HDHDHSA
description
Transcript of HDHDHSA
TES HEMOGLOBIN CARA SAHLI
Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah atau eritrosit,
yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi yang
merupakan pembawa oksigen. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai
cara, antara lain metode Sahli, oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin. Metode Sahli
tidak dianjurkan karena memiliki kesalahan yang besar, alatnya tidak dapat
distandardisasi, dan tidak semua jenis hemoglobin dapat diukur, seperti sulfhemoglobin,
methemoglobin dan karboksihemoglobin. Dua metode yang lain (oksihemoglobin dan
sianmethemoglobin) dapat diterima dalam hemoglobinometri klinik. Namun, dari dua
metode tersebut, metode sianmethemoglobin adalah metode yang dianjurkan oleh
International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) sebab selain mudah
dilakukan juga mempunyai standar yang stabil dan hampir semua hemoglobin dapat
terukur, kecuali sulfhenoglobin.
Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah
darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest.
Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna
batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak
dapat untuk menghitung indeks eritrosit. Penetapan kadar Hb metode oksihemoglobin
didasarkan atas pembentukan oksihemoglobin setelah sampel darah ditambah larutan
Natrium karbonat 0.1% atau Ammonium hidroksida. Kadar Hb ditentukan dengan
mengukur intensitas warna yang terbentuk secara spektrofotometri pada panjang
gelombang 540 nm. Metode ini tidak dipengaruhi oleh kadar bilirubin tetapi standar
oksihemoglobin tidak stabil. Metode sianmethemoglin didasarkan pada pembentukan
sianmethemoglobin yang intensitas warnanya diukur secara fotometri. Reagen yang
digunakan adalah larutan Drabkin yang mengandung Kalium ferisianida (K3Fe[CN]6) dan
kalium sianida (KCN). Ferisianida mengubah besi pada hemoglobin dari bentuk ferro ke
bentuk ferri menjadi methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan KCN membentuk
pigmen yang stabil yaitu sianmethemoglobin. Intensitas warna yang terbentuk diukur
secara fotometri pada panjang gelombang 540 nm. Selain K3Fe[CN]6 dan KCN, larutan
Drabkin juga mengandung kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) dan deterjen. Kalium
dihidrogen fosfat berfungsi menstabilkan pH dimana rekasi dapat berlangsung sempurna
pada saat yang tepat. Deterjen berfungsi mempercepat hemolisis darah serta mencegah
kekeruhan yang terjadi oleh protein plasma.
Hemoglobin berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel darah merah dan
memberi warna merah pada darah. Struktur hemoglobin yang abnormal bisa
mengganggu bentuk sel darah merah dan menghambat fungsi dan aliran darah melewati
pembuluh darah. beberapa kondisi yang berkaitan dengan jumlah SDM dan Hb yaitu :
1. Jumlah SDM normal tapi kadar Hb kurang karena ukuran SDM lebih kecil
daripada normal yang disebut anemia mikrositik.
2. Jumlah SDM normal tetapi kadar Hb kurang karena kadar Hb memang kuarang
daripada normal yang disebut anemia hipokromik.
Kadar hemoglobin dalam darah dapat ditentukan dengan berbagai macam cara atau
metode. Metode yang paling tepat adalah berdasarkan atas analisa kandungan besi atau
kapasitas peningkatan oksigen dari molekul tersebut. Sejumlah prosedur yang cepat telah
dikenbangkan berdasarkan pengamatan secara langsung pada warna darah dan
menyamakan dengan suatu standar buatan. Penetapan Hb metode sahli didasarkan atas
pembentukan hematin asam setelah darah ditambah drngan larutan HCL 0,1 N kemudian
diemcerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokan warna
larutan sampel dengan warna batang gelas standar.
A. Pra Analitik
Persiapan pasien :tidak memerlukan persiapan khusus
Persiapan sampel :darah kapiler, EDTA, Oksalat
Prinsip tes :hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian
dibadingkan secara visual dengan standard dalam alat itu.
Alat dan bahan:
1. Hemolet/lanset
2. Hemoglobinometer (hemometer)
Tabung pengencer
Pipet hb
Pipet tetes
Selang pengisap
Batang pengaduk
3. HCl 0.1 N
4. Aquades
B. Analitik
1. Masukkan HCl 0.1 N ke dalam tabung pengencer sampai tanda 2
2. Isap darah kapiler dengan pipet Hb sampai tanda 20 ul
3. Hapuslah darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet
4. Segera alirkan darah dari pipet ke dalam dasar tabung pengencer. Catat
waktu /saat darah dicampurkan ke dalam HCl.
5. Isap kembali isi tabung ke dalam pipet kemudian tiupkan kembali isi pipet ke
dalam tabung, lakukan hal ini 2 sampai 3 kali agar sisa-sisa darah terbilas ke
dalam tabung.
6. Tambahkan aquadest, tetes demi tetes, sambil mengaduk isi tabung sampai
diperoleh warna isi tabung sama dengan warna standar yang ada di
komparator. Tepat 3 menit setelah darah tercampur dengan HCl, warna larutan
dibaca pada jarak sepanjang lengan atas dengan latar belakang cahaya
matahari, warna larutan disamakan dengan warna gelas standar. Tinggi
larutan sesuai dengan skala yang menunjukkan kadar Hb dalam g% (lihat
pada dasar meniskus). Laporkan nilainya dalam gr% (=gr/100 ml = gr/dl).
C. PASCA ANALITIK
Nilai rujukan:
Perempuan 12-16 gr/dl
Laki-laki 14-18 gr/dl
Hasil pengamatan
Nama mahasiswa : Luphyta Nimandana
Kadar Hemoglobin : 9.7 gr/dl
Status : normal
Pembahasan
Pada kegiatan praktikum kali ini telah dilakukan uji sampel kepada mahasiswa
(anggota kelompok II), tapi dari kegiatan yang telah dilakukan hasil yang didapat
adalah Hb dari mahasiswa diatas berada dibawah ambang batas Hb yang menjadi
standar pengukuran. Adapun beberapa hal yang menjadi sumber kesalahan dari
praktikum yang telah kami lakukan ialah ialah :
1. Tidak semua hemoglobin berubah menjadi hematin asam seperti
karboksihemoglobin, methemoglobin, sulfahemoglobin.
2. Kemampuan untuk membedakan warna tidak sama
3. Sumber cahaya yang kurang baik.
4. Kelelahan mata
5. Alat-alat kurang bersih
6. Penyesuaian warna larutan yang diperiksa dalam komparator kurang akurat.
Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam
diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus
yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke
jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari
pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan
kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia.
Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan
tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara
maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan.
Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat
dehidrasi yang menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Pemeriksaan
hemoglobin dilakukan pengukuran dengan metode cyanmethemoglobin. Sebelumnya
eritrosit dilisiskan kemudian heme dioksidasi menjadi cyanmethemoglobin dan diukur
dengan fotometer pada panjang gelombang 540 nm.
Hemoglobin merupakan pigmen dari eritrosit yang sangat kompleks. Hemoglobin
merupakan persenyawaan antara protein, globin dan zat warna (heme). Keistimewaan
dari hemoglobin adalah dapat mengikat O2 dan CO2. Pada metode sahli, darah
sengan larutan HCl 0,1 N akan membentuk hematin yang berwarna coklat. Setelah
itu, warna disamakan dengan warna standar sahli dengan menambahkan aquadest
sebagai pengencer. Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam hematin, kemudian
warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu.
Pemeriksaan hemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam
diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin merupakan salah satu protein khusus
yang ada dalam sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke
jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru. Kegunaan dari
pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan
kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa disebut anemia.
Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan
tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara
maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan.
Hemoglobin yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat
dehidrasi yang menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Pemeriksaan
hemoglobin dilakukan pengukuran dengan metode cyanmethemoglobin. Sebelumnya
eritrosit dilisiskan kemudian heme dioksidasi menjadi cyanmethemoglobin dan diukur
dengan fotometer pada panjang gelombang 540 nm.
Hemoglobin merupakan pigmen dari eritrosit yang sangat kompleks. Hemoglobin
merupakan persenyawaan antara protein, globin dan zat warna (heme). Keistimewaan
dari hemoglobin adalah dapat mengikat O2 dan CO2. Pada metode sahli, darah
sengan larutan HCl 0,1 N akan membentuk hematin yang berwarna coklat. Setelah
itu, warna disamakan dengan warna standar sahli dengan menambahkan aquadest
sebagai pengencer. Prinsip hemoglobin diubah mejadi asam hematin, kemudian
warna yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat itu.