hidrocepalus

27
LAPORAN PENDAHULUAN HIDROCHEPALUS OLEH : HAIRANITASARI,S.Kep I. TINJAUAN TEORI A. Definisi Hidrocephalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal secara aktif yang menyebabkan dilatasi system ventrikel otak, walapun pada kasus hidrosefalus eksternal pada anak-anak cairan akan berakumulasi di dalam rongga araknoid. (Satyanegara, 2010) Hydrocephalus adalah keadaan patologi otak yang mengakibatkan bertambahnya Cairan Serebrospinalis (CSS) dengan tekanan intrakarnial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS. Hydrocephalus Kongenital umumnya terjadi sekunder akibat malformasi susunan saraf pusat atau stenosis aquaduktus. Hydrocephalus biasanya timbul selama periode neonatus atau pada awal masa bayi. Harus dibedakan dengan pengumpulan cairan lokal tanpa tekanan intrakarnial yang meninggi seperti pada kista porensefali atau pelebaran Laporan Pendahuluan Hidrochepalus Hairanitasari ,S.Kep STIKES Widyagama Husada Malang Page 1

description

hidro

Transcript of hidrocepalus

TINJAUAN TEORI

LAPORAN PENDAHULUANHIDROCHEPALUSOLEH : HAIRANITASARI,S.Kep

I. TINJAUAN TEORIA. Definisi Hidrocephalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal secara aktif yang menyebabkan dilatasi system ventrikel otak, walapun pada kasus hidrosefalus eksternal pada anak-anak cairan akan berakumulasi di dalam rongga araknoid. (Satyanegara, 2010)Hydrocephalus adalah keadaan patologi otak yang mengakibatkan bertambahnya Cairan Serebrospinalis (CSS) dengan tekanan intrakarnial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS. Hydrocephalus Kongenital umumnya terjadi sekunder akibat malformasi susunan saraf pusat atau stenosis aquaduktus. Hydrocephalus biasanya timbul selama periode neonatus atau pada awal masa bayi. Harus dibedakan dengan pengumpulan cairan lokal tanpa tekanan intrakarnial yang meninggi seperti pada kista porensefali atau pelebaran ruangan CSS akibat tertimbunnya CSS yang menempati ruangan, sesudah terjadinya atrofi otak. Hydrocephalus yang tampak jelas dengan tanda tanda klinis yang khas disebut hydrocephalus yang manifes. Sementara itu, hydrocephalus dengan ukuran kepala yang normal disebut sebagai hydrocephalus yang tersembunyi. Dikenal Hydrocephalus Kongenital dan Hydrocephalus Akuisita

B. EtiologiHidrochepalus dapat terjadi karena gangguan sirkulasi likuor di dalam system ventrikel atau oleh produksi berlebihan likour. Hidrochepalus obstruktif atau nonkomunikans terjadi bila sirkulasi likour otak terganggu, yang kebanyakan disebabkan oleh stenosis akuaduktus sylvius, Atresia foramen magendi dan luschka, malformasi vaskuler, atau tumor bawaan. Hidroshepalus komunikans yang terjadi karena produksi berlebihan atau gangguan penyerapan juga jarang ditemukan. (Wim de jong)C. Klasifikasi

1. Gambaran klinis

a. hydrocephalus yang manifes (Overt hydrocephalus) merupakan hydrochepalus yang tampak jelas dengan tanda-tanda klinis yang khas.

b. Hydrocephalus yang tersembunyi (occult hydrochepalus) merupakan hydrochepalus dengan ukuran kepala normal.

2. Waktu pembentukan

a. Hydrocephalus kongential merupakan Hydrocephalus yang terjadi pada neonates atau yang berkembang selama intrauterine.

b. Hydrocephalus infantile merupakan Hydrocephalus yang terjadi karena cedera kepala selama proses kelahiran.

c. Hydrocephalus akuisita merupakan Hydrocephalus yang terjadi selama masa neonates atau disebabkan oleh factor-faktor lain setelah masa neonates.3. Proses terbentuknya.

a. Hydrocephalus akut adalah Hydrocephalus yang terjadi secara mendadak sebagai akibat obstruksi atau gangguan absorbs CSS.

b. Hydrocephalus Kronik adalah Hydrocephalus yang terjadi setelah aliran serebrospinal mengalami obstruksi beberapa minggu atau bulan atau tahun.

c. Hydrocephalus subakut adalah Hydrocephalus yang terjadi diantara waktu Hydrocephalus akut dan kronik.

4. Sirkulasi cairan serebrospinal

a. Hydrocephalus komunikans adalah Hydrocephalus yang memperlihatkan adanya hubungan antara CSS system ventrikulus dan CSS dari ruang subaraknoid.

b. Hydrocephalus non- Komunikans berarti terdapat hambatan sirkulasi cairan serebrospinal dalam system ventrikel sendiri.D. Manifestasi Klinis1. Pembesaran tengkorak, Hipertropi otak

2. Kelainan neurologi (mata selalu mengarah ke bawah, gangguan perkembangan motorik, gangguan penglihatan).

3. Terjadi penipisan korteks cerebrum yang permanen bila penimbunan cairan dibiarkan.4. Pada bayi yang suturnya masih terbuka akan terlihat lingkar kepala fronto-osipital yang makin membesar, sutura yang meregang dengan fontanel cembung dan tegang.

5. Vena kulit kepala sering terlihat menonjol.(Wim de jong)

Pertumbuhan kepala normal terjadi pada 3 bulan pertama. Lingkar kepala akan tertambah kira-kira 2 cm setiap bulan. Pada 3 bulan berikutnya, penambahan akan berlangsung lebih lambat.

Ukuran rata-rata lingkar kepala

Lahir35 cm

Umur 3 bulan 41 cm

Umur 6 bulan44 cm

Umur 9 bulan46 cm

Umur 12 bulan47 cm

Umur 18 bulan48,5 cm

(Ilmu bedah dejong hal :810)E. PatofisiologiJika terdapat obstruksi pada system ventrikuler atau pada ruangan subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan ventrikuler mengkerut dan merobek garis ependymal. White mater dibawahnya akan mengalami atrofi dan tereduksi menjadi pita yang tipis. Pada gray matter terdapat pemeliharaan yang bersifat selektif, sehingga walaupun ventrikel telah mengalami pembesaran gray matter tidak mengalami gangguan. Proses dilatasi itu dapat merupakan proses yang tiba tiba / akut dan dapat juga selektif tergantung pada kedudukan penyumbatan. Proses akut itu merupakan kasus emergency. Pada bayi dan anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi peningkatan massa cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan mengembang dan terasa tegang pada perabaan.Stenosis aquaductal (Penyakit keluarga / keturunan yang terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel lateral dan tengah, pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan Frontal blow). Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di luar pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior menonjol memenuhi sebagian besar ruang dibawah tentorium. Klein dengan type hidrosephalus diatas akan mengalami pembesaran cerebrum yang secara simetris dan wajahnya tampak kecil secara disproporsional.Pada orang yang lebih tua, sutura cranial telah menutup sehingga membatasi ekspansi masa otak, sebagai akibatnya menujukkan gejala : Kenailkan ICP sebelum ventrikjel cerebral menjadi sangat membesar. Kerusakan dalam absorbsi dan sirkulasi CSF pada hidrosephalus tidak komplit. CSF melebihi kapasitas normal sistim ventrikel tiap 6 8 jam dan ketiadaan absorbsi total akan menyebabkankematian. Pada pelebaran ventrikular menyebabkan robeknya garis ependyma normal yang pada didning rongga memungkinkan kenaikan absorpsi. Jika route kolateral cukup untuk mencegah dilatasi ventrikular lebih lanjut maka akan terjadi keadaan kompensasi..G. Pathways Hidrosephalus

H. Penatalaksanaan 1. PencegahanUntuk mencegah timbulnya kelainan genetic perlu dilakukan penyuluhan genetic, penerangan keluarga berencana serta menghindari perkawinan antar keluarga dekat. Proses persalinan/kelahirandiusahakan dalam batas-batas fisiologik untuk menghindari trauma kepala bayi. Tindakan pembedahan Caesar suatu saat lebih dipilih dari pada menanggung resiko cedera kepala bayi sewaktu lahir. 2. Terapi MedikamentosaHidrosefalus dewngan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi pada umumnya tidak memerlukan tindakan operasi. Dapat diberi asetazolamid dengan dosis 25 50 mg/kg BB. Pada keadaan akut dapat diberikan menitol. Diuretika dan kortikosteroid dapat diberikan meskipun hasilnya kurang memuaskan. Pembarian diamox atau furocemide juga dapat diberikan. Tanpa pengobatan pada kasus didapat dapat sembuh spontan 40 50 % kasus.3. Pembedahan : Tujuannya untuk memperbaiki tempat produksi LCS dengan tempat absorbsi. Misalnya Cysternostomy pada stenosis aquadustus. Dengan pembedahan juga dapat mengeluarkan LCS kedalam rongga cranial yang disebut :a. Ventrikulo Peritorial Shuntb. Ventrikulo Adrial ShuntUntuk pemasangan shunt yang penting adalajh memberikan pengertian pada keluarga mengenai penyakit dan alat-alat yang harus disiapkan (misalnya : kateter shunt obat-obatan darah) yang biasanya membutuhkan biaya besar. Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari ventrikel otak ke atrium kanan atau ke rongga peritoneum yaitu pi8ntasan ventrikuloatrial atau ventrikuloperitonial.Pintasan terbuat dari bahan bahansilikon khusus, yang tidak menimbulkan raksi radang atau penolakan, sehingga dapat ditinggalkan di dalam yubuh untuk selamanya. Penyulit terjadi pada 40-50%, terutama berupa infeksi, obstruksi, atau dislokasi.4. Terapi Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :a) mengurangi produksi CSSb) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsic) Pengeluaran likuor ( CSS ) kedalam organ ekstrakranial.Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :1. Penanganan sementaraTerapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorbsinya.2. Penanganan alternatif ( selain shunting )Misalnya : pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi radikal lesi massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu malformasi. saat ini cara terbaik untuk malakukan perforasi dasar ventrikel dasar ventrikel III adalah dengan teknik bedah endoskopik.3. Operasi pemasangan pintas ( shunting )Operasi pintas bertujuan mambuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas drainase. pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga peritoneum. baisanya cairan ceebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun kadang ada hidrosefalus komunikans ada yang didrain rongga subarakhnoid lumbar. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca operasi, yaitu pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan. kelancaran dan fungsi alat shunt yang dipasang. infeksi pada shunt meningkatkan resiko akan kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian.

I. Komplikasi1. Peningkatan tekanan intrakranial2. Kerusakan otak3. Infeksi:septikemia,endokarditis,infeksiluka,nefritis,meningitis,ventrikulitis,abses otak.4. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik.5. Hematomi subdural, peritonitis,adses abdomen, perporasi organ dalam rongga abdomen,fistula,hernia, dan ileus.6. KematianII. ASUHAN KEPERAWATANA. Pengkajian Pengkajian preoperasi: adanya riwayat meningitis, infeksi intrakranial/ hemoragie, anoxia prenatal atau infeksi intrauterine. Pada bayi dan anak pembesaran lingkar kepala yang progresif, ubun-ubun yang menonjol dan tegang serta tidak berdenyut, vena-vena kulit kepala melebar, sunset sign, gelisah dan cengeng, sering mual, muntah dan nafsu makan menurun, bila diperkusi didapat bunyi seperti pot kembang pecah. Pada anak yang lebih besar gejala utama yang menonjol adalah peningkatan TIK, muntah dan mengeluh sakit kepala, iritabel, pupil edema kejang baik vokal maupun umum, perubahan pupil, perubahan pola makan, perubahan tanda vital (tekanan darah, sistol naik, nadi turun, nafas tidak teratur).B. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi keperawatanDIAGNOSA KEPERAWATAN/ MASALAH KOLABORASIRencana keperawatan

Tujuan dan criteria hasilintervensi

Perfusi jaringan tidak efektif: serebral b.d peningkatan tekanan intrakranial, hipervolemia.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan: Tekanan intrakranial 0-15 mmHg. Perfusi otak lebih dari 50 mmHg. Terpeliharanya status neurologis. Tanda vital stabil.

Kaji status neurologis yang berhubungan dengan tanda-tanda peningkatan tekana intrakranial, terutama GCS. Monitor tanda-tanda vital:TD, nadi, respirasi, suhu, minimal tiap 15 menit sampai keadaan pasien stabil. Monitor tingkat kesadaran, sikap reflek, fungsi motorik, sensorik tiap 1-2 jam. Naikkan kepala dengan sudut 15-450, tanpa bantal (tidak hiperekstensi atau fleksi) dan posisi netral (posisi kepala sampai lumbal ada dalam garis lurus). Anjurkan anak dan orang tua untuk mengurangi aktivitas yang dapat menaikkan tekanan intrakranial atau intraabdominal, misal: mengejan saat BAB, menarik nafas, membalikkan badan, batuk. Monitor tanda kenaikan tekanan intrakranial, misalnya: iritabilitas, tangis, sakit kepala, mual muntah. Monitor intake output cairan setiap hari.

DIAGNOSA KEPERAWATAN/ MASALAH KOLABORASIRencana keperawatan

Tujuan dan kriteria hasilintervensi

Nyeri akut b/d agen injury (fisik : benturan dan dilatasi dari ventrikel otak)Setelah mendapatkan asuhan keperawatan selama 6 x 24 jam, klien memiliki kontrol nyeri dengan dengan kriteria hasil : Keluarga mengenali penyebab nyeri Penggunaan teknik pengurang nyeri dengan teknik nonfarmakologi (distraksi, sentuhan, relaksasi, guided imagery)dengan tepat

1. Penggunaan analgesik dengan tepat

2. Melaporkan nyeri terkontrol

Selain itu klien memiliki kontrol nyeri dengan kriteria hasil :

1. Tidak ada ekspresi wajah nyeri

2. Tidak ada gelisah yang muncul

3. Tanda vital dalam batas normal

4. Melaporkan level nyeri berkurang dengan

Skala nyeri kurang dari 3

Pain management

Memberikan pengkajian nyeri secara komprehensif Meyakinkan pasien mendapatkan analgesik yang tepat Mengkaji pengaruh nyeri pada kualitas hidup Memberikan edukasi pada klien dan keluarga tentang nyeri Memberikan edukasi tentang teknik non farmakologi pengurang nyeri Monitor tanda vital Monitor nyeri

DIAGNOSA KEPERAWATAN/ MASALAH KOLABORASIRencana keperawatan

Tujuan dan criteria hasilIntervensi

Risiko perubahan integritas kulit ke-pala b/d ketidak-mampuan bayi da-lam mengerakan kepala akibat pe-ningkatan ukuran dan berat kepalaTidak terjadi gangguan in-tegritas kulit.

Kriteria:

Kulit utuh, ber-sih dan kering.

Kaji kulit kepala setiap 2 jam dan monitor terhadap area yang terte-kan Ubah posisi tiap 2 jam dapat di-pertimbangkan untuk mengubah poisisi kepala se-tiap jam. Hindari tidak adanya linen pa-da tempat tidur Baringkan kepa-la pada bantal karet busa atau menggunakan tempat tidur air jika mungkin. Berikan nutrisi se-suai kebutuhan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN/ MASALAH KOLABORASIRencana keperawatan

Tujuan dan criteria hasilIntervensi

Resiko tinggi terjadi cidera b/d peningkatan tekanan intra kranialTidak terjadi pe-ningkatan TIK Kriteria:

Tanda vital da-lam batas nor-mal

pola nafas efektif, reflek cahaya positif, tidak tejadi gangguan kesa-daran, tidak muntah dan ti-dak kejang.

Observasi ketat tanda-tanda pe-ningkatan TIK Tentukan skala coma (jika koma)

Hindari pema-sangan infus di kepala Jangan sekali-kali memijat atau memompa shunt untuk memeriksa fungsinya Ajari keluarga mengenai tanda-tanda pening-katan TIK

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer. A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid 2. EGC: Jakarta.Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Universitas Indonesia. Buku kuliah 2 Ilmu kedokteran: EGCLynda Juall Carpenito, ( 2000) Buku Saku : Diagnosa Keperawatan, Ed.8, EGC, Jakarta

Soetomenggolo,T.S . Imael .S , ( 1999 ), Neorologi anak, Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta

Axtonb, Sharon Ennis & Terry Fugate.1993.Pediatric Cre Plans : A Devision of The Benjamin / Cummings Publishing Company Inc.Ngastiyah.1995.Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.Johnson M, Maas M, Moorhead S., Swanson, E. 2008. IOWA Outcome Project: Nursing Outcomes Classification (NOC). 4th ed. Missouri; Mosby, Inc

Mc Closkey, JC., Butcher, HK., Bulechek GM. 2008. IOWA Outcome Project: Nursing Interventions Classification (NIC). 5th ed.Missouri; Mosby, IncMuttaqin, Arif. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan System Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Defisiensi pengetahuan

Kurang informasi terhadap penyakit

Ansietas

Krisis kepada keluarga

Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan

Tumbuh kembang anak terggangu

Penurunan fungsi neurologis

Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral

Gangguan aliran darah ke otak

Hambatan mobilitas fisik

Kulit merangsang hingga tipis, pasien tidak dapat bergerak atau mengerakan kepala

Kepala membesar

Peningkatan volume CSS

Pemasangan VP shurt

Penatalaksanaan

Penumpukan cairan serebrospinalis (CSS) dalam ventrikel otak secara akut (hidroshepalus)

Produksi likuor berlebih

Peningkatan resistensi aliran likuor

Penekanan tekanan sinus venosa

Laporan Pendahuluan HidrochepalusHairanitasari ,S.KepSTIKES Widyagama Husada MalangPage 18