tiroksinase dan dengan mengurangi oksidasi

dopaquinone ( suatu substrat yang berada dalam jalur sintesis melanin ).

Selain bekerja sebagai agen pencerah kulit, beberapa keuntungan dari

Ascorbic Acid ternyata tidak hanya memiliki efek anti oksidan tetapi menurut

beberapa penelitian, Ascorbic Acid juga menunjukkan efek antiinflamasi dan

memiliki efek fotoprotektif. Ascorbic Acid dapat diformulasikan dengan

beberapa agen depigmentasi seperti hidrokuinon.

e. Retinoid10

Retinoid merupakan struktur dan fungsional analog vitamin A. Bila

retinoid dikonsumsi sendiri atau dikombinasikan dengan agen pengobatan

HPI lainnya, menghasilkan efek yang efektif pada beberapa pasien. Retinoid

juga efektif dalam pengobatan melasma, freckles, ptiriasis versikolor, liken

planus, dan keratosis aktinik. Retinoid digunakan dua kali sehari selama enam

minggu untuk pengobatan melasma, efelit, dan HPI. Retinoid menghasilkan

berbagai efek-efek biologis yang dapat mencerahkan kulit termasuk modulasi

sel proliferasi, diferensiasi, dan perlekatan ; menginduksi apoptosis dan

ekspresi dari antiinflamasi. Interval konsentarasinya dari 0,01 sampai 0,1%

dan tretinoin dapat diformulasikan dalam krim, gel, mikrosphere gel, yang

dapat mengontrol dan mengendalikan pelepasan tretinoin sehingga dapat

mengurangi iritasi.

f. Kojic Acid10

Asam Kojik adalah fungal metabolic dari beberapa spesies tertentu

dari acetobacter, aspergillus, dan penicillium. Kemampuan depigmentasi obat

ini berasal dari inhibisi yang potensial terhadap tirosinase dengan ikatan

11

Page 12: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

tembaga pada sisi aktif dari enzim tersebut. Asam Kojik tersedia dalam

konsentrasi 1-4% dan dapat diformulasikan dengan agen-agen pencerah

lainnya termasuk asam glikolik dan hidrokuinon untuk meningkatkan

efisiensi.

g. Arbutin10

Arbutin diekstraksi dari daun bearberry,pear,cranberry, atau blueberry

yang dikeringkan dan merupakan turunan dari hidrokuinon. Arbutin tidak

memiliki efek melanotoksik. Arbutin dapat menyebabkan depigmentasi tidak

hanya dengan cara menghambat enzim tirosinase, tetapi juga maturasi

melanosom. Walaupun efisiensinya tergantung pada dosis yang diberikan,

arbutin dengan konsentrasi tinggi dapa menyebabkan hiperpigmentasi

paradoks. Bentuk sintetik dari arbutin adalah alpha-arbutine dan

deoxiarbutine memiliki kemampuan yang lebih besar untuk menghambat

enzim tirosinase dibanding komponen alaminya.

h. Niacinamide10

Niacinamide adalah derivat fisiologis aktif dari vitamin B3 (niacin.

Penelitian in vitro menunjukkan bahwa niacinamide dapat menurunkan

transfer melanosom secara signifikan ke keratinosit tanpa menghambat

aktivitas enzim tyrosinase atau proliferasi sel dan niacinamide juga dapat

menghambat jalur signal sel antara keratinosit dan melanosit untuk

mengurangi melanogenesis. salah satu keuntungan niacinamide adalah

stabilitasnya yang tidak terpengaruh oleh cahaya, kelembaban, asam, basa,

pengoksidasi. Keamanan dan efisiensi dari niacinamide untuk HPI pada

individu kulit gelap belum diteliti. Akan tetapi , penggunaan niacinamide

topikal dengan kadar 2-5% telah menunjukkan keefisiensian ketika digunakan

baik secara tunggal maupun dengan dikombinasikan dengan N-Acetyl

12

Page 13: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Glucosamine untuk pengobatan melasma dan hiperpigmentasi yang di induksi

oleh sinar UV. Pada pasien dengan kulit normal dan orang Asia.

i. N-acetyl glucosamine10

N-Acetyl Glucosamine (NAG) adalah gula amino yang merupakan prekurso

dari asam hyaluronic dan ditemukan di alam dan dijaringan tubuh manusia.

Kemampuan depigmentasinya berasal dari inhibisi glikosilasi tyrosinase, yang

merupakan sebuah sebuah langkah penting dari sebuah melanin. Glukosamin

itu sendiri telah dilaporkan dapat mengurangi melanogenesis. Akan tetapi, N-

Acetyl Glukosamin ini susah diformulasikan dalam bentuk topikal karena

ketidakstabilannya. Fokus terkini telah berpindah pada pengembangan

kosmetik yang mengandung NAG yang memiliki kestabilan yang lebih baik,

penetrasi kulit yang baik, dan memiliki toleransi yang lebih baik terhadap

semuanya. NAG biasa digunakan dalam konsentrasi 2% sebagai monoterapi

atau dengan kombinasi dengan niacinamida, yang mana memiliki efek klinis

yang lebih baik karena mempunyai dua mekanisme depigmentasi yang

berbeda.

j. Licorice10

Ekstrak akar licorice merupakan bahan yang sering ditemukan pada obat -

obat pencerah kulit dan juga digunakan pada pengobatan dari banyak variasi

penyakit yang bahkan diluar cakupan dermatologi karena efek anti inflamasi,

anti virus, anti mikrobial dan anti karsinogeniknya. Beberapa bahan dari

ekstrak akar Licorice termasuk Glabridin, yang dapat menghambat enzim

tyrosinase dapat memiliki efek anti inflamasi, dan liquiritin yang tidak

menghambat tyrosinase tetapi menyebabkan depigmentasi dengan cara

dispersi dan pengangkatan melanin.

k. Soy10

13

Page 14: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Aktivasi dari sel reseptor dari protease-activated receptor 2 (PAR-2) yang

ditemukan pada keratinosit memediasi transfer melanosom dari melanosit dari

keratinosit ke sekelilingnya. Protein pada soy seperti soy been trypsin

inhibitor (STI) dan Bowman-Birk Inhibitor (BBI) menghambat aktivasi

reseptor - reseptor sel ini sehingga fagositosis melanosom ke dalam keratosit

berkurang yang menyebabkan depigmentasi yang reversibel.

l. Glycolic Acid10

Ditemukan di Sugar Cane, merupakan asam alpha-hidroksi (AHA) alami yang

menginduksi epidermolisis, mendispersi lapisan basal melanin, dan

meningkatkan sintesis kolagen derma. Konsentrasi GA mulai dari 20-70% ,

dan netralisasi dengan air atau sodium bikarbonat diperlukan untuk

menghentikan pengelupasan.

m. Salicylic Acid10

Merupakan turunan dari Willow Tree Bark yang merupakan asam hidroksi

yang menginduksi keratolisis dengan cara mengganggu hubungan lipid

intraselular yang berada diantara sel-sel epitel. Konsentrasi SA mulai dari 20-

30% dan tidak membutuhkan netralisasi.

n. Bleaching Agents (mengandung Hidrogen peroksida, ammonia, atau

dicampur dengan produk oksidasi yang lainnya seperti garam peroxy atau

peroksida4

Agen pencerah kulit biasanya digunakan sebagai agen pencerah kulit dan

rambut; dengan cara mengoksidasi pigmen-pigmen melanin. Apabila dalam

keadaan extrim, dapat mengarah kepada solubilasi total dan eliminasi.

Berbagai jenis produk pencerah tersedia dalam bentuk cairan, emulsi, krim,

shampoo, bubuk, pasta dan minyak. Semuanya itu mengandung hidrogen

14

Page 15: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

peroksida, hidrogen peroksida itu sendiri dengan amoniak, atau dicampurkan

dengan produk oksidasi yang lainnya seperti garam peroksi atau peroksida.

o. Liquid Nitrogen Cryotheraphy10

Melanosit rentan terhadap pembekuan, oleh karena itu cryotherapy sebaiknya

dihindari oleh indvidu dengan warna kulit yang lebih gelap akibat besarnya

resiko depigmentasi permanen. Agen pembeku harus digunakan secara

perlahan untuk menghindari adanya blistering dan nekrosis kulit. Cryotherapy

dengan nitrogen cair biasanya berhasil digunakan untuk mengobati lesi

pigmentasi individual. Cryotherapy nitrogen cair juga telah digunakan untuk

mengobati naevus of Ota, delayed naevus spilus, dan blue naevus.

Cryotreatment dilakukan dengan menggunakan alat nitrogen cair dengan

removable disc-shaped copper tip yang disebut CRYOMINI.

p. Chemabrasion and Peeling10

Kemabrasi atau pengelupasan menggunakan berbagai macam bahan kimia

adalah modalitas terapi lain untuk menghilangkan freckles, solar lentigenes,

dan localized patches lainnya dari hiperpigmentasi melanin. Pengelupasan

dengan menggunakan asam glycolic juga berguna untuk mengobati

dispigmentasi dari photodamaged skin, dari hiperpigmentasi post inflamasi

pada pasien berkulit gelap, dan lebih sedikit pada melasma yang diderita oleh

wanita Asia. Produk asam glycolic/asam Kojic dan asam glycolic/hidrokuinon

topikal efektif dalam mengurangi hiperpigmentasi melanin pada pasien

melasma. Chemabrasion using trichloroacetic acid (TCA) adalah modalitas

terapi lainnya yang berguna untuk menghilangkan freckles, solar lentigenes,

dan localized patches lainnya. Akan tetapi TCA harus digunakan dengan

sangat hati-hati karena TCA terkonsentrasi dapat menyebabkan nekrosis

instan pada bagian epidermis dan HPI, biasanya terlihat pada tipe kulit V dan

VI.

15

Page 16: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

q. Terapi Laser10

Meskipun terapi pencerah kulit topikal menjadi terapi pilihan untuk

pengobatan HPI, terapi laser dapat efektif atau dapat menjadi terapi alternatif

jika terapi awal tidak berhasil. Akan tetapi, hanya sedikit literatur yang

mengevaluasi secara spesifik penggunaan alat laser ini sebagai pengobatan

untuk HPI pada semua jenis kulit. Laser hijau (510nm, 532 nm), Merah (694

nm), atau mendekati inframerah (755 nm, 1064 nm) adalah pigmen spesifik

dan menghasilkan cahaya yang selektif terhadap melanosom intraseluler

target. Meskipun demikian, karena adanya spektrum absorbsi melanin yang

luas (250 nm-1200 nm), energi laser dimaksudkan untuk target yang lebih

dalam bisa diabsorpsi diantara epidermis yang berpigmentasi, dimana hal

tersebut dalam mengakibatkan komplikasi seperti dyschromias, blistering, dan

scar. Sinar laser hijau tidak dapat menembus sedalam sinar laser merah dan

sinar near infrared laser karen apanjang gelombangnya yang lebih panjang.

Energi dari laser dengan panjang gelombang yang pendek dapat diserap

secara lebih efisien oleh melanin epidermal, sedangkan laser dengan panjang

gelombang yang lebih panjang dapat menembus lebih dalam dengan absorpsi

yang selektif dengan oleh target dermal yang membuat hal tersebut lebih

aman pada pasien dengan warna kulit lebih gelap. Penggunaan durasi pulsasi

yang lebih panjang dan pendinginan alat juga dapat menghasilkan batas

keamanan yang lebih besar sambil tetap memelihara efisiensi pada individu

dengan warna kulit yang lebih gelap.

Pencegahan dan Prognosis1

16

Page 17: Hiperpigmentasi Post Inflamasi

Usaha pencegahan harus dilakukan terhadap kemungkinan bertambahnya lesi

atau timbul kembalinya lesi yang sudah berhasil dikurangi. Usaha tersebut dapat

berupa :

1. Memberikan nasihat atau saran utnuk melakukan kegiatan harian yang tidak

memperberat penyakit, misalnya pekerjaan, hobi, atau rekreasi.

2. Memberikan saran pemakaian tabir surya yang sesuai.

3. Memberikan saran pemakaian kosmetika yang sesuai agar tidak mengganggu

pengobatan atau memperberat kelainan.

4. Memberikan saran unttuk menjaga kesehatan umumnya terhadap penyakit

yang langsung atau tidak langsug dapat menyebabkan hiperpigmentasi.

17