Pemberdayaan & Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL)_Hizrah Muchtar
Hasil Wawancara Pedagang Kaki Lima
-
Upload
fresha-aflahul-ula -
Category
Documents
-
view
440 -
download
40
description
Transcript of Hasil Wawancara Pedagang Kaki Lima
PAPER KEWIRAUSAHAAN
WAWANCARA PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)
PEDAGANG POP ICE- JELLY
Diusulkan Oleh
Sebagai Pemenuhan Tugas Kewirausahaan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2015
Raodatul Jannah 131810401049 Angkatan 2013
HASIL WAWANCARA PEDAGANG KAKI LIMA
PEDAGANG POP ICE-JELLY
Raoda: permisi pak, saya Raoda mahasiswi UNEJ jurusan biologi ingin mewawancarai bapak
tentang usaha dalam berjualan, apakah bapak bersedia?
Pkl : iya dek boleh.
Raoda: siapa nama bapak dan dimana alamat rumahnya?
Pkl : nama saya Supri, saya tinggal di jalan Kalimantan X nomor 24 Tegal Boto, Jember. Saya
disini tinggal dengan istri dan anak saya yang sudah menikah.
Raoda: sejak kapan bapak mulai berjualan pop ice-jelly?
Pkl: sudah lama kurang lebih hampi7 tahun.
Raoda: mengapa bapak memilih tempat tepat di depan kampus UNEJ?
Pkl: iya dek, soalnya tempatnya disini sangat strategis dan biasanya banyak mahasiswa terutama
yang membeli pop ice setelah pulang kulia, selain itu disini merupakan jalan raya yang
cukup ramai, jadi peluang untuk memdapatkan pembeli cukup besar.
Raoda: berapa modal awal yang bapak keluarkan untuk berjualan pop ice- jelly ini?
Pkl: kalaw modal awal sekitar Rp 700.000, karena dalam pembuatan gerobaknya saya
membuatnya dari barang bekas yaitu dari sisa kayu dan seng yang tidak terpakai yang
hanya membutuhkan kurang lebih Rp 300.000 untuk menyulap menjadi gerobak seperti
ini.
Raoda: bagaimana dengan modal yang bapak keluarkan dalam membeli bahan yang akan dijual,
seperti pop ice, jelly dan gula?
Pkl: untuk bahan yang saya jual terdiri dari Pop ice berbagai macam rasa (strawberry, melon,
jeruk, coklat, capocino, jambu dan leci), air, es batu, gula dan nutri jelly. Saya membeli
pop ice secara kulaan di pasar tanjung, jadi tidak setiap hari membeli biasanya seminggu
sekali, untuk es batu, gula, nutri jelly dan air membeli jika dalam satu hari sudah habis,
untuk gula biasanya saya pakai tiga hari dalam satu kilogram.
Raoda: berapa kisaran dari harga semua bahan yang digunakan bapak?
Pkl: pop ice dalam satu renteng berisi 10 bungkus dengan harga Rp 9800, es batu dalam sehari
bisa menghabiskan 8 bungkus @ harganya Rp 500, harga nutri jelly yang diolah encer
dalam satu bungkus harga Rp 2500 bisa dijadikan satu panci ukuran sedang, air gallon
yang digunakan air isi ulang dengan harga Rp 4500, selain itu saya juga membeli kresek
dengan harga Rp 7500 satu bendel dan gelang karet untuk mengikat Rp 5000dan isi karet
itu banyak jadi tidak perlu membeli setiap minggu, plastik yang digunakan wadah pop ice
yaitu kantong lastik ukuran setengah kilogram isi 100 dengan harga Rp 2500 selain itu
sedotan harganya satu pack Rp 3000.
Raoda: selain bahan yang bapak gunakan, berapa harga alat-alat yang bapak gunakan untuk
penunjang dalam berjulan?
Pkl: untuk alat-alatnya cukup sederhana saya hanya membeli blender Rp 150.000, gunting Rp
3000, untuk alat yang lain, seperti penghancur es batu saya buat sendiri dari kayu jadi
tidak terlalu banyak uang yang saya keluarkan untuk membeli alat-alat pelengkap
lainnya.
Raoda: dalam sehari berapa rata-rata penjualan pop ice-jelly nya bapak?
Pkl: untuk penjualan setiap tidak menentu, saya jualan dari siang sekitar jam 10.00 sampai jam
14.00, karena kondisi siang hari biasanya banyak mahasiswa yang haus dan membeli es,
dan dalam sehari biasanya bisa habis 35-50 bungkus pop ice dalam satu bungkus saya
jual Rp 2000
Raoda: apa keunggulan dari pop ice yang bapak jual untuk menarik pembeli?
Pkl: kalaw secara khusus tidak ada, hanya saja saya menjual pop ice dengan diberi jelly yang
agak encer supaya dapat disedot bersama esnya dan harganya menurut saya murah.
Raoda: selain bapak apakah ada yang membantu bapak dalam berjualan pop ice atau ada
cabangnya seain disini?
Pkl: tidak ada cabang dek, kalaw biasanya yang membantu menjaga warung istri saya, kami
bergantian berjualan, karena ini kerjaannya sederhana jadi tidak ada pekerja ataupun yang
membantu.
Raoda: pendapatan yang bapak peroleh digunakan untuk apa?
Pkl: pendapatannya saya gunakan lagi untuk modal selanjutnya dan sisanya untuk memenuhi
kebutuhan keluarga terutama istri saya, karena anak saya sudah menikah.
Raoda: baiklah bapak, terima kasih sudah meluangkan waktunya.
Pkl: iya sama-sama dek.
ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG POP ICE-JELLY
1. Harga bahan yang digunakan
pop ice isi 10 bungkus : Rp 9800
es batu ( 8 buah) : Rp 4000
nutri jelly : Rp 2500
air gallon : Rp 4500
kresek( 1 pack) : Rp 7500
sedotan (1 pack) : Rp 3000
kanton plastic (isi 100) : Rp 2500
gelang karet : Rp 5000
Jumlah: Rp 127.000
2. Harga alat yang diguanakan
Gerobak : Rp 300.000
Blender : Rp 150.000
Gunting : Rp 3000
Jumlah: Rp 453.000
3. Pendapatan dan pengeluaran per hari dan perhitugan per bulan
Pendapatan per hari
Sehari rata-rata penjulan 35-50 bungkus X harga perbungkus = pendapatan
Misalnya: 40 X 2000 = 80000 (pendapatan kotor per hari)
Pengeluaran per hari
pop ice 40 bungkus X Rp 1000 = Rp 40.000, Es batu (5bungkus) = Rp 2500,
Sedotan, kantong plastic, kresek dan karet gelang (per perhari) = Rp 3000, total
Rp 45.500 per hari
Total pendapatan bersih
Pendapatan kotor – pengeluaran = pendapatan bersih per hari
80.000 – 45.500 = 35.000
Pendapatan per bulan
Jumlah rata-rata pendapatan per hari = rata-rata pendapatan perbulan
35.000 X 30 hari (1 bulan) = Rp 1.050.000
4. Analisis data ekonomi
Titik impas (break even point) = total biaya : total produksi
= 700.000 : 580.000
= 1.206
Analisis kelayakan usaha (b/c rasio) = total penerimaan : total biaya
= 80.000 : 45.500 = 35.000
Analisis efisiensi penggunaan modal (roi) = (laba usaha : total biaya) 100%
= (35.00 :45.500) 100%
= 76.92 %
PAPER ANALISIS USAHA PEDAGANG KAKI LIMA (PKL)
SEGARNYA !!! POP ICE – JELLY
Bapak Supri adalah salah satu pedagang kaki lima yang ada di sekitar kampus
Universitas Jember tepatnya di depan gang jalan Kalimantan X. Dia berprofesi menjadi
pedagang kaki lima sejak 7 tahun yang lalu dengan berjualan pop ice yang di dalamnya diberi
nurti jelly, sehingga rasanya seperti meminum cendol dengan aneka rasa. Bapak Supri berjualan
dari jam 10:00 – 14:00, karena dia menanggap bahwa jika siang hari yang sangat terik banyak
orang terutama mahasiswa yang pulang dari kampus haus dan membeli minuman untuk
melepaskan dahaganya. Biasanya bapak bergantian menjaga gerobaknya dengan istrinya, karena
berdagang pop ice sebenarnya merupakan kerja sampingan untuk mendapatkan penghasilan lebih
unutk mencukupi kebutuhan keluarganya. Bapak Supri hanya tinggal berdua dengan sang istri
karena kedua anakya sudah menikah dan ikut suaminya masing-masing.
Awal berjualan bapak Supri hanya mengandalakan peralatan dan modal seadanya karena
kebutuhan ekonominya juga yang serba kecukupan dengan modal awal sekitar Rp 700.000.
Gerobak dagangan yang digunakan ia buat sendiri dari kayu dan seng bekas sisa membuat rumah
dulu dengan memodifikasi sehingga menjadi gerobak dorong yang bagus. Pembuatan gerobak
kurang lebih menghabiskan dana Rp 300.000 yang digunkaan untuk membeli cat dan paku.
Selain itu peralatan yang lain seperti blender dan gunting dibeli dari took terdekat yaitu harga
blender Rp 300.000 dan gunting Rp 3000, jadi tidak banyak biaya yang dikeluarkan karena
bapak Supri orangnya kreatif dan mampu memanfaatkan barang-barang yang tidak terpakai
sehingga bisa meminimalisasi pengeluaran.
Ide awal berjualan pop ice- jelly dari banyaknya mahasiswa yang biasanya banyak
membeli minuman saat siang hari, sehingga bapak Supri juga ingin menjaring kebutuhan
mahasiswa dengan berjualan pop ice- jelly di depan kampus UNEJ. Komponen bahan yang
digunakan dalam berjualan terdiri dari pop ice dengan beraneka macam rasa seperti rasa melon,
strawberry, coklat, taro, leci dll, dan supaya menarik diberi jelly yang agak encer supaya bisa
masuk ke sedotan. Pop ice yang sudah diblender dan dicampur dengan es batu kemudian
dimasukkan ke dalam kantong plastik, setelah itu diberi jelly sebanyak dua sendok dan diikat
dengan karet gelang.
Pendapatan dari penjualan pop ice- jelly sebagai penghasilan tambahan sudah cukup
membantu kebutuhan keluarga bapak Supri dan istrinya. Setiap hari rata-rata penjualan pop ice-
jelly bisa mencapai 35-50 bungkus dan per bungkus dijiual dengan harga Rp 2000, jadi perhari
dia bisa mendapatkan kurang lebih uang Rp 70.000 – Rp 100.000, biasanya penjualan yang
paling efektif saat musim kemarau karena sinar matahari yang terik membuat orang cepat haus.
Sehingga pendapatan perbulan penjualan pop ice-jelly bisa mencapai Rp 1.000.000 – Rp
1.500.000 dan sudah dikurangi dengan pengeluaran untuk membeli bahan pop ice dan bahan
lainnya.