hedonisme di kalangan remaja

14
MAKALAH Budaya Hedonisme di Kalangan Mahasiswa Disusun oleh : Ari Setiani 4311411018 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

description

Manusiawi memang tatkala manusia hidup untuk mencari kesenangan, karena sifat dasar manusia adalah ingin selalu bermain ( homo ludens-makhluk bermain ) dan bermain adalah hal hakiki yang senantiasa dilakukan untuk memperoleh kesenangan. Akan tetapi bukan berarti kita bisa dengan bebas dan brutal mendapatkan kesenangan, hingga menghalalkan berbagai cara demi memperoleh kesenangan.Sikap menghalalkan segala cara untuk memperoleh kesenangan telah banyak menghinggapi pola hidup para remaja saat ini. Ternyata luar biasa infiltrasi budaya liberal sehingga berhasil mencengkram norma-norma kesusilaan manusia. Tidak salah lagi ini suatu propaganda yang sukses mengakar dalam jiwa-jiwa pemuja hedonisme. Namun ironisnya, mereka para pemuja kesenangan dunia semata, tak menyadari bahwa hal yang dilakukannya adalah perilaku hedon. Dalam makalah ini akan dibahas tentang gaya hidup hedonisme di kalangan mahasiswa. Sebenarnya hedonisme tidak hanya dilakukan kalangan mahasiswa, tetapi juga masyarakat pada umumnya. Pengaruh materialisme hedonisme sangat luar biasa dahsyatnya pada segala segi kehidupan, termasuk pada dunia pendidikan tinggi. Banyak mahasiswa yang memilih gaya hidup instant, dan hal ini berimbas pada cara pendidikan mereka.

Transcript of hedonisme di kalangan remaja

Page 1: hedonisme di kalangan remaja

MAKALAH

Budaya Hedonisme di Kalangan Mahasiswa

Disusun oleh :

Ari Setiani

4311411018

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

Page 2: hedonisme di kalangan remaja

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

begitu banyak nikmat dariNya sehingga makalah yang berjudul “Budaya

Hedonisme di Kalangan Mahasiswa” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen untuk

meningkatkan kemampuan serta menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa.

Dalam upaya penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa kelancaran

panyusunan makalah ini adalah berkat bantuan dan motivasi berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada:

1. Dra.Woro Sumarni, M. Si selaku ketua jurusan kimia.

2. Bapak Hadi Setyo Subiyono selaku dosen Pendidikan Kewarganegaraan

kami.

3. Orang tua kami, yang senantiasa mendoakan kami.

Tidak ada suatu apapun yang sempurna di dunia ini, karena kesempurnaan

hanya milik Allah SWT. Demikian juga kiranya makalah ini yang masih banyak

kekurangannya serta masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga diharapkan lebih

sempurna.

Semoga makalah ini bermanfaat dalam menambah informasi dan

pengetahuan dari berbagai pihak.

Semarang, 24 April 2012

Penyusun

Page 3: hedonisme di kalangan remaja

Daftar Isi

Halaman Judul..................................................................................................i

Kata Pengantar...................…...……………………………..........................ii

Daftar Isi..…………………………………..……………………….……….iii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang............…..………….....……………….....……..……1

1.2 Rumusan Masalah............….…...………………..………..……….…1

Bab II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Budaya Hedonisme.............…............................................2

2.2 Perilaku - Perilaku Mahasiswa yang Mencerminkan

Hedonisme............................................................................................…..3

2.3 Cara Meminimalisir Budaya Hedonisme di Kalangan

Mahasiswa..................................................................................................4

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan …………………………….………………...............…6

3.2 Saran ……………………………………………….......................…6

Daftar Pustaka

Page 4: hedonisme di kalangan remaja

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusiawi memang tatkala manusia hidup untuk mencari kesenangan,

karena sifat dasar manusia adalah ingin selalu bermain ( homo ludens-makhluk

bermain ) dan bermain adalah hal hakiki yang senantiasa dilakukan untuk

memperoleh kesenangan. Akan tetapi bukan berarti kita bisa dengan bebas dan

brutal mendapatkan kesenangan, hingga menghalalkan berbagai cara demi

memperoleh kesenangan.Sikap menghalalkan segala cara untuk memperoleh

kesenangan telah banyak menghinggapi pola hidup para remaja saat ini. Ternyata

luar biasa infiltrasi budaya liberal sehingga berhasil mencengkram norma-norma

kesusilaan manusia. Tidak salah lagi ini suatu propaganda yang sukses mengakar

dalam jiwa-jiwa pemuja hedonisme. Namun ironisnya, mereka para pemuja

kesenangan dunia semata, tak menyadari bahwa hal yang dilakukannya adalah

perilaku hedon.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang gaya hidup hedonisme di

kalangan mahasiswa. Sebenarnya hedonisme tidak hanya dilakukan kalangan

mahasiswa, tetapi juga masyarakat pada umumnya. Pengaruh materialisme

hedonisme sangat luar biasa dahsyatnya pada segala segi kehidupan, termasuk

pada dunia pendidikan tinggi. Banyak mahasiswa yang memilih gaya hidup

instant, dan hal ini berimbas pada cara pendidikan mereka.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1.2.1 Apa pengertian budaya Hedonisme?

1.2.2 Apa sajakah perilaku-perilaku para mahasiswa yang mencerminkan

hedonisme?

1.2.3 Bagaimana cara meminimalisir budaya Hedonisme di kalangan

mahasiswa?

Page 5: hedonisme di kalangan remaja

BAB 2

ISI

2.1 Pengertian Budaya Hedonisme

Hedonisme adalah paham sebuah aliran filsafat dari Yunani. Tujuan

paham aliran ini, untuk menghindari kesengsaraan dan menikmati kebahagiaan

sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia. Kala itu, hedonisme masih

mempunyai arti positif. Dalam perkembangannya, penganut paham ini mencari

kebahagiaan berefek panjang tanpa disertai penderitaan. Mereka menjalani

berbagai praktik asketis, seperti puasa, hidup miskin, bahkan menjadi pertapa agar

mendapat kebahagiaan sejati.

Namun waktu kekaisaran Romawi menguasai seluruh Eropa dan Afrika,

paham ini mengalami pergeseran ke arah negatif dalam semboyan baru

hedonisme. Semboyan baru itu, carpe diem (raihlah kenikmatan sebanyak

mungkin selagi kamu hidup), menjiwai tiap hembusan napas aliran tersebut.

Kebahagiaan dipahami sebagai kenikmatan belaka tanpa mempunyai arti

mendalam.

Kedangkalan makna mulai terasa. Pemahaman negatif melekat dan

pemahaman positif menghilang dalam hedonisme. Karena pemahaman hedonis

yang lebih mengedepankan kebahagiaan diganti dengan mengutamakan

kenikmatan.Pengertian kenikmatan berbeda dari kebahagiaan. Kenikmatan

cenderung lebih bersifat duniawi daripada rohani. Kenikmatan hanya mengejar

hal-hal yang bersifat sementara. Masa depan tidak lagi terpikirkan.Saat paling

utama dan berarti adalah saat ini. Bukan masa depan atau masa lalu. Hidup adalah

suatu kesempatan yang datangnya hanya sekali. Karena itu, isilah dengan

kenikmatan tanpa memikirkan efek jangka panjang yang akan diakibatkan.Bila

terlampau memikirkan baik buruknya hidup, akan sia-sia karena setiap

kesempatan yang ada akan terlewatkan. Demikian pemikiran hedonis negatif yang

berkembang saat ini.Pemikiran itu agaknya sangat cocok dengan gaya hidup

masyarakat modern. Individualitas dan nafsu untuk meraih kenikmatan sangat

Page 6: hedonisme di kalangan remaja

kental mewarnai kehidupan kita. Hedonisme menurut Pospoprodijo (1999:60)

kesenangan atau (kenikmatan) adalah tujuan akhir hidup dan yang baik yang

tertinggi. Namun, kaum hedonis memiliki kata kesenangan menjadi kebahagiaan.

Kemudian Jeremy Bentham dalam Pospoprodijo (1999:61) mengatakan

bahwasanya kesenangan dan kesedihan itu adalah satu-satunya motif yang

memerintah manusia, dan beliau mengatakan juga bahwa kesenangan dan

kesedihan seseorang adalah tergantung kepada kebahagiaan dan kemakmuran

pada umumnya dari seluruh masyarakat.

Adapun hedonisme menurut Burhanuddin (1997:81) adalah sesuatu itu

dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang didatangkannya. Disini jelas

bahwa sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan dan tidak

menyenangkan, dengan sendirinya dinilai tidak baik. Orang-orang yang

mengatakan ini, dengan sendirinya, menganggap atau menjadikan kesenangan itu

sebagai tujuan hidupnya.

Menurut Aristoteles dalam Russell (2004:243) kenikmatan berbeda

dengan kebahagiaan, sebab tak mungkin ada kebahagiaan tanpa kenikmatan. Yang

mengatakan tiga pandangan tentang kenikmatan: (1) bahwa semua kenikmatan

tidak baik; (2) bahwa beberapa kenikmatan baik, namun sebagian besar buruk; (3)

bahwa kenikmatan baik, namun bukan yang terbaik. Aristoteles menolak pendapat

yang pertama dengan alasan bahwa penderitaan sudah pasti buruk, sehingga

kenikmatan tentunya baik. Dengan tepat ia katakan bahwa tak masuk akal jika

dikatakan bahwa manusia bisa bahagia dalam penderitaan: nasib baik yang

sifatnya lahiriyah, sampai taraf tertentu, perlu bagi terwujudnya kebahagiaan. Ia

pun menyangkal pandangan bahwa semua kenikmatan bersifat jasmaniah; segala

sesuatu mengandung unsur rohani, dan kesenangan mengandung sekian

kemungkinan untuk mencapai kenikmatan yang senantiasa kenikmatan yang

tinggal dan sederhana. Selanjutnya ia katakan kenikmatan buruk akan tetapi itu

bukanlah kenikmatan yang dirasakan oleh orang-orang yang baik, mungkin saja

kenikmatan berbeda-beda jenisnya dan kenikmatan baik atau buruk tergantung

pada apakah kenikmatan itu berkaitan dengan aktivitas yang baik atau buruk.

Page 7: hedonisme di kalangan remaja

Disini jelas bahwa hedonisme ialah perbuatan yang diantara segenap

perbuatan yang dapat dilakukan oleh seseorang akan membawa orang tersebut

merasakan kebahagiaan yang sebesar-besarnya.

2.2 Perilaku Mahasiswa yang Mencerminkan Budaya Hedonisme

Berikut adalah beberapa perilaku mahasiswa yang mencerminkan budaya

hedonisme, yaitu :

2.2.1 Mahasiswa yang ingin cepat-cpat lulus dengan nilai baik tanpa melalui

proses. Mereka seolah-olah hanya mengejar nilai tanpa memperdulikan

aspek ilmu pengetahuan yang akan mereka peroleh. Jadi ibaratnya

mereka kuliah hanya demi mengejar nilai dan ijazah tanpa mendapat

ilmu apapun;

2.2.2 Fenomena jual beli ijazah di kalangan mahasiswa;

2.2.3 Fenomena mahasiswa yang rela mengobral tubuhnya hanya demi

mendapat nilai yang bagus dari dosen;

2.2.4 Konsumerisasi di kalangan mahasiswa;

2.2.5 Pemakaian narkoba dan minum-minuman keras, bahkan

perzinahan,dll.

Kini, hedonisme itu tumbuh subur dalam kampus. Ironis memang , dunia

intelektual dan perjuangan itu kini telah ternoda dengan praktek-praktek kotor

hedonist. Karena jelas, dunia intelektual dan hedonisme bertolak belakang.

2.3 Cara Meminimalisir Budaya Hedonisme di Kalangan Mahasiswa

Untuk mengantisipasi pengaruh negatif budaya hedonisme bagi mahasiswa

perlu diadakan sosialisasi, yaitu :

2.3.1 Perlunya kearifan dalam memilih barang agar tidak terjebak dalam

konsumerisme;

Page 8: hedonisme di kalangan remaja

2.3.2 Menanamkan pola hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari;

2.3.3 Dalam memilih barang mahasiswa perlu membuat skala prioritas dalam

berbelanja sehingga dapat membedakan barang apa yang benar-benar

diperlukan dan barang-barang yang diinginkan namun tidak diperlukan;

2.3.4 Penerapan pola hidup sederhana dalam kegiatan sehari-hari diperlukan

untuk mengatur keuangan mahasiswa agar pendapatan yang biasanya

berasal dari orang tua tidaklah lebih kecil daripada pengeluaran;

2.3.5 Adanya kedewasaan dalam berpikir sehingga mahasiswa dapat

membentengi diri dari pola hidup konsumerisme.

Memilih gaya hidup hedonime, terus terang tidak akan pernah memberikan

kepuasan dan kebahagiaan. Ibarat minum air garam, makin diminum makin haus.

Bagi yang belum terlanjur menjadi pengidola hedonisme maka segeralah balik

kiri, berubah seratus delapan puluh derajat. Bahwa kebahagian hidup ada pada

hati yang bening, saatnya bagi kita kembali untuk menyuburkan akar-akar

spiritual- kembali ke jalan Ilahi, tumbuhkan jiwa peduli pada sesama- buang jauh-

jauh karakter selfish (mementingkan diri sendiri), dan miliki multi kekuatan –

kuat otak, kuat otot, kuat kemampuan berkomunikasi, kuat beribadah, dan kuat

mencari rezeki.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hedonisme adalah derivasi (turunan) dari liberalisme. Sebuah pandangan

hidup bahwa kesenangan adalah segalanya, bahkan kehidupan itu sendiri. Bagi

kaum hedonis, hidup adalah meraih kesenangan materi: sesuatu yang bersifat

semu, sesaat, dan artifisial. Beberapa contoh perilaku mahasiswa yang

Page 9: hedonisme di kalangan remaja

mencerminkan budaya hedonisme adalah jual beli ijazah, konsumerisasi

mahasiswa, lulus cepat tapi tak berilmu, dll.

Untuk mengantisipasi pengaruh negatif budaya hedonisme bagi mahasiswa

perlu diadakan sosialisasi, yaitu :

3.1.1 Perlunya kearifan dalam memilih barang agar tidak terjebak dalam

konsumerisme;

3.1.2 Menanamkan pola hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari;

3.1.3 Dalam memilih barang mahasiswa perlu membuat skala prioritas dalam

berbelanja sehingga dapat membedakan barang apa yang benar-benar

diperlukan dan barang-barang yang diinginkan namun tidak diperlukan;

3.1.4 Penerapan pola hidup sederhana dalam kegiatan sehari-hari;

3.1.5 Adanya kedewasaan dalam berpikir sehingga mahasiswa dapat

membentengi diri dari pola hidup konsumerisme.

3.2 Saran-saran

Untuk membentengi diri dari hedonisme yang hanya menawarkan

kenikmatan sesaat,harus dimulai dari diri sendiri dan juga dukungan orang lain.

Kita sebagai mahasiswa yang kebanyakan tinggal jauh dengan orang tua

seharusnya sedikit menimalisir budaya hedonisme dengan tidak terlalu mengikuti

gaya hidup yang terus mengalir, belajar mengatur pengeluaran sesuai dengan uang

yang diberikan oleh orang tua dan memanfaatkannya untuk kebutuhan yang

pokok. Serta tetap menjadi diri sendiri.

Page 10: hedonisme di kalangan remaja

DAFTAR PUSTAKA

http://www.butikbella.co.cc/gaya-hidup-konsumtif

http://www. facebook .com/note.php?note_id=2153346551700064