HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN for window...

12
41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Pengujian validitas kuesioner penelitian dilakukan terhadap 13 orang perawat di ruang ICU RS Paru dr.Ario Wirawan Salatiga. Pengujian validiitas kuesioner motivasi diri dan kinerja perawat menggunakan program SPSS 16.0 for window. Berdasarkan uji validitas kuesioner motivasi diri dan kinerja perawat terhadap 13 orang perawat didapatkan hasil validasi bahwa koefisien korelasi item total 0,25. Hasil ini menunjukkan kuesioner penelitian tersebut valid dan layak untuk disebarkan kepada responden penelitian yang sebenarnya. Setelah melakukan uji validitas, peneliti juga melakukan uji reliabilitas kuesioner penelitian dengan menggunakan metode Alpha-Cronbach. Berdasarkan pengujian reliabilitas terhadap kuesioner penelitian motivasi diri, diperoleh hasil 0,827 dan koefisien Alpha-Cronbach bernilai positif yaitu r alpha lebih besar dari r tabel (0,827 > 0,661). Kuesioner kinerja perawat diperoleh hasil 0,963 dan koefisien Alpha Cronbach bernilai positif yaitu r Alpha lebih besar r tabel (0,963 > 0,661). Nilai r Alpha yang lebih besar dari nilai r tabel menunjukkan kedua kuesioner tersebut reliabel.

Transcript of HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN for window...

Page 1: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN for window …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/5/T1_462007021_BAB I… · 13 orang perawat di ruang ICU RS Paru dr.Ario ... orang responden

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Pengujian validitas kuesioner penelitian dilakukan terhadap

13 orang perawat di ruang ICU RS Paru dr.Ario Wirawan Salatiga.

Pengujian validiitas kuesioner motivasi diri dan kinerja perawat

menggunakan program SPSS 16.0 for window.

Berdasarkan uji validitas kuesioner motivasi diri dan kinerja

perawat terhadap 13 orang perawat didapatkan hasil validasi

bahwa koefisien korelasi item total ≥ 0,25. Hasil ini menunjukkan

kuesioner penelitian tersebut valid dan layak untuk disebarkan

kepada responden penelitian yang sebenarnya.

Setelah melakukan uji validitas, peneliti juga melakukan uji

reliabilitas kuesioner penelitian dengan menggunakan metode

Alpha-Cronbach. Berdasarkan pengujian reliabilitas terhadap

kuesioner penelitian motivasi diri, diperoleh hasil 0,827 dan

koefisien Alpha-Cronbach bernilai positif yaitu r alpha lebih besar

dari r tabel (0,827 > 0,661). Kuesioner kinerja perawat diperoleh

hasil 0,963 dan koefisien Alpha Cronbach bernilai positif yaitu r

Alpha lebih besar r tabel (0,963 > 0,661). Nilai r Alpha yang lebih

besar dari nilai r tabel menunjukkan kedua kuesioner tersebut

reliabel.

Page 2: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN for window …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/5/T1_462007021_BAB I… · 13 orang perawat di ruang ICU RS Paru dr.Ario ... orang responden

42

1.2 Karakteristika Perawat di Ruang HCU RS Citarum

Semarang

Responden dalam penelitian ini adalah seluruh perawat

yang bekerja di ruang HCU (High Care Unit) RS Panti Wilasa

Citarum Semarang yang termasuk dalam kriteria inklusi yang telah

ditentukan oleh peneliti. Jumlah seluruh responden penelitian yaitu

14 orang perawat. Responden yang diteliti memiliki karakteristika

tertentu dalam hal umur, tingkat pendidikan, dan lama kerja (Tabel

4.1).

Tabel 4.1 Karakteristika Perawat di Ruang HCU Berdasarkan Umur,

Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja

Karakteristik Responden Jumlah (n:14)

Persentase (%)

Umur Kurang dari 20 Tahun 20-30 Tahun Lebih dari 30 Tahun

0 9 5

0,00

64,29 35,71

Tingkat Pendidikan DIII Keperawatan DIV Keperawatan S1 Keperawatan S1 dan Ners

9 1 3 1

64,30 7,14

21,42 7,14

Masa Kerja Kurang dari 2 tahun Lebih dari 2 tahun

7 7

50,00 50,00

Sumber data: bagian keperawatan RS Panti Wilasa Citarum Semarang

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden

penelitian berada pada rentang usia 20-30 tahun, dengan tingkat

pendidikan terbanyak adalah DIII keperawatan. Dari masa kerja

menunjukkan bahwa responden dengan masa kerja kurang dari dua

Page 3: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN for window …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/5/T1_462007021_BAB I… · 13 orang perawat di ruang ICU RS Paru dr.Ario ... orang responden

43

tahun dan responden yang masa kerja lebih dari 2 tahun memiliki

persentase yang sama yaitu 50%.

1.3 Motivasi Diri Perawat berdasarkan Tingkat

Pendidikan, Usia, dan Masa Kerja yang Berbeda

Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa 64% atau 9

dari 14 orang responden memiliki motivasi diri yang sedang, 36%

atau 5 orang responden memiliki motivasi diri yang tinggi.

Tabel 4.2 berikut ini menunjukkan bahwa 50% atau 7 dari 14

orang responden dengan tingkat pendidikan DIII Keperawatan

memiliki motivasi diri yang sedang. Masa kerja kurang dari dua

tahun, sebanyak 3 orang responden atau 21,42% memiliki motivasi

diri sedang sedangkan 4 orang responden lainnya masuk dalam

kategori motivasi diri yang tinggi, sedangkan masa kerja lebih dari

dua tahun memiliki persentase yang hampir sama yaitu sebanyak 4

orang responden atau 28,6% masuk dalam kategori motivasi diri

sedang sedangkan 3 orang responden atau 21,42% memiliki

motivasi diri yang tinggi.

Menurut usia didapatkan bahwa responden dengan usia 20-

30 tahun atau sebanyak 42,9% memiliki motivasi diri sedang. Hasil

dari tabel dibawah ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan DIII

Page 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN for window …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/5/T1_462007021_BAB I… · 13 orang perawat di ruang ICU RS Paru dr.Ario ... orang responden

44

Keperawatan dan usia 20-30 tahun adalah dua faktor yang

menentukan nilai motivasi diri responden yang sedang.

Tabel 4.2 Motivasi Diri Perawat berdasarkan Tingkat Pendidikan,

Usia, dan Masa Kerja

Karakteristik Responden Kategori Motivasi Diri Sedang Tinggi

Tingkat Pendidikan DIII Keperawatan DIV Keperawatan S1 Keperawatan S1 dan Ners

7 - 2 -

2 1 1 1

Usia Kurang dari 20 tahun 20-30 tahun Lebih dari 30 tahun

- 6 3

- 3 2

Masa Kerja Kurang dari 2 tahun Lebih dari 2 tahun

3 4

4 3

1.4 Kinerja Perawat berdasarkan Tingkat Pendidikan, Usia, dan

Masa Kerja yang Berbeda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika dilihat dari tingkat

pendidikan, usia, dan masa kerja didapatkan hasil yaitu 93% atau

13 dari 14 orang responden memiliki kinerja yang tinggi, sedangkan

responden yang memiliki kinerja yang sedang yaitu 7% atau 1

orang responden

Page 5: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN for window …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/5/T1_462007021_BAB I… · 13 orang perawat di ruang ICU RS Paru dr.Ario ... orang responden

45

Tabel 4.3 Kinerja Perawat Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Usia,

dan Masa Kerja

Karakteristik Responden Kategori Kinerja Perawat Sedang Tinggi

Tingkat Pendidikan DIII Keperawatan D IV Keperawatan S1 Keperawatan S1 dan Ners

1 - - -

8 1 3 1

Usia Kurang dari 20 Tahun 20-30 Tahun Lebih dari 30 Tahun

- 1 -

- 8 5

Masa Kerja Kurang dari 2 Tahun Lebih dari 2 Tahun

1 -

6 7

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa 57% atau 8 dari 14

responden yang memiliki tingkat pendidikan DIII Keperawatan, usia

20-30 tahun memiliki kinerja yang tinggi. Masa kerja lebih dari dua

tahun memiliki kinerja yang tinggi yaitu 50% atau 7 dari 14 orang

responden. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan DIII

Keperawatan dan usia 20-30 tahun adalah dua faktor yang

menentukan kinerja yang tinggi.

1.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diatas mengenai motivasi diri

dan kinerja perawat, diperoleh ada dua faktor yang menentukan

tinggi rendahnya motivasi diri dan kinerja perawat. Dua faktor

tersebut yaitu tingkat pendidikan dan usia. Oleh karena itu dibawah

ini akan dijelaskan mengenai bagaimana kedua faktor tersebut

Page 6: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN for window …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/5/T1_462007021_BAB I… · 13 orang perawat di ruang ICU RS Paru dr.Ario ... orang responden

46

mempengaruhi motivasi diri dan kinerja perawat serta bagaimana

keterkaitan antara motivasi diri dan kinerja perawat.

Motivasi diri

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa tingkat

pendidikan dan usia merupakan dua faktor yang mempengaruhi

sehingga motivasi perawat HCU berada dalam kategori sedang.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa perawat HCU dengan tingkat

pendidikan DIII Keperawatan memiliki motivasi diri yang sedang.

Tingkat pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas

kerja seorang karyawan. Syadan (dalam Sayuti, 2006)

mengemukakan seorang karyawan yang memiliki tingkat

pendidikan yang tinggi maka motivasi untuk meningkatkan kualitas

hidup akan semakin tinggi, dan sebaliknya seorang dengan tingkat

pendidikan yang rendah akan merasa tidak percaya diri dengan

lingkungan kerjanya yang didominasi oleh karyawan dengan tingkat

pendidikan yang lebih tinggi darinya.

Usia juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi sehingga motivasi perawat HCU berada dalam

kategori sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat

HCU dengan usia 20-30 tahun memiliki motivasi diri yang sedang.

Usia 20-30 tahun adalah usia dimana seseorang mulai untuk

menyesuaikan diri terhadap pekerjaan yang ia tekuni.

Page 7: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN for window …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/5/T1_462007021_BAB I… · 13 orang perawat di ruang ICU RS Paru dr.Ario ... orang responden

47

Hurlock (dalam Suryani 2002) mengatakan usia 20-30

tahun merupakan usia produktif dimana pada usia ini seseorang

akan berusaha untuk tetap mempertahankan kestabilan pekerjaan

yang mereka tekuni. Motivasi bekerja yang tinggi sangat diperlukan

untuk mendukung keinginan mereka. Mereka akan berusaha untuk

memenuhi segala keinginan mereka dan berusaha mencapai tujuan

hidup yang mereka inginkan. Motivasi untuk mencapai sesuatu

merupakan target mereka dalam bekerja. Namun, dari hasil

penelitian diketahui bahwa motivasi perawat yang berada pada usia

20-30 tahun memiliki motivasi diri yang sedang. Hasil ini tidak

sesuai dengan teori yang ada. Hal ini dikarenakan mereka sudah

merasa puas terhadap hasil kerja yang mereka dapatkan. Bagi

mereka mempunyai pekerjaan yang aman lebih berarti daripada

meniti karier ke jenjang yang lebih tinggi.

Sayuti (2006) mengemukakan seseorang yang telah

memiliki pekerjaan yang aman akan merasa bahwa harapan dan

cita-cita yang diinginkan telah diraih sehingga rasa puas atas hasil

kerjanya merupakan kriteria yang paling penting bagi mereka.

Untuk itulah usia 20-30 tahun yang telah memiliki pekerjaan yang

aman akan cenderung mempertahankan apa yang telah mereka

capai dibandingkan dengan mencoba sesuatu yang baru yang

dapat meningkatkan kualitas kerja mereka.

Page 8: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN for window …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/5/T1_462007021_BAB I… · 13 orang perawat di ruang ICU RS Paru dr.Ario ... orang responden

48

Satu faktor yang mempengaruhi motivasi perawat berada

dalam kategori sedang adalah kelelahan dan kebosanan dengan

pekerjaan yang mereka kerjakan. Syadan (dalam Sayuti, 2006)

mengatakan faktor kelelahan dan kebosanan mempengaruhi gairah

dan semangat kerja yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi

motivasi kerjanya. Kelelahan dan kebosanan membuat mereka

tidak dapat mengembangkan kreativitas mereka dalam bekerja

terkhususnya melaksanakan tugas untuk memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien. Hal ini dikarenakan mereka sudah

diperhadapkan dengan prosedur kerja yang ada, sehingga mereka

hanya mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit.

Pengalaman kerja yang mereka miliki juga menjadi satu alasan

yang mendukung sehingga mereka memiliki motivasi yang sedang.

Lamanya mereka bekerja membuat mereka merasa nyaman

terhadap apa yang mereka tekuni sehingga motivasi untuk

mencapai sesuatu yang lebih tinggi tidak dipikirkan.

Selain faktor kelelahan dan kebosanan, gaji yang kurang

memadai pun dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

motivasi perawat berada dalam kategori sedang. Mereka merasa

bahwa hasil kerja yang mereka berikan tidak dihargai sebagaimana

mestinya sehingga motivasi mereka untuk meningkatkan kinerja

mereka menjadi kurang. Penghargaan terhadap hasil kerja yang

mereka berikan dianggap tidak sebanding dengan kinerja mereka

Page 9: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN for window …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/5/T1_462007021_BAB I… · 13 orang perawat di ruang ICU RS Paru dr.Ario ... orang responden

49

yang mengakibatkan mereka tidak mau untuk berusaha

meningkatkan perfoma kerja mereka. Raymond (2001) mengatakan

bahwa upah yang rendah tidak akan membangkitkan motivasi

pekerja dan pengalaman mengindikasikan bahwa motivasi

meningkat ketika upah naik.

Kinerja perawat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 57% atau 8

dari 14 perawat yang memiliki tingkat pendidikan DIII Keperawatan

dan usia 20-30 tahun memiliki kinerja yang tinggi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan usia merupakan faktor-

faktor yang mendukung sehingga kinerja perawat HCU berada

dalam kategori tinggi.

Seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi tidak

selamanya memiliki kinerja yang tinggi pula. Ada karyawan yang

memiliki motivasi yang tinggi tetapi memiliki kinerja ynag buruk

ataupun sebaliknya ada karyawan yang memiliki motivasi yang

sedang tetapi memiliki kinerja yang tinggi. Banyak faktor yang

mempengaruhi sehingga hal ini dapat terjadi. Dari hasil penelitian

ditemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga

motivasi yang sedang atau bahkan rendah memiliki kinerja yang

baik dalam pekerjaannya diantaranya tingkat pendidikan dan usia.

Page 10: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN for window …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/5/T1_462007021_BAB I… · 13 orang perawat di ruang ICU RS Paru dr.Ario ... orang responden

50

Tingkat pendidikan yang rendah tidak menjadi suatu acuan

seseorang untuk dapat menghasilkan penampilan kerja yang baik.

Penampilan kerja yang baik berasal dari dalam diri karyawan itu

sendiri untuk menghasilkan kualitas kerja yang baik. Dengan tingkat

pendidikan mereka yang hanya DIII Keperawatan membuat mereka

untuk tidak mau kalah atau tertinggal dengan rekan kerja yang

memiliki tingkat pendidikan diatas DIII Keperawatan. Hal inilah yang

membuat mereka untuk terus berupaya untuk dapat menampilkan

kinerja yang setinggi-tingginya sehingga mereka tidak kalah

bersaing dengan perawat S1 dan S1 Ners.

Hurlock (dalam Suryani 2002) mengatakan bahwa usia

merupakan faktor yang mempengaruhi stabilitas kerja seseorang.

Orang dewasa usia 20-30 tahun memiliki perfoma kerja yang tinggi.

Hal ini dikarenakan rata-rata pengalaman kerja yang mereka miliki.

Kepuasan kerja yang mereka peroleh sudah menjadi suatu

kebanggaan bagi diri mereka sendiri untuk tetap mempertahankan

kinerja mereka. Usia 20-30 tahun adalah usia dimana seseorang

berusaha untuk tetap mempertahankan kinerjanya sesuai dengan

permintaan dari instansi atau tempat ia bekerja. Lamanya

seseorang bekerja juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja seseorang sekalipun ia tidak memiliki tingkat

pendidikan yang tinggi. Banyaknya pengalaman karyawan terhadap

suatu pekerjaan yang ditekuni dapat mempengaruhi motivasi dan

Page 11: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN for window …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/5/T1_462007021_BAB I… · 13 orang perawat di ruang ICU RS Paru dr.Ario ... orang responden

51

kinerja dari karyawan itu sendiri. Semakin banyak pengalaman

yang mereka peroleh saat bekerja maka semakin tinggi pula kinerja

mereka dalam bekerja. Penyesuaian mereka terhadap pekerjaan

yang mereka tekuni akan membantu mereka untuk lebih memahami

dan menguasai bidang kerja yang mereka lakukan sehingga hasil

kerja yang didapatkan sesuai dengan yang diharapakan oleh

instansi.

Keterkaitan Motivasi Diri Dengan Kinerja Perawat

Motivasi diri merupakan suatu dorongan yang dapat

membuat seseorang untuk berusaha memenuhi dan mencapai

kebutuhan atau tujuan hidupnya. Manfaat motivasi yang utama

adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja

meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena bekerja

dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat

diselesaikan dengan tepat. Artinya, pekerjaan diselesaikan sesuai

standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan,

serta orang akan senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang

dikerjakan karena ada motivasi yang mendorongnya akan membuat

seseorang senang melakukannya. Seseorang akan merasa

dihargai atau diakui. Hal ini terjadi karena pekerjaannya itu betul-

betul berharga baginya yang termotivasi, sehingga ia akan bekerja

keras.

Page 12: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN for window …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2739/5/T1_462007021_BAB I… · 13 orang perawat di ruang ICU RS Paru dr.Ario ... orang responden

52

Sitorus (2006) mengatakan motivasi yang tinggi sangat di

perlukan pula oleh perawat sebagai pemberi pelayanan

keperawatan khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan

kepada pasien. Seorang perawat yang memiliki kinerja kerja yang

baik adalah seorang perawat yang memiliki motivasi diri yang tinggi

untuk mengembangkan dirinya. Motivasi dianggap sebagai salah

satu faktor yang paling dominan dan berpengaruh terhadap kinerja

seorang perawat.

Dari hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa

keterkaitan antara motivasi diri dengan kinerja perawat dalam

pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yaitu kinerja

perawat yang tinggi sekurang-kurangnya didukung oleh motivasi diri

yang sedang. Hal ini menunjukkan bahwa tidak selamanya motivasi

seseorang yang tinggi akan berdampak pada kinerja yang tinggi

pula. Ada juga seseorang yang memiliki motivasi yang sedang

tetapi dalam bekerja ia memiliki kinerja yang tinggi. Banyak faktor

yang mempengaruhi diantaranya usia, tingkat pendidikan, masa

kerja atau pengalaman kerja, gaji yang mendukung, lingkungan

kerja, dan fasilitas kerja yang dimiliki seseorang. Sekalipun motivasi

yang dimilikinya sedang namun banyaknya pengalaman yang

dimilikinya akan membuat dirinya nyaman dalam bekerja sehingga

hasil kerja yang didapatkan dan diharapkan dapat dicapai.