HIERARKISME NORMA

17
HIERARKI SME NORMA & NORMA HUKUM DALAM NEGARA Modul Kuliah Ilmu Perundang- undangan SONY MAULANA S. Fakultas Hukum Universitas Indonesia

description

HIERARKI SME NORMA & NORMA HUKUM DALAM NEGARA Modul Kuliah Ilmu Perundang-undangan SONY MAULANA S. Fakultas Hukum Universitas Indonesia. HIERARKISME NORMA . ADOLF MERKL (das Doppelte Rechtsanlitz) - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of HIERARKISME NORMA

Page 1: HIERARKISME NORMA

HIERARKI SME NORMA &NORMA HUKUM DALAM NEGARA

Modul Kuliah Ilmu Perundang-undangan

SONY MAULANA S.Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Page 2: HIERARKISME NORMA

HIERARKISME NORMA

ADOLF MERKL (das Doppelte Rechtsanlitz)Suatu norma hukum selalu memiliki dua wajah, artinya pada satu sisi ia bersumber dan berdasar pada norma hukum di atasnya dan pada sisi sebaliknya ia menjadi sumber dan dasar bagi norma hukum dibawahnya. Oleh karena itu, suatu norma hukum mempunyai masa laku yang relatif. Masa laku suatu norma hukum bergantung pada keber-lakuan norma hukum di atasnya, artinya suatu norma hukum akan (turut) tercabut bila norma hukum di atasnya dicabut..

smarticle-fhui/ilper/2011

Page 3: HIERARKISME NORMA

HANS KELSEN (Stufentheorie)Norma2 dalam suatu sistem norma tersusun secara berjenjang dan berlapis dalam suatu tata susunan yang bersifat hierarkis. Suatu norma bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi, norma yang lebih tinggi ini bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya sampai pergerakan ke atas ini berhenti pada suatu norma tertinggi yang sumber dan dasar pembentukannya tidak dapat ditelusuri lagi. smarticle-fhui/ilper/2011

Page 4: HIERARKISME NORMA

JENIS & HIERARKINORMA HUKUM NEGARA

HANS NAWIASKY (die Theorie vom Stufen-ordnung der Rechtsnormen)Selain tersusun secara berjenjang dan berlapis dalam suatu tata susunan yang bersifat hierarkis, norma2 hukum dalam suatu negara terdiri dari 4 (empat) lapis kelompok norma hukum, yaitu: 1. Staatsfundamentalnorm;2. Staatsgrundgesetz;3. Formell Gesetz; dan4. Verordnung & Autonome Satzung.

smarticle-fhui/ilper/2011

Page 5: HIERARKISME NORMA

Walaupun dengan nama dan jumlah yang berbeda dalam tiap lapis, namun tata susunan norma hukum setiap negara hampir selalu terdiri dari keempat lapis kelompok norma hukum tersebut.

smarticle-fhui/ilper/2011

Page 6: HIERARKISME NORMA

STAATSFUNDAMENTALNORM -- Norma Fundamental Negara

bersifat presupposed dan axiomatis;

norma tertinggi dalam tata susunan norma hukum negara;

landasan filosofis bagi pengaturan lebih lanjut penyelenggaraan negara; dan

sumber dan dasar bagi pembentukan Staats-grundgesetz.

-- Indonesia: Pembukaan UUD 1945.

smarticle-fhui/ilper/2011

Page 7: HIERARKISME NORMA

STAATSGRUDGESETZ -- Aturan Dasar Negara

bersifat general dan garis besar; berbentuk norma hukum tunggal; aturan mengenai pembagian

kekuasaan negara; aturan mengenai hubungan antara

negara dan warga negara; dan sumber dan dasar bagi

pembentukan Formell Gesetz. -- Indonesia: Batang Tubuh UUD

1945, TAP MPR, dan Konvensi Ketatanegaraan.

smarticle-fhui/ilper/2011

Page 8: HIERARKISME NORMA

FORMELL GESETZ -- Undang-undang Formal

Bersifat spesifik dan rinci; Berbentuk norma tunggal atau

berpasangan; Dibentuk oleh lembaga legislatif; pengaturan lebih lanjut ketentuan2

UUD dan kebutuhan hukum dalam kehidupan bernegara.

Sumber dan dasar bagi pembentukan Verordnung dan Autonome Satzung.

-- Indonesia: Undang-Undangsmarticle-fhui/ilper/2011

Page 9: HIERARKISME NORMA

VERORDNUNG SATZUNG -- Peraturan Pelaksanaan

Perat. per-uu-an yang dibentuk oleh lembaga pemerintah berdasarkan pelimpahan kewenangan pengaturan (delegated legislation) dari suatu UU kepada perat. per-uu-an yang bersangkutan. Tujuan dari pelimpahan kewenangan pengaturan ini adalah agar ketentuan2 dalam UU atau perat. yang lebih tinggi itu bisa implementatif. -- Indonesia: Peraturan Pemerintah,

Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Ditjen.

smarticle-fhui/ilper/2011

Page 10: HIERARKISME NORMA

AUTONOME SATZUNG -- Peraturan Otonom

Perat. per-uu-an yang dibentuk oleh lembaga pemerintah berdasarkan pemberian kewenangan pengaturan (atributive legislation) dari suatu UU kepada lembaga pemerintah tersebut. Tujuan dari pemberian kewenangan pengaturan ini adalah sebagai alat bagi lembaga pemerintah tersebut dalam menyelenggarakan kewenangan pemerintahan yang diatur dalam UU itu. -- Indonesia: Peraturan BI, dan

perat. lembaga2 pemerintahan penunjang lainnya.

smarticle-fhui/ilper/2011

Page 11: HIERARKISME NORMA

PENGERTIANPERAT. PER-UU-AN

Mengacu pada teori Hans Nawiasky, dimana Pembukaan UUD 1945 merupakan staats-fundamentalnorm, sedangkan Batang Tubuh UUD 1945, TAP MPR, dan konvensi ketatanegaraan adalah staatsgrundgesetz, maka perat. per-uu-an melingkupi, baik formell gesetz maupun verordnung satzung dan autonome satzung.

smarticle-fhui/ilper/2011

Page 12: HIERARKISME NORMA

Dengan demikian, perat. per-uu-an adalah penyebutan atas keputusan2 yang: mengandung norma2 hukum yang

terutama bersifat pengaturan; dibentuk berdasarkan kekuasaan

legislatif; meliputi undang-undang sebagai

jenis yang tertinggi yang dibentuk oleh DPR bersama dengan Presiden; dan

jenis2 peraturan lainnya yang dibentuk oleh lembaga2 pemerintah sebagai penguasa eksekutif untuk pelaksanaan dari undang-undang atau penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan berdasarkan undang-undang.

smarticle-fhui/ilper/2011

Page 13: HIERARKISME NORMA

Kekuasaan legislatif merupakan kekuasaan pembentukan undang-undang. Puvoir Legislative, menurut Montesquieu, adalah salah satu dari kekuasaan negara, selain kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudikatif.Undang-undang (wet; act) merupakan jenis perat. per-uu-an yang tertinggi yang dibentuk oleh pemegang kekuasaan legislatif.Di Indonesia, kekuasaan pembentukan undang-undang dijalankan oleh DPR bersama dengan Presiden (Pasal 20 juncto Pasal 5 ayat (1) UUD 1945).smarticle-fhui/ilper/2011

Page 14: HIERARKISME NORMA

Keputusan dari pemerintah disebut sebagai perat. per-uu-an apabila keputusan tersebut bersifat pengaturan (regeringsbesluit), yaitu mengandung norma2 hukum yang umum, abstrak, dan terus-menerus. Keputusan tersebut dibentuk oleh pemerintah sebagai penguasa eksekutif (regelend; rule making) untuk pelaksanaan atau eksekusi (politieke daad) dari undang-undang.Pembentukannya didasarkan atas delegasi ataupun atribusi kewenangan pengaturan dari undang-undang. Dengan demikian, kedudukannya berada di bawah undang-undang.

smarticle-fhui/ilper/2011

Page 15: HIERARKISME NORMA

JENIS & HIERARKIPERAT. PER-UU-AN INDONESIA

Berdasarkan pada teori Hans Nawiasky serta keberadaan lembaga negara dan pemerintahan, maka jenis dan hierarki perat. per-uu-an di Indonesia adalah sebagai berikut:Perat. Per-uu-an Tingkat Nasional: Undang-Undang dan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

Peraturan Pemerintah; Peraturan Presiden; Peraturan Menteri; Peraturan Pimpinan LPND; Peraturan Direktur Jenderal

Departemen; dan Peraturan Lembaga Pemerintahan

Lainnya

smarticle-fhui/ilper/2011

Page 16: HIERARKISME NORMA

Perat. Per-uu-an Tingkat Daerah Peraturan Daerah Provinsi; Peraturan Gubernur; Peraturan Daerah

Kabupaten/Kota; Peraturan Bupati/Walikota.

smarticle-fhui/ilper/2011

Page 17: HIERARKISME NORMA

terima Kasih.semoga bermanfaat!

©SONY MAULANA S.Bidang Studi Hukum Administrasi

NegaraFakultas Hukum Universitas Indonesia

Gedung D Lantai 2 Ruang 215Kampus Baru UI – Depok 16424

Tel: 021-788 49133Fax: 021-788 49140

Mobile: 08 151 88 9788email: [email protected].

smarticle-fhui/ilper/2011