hbis.files. file · Web viewModel sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik...

15

Click here to load reader

Transcript of hbis.files. file · Web viewModel sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik...

Page 1: hbis.files.   file · Web viewModel sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis (Joyce dan Weil, 1980:182)

MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK DAN PENGELOLAAN KELAS

0leh:Drs. H. Bustamam Ismail

Maman FaturrahmanSri Yuyun

Tugas PaikemDosen : DR.Fakhruddin Arbah, MPd.

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM

JAKARTA TAHUN 20101

Page 2: hbis.files.   file · Web viewModel sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis (Joyce dan Weil, 1980:182)

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Memasuki milenium ketiga, lembaga pendidikan dihadapkan pada tantangan

yang sangat krusial, berkaitan dengan penyiapan dan pengembangan sumber daya

manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam masyarakat global, yang

diwarnai oleh ketatnya kompetisi dan revolusi informasi sebagai dampak dari

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi

pribadipribadi anggota masyarakat yang mandiri. Pribadi yang mandiri adalah pribadi

yang secara mandiri mampu berpikir, menemukan dan menciptakan sesuatu yang

baru, melihat permasalahan serta menemukan cara pemecahan baru yang bernalar

dan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain pendidikan dapat

dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia

dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam

lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada (Sagala, 2005:3), melainkan juga

mampu melakukan perubahan dan menciptakan sesuatu yang baru. Kemandirian ini

terbentuk melalui kemampuan berpikir nalar dan kemampuan berpikir kreatif yang

mewujudkan kreativitas. Sumber daya manusia seperti itu sungguh diperlukan oleh

bangsa kita dalam rangka mewujudkan kehidupan masyarakat yang demokratis,

menjunjung tinggi supremasi hukum, egalitarian, dan religius.

Suatu pendekatan baru yang menarik dalam mengembangkan kreativitas

telah dirancang oleh Gordon dengan nama sinektik. Model sinektik ini merupakan

strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif

dalam menulis (Joyce dan Weil, 1980:182). Dalam proses pengajaran bahasa,

pengembangan dimensi kreativitas sangat penting dan dapat dilaksanakan melalui

berbagai kegiatan berbahasa. Kreativitas merupakan hal yang penting dan menjadi

salah satu ciri manusia yang berkualitas. Munandar (1992:46) mengatakan bahwa

kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Untuk

mencapai hal itu, perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini.

2

Page 3: hbis.files.   file · Web viewModel sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis (Joyce dan Weil, 1980:182)

Hasil-hasil penelitian mengungkapkan bahwa pengajaran beberapa bidang

studi dengan model sinektik cukup berhasil. Hasil-hasil penelitian tersebut antara

lain: (1) hasil penelitian yang dilakukan Heavilin di Indiana (1982) menunjukkan

bahwa perkuliahan English 104 (komposisi) yang berorientasi sinektik lebih berhasil

meningkatkan sikap positif terhadap mata kuliah 104 daripada sebelumnya; (2) hasil

penelitian yang dilakukan oleh Dodd di Maine (1988) menunjukkan bahwa para guru

yang diajar melalui program pelatihan yang berbasis sinektik meningkat

kemampuannya khususnya dalam perilaku kognitif (pelatihan dilakukan selama 8

bulan terhadap 12 guru); (3) hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad

Mulyadiprana (1997:81) menunjukkan bahwa penerapan model sinektik dalam

mengembangkan kreativitas siswa terbukti secara menyakinkan lebih efektif

daripada model pembelajaran konvensional, baik dalam mengembangkan

keterampilan berpikir maupun dalam meningkatkan prestasi belajar.

Model pembelajaran sinektik ini tampaknya belum banyak diterapkan dalam

ilmu-ilmu sosial (termasuk dalam pembelajaran bahasa Indonesia). Oleh karena itu,

model pembelajaran sinektik ini perlu dicoba untuk diuji efektivitasnya dalam

meningkatkan kreativitas menulis pada siswa kelas I SMP. Apakah penerapan

model pembelajaran sinektik dapat meningkatkan prestasi siswa.

2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan ruang lingkup masalah seperti yang telah dituangkan di atas,

maka masalah pokok penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. Apakah model

sinektik yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat meningkatkan hasil

pembelajaran? Pertanyaan itu dirinci lagi seperti berikut.

a. Aspek-aspek manakah yang dapat ditingkatkan dengan penerapan model

sinektik?

b. Mengkaji aspek-aspek yang dapat ditingkatkan dengan penerapan model

sinektik.

c. Mengkaji aspek-aspek yang berpengaruh terhadap peningkatan kreativitas

siswa dalam menulis.

3

Page 4: hbis.files.   file · Web viewModel sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis (Joyce dan Weil, 1980:182)

BAB. IIMODEL SINEKTIK DAN PENGELOLAAN KELAS.

A. Pengertian Model Sinektik

1. Kata sinektik berasal dari bahasa Yunani yang berarti penggabungan unsur-

unsur atau gagasan-gagasan yang berbeda-beda

2. Model Sinektik dapat dipahami sebagai strategi mempertemukan berbagai

macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk memperoleh satu 

pandangan baru (Gordon,1980:168).

3. Model Pembelajaran Sinektik. Menurut Joyce, Weil, dan Calhoun (2000:135)

semua model mengajar mengandung unsur model berikut: a. orientasi model,

b. urutan kegiatan (syntax), c. sistem sosial (social system), d prinsip reaksi

(principle of reaction),

Dalam hal ini model pembelajaran sinektik juga harus mencakup semua

unsur tersebut.

a. Orientasi Model,

Istilah sinektik berasal dari bahasa Yunani yang berarti penggabungan unsur-

unsur atau gagasan-gagasan yang berbeda-beda yang tampaknya tidak relevan.

Menurut William J.J. Gordon (1980:168), sinektik berarti strategi mempertemukan

berbagai macam unsur, dengan menggunakan kiasan untuk memperoleh satu

pandangan baru. Selanjutnya Model Sinektik yang ditemukan dan dirancang oleh

William JJ Gordon ini berorientasi meningkatkan kemampuan pemecahan masalah,

ekspresi kreatif, empati dan wawasan dalam hubungan sosial.

b. Rangkaian Kegiatan

Unsur kegiatan atau sintaksis merujuk pada rincian atau tahapan kegiatan

model sehingga fase-fase kegiatan model tersebut teridentifikasi dengan jelas.

Unsur kedua pembangun model sinektik ini adalah proses belajar mengajar sebagai

struktur model pembelajaran.

Ada dua strategi dari model pembelajaran sinektik, yaitu strategi

pembelajaran untuk menciptakan sesuatu yang baru (creating something new) dan

4

Page 5: hbis.files.   file · Web viewModel sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis (Joyce dan Weil, 1980:182)

strategi pembelajaran untuk melazimkan terhadap sesuatu yang masih asing

(making the strange familiar). Kedua strategi dari model pembelajaran sinektik dapat

dilihat pada tabel berikut.

c. Sistem Sosial

Sistem sosial menandakan hubungan yang terjalin antara guru dan siswa,

termasuk norma atau prinsip yang harus dianut dan dikembangkan untuk

pelaksanaan model. Model ini menuntut agar antara guru dan siswa terdapat

hubungan yang kooperatif di mana guru menjalankan dwifungsi sebagai pemrakarsa

dan pengontrol aktivitas siswa pada setiap tahap. Selain itu guru menjadi fasilitator

bagi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar.

d. Prinsip Reaksi

Prinsip reaksi bermakna sikap dan perilaku guru untuk menanggapi dan

merespon bagaimana siswa memproses informasi, menggunakannya sesuai

pertanyaan yang diajukan oleh guru. Tugas penting yang diemban guru pada tahap

ini adalah menangkap kesiapan siswa menerima informasi baru dan aktivitas mental

baru untuk dipahami dan diterapkan.

B. Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

a. Menurut Winataputra (2003), menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah

serangkaian kegiatan guru yang ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku

siswa yang diharapkan dan menghilangkan tingkah laku siswa yang tidak

diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosoi-

emosional yang positif , serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang

produktif dan efektif.

b. Akhmad Sudrajat (akhmadsudrajat.wordpress.com), menyatakan bahwa:

“Pengelolaan kelas lebih berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan

mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan

rapport, penghentian perilaku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas,

5

Page 6: hbis.files.   file · Web viewModel sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis (Joyce dan Weil, 1980:182)

pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh peserta didik secara tepat waktu,

penetapan norma kelompok yang produktif), didalamnya mencakup pengaturan

orang (peserta didik) dan fasilitas”.

c.. Dan menurut Winzer (Winataputra, 1003: 9.9) menyatakan bahwa pengelolaan

kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas

agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mencapai tujuan akademis dan sosial.

d. Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah

kegiatan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk menciptakan kondisi kelas

yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang kondusif dan

maksimal. Pengelolaan kelas ditekankan pada aspek pengaturan (management)

lingkungan pembelajaran yaitu berkaitan dengan pengaturan orang (siswa) dan

barang/ fasilitas. Kegiatan guru tersebut dapat berupa pengaturan kondisi dan

fasilitas yang berada di dalam kelas yang diperlukan dalam proses pembelajaran

diantaranya tempat duduk, perlengkapan dan bahan ajar, lingkungan kelas (cahaya,

temperatur udara, ventilasi) dll.

2. Penataan Ruang Kelas

Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat

menciptakan suasana belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan

pengaturan/ penataan ruang kelas dan isinya, selama proses pembelajaran.

Lingkunagan kelas perlu ditata dengan baik sehingga memungkinkan terjadinya

interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, dan antar siswa. Ada beberapa

prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas

menurut Loisell (Winataputra, 2003: 9.22) yaitu:

a. Visibility ( Keleluasaan Pandangan)

Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak

mengganggu pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang

guru, benda atau kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat

memandang semua siswa kegiatan pembelajaran.

6

Page 7: hbis.files.   file · Web viewModel sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis (Joyce dan Weil, 1980:182)

b. Accesibility (mudah dicapai)

Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil

barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar

tempat duduk harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak

dengan mudah dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.

c. Fleksibilitas (Keluwesan)

Barang-barang di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang

disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang

perlu dirubah jika proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja

kelompok.

d. Kenyamanan

Kenyamanan disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan

kepadatan kelas.

e. Keindahan

Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang

menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan

menyenangkan dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

f. Yang harus diperhatikan dalam pengaturan ruangan

Penyusunan dan pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak

duduk bekelompok dan memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk

membantu dan memantau tingkah laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan

ruang belajar, hal-hal berikut perlu diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk.

(udhiezx.wordpress: 3) yaitu. 1)Ukuran bentuk kelas,2) Bentuk serta ukuran bangku

dan meja,3).Jumlah siswa dalam kelas, 4) Jumlah siswa dalam setiap kelompok,

5).Jumlah kelompok dalam kelas, 6) Komposisi siswa dalam kelompok (seperti

siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita).

7

Page 8: hbis.files.   file · Web viewModel sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis (Joyce dan Weil, 1980:182)

F. Tempat Duduk Siswa

Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan oleh siswa

dalam proses pembelajaran terutama dalam proses belajar di kelas di sekolah

formal.tempat duduk dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa, bila tempat

duduknya bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat

panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa. Maka siswa akan merasa nyaman

dan dapat belajar dengan tenang.

Bentuk dan ukuran tempat yang digunakan bermacam-macam, ada yang satu

tempat duduk dapat di duduki oleh seorang siswa, dan satu tempat yang diduduki

oleh beberapa orang siswa. Sebaiknya tempat duduk siswa itu mudah di ubah-ubah

formasinya yang disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran. Untuk

ukuran tempat dudukpun sebaiknya tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil sehingga

mudah untuk diubah-ubah dan juga harus disesuaikan dengan ukuran bentuk kelas.

Sebenarnya banyak macam posisi tempat duduk yang bias digunakan di dalam

kelas seperti berjejer ke belakang, bentuk setengah lingkaran, berhadapan, dan

sebagainga. Biasanya posisi tempat duduk berjejer kebelakang digunakandalam

kelas dengan metode belajar ceramah. Dan untuk metode diskusi dapat

menggunakan posisi setengah lingkaran atau berhadapan. Dan sebagai alternatif

penataan tempat duduk dengan metode kerja kelompok atau bahkan bentuk

pembelajaran kooperatif, maka menurut Lie (2007: 52) ada beberapa model

penataan bangku yang biasa digunakan dalam pembelajaran kooperatif, diantaranya

seperti:

Meja tapal kuda, siswa bekelompok di ujung meja

Meja Panjang

Meja Kelompok, siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan

Meja berbaris, dua kelompok duduk berbagi satu meja dll.

Dan masih ada beberapa bentuk posisi tempat duduk yang dapat diterapkan dalam

pembelajaran kooperatif ini.

8

Page 9: hbis.files.   file · Web viewModel sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis (Joyce dan Weil, 1980:182)

BAB IIIPenutup

A. Kesimpulan

1. Kata sinektik berasal dari bahasa Yunani yang berarti penggabungan unsur-

unsur atau gagasan-gagasan yang berbeda-beda

2. Model Pembelajaran Sinektik. Menggabungkan semua model mengajar yang

bisa dikembangkan sebagai inovatis dan kreatif.

3. Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan

untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses

pembelajaran yang kondusif dan maksimal. (cahaya, temperatur udara,

ventilasi) dll.

4. Penataan Ruang Kelas, Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim

kelas yang dapat menciptakan suasana belajar yang menggairahkan, untuk

itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan ruang kelas dan isinya, selama

proses pembelajaran. Lingkunagan kelas perlu ditata dengan baik sehingga

memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, dan

antar siswa.

5. Tempat Duduk Siswa, Tempat duduk mempengaruhi proses pembelajaran

siswa, bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu rendah, tidak terlalu besar,

bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh siswa. Maka

siswa akan merasa nyaman dan dapat belajar dengan tenang.

9

Page 10: hbis.files.   file · Web viewModel sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis (Joyce dan Weil, 1980:182)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, S., Arsjad, M.G., dan Riwan, S.H., (1988). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Akhadiah, M.K., S. (1998). Pengembangan Kemampuan Bernalar, Kreativitas, dan Budaya tulis Melalui Jalur Pendidikan dalam Rangka Peningkatan Sumber Daya Manusia.

Akhmad Sudrajat. 2008. Teknik Pengelolaan Kelas. http://akhmadsudrajat.wordpress.com.

Anita Lie. 2007. Cooperative Learning (Memperaktikan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: PT Grasindo

Dahlan, M. D. (1990). Model-model Mengajar. Bandung: Diponegoro.

Dodd, J. (1988). A Detailed Study of the Learning Behaviors of In-Service Teachers Learning to Use Two New Models of Teaching. (Online). Tersedia: http://www.Us.gov. (5 September 2001).

Feldhusen, J.F. dan D.J. Treffinger. (1986). Creative Thinking and Problem Solving in Gifted Education. Iowa: Kendall/Hunt Publ. Co.

Frankel, J.R. & Wallen, N.E. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. Toronto: McGraw – Hill Inc.

Joyce, B. dan Weil, M. (1980). Models of Teaching. Second Edition. Englewood New Jersey: Prentice-Hall,Inc.

Joyce, B. dan Weil, M. dan Calhoun, E. (2000). Models of Teaching. Boston-London: Allyn and Bacon.

Munandar, S.C.U. (1985). Pengembangan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Munandar, S.C.U. (1992). Mengembangkan Anak Berbakat. Jakarta: Depdikbud.Munandar, S.C.U. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan Potensi Kreativitas dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta..Tilaar, H.A.R. (1999). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad 21. Magelang: Tera Indonesia.

Udin S. Winataputra. 2003. Srategi Belajar mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional http://udhiexz.wordpress.com/2008/05/27/pengelolaan-kelas

10

Page 11: hbis.files.   file · Web viewModel sinektik ini merupakan strategi pengajaran yang baik sekali untuk mengembangkan kemampuan kreatif dalam menulis (Joyce dan Weil, 1980:182)

Epa Muhopilah*)) adalah mahasiswa tingkat IV pada Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP-Universitas Kuningan. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah seminar Ilmu Manajemen, yang disampaikan oleh Bapak Dr. Uhar Suharsaputra, M.Pd. dan Bapak Akhmad Sudrajat, M.Pd.

Web Sites

Authentic Assessment: a briefing. http://home.ecn.ab.ca/~ljp/edarticles/assessment.htm

Classroom routines. http://www.ioe.ac.uk/multigrade/practical_advice.htm

Cooperative learning. http://www.jigsaw.org/ and http://www.co-operation.org

Guidelines for Portfolio Assessment in Teaching English by Judy Kemp and Debby

Toperoff. http://www.etni.org.il/ministry/portfolio

Managing group work and cooperative learning. http://www.tlc.eku.edu/tips_cooperative_learning.htm

Multigrade Teacher Training Materials. http://www.ioe.ac.uk/multigrade/teacher_training.htm

Positive Discipline. http://www.positivediscipline.com Quality Education for Every Student. This is a good Web site for explaining portfolio

assessment. http://www.pgcps.org/~elc/portfolio.html UNICEF Teachers Talking about Learning. http://www.unicef.org/teachers

11