High Alert

6
BAB I PENDAHULUAN Obat high alert merupakan obat yang apabila penggunaannya tidak tepat maka akan beresiko tinggi untuk pasien sehingga dapat menyebabkan bahaya yang sangat signifikan. Obat high alert beresiko tinggi pada pasien, penggunaannya harus dimonitoring agar rasional sehingga keselamatan pasien terjamin. Monitoring dapat dilakukan dari mulai awal peresepan hingga penggunaan pada pasien. Penulisan resep, penyiapan obat, cara pemberian obat pada pasien hingga memonitor kondisi klinis pasien yang dapat mengakibatkan perubahan dosis, perlu diawasi dengan seksama. Peningkatan upaya keselamatan pasien akan menurunkan kejadian medication error, terutama dalam penggunaan obat high alert. Penggunaan obat-obat high alert ini sangat banyak digunakan dalam pengobatan pasien di rumah sakit (1). Berdasarkan laporan yang disusun oleh Ali Rashidee dkk, menyatakan bahwa error yang terkait dengan penggunaan obat high alert terjadi pada proses peresepan (12%), dispensing (29%), dan administrasi 29%. Sisanya error terjadi pada proses transcribing document 25%, monitoring 3% dan yang tidak digunakan 2% (2). Upaya peningkatan keselamatan pasien dilakukan dengan menekankan disiplin pelayanan kesehatan yang didasari oleh pelaporan (reporting), analisis (analysis) dan pencegahan (prevention). Dalam usaha meningkatkan keselamatan pasien

description

Pendahuluan dan Definisi

Transcript of High Alert

BAB I

PENDAHULUANObat high alert merupakan obat yang apabila penggunaannya tidak tepat maka akan beresiko tinggi untuk pasien sehingga dapat menyebabkan bahaya yang sangat signifikan. Obat high alert beresiko tinggi pada pasien, penggunaannya harus dimonitoring agar rasional sehingga keselamatan pasien terjamin. Monitoring dapat dilakukan dari mulai awal peresepan hingga penggunaan pada pasien. Penulisan resep, penyiapan obat, cara pemberian obat pada pasien hingga memonitor kondisi klinis pasien yang dapat mengakibatkan perubahan dosis, perlu diawasi dengan seksama. Peningkatan upaya keselamatan pasien akan menurunkan kejadian medication error, terutama dalam penggunaan obat high alert. Penggunaan obat-obat high alert ini sangat banyak digunakan dalam pengobatan pasien di rumah sakit (1).

Berdasarkan laporan yang disusun oleh Ali Rashidee dkk, menyatakan bahwa error yang terkait dengan penggunaan obat high alert terjadi pada proses peresepan (12%), dispensing (29%), dan administrasi 29%. Sisanya error terjadi pada proses transcribing document 25%, monitoring 3% dan yang tidak digunakan 2% (2).

Upaya peningkatan keselamatan pasien dilakukan dengan menekankan disiplin pelayanan kesehatan yang didasari oleh pelaporan (reporting), analisis (analysis) dan pencegahan (prevention). Dalam usaha meningkatkan keselamatan pasien dibutuhkan kerjasama dan interaksi antar tenaga profesional kesehatan yakni dokter, apoteker, perawat dan pasien itu sendiri.

Selain dapat menekan dan mencegah kesalahan pengobatan, peningkatan keselamatan pasien juga mengarahkan pada penggunaan obat yang rasional. Menurut WHO, penggunaan obat dapat dikatakan rasional apabila pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan keadaan klinisnya dengan dosis yang sesuai pada periode waktu tertentu, dan dengan biaya yang terjangkau. Obat high alert yang beresiko tinggi pada pasien, penggunaannya harus diawasi agar rasional sehingga keselamatan pasien terjamin. Penulisan resep, penyiapan obat dan cara pemberian obat pada pasien perlu dilakukan dengan seksama.Pasien diruang ICU memiliki keadaan patofisiologi yang kompleks, sehingga memerlukan pengobatan yang intensif. Hal ini menyebabkan rata-rata pasien ICU menggunakan 8 hingga 12 jenis obat selama perawatan yang mayoritas diberikan secara intravena. Sayangnya, terapi obat melalui rute intravena diruang ICU seringkali bermasalah karena banyaknya obat yang digunakan secara bersamaan, keterbatasan tempat penginjeksian, pembatasan cairan, dan inkompatibilitas obat. Faktor-faktor ini kemudian mengharuskan tenaga kesehatan diruang ICU memiliki pengetahuan yang luas dan kehati-hatian yang tinggi menyangkut dengan pemberian obat melalui rute intravena. Obat high alert merupakan obat yang paling sering digunakan diruang ICU, karena sebagian obat high alert merupakan obat yang digunakan dalam keadaan life threatening.

BAB IIISIA. Obat High Alert (High Alert Medication)

Sekitar 80% dari obat yang beredar di pasaran memiliki indeks safety yang cukup besar, namun sekitar 20% bila digunakan secara tidak tepat akan memiliki efek samping yang berbahaya seperti dapat mengakibatkan cedera atau dapat juga menyebabkan kematian, obat-obatan tersebut umumnya dikenal dengan high alert medication. Istilah ini telah ditandai untuk obat yang dapat menarik perhatian yang dapat menyebabkan potensi yang berbahaya.

The Join Commision mendefinisikan high alert medication sebagai obat yang memiliki persentase atau potensial yang tinggi hingga menimbulkan medication error dan memberikan resiko tinggi yang disebabkan oleh penggunaan/ error, atau outcome yang merugikan/adverse outcomes. Menurut Institut for Healthcare Improvement (IHI), high alert medication adalah obat yang paling mungkin yang dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan terhadap pasien, bahkan jika digunakan secara tidak tepat.

High alert medication memilki resiko yang lebih tinggi yang dapat menyebabkan cedera, baik hasil dari terapeutik sempit atau karena tingginya insiden yang dilaporkan dengan kesalahan yang serius. Banyak high alert medication yang digunakan dengan volume tinggi. Contoh penggunaan obat dengan volume tinggi termasuk insulin untuk penderita diabetes, antikoagulan, narkotika klorida, dan natrium untuk injeksi. Dengan menggunakan obat-obat ini kemungkinan bahwa pasien mungkin mengalami resiko yang signifikan. Obat-obat high alert terdiri dari :

1. Agonis adrenergik (intravena)

2. Antagonis adrenergik (intravena)

3. Antiaritmia (intravena)

4. Antikoagulan

5. Obat kemoterapetik

6. Elektrolit

7. Obat hipoglikemik secara oral dan insulin

8. Obat inotropik (intravena)

9. Obat sedativa (intravena)

Obat sedativa secara oral (untuk anak-anak)

10. Obat narkotik atau opiateDAFTAR PUSTAKA1. Institute for Safe Medication Practices, ISMPs list of high alert medications. 2008. Diambil dari: http://www.ismp.org/tools/highalertmedication.pdf. Diakses Maret 20152. Rashidee A, Hart J, Chen J, Kumar S. High alert medications: Error Prevalence and Severity. 2009. Diambil dari: http://www.psqh.com/julyaugust-2009/164-data-trends-july-august-2009.html. Diakses Maret 2015