HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek...

36
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai dengan dibangunnya jalan kereta api sepanjang 26 kilometer antara Kemijen dan Tanggung di Jawa Tengah oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1864. Pemerintah Indonesia mengambil alih pengelolaan perkeretaapian pada tanggal 28 September 1945 dan namanya diubah menjadi Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DAKRI). Pada tahun 1951 DAKRI diubah menjadi Djawatan Kereta Api (DKA), dengan wilayah usaha meliputi Jawa dan Sumatera, kecuali Sumatera Utara yang masih dikelola oleh Deli Spoorweg Maatschapij (DSM). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.22 Tahun 1963, status DKA diubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) yang kemudian diubah lagi menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) sesuai Peraturan Pemerintah No.61 Tahun 1971. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.57 Tahun 1990 yang berlaku terhitung mulai tanggal 2 Januari 1991, status PJKA diubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka). Terakhir sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 1998, Perumka diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Kereta Api berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT). Anggaran Dasar PT Kereta Api (Persero), untuk selanjutnya disebut “Perseroan”, dibuat dihadapan Imas Fatimah, SH, Notaris di Jakarta, dengan Akta No.2 tanggal 1 Juni 1999. Akta ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No.PSH C.17171 HT.01.01 Th 99 tanggal 1

Transcript of HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek...

Page 1: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai dengan dibangunnya jalan

kereta api sepanjang 26 kilometer antara Kemijen dan Tanggung di Jawa Tengah

oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1864. Pemerintah Indonesia

mengambil alih pengelolaan perkeretaapian pada tanggal 28 September 1945 dan

namanya diubah menjadi Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DAKRI).

Pada tahun 1951 DAKRI diubah menjadi Djawatan Kereta Api (DKA), dengan

wilayah usaha meliputi Jawa dan Sumatera, kecuali Sumatera Utara yang masih

dikelola oleh Deli Spoorweg Maatschapij (DSM). Berdasarkan Peraturan

Pemerintah No.22 Tahun 1963, status DKA diubah menjadi Perusahaan Negara

Kereta Api (PNKA) yang kemudian diubah lagi menjadi Perusahaan Jawatan

Kereta Api (PJKA) sesuai Peraturan Pemerintah No.61 Tahun 1971. Sesuai

dengan Peraturan Pemerintah No.57 Tahun 1990 yang berlaku terhitung mulai

tanggal 2 Januari 1991, status PJKA diubah menjadi Perusahaan Umum Kereta

Api (Perumka). Terakhir sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 1998,

Perumka diubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Kereta Api berbadan

hukum Perseroan Terbatas (PT). Anggaran Dasar PT Kereta Api (Persero), untuk

selanjutnya disebut “Perseroan”, dibuat dihadapan Imas Fatimah, SH, Notaris di

Jakarta, dengan Akta No.2 tanggal 1 Juni 1999. Akta ini disahkan oleh Menteri

Kehakiman dengan Surat Keputusan No.PSH C.17171 HT.01.01 Th 99 tanggal 1

Page 2: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

41

Oktober 1999, diumumkan dalam Tambahan No.4 pada Berita Negara No.240

tanggal 14 Januari 2000.

PT Kereta Api (Persero) Bandung adalah salah satu perusahaan milik

pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kemudian statusnya

berubah menjadi perusahaan terbatas atau persero, di mana yang semula tujuan

usahanya memberikan pelayanan atau jasa transportasi dan tidak berorientasi

memperoleh keuntungan kemudian berubah menjadi memberikan pelayanan atau

jasa transportasi dan berorientasi pada keuntungan perusahaan . PT. Kereta Api

(Persero) Bandung merupakan salah satu perusahaan besar yang menguasai

seluruh jasa angkutan kereta api yang berada di Indonesia, perusahaan cabangnya

tersebar di beberapa wilayah di Indonesia yang disebut dengan Daop (Daerah

Operasi) yang mewakili kantor pusat dan bertanggung jawab melaksanakan

seluruh kebijakan kantor pusat.

4.1.2 Tujuan dan Kedudukan PT. Kereta Api (Persero)

a. Tujuan Perusahaan

PT. Kereta Api (Persero) dalam menjalankan operasinya, membawa misi-

misi khusus yaitu untuk mewujudkan transportasi yang bersifat massal untuk

pertumbuhan ekonomi serta menunjang pembangunan sektor lainnya dan program

pemerataannya.

Adapun tugas dan arah usaha pokok PT. Kereta Api (Persero) adalah

untuk menyelenggarakan jasa kereta api dalam rangka memperlancar arus

perpindahan orang atau barang secara massal untuk menunjang pembangunan

nasional serta untuk menyediakan pelayanan jasa angkutan kereta api bagi

Page 3: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

42

pemanfaatan umum, sekaligus memupuk keuntungan dengan memanfaatkan asset

berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

b. Kedudukan Perusahaan

Perseroan berkedudukan dan berkantor pusat di Bandung. Kegiatan usaha

pokok Perseroan dijalankan melalui 9 (sembilan) Daerah Operasi (Daop) dan 1

(satu) Divisi di Jawa, 3 (tiga) Divisi Regional di Sumatera, serta dilengkapi 3

(tiga) Divisi dan 1 (satu) Sub Divisi di Kantor Pusat, selengkapnya sebagai

berikut :

1) Daop 1 ......................................................... : Berkedudukan di Jakarta

2) Daop 2 ......................................................... : Berkedudukan di Bandung

3) Daop 3 ......................................................... : Berkedudukan di Cirebon

4) Daop 4 ......................................................... : Berkedudukan di Semarang

5) Daop 5 ......................................................... : Berkedudukan di Purwokerto

6) Daop 6 ......................................................... : Berkedudukan di Yogyakarta

7) Daop 7 ......................................................... : Berkedudukan di Madiun

8) Daop 8 ......................................................... : Berkedudukan di Surabaya

9) Daop 9 ......................................................... : Berkedudukan di Jember

10) Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek ........ : Berkedudukan di Jakarta

11) Divisi Regional I Sumatera Utara ............... : Berkedudukan di Medan

12) Divisi Regional II Sumatera Barat .............. : Berkedudukan di Padang

13) Divisi Regional III Sumatera Selatan ......... : Berkedudukan di Palembang

14) Divisi Sarana ............................................... : Berkedudukan di Bandung

15) Divisi Pelatihan ........................................... : Berkedudukan di Bandung

16) Divisi Properti dan Periklanan .................... : Berkedudukan di Bandung

17) Sub Divisi Grafika ...................................... : Berkedudukan di Bandung

Page 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

43

4.1.3 Visi dan Misi Kereta Api

Dalam menghadapi abad ke-21 PT. Kereta Api (Persero) dipandang perlu

mendefinisikan visi dan misi perkeretaapian yang merupakan arah dari seluruh

kegiatan perencanaan dan strategi perusahaan, sehingga visi dan misi yang

menggariskan perlu dinyatakan secara tegas dengan tujuan yang jelas meliputi

semua aspek.

Visi dari PT. Kereta Api (Persero) adalah :

1. Memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat

2. Berkembang dan terdepan dalam keselamatan dan keandalan

3. Pelopor dalam perkembangan yang berwawasan lingkungan

4. Keuangan perusahaan sehat

5. Memperoleh laba (profitability)

Sedangkan misi dari PT. Kereta Api (Persero) sendiri adalah

menyelenggarakan jasa transportasi sesuai dengan keinginan stakeholders dengan

meningkatkan keselamatan dan pelayanan serta menyelenggarakan yang semakin

efisien.

4.2 Struktur Organisasi dan Job Description

Tujuan dibentuknya struktur organisasi dalam menjalankan aktivitas usaha

di PT. Kereta Api (Persero) adalah memberikan gambaran secara umum tentang

tugas dan wewenang kepada setiap karyawan yang terlibat dalam aktivitas

perusahaan. Dari tugas tersebut diharapkan tiap-tiap karyawan dapat mengetahui

tugas dan wewenang apa yang dijalankan atas perintah atasan serta kepada siapa

mereka harus mempertanggungjawabkan tugas yang diembannya.

Page 5: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

44

Adapun struktur organisasi Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung adalah

sebagai berikut :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung

Daerah Operasi II

Bandung

Seksi SDM dan

Umum

Seksi Keuangan

PMKD

Subsi Adm

Keuangan

PMKS

Subsi SDM

Subsi Hukum

Subsi HKK

Subsi Umum

Subsi Angrn

Akuntansi

Humas

Subsi Tata Usaha

Subsi JSLSN Rel

& Jembatan

Seksi

Operasi dan

Pemasaran

Seksi Sinyal

&

Telekomun

Seksi

Properti

Subsi

Program

Subsi Jalan

rel

Subsi

Jembatan

Subsi OPNIS

Subsi PERKA

Subsi

SARPEN

Subsi

KAMTIB

Subsi

Program

Subsi Sinyal

Subsi

TELEKOM

Subsi

Program

Subsi Tanah

Subsi

Bangunan

Page 6: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

45

Kepala DAOP 2

Bandung

Kapok I

Anggaran I

Kapok II Pendapatan,

Pengeluaran dan Verifikasi

Kapok III Akuntansi dan Aktiva Tetap

Kepala Seksi Keuangan

Kapok IV Buku Besar dan

Laporan keuangan

Kasubsi Anggaran dan

Akuntansi

Gambar 4. 2 Struktur Organisasi pada Seksi keuangan, Sub Anggaran dan

Akuntansi

Berdasarkan SK Direksi Nomor : II/DT.003/14/KA.2001 tanggal 2 Januari

2001 susunan organisasi PT. Kereta Api (Persero) adalah sebagai berikut :

Kepala Daerah Operasi (Kadaop) yang terdiri dari :

1. Seksi Keuangan, yang terdiri dari :

a. Sub Seksi Keuangan

b. Sub Anggaran dan Akuntansi

Page 7: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

46

2. Seksi SDM dan Umum, yang terdiri dari :

a. Sub Seksi Sumber Daya Manusia

b. Sub Seksi Hiperkes dan Keselamatan Kerja

c. Sub Seksi Kerumahtanggaan dan Umum

d. Sub Seksi Hukum

3. Seksi Operasi dan Pemasaran, yang terdiri dari :

a. Sub Seksi Operasi teknis (OPNIS)

b. Sub Seksi Perjalanan Kereta Api (OPKA)

c. Sub Seksi Pemasaran Angkutan Penumpang

d. Sub Seksi Pemasaran Angkutan Barang

e. Sub Seksi Keamanan dan Ketertiban (Kamtib)

4. Seksi Jalan Rel dan Jembatan

a. Sub Seksi Program

b. Sub Seksi Jalan rel

c. Sub Seksi Jembatan

5. Seksi Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik

a. Sub Seksi Program

b. Sub Seksi Telekomunikasi

c. Sub Seksi Sinyal

6. Seksi Properti

a. Sub Seksi Program

b. Sub Seksi Tanah

c. Sub Seksi Bangunan

Page 8: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

47

7. Pemeriksaan Kas Daerah (PMKD) yang terdiri dari :

a. Sub Seksi Tata Usaha

b. Sub Seksi Pemeriksaan Stasiun (PMBS)

Uraian jabatan pada seksi keuangan, Subsi Anggaran dan Akuntansi

adalah sebagai berikut :

a. Kepala Kelompok I (Kapok I)

Kelompok penyelenggaraan anggaran mempunyai tugas pokok :

1. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)

2. Pengendalian perencanaan pelaksanaan anggaran

3. Menerbitkan Surat Otorisasi NPD (Nota Permohonan Dana )

b. Kepala Kelompok II (Kapok II)

Kelompok penyelenggaraan verifikasi serta akuntansi pendapatan dan

pengeluaran mempunyai tugas pokok :

1. Verifikasi, meneliti kelengkapan, kebenaran dan keabsahan yang

berkenaan dengan pengeluaran dan pendapatan DAOP 2 Bandung

2. Akuntansi Pendapatan, Penerimaan dan Pengeluaran Kas meneliti

kelengkapan analisa dokumen lainnya yang diterima dari unit-unit

pelaksana, mengikhtisarkan analisa stasiun, membuat bukti jurnal dan

menyelenggarakan buku pembantu yang bersangkutan dengan pengeluaran

dan pendapatan DAOP 2 Bandung

c. Kepala Kelompok III (Kapok III)

Kelompok penyelenggara akuntansi biaya, persediaan dan aktiva tetap

mempunyai tugas pokok :

1. Pembiayaan dan dokumentasi lainnya yang diterima dari unit-unit

pelaksana menyangkut Akuntansi biaya

Page 9: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

48

2. Menyusun buku pembantu yang berkenaan dengan akuntansi biaya,

persediaan dan aktiva tetap

3. Melakukan pemantauan atas mutasi-mutasi terhadap aktiva tetap

d. Kepala Kelompok IV (Kapok IV)

1. Proses komputerisasi akuntansi

2. Penyelenggaraan buku besar

3. Pembuatan daftar sisa

4. Penyusunan neraca lajur

5. Pembuatan jurnal khusus

6. Pelaksanaan rekonsiliasi hubungan pembukuan

7. Penyelidikan terhadap angka akun yang tidak wajar pada neraca lajur yang

akan dituangkan dalam laporan keuangan

8. Pembuatan laporan berkala ikhtisar dukungan laporan keuangan

4.3 Kegiatan Usaha Perusahaan

Kegiatan usaha PT. Kereta Api (Persero) adalah menyediakan pelayanan

bagi kemanfaatan umum di bidang transportasi sekaligus memupuk keuntungan

berdsarkan prinsip pengelolaan perusahaan. PT. Kereta Api (Persero) bertujuan

mengusahakan pelayanan angkutan kereta api dalam rangka memperlancar arus

perpindahan orang dan barang secara masal untuk menunjang pembangunan

nasional.

Lapangan usaha PT. Kereta Api (Persero) berdasarkan Peraturan

Pememrintah No. 57 tahun 1990 pasal 7 adalah :

1. Penyediaan pengusaha dan pengembangan usaha kereta api

2. Usaha lain-lainnya yang menunjang tercapainya tujuan perusahaan

Page 10: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

49

Dalam penjabaran lapangan usaha serta tujuan perusahaan sebagai mana

telah diuraikan di atas, kegiatan yang dilakukan PT. Kereta Api (Persero)

meliputi :

1. Menyediakan angkutan kereta api yang bermanfaat bagi kepentingan umum

2. Mendorong perkembangan ekonomi, stabilitas poloitik dan budaya

3. Menjalankan fungsi sebagai agen pembangunan demi meningkatkan

pertumbuhan ekonomi

4. Meningkatkan pelayanan dan pasar angkutan kereta api

Dalam operasi utamanya PT. Kereta Api (Persero) mengusahakan

angkutan kereta api penumpang dan kereta api barang. Di bawah ini dijelaskan

golongan kereta api yang dioperasikan :

1. Operasi Kereta Penumpang

a. Kereta Komuter

Kereta api yang melayani angkutan penumpang dalam kota dan sekitarnya.

Angkutan ini mempunyai misi untuk meningkatkan mobilitas orang dan

mengurangi kepadatan jalan raya.

b. Kereta Api Lokal

Kereta api penumpang yang melayani kegiatan angkutan masyarakat

lingkungan, pada umumnya berhenti di stasiun.

c. Kereta Api Jarak Menengah

Kereta api penumpang yang jarak tempuhnya 250 km atau kurang.

d. Kereta Api Jarak Jauh

Kereta api penumpang yang jarak tempuhnya lebih dari 250 km.

Page 11: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

50

2. Operasi Kereta Barang

a. Kereta Api Barang Biasa

Kereta api yang dalam pengoperasiannya dapat mengangkat bermacam-

macam jenis barang dari beberapa konsumen, rangkaiannya bila perlu

dapat ditambah atau dikurang di stasiun pemberhentian.

b. Kereta Api Barang Cepat

Kereta api yang dalam pengoperasiannya diprioritaskan dan menggunakan

tarif khusus.

c. Kereta Api Company

Kereta api yang pengoperasiannya melayani suatu perusahaan dan

umumnya mengangkut barang, prakteknya dapat berubah sesuai dengan

permintaan.

d. Kereta Api Container

Kereta api yang khususnya melaksanakan angkutan peti kemas. Jika

pengangkutan peti kemas diangkut secara gabungan (dengan gerbong

kliennya) maka tidak termasuk dalam kereta api container.

4.4 Deskripsi Hasil Penelitian

4.4.1 Jumlah Aktiva Tetap Sarana Gerak

Jumlah aktiva tetap sarana gerak merupakan jumlah aktiva tetap yang

dimiliki oleh perusahaan yang dinilai berdasarkan nilai buku aktiva tetap tersebut.

Jumlah aktiva tetap sarana gerak untuk setiap triwulannya senantiasa mengalami

perubahan yang disebabkan karena adanya penambahan dan pengurangan jumlah

aktiva tetap sarana gerak tersebut. Adapun penambahan dan pengurangan aktiva

Page 12: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

51

tetap sarana gerak yang terjadi di PT Kereta Api Daop 2 Bandung adalah dalam

bentuk pengalihan aktiva tetap dari dan ke beberapa Daop lainnya.

Aktiva tetap dicatat dalam neraca sebesar nilai buku yaitu harga perolehan

aktiva tetap dikurangi akumulasi penyusutan, yang diakui pada saat aktiva tetap

diterima dengan didukung oleh berita acara serah terima aktiva tetap, termasuk

seluruh biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh aktiva tetap sampai dengan

berada di tempat dan dalam kondisi siap untuk digunakan.

Aktiva tetap yang berasal dari bantuan Pemerintah, dinyatakan sebesar

nilai bantuan ditambah semua pengeluaran yang dapat diidentifikasi langsung

terhadap aktiva tetap tersebut sehingga siap digunakan.

Kecuali tanah yang tidak disusutkan, aktiva tetap disusutkan berdasarkan

metode garis lurus, dengan tarif penyusutan sesuai dengan taksiran masa manfaat

ekonomis sejak tanggal aktiva tersebut siap digunakan, sebagai berikut :

Jenis aktiva tetap sarana gerak Masa manfaat Tarif penyusutan

Kereta penumpang 40 tahun 2,50% per tahun

Gerbong 40 tahun 2,50% per tahun

Kereta Rel Listrik 25 tahun 4,00% per tahun

Kereta Rel Diesel 25 tahun 4,00% per tahun

Lokomotif Diesel 25 tahun 4,00% per tahun

Pengeluaran untuk perbaikan dan pemeliharaan aktiva tetap yang terjadi

selama berlangsungnya pemanfaatan aktiva tetap akan langsung dicatat sebagai

beban pada periode terjadinya pengeluaran tersebut, kecuali apabila pengeluaran

tersebut memenuhi salah satu kriteria, menambah masa manfaat ekonomis,

meningkatkan mutu pelayanan dan menambah kapasitas. Pengeluaran yang

memenuhi kriteria di atas akan dikapitalisasi ke harga perolehan aktiva tetap.

Page 13: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

52

Berikut ini disajikan tabel perkembangan investasi aktiva tetap sarana

gerak sesuai dengan data yang diperoleh dari PT Kereta Api Daop 2 Bandung

periode 2003-2007 yang terbagi dalam 20 triwulanan.

Page 14: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

53

Tabel 4.1 Aktiva Tetap Sarana Gerak

PT Kereta Api Daop 2 Bandung Periode 2003-2007

Tahun Triwulan Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku Selisih Perubahan 2003 1 Rp230,941,713,853.00 Rp52,471,198,772.00 Rp177,470,515,081.00 Rp0.00 0.00%

2 Rp230,165,242,262.00 Rp56,609,731,548.00 Rp173,555,510,714.00 (Rp3,915,004,367.00) -2.21%

3 Rp223,498,967,683.00 Rp59,053,436,007.00 Rp164,445,531,676.00 (Rp9,109,979,038.00) -5.25%

4 Rp252,606,279,206.00 Rp60,436,853,974.00 Rp192,169,425,232.00 Rp27,723,893,556.00 16.86%

2004 1 Rp265,839,150,223.00 Rp66,577,579,306.00 Rp199,261,570,917.00 Rp7,092,145,685.00 3.69%

2 Rp265,589,100,220.00 Rp70,477,589,215.00 Rp195,111,511,005.00 (Rp4,150,059,912.00) -2.08%

3 Rp263,560,677,915.00 Rp74,034,043,749.00 Rp189,526,634,166.00 (Rp5,834,926,842.00) -2.99%

4 Rp280,870,086,345.00 Rp70,112,724,947.00 Rp210,757,361,398.00 Rp21,230,727,232.00 11.20%

2005 1 Rp294,589,723,545.00 Rp76,185,608,971.00 Rp218,404,114,574.00 Rp7,646,753,176.00 3.63%

2 Rp287,115,099,447.00 Rp81,484,854,562.00 Rp205,630,244,885.00 (Rp12,773,869,689.00) -5.85%

3 Rp281,591,527,129.00 Rp86,522,072,424.00 Rp195,069,454,705.00 (Rp10,560,790,180.00) -5.14%

4 Rp279,688,295,212.00 Rp91,230,611,039.00 Rp188,457,684,173.00 (Rp6,611,770,532.00) -3.39%

2006 1 Rp278,343,127,893.00 Rp95,112,788,501.00 Rp183,230,339,392.00 (Rp5,227,344,781.00) -2.77%

2 Rp276,343,027,890.00 Rp101,022,147,968.00 Rp175,320,879,922.00 (Rp7,909,459,470.00) -4.32%

3 Rp274,574,272,130.00 Rp106,396,459,942.00 Rp168,177,812,188.00 (Rp7,143,067,734.00) -4.07%

4 Rp303,126,910,410.00 Rp110,420,291,110.00 Rp192,706,619,300.00 Rp24,528,807,112.00 14.59%

2007 1 Rp287,724,903,645.00 Rp109,923,759,529.00 Rp177,801,144,116.00 (Rp14,905,475,184.00) -7.73%

2 Rp288,563,943,066.00 Rp112,747,142,528.00 Rp175,816,800,538.00 (Rp1,984,343,578.00) -1.12%

3 Rp317,113,593,440.00 Rp114,189,663,885.00 Rp202,823,929,555.00 Rp27,007,129,017.00 15.36%

4 Rp316,722,567,445.00 Rp117,112,583,839.00 Rp199,609,983,606.00 (Rp3,213,945,949.00) -1.58% Sumber : Neraca PT Kereta Api Daop 2 Bandung, data diolah

Page 15: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

54

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat disebutkan bahwa jumlah aktiva tetap

sarana gerak yang dimiliki PT Kereta Api Daop 2 Bandung selama tahun 2003-

2007 untuk setiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan, sehingga sampai

tahun 2007 total aktiva tetap sarana gerak yang dimiliki PT Kereta Api Daop 2

Bandung berjumlah Rp 199.609.983.606. Kenaikan jumlah aktiva tetap sarana

gerak terbesar terjadi pada triwulan ke 4 tahun 2003 yaitu sebesar Rp

27.723.893.556 atau naik sebesar 16,86% dari triwulan ke 3 tahun 2003. Kenaikan

jumlah aktiva tetap sarana gerak tersebut disebabkan karena bertambahnya aktiva

tetap lokomotif diesel, kereta rel diesel dan kereta penumpang yang berasal dari

pengalihan aktiva tetap dari kantor pusat, penambahan aktiva tetap yang

disetarakan serta penambahan aktiva tetap dari Daop 8. Sedangkan jumlah

penurunan aktiva tetap sarana gerak yang terbesar terjadi pada triwulan ke 1 tahun

2007 yaitu sebesar Rp 14.905.475.184 atau turun sebesar 7,73%. Pengurangan

aktiva tetap sarana gerak tersebut disebabkan karena adanya pengalihan ke

beberapa Daop diantaranya pengurangan aktiva tetap kereta ke Daop 3 dan

pengurangan aktiva tetap lokomotif ke Daop 8 Surabaya, ke Daop 3 Cirebon, serta

ke Daop 9 Jember.

Pada tahun 2003, jumlah aktiva tetap sarana gerak yang terjadi pada PT

Kereta Api Daop 2 Bandung mengalami kenaikan dan penurunan. Rata-rata

jumlah aktiva tetap sarana gerak pada tahun 2003 adalah sebesar Rp

48.042.356.308. Penurunan jumlah aktiva tetap sarana gerak terbesar terjadi pada

triwulan ke 3 yaitu sebesar Rp 9.109.979.038 atau turun 5,25% dari triwulan ke 2

yang disebabkan karena adanya pengurangan aktiva tetap kereta ke Daop 8

Surabaya dan ke Daop 6 Yogyakarta. Adapun pada triwulan ke 4 nilai buku aktiva

Page 16: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

55

tetap sarana gerak menunjukan adanya kenaikan sebesar Rp 27.723.893.556 atau

naik 16,86% dari triwulan ke 3 sehingga nilai bukunya menjadi Rp

192.169.425.232.

Sama halnya dengan tahun 2003, pada tahun 2004 investasi aktiva tetap

sarana gerak untuk setiap triwulannya mengalami kenaikan dan penurunan. Rata-

rata investasi aktiva tetap sarana gerak pada tahun 2004 adalah sebesar Rp

52.689.340.350. Pada triwulan ke 1 menunjukan adanya kenaikan sebesar Rp

7.092.145.685 atau naik 3,69% dari triwulan ke 4 tahun 2003 yang disebabkan

karena adanya penmabahan aktiva tetap lokomotif dari Daop 1 Jakarta. Pada

triwulan ke 2 turun sebesar Rp 4.150.059.912 atau turun 2,08% dari triwulan ke 1

yang disebabkan karena adanya pengurangan lokomotif ke Daop 8 Surabaya. Pada

triwulan ke 3 menunjukan penurunan sebesar Rp 5.834.926.842 atau turun 2,99%

dari triwulan ke 2. Hal ini dikarenakan adanya pengurangan aktiva tetap lokomotif

ke Daop 1 Jakarta. Pada triwulan ke 4 menunjukan adanya kenaikan aktiva tetap

sarana gerak sebesar Rp 21.230.727.232 atau naik 11,20% dari triwulan ke 3

yang disebabkan adanya penambahan nilai aktiva tetap lokomotif dari Midlle

Over Hour. Sehingga total aktiva tetap sarana gerak pada akhir tahun 2004

menunjukan angka Rp 210.757.361.398 naik sebesar Rp 18.587.936.166 dari

total aktiva tetap sarana gerak pada akhir tahun 2003.

Pada tahun 2005, jumlah aktiva tetap sarana gerak untuk setiap

triwulannya menunjukan penurunan. Sehingga rata-rata jumlah sarana gerak pada

tahun 2005 adalah sebesar Rp 47.114.421.043 turun Rp 5.574.919.306 dari rata-

rata investasi sarana gerak pada tahun 2004. Penurunan sebesar Rp

12.773.869.689 terjadi pada triwulan ke 2 yang disebabkan karena adanya

Page 17: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

56

pengurangan aktiva tetap kereta karena modifikasi mesin dan pengurangan aktiva

tetap kereta ke Daop 1 Jakarta. Sehingga nilai buku aktiva tetap sarana gerak pada

triwulan ke 2 menunjukan angka sebesar Rp 205.630.244.885. Begitu juga pada

triwulan ke 3, yang menunjukan adanya penurunan nilai buku aktiva tetap sarana

gerak sebesar Rp 10.560.790.180 atau turun 5,14% dari triwulan ke 2 yang

disebabkan karena adanya pengurangan aktiva tetap kereta ke Daop 6 Yogyakarta.

Pada triwulan ke 4 nilai buku aktiva tetap sarana gerak menunjukan penurunan

sebesar Rp 6.611.770.532 atau turun 3,39% yang disebebkan karena adanya

pengurangan aktiva tetap lokomotif ke Daop 8 Surabaya. Sehingga saldo aktiva

tetap sarana gerak pada akhir tahun 2005 menunjukan angka sebesar Rp

188.457.684.173 turun Rp 22.299.677.225 dari saldo akhir tahun 2004.

Pada tahun 2006, jumlah aktiva tetap sarana gerak untuk setiap

triwulannya mengalami penurunan kecuali untuk triwulan ke 4. Rata-rata jumlah

aktiva tetap sarana gerak pada tahun 2006 adalah sebesar Rp 48.176.654.825 naik

Rp 1.062.233.782 dari rata-rata investasi aktiva tetap sarana gerak pada tahun

2005. Pada triwulan ke 1 sampai triwulan ke 3 nilai buku investasi aktiva tetap

sarana gerak menunjukan penurunan yang berturut turut. Penurunan terbesar

terjadi pada triwulan ke 2 yang turun Rp 7.909.359.467 dari triwulan ke 1. Hal ini

disebabkan karena adanya pengurangan aktiva tetap lokomotif ke Daop 8

Surabaya. Adapun kenaikan investasi aktiva tetap sarana gerak terjadi pada

triwulan ke 4 yaitu sebesar Rp 24.528.807.112 atau naik 14,59% dari triwulan ke

3 yang disebabkan karena adanya penambahan aktiva tetap kereta dari adanya

modifikasi dan penambahan aktiva tetap kereta dari Daop 1 Jakarta, sehingga

dengan adanya penambahan aktiva tetap tersebut, nilai buku aktiva tetap sarana

Page 18: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

57

gerak pada triwulan ke 4 tahun 2006 menjadi Rp 192.706.619.300 naik Rp

4.248.935.200 dari nilai buku aktiva tetap pada triwulan ke 4 tahun 2005.

Pada tahun 2007, investasi aktiva tetap sarana gerak untuk setiap

triwulannya mengalami kenaikan dan penurunan. Rata-rata investasi aktiva tetap

sarana gerak pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 50.152.495.902 naik Rp

1.975.841.077 dari rata-rata investasi aktiva tetap sarana gerak tahun 2006. Pada

triwulan ke 1 menunjukan penurunan investasi sarana gerak dalam jumlah besar

yang mencapai Rp 14.905.475.184. hal ini disebabkan karena adanya

pengurangan aktiva tetap kereta ke Daop 3 Cirebon dan pengurangan aktiva tetap

lokomotif ke Daop 8 Surabaya serta Daop 9 Jember. Begitu juga pada triwulan ke

2 menunjukan adanya penurunan investasi aktiva tetap sebesar Rp 1.984.343.578

atau turun 1,12% dari triwulan ke 1 yang disebabkan adanya pengurangan aktiva

tetap kereta ke Daop 3 dan pengurangan aktiva tetap lokomotif ke Daop 8

Surabaya. Adapun pada triwulan ke 3 menunjukan adanya kenaikan investasi

aktiva tetap sarana gerak yang besar yaitu mencapai Rp 27.007.129.017 yang

disebabkan karena adanya penambahan aktiva tetap lokomotif dari kantor pusat.

Kenaikan jumlah aktiva tetap tersebut menyebabkan saldo aktiva tetap pada

triwulan ke 3 menjadi besar hingga mencapai Rp 202.823.929.555. Pada triwulan

ke 4 menunjukan pengurangan aktiva tetap sebesar Rp 3.213.945.949 yang

disebabkan karena adanya pengurangan aktiva tetap kereta ke Daop 8 Surabaya.

Sehingga saldo aktiva tetap sarana gerak pada akhir tahun 2007 menunjukan

angka sebesar Rp 199.609.983.606.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah aktiva

tetap sarana gerak PT Kereta Api Daop 2 Bandung selama tahun 2003-2007 setiap

Page 19: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

58

tahunnya cenderung mengalami kenaikan, meskipun untuk setiap triwulannya

jumlah aktiva tetap sarana gerak yang dimiliki PT Kereta Api Daop 2 Bandung

mengalami naik turun.

Untuk lebih memberikan gambaran lebih lanjut, berikut disajikan

perubahan jumlah aktiva tetap sarana gerak PT Kereta Api Daop 2 Bandung

tahun 2003-2007 dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 4.3 Grafik Perubahan Aktiva Tetap Sarana Gerak

PT Kereta Api Daop 2 Bandung Periode 2003-2007

Page 20: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

59

4.4.2 Pendapatan Operasi

Pendapatan merupakan hasil penjualan dari barang dan jasa yang diukur

berdasarkan jumlah yang dibebankan kepda pelanggan atau pembeli atas barang

dan jasa yang diserahkan kepada mereka. Sedangkan pendapatan operasi yaitu

arus kas masuk bruto yang berasal dari kegiatan atau aktivitas utama perusahaan

sesuai dengan usahanya yang berlangsung secara berulang-ulang. Pendapatan

operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung menyangkut pendapatan yang

berasal dari penjualan jasa angkutan penumpang, penjualan jasa angkutan barang

dan PSO atau subsidi pemerintah.

Pendapatan jasa angkutan penumpang diakui pada saat diterimanya kas,

baik dari hasil penjualan tiket pada hari keberangkatan maupun melalui reservasi,

sedangkan pendapatan dari jasa angkutan barang diakui pada saat barang mulai

diangkut dari stasiun pemberangkatan.

Pendapatan penunjang operasi angkutan penumpang merupakan

pendapatan yang diperoleh Perseroan selain dari hasil penjualan tiket, namun

masih berhubungan langsung dengan aktivitas pengangkutan penumpang, yaitu

pendapatan jasa bagasi, suplisi (pengenaan denda atas kekurangan bea tiket

penumpang) serta penjualan makanan dan minuman melalui restoran kereta api.

Pendapatan penunjang operasi angkutan barang merupakan pendapatan

yang diperoleh Perseroan selain dari jasa angkutan barang menggunakan gerbong,

namun masih berhubungan dengan aktivitas pengangkutan barang, yaitu

pendapatan jasa pengangkutan lanjutan (ke stasiun ke gudang barang), jasa

terminal peti kemas dan jasa pengawalan.

Page 21: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

60

Public Servive Obligation (PSO) merupakan subsidi Pemerintah kepada

penumpang angkutan kereta api kelas ekonomi yang dibayar melalui Perseroan

untuk membiayai kegiatan umum angkutan kereta kelas ekonomi yang tarifnya

ditentukan oleh Pemerintah. PSO diakui dan dicatat sebagai pendapatan Perseroan,

menambah pendapatan jasa angkutan kereta api penumpang, sebesar nilai yang

diperjanjikan.

Dengan demikian pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2

Bandung menyangkut pendapatan dari jasa angkutan penumpang, jasa angkutan

barang, pendapatan penunjang operasi angkutan penumpang, pendapatan

penunjang operasi angkutan barang dan Public Service Obligation (PSO).

Perkembangan pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung

dapat dilihat dalam bentuk tabel di bawah ini:

Page 22: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

61

Tabel 4.2 Realisasi Pendapatan Operasi

PT Kereta Api Daop 2 Bandung Periode 2003-2007

Tahun Triwulan Pendapatan Jasa Pendapatan Jasa Total

Selisih Perkembangan Angkutan Penumpang Angkutan Barang Pendapatan

2003 1 Rp33,896,354,210.00 Rp2,477,525,770.00 Rp36,373,879,980.00 Rp0.00 0.00%

2 Rp37,144,500,107.00 Rp2,658,631,780.00 Rp39,803,131,887.00 Rp3,429,251,907.00 9.43%

3 Rp39,670,805,825.00 Rp1,773,728,050.00 Rp41,444,533,875.00 Rp1,641,401,988.00 4.12%

4 Rp42,063,713,600.00 Rp636,755,109.00 Rp42,700,468,709.00 Rp1,255,934,834.00 3.03%

2004 1 Rp38,501,181,488.00 Rp1,017,667,750.00 Rp39,518,849,238.00 (Rp3,181,619,471.00) -7.45%

2 Rp39,539,856,500.00 Rp1,499,505,515.00 Rp41,039,362,015.00 Rp1,520,512,777.00 3.85%

3 Rp44,229,544,863.00 Rp1,531,103,737.00 Rp45,760,648,600.00 Rp4,721,286,585.00 11.50%

4 Rp45,919,910,105.00 Rp1,346,228,280.00 Rp47,266,138,385.00 Rp1,505,489,785.00 3.29%

2005 1 Rp40,122,265,160.00 Rp746,247,099.00 Rp40,868,512,259.00 (Rp6,397,626,126.00) -13.54%

2 Rp34,757,396,760.00 Rp1,480,257,412.00 Rp36,237,654,172.00 (Rp4,630,858,087.00) -11.33%

3 Rp39,821,275,742.00 Rp1,252,912,270.00 Rp41,074,188,012.00 Rp4,836,533,840.00 13.35%

4 Rp33,639,758,603.00 Rp2,254,539,100.00 Rp35,894,297,703.00 (Rp5,179,890,309.00) -12.61%

2006 1 Rp32,709,130,525.00 Rp1,195,223,745.00 Rp33,904,354,270.00 (Rp1,989,943,433.00) -5.54%

2 Rp30,991,998,750.00 Rp1,377,762,763.00 Rp32,369,761,513.00 (Rp1,534,592,757.00) -4.53%

3 Rp37,264,200,875.00 Rp1,284,486,265.00 Rp38,548,687,140.00 Rp6,178,925,627.00 19.09%

4 Rp33,003,051,075.00 Rp1,130,214,862.00 Rp34,133,265,937.00 (Rp4,415,421,203.00) -11.45%

2007 1 Rp25,543,148,025.00 Rp1,309,667,378.00 Rp26,852,815,403.00 (Rp7,280,450,534.00) -21.33%

2 Rp25,598,671,350.00 Rp1,478,003,150.00 Rp27,076,674,500.00 Rp223,859,097.00 0.83%

3 Rp32,522,555,475.00 Rp1,535,565,356.00 Rp34,058,120,831.00 Rp6,981,446,331.00 25.78%

4 Rp32,017,515,350.00 Rp1,102,141,235.00 Rp33,119,656,585.00 (Rp938,464,246.00) -2.76%

Page 23: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

62

Dari data tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa perkembangan pendapatan

operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung dalam lima tahun yaitu mulai tahun

2003 sampai dengan 2007 yang terbagi dalam 20 triwulanan menunjukan

kenaikan dan penurunan. Kenaikan pendapatan yang paling besar terjadi pada

triwulan ke 3 tahun 2007 yang mencapai Rp 6.981.446.330 atau naik sebesar

25,78% dari triwulan ke 2. Sedangkan penurunan pendapatan paling besar terjadi

pada triwulan ke 1 tahun 2007 yaitu sebesar Rp 7.280.450.530 atau turun 21,32%

dari triwulan ke 4 tahun 2006. Adapun jumlah pendapatan yang paling besar yang

diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung selama 2003-2007 adalah sebesar Rp

47.266.138.385 yang terjadi pada triwulan ke 4 tahun 2004. Sedangkan jumlah

pendapatan yang paling kecil yang diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung

adalah sebesar Rp 26.852.815.403 yang terjadi pada triwulan ke 1 tahun 2007.

Sehingga rata-rata pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung

selama tahun 2003-2007 adalah sebesar Rp 37.402.250.050,7.

Pada tahun 2003, pendapatan operasi PT Kereta Api Daop 2 Bandung

untuk setiap triwulannya menunjukan peningkatan. Rata-rata pendapatan operasi

pada tahun 2003 adalah sebesar Rp 40.080.503.612,75. Kenaikan terbesar terjadi

pada triwulan ke 2 yaitu sebesar Rp 3.429.251.907 atau naik 9,43% dari triwulan

ke 1. Kenaikan pendapatan ini diperoleh dari pendapatan operasi jasa angkutan

penumpang yang naik sebesar Rp 3.248.145.897 dari pendapatan operasi jasa

angkutan penumpang pada triwulan ke 1. Sedangkan pada triwulan ke 4 kenaikan

yang terjadi hanya Rp 1.255.934.834 atau naik 3,03% dari triwulan ke 3. Hal ini

dikarenakan walaupun pendapatan jasa angkutan penumpang naik sebesar Rp

2.392.907.775 namun diikuti dengan penurunan pendapatan jasa angkutan barang

Page 24: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

63

yang mencapai Rp 1.136.972.941 sehingga peningkatan total pendapatan operasi

pada triwulan ke 4 jumlahnya lebih kecil.

Pada awal tahun 2004 terjadi penurunan pendapatan sebesar Rp

3.181.619.471 dari akhir tahun 2003. Adapun di sepanjang tahun 2004 pendapatan

operasi yang diperoleh PT Kereta Api Daop 2 Bandung untuk setiap triwulannya

menunjukan peningkatan. Kenaikan terbesar terjadi pada triwulan ke 3 yaitu

sebesar Rp 4. 721.286.585 atau naik 11,50% dari triwulan ke 2. Kenaikan

pendapatan operasi tersebut sebagian besar diperoleh dari pendapatan operasi jasa

angkutan penumpang yang mengalami peningkatan sebesar Rp 4.689.688.363 dari

triwulan sebelumnya. Sedangkan rata-rata pendapatan yang diterima untuk tahun

2004 adalah sebesar Rp 43.396.249,55 naik sebesar Rp 3.315.745.946,75 dari

rata-rata pendapatan tahun 2003.

Pada tahun 2005, pendapatan operasi yang diterima PT Kereta Api Daop 2

Bandung untuk setiap triwulannya menunjukan penurunan, kecuali pada triwulan

ke 3 yang memperlihatkan kenaikan sebesar Rp 4.836.533.840 atau naik 13,35%

dari triwulan ke 2. Hal ini terlihat walaupun dari pendapatan jasa angkutan barang

mengalami penurunan sebesar Rp 227.345.142 namun kenaikan pendapatan

tersebut diterima dari pendapatan jasa angkutan penumpang yang naik sebesar Rp

5.063.878.982 dari pendapatan pada triwulan sebelumnya. Pada triwulan ke 1

pendapatan operasi menunjukan penurunan dengan jumlah besar dari triwulan ke

4 tahun 2004 yaitu turun sebesar Rp 6.397.626.126 atau turun 13,54%. Penurunan

yang besar ini disebabkan karena baik pada pendapatan jasa angkutan penumpang

maupun pada pendapatan jasa angkutan barang keduanya menunjukan penurunan

sebesar Rp 5.797.644.945 untuk pendapatan jasa penumpang dan Rp 599.981.181

Page 25: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

64

untuk pendapatan jasa angkutan barang. Penurunan pendapatan dengan jumlah

besar juga terjadi pada triwulan ke 4 yaitu Rp 5. 179.890.310 atau turun 12,61%

dari triwulan ke 3. Berbeda dengan triwulan ke 1, pada triwulan ke 4 walaupun

pendapatan jasa angkutan barang mengalami kenaikan mencapai Rp

1.001.626.830 namun tidak diikuti dengan pendapatan jasa angkutan penumpang

yang justru menunjukan penurunan lebih besar yang mencapai Rp 6.181.517.139.

Sehingga rata-rata pendapatan yang diterima untuk tahun 2005 yaitu sebesar Rp

38.518.663,03 turun Rp 4.877.586,525 dari rata-rata pendapatan tahun 2004.

Sama seperti tahun 2005, pada tahun 2006 pendapatan operasi yang

diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung untuk setiap triwulannya menunjukan

penurunan kecuali pada triwulan ke 3 yang menunjukan kenaikan sebesar Rp

6.178.925.627 atau naik 19,09% dari triwulan ke 2. Hal ini terlihat walaupun

pendapatan jasa angkutan barang turun namun kenaikan pada pendapatan jasa

angkutan penumpang menunjukan kenaikan dengan jumlah besar yang mencapai

Rp 6.272.202.125. Sedangkan penurunan pendapatan terbesar terjadi pada

triwulan ke 4 yaitu sebesar Rp 4.415.421.210 atau turun 11,45% dari triwulan ke

3 yang disebabkan karena baik pendapatan jasa angkutan penumpang maupun

pendapatan jasa angkutan barang sama-sama mengalami penurunan. Sehingga

rata-rata pendapatan yang diterima untuk tahun 2006 adalah sebesar Rp

34.739.017,2 turun Rp 3.779.645,83 dari rata-rata pendapatan tahun 2005.

Pendapatan operasi yang diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung pada

tahun 2007 menunjukan adanya 2 kali kenaikan pendapatan yang terjadi berturut-

turut pada triwulan ke 2 dan ke 3. Kenaikan pendapatan terbesar terjadi pada

triwulan ke 3 yaitu sebesar Rp 6.981.446.331 atau naik 25,78% dari triwulan ke 2.

Page 26: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

65

Hal ini disebabkan karena baik pada pendapatan jasa angkutan penumpang

maupun pada pendapatan jasa angkutan barang keduanya menunjukan kenaikan.

Sedangkan pada triwulan 1 menunjukan terjadinya penurunan pendapatan dengan

jumlah besar yaitu Rp 7.280.450.534 atau turun 21,33% dari triwulan ke 4 tahun

2006. Walaupun selama periode 2003-2007 kenaikan terbesar terjadi pada

triwulan ke 3 tahun 2007 namun rata-rata pendapatan yang diterima untuk tahun

2007 hanya sebesar Rp 30.276.816,83 turun Rp 4.462.200,375 dari rata-rata

pendapatan tahun 2006.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan

pendapatan operasi PT Kereta Api Daop 2 Bandung selama 2003-2007 untuk

setiap tahunnya menunjukan penurunan kecuali pada tahun 2004. Hal tersebut

terjadi karena seiring dibukanya jalur tol Cipularang, maka jumlah alat

transportasi lainnya semakin banyak sehingga penumpang lebih memilih untuk

menggunakan alat tarnsportasi selain kereta api. Walaupun PT Kereta Api Daop 2

Bandung telah mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan tarif kereta api

penumpang eksekutif dan bisnis dengan tujuan agar penumpang tertarik untuk

menggunakan jasa kereta api namun kenaikan jumlah penumpang sebagai akibat

kebijakan tersebut tidak signifikan dengan penurunan tarif kereta tersebut

sehingga jumlah pendapatan yang diterima pun menjadi kecil.

Untuk melihat perkembangan pendapatan operasi sebagaimana telah

dijelaskan di atas, berikut disajikan grafik perkembangan pendapatan operasi pada

PT Kereta Api Daop 2 Bandung selama tahun 2003-2007.

Page 27: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

66

0

5000000000

10000000000

15000000000

20000000000

25000000000

30000000000

35000000000

40000000000

45000000000

50000000000

triwulan 1 triwulan 2 triwulan 3 triwulan 4

2003

2004

2005

2006

2007

Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Pendapatan Operasi

PT Kereta Api Daop 2 Bandung Periode 2003-2007

4.5 Pengujian Hipotesis

1. Analisis Regresi Linier Sederhana

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh besaran investasi aktiva tetap

sarana gerak terhadap pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung

maka dilakukan analisis dengan menggunakan teknik statistik regresi linier

sederhana. Adapun data-data variabel yang digunakan sebagai dasar perhitungan

koefisien regresi linier sederhana tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Page 28: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

67

Tabel 4.3 Data Perhitungan Uji Statistik

Regresi Linier Sederhana

Tahun X Y 2003 Triwulan 1 2 3 4

Rp 177.470.515.081 Rp 173.555.510.714 Rp 164.445.531.676 Rp 192.169.425.232

Rp 36.373.879.980 Rp 39.803.131.887 Rp 41.444.533.875 Rp 42.708.468.709

2004 Triwulan 1 2 3 4

Rp 199.261.570.917 Rp 195.361.561.008 Rp 189.526.634.166 Rp 210.757.361.398

Rp 39.518.849.238 Rp 41.039.562.015 Rp 45.760.648.600 Rp 47.266.138.385

2005 Triwulan 1 2 3 4

Rp 218.404.114.574 Rp 205.630.244.885 Rp 195.069.454.705 Rp 188.457.684.173

Rp 40.868.512.259 Rp 36.237.654.172 Rp 41.074.188.012 Rp 35.894.297.703

2006 Triwulan 1 2 3 4

Rp 183.230.339.392 Rp 175.320.879.922 Rp 168.177.812.188 Rp 192.706.619.300

Rp 33.904.354.270 Rp 32.369.761.513 Rp 38.548.687.140 Rp 34.133.265.937

2007 Triwulan 1 2 3 4

Rp 177.801.144.116 Rp 175.816.800.538 Rp 202.823.929.555 Rp 200.609.983.606

Rp 26.852.815.403 Rp 27.076.674.500 Rp 34.058.120.831 Rp 33.119.656.585

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa dalam pengolahan

data untuk mencari persamaan regresi linier sederhana, penulis menggunakan

bantuan program aplikasi SPSS 12.0 for Windows. Adapun hasil yang diperoleh

dari pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

Page 29: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

68

1. Correlations

Tabel 4.4 Correlations

Y X Pearson Correlation

Y 1.000 .313 X .313 1.000

Sig. (1-tailed) Y . .090 X .090 .

N Y 20 20 X 20 20

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, diperoleh angka korelasi sebesar 0,313.

Angka ini menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara jumlah aktiva tetap

sarana gerak dengan pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung

adalah rendah. Hal tersebut berdasarkan pada tabel interpretasi koefisien korelasi

di bawah ini.

Tabel 4.5 Interpretasi koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 - 0,199 Korelasi sangat Rendah

0,20 – 0,399 Korelasi Rendah 0,40 – 0,599 Korelasi Sedang 0,60 – 0,799 Korelasi Kuat 0,80 - 1,00 Korelasi Sangat Kuat

(Sugiyono, 2007 : 183) Koefisien korelasi bernilai positif menunjukan adanya arah

korelasi/hubungan yang searah antara jumlah aktiva tetap sarana gerak dengan

pendapatan operasi. Dengan kata lain, jika jumlah aktiva tetap sarana gerak naik

maka pendapatan operasi akan naik demikian sebaliknya jika jumlah aktiva tetap

sarana gerak turun maka pendapatan operasi akan turun.

Page 30: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

69

2. Model Summary

Tabel 4.6

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .313(a) .098 .048 14287783164.95253

a Predictors: (Constant), X b Dependent Variable: Y

Besarnya R Square yang diperoleh berdasarkan tabel di atas, adalah

sebesar 0,098 atau 9,8%. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya

kontribusi/pengaruh jumlah aktiva tetap sarana gerak terhadap pendapatan operasi

adalah sebesar 9,8% sedangkan sisanya sebesar 90,2% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain seperti jumlah penumpang dan tarif kereta.

3. Koefisien Regresi

Tabel 4.7

Coefficients(a)

a Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

95% Confidence Interval for B

B Std. Error Beta Lower Bound

Upper Bound

1 (Constant) 15405161

471.386 15793422

993.623 .975 .342 -

17775588986.766

48585911929.

538 X .116 .083 .313 1.397 .179 -.059 .291

Y = 15405161471.386 + 0.116X

Page 31: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

70

Dari persamaan regresi tersebut diantaranya dapat diartikan sebagai

berikut:

a. Konstanta sebesar 15405161471.386 menyatakan bahwa jika tidak terjadi

perubahan jumlah aktiva tetap sarana gerak maka pendapatan operasi pada PT

Kereta Api Daop 2 Bandung adalah sebesar Rp 15.405.161.471,386.

b. Dari persamaan regresi tersebut, terlihat tanda "+" pada koefisien X. Tanda

positif tersebut menggambarkan hubungan positif antara variabel X dan Y.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah aktiva tetap sarana gerak

akan meningkatkan pendapatan operasi. Demikian sebaliknya, setiap

penurunan jumlah aktiva tetap sarana gerak akan diikuti oleh penurunan

pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung.

c. Koefisien regresi sebesar + 0,116X menunjukkan bahwa setiap kenaikan

jumlah aktiva tetap sarana gerak sebesar Rp 1 akan meningkatkan pendapatan

operasi sebesar Rp 0,116 atau setiap penurunan jumlah aktiva tetap sarana

gerak sebesar Rp 1 akan menurunkan pendapatan operasi sebesar Rp 0,116.

Page 32: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

71

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0E

xpec

ted

Cu

m P

rob

Dependent Variable: Y

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual4. Charts

Gambar 4.5

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dari gambar grafik 4.3 di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar di

sekitar garis persamaan regresi, serta penyebarannya mengikuti dan mendekati

arah garis linier. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi

asumsi linieritas sehingga dalam hal ini model regresi layak dipakai untuk

mengetahui perubahan pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung

berdasarkan jumlah aktiva tetap sarana gerak.

Page 33: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

72

4.6 Pembahasan

Sebagaimana diungkapkan sebelumnya, bahwa salah satu tujuan

perusahaan melakukan kegiatan investasi pada aktiva tetap adalah sebagai sumber

pendapatan. Pada PT Kereta Api Daop 2 Bandung investasi aktiva tetap sarana

gerak merupakan salah satu jenis investasi aktiva tetap yang proporsinya terbesar

dibandingkan dengan aktiva tetap lainnya.

Berdasarkan hasil analisis data terhadap jumlah aktiva tetap yang dimiliki

oleh PT Kereta Api Daop 2 Bandung, terlihat bahwa selama periode triwulan 1

tahun 2003 sampai dengan triwulan 4 tahun 2007 rata-rata jumlah aktiva tetap

sarana gerak setiap tahunnya mengalami kenaikan kecuali tahun 2005. Meskipun

terjadi penurunan yang besar pada tahun 2005 namun pada tahun 2006 rata-rata

jumlah aktiva tetap sarana gerak kembali naik. Penurunan rata-rata jumlah aktiva

tetap sarana gerak yang besar pada tahun 2005 disebabkan karena adanya

pengalihan aktiva tetap kereta dan lokomotif ke beberapa Daop lainnya dengan

jumlah yang besar. Rata-rata jumlah aktiva tetap sarana gerak terbesar terjadi pada

tahun 2004 yaitu sebesar Rp 52.689.340.350. Adapun untuk setiap triwulannya

nilai buku aktiva tetap sarana gerak mengalami kenaikan dan penurunan.

Kenaikan dan penurunan jumlah aktiva tetap sarana gerak ini disebabkan karena

adanya penambahan dan pengurangan aktiva tetap dalam bentuk pengalihan dari

dan ke beberapa Daop lainnya. Besarnya jumlah aktiva tetap sarana gerak yang

dimiliki PT Kereta Api Daop 2 Bandung diharapkan dapat meningkatkan

pendapatan operasinya.

Page 34: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

73

Sementara itu, berdasarkan hasil analisis terhadap pendapatan operasi

yang diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung, dapat diketahui bahwa pendapatan

operasi PT Kereta Api Daop 2 Bandung selama periode triwulan 1 tahun 2003

sampai dengan triwulan 4 tahun 2007 setiap tahunnya menunjukan penurunan

kecuali pada tahun 2004. Sedangkan untuk setiap triwulannya pendapatan operasi

mengalami kenaikan dan penurunan. Penurunan jumlah pendapatan operasi

terbesar yang terjadi pada PT Kereta Api selama tahun 2003 sampai tahun 2007

yaitu terjadi pada tahun 2005. Pada tahun yang sama pula, rata-rata jumlah aktiva

tetap sarana gerak jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan tahun-tahun

lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadinya penurunan

pendapatan operasi pada tahun 2005 salah satunya dipengaruhi oleh aktiva tetap

sarana gerak yang dimiliki.

Adapun untuk tiga tahun terakhir, pendapatan operasi selalu menunjukan

penurunan padahal jika dilihat dari jumlah aktiva tetap sarana gerak yang dimiliki

PT Kereta Api Daop 2 Bandung menunjukan adanya peningkatan. Hal ini

disebabkan karena setelah dibukanya jalur tol Cipularang pada tahun 2004,

masyarakat yang biasanya menggunakan jasa transportasi kereta api, kini lebih

banyak menggunakan jasa transportasi lain yang melewati jalur tol dengan alasan

kecepatan dan kenyamanan. Selain itu walaupun PT Kereta Api Daop 2 Bandumg

telah mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan tarif kereta dengan tujuan untuk

meningkatkan jumlah penumpang, namun ketika jumlah penumpang berangsur-

angsur menunjukan peningkatan, tidak demikian dengan pendapatan. Karena

walaupun jumlah penumpang meningkat namun tarif kereta justru turun. Sehingga

Page 35: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

74

berakibat pada pendapatan operasi yang diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung

menjadi kecil.

Dari hasil perhitungan statistik menggunakan program SPSS 12.0 for

Windows, diketahui bahwa koefisien korelasi antara jumlah aktiva tetap sarana

gerak dengan pendapatan operasi adalah sebesar 0.313. Angka ini menunjukan

bahwa tingkat keeratan/hubungan antara jumlah aktiva tetap sarana gerak

(variabel X) dengan pendapatan operasi (variabel Y) memiliki hubungan yang

rendah.

Sedangkan berdasarkan nilai R Square yang dihitung untuk mengetahui

kontribusi/pengaruh jumlah aktiva tetap sarana gerak (varabel X) terhadap

pendapatan operasi (variabel Y) diperoleh nilai koefisien penentu sebesar 0,098

atau 9,8%. Angka ini menunjukan bahwa jumlah aktiva tetap sarana gerak

berpengaruh terhadap pendapatan operasi sebesar 9,8% sedangkan sisanya sebesar

90,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti perubahan tarif kereta eksekutif

dan bisnis serta jumlah penumpang kereta.

Adapun persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 15405161471.386+

0.116X. Dari persamaan tersebut, diketahui nilai konstanta sebesar Rp

15.405.161.471,386 yang menunjukan bahwa jika tidak terjadi peruahan jumlah

aktiva tetap sarana gerak maka pendapatan operasi pada PT Kereta Api Daop 2

Bandung adalah sebesar Rp 15.405.161.471,386. Sedangkan tanda "+" pada

persamaan regresi tersebut menunjukan adanya hubungan positif yang berarti

setiap terjadi kenaikan pada jumlah aktiva tetap sarana gerak akan diikuti

kenaikan pada pendapatan operasi. Begitu pula sebaliknya, jika terjadi penurunan

pada jumlah aktiva tetap sarana gerak akan menyebabkan penurunan pada

Page 36: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Objek …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pea_040431_chapter4(1).pdf · 4.2 Struktur Organisasi dan Job Description Tujuan dibentuknya

75

pendapatan operasi yang diterima PT Kereta Api Daop 2 Bandung. Koefisien

regresi sebesar 0,116 menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah aktiva tetap

sarana gerak sebesar Rp 1 akan diikuti oleh kenaikan pendapatan operasi sebesar

Rp 0,116.

Demikian halnya, jika melihat hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang

mengkaji tema yang hampir sama, sebagaimana diungkapkan MHD Ikhlas

Effendi (2005) dalam Pengaruh Besarnya Investasi Aktiva Tetap Pembangkitan

terhadap Return On Invesment (Studi kasus : PT Indonesia Power-Jakarta), hasil

penelitian menunjukan bahwa “Besarnya investasi aktiva tetap pembangkitan

berpengaruh positif terhadap Return On Invesment”. Demikian juga dengan

penelitian yang dilakukan oleh Dimas Yogaswara (2004) dalam Pengaruh

Besarnya Investasi Aktiva Tetap terhadap Return On Invesment Perusahaan,

menunjukan bahwa “Besarnya investasi aktiva tetap berpengaruh positif terhadap

Return On Invesment Perusahaan”. Dengan demikian, dapat disebutkan pula

bahwa penelitian yang telah dilakukan penulis dapat diterima kebenarannya.