HASIL PRAKTIKUMb6

12
HASIL PRAKTIKUM KELELAHAN OTOT-SARAF PADA MANUSIA Kelompok B6

description

edu

Transcript of HASIL PRAKTIKUMb6

HASIL PRAKTIKUM

KELELAHAN OTOT-SARAF PADA MANUSIA

Kelompok B6Tujuan

1. Membedakan kerja egogram jari yang pada kerja ready state dan kerja kelelahan otot.

2. Untuk mendemonstrasikan pengaruh faktor gangguan peredaran darah, istirahat, pijitan.

3. Mengetahui perubahan warna dan suhu kulit akibat iskemia.

Alat-alat1. Kimograf

2. Kertas

3. Perekat

4. Manset sfigmomanometer

5. Ergograf

6. Metronome (frekuensi 1 detik)

A. Kerja Steady StateCara Kerja:

1. Pasang semua alat sesuai dengan gambar

2. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 4 detik menurut irama alat yang diperdengarkan di ruang praktikum sampai putaran tromol. Setiap kali setelah melakukan tarikan, lepaskan segera jari saudara dari pelatuk sehingga kembali ke tempat semula.

B. Pengaruh Gangguan Peredaran DarahCara Kerja:

1. Pasang manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang sama

2. Sebagai latihan lakukan beberapa oklusi pembuluh darah lengan atas dengan jalan memompa manset dengan cepat sampai denyut nadi a. radialis tak teraba lagi.

3. Dengan manset tetap terpasang tetapi tanpa oklusi, lakukan 12 kali tarikan dengan frekuensi satu tarikan tiap 4 detik sambil dicatat pada kimograf.

4. Tanpa menghentikan tromol pada tarikan ke-13, mulailah memompa manset dengan cepat sampai denyut nadi a. radialis tidak teraba lagi. Selama pemompaan orang percobaan tetap melakukan latihan.

5. Berilah tanda pada kurve pada saat denyut nadi a. radialis tidak teraba lagi.

6. Setelah terjadi kelelahan total, turunkan tekanan di dalam manset sehingga peredaran darah pulih kembali.

7. Dengan frekuensi yang sama, teruskan tarikan dan pencatatan sehingga faktor oklusi tidak terlihat lagi.

C. Pengaruh Istirahat dan MassageCara Kerja

1. Latihan ini dilakukan oleh orang percobaan lain.2. Besarkan beban ergograf sampai hampir maksimal.3. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap detik sampai terjadi kelelahan total, keudian hentikan tromol.4. Berilah istirahat selama 2 menit. Selama istirahat, lengan tetap dibiarkan di atas meja.5. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang 2cm, jalankan kimograf dan lakukan kembali tarikan dengan frekuensi dan beban yang sama sampai terjadi kelelahan total, kemudian hentikan tromol.6. Berilah istirahat selama 2menit lagi. Selama masa istirahat ini lakukanlah massage dengan cara mengurut dengan tekanan kuat ke arah perifer, kemudian dengan tekanan ringan ke arah jantung. Massage dilakukan dari fossa cubiti hingga ujung jari.7. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang 2cm, jalankan kimograf dan lakukan kembali tarikan seperti ad. 58. Bandingkan ke 3 ergogram yang saudara peroleh dan berusahalah menganalisisnya.D. Rasa Nyeri, Perubahan Warna dan Suhu Kulit Akibat Iskemia

Cara Kerja:

1. Latihan ini dilakukan pada orang percobaan lain dan tanpa pencatatan ergogram.

2. Pasanglah manset pada lengan atas kanan OP dan berian pembebanan yang cukup berat sehingga penarikan hanya akan memperlihatkan penyimpangan ujung pencatat yang kecil saja.

3. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP.

4. Lakukan satu tarikan tiap satu detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi kelelahan otot total atau sampai terjadi rasa sakit yang tak tertahan.

5. Hentikan tindakan oklusi segera setelah OP merasa nyeri yang hebat sekali. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP.

Hasil Percobaan 1

Kelelahan terjadi secara perlahan, lambat, dan konstan.

Hasil Percobaan 2

Kelelahan total yang terjadi lebih cepat dibandingkan pecobaan pertama.

Hasil Percobaan 3

Kontraksi otot meningkat ketika dilakukan massage dibandingkan hanya diistirahatkan saja tanpa perlakuan apapun. Hasil Percobaan 4 Warna lengan bawah kanan OP menjadi pucat dan suhunya berubah menjadi lebih dingin. Ada rasa nyeri hebat.

Pembahasan pada percobaan I

Kontraksi otot yang kuat dan lama menyebabkan keadaan yang diketahui dengan baik yaitu kelemahan otot. Ini terutama disebabkan oleh ketidakmampuan proses kontraktil dan metabolik untuk secara terus menerus memberikan hasil kerja yang sama. Saraf tetap bekerja dengan baik, impuls saraf diteruskan seperti biasanya ke otot melalui tautan saraf-otot dan potensial aksi juga menyebar ke serat-serat otot, tetapi kontraksi menjadi makin lemah, karena serat-serat itu sendiri yang kekurangan ATP. Terhentinya aliran darah ke otot yang sedang mengerut menimbulkan kelelahan yang hampir sempurna dalam waktu satu menit meskipun otot tidak terlalu aktif karena kenyataannya kehilangan persediaan makanan.1Apabila waktu istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja otot (kontrasi) berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka otot dapat kehabisan energi (ATP). Otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi ATP yang baru, jika terus berlangsung hal demikian, maka produksi ATP akan dialihkan dengan cara anaerob. Waktu timbulnya kelelahan otot berbeda sesuai jenis serat otot. Aktivitas yang berintensitas tinggi lebih cepat menimbulkan kelelahan. Kelelahan otot membatasi kinerja otot.2,3Faktor-faktor yang diduga berperan penting adalah:41. Meningkatnya ADP dan fosfat inorganik lokal dari penguraian ATP dapat secara langsung mengganggu siklus jembatan silang dan/atau menghambat pelepasan dan penyerapan kembali Ca2+ oleh retikulum sarkoplasma.

2. Akumulasi asam laktat dapat menghambat enzim-enzim kunci di jalur penghasil energi dan/atau proses penggabungan eksitasi-kontraksi.

3. Akumulasi K+ ekstrasel yang terjadi di otot ketika pompa Na+ K+ tidak dapat memindahkan secara aktif memindahkan ke dalam sel selama fase turun potensial aksi berulang.

4. Terkurasnya cadangan energi glikogen dapat menyebabkan kelelahan otot pada olahraga yang berat.

Bell, Davidson dan Emslie Smith (1972) menduga bahwa penurunan daya kontraksi mungkin disebabkan oleh kegagalan di sejumlah tempat masuk di sinapsis pusat, lempeng ujung motoris dan proses kontraksi, tetapi penyebab kelelahan otot terletak dalam serabut otot ini sendiri. Horobin (1968) mengatakan bahwa kelelahan tidak disebabkan oleh kegagalan pasokan darah untuk memasok elemen metabolisme dikarenakan kegagalan pasokan darah untuk memasok elemen metabolisme yang esensial atau membuang hasil metabolisme atau untuk melaksanakan kedua fungsi itu. Kurangnya O2 dan akumulasi metabolit asam mungkin terlibat disini.Ketidakpastian lain adalah timbulnya nyeri akibat kelelahan. Telah lama diketahui bahwa metabolit dari fungsi otot berpotensi mengiritasi ujung saraf sensoris yang berada dalam otot. Respons terhadap stimulan demikian itu dapat diinterpretasikan sebagai nyeri yang akan mereda ketika ototnya menyembuh. Walaupun demikian, nyeri adalah suatu entitas yang terpisah dan tidak selalu akibat suatu stimulasi yang berlebih terhadap ujung saraf, sehingga sangat menyulitkan penentuan diagnosisnya. Otot juga bisa mengadakan respons akibat spasme, atau jika upaya lebih lanjut diperlukan oleh pusat-pusat yang lebih tinggi, akibat cedera serabut otot terkait.4Pembahasan pada percobaan II

Pada saat percobaan II, sama halnya seperti percobaan I, menunjukkan adanya kelelahan otot. Namun kelelahan otot terjadi pada saat manset dipasang dan dilakukan oklusi maka aliran darah menjadi tertutup dan denyut nadi tidak teraba lagi sehingga O2 yang seharusnya dialirkan oleh pembuluh darah juga terhambat. Sedangkan berdasarkan teori yang ada pada saat kontraksi otot membutuhkan ATP, kontraksi otot itu terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf, yang bersifat elektrik, dihantar ke sel-sel otot secara kimiawi dan hal ini dilakukan oleh sambungan otot-saraf (neuromuscular junction). Impuls saraf sampai ke sambungan otot-saraf yang mengandung gelembung-gelembung kecil asetilkolin. Asetikolin dilepas ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah sinaps) dan ketika asetilkolon menempel pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh sel otot, sehingga timbul kontraksi.

Untuk bisa berkontraksi, serabut otot memerlukan energi yang didapat dari oksidasi makanan, terutama karbohidrat di mana karbohidrat akan diubah menjadi gula sederhana, yaitu glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan dengan segera oleh tubuh akan dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati dan di otot. Selama oksidasi glikogen menjadi karbondioksida dan air, terbentuk suatu senyawa yang kaya akan energi. Senyawa ini disebut adenosin trifosfat (ATP). Apabila otot harus melakukan kontraksi, energi ATP akan dilepas seiring dengan perubahannya menjai adenosin difosfat (ADP).Selama oksidasi glikogen, akan terbentuk asam piruvat. Bila terdapat banyak O2, seperti yang terjadi pada gerakan umum, asam piruvat dipecah menjadi karbodioksida dan air. Pada proses ini juga dilepas energi yang akan dipakai untuk membuat lebih banyak ATP. Apabila O2 tidak mencukupi, asam piruvat diubah menjadi asam laktat yang menumpuk akan menyebabkan kelelahan otot.5 Seperti pada percobaan yang kedua ini karena pembuluh darah yang membawa O2 terhambat pada saat dilakukannya okulasi sehingga O2 tidak tercukupi maka terjadi proses glikolisis anaerob, di mana produk akhirnya berupa asam piruvat tidak dapat diproses lebih lanjut oleh proses fosforilasi oksidatif maka molekul ini diubah menjadi asam laktat yang jika tertimbun akan menyebabkan kelelahan otot.Pembahasan pada Percobaan III

Istirahat diperlukan untuk mengembalikan kondisi otot ke semula. Di mana istirahat yang berarti merelaksasikan kondisi tubuh. Pada saat istirahat O2 yang masuk ke dalam tubuh diperlukan dalam jumlah besar setelah melakukan aktifitas yang memerlukan energi yang tinggi untuk membakar timbunan asam laktat yang ada. Selama proses perbaikan, ATP dibentuk dengan fosforilasi oksidatif menggunakan O2 yang tersedia. Sebagian asam laktat kembali diubah menjadi asam piruvat, sebagian digunakan untuk proses fosforilasi oksidatif untuk memproduksi ATP.4Gerakan massage-memijit atau meremas menggunakan ujung jari dan telapak tangan untuk menjepit beberapa bagian kulit. Pijatan jenis ini perlu sedikit tekanan ang dilakukan secara beraturan dan berirama. Fulling adalah suatu bentuk massage yang kebenyaka dipakai untuk mengururt lengan.

Massage juga membantu mengurangi kelelahan otot sebab aliran darah yang tadinya terhambat atau terhenti sementara (dengan penggunaan manset sfigmamometer) dan pasokan O2 berkurang menjadi kembali normal dengan lebih cepat.Dari hasil percobaan yang kami lakukan, kertas kimograf menunjukkan bahwa garis mulai mengalami penurunan drastis daripada percobaan pertama, dan setelah diberikan istirahat 2 menit, garis kembali seperti semula. Setelah OP tidak mampu melakukan tarikan lagi, diberikan istirahat 2 menit ditambah dengan dilakukannya masssage. Setelah itu OP melakukan tarikan lagi, dan garis yang dicapai lebih tinggi daripada sebelum istirahat.

Perubahan pada Percobaan IV

Pada percobaan keempat dilakukan pengamatan terhadap suhu dan warna kulit OP sebelum dan sesudah dilakukan kerja otot sambil diadakn oklusi. Sebelum percobaan, warna kulit OP coklat (normal) dan suhu tubuhnya suhu tubuh normal. Setelah dilakukan percobaan, warna kulit OP menjadi pucat dan suhu kulitnya menjadi lebih rendah (lebih dingin). Orang percobaan merasa nyeri ketika oklusi terjadi.

Iskemia adalah defisiensi darah dalam bagian tubuh akibat konstriksi atau obstruksi pembuluh darah. Oklusi dilakukan sebagai simulasi dari apa yang dirasakan oleh penderita iskemia ketika terjadi hal tersebut dalam tubuhnya. Percobaan dengan melakukan oklusi menyebabkan rasa nyeri, perubahan warna menjadi pucat dan kebiruan, serta suhu tubuh menjadi lebih rendah dari keadaan normal. Hal ini terjadi karena aliran darah dari jantung dihambat dan O2 tidak diterima oleh jaringan otot yang ada, sebagaimana diketahui, O2 yang dialirkan ke dalam bagian tubuh selain sebagai energi juga sebagai panas untuk mempertahankan kenormalan suhu tubuh dan membantu proses glikolis aerob.6Kesimpulan

Dari pembahasan-pembahasan percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kelelahan otot adalah suatu keadaan dimana otot tidak lagi mampu bergerak bebas menanggapi rangsangan pada suatu kondisi yang sama. Kelelahan otot dapat disebabkan oleh adanya penimbunan asam laktat. Kelelahan otot juga menyebabkan rasa nyeri. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan istirahat atau massage pada bagian yang kelelahan otot, sebab pada saat istirahat tubuh dapat menghirup O2 lebih banyak yang dibutuhkan utnuk memecah glukosa atau glikogen dalam otot menjadi ATP dalam proses fosforilasi oksidatif di mana asam piruvat dari glukosa yang terbentuk menghasilkan berupa energi atau ATP yang digunakan untuk melakukan kontraksi dan juga mengembalikan asam laktat menjadi asam piruvat untuk diubah menjadi ATP kembali.