Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

20

Click here to load reader

Transcript of Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Page 1: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran
Page 2: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

WEBSITE

World Wide Web (www) merupakan aplikasi di

internet yang paling banyak digunakan.

dapat menghasilkan tampilan yang sangat

indah karena didukung oleh antar muka

berbasis grafik (Graphical User Interface)

yang cukup baik dan bersifat multimedia.

Page 3: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Akses di internet dari WWW

Informasi perusahaan,

informasi sekolah,

informasi perguruan tinggi,

informasi LSM,

jurnal-jurnal,

surat kabar, majalah,

dan banyak informasi lainnya

Page 4: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Merancang informasi dalam bentuk basisdata

(file-file) yang disimpan dalam beberapa

server

Hubungan antara file yang satu dengan file

yang lain, baik pada server yang sama

maupun pada server yang berbeda dilakukan

dengan hyperlink

File teks yang memuat hyperlink dinamakan

hiperteks (hypertext).

Website dibangun memanfaatkan teknologi

hiperteks

Page 5: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Hiperteks

Hiperteks adalah teks yang disusun dalam potongan-potongan teks sebagai titik (node), serta hubungan-hubungan antar potongan-potongan teks tersebut(McKnight dkk., 1988).

Jonassen (1988) menambahkan bahwa hiperteksadalah fasilitas komputer yang memungkinkan teksdan grafik dapat diakses dengan urutan yang sepenuhnya diatur oleh pemakai

Hiperteks dapat menciptakan banyak alternatifpencabangan, sehingga pemakai dapat secaraleluasa berpindah dari satu titik ke titik lainnya.

Hiperteks juga mampu merangkai gambar, grafik, animasi, dan video

Page 6: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Landow dalam Kibby (1996) menetapkan beberapa

ketentuan yang wajib dipenuhi dalam penyusunan

hiperteks, yaitu sebagai berikut.

1) Terdapat hubungan yang signifikan antara materi-

materi yang terkoneksi,

2) Penekanan pada koneksi antar materi mendorong

kebiasaan berpikir pembaca.

3) Koneksi yang gagal diusahakan sekecil mungkin

4) Bila ada koneksi ke grafik, maka diusahakan agar

disertai teks, sehingga tampak keterkaitan antara

kondisi awal dengan kondisi akhir .

Page 7: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Hiperlink

Hubungan antarteks :

antara teks dengan grafik,

antara teks dengan animasi,

antara teks dengan video,

antara gambar dengan video,

atau hubungan yang lain dibangun dengan

hyperlink.

Jadi hiperteks dan hyperlink merupakan satu

kesatuan dalam membangun website.

Page 8: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Menurut teori belajar kognitif, belajar berarti

membuat peta antara informasi yang sudah

diketahui dengan informasi yang sedang dipelajari.

Teknologi hipermedia mampu memfasilitasi

pemetaan tersebut, karena hipermedia mampu

mengilustrasikan ikatan antar konsep.

Hipermedia akan meningkatkan hasil belajar

karena hipermedia memfokuskan diri pada

keterkaitan antara konsep-konsep atau ide-ide.

Page 9: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Sistem informasi berbasis hipermedia memilikidua fungsi, yaitu:

(1) mengintergrasikan basis-data danmanajemen informasi ke dalam satu model dan

(2) menerapkan hipermedia sebagai antar-muka presentasi informasi (Walster, 1988).

Dalam hipermedia, basis-data yang memuatmateri pembelajaran diitegrasikan denganmanajemen informasi.

Hipermedia dapat juga menjadi antar muka dari pesentasi materi.

Page 10: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Fisik portal dapat diasumsikan sebuah gerbang

atau pintu masuk untuk menuju ke suatu

tempat.

Portal secara umum dapat diartikan sebuah

website yang menjadi pintu masuk untuk

menuju ke sebuah situs lain di internet

Page 11: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Micro Portal

Portal kecil atau "micro portal" seperti slashdot

(www.slashdot.org) dan proyek weblog didalamnya

menyajikan berbagai informasi dan link yang terkait

yang dibuat dengan struktur dan anatomi web yang

khas

Micro portal kemudian menjadi cikal bakal

tumbuhnya portal masa kini dengan dukungan

teknologi yang besar dan content yang melimpah

serta maraknya gerakan open source di dunia

Page 12: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Berdasarkan fungsionalnya, portal dibagi

menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Portal Informasi (news, weblogs, customer

support)

2. Portal Transaksi (sales)

3. Portal Kolaborasi (weblogs, news) +

discussion

Page 13: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Sebuah portal mempunyai kelebihan yang merupakan

perbedaan utama dari web biasa, kelebihan

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Mudah, administrasi portal berbasis web hanya

membutuhkan pengalaman menggunakan komputer

yang minimal untuk mengelola isi sebuah portal

web.

2. Pengaturan layout yang fleksibel, perubahan

layout (tampilan, ukuran) web tanpa harus

mengubah keseluruhan halaman yang ada.

Page 14: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

3. Isi yang interaktif, pengunjung portal web

dapat mengirimkan komentar, artikel,

pengumuman dan weblink.

4. Halaman yang bisa mengimpor atau ekspor

headline berita dari web portal yang lain

5. Halaman tambahan untuk informasi, pada

halaman utama pengunjung hanya dapat

melihat bagian (sinopsis) dari berita atau

informasi tersebut. Untuk melihat lebih

lanjut, pengunjung cukup mengklik link,

misal link "more details".

Page 15: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

6. Adanya survey atau jajak pendapat yang

menyediakan quick view, dimana kita dapat

langsung melihat hasil survey atau polling tersebut.

7. Fasilitas untuk upload atau download file

8. Adanya fasilitas multibahasa sehingga

memungkinkan pengunjung menyesuaikan dengan

bahasa negara mereka.

Page 16: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Kontekstualisasi atau individualisasi

pembelajaran adalah terminologi yang

digunakan dalam upaya pemberagaman

pendidikan agar dapat diadaptasikan dengan

karakteristik peserta didik yang beragam .

Teori belajar modern yang muncul belakangan

lebih mengacu kepada pembelajaran adaptif

Page 17: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Di awal abad ke-20, pendidikan individual sudahdimulai oleh beberapa tokoh, sepertiRabinranatah Tagore dan Maria Montessori (Djumhur & Danasuparta, 1976). Pendidikan“mengatur diri” (selfgovernment) dari Tagore berangkat dari prinsip bahwa anak dalamusahanya harus memiliki kebebasan untukmengatur diri sendiri dalam sekolah sebagai saturepublik.

Sementara itu, prinsip yang digunakan Montessori adalah anak memiliki daya untuk mendidik dirisendiri, sehingga harus diberi kesempatan untukmencoba dan menemukan sendiri di bawahobservasi pendidik.

Page 18: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Teknologi yang dapat dimanfaatkan untukmengimplementasikan pembelajaran adaptifadalah hipermedia.

Hipermedia adalah media yang mampumenampilkan multimedia dan hiperteks secaraterintegrasi (McKnight dkk., 1996).

Jika multimedia mampu mengintegrasikan grafik, animasi, audio, dan video, maka hipermediamampu mengintegrasikan grafik, animasi, audio, video dan hiperteks.

Hiperteks sendiri adalah metode non-sekuensialdan non-linier untuk mengorganisasikan danmenyajikan teks (Jonassen & Reeves, 1996).

Page 19: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Kketentuan yang harus dipenuhi dalam penyusunanhipermedia pembelajaran, antara lain:

(1) terdapat hubungan yang signifikan antara materi-materi yang terkoneksi, sehingga memenuhiharapan peserta didik;

(2) koneksi antara materi-materi dibuat untuk mampumendorong kebiasaan berpikir siswa;

(3) koneksi yang gagal diusahakan sekecil mungkin;

(4) bila ada koneksi ke grafik, animasi atau video, maka harus disertai teks, agar tampak keterkaitanantara kondisi awal dengan kondisi akhir pesertadidik (Landow dalam Kibby, 1996).

Page 20: Hipermedia dan Pemberagaman Pembelajaran

Hipermedia dapat dipasang di internet, intranet, atau

diproduksi menjadi compact disk (CD) interaktif.

Sejak diperkenalkan hipermedia, dikenal istilah baru

dalam pembelajaran, yakni pembelajaran berbasis

web, karena bentuk dan cara kerjanya meniru situs-

web (website) di internet.

Observasi yang dilakukan O’Hanlon (1999)

menemukan bahwa pembelajaran berbasis web

sangat populer di kalangan mahasiswa yang senang

menjadwal perkuliahan secara fleksibel