HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan...

80
18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Peranan P3A 1. Deskripsi Daerah a. Letak Daerah DI Simo terletak di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Jarak tempuh DI Simo ke pusat pemerintahan Kecamatan Ponjong menempuh jarak 1 km. Jarak tempuh DI Simo ke pusat pemerintahan kabupaten menempuh jarak ± 18 km. DI Simo terletak pada posisi 07 0 66 1 39 11 LS dan 110 0 41 1 4 11 BT dengan ketinggian rata-rata ± 180 m di atas permukaan laut. b. Luas Daerah Kecamatan Ponjong mempunyai luas wilayah 451,0000 Ha. Dari luas itu terdiri dari : 105,5000 Ha areal pemukiman, 34,6750 Ha areal bangunan umum, 163,3110 Ha areal persawahan, 100,2430 Ha areal ladang tegalan, 2,9210 Ha areal perkebunan rakyat, 4,5100 Ha areal padang rumput, 25,500 Ha areal hutan , 2,1400 Ha areal sarana dan prasarana olah raga, 7,6250 Ha areal perikanan air tawar dan 5,0000 Ha merupakan daerah tangkapan air (catchmant area). c. Tata Guna Lahan Kecamatan Ponjong memiliki daerah seluas 451,000 Ha, dengan penggunaan lahan bervariasi. Penggunaan lahan tersebut meliputi untuk lahan persawahan, perkebunan, hutan rakyat, perumahan dan perkantoran. Luas lahan persawahan adalah 163,3110 Ha, Luas tegalan 100,2430 Ha, Luas padang

Transcript of HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan...

Page 1: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

18

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Peranan P3A

1. Deskripsi Daerah

a. Letak Daerah

DI Simo terletak di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Jarak

tempuh DI Simo ke pusat pemerintahan Kecamatan Ponjong menempuh jarak 1

km. Jarak tempuh DI Simo ke pusat pemerintahan kabupaten menempuh jarak ±

18 km. DI Simo terletak pada posisi 0706613911 LS dan 1100 411 411 BT dengan

ketinggian rata-rata ± 180 m di atas permukaan laut.

b. Luas Daerah

Kecamatan Ponjong mempunyai luas wilayah 451,0000 Ha. Dari luas itu

terdiri dari : 105,5000 Ha areal pemukiman, 34,6750 Ha areal bangunan umum,

163,3110 Ha areal persawahan, 100,2430 Ha areal ladang tegalan, 2,9210 Ha

areal perkebunan rakyat, 4,5100 Ha areal padang rumput, 25,500 Ha areal hutan ,

2,1400 Ha areal sarana dan prasarana olah raga, 7,6250 Ha areal perikanan air

tawar dan 5,0000 Ha merupakan daerah tangkapan air (catchmant area).

c. Tata Guna Lahan

Kecamatan Ponjong memiliki daerah seluas 451,000 Ha, dengan

penggunaan lahan bervariasi. Penggunaan lahan tersebut meliputi untuk lahan

persawahan, perkebunan, hutan rakyat, perumahan dan perkantoran. Luas lahan

persawahan adalah 163,3110 Ha, Luas tegalan 100,2430 Ha, Luas padang

Page 2: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

19

rumput 4,5100 Ha dan luas hutan rakyat 2,9210 Ha. Kecamatan Ponjong

merupakan lumbung pangan di daerah Gunungkidul sebab sebagian besar dari

Kecamatan Ponjong areal persawahan yang menghasilkan bahan pangan berupa

beras. Sebagaian besar masyarakat Ponjong bermata pencaharian sebagai petani.

Dari Monografi 2001 luas areal persawahan lebih luas dibandingkan luas lahan

untuk kepentingan yang lain.

d. Kondisi Hidrologis

Sumber air Kecamatan Ponjong adalah air tanah dan air hujan atau air

sungai. Untuk memenuhi kebutuhan air minum menggunakan sumber air tanah

yang dibuat sumur-sumur pompa, sedangkan untuk keperluan irigasi

menggunakan air sungai. Sungai yang dipakai untuk memenuhi keperluan irigasi

adalah Sungai Umbulrejo melalui Bendung Simo. Untuk lebih jelas kondisi

Bendung Simo dengan aliran irigasinya dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Bendu

ngan

Sim

o

Kali B

eton

Salura

n In

duk S

imo

Ara

h S

elat

an

Karang Mojo

Ponjong

Ngawis

Ngunut

36

32 33

34

3529

30 3128

27

26

2524

2320 21 22

1918

17161514

131211

1

2

3

4

5

67

8

9

10

N

S

E W

Kontor Irigasi

Gambar 3. Bendungan Simo dan Saluran irigasi

Page 3: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

20

2. Deskripsi Data Variabel Pengelolaan

Pendiskripsian data hasil penelitian dengan ubahan pengelolaan

dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif (tendency central). Statistik

deskriptif dalam penelitian ini meliputi penghitungan rerata (mean), Nilai tengah

(median), nilai yang sering muncul (modus), simpangan baku (SD), skor

minimun, dan skor maksimum serta indentifikasi kategori tiap-tiap variabel.

Ubahan atau variabel pengelolaan terdiri dari dua indikator variabel yang terdiri

dari pengumpulan data irigasi dan pengelolaan lahan. Pendeskripsian data

dilakukan per indikator kemudian dideskripsikan dalam satu variabel. Berikut

deskripsi data hasil penelitian dengan variabel pengelolaan dengan indikator

variabel.

a. Pengumpulan Data Irigasi

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 15,32, Median

=13,71, Modus = 13,00, Simpangan Baku (SD) = 3,24, Nilai Minimum = 9 dan

Nilai Maksimum = 20. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16

(halaman 99).

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pengumpulan Data Irigasi

No Kelas Interval Frekuensi Persentase

1. 8,5-11,5 21 12,57%

2. 11,5-14,5 85 50,90%

3 14,5-17,5 13 7,78%

Page 4: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

21

4. 17,5-20,5 48 28,74%

5. 20,5-23,5 0 0%

Distribusi frekuensi variabel Pengumpulan Data Irigasi disajikan pada

grafik histogram berikut ini:

21

85

13

48

00

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Fre

kuen

si

Klas Interval

8,5 11,5 14,5 17,5 20,5 23,5

Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Pengumpulan Data Irigasi

Pada variabel Pengumpulan Data Irigasi diperoleh skor tertinggi ideal

sebesar 20 dan skor terendah ideal sebesar 5. Mean ideal yang diperoleh adalah

12,5 dan Standar Deviasi Ideal adalah 2,5. Dengan demikian skor Pengumpulan

Data Irigasi dapat digolongkan dalam tabel berikut :

Tabel 6. Penggolongan Skor Pengumpulan Data Irigasi

Kelas Interval Kategori

16,25 Ke atas Tinggi

12,5 - 16,25 Sedang

8,75 - 12,5 Kurang

Di bawah 8,75 Rendah

Page 5: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

22

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel

Pengumpulan Data Irigasi dari 167 responden cenderung sedang. Menurut

ketentuan yang ditetapkan, data tingkat Pengumpulan Data Irigasi dikategorikan

seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 7. Kategori Tingkat Pelaksanaan Pengumpulan Data Irigasi

Kelas Interval Kategori N Persentase

16,25 Keatas Tinggi 51 30,5%

12,5 - 16,25 Sedang 95 56,9%

8,75 - 12,5 Kurang 21 12,6%

Dibawah 8,75 Rendah 0 0%

Jumlah 167 100,00%

Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa dari 167 responden, 51 orang

responden (30,5%) tergolong memiliki tingkat Pengumpulan Data Irigasi yang

tinggi, 95 (56,9%) responden tergolong sedang, 21 (13,6%) responden tergolong

kurang, dan 0 (0%) responden tergolong memiliki tingkat Pengumpulan Data

Irigasi yang rendah. Untuk lebih jelas dapat digambarkan grafik pie sebagai

berikut :

51

95

21 0

Tinggi

Sedang

Kurang

Rendah

Gambar 5. Digram Pie Kategori Pengumpulan Data Irigasi

Page 6: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

23

b. Pengelolaan Lahan

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 13,79, Median

=13,69, Modus = 13, Simpangan Baku (SD) =3,91, Nilai Minimum =6 dan Nilai

Maksimum = 20. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16

(halaman100).

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pengelolaan Lahan

No Kelas Interval Frekuensi Persentase

1. 5,5-8,5 13 7,78%

2. 8,5-11,5 18 10,78%

3 11,5-14,5 72 43,11%

4. 14,5-17,5 22 13,17%

5. 17,5-20,5 42 25,15%

Jumlah 167 100%

Distribusi frekuensi dan persentase skor variabel Pengelolaan Lahan

disajikan pada grafik histogram berikut ini:

1318

72

22

42

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Fre

kuen

si

K las Interval

5,5 8,5 11,5 14,5 17,5 20,5

Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Pengelolaan Lahan

Page 7: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

24

Pada variabel Pengelolaan Lahan diperoleh skor tertinggi ideal sebesar

20 dan skor terendah ideal sebesar 5. Mean ideal yang diperoleh adalah 12,5 dan

Standar Deviasi Ideal adalah 2,5. Dengan demikian skor Pengelolaan Lahan dapat

digolongkan sebagai berikut :

Tabel 9. Penggolongan Skor Pengelolaan Lahan

Kelas Interval Kategori

16,25 Ke atas Tinggi

12,5 - 16,25 Sedang

8,75 - 12,5 Kurang

Di bawah 8,75 Rendah

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel

Pengelolaan lahan dari 167 responden cenderung kurang. Menurut ketentuan yang

ditetapkan, data tingkat Pengelolaan responden lahan dikategorikan seperti pada

tabel berikut ini :

Tabel 10. Kategori Tingkat Pengelolaan Lahan

Kelas Interval Kategori N Persentase

16,25 Keatas Tinggi 46 27,5%

12,5 - 16,25 Sedang 27 16,2%

8,75 - 12,5 Kurang 81 48,5%

Dibawah 8,75 Rendah 13 7,8%

Jumlah 167 100,00%

Page 8: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

25

Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa dari 167 responden, 46 orang

responden (27,5%) tergolong memiliki tingkat Pengelolaan Lahan yang tinggi, 27

(16,2%) responden tergolong sedang, 81 (48,5%) responden tergolong kurang,

dan 13 (7,8%) responden tergolong memiliki tingkat Pengelolaan Lahan yang

rendah. Untuk Lebih jelasnya dapat digambarkan grafik pie sebagai berikut :

46

2781

13

T in g g i

Se d an g

Ku r an g

Re n d ah

Gambar 7. Digram Pie Kategori Tingkat Pengelolaan Lahan

c. Pengelolaan

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 29,11, Median

=25,68, Modus = 23, Simpangan Baku (SD) =7,09, Nilai Minimum =15 dan Nilai

Maksimum = 40. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16

(halaman 101).

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pengelolaan

No Kelas Interval Frekuensi Persentase 1. 14,5-20,5 17 10,18% 2. 20,5-26,5 77 46,11% 3 26,5-32,5 22 13,17% 4. 32,5-38,5 23 13,77% 5 38,5-44,5 28 16,77%

Jumlah 167 100,00%

Distribusi frekuensi dan persentase skor variabel pengelolaan dapat

disajikan pada grafik histogram berikut ini:

Page 9: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

26

17

77

22 2328

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Fre

kuen

si

Klas Interval

14,5 20,5 26,5 32,5 38,5 44,5

Gambar 8. Histogram Distribusi Frekuensi Pengelolaan

Pada variabel Pengelolaan diperoleh skor tertinggi ideal sebesar 40 dan

skor terendah ideal sebesar 10. Mean ideal yang diperoleh adalah 25 dan Standar

Deviasi Ideal adalah 5. Dengan demikian skor Pengelolaan dapat digolongkan

sebagai berikut :

Tabel 12. Penggolongan Skor Pengelolaan

Kelas Interval Kategori

32,5 Ke atas Tinggi

25 - 32,5 Sedang

17,5 - 25 Kurang

Di bawah 17,5 Rendah

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator

variabel Pengelolaan dari 167 responden cenderung sedang. Menurut ketentuan

Page 10: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

27

yang ditetapkan, data tingkat pengelolaan dikategorikan seperti pada tabel berikut

ini :

Tabel 13. Kategori Tingkat Pengelolaan

Kelas Interval Kategori N Persentase

32,5 Keatas Tinggi 51 30,5%

25 - 32,5 Sedang 93 55,7%

17,5 - 25 Kurang 10 6%

Dibawah 17,5 Rendah 13 7,8%

Jumlah 167 100,00%

Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa dari 167 responden, 51 orang

responden (30,5%) tergolong memiliki tingkat Pengelolaan yang tinggi, 93

(55,7%) responden tergolong sedang, 10 (6%) responden tergolong kurang, dan

13 (7,8%) responden tergolong memiliki tingkat Pengelolaan yang rendah. Untuk

lebih jelasnya dapat digambarkan grafik pie sebagai berikut :

51

93

10 13

Tinggi

Sedang

Kurang

Rendah

Gambar 9. Digram Pie Kategori Tingkat Pengelolaan

Page 11: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

28

3. Deskripsi Pengoperasian Jaringan Irigasi

Pendiskripsian data hasil penelitian dengan ubahan pengoperasian

jaringan irigasi dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif (tendency

central). Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi penghitungan rerata

(mean), nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (modus), simpangan baku

(SD), skor minimun, dan skor maksimum serta indentifikasi kategori tiap-tiap

variabel. Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri dari 6

indikator variabel yang terdiri dari pembagian air, pola tanam, bangunan

bendung, kantong lumpur, bangunan sadap bagi, bangunan pengukur debit.

Pendeskripsian data dilakukan per indikator dan dideskripsikan dalam satu

variabel. Berikut deskripsi data hasil penelitian variabel pengoperasian jaringan

irigasi dengan indikator variabel.

a. Pembagian Air

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 12,83, Median

=12,24, Modus = 12, Simpangan Baku (SD) =2,29, Nilai Minimum = 9 dan Nilai

Maksimum = 16. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17

(halaman 102).

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Pembagian Air

No Kelas Interval Frekuensi Persentase

1 8,5-9,5 18 10,78%

2 9,5-10,5 10 5,99%

3 10,5-11,5 3 1,8%

Page 12: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

29

4 11,5-12,5 71 42,51%

5 12,5-13,5 8 4,79%

6 13,5-14,5 0 0%

7 14,5-15,5 20 11,98%

8 15,5-16,5 37 22,16%

Jumlah 167 100%

Distribusi frekuensi dan persentase skor variabel Pembagian Air dapat

disajikan pada grafik histogram berikut ini:

18

103

71

8

0

20

37

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Fre

kuen

si

Klas Interval

8,5 9,5 10,5 11,5 12,5 13,5 14,5 15,5 16,5

Gambar 10. Histogram Distribusi Frekuensi Pembagian Air

Pada variabel Pembagian Air diperoleh skor tertinggi ideal sebesar 16

dan skor terendah ideal sebesar 4. Mean ideal yang diperoleh adalah 10 dan

Standar Deviasi Ideal adalah 2. Dengan demikian skor Pembagian Air dapat

digolongkan dalam tabel berikut :

Page 13: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

30

Tabel 15. Penggolongan Skor Pembagian Air

Kelas Interval Kategori

13 Ke atas Tinggi

10 - 13 Sedang

7 - 10 Kurang

Di bawah 7 Rendah

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel

Pembagian Air dari 167 responden cenderung sedang. Menurut ketentuan yang

ditetapkan, data pembagian air dikategorikan seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 16. Kategori Tingkat Pembagian Air

Kelas Interval Kategori N Persentase

13 Keatas Tinggi 65 38,9%

10 - 13 Sedang 84 50,3%

7 - 10 Kurang 18 10,8%

Dibawah 7 Rendah 0 0%

Jumlah 167 100,00%

Tabel 16 di atas menunjukan bahwa dari 167 responden, 65(38,9%)

orang responden tergolong memiliki tingkat Pembagian Air yang tinggi, 84

(50,3%) responden tergolong sedang, 18 (10,8%) responden tergolong kurang,

dan 0 (0%) responden tergolong memiliki tingkat Pembagian Air yang rendah.

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan grafik pie sebagai berikut :

Page 14: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

31

65

84

18 0

Tinggi

Sedang

Kurang

Rendah

Gambar 11. Diagram Pie Kategori Tingkat Pembagian Air

b. Pola Tanam

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 9,97, Median

=8,13, Modus = 6, Simpangan Baku (SD) =4,87, Nilai Minimum = 5 dan Nilai

Maksimum = 20. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17

(halaman 103).

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Pola Tanam

No Kelas Interval Frekuensi Persentase

1 4,5-8,5 92 0%

2 8,5-12,5 28 13,77%

3 12,5-16,5 24 14,37%

4 16,5-20,5 23 16,77%

5 20,5-24,5 0 55,09%

Jumlah 167 100%

Distribusi frekuensi dan persentase skor variabel Pola Tanam dapat

disajikan pada grafik histogram berikut ini:

Page 15: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

32

92

2824 23

00

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Fre

kuen

si

Klas Interval

4,5 8,5 12,5 16,5 20,5 24,5

Gambar 12. Histogram Distribusi Frekuensi Pola Tanam

Pada variabel Pola Tanam diperoleh skor tertinggi ideal sebesar 20 dan

skor terendah ideal sebesar 5. Mean ideal yang diperoleh adalah 12,5 dan Standar

Deviasi Ideal adalah 2,5. Dengan demikian skor Pola Tanam dapat digolongkan

sebagai berikut :

Tabel 18. Penggolongan Skor Pola Tanam

Kelas Interval Kategori

16,25 Ke atas Tinggi

12,5 - 16,25 Sedang

8,75 - 12,5 Kurang

Di bawah 8,75 Rendah

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel Pola

Tanam dari 167 responden cenderung rendah. Menurut ketentuan yang ditetapkan,

data tingkat pola tanam dikategorikan seperti pada tabel berikut ini:

Page 16: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

33

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Pola Tanam

Kelas Interval Kategori N Persentase

16,25 keatas Tinggi 23 13,8%

12,5 - 16,25 Sedang 24 14,4%

8,75 - 12,5 Kurang 28 16,8%

Dibawah 8,75 Rendah 92 55,1%

Jumlah 167 100,00%

Tabel 19 di atas menunjukkan bahwa dari 167 responden, 23 (13,8%)

orang responden tergolong memiliki tingkat pola tanam yang tinggi, 24 (14,4%)

responden tergolong sedang, 28 (16,8%) responden tergolong kurang, dan 92

(55,1%) responden tergolong memiliki tingkat pola tanam yang rendah. Untuk

lebih jelasnya dapat digambarkan grafik pie sebagai berikut :

23

24

28

92

Tinggi

Se dang

Kurang

Re ndah

Gambar 13. Diagram Pie Kategori Tingkat Pola Tanam

c. Bangunan Bendung

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 14,35, Median

=15,14, Modus = 15,5, Simpangan Baku (SD) =2,81, Nilai Minimum = 7 dan

Page 17: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

34

Nilai Maksimum = 16,00. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

17 (halaman 104).

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Bangunan Bendung

No Kelas Interval Frekuensi Persentase

1 6,5-8.5 13 7,78%

2 8,5-10,5 10 5,99%

3 10,5-12,5 17 10,18%

4 12,5-14,5 4 2,40%

5 14,5-16,5 123 73,65%

Jumlah 167 100%

Distribusi frekuensi dan persentase skor variabel bangunan bendung

dapat disajikan pada grafik histogram berikut ini:

13 1017

4

123

0

20

40

60

80

100

120

140

Fre

kuen

si

Klas Interval

6,5 8,5 10,5 12,5 14,5 16,5

Gambar 14. Histogram Distribusi Frekuensi Bangunan Bendung

Pada variabel Bangunan Bendung diperoleh skor tertinggi ideal sebesar

16 dan skor terendah ideal sebesar 4. Mean ideal yang diperoleh adalah 10 dan

Page 18: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

35

Standar Deviasi Ideal adalah 1. Dengan demikian skor Bangunan Bendung dapat

digolongkan sebagai berikut :

Tabel 21. Penggolongan Skor Bangunan Bendung

Kelas Interval Kategori

13 Ke atas Tinggi

10 - 13 Sedang

7 - 10 Kurang

Di bawah 7 Rendah

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel

Bangunan Bendung dari 167 responden cenderung tinggi. Menurut ketentuan

yang ditetapkan, data tingkat bangunan bendung seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 22. Distribusi Frekuensi Bangunan Bendung

Kelas Interval Kategori N Persentase

13 Keatas Tinggi 127 76%

10 - 13 Sedang 19 11,4%

7 - 10 Kurang 21 12,6%

Dibawah 7 Rendah 0 0%

Jumlah 167 100,00%

Tabel 22 di atas menunjukkan bahwa dari 167 responden, 127 (76%)

orang responden tergolong memiliki tingkat Bangunan Bendung yang tinggi, 19

(11,4%) responden tergolong sedang, 21 (12,6%) responden tergolong kurang,

dan 0 (0%) responden tergolong memiliki tingkat Bangunan Bendung yang

rendah. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan grafik pie sebagai berikut :

Page 19: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

36

127

19

21 0

Tinggi

Sedang

Kurang

Rendah

Gambar 15. Diagram Pie Kategori Tingkat Bangunan Bendung

d. Kantong Lumpur

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 5,71, Median

=5,96, Modus = 6, Simpangan Baku (SD) =1,42, Nilai Minimum = 3 dan Nilai

Maksimum = 8. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17

(halaman 105).

Tabel 23. Distribusi Frekuensi Kantong Lumpur

No Kelas Interval Frekuensi Persentase

1 2,5-3,5 18 10,78%

2 3,5-4,5 23 13,77%

3 4,5-5,5 6 3,59%

4 5,5-6,5 80 47,90%

5 6,5-7,5 23 13,77%

6 7,5-8,5 17 10,18%

Jumlah 167 100%

Page 20: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

37

Distribusi frekuensi dan persentase skor variabel Kantong Lumpur dapat

disajikan pada grafik histogram berikut ini:

1823

6

80

2317

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Fre

kuen

si

Klas Interval

2,5 3,5 4,5 5,5 6,5 7,5 8,5

Gambar 16. Histogram Distribusi Frekuensi Kantong Lumpur

Pada variabel Kantong Lumpur diperoleh skor tertinggi ideal sebesar 8

dan skor terendah ideal sebesar 2. Mean ideal yang diperoleh adalah 5 dan Standar

Deviasi Ideal adalah 1. Dengan demikian skor Kantong Lumpur dapat

digolongkan sebagai berikut :

Tabel 24. Penggolongan Skor Kantong Lumpur

Kelas Interval Kategori

6,5 Ke atas Tinggi

5 - 6,5 Sedang

3,5 - 5 Kurang

Di bawah 3,5 Rendah

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel

Kantong Lumpur dari 167 responden cenderung sedang. Menurut ketentuan yang

Page 21: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

38

ditetapkan, data tingkat Kantong Lumpur dikategorikan seperti pada tabel berikut

ini :

Tabel 25. Distribusi Frekuensi Kantong Lumpur

Kelas Interval Kategori N Persentase

6,5 Keatas Tinggi 40 24%

5 - 6,5 Sedang 86 51,5%

3,5 - 5 Kurang 23 13,8%

Dibawah 3,5 Rendah 18 10,8%

Jumlah 167 100,00%

Tabel 25 di atas menunjukkan bahwa dari 167 responden, 40 (24%)

orang responden tergolong memiliki tingkat Kantong Lumpur yang tinggi, 86

(51,5%) responden tergolong sedang, 23 (13,8%) responden tergolong kurang,

dan 18 (10,8%) responden tergolong memiliki tingkat Kantong Lumpur yang

rendah. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan grafik pie sebagai berikut :

40

86

23

18

Tinggi

Sedang

Kurang

Rendah

Gambar 17. Diagram Pie Kategori Tingkat Kantong Lumpur

Page 22: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

39

e. Bangunan Sadap Bagi

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 6,59, Median =

6,34, Modus = 6, Simpangan Baku (SD) = 1,36, Nilai Minimum = 3 dan Nilai

Maksimum = 8. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17

(halaman 106).

Tabel 26. Distribusi Frekuensi Bangunan Sadap Bagi

No Kelas Interval Frekuensi Persentase

1 2,5-3,5 3 1,8%

2 3,5-4,5 15 8,98%

3 4,5-5,5 3 1,80%

4 5,5-6,5 74 44,31%

5 6,5-7,5 4 2,40%

6 7,5-8,5 68 40,72%

Jumlah 167 100%

Distribusi frekuensi dan persentase skor Bangunan Sadap Bagi dapat

disajikan pada grafik histogram berikut ini:

Page 23: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

40

3

15

3

74

4

68

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Fre

kuen

si

Klas Interval

2,5 3,5 4,5 5,5 6,5 7,5 8,5

Gambar 18. Histogram Distribusi Frekuensi Bangunan Sadap Bagi

Pada variabel Bangunan Sadap Bagi diperoleh skor tertinggi ideal

sebesar 8 dan skor terendah ideal sebesar 2. Mean ideal yang diperoleh adalah 5

dan Standar Deviasi Ideal adalah 1. Dengan demikian skor Bangunan Sadap Bagi

dapat digolongkan sebagai berikut :

Tabel 27. Penggolongan Skor Bangunan Sadap Bagi

Kelas Interval Kategori

6,5 Ke atas Tinggi

5 - 6,5 Sedang

3,5 - 5 Kurang

Di bawah 3,5 Rendah

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel

Bangunan Sadap Bagi dari 167 responden cenderung sedang. Menurut ketentuan

yang ditetapkan, data tingkat pengoperasian bangunan sadap bagi dikategorikan

seperti pada tabel berikut ini :

Page 24: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

41

Tabel 28. Distribusi Frekuensi Sadap Bagi

Kelas Interval Kategori N Persentase

13 keatas Tinggi 72 43,1%

10 - 13 Sedang 77 46,1%

7 - 10 Kurang 15 9%

Dibawah 7 Rendah 3 1,8%

Jumlah 167 100,00%

Tabel 28 di atas menunjukkan bahwa dari 167 responden, 72 (43,1%)

orang responden tergolong memiliki tingkat Bangunan Sadap Bagi yang tinggi, 77

(46,1%) responden tergolong sedang, 15 (9%) responden tergolong kurang, dan 3

(1,8%) responden tergolong memiliki tingkat Bangunan Sadap Bagi yang rendah.

Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan grafik pie sebagai berikut :

72

77

15 3

Tinggi

Sedang

Kurang

Rendah

Gambar 19. Diagram Pie Kategori Tingkat Bangunan Sadap Bagi

f. Bangunan Pengukur Debit

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 7,16, Median =

6,32, Modus = 5, Simpangan Baku (SD) =2,29, Nilai Minimum = 3 dan Nilai

Page 25: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

42

Maksimum = 12. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17

(halaman 107).

Tabel 29. Distribusi Frekuensi Bangunan Pengukur Debit

No Kelas Interval Frekuensi Persentase

1 2,5-4,5 8 4,79%

2 4,5-6,5 83 49,70%

3 6,5-8,5 30 17,96%

4 8,5-10,5 23 13,77%

5 10,5-12,5 23 13,77%

Jumlah 167 100%

Distribusi frekuensi dan persentase skor variabel Bangunan Pengukur

Debit dapat disajikan pada grafik histogram berikut ini:

8

83

3023 23

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Fre

kuen

si

Klas Interval

2,5 4,5 6,5 8,5 10,5 12,5

Gambar 20. Histogram Distribusi Frekuensi Bangunan Pengukur Debit

Pada variabel Bangunan Pengukur Debit diperoleh skor tertinggi ideal

sebesar 12 dan skor terendah ideal sebesar 3. Mean ideal yang diperoleh adalah

Page 26: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

43

7,5 dan Standar Deviasi Ideal adalah 1,5. Dengan demikian skor Bangunan

Pengukur Debit dapat digolongkan sebagai berikut :

Tabel 30. Penggolongan Skor Bangunan Pengukur Debit

Kelas Interval Kategori

9,75 Ke atas Tinggi

7,5 - 9,75 Sedang

5,25 - 7,5 Kurang

Di bawah 5,25 Rendah

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel

Bangunan Pengukur Debit dari 167 responden cenderung kurang. Menurut

ketentuan yang ditetapkan, data tingkat pengoperasian bangunan pengukur debit

dikategorikan seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 31. Distribusi Frekuensi Pengukur Debit

Kelas Interval Kategori N Persentase

13 Keatas Tinggi 38 22,8%

10 - 13 Sedang 28 16,8%

7 - 10 Kurang 53 31,7%

Dibawah 7 Rendah 48 28,7%

Jumlah 167 100,00%

Tabel 31 di atas menunjukkan bahwa dari 167 responden, 38 (22,8%)

orang responden tergolong memiliki tingkat Bangunan Pengukur Debit yang

tinggi, 28 (16,8%) responden tergolong sedang, 53 (31,7%) responden tergolong

kurang, dan 48 (28,7%) responden tergolong memiliki tingkat Bangunan

Page 27: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

44

Pengukur Debit yang rendah. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan grafik pie

sebagai berikut :

38

28

53

48Tinggi

Sedang

Kurang

Rendah

Gambar 21. Diagram Pie Kategori Tingkat Bangunan Pengukur Debit

g. Pengoperasian Jaringan Irigasi

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 56,60, Median =

56,57, Modus = 57, Simpangan Baku (SD) =13,72, Nilai Minimum = 30 dan

Nilai Maksimum = 80. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17

(halaman 108).

Tabel 32. Distribusi Frekuensi Pengoperasian Jaringan Irigasi

No Kelas Interval Frekuensi Persentase

1 29,5-40,5 21 12,57%

2 40,5-51,5 33 19,76%

3 51,5-62,5 64 38,32%

4 62,5-73,5 26 15,57%

5 73,5-84,5 23 13,77%

Jumlah 167 100%

Distribusi frekuensi dan persentase skor variabel Pengoperasian Jaringan

Irigasi dapat disajikan pada grafik histogram berikut ini:

Page 28: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

45

21

33

64

26

33

0

10

20

30

40

50

60

70

Fre

kuen

si

Klas Interval

29,5 40,5 51,5 62,5 73,5 84,5

Gambar 22. Histogram Distribusi Frekuensi Pengoperasian Jaringan Irigasi

Pada variabel Pengoperasian Jaringan Irigasi diperoleh skor tertinggi

ideal sebesar 80 dan skor terendah ideal sebesar 20. Mean ideal yang diperoleh

adalah 50 dan Standar Deviasi Ideal adalah 10. Dengan demikian skor

Pengoperasian Jaringan Irigasi dapat digolongkan sebagai berikut :

Tabel 33. Penggolongan Skor Pengoperasian Jaringan Irigasi

Kelas Interval Kategori

65 Ke atas Tinggi

50 - 65 Sedang

35 - 50 Kurang

Di bawah 35 Rendah

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel

Pengoperasian Jaringan Irigasi dari 167 responden cenderung sedang. Menurut

ketentuan yang ditetapkan, data tingkat pengoperasian jaringan irigasi

dikategorikan seperti pada tabel berikut ini :

Page 29: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

46

Tabel 34. Distribusi Frekuensi Pengoperasian Jaringan Irigasi

Kelas Interval Kategori N Persentase

65 keatas Tinggi 48 28,7%

50 - 65 Sedang 72 43,1%

35 - 50 Kurang 39 23,4%

Dibawah 35 Rendah 8 4,8%

Jumlah 167 100,00%

Tabel 34 di atas menunjukan bahwa dari 167 responden, 48 (28,7%)

responden tergolong memiliki tingkat Pengoperasian Jaringan Irigasi yang tinggi,

72 (43,1%) responden tergolong sedang, 39 (23,4%) responden tergolong kurang,

dan 8 (4,8%) responden tergolong memiliki tingkat Pengoperasian Jaringan Irigasi

yang rendah. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan grafik pie sebagai berikut :

48

72

39

8

Tinggi

Sedang

Kurang

Rendah

Gambar 23. Diagram Pie Kategori Tingkat Pengoperasian Jaringan Irigasi

Page 30: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

47

B. Deskripsi Tata cara Pemeliharaan

1. Deskripsi Daerah

a. Letak Daerah

Daerah Irigasi Simo terletak di Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta atau tepatnya pada dua Kecamatan yaitu Kecamatan

Ponjong dan Kecamatan Karangmojo. Daerah Irigasi Simo terletak pada posisi

0706613911 LS dan 1100411411 BT dengan ketinggian rata-rata ± 180 m di atas

permukaan laut. Luas areal oncoran 967 Ha, dengan sumber air dari sungai Beton

dengan Intake Kiri.

b. Luas Daerah

Luas areal D.I Simo berdasarkan data dari skema jaringan seluas 967,00

Ha (Dinas Pengairan Gunungkidul 2000)

c. Batas Wilayah

Berdasarkan batas administrasi, batas wilayah D.I Simo terhadap

wilayah lain adalah sebagai berikut :

1. Batas utara berbatasan dengan Desa Umbulrejo , Kecamatan Ponjong.

2. Batas timur berbatasan dengan Desa Sumbergiri , Kecamatan Ponjong.

3. Batas selatan berbatasan dengan Desa Ponjong, Kecamatan Ponjong.

4. Batas barat berbatasan dengan Desa Karangmojo, Kecamatan

Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.

d. Kondisi Hidrologis

Sungai yang dipakai untuk memenuhi keperluan irigasi adalah Sungai

Umbulrejo melalui Bendung Simo. Untuk lebih jelas kondisi bedung Simo

dengan aliran irigasinya pada gambar sebagai berikut :

Page 31: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

48

Bendun

gan S

imo

Kali B

eton

Salura

n Ind

uk S

imo

Ara

h S

elat

an

Karang Mojo

Ponjong

Ngawis

Ngunut

36

32 33

34

3529

30 3128

27

26

2524

2320 21 22

1918

17161514

131211

1

2

3

4

5

67

8

9

10

N

S

E W

Kontor Irigasi

Gambar 3. Bendungan Simo dan Saluran irigasi (Sumber Dinas Pengairan Kabupaten Gunungkidul 2000)

4. Deskripsi Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Pendiskripsian data hasil penelitian dengan ubahan pemeliharaan jaringan

irigasi dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif (tendency sentral).

Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi penghitungan Rerata (Mean),

Nilai tengah (Median), Nilai yang sering muncul (Modus), Simpangan Baku (SD),

Skor Minimun dan Skor Maksimum serta indentifkasi kategori tiap-tiap variabel.

Ubahan atau variabel pengelolaan terdiri dari dua indikator variabel yang terdiri

dari pengumpulan data irigasi dan pengelolaan lahan. Untuk pendeskripsian

data, dideskripsikan tiap indikator kemudian dideskripsikan dalam satu variabel.

Berikut deskripsi data hasil penelitian dengan variabel pengelolaan dengan

indikator variabel.

a. Pemeliharaan Rutin

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 12,85; Median

=12,42; Modus = 12,00; Simpangan Baku (SD) = 2,62; Nilai Minimum = 8 dan

Nilai Maksimum =16. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Page 32: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

49

Distribusi frekuensi variabel pemeliharaan rutin disajikan pada grafik histogram

berikut ini:

14.46

01.81

0

36.75

6.63 7.23 7.23

25.9

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Fre

kuen

si

Klas Interval

7,5 8,5 9,5 10,5 11,5 12,5 13,5 14,5 15,5 16,5

Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Rutin

Pada variabel pemeliharaan rutin diperoleh skor tertinggi ideal sebesar 16

dan skor terendah ideal sebesar 4. Mean ideal yang diperoleh adalah 10 dan

Standar Deviasi Ideal adalah 2. Dengan demikian skor pemeliharaan rutin dapat

digolongkan sebagai berikut :

13 Ke atas sangat baik 10 - 13 cukup baik 7 - 10 kurang baik

Di bawah 7 sangat tidak baik

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel

pemeliharaan rutin dari seluruh responden ialah sangat baik. Data tingkat

pemeliharaan rutin dikategorikan seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Kategori Tingkat Pelaksanaan Pemeliharaan Rutin

Kelas Interval Persentase 13 Ke atas 47,0% 10 - 12,9 38,6% 7 - 10,9 14,5%

Di bawah 7 0%

Page 33: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

50

Tabel 4 menunjukkan bahwa 47,0% tergolong memiliki tingkat

pemeliharaan rutin yang sangat baik, 38,6% cukup baik, 14,5% kurang baik, dan

0% sangat tidak baik.

b. Pemeliharaan Berkala

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 11,13; Median

=12,03; Modus = 15,50; SD = 1,85; Nilai Minimum = 6 dan Nilai Maksimum =

15. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Distribusi frekuensi

dan persentase skor variabel pemeliharaan berkala disajikan pada grafik

histogram berikut ini:

0.6

22.89

9.64

63.25

3.61

0

10

20

30

40

50

60

70

Fre

kuen

si

Klas Interval

5,5 7,5 9,5 11,5 13,5 15,5

Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Berkala

Pada variabel pemeliharaan berkala diperoleh skor tertinggi ideal sebesar

16 dan skor terendah ideal sebesar 4. Mean ideal yang diperoleh adalah 10 dan

Standar Deviasi Ideal adalah 2. Maka skor Pemeliharaan Berkala dapat

digolongkan sebagai berikut :

Page 34: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

51

13 Ke atas sangat baik 10 - 12,9 cukup baik 7 - 9,9 kurang baik

Di bawah 6,9 sangat tidak baik

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel

Pemeliharaan Berkala dari seluruh responden cukup baik.

Tabel 5. Kategori Tingkat Pemeliharaan Berkala

Kelas Interval Persentase 13 Ke atas 10,8% 10 - 12,9 65,7% 7 - 9,9 22,9%

Di bawah 6,9 0,6%

Tabel 5 menunjukan bahwa dari seluruh responden, 10,8% memiliki

tingkat pemeliharaan berkala yang sangat baik, 65,7% cukup baik, 22,9% kurang

baik, dan 0,6% sangat tidak baik.

c. Pemeliharaan Tiba-tiba

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 6,34; Median =

6,61; Modus = 7,00; SD = 1,27; Nilai Minimum = 4 dan Nilai Maksimum = 8.

Distribusi frekuensi dan persentase skor variabel pemeliharaan tiba-tiba dapat

disajikan pada grafik histogram berikut ini:

Page 35: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

52

16.87

2.41

26.51

38.55

15.66

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Fre

kuen

si

Klas Interval

3,5 4,5 5,5 6,5 7,5 8,5

Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Tiba-tiba

Pada variabel pemeliharaan tiba-tiba diperoleh skor tertinggi ideal

sebesar 8 dan skor terendah ideal sebesar 2. Mean ideal yang diperoleh adalah 5

dan Standar Deviasi Ideal adalah 1.Dengan demikian skor pemeliharaan tiba-tiba

dapat digolongkan sebagai berikut :

6 Ke atas Tinggi 5 - 5,9 Cukup 4 - 4,9 Kurang

Di bawah 3,9 Sedang

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator variabel

Pemeliharaan Tiba-tiba dari seluruh responden sangat baik.

Tabel 6. Kategori Tingkat Pemeliharaan Tiba-tiba.

Kelas Interval Persentase 6 Ke atas 54,2% 5 - 5,9 28,9% 4 - 4,9 16,9%

Di bawah 3,9 0%

Page 36: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

53

Tabel 6 di atas menunjukan bahwa dari seluruh responden, 54,2% sangat

baik, 28,9% cukup baik, 16,9% kurang baik, dan 0% responden tergolong

memiliki tingkat pemeliharaan tiba-tiba yang sangat tidak baik.

d. Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 30,32, Median =

30,44, Modus = 29,50, SD = 5,15, Nilai Minimum = 20 dan Nilai Maksimum =

39. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Distribusi frekuensi

dan persentase skor pemeliharaan jaringan irigasi dapat disajikan pada grafik

histogram berikut ini:

16.87

3.01

40.96

86.75

13.25

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Fre

kuen

si

Klas Interval

19,5 23,5 27,5 31,5 35,5 39,5

Gambar 7. Histogram Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Pada variabel pemeliharaan jaringan irigasi diperoleh skor tertinggi ideal

sebesar 40 dan skor terendah ideal sebesar 10. Mean ideal yang diperoleh adalah

25 dan Standar Deviasi Ideal adalah 5.

32 Ke atas sangat baik 25 - 31,9 cukup baik 17 - 24,9 kurang baik

Di bawah 16,9 sangat tidak baik

Page 37: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

54

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator

variabel pemeliharaan jaringan irigasi dari seluruh responden cenderung cukup

baik.

Tabel 7. Kategori Tingkat Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

Kelas Interval Persentase 32 keatas 34,9% 25 - 32,9 47,0% 17 - 24,9 18,1%

Dibawah 16,9 0%

Tabel 7 menunjukan bahwa dari seluruh responden, 34,9% memiliki

tingkat pemeliharaan jaringan irigasi yang sangat baik, 47,0% cukup baik, 18,1%

kurang baik, dan 0% sangat tidak baik.

5. Deskripsi Peran Serta Pengurus Persatuan Petani Pemakai Air (P3A)

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 28,33; Median

= 30,76; Modus = 32; SD)= 4,47; Nilai Minimum = 20 dan Nilai Maksimum =

40. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Distribusi frekuensi

dan persentase skor variabel peran serta pengurus P3A:

21.69

13.86

57.23

6.63

0.60

10

20

30

40

50

60

Fre

kuen

si

K las Interval

19,5 24,5 29,5 34,5 39,5 44,5

Gambar 8. Histogram Distribusi Frekuensi Peran Serta Pengurus P3A

Page 38: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

55

Pada variabel peran serta pengurus P3A diperoleh skor tertinggi ideal

sebesar 40 dan skor terendah ideal sebesar 10. Mean ideal yang diperoleh adalah

25 dan Standar Deviasi Ideal adalah 5. Dengan demikian skor peran serta

pengurus P3A dapat digolongkan sebagai berikut :

32 Ke atas sangat baik 25 - 31,9 cukup baik 17 - 24,9 kurang baik

Di bawah 16,9 sangat tidak baik

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator variabel

peran serta pengurus P3A dari seluruh responden cukup baik.

Tabel 8. Kategori Tingkat Peran Serta Pengurus P3A.

Kelas Interval Persentase 32 keatas 9,0% 25 - 31,9 69,3% 17 - 24,9 21,7%

Dibawah 16,9 0% Tabel 8 menunjukan bahwa dari seluruh responden, 9,0% memiliki

tingkat peran serta pengurus P3A sangat baik, 69,3% cukup baik, 21,7% kurang

baik, dan 0% sangat tidak baik.

6. Deskripsi Keterlibatan Dinas Pengairan Dalam Pemeliharaan Irigasi

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 28,72; Median =

30,26; Modus = 31; Simpangan Baku (SD) = 4,58; Nilai Minimum = 19 dan

Nilai Maksimum = 40. Penghitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Distribusi frekuensi dan persentase skor variabel keterlibatan Dinas Pengairan

Kabupaten Gunungkidul dalam pemeliharaan irigasi dapat disajikan pada grafik

histogram berikut ini:

Page 39: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

56

19.88

7.83

63.25

8.43

0.60

10

20

30

40

50

60

70

Fre

kuen

si

Klas Interval

18,5 23,5 28,5 33,5 38,5 43,5

Gambar 9. Histogram Distribusi Frekuensi keterlibatan Dinas Pengairan Kabupaten Gunungkidul dalam pemeliharaan irigasi

Pada variabel keterlibatan Dinas Pengairan Kabupaten Gunungkidul dalam

pemeliharaan irigasi diperoleh skor tertinggi ideal sebesar 40 dan skor terendah

ideal sebesar 10. Mean ideal yang diperoleh adalah 25 dan Standar Deviasi Ideal

adalah 5. Dengan demikian skor dapat digolongkan sebagai berikut :

32 Ke atas sangat baik 25 - 31,9 cukup baik 17 - 24,9 kurang baik

Di bawah 16,9 sangat tidak baik

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator variabel

keterlibatan Dinas Pengairan Kabupaten Gunungkidul dalam pemeliharaan irigasi

dari seluruh responden ialah cukup baik.

Tabel 9. Kategori keterlibatan Dinas Pengairan Kabupaten Gunungkidul dalam pemeliharaan irigasi

Kelas Interval Persentase

32 keatas 14,5% 25 - 31,9 62,7% 17 - 24,9 22,9%

Dibawah 16,9 0%

Page 40: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

57

Tabel 9 di atas menunjukan bahwa dari seluruh responden, 14,5% memiliki

tingkat keterlibatan Dinas Pengairan Kabupaten Gunungkidul dalam pemeliharaan

irigasi yang sangat baik, 62,7% cukup baik, 22,9% kurang baik, dan 0% sangat

tidak baik.

5. Deskripsi Tata Cara Pemeliharaan

Dari penghitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 87,30; Median =

92,41; Modus = 94,50; Simpangan Baku (SD) = 13,25; Nilai Minimum = 60 dan

Nilai Maksimum = 109. Distribusi frekuensi dan persentase skor variabel tata

cara pemeliharaan dapat disajikan pada grafik histogram berikut ini:

19.28

4.22

11.45

51.81

13.25

0

10

20

30

40

50

60

Fre

kuen

si

Klas Interval

59,5 69,5 79,5 89,5 99,5 109,5

Gambar 10. Histogram Distribusi Frekuensi Tata Cara Pemeliharaan

Pada variabel tata cara pemeliharaan diperoleh skor tertinggi ideal

sebesar 120 dan skor terendah ideal sebesar 30. Mean ideal yang diperoleh adalah

85 dan Standar Deviasi Ideal adalah 15.

97 Ke atas Sangat baik 75 - 96,9 Cukup baik 52 - 74,9 Kurang baik

Di bawah 51,9 Sangat tidak baik

Page 41: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

58

Berdasarkan ketentuan di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator

variabel tata cara pemeliharaan dari seluruh responden cukup baik.

Tabel 10. Kategori Tingkat Tata Cara Pemeliharaan.

Kelas Interval Persentase 32 keatas 13,3% 25 - 31,9 64,5% 17 - 24,9 22,3%

Dibawah 16,9 0% Tabel 10 di atas menunjukan bahwa dari seluruh responden, 13,3% memiliki

tingkat tata cara pemeliharaan yang sangat baik, 64,5% cukup baik, 22,3% kurang

baik, dan 0% sangat tidak baik.

C. Deskripsi Tata cara Pengoperasian

1. Kondisi Geologis Daerah Pertanian

a. Letak

Daerah Irigasi Simo terletak di Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta atau tepatnya pada dua Kecamatan yaitu Kecamatan

Ponjong dan Kecamatan Karangmojo. Untuk mencapai daerah tersebut dapat

ditempuh melalui jalan darat dengan kondisi jalan beraspal, ke arah Timur ± 18

Km dari pusat kota Wonosari ke Ponjong.

Daerah Irigasi Simo terletak pada posisi 07 0 66′ 39″ LS dan 110 0 41′ 4″

BT dengan kondisi daerah jaringan irigasi ini berdasarkan Updating DI Simo pada

ketinggian rata-rata ± 180 – 240 m di atas permukaan air laut.

b. Luas Oncoran

Berdasarkan pengamatan dilapangan dan skema jaringan luas areal

oncoran Daerah Irigasi Simo sebesar 1276.21 Ha, dengan sumber air dari sungai

Page 42: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

59

Beton dengan Intake Kiri. Luas areal oncoran untuk saluran induk sebesar 52.26

Ha dan saluran sekunder Karangmojo sebesar 293.56 Ha. Areal oncoran DI Simo

terletak di Kecamatan Ponjong dan Kecamatan Karangmojo. Areal oncoran

Saluran Induk tepatnya terletak di Desa Sumbergiri dan Desa Genjahan. Areal

oncoran Saluran Sekunder Karangmojo terletak di Desa Karangmojo. Secara rinci

nama petak dan luas areal dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6 berikut.

Tabel 5. Petak-petak Tersier Pada Saluran Induk Simo No Nama Bangunan Petak Tersier Luas Areal (Ha)

Nomen Clatur Nomen Clatur 1 SALURAN INDUK SIMO

Cr.Sm.1 Cr.Sm.2 Cr.Sm.3 Cr.Sm.4 Cr.Sm.5 Cr.Sm.6 Cr.Sm.7 Cr.Sm.8 B.Sm.1 B.Sm.2

Cr.Sm.1 Ka Cr.Sm.2 Ka Cr.Sm.3 Ka Cr.Sm.4 Ka Cr.Sm.5 Ka Cr.Sm.5 Ki Cr.Sm.6 Ki Cr.Sm.7 Ka Cr.Sm.8 Ka Sm.1 Ka -

0,10 0,23 6,0

4,95 5,00 0,25 7,23 3,00 2,40

22,30 Sub Total 52,26

Tabel 6. Petak-petak Tersier Pada Saluran Sekunder Karangmojo No Nama Bangunan Petak Tersier Luas Areal (Ha)

Nomen Clatur Nomen Clatur 2 SALURAN SEKUNDER KARANGMOJO

Cr.Kj.1 Cr.Kj.2 Cr.Kj.3

B.Kj.1 Cr.Kj.4 B.Kj.2 Cr.Kj.5 B.Kj.3

Cr.Kj.6 Cr.Kj.7 Cr.Kj.8 B.Kj.4 B.Kj.5

Cr.Kj.1 Ka Cr.Kj.2 Ka Cr.Kj.3 Ka Cr.Kj.3 Ki Kj.1 Ki Cr.Kj.4 Ki Kj.2 Ki Cr.Kj.5 Ka Kj.3 Ka Kj.3 Ki Cr.Kj.6 Ki Cr.Kj.7 Ki Cr.Kj.8 Ki Kj.4 Ka Kj.5 Ka

5,70 1,40 7,80 1,30

18,34 2,95

13,50 6,04

34,90 16,04 1,28 5,80 8,01

31,85 23,16

Page 43: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

60

Cr.Kj.9 Cr.Kj.10 Cr.Kj.11 B.Kj.6

Cr.Kj.12 B.Kj.7

Cr.Kj.13 Cr.Kj.14 Cr.Kj.15 B.Kj.8 B.Kj.9

Cr.Kj.9 Ki Cr.Kj.10 Ka Cr.Kj.11 Ki Kj.6 Ka Cr.Kj.12 Ki Kj.7 Ka Kj.7 Ki Cr.Kj.13 Ka Cr.Kj.14 Ki Cr.Kj.15 Ka Kj.8 Ki

3,60 5,80 3,26

28,08 6,03

11,10 14,30 5,94 9,54 9,54

18,30

Sub Total 293,56 Total 345,82

Sumber : Dinas Pengairan Gunung Kidul.

c. Kondisi Hidrologis

Secara umum kebutuhan air yang di konsumsi masyarakat Kecamatan

Ponjong dan Kecamatan Karangmojo memiliki dua sumber air yang berasal dari

air tanah dan air hujan. Untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman pangan di

DI Simo, petani menggunakan sumber air dari sungai, dan air hujan. Kebutuhan

air untuk pertanian di DI Simo khususnya di daerah penelitian dipenuhi dari

sungai Beton melalui Bendung Simo yang terletak di Desa Genjahan, Kecamatan

Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul. Pemanfaatan air tanah digunakan untuk

keperluan sehari-hari, yaitu untuk kebutuhan air minum, mandi, cuci dan lain

sebagainya. Berikut ini gambar letak saluran irigasi, petak tersier beserta luas

lahan persawahan yang diairi air irigasi.

2. Deskripsi Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Penelitian ini dilakukan terhadap 166 petani yang mewakili petani di

daerah hulu, tengah dan hilir yang memanfaatkan saluran induk simo dan saluran

sekunder Karangmojo.

Page 44: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

61

Penelitian terhadap jaringan irigasi yang dilakukan oleh petani meliputi :

a. Pemeliharaan saluran ( rutin dan berkala)

b. Pemeliharaan Bangunan ( batu, kayu, besi dan beton)

c. Pemeliharaan mendadak/tiba-tiba

Untuk pendiskripsian data hasil penelitian dengan ubahan pemeliharaan

jaringan irigasi dilakukan dengan menggunakan statistik diskriptif ( tendency

sentral). Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi perhitungan rerata

(mean), nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (modus), simpangan baku

(SD), skor minimum dan skor maksimum serta identifikasi kategori tiap-tiap

variabel. Ubahan atau variabel pemeliharaan jaringan irigasi terdiri dari 3

indikator variabel yaitu, pemeliharaan saluran, pemeliharaan bangunan dan

pemeliharaan tiba-tiba/mendadak. Untuk mendiskripsikan per indikator kemudian

di deskripsikan dalam satu variabel pemeliharaan jaringan irigasi dengan indikator

variabel.

1) Pemeliharaan saluran

Dari perhitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 31,90, median =

32,70, modus = 37,50, simpangan baku (SD) = 7,33, nilai minimum = 16 dan nilai

maksimum = 43,00. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Saluran No Kelas Interval Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 6 7

16,00 – 19,86 19,87 – 23,73 23,74 – 27,60 27,61 – 31,47 31,48 – 35,34 35,35 – 39,21 39,22 – 43,08

5 23 25 24 20 46 23

3,01 13,83 15,06 14,46 12,05 27,71 13,86

Total 166 100

Page 45: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

62

Distribusi frekuensi variabel pemeliharaan saluran disajikan pada

histogram berikut ini :

5

23 25 2420

46

23

00

10

20

30

40

50F

reku

en

si

16 19.9 23.7 27.6 31.5 35.4 39.2 43.1

Interval

Histogram Pemeliharaan Saluran

Gambar VIII. Histogram Pemeliharaan Saluran

Pada variabel pemeliharaan saluran diperoleh skor tertinggi ideal sebesar

44 dan skor terendah ideal sebesar 11. Mean ideal (Mi) yang diperoleh adalah

27,5 dan standar deviasi ideal (Sdi) adalah 5,5. Dengan demikian skor

pemeliharaan saluran dapat digolongkan seperti pada Tabel 8 sebagai berikut :

Tabel 8. Kategori Tingkat Pelaksanaan Pemeliharaan Saluran Norma Kelas Interval Kategori N Persentase

> (Mi + 1,5 Sdi) Mi sampai (Mi + 1,5 Sdi) (Mi – 1,5 Sdi) sampai Mi

< (Mi – 1,5 Sdi)

> 35,75 27,5 – 35,75 19,25 – 27,5

< 19,25

Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik

69 44 48 5

41,6 26,5 28,9 3,0

Jumlah 166 100 Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa dari 166 petani, 69 petani (41,6 %)

tergolong memiliki tingkat pemeliharaan saluran yang baik, 44 (26,5%) petani

tergolong cukup baik, 48 (28,9 %) petani tergolong kurang baik dan 5 (3 %)

petani tergolong tidak baik.

Page 46: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

63

2). Pemeliharaan Bangunan

Dari perhitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 24,64, median =

25,09, modus = 30,50, simpangan baku (SD) = 6,99, nilai minimum = 9 dan nilai

maksimum = 36. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Bangunan No Kelas Interval Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 6 7

9,00 – 12,86 12,87 – 16,73 16,74– 20,60 20,61– 24,47 24,48– 28,34 28,35– 32,21 32,22– 36,08

13 14 16 36 27 42 18

7,83 8,43 9,64 21,69 16,27 25,30 10,84

Total 166 100

Distribusi frekuensi variabel pemeliharaan bangunan disajikan pada

histogram berikut ini :

1314 16

36

27

42

18

00

10

20

30

40

50

Frek

uens

i

9 12.9 16.7 20.6 24.5 28.4 32.2 36.1

Interval

Histogram Pemeliharaan Bangunan

Gambar IX. Histogram Pemeliharaan bangunan

Pada variabel pemeliharaan saluran diperoleh skor tertinggi ideal sebesar

36 dan skor terendah ideal sebesar 9. Mean ideal yang diperoleh adalah 22,5 dan

standar deviasi ideal adalah 4,5. Dengan demikian skor pemeliharaan bangunan

dapat digolongkan seperti pada Tabel 10 sebagai berikut :

Page 47: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

64

Tabel 10. Kategori Tingkat Pelaksanaan Pemeliharaan Bangunan Norma Kelas Interval Kategori N Persentase

> (Mi + 1,5 Sdi) Mi sampai (Mi + 1,5 Sdi) (Mi – 1,5 Sdi) sampai Mi

< (Mi – 1,5 Sdi)

29,25 > 22,5 – 29,25 15,75 – 22,5

< 15,75

Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik

51 64 27 24

30,7 38,6 16,3 14,5

Jumlah 166 100 Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa dari 166 petani, 51 petani (30,7 %)

tergolong memiliki tingkat pemeliharaan bangunan yang baik, 64 (38,6%) petani

tergolong cukup baik, 27 (16,3 %) petani tergolong kurang baik dan 24 (14,5 %)

petani tergolong tidak baik.

3). Pemeliharaan mendadak/tiba-tiba

Dari perhitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 12,11, median =

12,92, modus = 14,00, simpangan baku (SD) = 2,97, nilai minimum = 4 dan nilai

maksimum = 16. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Mendadak/Tiba-Tiba No Kelas Interval Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5

4,00 – 6,40 6,40 – 8,90 9,00 – 12,30 11,40 – 15,80 13, 90 – 16,30

3 33 37 72 21

1,81 19,88 22,29 43,37 12,65

Total 166 100

Distribusi frekuensi variabel pemeliharaan saluran disajikan pada

histogram berikut ini :

Page 48: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

65

3

33 37

72

21

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Frek

uens

i

4 6.5 9 11.4 13.9

Interval

Histogram Pemeliharaan Mendadak

Gambar X. Histogram Pemeliharaan Mendadak

Pada variabel pemeliharaan saluran diperoleh skor tertinggi ideal sebesar

16 dan skor terendah ideal sebesar 4. Mean ideal yang diperoleh adalah 10 dan

standar deviasi ideal adalah 2. Dengan demikian skor pemeliharaan mendadak

dapat digolongkan seperti pada Tabel 12 sebagai berikut :

Tabel 12. Kategori Tingkat Pelaksanaan Pemeliharaan Mendadak Norma Kelas Interval Kategori N Persentase

> (Mi + 1,5 Sdi) Mi sampai (Mi + 1,5 Sdi) (Mi – 1,5 Sdi) asmpai Mi < (Mi – 1,5 Sdi)

13 > 10 – 13 7 – 10

< 7

Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik

73 57 33 3

44 34,3 19,9 1,8

Jumlah 166 100

Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa dari 166 petani, 73 petani (44 %)

tergolong memiliki tingkat pemeliharaan mendadak yang baik, 57(34,3%) petani

tergolong cukup baik, 33 (19,9 %) petani tergolong kurang baik dan 3 (1,8%)

petani tergolong tidak baik.

Page 49: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

66

4). Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Dari perhitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 68,65, median =

66,50, modus = 20; simpangan baku (SD) = 14,18, nilai minimum = 31 dan nilai

maksimum = 92. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Jaringan Irigasi No Kelas Interval Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8

31,00 – 38,63 38,64– 46,27 46,28– 54,91 54,92– 62,55 63,56– 70,19 70,20– 78,63 78,64– 86,27 86,28 – 94,91

2 11 9 41 40 4 41 18

1,20 6,63 5,82 24,70 24,10 2,41 24,70 10,84

Total 166 100

Distribusi frekuensi variabel pemeliharaan jaringan irigasi disajikan pada

grafik histogram berikut ini :

Gambar XI. Histogram Pemeliharaan Jaringan Irigasi

2

11 9

41 40

4

41

18

0

10

20

30

40

50

Fre

kuen

si

31 38.6 46.3 53.9 61.6 70 78.6 86.3

Interval

Histogram Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Page 50: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

67

Pada variabel pemeliharaan jaringan irigasi diperoleh skor tertinggi ideal

sebesar 96 dan skor terendah ideal sebesar 24. Mean ideal yang diperoleh adalah

60 dan standar deviasi ideal adalah 12. Dengan demikian skor pemeliharaan

jaringan irigasi dapat digolongkan seperti pada Tabel 14 sebagai berikut :

Tabel 14. Kategori tingkat pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi Norma Kelas Interval Kategori N Persentase

> (Mi + 1,5 Sdi) Mi sampai (Mi + 1,5 Sdi) (Mi – 1,5 Sdi) sampai Mi

< (Mi – 1,5 Sdi)

78 > 60 – 78 42 – 60

< 42

Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik

60 69 31 6

36,1 41,6 18,7 3,6

Jumlah 166 100

Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa dari 166 petani, 60 petani (36,1 %)

tergolong memiliki tingkat pemeliharaan jaringan irigasi yang baik, 69 (41,6 %)

petani tergolong cukup baik, 31 (18,7 %) petani tergolong kurang baik dan

sebanyak 6 petani atau (3,6 %) tergolong tidak baik.

3. Kegiatan Pengamatan

Dalam melakukan pengamatan terhadap jaringan irigasi, observasi hanya

dilakukan terhadap bangunan utama dan bangunan pelengkap.

a. Bangunan Utama

Untuk observasi pada bangunan utama di bagi menjadi :

1). Bangunan Bendung

2). Bangunan Pengambilan

3). Bangunan Penguras

4). Bangunan Ukur jenis Cippolleti

5). Bangunan Bagi dan Pintu Air

Page 51: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

68

Observasi penilaian terhadap bangunan utama dilakukan dalam 2 tingkatan

yaitu :

1. Bangunan utama dikatakan “Layak” bila masih berada dalam keadaan sesuai

dengan bentuk, ukuran semula, lengkap, tidak mengalami kerusakan, terawat

dan masih berfungsi maka diberi skor 1.

2. Bangunan utama dikatakan “Tidak Layak” bila sudah terjadi perubahan-

perubahan bentuk, ukuran semula dan tidak lengkap, mengalami kerusakan,

tidak terawat dan tidak berfungsi maka diberi skor 0.

1). Bangunan Bendung

Observasi dilakukan terhadap 1 bangunan bendung yang ada di wilayah

penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi dapat

dilihat dalam tabel 15. berikut ini :

Tabel 15. Observasi Terhadap Bendung

No

Kriteria jumlah %

Layak Tidak layak

Layak Tidak layak

1 Badan bendung 1 0 100 0

2 Hulu bendung 0 1 0 100

3 Pas. Penahan tanggul 1 0 100 0

4 Koperan sayap 1 0 100 0

5 Kolam olak 1 0 100 0

6 Peil scala 1 0 100 0

7 Papan nama bendungan 1 0 100 0

8 Rumah jaga 1 0 100 0

9 Kebersihan terhadap sampah 1 0 100 0

Rerata 88,9 11,1

Page 52: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

69

2). Bangunan Pengambilan

Observasi dilakukan terhadap 1 bangunan pengambilan pada bendung

yang ada di wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak Hasil

observasi dapat dilihat dalam Tabel 16. berikut ini :

Tabel 16. Observasi Terhadap Bangunan Pengambilan

No Kriteria

Jumlah % Layak Tidak

Layak Layak Tidak

Layak 1 Daun pintu sadap 1 0 100 0 2 Batang pengangkat pintu 1 0 100 0 3 Drat stang 1 0 100 0 4 Sponing pintu 1 0 100 0 5 Kebersihan terhadap sampah 0 1 0 100 6 Roda gigi 1 0 100 0 Rerata 83,3 16,7

3). Bangunan Penguras

Observasi dilakukan terhadap 1 bangunan penguras pada bendung yang

ada di wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak Hasil

observasi dapat dilihat dalam Tabel 17. berikut ini

Tabel 17. Observasi Terhadap Bangunan Penguras

No Kriteria

Jumlah % Layak Tidak

layak Layak Tidak

Layak 1 Pintu pembilas 1 0 100 0 2 Batang pengangkat pintu 1 0 100 0 3 Drat stang 1 0 100 0 4 Sponing pintu 1 0 100 0 5 Kebersihan terhadap sampah 0 1 0 100 6 Roda gigi 1 0 100 0 Rerata 83,3 16,7

Page 53: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

70

4). Bangunan Ukur Jenis Cippolleti

Observasi dilakukan terhadap 2 bangunan ukur yang ada di wilayah

penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak Hasil observasi dapat

dilihat ddalam Tabel 18. berikut ini :

Tabel 18. Observasi Terhadap Bangunan Ukur

No

Kriteria

Bang Ukur

Jumlah %

1 2 Layak Tidak layak

Layak Tidak layak

1 Pas. Beton/batu kali 1 1 2 0 100 0 2 Plesteran 0 1 1 1 50 50 3 Peil Scala 1 1 2 0 100 0 4 Kebersihan terhadap sampah 1 0 1 1 50 50 Rerata 50 50

5). Bangunan Bagi dan Pintu Air

Observasi dilakukan terhadap 7 bangunan bagi dan pintu air yang ada di

wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi

dapat dilihat dalam Tabel 19. berikut ini :

Tabel 19. Observasi Terhadap Bangunan Bagi dan Pintu Air

No Kriteria Bagi dan Pintu

Jumlah % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 L T

L Layak Tidak

Layak

1 Pas. Batu kali/beton 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 100 0 2 Plesteran 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 0 100 0 3 Daun pintu air 1 0 1 0 0 1 1 1 1 5 4 55.6 44,4 4 Drat Stang 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 88,9 11,1 5 Batang ulir pintu 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1 88,9 11,1 6 Sponing pintu 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 2 77,8 22,2 7 Kebersihan terhadap

sampah 1 0 1 1 1 0 0 0 1 5 4 55,6 44,4

Rerata 80,9 19,1

Page 54: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

71

B. Bangunan Pelengkap

Untuk observasi pada bangunan lengkap di bagi menjadi :

1). Bangunan Terjun

2). Bangunan Gorong-Gorong

3). Bangunan Talang

Observasi penilaian terhadap bangunan pelengkap dilakukan dalam 2

tingkatan yaitu :

1. Bangunan pelengkap dikatakan “Layak” bila masih berada dalam keadaan

sesuai dengan bentuk, ukuran semula, lengkap, tidak mengalami kerusakan,

terawat dan masih berfungsi maka diberi skor 1.

2. Bangunan pelengkap dikatakan “Tidak Layak” bila sudah terjadi perubahan-

perubahan bentuk, ukuran semula dan tidak lengkap, mengalami kerusakan,

tidak terawat dan tidak berfungsi maka diberi skor 0.

1). Bangunan Terjun

Observasi dilakukan terhadap 4 bangunan terjun yang ada di wilayah

penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi dapat

dilihat dalam Tabel 20. berikut ini :

Tabel 20. Observasi Terhadap Bangunan Terjun

No

Kriteria Terjunan jumlah %

1 2 3 4

Layak Tidak layak

Layak Tidak

layak

1 Pas. Batu kali/beton 1 1 1 1 4 0 100 0 2 Plesteran 1 1 1 1 4 0 100 0 3 Koperan sayap 1 1 0 0 2 2 50 50 4 Dasar hulu 1 1 0 1 3 1 75 25 5 Dasar hilir 1 0 0 0 1 3 25 75

Page 55: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

72

6 Kebersihan terhadap sampah

1 0 0 1 2 2 50 50

Rerata 66,7 27,8 2). Bangunan Gorong-Gorong

Observasi dilakukan terhadap 3 bangunan gorong-gorong yang ada di

wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi

dapat dilihat dalam Tabel 21 berikut ini :

Tabel 21. Observasi Terhadap Bangunan Gorong-Gorong

No

Kriteria Gorong-Gorong

Jumlah %

1 2 3 Layak Tidak layak

Layak Tidak layak

1 Pas. Beton/batu kali 1 1 1 3 0 100 0 2 Sayap gantung 1 1 1 2 1 66,6 33,4 3 Boks Inlet 1 1 1 3 0 100 0 4 Kebersihan terhadap

sampah 0 0 1 1 2 33,4 66,6

Rerata 75 75 3). Bangunan Talang

Observasi dilakukan terhadap 1 bangunan talang yang ada di wilayah

penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi dapat

dilihat dalam Tabel 22 berikut ini :

Tabel 22. Observasi Terhadap Bangunan Talang Air

No

Kriteria Jumlah %

Layak Tidak layak

Layak Tidak layak

1 Lantai talang 1 0 100 0 2 Plesteran 0 1 0 100 3 Sayap talang 1 0 100 0 4 Kebersihan terhadap

sampah 1 0 100 0

Rerata 75 25

Page 56: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

73

D. Deskripsi Sistem Jaringan

1. Obyek Penelitian

Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun

pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari

semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-

sifatnya, dinamakan populasi. Sedangkan sebagian yang diambil dari populasi

disebut sampel.

Untuk mengambil sampel memerlukan beberapa tahapan yaitu populasi

yang berjumlah 13 unit P3A diambil dengan metode acak sederhana dengan

mengundi tiap-tiap lokasi hulu, tengah dan hilir.

Dari pengundian itu didapatkan nama P3A yang mewakili hulu yaitu Sido

Makmur dengan jumlah anggota (∑ L) 93 orang petani, tengah diwakili oleh

Ngudi Makmur dengan jumlah anggota (∑ L) 76 orang petani, dan hilir diwakili

oleh Tirto Raharjo yang berjumlah (∑ L) 120 orang anggota petani jadi jumlah

total populasi (N) 289 orang petani. Dengan taraf kepercayaan sebesar 95% dan

tingkat presisi 5%, diperoleh d = 0,05 serta Z = 1,96. Dari populasi sebesar 289

maka sampel yang didapatkan adalah :

289 * (1,96)2 * 0,25 n =

[(0,05) 2 * ( 289 - 1)] – [ (1,96) 2 * 0,25]

n = 165, 2 dibulatkan menjadi 166 sampel

Untuk mendapatkan sampel pada masing-masing lokasi digunakan cara

yaitu membagi jumlah anggota dalam satu lokasi (∑ L) dengan jumlah total

Page 57: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

74

populasi (N) dikalikan jumlah total sampel (n), maka diperoleh hasil sebagai

berikut :

a. Hulu mendapat 53,41 dibulatkan menjadi sampel 54

b. Tengah mendapat 43,65 dibulatkan menjadi sampel 44

c. Hilir mendapat 68,92 dibulatkan menjadi sampel 69

2. Kondisi Geologis Daerah Pertanian

a. Letak

Daerah Irigasi Simo terletak di Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta atau tepatnya pada dua Kecamatan yaitu Kecamatan

Ponjong dan Kecamatan Karangmojo. Untuk mencapai daerah tersebut dapat

ditempuh melalui jalan darat dengan kondisi jalan beraspal, ke arah Timur ± 18

Km dari pusat kota Wonosari ke Ponjong.

Daerah Irigasi Simo terletak pada posisi 07 0 66′ 39″ LS dan 110 0 41′ 4″

BT dengan kondisi daerah jaringan irigasi ini berdasarkan Updating DI Simo pada

ketinggian rata-rata ± 180 – 240 m di atas permukaan air laut.

b. Luas Oncoran

Berdasarkan pengamatan dilapangan dan skema jaringan luas areal

oncoran Daerah Irigasi Simo sebesar 1276.21 Ha, dengan sumber air dari sungai

Beton dengan Intake Kiri. Luas areal oncoran untuk saluran induk sebesar 52.26

Ha dan saluran sekunder Karangmojo sebesar 293.56 Ha. Areal oncoran DI Simo

terletak di Kecamatan Ponjong dan Kecamatan Karangmojo. Areal oncoran

Saluran Induk tepatnya terletak di Desa Sumbergiri dan Desa Genjahan. Areal

Page 58: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

75

oncoran Saluran Sekunder Karangmojo terletak di Desa Karangmojo. Secara rinci

nama petak dan luas areal dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6 berikut.

Tabel 5. Petak-petak Tersier Pada Saluran Induk Simo No Nama Bangunan Petak Tersier Luas Areal (Ha)

Nomen Clatur Nomen Clatur 1 SALURAN INDUK SIMO

Cr.Sm.1 Cr.Sm.2 Cr.Sm.3 Cr.Sm.4 Cr.Sm.5 Cr.Sm.6 Cr.Sm.7 Cr.Sm.8 B.Sm.1 B.Sm.2

Cr.Sm.1 Ka Cr.Sm.2 Ka Cr.Sm.3 Ka Cr.Sm.4 Ka Cr.Sm.5 Ka Cr.Sm.5 Ki Cr.Sm.6 Ki Cr.Sm.7 Ka Cr.Sm.8 Ka Sm.1 Ka -

0,10 0,23 6,0

4,95 5,00 0,25 7,23 3,00 2,40

22,30 Sub Total 52,26

Tabel 6. Petak-petak Tersier Pada Saluran Sekunder Karangmojo No Nama Bangunan Petak Tersier Luas Areal (Ha)

Nomen Clatur Nomen Clatur 2 SALURAN SEKUNDER KARANGMOJO

Cr.Kj.1 Cr.Kj.2 Cr.Kj.3

B.Kj.1 Cr.Kj.4 B.Kj.2 Cr.Kj.5 B.Kj.3

Cr.Kj.6 Cr.Kj.7 Cr.Kj.8 B.Kj.4 B.Kj.5 Cr.Kj.9 Cr.Kj.10 Cr.Kj.11 B.Kj.6

Cr.Kj.12 B.Kj.7

Cr.Kj.13

Cr.Kj.1 Ka Cr.Kj.2 Ka Cr.Kj.3 Ka Cr.Kj.3 Ki Kj.1 Ki Cr.Kj.4 Ki Kj.2 Ki Cr.Kj.5 Ka Kj.3 Ka Kj.3 Ki Cr.Kj.6 Ki Cr.Kj.7 Ki Cr.Kj.8 Ki Kj.4 Ka Kj.5 Ka Cr.Kj.9 Ki Cr.Kj.10 Ka Cr.Kj.11 Ki Kj.6 Ka Cr.Kj.12 Ki Kj.7 Ka Kj.7 Ki Cr.Kj.13 Ka

5,70 1,40 7,80 1,30

18,34 2,95

13,50 6,04

34,90 16,04 1,28 5,80 8,01

31,85 23,16 3,60 5,80 3,26

28,08 6,03

11,10 14,30 5,94

Page 59: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

76

Cr.Kj.14 Cr.Kj.15 B.Kj.8 B.Kj.9

Cr.Kj.14 Ki Cr.Kj.15 Ka Kj.8 Ki

9,54 9,54

18,30

Sub Total 293,56 Total 345,82

Sumber : Dinas Pengairan Gunung Kidul.

c. Kondisi Hidrologis

Secara umum kebutuhan air yang di konsumsi masyarakat Kecamatan

Ponjong dan Kecamatan Karangmojo memiliki dua sumber air yang berasal dari

air tanah dan air hujan. Untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman pangan di

DI Simo, petani menggunakan sumber air dari sungai, dan air hujan. Kebutuhan

air untuk pertanian di DI Simo khususnya di daerah penelitian dipenuhi dari

sungai Beton melalui Bendung Simo yang terletak di Desa Genjahan, Kecamatan

Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul. Pemanfaatan air tanah digunakan untuk

keperluan sehari-hari, yaitu untuk kebutuhan air minum, mandi, cuci dan lain

sebagainya. Berikut ini gambar letak saluran irigasi, petak tersier beserta luas

lahan persawahan yang diairi air irigasi.

3. Deskripsi Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Penelitian ini dilakukan terhadap 166 petani yang mewakili petani di

daerah hulu, tengah dan hilir yang memanfaatkan saluran induk simo dan saluran

sekunder Karangmojo.

Penelitian terhadap jaringan irigasi yang dilakukan oleh petani meliputi :

d. Pemeliharaan saluran ( rutin dan berkala)

e. Pemeliharaan Bangunan ( batu, kayu, besi dan beton)

Page 60: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

77

f. Pemeliharaan mendadak/tiba-tiba

Untuk pendiskripsian data hasil penelitian dengan ubahan pemeliharaan

jaringan irigasi dilakukan dengan menggunakan statistik diskriptif ( tendency

sentral). Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi perhitungan rerata

(mean), nilai tengah (median), nilai yang sering muncul (modus), simpangan baku

(SD), skor minimum dan skor maksimum serta identifikasi kategori tiap-tiap

variabel. Ubahan atau variabel pemeliharaan jaringan irigasi terdiri dari 3

indikator variabel yaitu, pemeliharaan saluran, pemeliharaan bangunan dan

pemeliharaan tiba-tiba/mendadak. Untuk mendiskripsikan per indikator kemudian

di deskripsikan dalam satu variabel pemeliharaan jaringan irigasi dengan indikator

variabel.

1) Pemeliharaan saluran

Dari perhitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 31,90, median =

32,70, modus = 37,50, simpangan baku (SD) = 7,33, nilai minimum = 16 dan nilai

maksimum = 43,00. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Saluran No Kelas Interval Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 6 7

16,00 – 19,86 19,87 – 23,73 23,74 – 27,60 27,61 – 31,47 31,48 – 35,34 35,35 – 39,21 39,22 – 43,08

5 23 25 24 20 46 23

3,01 13,83 15,06 14,46 12,05 27,71 13,86

Total 166 100

Page 61: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

78

Distribusi frekuensi variabel pemeliharaan saluran disajikan pada

histogram berikut ini :

5

23 25 2420

46

23

00

10

20

30

40

50F

reku

en

si

16 19.9 23.7 27.6 31.5 35.4 39.2 43.1

Interval

Histogram Pemeliharaan Saluran

Gambar VIII. Histogram Pemeliharaan Saluran

Pada variabel pemeliharaan saluran diperoleh skor tertinggi ideal sebesar

44 dan skor terendah ideal sebesar 11. Mean ideal (Mi) yang diperoleh adalah

27,5 dan standar deviasi ideal (Sdi) adalah 5,5. Dengan demikian skor

pemeliharaan saluran dapat digolongkan seperti pada Tabel 8 sebagai berikut :

Tabel 8. Kategori Tingkat Pelaksanaan Pemeliharaan Saluran Norma Kelas Interval Kategori N Persentase

> (Mi + 1,5 Sdi) Mi sampai (Mi + 1,5 Sdi) (Mi – 1,5 Sdi) sampai Mi

< (Mi – 1,5 Sdi)

> 35,75 27,5 – 35,75 19,25 – 27,5

< 19,25

Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik

69 44 48 5

41,6 26,5 28,9 3,0

Jumlah 166 100 Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa dari 166 petani, 69 petani (41,6 %)

tergolong memiliki tingkat pemeliharaan saluran yang baik, 44 (26,5%) petani

tergolong cukup baik, 48 (28,9 %) petani tergolong kurang baik dan 5 (3 %)

petani tergolong tidak baik.

Page 62: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

79

2). Pemeliharaan Bangunan

Dari perhitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 24,64, median =

25,09, modus = 30,50, simpangan baku (SD) = 6,99, nilai minimum = 9 dan nilai

maksimum = 36. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Bangunan No Kelas Interval Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 6 7

9,00 – 12,86 12,87 – 16,73 16,74– 20,60 20,61– 24,47 24,48– 28,34 28,35– 32,21 32,22– 36,08

13 14 16 36 27 42 18

7,83 8,43 9,64 21,69 16,27 25,30 10,84

Total 166 100

Distribusi frekuensi variabel pemeliharaan bangunan disajikan pada

histogram berikut ini :

1314 16

36

27

42

18

00

10

20

30

40

50

Frek

uens

i

9 12.9 16.7 20.6 24.5 28.4 32.2 36.1

Interval

Histogram Pemeliharaan Bangunan

Gambar IX. Histogram Pemeliharaan bangunan

Pada variabel pemeliharaan saluran diperoleh skor tertinggi ideal sebesar

36 dan skor terendah ideal sebesar 9. Mean ideal yang diperoleh adalah 22,5 dan

standar deviasi ideal adalah 4,5. Dengan demikian skor pemeliharaan bangunan

dapat digolongkan seperti pada Tabel 10 sebagai berikut :

Page 63: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

80

Tabel 10. Kategori Tingkat Pelaksanaan Pemeliharaan Bangunan Norma Kelas Interval Kategori N Persentase

> (Mi + 1,5 Sdi) Mi sampai (Mi + 1,5 Sdi) (Mi – 1,5 Sdi) sampai Mi

< (Mi – 1,5 Sdi)

29,25 > 22,5 – 29,25 15,75 – 22,5

< 15,75

Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik

51 64 27 24

30,7 38,6 16,3 14,5

Jumlah 166 100 Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa dari 166 petani, 51 petani (30,7 %)

tergolong memiliki tingkat pemeliharaan bangunan yang baik, 64 (38,6%) petani

tergolong cukup baik, 27 (16,3 %) petani tergolong kurang baik dan 24 (14,5 %)

petani tergolong tidak baik.

3). Pemeliharaan mendadak/tiba-tiba

Dari perhitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 12,11, median =

12,92, modus = 14,00, simpangan baku (SD) = 2,97, nilai minimum = 4 dan nilai

maksimum = 16. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Mendadak/Tiba-Tiba No Kelas Interval Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5

4,00 – 6,40 6,40 – 8,90 9,00 – 12,30 11,40 – 15,80 13, 90 – 16,30

3 33 37 72 21

1,81 19,88 22,29 43,37 12,65

Total 166 100

Distribusi frekuensi variabel pemeliharaan saluran disajikan pada

histogram berikut ini :

Page 64: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

81

3

33 37

72

21

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Frek

uens

i

4 6.5 9 11.4 13.9

Interval

Histogram Pemeliharaan Mendadak

Gambar X. Histogram Pemeliharaan Mendadak

Pada variabel pemeliharaan saluran diperoleh skor tertinggi ideal sebesar

16 dan skor terendah ideal sebesar 4. Mean ideal yang diperoleh adalah 10 dan

standar deviasi ideal adalah 2. Dengan demikian skor pemeliharaan mendadak

dapat digolongkan seperti pada Tabel 12 sebagai berikut :

Tabel 12. Kategori Tingkat Pelaksanaan Pemeliharaan Mendadak Norma Kelas Interval Kategori N Persentase

> (Mi + 1,5 Sdi) Mi sampai (Mi + 1,5 Sdi) (Mi – 1,5 Sdi) asmpai Mi < (Mi – 1,5 Sdi)

13 > 10 – 13 7 – 10

< 7

Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik

73 57 33 3

44 34,3 19,9 1,8

Jumlah 166 100

Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa dari 166 petani, 73 petani (44 %)

tergolong memiliki tingkat pemeliharaan mendadak yang baik, 57(34,3%) petani

tergolong cukup baik, 33 (19,9 %) petani tergolong kurang baik dan 3 (1,8%)

petani tergolong tidak baik.

Page 65: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

82

4). Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Dari perhitungan statistik deskriptif diperoleh rerata = 68,65, median =

66,50, modus = 20; simpangan baku (SD) = 14,18, nilai minimum = 31 dan nilai

maksimum = 92. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Pemeliharaan Jaringan Irigasi No Kelas Interval Frekuensi Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8

31,00 – 38,63 38,64– 46,27 46,28– 54,91 54,92– 62,55 63,56– 70,19 70,20– 78,63 78,64– 86,27 86,28 – 94,91

2 11 9 41 40 4 41 18

1,20 6,63 5,82 24,70 24,10 2,41 24,70 10,84

Total 166 100

Distribusi frekuensi variabel pemeliharaan jaringan irigasi disajikan pada

grafik histogram berikut ini :

Gambar XI. Histogram Pemeliharaan Jaringan Irigasi

2

11 9

41 40

4

41

18

0

10

20

30

40

50

Fre

kuen

si

31 38.6 46.3 53.9 61.6 70 78.6 86.3

Interval

Histogram Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Page 66: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

83

Pada variabel pemeliharaan jaringan irigasi diperoleh skor tertinggi ideal

sebesar 96 dan skor terendah ideal sebesar 24. Mean ideal yang diperoleh adalah

60 dan standar deviasi ideal adalah 12. Dengan demikian skor pemeliharaan

jaringan irigasi dapat digolongkan seperti pada Tabel 14 sebagai berikut :

Tabel 14. Kategori tingkat pelaksanaan pemeliharaan jaringan irigasi Norma Kelas Interval Kategori N Persentase

> (Mi + 1,5 Sdi) Mi sampai (Mi + 1,5 Sdi) (Mi – 1,5 Sdi) sampai Mi

< (Mi – 1,5 Sdi)

78 > 60 – 78 42 – 60

< 42

Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik

60 69 31 6

36,1 41,6 18,7 3,6

Jumlah 166 100

Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa dari 166 petani, 60 petani (36,1 %)

tergolong memiliki tingkat pemeliharaan jaringan irigasi yang baik, 69 (41,6 %)

petani tergolong cukup baik, 31 (18,7 %) petani tergolong kurang baik dan

sebanyak 6 petani atau (3,6 %) tergolong tidak baik.

3. Kegiatan Pengamatan

Dalam melakukan pengamatan terhadap jaringan irigasi, observasi hanya

dilakukan terhadap bangunan utama dan bangunan pelengkap.

a. Bangunan Utama

Untuk observasi pada bangunan utama di bagi menjadi :

1). Bangunan Bendung

2). Bangunan Pengambilan

3). Bangunan Penguras

4). Bangunan Ukur jenis Cippolleti

5). Bangunan Bagi dan Pintu Air

Page 67: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

84

Observasi penilaian terhadap bangunan utama dilakukan dalam 2 tingkatan

yaitu :

3. Bangunan utama dikatakan “Layak” bila masih berada dalam keadaan sesuai

dengan bentuk, ukuran semula, lengkap, tidak mengalami kerusakan, terawat

dan masih berfungsi maka diberi skor 1.

4. Bangunan utama dikatakan “Tidak Layak” bila sudah terjadi perubahan-

perubahan bentuk, ukuran semula dan tidak lengkap, mengalami kerusakan,

tidak terawat dan tidak berfungsi maka diberi skor 0.

1). Bangunan Bendung

Observasi dilakukan terhadap 1 bangunan bendung yang ada di wilayah

penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi dapat

dilihat dalam tabel 15. berikut ini :

Tabel 15. Observasi Terhadap Bendung

No

Kriteria jumlah %

Layak Tidak layak

Layak Tidak layak

1 Badan bendung 1 0 100 0

2 Hulu bendung 0 1 0 100

3 Pas. Penahan tanggul 1 0 100 0

4 Koperan sayap 1 0 100 0

5 Kolam olak 1 0 100 0

6 Peil scala 1 0 100 0

7 Papan nama bendungan 1 0 100 0

8 Rumah jaga 1 0 100 0

9 Kebersihan terhadap sampah 1 0 100 0

Rerata 88,9 11,1

Page 68: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

85

2). Bangunan Pengambilan

Observasi dilakukan terhadap 1 bangunan pengambilan pada bendung

yang ada di wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak Hasil

observasi dapat dilihat dalam Tabel 16. berikut ini :

Tabel 16. Observasi Terhadap Bangunan Pengambilan No

Kriteria Jumlah %

Layak Tidak Layak

Layak Tidak Layak

1 Daun pintu sadap 1 0 100 0 2 Batang pengangkat pintu 1 0 100 0 3 Drat stang 1 0 100 0 4 Sponing pintu 1 0 100 0 5 Kebersihan terhadap sampah 0 1 0 100 6 Roda gigi 1 0 100 0 Rerata 83,3 16,7

3). Bangunan Penguras

Observasi dilakukan terhadap 1 bangunan penguras pada bendung yang

ada di wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak Hasil

observasi dapat dilihat dalam Tabel 17. berikut ini

Tabel 17. Observasi Terhadap Bangunan Penguras No

Kriteria Jumlah %

Layak Tidak layak

Layak Tidak Layak

1 Pintu pembilas 1 0 100 0

2 Batang pengangkat pintu 1 0 100 0

3 Drat stang 1 0 100 0

4 Sponing pintu 1 0 100 0

5 Kebersihan terhadap sampah 0 1 0 100

6 Roda gigi 1 0 100 0

Rerata 83,3 16,7

Page 69: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

86

4). Bangunan Ukur Jenis Cippolleti

Observasi dilakukan terhadap 2 bangunan ukur yang ada di wilayah

penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak Hasil observasi dapat

dilihat ddalam Tabel 18. berikut ini :

Tabel 18. Observasi Terhadap Bangunan Ukur

No

Kriteria Bang Ukur

Jumlah %

1 2 Layak Tidak layak

Layak Tidak layak

1 Pas. Beton/batu kali 1 1 2 0 100 0 2 Plesteran 0 1 1 1 50 50 3 Peil Scala 1 1 2 0 100 0 4 Kebersihan terhadap sampah 1 0 1 1 50 50 Rerata 50 50

5). Bangunan Bagi dan Pintu Air

Observasi dilakukan terhadap 7 bangunan bagi dan pintu air yang ada di

wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi

dapat dilihat dalam Tabel 19. berikut ini :

Tabel 19. Observasi Terhadap Bangunan Bagi dan Pintu Air

No

Kriteria Bagi dan Pintu Jumlah % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 L T

L Layak Tidak

Layak

1 Pas. Batu kali/beton 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0 100 0 2 Plesteran 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 0 100 0 3 Daun pintu air 1 0 1 0 0 1 1 1 1 5 4 55.6 44,4 4 Drat Stang 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 88,9 11,1 5 Batang ulir pintu 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 1 88,9 11,1 6 Sponing pintu 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 2 77,8 22,2 7 Kebersihan terhadap

sampah 1 0 1 1 1 0 0 0 1 5 4 55,6 44,4

Rerata 80,9 19,1

Page 70: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

87

B. Bangunan Pelengkap

Untuk observasi pada bangunan lengkap di bagi menjadi :

1). Bangunan Terjun

2). Bangunan Gorong-Gorong

3). Bangunan Talang

Observasi penilaian terhadap bangunan pelengkap dilakukan dalam 2

tingkatan yaitu :

1. Bangunan pelengkap dikatakan “Layak” bila masih berada dalam keadaan

sesuai dengan bentuk, ukuran semula, lengkap, tidak mengalami kerusakan,

terawat dan masih berfungsi maka diberi skor 1.

2. Bangunan pelengkap dikatakan “Tidak Layak” bila sudah terjadi perubahan-

perubahan bentuk, ukuran semula dan tidak lengkap, mengalami kerusakan,

tidak terawat dan tidak berfungsi maka diberi skor 0.

1). Bangunan Terjun

Observasi dilakukan terhadap 4 bangunan terjun yang ada di wilayah

penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi dapat

dilihat dalam Tabel 20. berikut ini :

Tabel 20. Observasi Terhadap Bangunan Terjun

No

Kriteria Terjunan jumlah %

1 2 3 4

Layak Tidak layak

Layak Tidak

layak

1 Pas. Batu kali/beton 1 1 1 1 4 0 100 0 2 Plesteran 1 1 1 1 4 0 100 0 3 Koperan sayap 1 1 0 0 2 2 50 50 4 Dasar hulu 1 1 0 1 3 1 75 25

Page 71: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

88

5 Dasar hilir 1 0 0 0 1 3 25 75 6 Kebersihan terhadap

sampah 1 0 0 1

2 2 50 50

Rerata 66,7 27,8

2). Bangunan Gorong-Gorong

Observasi dilakukan terhadap 3 bangunan gorong-gorong yang ada di

wilayah penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi

dapat dilihat dalam Tabel 21 berikut ini :

Tabel 21. Observasi Terhadap Bangunan Gorong-Gorong

No

Kriteria Gorong-Gorong

Jumlah %

1 2 3 Layak Tidak layak

Layak Tidak layak

1 Pas. Beton/batu kali 1 1 1 3 0 100 0 2 Sayap gantung 1 1 1 2 1 66,6 33,4 3 Boks Inlet 1 1 1 3 0 100 0 4 Kebersihan terhadap

sampah 0 0 1 1 2 33,4 66,6

Rerata 75 75 3). Bangunan Talang

Observasi dilakukan terhadap 1 bangunan talang yang ada di wilayah

penelitian menunjukan hasil masih dalam kondisi layak. Hasil observasi dapat

dilihat dalam Tabel 22 berikut ini :

Tabel 22. Observasi Terhadap Bangunan Talang Air

No

Kriteria Jumlah %

Layak Tidak layak

Layak Tidak layak

1 Lantai talang 1 0 100 0 2 Plesteran 0 1 0 100 3 Sayap talang 1 0 100 0 4 Kebersihan terhadap

sampah 1 0 100 0

Rerata 75 25

Page 72: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

89

E. Deskripsi Peranan Masyarakat

1. Deskripsi Daerah

Daerah Irigasi Simo terletak di Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta atau tepatnya berlokasi di dua Kecamatan yaitu Kecamatan

Ponjong dan Kecamatan Karangmojo. Untuk mencapai lokasi tersebut dapat

ditempuh melalui jalan darat dengan kondisi jalan yang beraspal, ke arah Timur ±

18 Km dari pusat kota Wonosari ke Ponjong. Daerah Irigasi Simo terletak pada

posisi 070 661 3911 LS dan 1100 411 411 BT dengan ketinggian rata-rata ± 180 m di

atas permukaan laut. Luas areal oncoran ± 1.276,21 Ha, sumber air yang

digunakan berasal dari sungai Beton dengan Intake Kiri.

Daerah Irigasi (DI) Simo merupakan Daerah Irigasi Teknis yang dikelola

oleh pengamat pengairan Ponjong, Cabang Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Gunungkidul. Daerah Irigasi Teknis adalah irigasi dengan struktur saluran yang

permanen, dari pintu kontrol, alat pengukur sampai unit tersier dan debitnya dapat

diatur serta diukur.

Sistem irigasi yang ada pada DI Simo terdiri dari Bangunan Utama,

Bangunan Air, Saluran Pembawa, Saluran Pembuang dan Petak Tersier.

Bangunan Utama pada Jaringan Irigasi Simo berupa bendung permanen yang

terbuat dari pasangan batu kali. Bendung ini bernama Bendung Simo dan terletak

di Sungai beton dengan lebar mercu bendung 17,50 meter dan mempunyai pintu

pengambilan 1 (satu) buah, yaitu ke arah Saluran Induk Simo. Bangunan ukur

bendung dari jenis Cippoleti yang masih berfungsi dengan baik. Lebar pintu

pengambilan 1,8 meter dan lebar pintu pembilas 1,5 meter.

Page 73: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

90

Bangunan Air pada Jaringan Irigasi Simo terdiri dari bangunan sadap,

corongan, penguras, terjunan, talang silang, avour masuk, gorong-gorong dan

jembatan. Jumlah Total seluruh bangunan air pada DI Simo adalah 299 buah

bangunan.

Saluran Pembawa Jaringan Irigasi Simo mempunyai 1(satu) saluran induk

dan 6 (enam) saluran sekunder, dengan 80 % dari panjang saluran merupakan

saluran pasangan. Secara umum kondisi saluran masih cukup baik, kerusakan

yang terjadi umumnya berupa kerusakan pasangan, sedimentasi akibat kurang

berfungsinya bangunan penguras dan kerusakan tanggul saluran. Secara lebih

lengkap untuk mengetahui jumlah jenis bangunan, alat ukur yang digunakan, serta

luas areal petak tersier dapat dilihat pada lembar Lampiran halaman 108-115.

Saluran Pembuang pada jaringan Irigasi Simo memakai saluran pembuang

alam yang berawal dari petak tersier ke lembah terus ke pembuang alam berupa

sungai. Selama ini pada Jaringan Irigasi Simo tidak ada permasalahan mengenai

sistem pembuangannya, dalam arti tidak pernah terjadi genangan atau banjir

karena sistem pembuang alam yang ada kapasitasnya sangat mencukupi. Sungai

yang berfungsi sebagai pembuang alam adalah Kali Beton, Kali Munggi, Kali

Jetis.

Pola tanam Daerah Irigasi Simo mengikuti pola tanam yang ada yaitu Padi

– Padi – Polowijo yang terbagi dalam empat golongan. Golongan A dimulai awal

bulan Desember sedangkan Golongan B, C, dan D bergeser 2 (dua) minggu dari

awal mulai tanam golongan sebelumnya. Luas areal untuk masing-masing

golongan ditetapkan sebagai berikut :

Page 74: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

91

a. Golongan A = 224,23 Ha

b. Golongan B = 344,98 Ha

c. Golongan C = 293,48 Ha

d. Golongan D = 413,52 Ha

Untuk mengetahui pembagian pola tanam, lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lembar lampiran halaman 116.

2. Deskripsi Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek (populasi) yang menjadi sasaran penelitian ini adalah anggota

organisasi P3A unit yang menggunakan air pengairan dari DI Simo, di

Kecamatan Ponjong dan Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul.

Sedangkan objek (sampel) penelitiannya adalah petani anggota organisasi P3A

unit Daerah Irigasi Simo yang telah dipilih secara random.

Untuk mengambil populasi sebagai sampel memerlukan beberapa tahapan.

Daerah Irigasi Simo yang berjumlah 13 unit P3A dibagi menjadi tiga bagian

yaitu hulu, tengah dan hilir. Bagian hulu terdiri dari tiga unit P3A, bagian tengah

terdiri dari lima unit P3A, bagian hilir terdiri dari lima unit P3A. Kemudian

masing-masing bagian diambil satu unit P3A sebagai sampel, dengan cara

melakukan pengundian.

Dari pengundian itu didapatkan nama P3A yang mewakili hulu yaitu Sari

Tirto Mulyo A dengan jumlah anggota (∑ L) 140 orang petani, tengah diwakili

oleh Sari Tirto Mulyo B dengan jumlah anggota (∑ L) 183 orang petani, dan hilir

diwakili oleh Ngudi Rejeki yang berjumlah (∑ L) 114 orang anggota petani jadi

jumlah total populasi (N) 437 orang petani.

Page 75: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

92

Untuk mendapatkan jumlah sampel secara keseluruhan dipergunakan

rumus …..(1), pada halaman 28. Dengan menentukan taraf kepercayaan sebesar

95% dan tingkat presisi 5%, diperoleh d = 0,05 serta Z = 1,96 (d adalah

ketentuan, Z diambil dari Tabel Z pada lembar Lampiran halaman 106). Dari

populasi sebesar 437 maka sampel yang didapatkan adalah :

437 * (1,96)2 * 0,25 n =

[(0,05) 2 * ( 437 - 1)] + [ (1,96) 2 * 0,25]

n = 204,68 dibulatkan menjadi 205 sampel

Untuk mendapatkan sampel pada masing-masing lokasi digunakan cara

yaitu membagi jumlah anggota dalam satu lokasi (∑ L) dengan jumlah total

populasi (N) dikalikan jumlah total sampel (n), maka diperoleh hasil sebagai

berikut :

d. Hulu mendapat 65,67 dibulatkan menjadi 66 sampel

e. Tengah mendapat 53,48 dibulatkan menjadi 53 sampel

f. Hilir mendapat 85,85 dibulatkan menjadi 86 sampel

Dari 205 orang responden terdapat 16 orang petani wanita dan 189 petani

laki-laki. Jabatan pengurus dalam organisasi P3A DI Simo semua dipegang oleh

petani laki-laki, sedangkan petani wanita hanya sebagai angggota saja. Pendidikan

petani anggota organisasi P3A DI Simo sebagian besar adalah Sekolah Dasar

(SD), ada juga yang SLTP, SMU, dan Akademi tetapi sebagian kecil saja. Dengan

lulusan Sekolah Dasar tersebut maka pola berfikir petani sangat berbeda dalam

mengelola sawah yang mereka kerjakan. Petani sudah terbiasa dengan pola tanam

Page 76: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

93

yang telah mereka terima dari nenek moyangnya yaitu dengan menanam padi-

padi-polowijo. Belum ada perubahan dengan mengganti pola tanam yang lain

misalnya padi-padi-sayuran. Dengan menggunakan pola tanam yang berbeda

tersebut kemungkinan besar untuk memberikan tambahan pada hasil pertanian

akan meningkat lebih baik. Sehingga petani yang mengelola lahan persawahan

bukan hanya lulusan Sekolah Dasar saja, bahkan Sarjana pun diharapkan dapat

terjun langsung kelapangan sebagai petani karena penghasilan yeng diperoleh bisa

diandalkan untuk kehidupan sehari-hari.

Secara umum petani yang menjadi responden dalam penelitian ini berumur

di atas 50 Tahun. Pada umur yang tergolong usia tua tersebut petani dalam

berproduksi sudah mulai menurun, sehingga diperlukan petani-petani yang berusia

muda untuk menggantikan posisinya supaya hasil produksi semakin meningkat

lebih baik. Tetapi secara umum penduduk yang berusia muda (20-45 Tahun)

kurang menyukai berprofesi sebagai petani, hal tersebut dikarenakan penghasilan

yang diperoleh tidak cukup baik untuk kehidupan sehari-hari.

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar petani

merupakan pemilik sawah yang menggarap sendiri sawahnya, dengan penghasilan

satu bulannya sebesar Rp. 300.000 sampai Rp. 650.000, sedangkan luas lahan

yang dimiliki rata-rata antara 0,15 Hektar sampai dengan 0,32 Hektar. Untuk lebih

jelasnya dapat diketahui pada Tabel Deskripsi Petani P3A pada lembar Lampiran

halaman 118.

Page 77: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

94

3. Peranan P3A Daerah Irigasi Simo

Berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 1982 tentang irigasi, pengelolaan irigasi

ditingkat usaha tani menjadi tanggung jawab petani pemakai air yang

bersangkutan. Dalam rangka pemanfaatan dan pengembangan air irigasi dan

jaringan irigasi secara tepat guna dan berhasil guna maka para petani pemakai air

yang tergabung dalam organisasi P3A berkewajiban untuk melakukan

pengelolaan air irigasi termasuk eksploitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi

beserta bangunan pelengkapnya ditingkat usaha tersebut.

Pada musim tanam padi sebelum tahun 1999 para petani anggota

organisasi P3A mengasilkan menghasilkan gabah kering 3,7 ton/Ha, musim tanam

I tahun 1999 menghasilkan 4,5 ton/Ha gabah kering, dan musim tanam II tahun

1999 menghasilkan 5,25 ton/Ha gabah kering. Dari tiga kali hasil panen terdapat

kenaikan gabah sebesar 5,76 persen bila memakai air irigasi yang dikelola oleh

P3A (Profil P3A Sari Tirto Mulyo B, 1998 : 26).

Penelitian ini dilakukan terhadap 205 petani pemakai air yang berlokasi di

DI Simo, Kecamatan Ponjong dan Kecamatan Karangmojo. Untuk

mengidentifikasi kondisi baik buruknya persepsi masyarakat terhadap peranan

P3A yang selama ini telah dilakukan oleh organisasi tersebut telah ditetapkan

kriteria ideal. Berdasarkan skor data dan penelitian yang menggunkan skala likert

1 sampai 4 diperoleh mean ideal (Mi = ½(skala Likert tertinggi + 1)) sebesar 2,500

dan standar deviasi ideal (Sdi = 1/6(skala Likert tertinggi – 1)) sebesar 0,500. Baik

buruknya persepsi masyarakat terhadap peranan P3A menurut Sutrisno Hadi

Page 78: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

95

(1992 : 35), dapat diketahui dengan mengkatagorikan skor reratanya sebagai

berikut :

Tabel 3. Katagori Skor Persepsi Masyarakat

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik1,750 - 2,500

No Jumlah skor Katagori skor

< 1,750 Tidak Baik

2,501 - 3,250

> 3,250

1

2

3

4

Untuk melihat sejauh mana persepsi masyarakat terhadap peranan

P3A dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Katagori Skor Masing-masing Sub Variabel Persepsi Masyarakat Terhadap Peranan P3A

No Jumlah Katagori Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

Skor Skor responden responden responden responden respondenX1 X2 X3 X4 X5

1 < 1,750 Tidak baik 0 0 0 0 0

2 1,750 - 2,500 Kurang Baik 2 1 0 1 0

3 2,501 - 3,250 Cukup Baik 97 75 106 110 98

4 > 3,250 Baik 106 129 99 94 107

205 205Jumlah 205 205 205

Keterangan :

X1 adalah pengertian dan tugas pokok P3A

X2 adalah hak dan kewajiban P3A

X3 adalah tugas pelaksana teknik P3A (ulu-ulu)

Page 79: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

96

X4 adalah tugas ketua blok P3A

X5 adalah total persepsi masyarakat terhadap peranan P3A

4. Peranan Gender dalam P3A

Keterlibatan perempuan dalam mengolah sawah pertanian dari dahulu

sangat besar. Dimulai dengan membuat benih tanaman, menanam bibit,

memupuk, menyiangi gulma, dan memetik hasil panen. Tetapi dalam mengolah

sawah tidak hanya menanam saja, petani diharapkan mampu dalam mengelola

sistem pengairan yang digunakan untuk mengairi tanaman, terutama padi yang

banyak membutuhkan air.

Untuk mewujudkan pengelolaan sistem irigasi yang efesien, efektif dan

berkelanjutan sangat diperlukan peran serta aktif masyarakat/P3A dengan

memberikan kesempatan yang sama, baik laki-laki maupun perempuan serta

menciptakan kepedulian isu gender dalam pengelolaan irigasi. Selama ini peran

perempuan dalam P3A sangat kurang keterlibatannya baik dalam forum biasa

maupun formal. Misalkan dalam rapat P3A perempuan jarang sekali angkat bicara

dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi organisasinya, kebanyakan mereka

hanya diam.

Contoh di atas baru hal-hal kecil dalam keorganisasian, padahal dalam

P3A terdapat banyak sekali peluang yang dapat mereka isi seperti sebagai Ketua

P3A, Wakil ketua, Bendahara, Sekretaris, Pelaksana Teknis (ulu-ulu), dan Ketua

blok. Kurangnya pengetahuan perempuan dalam sistem pengelolaan irigasi

merupakan hambatan untuk menduduki jabatan tersebut, disamping mereka masih

tabu bila diberi tugas yang biasa dipegang oleh laki-laki.

Page 80: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Peranan …staff.uny.ac.id/sites/default/files/130799890/PENGELOLAAN DAN... · Ubahan atau variabel pengoperasian jaringan irigasi terdiri

97

Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peranan

perempuan yang terlibat dalam organisasi P3A. Dengan memberikan angket

kepada 205 orang petani baik laki-laki maupun perempuan. Penelitian ini meliputi

tentang keanggotaan petani wanita, hak dan kewajiban petani wanita dalam P3A,

petani wanita sebagai pelaksana teknik (ulu-ulu), petani wanita sebagai ketua

blok. Untuk melihat sejauh mana peranan gender dalam organisasi P3A dapat

dilihat pada Tabel 5 berikut ini :

Tabel 5. Katagori Skor Masing-masing Sub Variabel Persepsi Masyarakat Terhadap Peran Wanita Dalam P3A

No Jumlah Katagori Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

Skor Skor responden responden responden responden respondenX6 X7 X8 X9 X10

1 < 1,750 Tidak baik 25 29 86 163 45

2 1,750 - 2,500 Kurang Baik 91 103 118 41 160

3 2,501 - 3,250 Cukup Baik 89 62 1 1 0

4 > 3,250 Baik 0 11 0 0 0

205 205Jumlah 205 205 205

Keterangan:

X6 adalah keanggotaan petani wanita dalam P3A

X7 adalah hak dan kewajiban petani wanita dalam P3A

X8 adalah petani wanita sebagai pelaksana teknik

X9 adalah petani wanita sebagai ketua blok

X10 adalah total persepsi masyarakat terhadap peran gender dalam P3A