Hemodialisa.doc

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang. Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah dengan cara mengalirkan melalui “ginjal buatan”. Hal yang melatar berlakangi isi makalah ini di harapkan agar pengobatan hemodialisa dapat di cegah bagi para penderita penurunan fungsi ginjal dengan lebih meningkatkan asupan cairan bagi fungsi ginjal yang belum kronis. Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan. Banyak orang merasa tak nyaman dan ragu-ragu saat-saat pertama dilakukan hemodialisa. Saat

Transcript of Hemodialisa.doc

Page 1: Hemodialisa.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang.

Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi

ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan

darah dengan cara mengalirkan melalui “ginjal buatan”. Hal yang melatar

berlakangi isi makalah ini di harapkan agar pengobatan hemodialisa dapat

di cegah bagi para penderita penurunan fungsi  ginjal dengan lebih

meningkatkan asupan cairan bagi fungsi ginjal yang belum kronis.

Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti

ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat

dializer yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui

membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi.

Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk

keracunan.

Banyak orang merasa tak nyaman dan ragu-ragu saat-saat pertama

dilakukan hemodialisa. Saat dilakukan hemodialisa sebenarnya anda tidak

akan merasakan apa-apa, beberapa orang akan merasa lelah setelah selesai

dilakukan hemodialisa terutama bila baru beberapa kali hemodialisa.

Setelah beberapa kali hemodialisa maka cairan yang berlebih dan racun

dari tubuh anda akan berkurang, anda akan merasa kembali bertenaga.

Page 2: Hemodialisa.doc

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Hemodialisa ?

2. Apa tujuan Hemodialisa?

3. Apa saja Indikasi Hemodialisa?

4. Apa saja Kontraindikasi Hemodialisa?

5. Bagaimana Prinsip Hemodialisa ?

6. Apa sajaPerangkat Hemodialisa?

7. Bagaimana Pedoman Perawatan Hemodialisa

8. Apa saja Komplikasi dari Hemodialisa

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Sebagai pedoman untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan

pasien sampai fungsi ginjal pulih kembali.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari Hemodialisa

b. Untuk mengetahui bagaimana membuang kelebihan air.

c. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari hemodialisa

d. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dan perangkat hemodialisa

e. Untuk mengetahui bagaimana pedoman perawatan hemodialisa

f. Untuk mengetahui komplikasi dari hemodialisa

Page 3: Hemodialisa.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Hemodialisa

Hemodialisa berasal dari kata hemo=darah,dan dialisa=pemisahan

atau filtrasi. Hemodialisa merupakan suatu membran atau selaput semi

atau perimeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan zat tertentu atau

zat sampah. Proses ini disebut dialisis yaitu proses berpindahnya air atau

zat, bahan melalui membran semipermeabel. Terapi hemodialisa

merupakan teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk mengeluarkan

sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia

seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat dan zat-

zat lain melalui membran semipermeabel sebagai pemisah darah dan

cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis dan

ultra filtrasi ( Smeltzer, 2005).

Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi

sampah buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir

gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis

waktu singkat ( Nursalam, 2006)

Hemodialisa didefinisikan sebagai pergerakan larutan dan air dari

darah pasien melewati membran semipermeabel   (dializer)  ke dalam

dialisat. Dializer juga dapat di pergunakan untuk memindah kan sebagian

besar  volume cairan. Pemindahan ini di lakukan melalui ultra filtrasi

dimana tekanan hidrostatik menyebabkan aliran yang besar dari air plasma

(dengan perbandingan sedikit larutan) melalui membran. Dengan

memperbesar jalan masuk pada vaskuler,antikoagulansi dan produksi

dializer yang dapat di percaya dan efisien. (Price dan Wilson, 2006)

Page 4: Hemodialisa.doc

Jadi dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti

untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari

peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea,

kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel

sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana

terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi.

B. Tujuan Hemodialisa

Menurut  price dan wilson (2006) tujuan dari pengobatan hemodialisa

antara lain :

1. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi eksekresi, yaitu membuang

sisa-sisa metabolisme yang lain

2. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang

seharusnya di keluar kan sebagai urin saat ginjal sehat

3. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi

ginjal

4. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan

yang lain

C. Indikasi Hemodialisa

Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA

apabila terdapat indikasi :

1. Hiperkalemia ( K > 6 mEq/l)

2. Asidosis

3. Kadar ureum/kreatinin tinggi dalam darah

Page 5: Hemodialisa.doc

4. Kelebihan cairan.

5. Perikarditis dan konfusi yang berat.

6. Hiperkalsemia dan hipertensi.

D. Kontraindikasi

Menurut  Price dan Wilson (2006) kontra indikasi dari hemodialisa

adalah hipotensi yang tidak responsif  terhadap presor, penyakit stadium

terminal, dan sindrom otak organic. Sedangkan menurut PERNEFRI

(2003) kontra indikasi dari hemodialisa adalah tidak mungkin didapatkan

akses vaskuler pada hemodialisa,akses vaskuler sulit,instabilitas

hemodinamik dan koagulasi. Kontra indikasi hemodialisa yang lain

diantaranya adalah penyakit Alzheimer,demensia multi infark, sindrom

hepatorenal, sirosis hati lanjut dengan ensefalopati dan keganasan lanjut

( PERNEFRI ,2003).

E. Prinsip Hemodialisa

Prinsip mayor/proses hemodialisa

1. Akses Vaskuler :

Seluruh dialysis membutuhkan akses ke sirkulasi darah pasien. Kronik

biasanya memiliki akses permanent seperti fistula atau graf sementara.

Akut memiliki akses temporer seperti vascoth.

2. Membran semi permeable

Hal ini ditetapkan dengan dialyser actual dibutuhkan untuk

mengadakan kontak diantara darah dan dialisat sehingga dialysis dapat

terjadi.

3. Difusi

Page 6: Hemodialisa.doc

Dalam dialisat yang konvesional, prinsip mayor yang menyebabkan

pemindahan zat terlarut adalah difusi substansi. Berpindah dari area

yang konsentrasi tinggi ke area dengan konsentrasi rendah. Gradien

konsentrasi tercipta antara darah dan dialisat yang menyebabkan

pemindahan zat pelarut yang diinginkan. Mencegah kehilangan zat

yang dibutuhkan.

4. Konveksi

Saat cairan dipindahkan selama hemodialisis, cairan yang dipindahkan

akan mengambil bersama dengan zat terlarut yang tercampur dalam

cairan tersebut.

5. Ultrafiltrasi

Proses dimana cairan dipindahkan saat dialysis dikenali sebagai

ultrafiltrasi artinya adalah pergerakan dari cairan akibat beberapa

bentuk tekanan. Tiga tipe dari tekanan dapat terjadi pada membrane :

a. Tekanan positip merupakan tekanan hidrostatik yang terjadi akibat

cairan dalam membrane. Pada dialysis hal ini dipengaruhi oleh

tekanan dialiser dan resisten vena terhadap darah yang mengalir

balik ke fistula tekanan positip “mendorong” cairan menyeberangi

membrane.

b. Tekanan negative merupakan tekanan yang dihasilkan dari luar

membrane oleh pompa pada sisi dialisat dari membrane tekanan

negative “menarik” cairan keluar darah.

c. Tekanan osmotic merupakan tekanan yang dihasilkan dalam

larutan yang berhubungan dengan konsentrasi zat terlarut dalam

larutan tersebut. Larutan dengan kadar zat terlarut yang tinggi akan

menarik cairan dari larutan lain dengan konsentrasi yang rendah

yang menyebabkan membrane permeable terhadap air.

Page 7: Hemodialisa.doc

F. Perangkat Hemodialisa

1. Perangkat khusus

a. Mesin hemodialisa

b. Ginjal buatan (dializer) yaitu : alat yang digunakan untuk

mengeluarkan sisa metabolisme atau zat toksin laindari dalam

tubuh. Didalamnya terdapat 2 ruangan atau kompartemen :

1) kompartemen darah

2) kompartemen dialisat.

c. Blood lines : selang yang mengalirkan darah dari tubuh ke dializer

dan kembali ke tubuh. Mempunyai 2 fungsi :

1) Untuk mengeluarkan dan menampung cairan serta sisa-sisa

metablolisme.

2) Untuk mencegah kehilangan zat-zat vital dari tubuh selama

dialysis.

2. Alat-alat kesehatan :

a. Tempat tidur fungsional

b. Timbangan BB

c. Pengukur TB

d. Stetoskop

e. Termometer

f. Peralatan EKG

g. Set O2 lengkap

h. Suction set

i. Meja tindakan

Page 8: Hemodialisa.doc

3. Obat-obatan dan cairan :

a. Obat-obatan hemodialisa : heparin, frotamin, lidocain untuk

anestesi.

b. Cairan infuse : NaCl 0,9%, Dex 5% dan Dex 10%.

c. Dialisat

d. Desinfektan : alcohol 70%, Betadin, Sodium hypochlorite 5%

e. Obat-obatan emergency.

G. Pedoman Perawatan Hemodialisa

1. Persiapan sebelum hemodialisa

a. Sambungkan selang air dari mesin hemodialisa.

b. Kran air dibuka.

c. Pastikan selang pembuka air dan mesin hemodialisis sudah masuk

keluar atau saluran pembuangan.

d. Sambungkan kabel mesin hemodialisis ke stop kontak.

e. Hidupkan mesin.

f. Pastikan mesin pada posisi rinse selama 20 menit.

g. Matikan mesin hemodialisis.

h. Masukkan selang dialisat ke dalam jaringan dialisat pekat.

i. Sambungkan slang dialisat dengan konektor yang ada pada mesin

hemodialisis.

j. Hidupkan mesin dengan posisi normal (siap).

2. Menyiapkan sirkulasi darah.

Page 9: Hemodialisa.doc

a. Bukalah alat-alat dialisat dari setnya.

b. Tempatkan dialiser pada holder (tempatnya) dan posisi ‘inset’

(tanda merah) diatas dan posisi ‘outset’ (tanda biru) dibawah.

c. Hubungkan ujung merah dari ABL dengan ujung ‘inset’ dari

dialiser.

d. Hubungkan ujung biru dari UBL dengan ujung ‘outset’ adri

dialiser dan tempatkan buble tap di holder dengan posisi tengah.

e. Set infuse ke botol NaCl 0,9%-500 cc.

f. Hubungkan set infuse ke slang arteri.

g. Bukalah klem NaCl 0,9%. Isi slang arteri sampai keujung selang

lalu klem.

h. Memutarkan letak dialiser dengan posisi ‘inset’ dibawah dan

‘ouset’ diatas, tujuannya agar dialiser bebas dari udara.

i. Tutup klem dari slang untuk tekanan arteri, vena, heparin.

j. Buka klem dari infuse set ABL, UBL.

k. Jalankan pompa darah dengan kecepatan mula-mula 100 ml/mnt,

kemudian naikkan secara bertahap sampai 200 ml/mnt.

l. Isi buble tap dengan NaCl 0,9% sampai 3/4 cairan.

m. Memberikan tekanan secara intermitten pada UBL untuk

mengalirkan udara dari dalam dialiser, dilakukan sampai dengan

dialiser bebas udara (tekanan tidak lebih dari 200 mmHg).

n. Melakukan pembilasan dan pencucian dengan NaCl 0,9%

sebanyak 500 cc yang terdapat pada botol (kalf). Sisanya

ditampung pada gelas ukur.

o. Ganti kalf NaCl 0,9% yang kosong dengan kalf NaCl 0,9% baru.

Page 10: Hemodialisa.doc

p. Sambungkan ujung biru UBL dengan ujung merah ABL dengan

menggunakan konektor.

q. Menghidupkan pompa darah selama 10 menit. Untuk dialiser baru

15-20 menit, untuk dialiser reuse dengan aliran 200-250 ml/mnt.

r. Mengembalikan posisi dialiser ke posisi semula dimana ‘inset’

diatas dan ‘outset’ dibawah.

s. Menghubungkan sirkulasi darah dengan sirkulasi dialisat selama 5-

10 menit siap untuk dihubungkan dengan pasien (soaking).

3. Persiapan pasien.

a. Menimbang BB

b. Mengatur posisi pasien.

c. Observasi KU

d. Observasi TTV

e. Melakukan kamulasi/fungsi untuk menghubungkan sirkulasi,

biasanya mempergunakan salah satu jalan darah/blood akses

seperti dibawah ini:

1) Dengan interval A-V Shunt/fistula simino

2) Dengan eksternal A-V Shunt/schungula.

3) Tanpa 1-2 (vena pulmonalis).

H. Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu ,

1. Hipotensi

Page 11: Hemodialisa.doc

Penyebab : terlalu banyak darah dalam sirkulasi mesin, ultrafiltrasi

berlebihan, obat-obatan anti hipertensi.

2. Mual dan muntah

Penyebab : gangguan GI, ketakutan, reaksi obat, hipotensi.

3. Sakit kepala

Penyebab : tekanan darah tinggi, ketakutan.

4. Demam disertai menggigil.

Penyebab : reaksi fibrogen, reaksi transfuse, kontaminasi bakteri pada

sirkulasi darah.

5. Nyeri dada.

Penyebab : minum obat jantung tidak teratur, program HD yang terlalu

cepat.

6. Gatal-gatal

Penyebab : jadwal dialysis yang tidak teratur, sedang.sesudah transfuse

kulit kering.

7. Perdarahan amino setelah dialysis.

Penyebab : tempat tusukan membesar, masa pembekuan darah lama,

dosis heparin berlebihan, tekanan darah tinggi, penekanan, tekanan

tidak tepat.

8. Kram otot

Penyebab : penarikan cairan dibawah BB standar. Penarikan cairan

terlalu cepat (UFR meningkat) cairan dialisat dengan Na rendah BB

naik > 1kg. Posisi tidur berubah terlalu cepat.

Page 12: Hemodialisa.doc

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi

ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan

darah dengan cara mengalirkan melalui “ginjal buatan”.

Hasil dari tindakan dialysis harus diinterpretasikan dengan

mengkaji jumlah cairan yang dibuang dan koreksi gangguan elektrolit dan

asam basa. Darah yang diambil segera setelah dialysis dapat menunjukkan

kadar elektrolit, nitrogen urea, dan kreatinin rendah palsu. Proses

penyeimbangan berlangsung terus menerus setelah dialysis, sejalan

perpindahan zat dari dalam sel ke plasma.

Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan

GGA apabila terdapat indikasi Hiperkalemia, Asidosis, Kadar

ureum/kreatinin tinggi dalam darah, Kelebihan cairan, Perikarditis dan

konfusi yang berat, Hiperkalsemia dan hipertensi.

B. Saran

Semakin berkembangnya zaman dan teknologi semakin meningkat

juga resiko akan penyakit pada manusia terutama dalam hal ini kehilangan

fungsi ginjal atau gagal ginjal, maka hemodialisis merupakan sarana

penting dalam mengatasi hal ini sehingga dapat mengembalikan fungsi

ginjal yang sehat.

Page 13: Hemodialisa.doc

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam,dkk. 2006. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem

Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika

Smeltzer C.Suzanne.2005. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner & Sudarth Vol II.

Jakarta:EGC

Efendi, N. 2005. Nefrologi Klinik, Tata Laksana Gagal Ginjal Kronik. Palembang

: FK Unsri

Page 14: Hemodialisa.doc

TUGAS KEPERAWATAN KRITIS

HEMODIALISA

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

Yunitta Muassas Sari

P17420213077

KELAS : 3B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO

2015