Hiperlipidemia
-
Upload
riskawulandarii -
Category
Documents
-
view
25 -
download
1
description
Transcript of Hiperlipidemia
KELOMPOK 2
FARMAKOTERAPI
HIPERLIPIDEMIADisusun Oleh:
Purwanti 260112140513Dessy Oktavia 260112140529Haniva Humanisya 260112140545Muhammad Arifin 260112140561Agie Avionico Gaudart 260112140577Sulistya Ningsih 260112140593Riska Wulandari 260112140609Seung Hyun Kim 260112142501
KELAS A
DEFINISI
Hiperlipidemia:suatu keadaan gangguan metabolisme dimana
kadar lemak di dalam darah meningkat di atas batas normal.
Kolesterol total tinggi
LDL tingg
i
TGtinggi
HDL renda
h
KLASIFIKASI
Secara umum: Hiperkolesterolemia (kadar
kolesterol tinggi) Hipertrigliserida (kadar
trigliserida tinggi)Berdasarkan faktor resikonya: Hiperlipidemia primer (gen) Hiperlipidemia sekunder
(penyakit, obat)
Berdasarkan jenis lipoprotein yang meningkat, hiperlipoproteinemia dibedakan atas 5 macam:
Hiperlipoproteinemia tipe IHiperlipoproteinemia tipe II (Tipe IIA ,
IIB)Hiperlipoproteinemia tipe IIIHiperlipoproteinamia tipe IVHiperlipoproteinamia tipe V
KLASIFIKASI (lanjutan)
Lanjutan...
3. Jalur Reverse Cholesterol TransportSuatu proses yang membawa kolesterol dari jaringan kembali ke hepar.HDL merupakan lipropotein yang berperan pada jalur ini.
MANIFESTASI KLINIK
Hiperkolesterolemia familial [peningkatan LDL dan perubahan penyimpanan turunan kolesterol LDL pada tendon (xantoma) dan arteri (ateroma)].
Defisiensi lipoprotein lipase familial (akumulasi kilomikron, meningkatnya TG atau pola lipoprotein tipe I).Gejala: serangan berulang pankreatitis dan nyeri abdominal, xantomatosis kutaneus, dan hepatosplenomegali yang diawali sejak kecil.Gejala buruk proporsional asupan lemak dalam makanan → peningkatan kilomikron.Pembentukan aterosklerosis tidak dipercepat dengan penyakit ini.
MANIFESTASI KLINIK (lanjutan)
Gejala klinis pasien hiperlipoproteinemia familian tipe III berkembang setelah umur 20 th yaitu xantoma striata palmaris (perubahan warna menjadi kuning pada palmar dan berkerutnya digital); tuberosa xantoma (bulbus kutaneus xantoma); dan aterosklerosis parah yang melibatkan arteri koroner, karotid internal, dan aorta abdominal.
Hiperlipoproteinemia tipe IV umum, pasien dewasa obesitas, diabetes, dan hiperurisemia dan tidak memiliki xantoma. Kondisi sekunder pada peminum alkohol dan diperburuk dengan stres, progestin, kontrasepsi oral, thiazid, atau β bloker.
TipeV(nyeri abdominal,pankreatitis,xantoma,polineuropathy perifer).Pasien obesitas, hiperurisemia, dan diabetes; peminum alkohol, eksogenus estrogen, dan gagal ginjal. Resiko aterosklerosis meningkat dengan penyakit tipe ini.
DIAGNOSIS
Komponen utama yang dilihat adalah:
usia, jenis kelamin, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium:Pemeriksaan lipoprotein termasuk kolesterol total, LDL,VLDL, HDL, dan TG.
Tujuan pengobatan hiperlipidemia adalah:
untuk menurunkan kadar LDL dan
kolesterol total → mengurangi resiko
infraksi miokardial, angina, gagal jantung, stroke iskemik, atau
bentuk lain dari penyakit peripheral
arterial, seperti carotid stenosis atau abdominal
aortic aneurysm.
HASIL TERAPI YANG DIINGINKAN
TERAPI NON-FARMAKOLOGI
Perubahan gaya hidup Terapi diet Penurunan BB Meningkatkan aktivitas fisik Berhenti merokok
Kurangi asupan kolesterol dan asam lemak jenuh
TERAPI NON-FARMAKOLOGI
Peningkatan asupan serat larut bisa menurunkan asupan lemak total dan kolesterol LDL
Meminum 2 sampai 3 g / hari sterol dan stanol akan mengurangi LDL sebesar 6%- 15%
Perbanyak konsumsi miyak ikan air untuk menurunkan risiko PJK
Bile Acid Resin (Cholestyramine, colestipol, Colesevelam)
INDIKASI: anti-hiperkolesterolemia primer (hiperkolesterolemia familial, familial dikombinasikan hiperlipidemia, jenis IIa hyperlipoproteinemia).
MEKANISME: mengikat asam empedu dalam lumen usus, menurunkan ukuran asam empedu dan merangsang sintesis hepatik asam empedu dari kolesterol.
Bile Acid Resin(Cholestyramine, colestipol, Colesevelam)
EFEK SAMPING: o sembelit, okembung, openuh epigastrium,omual, dan operut kembung. ogangguan penyerapan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak;
ohipernatremia dan hyperchloremia; oObstruksi GI; dan mengurangi bioavailabilitas obat asam
Niasin INDIKASI: hiperlipidemia (C),
hiperkolesterolemia (2nd C). hipertrigliseridemia dan diabetes dislipidemia (1st).
MEKANISME: sintesis VLDL hati, sintesis LDL. Niasin HDL dengan mengurangi katabolisme nya.
EFEK SAMPING: Niasin punya banyak efek samping yang umum
HMG-CoA Reductase Inhibitors (Atorvastatin, Fluvastatin, Lovastatin, Pravastatin, Rosuvastatin, Simvastatin)
INDIKASI: penurun LDL total dan kolesterol
MEKANISME: menghambat 3-hidroksi-3-methylglutaryl koenzim A (HMG-CoA) reduktase, mengganggu konversi HMG-CoA menjadi mevalonate.
EFEK SAMPING:Sembelit, peningkatan serum aminotransferase (terutama SGPT), kadar kreatin kinase tinggi, miopati, dan kadang rhabdomyolysis.
Fibric Acids (Gemfibrozil, Fenofibrate, Clofibrate)
INDIKASI: menurunkan kadar VLDL MEKANISME: eliminasi lipoprotein kaya
trigliserid dari plasma. EFEK SAMPING: masalah Gastro
Intestinal 3-5%, ruam 2%,pusing 2,4%, peningkatan kadar transaminase dan alkali-fosfatase 4,5% dan 1,3%, gemfibrozil meningkatkan pembentukan batu empedu.
Ezetimibe
INDIKASI: menurunkan LDL
MEKANISME: mengganggu penyerapan kolesterol di usus
EFEK SAMPING: GI, efek kardiovaskular belum dievaluasi
Suplemen Minyak Ikan
INDIKASI : mengurangi kolesterol, trigliserida, LDL, dan VLDL dan dapat meningkatkan kolesterol HDL.
EFEK SAMPING : trombositopenia dan gangguan perdarahan telah dicatat, terutama dengan dosis tinggi (EPA, 15 sampai 30 g / hari).
EVALUASI HASIL TERAPI
Evaluasi jangka pendek pada terapi hiperlipidemia didasarkan pada respon terhadap diet dan terapi obat yang didapat dengan melakuakan pengukuran total kolesterol, LDL, HDL dan trigliserid
Permantauan laboratorium diperlukan untuk hasil terapi
Manifestasi eksternal dari hiperlipidemia dapat menurun akibat terapi (Gejala penyakit jantung atherosklerosis, seperti angina)
Perhitungan lipid seharusnya dilakukan dalam waktu puasa untuk meminimalisasi gangguan pengukuran terhadap kilomikron. Pemantauan dibutuhkan selama beberpa bulan pemberian obat. Jika kondisi pasien telah stabil, pemantauan dalam waktu 6 bulan hingga 1 tahun sudah cukup Terapi dengan resin asam empedu sebaiknya melakukan pengecekan puasa selama 4 sampai 8 minggu sampai dosis stabil tercapai
Terapi dengan niasin membutuhkan uji awal fungsi hati, asam urat, dan glukosa. Uji ulang sebaiknya dilakukan pada dosis 1000 – 1500 mg/hari.
Gejala miopati atau diabetes sebaiknya dicari penyebabnya dan mungkin memerlukan penetapan kreatinin kinase dan glukosa. Pasien dengan diabetes memerlukan pemantauan lebih sering Terapi dengan statin sebaiknya dilakukan pengecekan saat puasa 4 sampai 8 minggu setelah dosis awal atau perubahan dosis. Pasien dengan faktor resiko beragam dan penyakit jantung koroner sebaiknya dipantau dan dievaluasi untuk kemajuan dalam terapi
Pengontrolan faktor resiko (seperti kontrol tekanan darah, berhenti merokok, olah raga dan kontrol berat badan, serta kontrol glikemik jika diabetes )
Evaluasi dari terapi diet dengan jadwal diet dan recall servey instruments
Terapi menggunalan ezetimibe membutuhkan sedikit pemantauan khusus.
CONTOH KASUS DAN SOLUSINYA
KASUS 1: y. RT (55th) seorang anggota parlemen menjalani
general check up rutin. Ny. RT rajin berjalan setiap pagi sejauh 1 km. Ayah Ny. RT meninggal pada usia 35th karena penyakit myocardial infarction, ibunya masih hidup dan sehat-sehat saja sampai saat ini. Ny. RT mempunyai 3 saudara kandung, saudara pertama menderita hipertensi, saudara keduanya menderita diabetes, dan saudara ketiga (perempuan) meninggal pada usia 45th karena penyakit myocardial infarction. Satu tahun yang lalu Ny. RT mendapatkan warfarin 5mg untuk mengatasi kondisi VTE yang dideritanya.
Hasil Pemeriksaan
Pada pemeriksaan diketahui: tekanan darahnya
150/90mmHg. Tinggi badannya 150cm Berat badannya 67kg Random blood glukose level
6mmol/L. Hasil pemeriksaan lipid puasa:
Total kolesterol 7.5mmol/L LDL-cholesterol 3.9mmol/L HDL-cholesterol 1.0mmol/L Trigliserida 2.0mmol/L
Faktor Subjektif
Ny.RT seorang anggota parlemen senang berjalan setiap pagi sejauh 1km, mempunyai riwayat penyakit keluarga, ayah kandung meninggal mendadak usia 35th karena penyakit MI, saudara pertama menderita hypertensi, saudara kedua menderiata diabetes melitus, saudara ketiga meninggal pada usia 45th karena penyakit MI.
Faktor Objektif
Tanda vital:Tekanan darah = 140/80 mmHg (Pasien termasuk dalam kategori hipertensi stage 1)
Data Laboratorium
Hasil pemeriksaan lipid puasa :
NoPemeriksaan lipid puasa
Pasien (mmol/L)
Normal (mmol/L)
1 total kolesterol 7,5 ≤ 5,18
2 LDL-cholesterol 3,9 < 3,36
3 HDL-cholesterol 1,0 ˃ 0,91
4 Trigliserida 2,0 < 1,8
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dapat dikategorikan pasien mengalami hyperlipidemia type 2a, karena nilai LDL-nya menunjukkan kenaikan sedang untuk nilai HDLnya normal.
Solusi
TERAPI
Non Farmakolo
gi
olahraga ringan
mengurangi
konsumsi lemak jenuh
perbanyak konsumsi fiber atau
serat
Farmakologi
obat Lipitor (Gol.
Statin)
obat VTE (Wafarin)
obat antihipertensi (ACE-Inhibitor)
KASUS 2: MN, seorang pria 48 tahun dengan
riwayat hipertensi dan merokok (1bungkus/hari) dating ke klinik untuk tes kolesterol. Ia melaporkan tidak pernah mengalami nyeri dada atau riwayat infark miokard, stroke, atau penyakit arteri perifer. Ia tidak memiliki saudara kandung dan kedua orang tua hidup tanpa ada riwayat jantung koroner (PJK).
Riwayat kesehatan pasien: hipertensi selama 9 tahun, riwayat gout
Riwayat keluarga: ayah dan ibu hidup tanpa riwayat PJK atau diabetes.
Riwayat social: bekerja sebagai programmer computer dan duduk di mejanya sepanjang hari, tidak berolahraga secara teratur, minum alkohol.
Obat-obatan yang biasa digunakan: aspirin 80 mg sekali sehari, verapamil SR 180 mg sekali sehari
Hasil Pemeriksaan
Tanda vital : Tekanan darah 142/86 mmHg denyut nadi 71/menit Pernafasan 16/menit Suhu 37°C Tidak ada nyeri dada, sesak nafas atau pusing.
Laboratorium kolesterol total 6,63mmol/L Trigliserida 2,66 mmol/L Kolesterol HDL 0,70 mmol/L Glukosa 6,38 mmol/L
Analisis Kasus
Tuan MN mengalami hiperlipidemia IIIa ( kadar LDL normal, rendahnya kadar HDL, dan tingginya kadar kolesterol total dan trigliserida )
Tuan MN beresiko mengalami PJK karena memiliki beberapa faktor resiko pencetus PJK yakni : Mengalami hiperlipidemia ( HDL rendah →27mg/dL,
Kolesterol total tinggi→ 256mg/dL) Hipertensi (BP 142/86 mmHg) Kadar glukosa darah yang cukup tinggi (115mg/ml) Kebiasaan merokok, minum alkohol dan kurang
berolahraga.
Jika hiperlipidemia pada pasien tidak segera ditangani kemungkinan plak lemak akan tumbuh terus secara progresif selama bertahun-tahun pada pembuluh darah dan menyebabkan terjadinya penyumbatan, jika terjadi pada jantung maka dapat menyebabkan PJK.
Solusi
TERAPI
Non Farmakolgi
olahraga ringan
menghentikan merokok dan minum
alkohol, mengawasi
kadar glukosa darah
Pengaturan diet
Farmakologi
Obat Lipitor (Gol.Fibrat)
DAFTAR PUSTAKA
Azar, Z. (2012). Hyperlipidemia: Diagnosis and Treatment. Available online at http://www.nutritionmd.org/health_care_providers/cardiovascular/hyperlipidemia_diagnosis.html (diakses tanggal 4 Maret 2015).
Dipiro, J.T., R.L. Talbert, G.C. Yee, G.R. Matzke, B.G. Wells, L.M. Posey. (2008). Pharmacotheraphy a Pathophysiologic Approach. Seventh Edition. United States of America: McGraw Hill Companies, Inc.
Katzung, B.G. (2002). Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika. Neal, M.J. (2006). At a Glance Farmakologi Medis. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Rosenson, R.S. (2013). High Cholesterol and Lipids (Hyperlipidemia). Available online at http://www.uptodate.com/contents/high-cholesterol-and-lipids-hyperlipidemia-beyond-the-basics (diakses tanggal 4 Maret 2015).
Speicher C.E., dan Jack W.S. (1996). Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif, terjemahan Joko Suyono. Jakarta: EGC. Staf Pengajar Departemen Farmakologi. (2009). Kumpulan Kuliah Farmakologi. Edisi Kedua. Jakarta: EGC. Suyatna, F.D. (2007). Hipolipidemik. Dalam: S.G. Gunawan, R. Setiabudy, Nafrialdi, Elysabeth (editor). Farmakologi dan Terapi. Edisi
5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. UPT-Balai Informasi Teknologi LIPI. (2009). BAB V: KOLESTROL TINGGI. (
http://www.bit.lipi.go.id/pangan-kesehatan /documents/artikel_kolesterol/ kolesterol_tinggi.pdf) diakses pada 5 Maret 2015. Wells, B.G., J.T. Dipiro, T.L. Schwinghammer, C.V. Dipiro. (2009). Pharmacotherapy Handbook. Seventh Edition. United States of
America: The McGraw-Hill Companies, Inc.