Hati Nurani Sebagai Fenomena Moral

2
HATI NURANI SEBAGAI FENOMENA MORAL Hati nurani berkaitan dengan kenyataan jika manusia memiliki kesadaran mengenai apa yang dilakukannya, apakah baik, buruk, pantas atau tidak pantas. Hati nurani memerintahkan atau melarang kita melakukan sesuatu. Pelanggaran atas apa yang diperintahkan hati nurani, berrati pelanggaran terhadap integritas diri kita sendiri. Hati Nurani dibedakan menjadi dua bantuk, retrospektif dan prospektif. Retrospektif menilai perbuatan-perbuatan di masa lampau, baik dan buruk. Memuji diri sendiri atau bersyukur jika hati nurani kita menilai apa yang telah kita lakukan., adalah baik. Dan sebaliknya, mencela serta timbul penyesalan jika hati nurani kita menilai apa yang kita lakukan buruk. Prosfektif menilai perbuatan kita di masa depan. Dalam penjelasan realnya, hati nurani prosfektif memikirkan atau memilah-milah baik buruknya sesuatu yang akan dikerjakan kita. Apakah baik atau sebaliknya. Secara umum dalam kehidupan sehari-hari, hati nurani mempunyai kedudukan kuat dalam hidup, moral manusia. Dipandang dari sudut subjek, hati nurani adalah norma terakhir bagi semua perbuatan. Dengan kata lain, hati nurani adalah norma terakhir perbuatan kita. Masalahnya adalah, tidak semua apa yang dikatakan benar menurut hati nurani, adalah benar secara moral. Sehingga diperlukan pembinaan hati nurani. Pembinaan hati nurani jelas harus dilakukan sebagaimana kita senantiasa diharuslan belajar/mengikuti pendidikan. Hati nurani yang berkualitas baik hanya dimiliki orang-orang yang senantiasa membina hati nuraninya dengan baik pula. Dan tempat pertama dan utama untuk pembinaan adalah keluarga. HATI NURANI DAN SUPEREGO Seperti halnya tubuh lahir manusia yang memiliki struktur anatomi mulai dari kepala sampai kaki, batin manusia juga memiliki struktur atau bagian-bagian penting. Batin atau psikis kita memiliki tiga bagian Id, Ego dan Superego.

description

sdf

Transcript of Hati Nurani Sebagai Fenomena Moral

Page 1: Hati Nurani Sebagai Fenomena Moral

HATI NURANI SEBAGAI FENOMENA MORAL

Hati nurani berkaitan dengan kenyataan jika manusia memiliki kesadaran mengenai apa yang dilakukannya, apakah baik, buruk, pantas atau tidak pantas. Hati nurani memerintahkan atau melarang kita melakukan sesuatu. Pelanggaran atas apa yang diperintahkan hati nurani, berrati pelanggaran terhadap integritas diri kita sendiri.

Hati Nurani dibedakan menjadi dua bantuk, retrospektif dan prospektif.

Retrospektif menilai perbuatan-perbuatan di masa lampau, baik dan buruk. Memuji diri sendiri atau bersyukur jika hati nurani kita menilai apa yang telah kita lakukan., adalah baik. Dan sebaliknya, mencela serta timbul penyesalan jika hati nurani kita menilai apa yang kita lakukan buruk.

Prosfektif menilai perbuatan kita di masa depan. Dalam penjelasan realnya, hati nurani prosfektif memikirkan atau memilah-milah baik buruknya sesuatu yang akan dikerjakan kita. Apakah baik atau sebaliknya.

Secara umum dalam kehidupan sehari-hari, hati nurani mempunyai kedudukan kuat dalam hidup, moral manusia. Dipandang dari sudut subjek, hati nurani adalah norma terakhir bagi semua perbuatan. Dengan kata lain, hati nurani adalah norma terakhir perbuatan kita.

Masalahnya adalah, tidak semua apa yang dikatakan benar menurut hati nurani, adalah benar secara moral. Sehingga diperlukan

pembinaan hati nurani.

Pembinaan hati nurani jelas harus dilakukan sebagaimana kita senantiasa diharuslan belajar/mengikuti pendidikan. Hati nurani yang berkualitas baik hanya dimiliki orang-orang yang senantiasa membina hati nuraninya dengan baik pula. Dan tempat pertama dan utama untuk pembinaan adalah keluarga.

HATI NURANI DAN SUPEREGO

Seperti halnya tubuh lahir manusia yang memiliki struktur anatomi mulai dari kepala sampai kaki, batin manusia juga memiliki struktur atau bagian-bagian penting. Batin atau psikis kita memiliki tiga bagian Id, Ego dan Superego.

1. ID, adalah bagian alam bawah sadar manusia. Aktivitas bawah sadar manusia dilakukan dalam bagian psikis manusia yang disebut ID. Jadi ketika kita melakukan sesuatu yang tidak kita sadari, menurut Sigmund Freud, yang melakukan bukanlah aku, melainkan ada yang melakukan dalam diri aku.

2. EGO, atau AKU, berkembang dari ID, melalui kontak dengan dunia luar. Aktivitasnya bisa sadar, tidak sadar maupun prasadar. Tapi bisa dikatakan sebagian besar aktivitas EGO dilakukan manusia dalam keadaan sadar.

Page 2: Hati Nurani Sebagai Fenomena Moral

3. SUPEREGO, dianggap di atas EGO, karena cenderung bersifat sangat kritis. Ia muncul dalam bentuk observasi diri, kritik diri, instropeksi, larangan dan tindakan penilaian terhadap diri sendiri lainnya. Sehingga cukup beralasan jika SUPEREGO dikatakan merupakan dasar daru apa yang kita sebut HATI NURANI.

Tetapi apakah SUPEREGO sama dengan HATI NURANI?

Superego memang berhubungan dengan hati nurani, tetapi keduanya tidak bisa disamakan.

NO SUPEREGO HATI NURANI1 Digunakan dalam konteks psiko analisis

atau analisa bagian psikis manusia.Digunakan dalam konteks etis atau moral

2 Aktivitas psikis manusia dalam keadaan sadar, pra sadar bahkan keadaan tidak sadar

Aktivitas psikis manusia dalam keadaan sadar

3 Baik sumber rasa bersalah atau rasa tidak bersalah bisa tetap tidak disadari

Dengan hati nurani, orang bisa menyadari rasa bersalah.

Jadi jelaskan hubungan SUPEREGO dan HATI NURANI hanya sebatas SUPEREGO merupakan basik psikologis bagi fenomena etis atau moral hati nurani