hematothorakz
Click here to load reader
-
Upload
andi-alfian -
Category
Documents
-
view
128 -
download
2
description
Transcript of hematothorakz
RESENTASI KASUS
HEMATOTHORAX
Diajukan Kepada :
Dr.Handri Andika, Sp. Rad
Disusun Oleh :
Sri Lestari
2000.031.0013
BAGIAN ILMU RADIOLOGI
RSUD TIDAR MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH YOGYAKARTA
2010
HALAMAN PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS
HEMATOTHORAX
Disusun Oleh:
Sri Lestari
2000.031.0013
Telah dipresentasikan pada tanggal Mei 2010
dan telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
( Dr.Handri Andika, Sp. Rad )
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas rahmat dan karunia Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas presentasi kasus hematothorax. Tujuan pembuatan Presentasi Kasus ini untuk memenuhi salah satu dari syarat program pendidikan profesi sub bidang Radiologi di RSUD Tidar kota Magelang dan menambah pengetahuan penulis tentang hematothorax sebagai salah satu kasus di bagian Radiologi.
Terima kasih yang sebanyak - banyaknya penulis ucapkan kepada :
1.dr. Handri Andika Sp.Rad selaku pembimbing laporan kasus di bagian Radiologi.2.Semua dokter dan perawat di RSUD Tidar Kota Magelang yang banyak
membantu penulis dalam Co As di bagian Radiologi.3.Rekan-rekan Co Assisten atas semangat, dorongan dan bantuannya.Akhirnya penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………....3
BAB I. KASUS
Identitas Pasien…………………………………………………………………….............4
I.1. Anamnesis……………………………………………………………………..............4
I.2. Pemeriksaan Fisik………………………………………………………………..........4
I.3. Diagnosis sementara…..……………………………………………………................5
I.4. Hasil Pemeriksaan Penunjang………………………………………………..............5
I.5. Diagnosis......................................................................................................................6
I.6. Penanganan......………………………………………………………………….........6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi………………………………………………………………………...........7
II.2. Patofisiologi...............................................................................................................8
II.3. Diagnosis........…………………………………………………………………........8
II.4. Penangana..................................................................................................................8
II.5. Komplikasi................................................................................................................10
BAB III. KESIMPULAN ………………………………………..................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
KASUS
IDENTITAS PASIEN :
Nama Bp. I W
Umur 50 th
Agama Islam
Suku/Bangsa Jawa / Indonesia
Alamat Sleko 13 Muntilan
I.1. ANAMNESIS ( pada tanggal 10 Mei 2010)
1. Keluhan Utama
Nyeri dada setelah kecelakaan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanggal 7 mei 2010 siang, pasien mengalami kecelakaan lalu lintas, pasien pengendara sepeda motor. Pasien jatuh sendiri karena pepetan. Saat jatuh pasien mengeluh nyeri di tangan kiri dan terasa sulit digerakkan. Setelah kecelakaan pasien langsung dibawa ke RS Muntilan. Di RS muntilan pasien di pasang rangsel verband. Pasien merasa sesak dan kesakitan di dada sebelah kiri sehingga pasien dirujuk ke RS Tidar kota Magelang.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Asma : Disangkal
Hipertensi : Disangkal
Jantung : Disangkal
DM : Disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Asma : Disangkal
Hipertensi : Disangkal
Jantung : Disangkal
DM : Disangkal
I.2. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak lemah
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign : TD : 100/70 mmhg S : 370 C
N : 80 X / mnt P : 24 X / mnt
Kulit : Dbn
Kepala : mesosephal
Mata :Conjunctiva anemis ( - ), sclera tidak ikterik
Telinga : Secret ( - )
Hidung : Secret ( - )
Thorax
Pulmo : Inspeksi : Retraksi ( - ), ketinggalan gerak ( + )
Palpasi : Krepitasi ( + ), ketinggalan gerak ( + )
Perkusi : Redup pada bagian basal paru kiri
Auskultasi : Vesikuler, ronkhi ( + ), Wheezing (-/-)
Jantung : Inspeksi : Ictus Cordis tak tampak
Palpasi : Ictus Cordis teraba di SIC IV
Perkusi : Redup
Auskultasi : Regular, bising ( - )
Abdomen : Inspeksi : Perut sejajar dada.
Palpasi : Hepar / lien tidak teraba, NT ( - )
Perkusi : Pekak alih ( - )
Auskultasi : Peristaltik baik
Ekstremitas : Akral hangat, Nadi kuat.
I.3. DIAGNOSIS SEMENTARA
Bp.IW, 50 th, fraktur costa
I.4. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ø Laboratorium :
Darah Rutin : WBC : 11,34
HGB : 13,9
PLT : 229
Kimia Darah : GDS : 119,1
GD puasa : 104,2
Ureum : 52,6
Creatinin : 0,91
SGOT : 40,0
SGPT : 26,3
Ø Pemeriksaan Radiologi
Fraktur Clavicula sinistra
Fraktur scapula sinistra
Fraktur costa 2,3,4,5,6 sinistra
Hematothorax sinistra
I.5. DIAGNOSIS
Bp. IW, 50th dengan hematothorax ec fraktur clavicula sinistra, fr. Scapula sinistra, fr costa 2,3,4,5,6 sinistra.
I.6. PENANGANAN
Infus RL 20 tpm
Lapicef 3x1
Lapixim 3x1
Bonesco 3x1
Fetanin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Hemothorax adalah kumpulan darah di dalam ruang antara dinding dada dan paru-paru (rongga pleura). Penyebab paling umum dari hemothorax adalah trauma dada.1 Trauma misalnya2 :
· Luka tembus paru-paru, jantung, pembuluh darah besar, atau dinding dada
· Trauma tumpul dada kadang-kadang dapat mengakibatkan lecet hemothorax oleh pembuluh internal.
Diathesis perdarahan seperti penyakit hemoragik bayi baru lahir atau purpura Henoch-Schönlein dapat menyebabkan spontan hemotoraks. Adenomatoid malformasi kongenital kistik: malformasi ini kadang-kadang mengalami komplikasi, seperti hemothorax2.
Penyebab dari hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah intercostal atau arteri mammaria internal yang disebabkan oleh cedera tajam atau cedera tumpul. Dislokasi fraktur dari vertebrata torakal juga dapat menyebabkan hemotoraks. Biasanya perdarahan berhenti spontan dan tidak memerlukan intervensi operasi3.
Penyebab paling umum dari hemothorax adalah trauma dada. Dapat juga terjadi pada pasien yang memiliki4:
· Sebuah cacat pembekuan darah
· Trauma tumpul dada
· Kematian jaringan paru-paru (paru-paru infark )
· Kanker paru-paru atau pleura
· Menusuk dada ( ketika senjata seperti pisau atau memotong peluru paru-paru )
· Penempatan dari kateter vena sentral
· Operasi jantung
· Tuberkulosis
Hematoraks masif adalah terkumpulnya darah dengan cepat lebih dari 1500 cc dalam rongga pleura. Penyebabnya adalah luka tembus yang merusak pembuluh darah sistemik atau pembuluh darah pada hilus paru. Selain itu juga dapat disebabkan cedera benda tumpul. Kehilangan darah dapat menyebabkan hipoksia3.
2.2 PATOFISIOLOGI
Pada trauma tumpul dada, tulang rusuk dapat menyayat jaringan paru-paru atau arteri, menyebabkan darah berkumpul di ruang pleura. Benda tajam seperti pisau atau peluru menembus paru-paru. mengakibatkan pecahnya membran serosa yang melapisi atau menutupi thorax dan paru-paru. Pecahnya membran ini memungkinkan masuknya darah ke dalam rongga pleura. Setiap sisi toraks dapat menahan 30-40% dari volume darah seseorang5.
2.3 DIAGNOSIS
Dari pemeriksaan fisik didapatkan6:
Inspeksi : ketinggalan gerak
Perkusi : redup di bagian basal karena darah mencapai tempat yang paling rendah
Auskultasi : vesikuler
Sumber lain menyebutkan tanda pemariksaan yang bisa ditemukan adalah2 :
· Tachypnea
· Pada perkusi redup
· Jika kehilangan darah sistemik substansial akan terjadi hipotensi dan takikardia.
· Gangguan pernafasan dan tanda awal syok hemoragic
Selain dari pemeriksaan fisik hemotoraks dapat ditegakkan dengan rontgen toraks akan didapatkan gambaran sudut costophrenicus menghilang, bahkan pada hemotoraks masif akan didapatkan gambaran pulmo hilang1.
2.4 PENANGANAN
Tujuan pengobatan adalah untuk menstabilkan pasien, menghentikan
pendarahan, dan menghilangkan darah dan udara dalam rongga pleura6. Penanganan pada hemotoraks adalah3,5,6
1. Resusitasi cairan.
Terapi awal hemotoraks adalah dengan penggantian volume darah yang dilakukan bersamaan dengan dekompresi rongga pleura. Dimulai dengan infus cairan kristaloid secara cepat dengan jarum besar dan kemudian pemnberian darah dengan golongan spesifik secepatnya. Darah dari rongga pleura dapat dikumpulkan dalam penampungan yang cocok untuk autotranfusi.bersamaan dengan pemberian infus dipasang pula chest tube ( WSD )3.
2. Pemasangan chest tube ( WSD ) ukuran besar agar darah pada toraks tersebut dapat cepat keluar sehingga tidak membeku didalam pleura. Hemotoraks akut yang cukup banyak sehingga terlihat pada foto toraks sebaiknya di terapi dengan chest tube kaliber besar. Chest tube tersebut akan mengeluarkan darah dari rongga pleura mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah di dalam rongga pleura, dan dapat dipakai dalam memonitor kehilangan darah selanjutnya. Evakuasi darah / cairan juga memungkinkan dilakukannya penilaian terhadap kemungkinan terjadinya ruptur diafragma traumatik.3 WSD adalah suatu sistem drainase yang menggunakan air. Fungsi WSD sendiri adalah untuk mempertahankan tekanan negatif intrapleural / cavum pleura7.
Macam WSD adalah :
WSD aktif : continous suction, gelembung berasal dari udara sistem.
WSD pasif : gelembung udara berasal dari cavum toraks pasien.
Pemasangan WSD :
Setinggi SIC 5 – 6 sejajar dengan linea axillaris anterior pada sisi yang sakit .
1. Persiapkan kulit dengan antiseptik
2. Lakukan infiltratif kulit, otot dan pleura dengan lidokain 1 % diruang sela iga yang sesuai, biasanya di sela iga ke 5 atau ke 6 pada garis mid axillaris.
3. Perhatikan bahwa ujung jarum harus mencapai rongga pleura
4. Hisap cairan dari rongga dada untuk memastikan diagnosis
5. Buat incisi kecil dengan arah transversal tepat diatas iga, untuk menghindari melukai pembuluh darah di bagian bawah iga
6. Dengan menggunan forceps arteri bengkok panjang, lakukan penetrasi pleura dan perlebar lubangnya
7. Gunakan forceps yang sama untuk menjepit ujung selang dan dimasukkan ke dalam kulit
8. Tutup kulit luka dengan jahitan terputus, dan selang tersebut di fiksasi dengan satu jahitan.
9. Tinggalkan 1 jahitan tambahan berdekatan dengan selang tersebut tanpa dijahit, yang berguna untuk menutup luka setelah selang dicabut nanti. Tutup dengan selembar kasa hubungkan selang tersebut dengan sistem drainage tertutup air
10. Tandai tinggi awal cairan dalam botol drainage.
3. Thoracotomy
Torakotomi dilakukan bila dalam keadaan3 :
1. Jika pada awal hematotoraks sudah keluar 1500ml, kemungkinan besar penderita tersebut membutuhkan torakotomi segera.
2. Pada beberapa penderita pada awalnya darah yang keluar < 1500ml, tetapi perdarahan tetap berlangsung terus.
3. Bila didapatkan kehilangan darah terus menerus sebanyak 200cc / jam dalam waktu 2 – 4 jam.
4. Luka tembus toraks di daerah anterior, medial dari garis puting susu atau luka di daerah posterior, medial dari scapula harus dipertimbangkan kemungkinan diperlukannya torakotomi, oleh karena kemungkinan melukai pembuluh darah besar, struktur hilus atau jantung yang potensial menjadi tamponade jantung.
Tranfusi darah diperlukan selam aada indikasi untuk torakotomi. Selama penderita dilakukan resusitasi, volume darah awal yang dikeluarkan dengan chest tube dan kehilangan darah selanjutnya harus ditambahkan ke dalam cairan pengganti yang akan diberikan. Warna darah ( artery / vena ) bukan merupakan indikator yang baik untuk di pakai sebagai dasar dilakukannya torakotomi3.
Torakotomi sayatan yang dapat dilakukan di samping, di bawah lengan (aksilaris torakotomi); di bagian depan, melalui dada (rata-rata sternotomy); miring dari belakang ke samping (posterolateral torakotomi); atau di bawah payudara (anterolateral torakotomi) . Dalam beberapa kasus, dokter dapat membuat sayatan antara tulang rusuk (interkostal disebut pendekatan) untuk meminimalkan memotong tulang, saraf, dan otot. Sayatan dapat berkisar dari hanya di bawah 12.7 cm hingga 25 cm8.
1.5 KOMPLIKASI
Komplikasi dapat berupa4 :
1. Kegagalan pernafasan
2. Kematian
3. Fibrosis atau parut dari membran pleura
4. Syok
Perbedaan tekanan yang didirikan di rongga dada oleh gerakan diafragma (otot besar di dasar toraks) memungkinkan paru-paru untuk memperluas dan kontak. Jika tekanan dalam rongga dada berubah tiba-tiba, paru-paru bisa kolaps. Setiap cairan yang mengumpul di rongga menempatkan pasien pada risiko infeksi dan mengurangi fungsi paru-paru, atau bahkan kehancuran (disebut pneumotoraks ).
BAB III
KESIMPULAN
Pasien Bp. I W, 50 thn, pasien korban kecelakaan sepeda motor, dengan keluhan nyeri tangan kiri dan nyeri dada sebelah kiri, pada pemeriksaan fsik didapatkan
terlihat adanya ketinggalan gerak dan pada palpasi terdapat tanda krepitasi pada clavicula dan costa, dan juga didapatkan redup pada perkusi bagian basal paru kiri. Pada pemeriksaan penun jang dengan foto rontgen didapatkan gambaran fraktur clavicula sin, fr scapula sin, fr costa 2,3,4,5,6 sin, dan hematothorax sinistra.
Sehingga pasien dapat di diagnosa, seorang laki laki usia 50th dengan hematothorax ec fr clavicula sin, fr scapula sin, dan fr costa 2,3,4,5,6.
Maka penanganan untuk pasien ini adalah resusitasi cairan, hentikan perdarahan dengan mengatasi frakturnya, mengeluarkan darah pada basal paru dengan pemasangan WSD, serta diberi obat antibiotika untuk mencegah terjadinya infeksi dan diberikan analgetik untuk mengatasi rasa nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
1 ADAM, Inc, Hemothorax, http://www.healthscout.com/ency/1/000126.html, April 2009
2 Denise Serebrisky, MD, hemotoraks,
pendahuluan, http://emedicine.medscape.com/article/1002107-overview, maret 2009
3 American college of surgeons, ATLS, hemotoraks, IKABI, 2004
4 Robert A. Cowles, MD, Hemothorax – Overview, http://www.umm.edu/ency/article/000126.htm, oktober 2008
5 Misthos, P, dkk, Hemothorax, http://en.wikipedia.org/wiki/Hemothorax, februari 2010.
6 Maryland medical center, http://www.umm.edu/ency/article/000126.htm, 2009
7 Sari, Dina kartika, dkk, massive hematotoraks, chirurgica, Tosca enterprise, 2005.
8 Townsend, Courtney M,dkk, Torakotomi, http://www.surgeryencyclopedia.com/St-Wr/Thoracotomy.html, 2010