Hasil Pengamatan Fraksi Etanol

11
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Fokus Penelitian a. Menguji efek ekstrak etanol biji pepaya (Carica papaya Linn) terha tukak lambung pada tikus putih betina. b. Mencari dosis efektif ekstrak etanol biji pepaya (Carica pap yang dapat berefek terhadap tukak lambung pada tikus putih betina. c. Membandingkan efektivitas terhadap tukak lambung antara ekstrak etan biji pepaya (Carica papaya Linn) dengan cimetidin. 4.2 Waktu dan Temat Penelitian Penelitian dilakukan sekitar 2 bulan dan penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia armasi dan Laboratorium armasi Klinik dan Komunitas !niversitas Mula"arman. 4.! Ba"an #an$ Diteliti #ahan yang akan diteliti adalah tumbuhan pepaya (Carica papaya Linn) #agian yang akan diteliti adalah biji pepaya. #iji pepaya berbentuk oval$ abu%abu hingga hitam dan ujungnya runcing. #iji papaya ( Carica papaya L) digunakan adalah biji buah pepaya yang masih segar dan kemudian dikeringk &aerah pengambilan sampel terletak di Kota 'amarinda$ Kalimantan imur. 4.4 Va%ia&el dan De'inisi Oe%asional 4.4.1 Va%ia&el Penelitian 4.4.1.1 Va%ia&el &e&as ariabel terikat pada penelitian ini adalah variasi dosis ekstrak et pepaya (Carica papaya L.). 4.4.1.2 Va%ia&el te%ikat ariabel terikat pada percobaan ini adalah indeks tukak lambung dan cairan lambung pada tikus putih betina. 4.4.2 De'inisi Oe%asional 2+

description

Hasil Fraksi Etanol

Transcript of Hasil Pengamatan Fraksi Etanol

BAB IVMETODE PENELITIAN

4.1 Fokus Penelitiana. Menguji efek ekstrak etanol biji pepaya (Carica papaya Linn) terhadap tukak lambung pada tikus putih betina.b. Mencari dosis efektif ekstrak etanol biji pepaya (Carica papaya Linn) yang dapat berefek terhadap tukak lambung pada tikus putih betina.c. Membandingkan efektivitas terhadap tukak lambung antara ekstrak etanol biji pepaya (Carica papaya Linn) dengan cimetidin.

4.2 Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian dilakukan sekitar 2 bulan dan penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi dan Laboratorium Farmasi Klinik dan Komunitas Universitas Mulawarman.

4.3 Bahan yang DitelitiBahan yang akan diteliti adalah tumbuhan pepaya (Carica papaya Linn). Bagian yang akan diteliti adalah biji pepaya. Biji pepaya berbentuk oval, berwarna abu-abu hingga hitam dan ujungnya runcing. Biji papaya (Carica papaya L) yang digunakan adalah biji buah pepaya yang masih segar dan kemudian dikeringkan. Daerah pengambilan sampel terletak di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

4.4 Variabel dan Definisi Operasional4.4.1 Variabel Penelitian4.4.1.1 Variabel bebasVariabel terikat pada penelitian ini adalah variasi dosis ekstrak etanol biji pepaya (Carica papaya L.).4.4.1.2 Variabel terikatVariabel terikat pada percobaan ini adalah indeks tukak lambung dan pH cairan lambung pada tikus putih betina.4.4.2 Definisi Operasionala. Ekstrak biji pepaya adalah ekstrak yang diperoleh dari biji pepaya yang telah diektraksi dengan pelarut etanol dengan menggunakan metode maserasi.b. Variasi dosis ekstrak adalah variasi dosis ektrak biji pepaya yang diperoleh dari uji pendahuluan dengan satuan per berat badan (mg/KgBB).c. Indeks tukak lambung adalah suatu satuan yang digunakan untuk menilai keadaan tukak lambung yang terbentuk.d. pH cairan lambung adalah suatu ukuran tingkat keasaman dari cairan lambung.e. Kelompok normal adalah kelompok hewan uji yang tidak diberi perlakuan.f. Kelompok kontrol negatif adalah kelompok hewan uji yang hanya diberi penginduksi etanol absolut tanpa pemberian ekstrak.g. Kelompok kontrol positif adalah kelompok hewan uji yang diberi penginduksi etanol absolut dan cimetidin.h. Kelompok uji adalah kelompok hewan uji yang diberi penginduksi etanol absolut dan ekstrak etanol biji pepaya.

4.5 Alat dan bahan penelitian4.5.1 Alat penelitianAlat-alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:Tabel 4.1 Alat penelitianNo.Nama alatKegunaan

1Gelas ukurUntuk mengukur volume cairan lambung

2InkubatorTempat inkubasi

3Kaca pembesarUntuk memperjelas pengamatan kondisi tukak lambung

4Labu ukurWadah untuk membuat pengenceran ekstrak biji papaya dengan variasi konsentrasi tertentu

5Rotary evaporator Untuk memekatkan ekstrak cair

6pH meterUntuk mengukur pH cairan lambung

7SentrifugeAlat untuk mensentrifugasi cairan lambung

8SondeUntuk memasukkan bahan uji secara oral

9Tabung sentrifugeWadah cairan lambung ketika disentrifugasi

10Timbangan analitikMenimbang bahan dan alat penunjang lainnya

11ToplesWadah untuk proses ektraksi metode maserasi

12Water bathUntuk menguapkan sisa pelarut dari ekstrak kental

4.5.2 Bahan penelitianBahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:Tabel 4.2 Bahan penelitianNo.BahanKegunaan

1AquadestPelarut

2CimetidinPembanding

3Etanol 96%Pelarut

4Etanol absolutPenginduksi tukak lambung

5Biji pepaya (Carica papaya Linn)Sampel uji

6Na-CMC Agen pensuspensi

7NaCl fisiologisCairan fisiologis tubuh

8Tikus putihBioindikator uji

4.6 Rancangan penelitian

pK-pK+pU1pU2pU3K-K+U1U2U3Rancangan penelitian efek ekstrak etanol biji pepaya terhadap tukak lambung adalah sebagai berikut:

X R

Gambar 4.1 Rancangan penelitianKeteranganX R: Masa adaptasi selama satu mingguR: RandomisasiK-: Kelompok kontrol negatif yang diberi etanol absolut 1 mL/200 g BB tikus dan Na CMC 0,5%K+: Kelompok kontrol positif yang diberi etanol absolut 1 mL/200 g BB tikus dan cimetidin 2,6 mg/200 g BB tikusU1: Kelompok uji 1 yang diberi etanol absolut 1 mL/200 g BB tikus dan ekstrak etanol biji pepaya 10 mg/kg BB tikusU2: Kelompok uji 2 yang diberi etanol absolut 1 mL/200 g BB tikus dan ekstrak etanol biji pepaya 30 mg/kg BB tikusU3: Kelompok uji 3 yang diberi etanol absolut 1 mL/200 g BB tikus dan ekstrak etanol biji pepaya 100 mg/kg BB tikuspK-: Pengamatan pada kelompok kontrol negatifpK+: Pengamatan pada kelompok kontrol positifpU1: Pengamatan pada kelompok uji 1pU2: Pengamatan pada kelompok uji 2pU3: Pengamatan pada kelompok uji 3

4.7 Teknik Pengumpulan Data4.7.1 Data dan Sumber Data Data yang diperoleh merupakan data kuantiitatif, yaitu pengukuran indeks tukak lambung dan pengukuran pH cairan lambung. Sumber data yang diperoleh berdasarkan hasil ekperimen di laboratorium. Pengambilan data kuantitatif dilihat dari indeks tukak pada lambung tikus putih yang telah dibedah serta dengan melihat pH cairan tukak lambung yang diukur dengan pH meter.

4.7.2 Pelaksanaan Penelitiana. Penyiapan SampelBiji pepaya (Carica papaya Linn) segar terlebih dahulu dicuci bersih untuk menghilangkan pengotor. Kemudian diletakkan diatas kertas koran untuk dikeringkan. Pengeringan tidak dilakukan dibawah sinar matahari secara langsung untuk menghindari kerusakan metabolit sekunder. Biji pepaya yang telah kering kemudian diserbukkan untuk memperbesar luas permukaannya agar proses ekstraksi dapat berjalan maksimal. Setelah itu ditimbang berat sampel kering yang akan digunakan utnuk proses ekstraksi.b. Ektraksi dengan Metode MaserasiSimplisia serbuk biji pepaya di ekstraksi dengan metode maserasi, dimana simplisia dimasukkan ke dalam toples kaca sebagai wadah maserasi. Kemudian dimasukkan cairan pengekstraksi berupa etanol 96% sampai semua simplisia terendam secara sempurna lalu diaduk. Proses ektraksi berlangsung selama kurang lebih 2 hari sambil sesekali dilakukan pengadukan. Hasil ektraksi disaring menggunakan kertas saring dan ditampung pada wadah kaca, kemudian simplisia kembali direndam dengan pelarut etanol yang baru, diulangi proses ekstraksi hingga diperoleh hasil ekstraksi yang berwarna bening. Hasil ektraksi yang diperoleh kemudian di pekatkan dengan rotary evaporator untuk menguapkan pelarut agar didapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental yang telah diperoleh kemudian diuapkan kembali menggunakan water bath agar sisa pelarut yang masih terkandung teruapkan sehingga didapatkan ektrak kering. Ektrak kering ditimbang untuk mendapatkan rendemen ekstrak. Selanjutnya ekstrak yang diperoleh disimpan dalam desikator atau wadah yang sesuai sebelum dilakukan penelitian lebih lanjut.

Biji pepaya segar

Simplisia biji pepayaDiserbukkan dan ditimbangEkstrak keringDiuapkan dengan water bathEkstrak kentalDipekatkan dengan rotary evaporatorEktrak cairResiduDiektraksi dengan metode maserasi dan menggunakan pelarut etanolDitimbang, dicuci bersih dan dikeringkan

Serbuk kering biji pepayaGambar 4.2 Skema ektraksi biji pepaya

c. Penyiapan hewan cobaHewan coba yang akan digunakan pada penelitian ini adalah tikus putih (Rattus norvegicus L.) betina dengan berat antara 150-200 gram serta berumur 2-3 bulan. Hewan uji dibagi ke dalam 5 kelompok dimana masing-masing kelompok berisi 3 ekor tikus putih. Seluruh hewan uji terlebih dahulu diadaptasikan dengan lingkungan serta kandangnya selama 1 minggu sebelum pengujian. Kandang hewan coba dijaga kebersihannya serta diberikan sirkulasi udara yang baik.

d. Penyiapan induksi etanol absolutEtanol absolut diberikan pada tiap hewan coba dengan dosis 1 mL. Etanol dioralkan pertama kali sebelum diberikan obat maupun ekstrak etanol biji pepaya.

e. Penyiapan dosis CimetidinCimetidin dibuat larutan stok terlebih dahulu dengan konsentrasi 100 mg/50 mL Na CMC 0,5%. Suspensi cimetidin diberikan pada hewan coba secara oral dengan dosis 2,6 mg/200 g BB tikus.

f. Penyiapan suspensi ekstrak etanol biji pepayaDibuat suspensi ekstrak etanol biji pepaya dengan konsentrasi 240 mg/50 mL, 480 mg/50 mL dan 720 mg/50 mL. Ekstrak disuspensikan ke dalam Na CMC 0,5 %.

g. Pengujian ekstrak terhadap tukak lambungSebelum pengujian, tikus terlebih dahulu dipuasakan selama kurang lebih 18 jam dengan tetap diberi air minum. Pada hari pertama seluruh hewan coba diinduksi dengan etanol absolut sebanyak 1 mL. Tiga jam kemudian masing-masing kelompok diberi perlakuan sebagai berikut:Kelompok kontrol negatif: Diberi Na CMC 0,5 % Kelompok kontrol positif: Diberi suspensi cimetidin dengan dosis 2,6 mg/200 g BB tikusKelompok uji 1: Diberi suspensi ekstrak etanol biji pepaya dengan dosis 20 mg/200 g BB tikusKelompok uji 2: Diberi suspensi ekstrak etanol biji pepaya dengan dosis 40 mg/200 g BB tikusKelompok uji 3: Diberi suspensi ekstrak etanol biji pepaya dengan dosis 60 mg/200 g BB tikus

Hewan coba

Na CMCKontrolUjiNegatifEtanol

Positif

EtanolEtanol

EkstrakCimetidin

Penentuan indeks tukak dan pH cairan lambung

Gambar 4.3 Skema Pengujian

Catatan: Seluruh perlakuan tersebut dibagi dalam: 1 kali sehari selama 1 hari dan 1 kali sehari selama 3 hari berturut-turut. Selanjutnya hewan dikorbankan untuk penentuan indeks tukak lambung dan penentuan pH cairan lambung

h. Penentuan pH cairan lambungSebelum dikorbankan, seluruh hewan coba dipuasakan selama 24 jam. Hewan dikorbankan dengan cara dianastesi menggunakan dietil eter. Kemudian dibedah abdomennya, diikat pylorus dan eshopagus et cardia. Lambung dikeluarkan dengan memotong duodenum bagian atas dan eshopagus et cardia, kemudian diinjeksikan larutan NaCl fisiologis sebanyak 2 mL ke dalam lambung. Setelah itu, cairan lambung dikeluarkan dengan cara membedah bagian kurvatura mayor. Ditampung cairan lambung dengan tabung sentrifuge kemudia disentrifugasi pada 3000 rpm selama 10 menit. Cairan bening yang diperoleh digunakan untuk penentuan pH cairan lambung dengan menggunakan alat pH meter.

Hewan coba

dianastesi

Dietil eter

dibedah

Abdomen

diikat

Pylorus dan eshopagus et cardia

diambil

Lambung

diinjeksi

NaCl fisiologis

dibedah

Kurvatura mayor

diambil

Cairan lambung

disentrifuge

3000 rpm

ditentukan

pH

Gambar 4.4 Skema penentuan pH cairan Lambungi. Penentuan indeks tukak lambungSebelum dikorbankan, seluruh hewan coba dipuasakan selama 24 jam. Hewan dikorbankan dengan cara dianastesi menggunakan dietil eter. Kemudian dibedah abdomennya, diikat pylorus dan eshopagus et cardia. Lambung dikeluarkan dengan memotong duodenum bagian atas dan eshopagus et cardia, kemudian diinjeksikan larutan NaCl fisiologis sebanyak 2 mL ke dalam lambung. Lambung dibentangkan dan diamati kondisi mukosa lambung dengan menggunakan kaca pembesar untuk mempermudah pengamatan. Dihitung jumlah dan diameter tukak yang terbentuk. Dicatat berdasarkan tingkat keparahan terhadap terbentuknya tukak. Perhitungan indeks tukak dengan menjumlahkan skor yang didapat.Tabel 4.3 Tabel skor jumlah tukakSkor berdasarkan jumlah tukakSkor

Lambung normalBintik perdarahanJumlah tukak 1-3 buahJumlah tukak 1-3 buahJumlah tukak 1-3 buahJumlah tukak >9 buah/perforasi123456

Tabel 4.4 Tabel skor keparahan tukakSkor berdasarkan keparahan tukakSkor

Lambung normalBintik perdarahan atau tukak dengan panjang 0,5 mmTukak dengan panjang 0,5-1,5mmTukak dengan panjang 1,6-4 mmTukak dengan panjang >4 mmPerforasi123456

Untuk menilai keadaan tukak yang terbentuk dapat digunakan Indeks Tukak (IT) dengan persamaan sebagai berikut:IT = J + L + 0,1 (%I)Keterangan: IT = Indeks Tukak; J = Rataan skor jumlah tukak suatu kelompok perlakuan; L = Rataan skor keparahan tukak suatu kelompok perlakuan; %I = Persen hewan mengalami tulkak dari sutu kelompok perlakuan

Untuk menilai kemampuan bahan uji dalam menurunkan atau mencegah tukak dinilai dengan:Daya pencegahan: IT Kelompok Kontrol positif- IT kelompok uji x 100%IT Kelompok Kontrol Positif

2.8 Analisis DataData dari hasil penelitian yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan Analisis Variansi (ANOVA) dua arah dan dilanjutkan dengan Uji Lanjut Jarak Berganda Duncan. Data diolah dengan menggunakan program computer SPSS 17.0 Windows.Tabel 4.Hari

Dosis

Indeks TukakJumlah

Rata-rata SD

Hewan 1Hewan 2Hewan 3

K1

K2

1 HariD1

D2

D3

K1

K2

3 HariD1

D2

D3

33