HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis...

19
21 HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Palopo 1. Kondisi Geografis Daerah Kedudukan geografis Kota Palopo berada pada posisi strategis sebagai titik simpul jalur transportasi darat dan laut poros Trans Sulawesi. Pada posisi ini kota Palopo menjadi salah jalur distribusi barang jalur darat dari Makassar dan Pare-Pare menuju Propinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur, sedangkan pada jalur transportasi laut Kota Palopo sudah menjadi salah satu pelabuhan laut menuju Kota-Kota di wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara. Kedudukan geografis Kota Palopo sebagai wilayah yang berada di pesisir Teluk Bone dimana sebagian besar kebutuhan air bersih didukung dengan keberadaan hutan yang sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Luwu dan Toraja Utara. Kondisi alam pada wilayah hulu khususnya perbatasan dengan Kabupaten Luwu & Toraja Utara sangat berpengaruh pada kondisi di Kota Palopo. Kondisi cuaca dengan hujan lebat yang terjadi sekitar bulan Juni sampai Desember sangat rentang menimbulkan banjir dan tanah longsor. Secara administratif luas wilayah Kota Palopo kurang lebih 247,52 Km 2 , dengan batas batas sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Kabupaten Luwu 2. Sebelah Selatan : Kabupaten Luwu 3. Sebelah Timur : Teluk Bone 4. Sebelah Barat : Kabupaten Toraja Utara (Sumber : Palopo Dalam Angka Tahun 2012) Dari aspek topografisnya, wilayah Kota Palopo sebagian besar merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0-100 m sebesar 63%, selebihnya merupakan daerah pegunungan. 2. Potensi Unggulan Daerah Potensi unggulan Kota Palopo jika dilihat dari konstribusi sektor atau lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB juga masih bertumpu pada sektor pertanian, meskipun dalam lima tahun terakhir terlihat adanya pergeseran. Kontribusi sektor pertanian secara signifikan mengalami penurunan, pada tahun 2009 mencapai 25,56 % dibandingkan dengan keadaan tahun 2008 dengan kontribusi 29,22 %, begitupun pada tahun 2010 hingga tahun 2012. Di sisi lain

Transcript of HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis...

Page 1: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

21

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kota Palopo

1. Kondisi Geografis Daerah

Kedudukan geografis Kota Palopo berada pada posisi strategis sebagai titik simpul jalur

transportasi darat dan laut poros Trans Sulawesi. Pada posisi ini kota Palopo menjadi salah jalur

distribusi barang jalur darat dari Makassar dan Pare-Pare menuju Propinsi Sulawesi Tengah,

Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur, sedangkan pada jalur transportasi laut Kota Palopo sudah

menjadi salah satu pelabuhan laut menuju Kota-Kota di wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara.

Kedudukan geografis Kota Palopo sebagai wilayah yang berada di pesisir Teluk Bone

dimana sebagian besar kebutuhan air bersih didukung dengan keberadaan hutan yang sebagian

besar berada di wilayah Kabupaten Luwu dan Toraja Utara. Kondisi alam pada wilayah hulu

khususnya perbatasan dengan Kabupaten Luwu & Toraja Utara sangat berpengaruh pada kondisi

di Kota Palopo. Kondisi cuaca dengan hujan lebat yang terjadi sekitar bulan Juni sampai

Desember sangat rentang menimbulkan banjir dan tanah longsor. Secara administratif luas

wilayah Kota Palopo kurang lebih 247,52 Km2, dengan batas batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kabupaten Luwu

2. Sebelah Selatan : Kabupaten Luwu

3. Sebelah Timur : Teluk Bone

4. Sebelah Barat : Kabupaten Toraja Utara

(Sumber : Palopo Dalam Angka Tahun 2012)

Dari aspek topografisnya, wilayah Kota Palopo sebagian besar merupakan dataran rendah

dengan ketinggian 0-100 m sebesar 63%, selebihnya merupakan daerah pegunungan.

2. Potensi Unggulan Daerah

Potensi unggulan Kota Palopo jika dilihat dari konstribusi sektor atau lapangan usaha

terhadap pembentukan PDRB juga masih bertumpu pada sektor pertanian, meskipun dalam lima

tahun terakhir terlihat adanya pergeseran. Kontribusi sektor pertanian secara signifikan

mengalami penurunan, pada tahun 2009 mencapai 25,56 % dibandingkan dengan keadaan tahun

2008 dengan kontribusi 29,22 %, begitupun pada tahun 2010 hingga tahun 2012. Di sisi lain

Page 2: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

22

beberapa sektor seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran, Jasa -jasa, Keuangan secara

signifikan mengalami pertumbuhan. Pada sektor pertanian beberapa sub sektor justru mengalami

peningkatan yang signifikan khususnya sub sektor perikanan dan kelautan yang didorong oleh

meningkatnya produksi rumput laut cattonik dan glacilaria yang banyak memperoleh permintaan

dari luar daerah. Subsektor pertanian yang menjadi unggulan daerah saat ini adalah

pengembangan komoditi rumput laut dan kakao, sehingga ditempatkan sebagai komoditi yang

memiliki konpetensi inti dalam strategi pengembangan industri daerah dan nasional (Palopo

dalam angka : 2012).

Berdasarkan kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB, terlihat bahwa struktur

perekonomian Kota Palopo ditopang oleh tiga sektor terbesar yakni sektor Perdagangan, Hotel &

Restoran 24,59 %, Bangunan 12,20 % dan Keuangan, Persewaan 15,20 %, Perkembangan

presentase kontribusi sektor-sektor terhadap pembentukan PDRB Kota Palopo dapat dilihat pada

tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1

Beberapa sektor yang berpengaruh cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota

Palopo antara lain sektor Pertanian, sektor Bangunan, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran,

sektor Angkutan dan Komunikasi, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan sektor

Jasa – Jasa. Secara rinci pertumbuhan masing – masing sektor dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Page 3: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

23

Tabel 4.2

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada kurun waktu 2008-2012 sektor Angkutan &

Komunikasi masih menjadi sektor paling tinggi laju pertumbuhannya yaitu sekitar 15,95 persen.

Hal ini merupakan konsekuensi dari daerah yang sedang berkembang dan membangun seperti

Kota Palopo.

3. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kota Palopo dalam kurun waktu 2008-2012 menunjukkan trend tidak

adanya perubahan signifikan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7,83 % pertahun. Kondisi ini

terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Pertumbuhan ekonomi kota palopo kurun waktu 3 tahun terakhir bergerak di atas angka 7

persen. Jika pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Kota Palopo mencapai 7,44 persen,

kemudian naik sekitar 0,42 point menjadi 7,86 persen pada tahun 2009, maka pada tahun

2010sedikit melemah sekitar0,57 point sebesar 7,29 persen, dan tahun 2011kembali menguat

sekitar 8,16 persen dan pada tahun 2012 kembali melemah sekitar 0,05 point menjadi 8,11

persen. Melemahnya pertumbuhan ekonomi Kota Palopo pada Tahun 2012 disebabkan oleh

Page 4: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

24

melambatnya pertumbuhan beberapa sektor yang cukup signifikan pengaruhnya bagi

perekonomian Kota Palopo diantaranya sektor Bangunan, sektor Industri Pengolahan, sektor

Perdagangan, Hotel & Restoran serta sektor Bank & Lembaga Keuangan. Bahkan sektor

Pertanian mengalami pertumbuhan negatif.

Sementara jika dilihat pada nilai PDRB Atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mencapai

Rp.2.471.241,72 (jutaan rupiah) atau meningkat sekitar 186.439,83 (jutaan rupiah) dari keadaan

tahun 2011, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4

Meski nilai PDRB Kota Palopo secara kumulatif terus meningkat, namun berbeda dengan

konstribusi PDRB Kota Palopo terhadap pembentukan PDRB Provinsi Sulawesi Selatan. Jika

pada tahun 2008 kontribusi PDRB Palopo terhadap PDRB Sul Sel mencapai 1,64 persen namun

pada tahun 2009 sedikit mengalami peningkatan sekitar 0,08 point menjadi 1,72 persen, hal ini

mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi regional Sulawesi Selatan berjalan lebih cepat

dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan di Kota Palopo.

B. Hasil analisis dan Pembahasan

1. Pengukuran Kinerja Finansial

Penilaian kinerja terhadap Pemerintah Daerah kota Palopo masih tetap menggunakan aspek

finansial atau keuangan sebagai salah satu perspektif penilaian kinerja. Menurut LPGM pilar

manajemen keuangan publik (PMF) dan kinerja finansial dapat dinilai melalui analisis terhadap

data – data keuangan (finansial). Pengukuran kinerja Pemerintah Daerah berdasarkan PMF dan

kinerja fiskal adalah sebagai berikut.

1.1. Manejemen Keuangan Publik (PFM)

Page 5: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

25

Manajemen keuangan publikk (PFM) merupakan salah satu pilar dalam LPGM yang

berfokus pada masalah sejauh mana kemampuan pemerintah dalam mengelolah dan

membelanjakan dana – dana yang tersedia secara efisien dan optimal. Berikut ini adalah hasil

analisis rasio keuangan yang berkaitan dengan PFM.

1.1.1. Analisis Variansi Belanja

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kinerja Pemerintah Daerah dilihat dari

perbandingan antara anggaran belanja dan realisasinya. Jika realisasi anggaran belanja melebihi

100% dari target belanja sebelumnya, maka itu merupakan indikasi bahwa Pemerintah Daerah

kota Palopo dalah hal membelanjakan dana untuk kegiatan pemerintahan tidak efektif atau

cenderung boros. Analisis ini dibagi menjadi :

a. Analisis variansi belanja operasional

Analisis ini bertujuan untuk melihat variansi atau selisish antara anggaran belanja

operasional dengan realisasinya. Analisis ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5

Sumber : Laporan Arus Kas dan APBD Pemerintah kota Palopo 2008 – 2012 (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa variansi belanja operasional pemerintah kota

Palopo dari tahun 2008 – 2012 tidak ada yang melebihi 100% dengan nilai rata – rata variasni

belanja operasional sebesar 97,23%. Dengan demikian kinerja pemerintah dalam membelanjakan

dana untuk belanja operasional adalah baik karena tidak melebihi target yang telah di anggarkan

sebelumnya. Hal ini juga mengindikasikan bahwa pemerinth daerah kota Palopo tidak

melakukan pemborosan dalam menjalankan kegiatan operasional pemerintahan.

b. Analisis variansi belanja modal

A B C D E

Tahun Anggaran Belanja Operasional Realisasi Belanja Operasional Variansi %

2008 270,651,687,514.00Rp 266,087,152,298.51Rp (4,564,535,215.49)Rp 98.31%

2009 259,074,654,153.00Rp 252,518,566,745.75Rp (6,556,087,407.25)Rp 97.47%

2010 328,783,448,008.00Rp 308,021,949,709.00Rp (20,761,498,299.00)Rp 93.69%

2011 387,676,701,458.00Rp 382,755,495,778.54Rp (4,921,205,679.46)Rp 98.73%

2012 435,207,160,929.00Rp 426,298,836,937.00Rp (8,908,323,992.00)Rp 97.95%

97.23%Rata - rata

Analisis Variansi Belanja Operasional

Page 6: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

26

Analisis ini bertujuan untuk melihat variansi atau selisih antara anggaran belanja modal

dengan realisasinya. Hasil dari analisis ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 4.6

Sumber : Laporan Arus Kas dan APBD Pemerintah kota Palopo 2008 – 2012 (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa variansi belanja modal pemerintah kota

Palopo dari tahun 2008 – 2012 tidak ada yang melebihi 100% dengan nilai rata – rata variansi

belanja modal sebesar 79,19%. Dengan demikian kinerja pemerintah dalam membelanjakan dana

untuk belanja modal adalah baik karena tidak melebihi target yang telah di anggarkan

sebelumnya. Hal ini juga mengindikasikan bahwa pemerinth daerah kota Palopo tidak

melakukan pemborosan dalam menjalankan kegiatan pemerintahan.

1.1.2. Rasio Aktivitas (Keserasian) Belanja Daerah

Rasio aktivitas adalah rasio belanja operasi dan modal terhadap total belanja. Analisis rasio

ini dilakukan untuk mengetahui keseimbangan antarbelanja. Analisis ini menggambarkan

bagaimana Pemerintah Daerah memprioritaskan alokasi dananya pada belanja secara optimal.

Untuk menghitung rasio ini digunakan rumus berikut.

A B C D E

Tahun Anggaran Belanja Modal Realisasi Belanja Modal Variansi %

2008 160,088,806,296.00Rp 92,391,194,123.00Rp (67,697,612,173.00)Rp 57.71%

2009 154,417,336,920.0000Rp 132,839,910,731.0000Rp (21,577,426,189.00)Rp 86.03%

2010 94,102,667,892.00Rp 74,542,058,174.00Rp (19,560,609,718.00)Rp 79.21%

2011 145,422,961,241.00Rp 115,120,298,258.00Rp (30,302,662,983.00)Rp 79.16%

2012 104,301,594,113.0000Rp 97,876,593,192.0000Rp (6,425,000,921.00)Rp 93.84%

79.19%Rata - rata

Analisis Variansi Belanja Modal/Investasi

Page 7: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

27

Untuk mengetahui jenis belanja yang diprioritaskan oleh Pemerintah Daerah kota Palopo

maka dilakukan perbandingan hasil analisis dari rasio belanja operasi dengan hasil analisis rasio

belanja modal. Adapun hasil dari kedua analisis rasio ini dapat di lihat pada tabel – tabel

dibawah ini.

Tabel 4.7

Sumber : Laporan Arus Kas dan APBD Pemerintah kota Palopo 200 -2012 (data diolah)

Tabel 4.8

Sumber : Laporan Arus Kas dan APBD Pemerintah kota Palopo 200 -2012 (data diolah)

Dari hasil analisis kedua rasio belanja di atas, ditemukan bahwa proporsi belanja

operasional Pemerintah kota Palopo dari tahun 2008 – tahun 2012 cenderung lebih besar yaitu

mencapai 77,26% dibandingkan dengan proporsi belanja modal Pemerintah kota Palopo dengan

nilai rata – rata rasio 31,51%. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah kota Palopo lebih

mengutamakan belanja daerah untuk berlangsungnya kegiatan pemerintahan dibanding

melakukan pembangunan dan penyediaan infrastruktur daerah. Hal ini di dukung dengan nilai

rasio belanja modal yang dari tahun ke tahun semakin menurun dan rasio belanja operasional

yang cenderung naik setiap tahunnya.

A B C D

Tahun Belanja Operasional Total Belanja Rasio

2008 270,651,687,514.00Rp 359,254,921,921.51Rp 75.34%

2009 259,074,654,153.00Rp 386,056,041,476.75Rp 67.11%

2010 328,783,448,008.00Rp 383,663,586,115.00Rp 85.70%

2011 387,676,701,458.00Rp 498,403,458,036.54Rp 77.78%

2012 435,207,160,929.00Rp 541,308,755,042.00Rp 80.40%

77.26%Rata - rata

Analisis Rasio Aktivitas

Rasio Belanja Operasional terhadap Total Belanja

A B C D

Tahun Belanja Modal Total Belanja Rasio

2008 160,088,806,296.00Rp 359,254,921,921.51Rp 44.56%

2009 154,417,336,920.0000Rp 386,056,041,476.75Rp 40.00%

2010 94,102,667,892.00Rp 383,663,586,115.00Rp 24.53%

2011 145,422,961,241.00Rp 498,403,458,036.54Rp 29.18%

2012 104,301,594,113.0000Rp 541,308,755,042.00Rp 19.27%

31.51%Rata - rata

Analisis Rasio Aktivitas

Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja

Page 8: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

28

1.1.3. Rasio Efisiensi Belanja Daerah

Rasio efisiensi bertujuan untuk mengetahui efisiensi pengeluaran belanja yang dilakukan

oleh Pemerintah kota Palopo. Untuk mengukur rasio efisiensi belanja daerah digunakan rumus

berikut :

Hasil dari analisis rasio efisiensi dapat di lihat dari table di bawah ini.

Tabel 4.9

Sumber : Laporan Arus Kas dan APBD Pemerintah kota Palopo 200 -2012 (data diolah)

Dari data pada table di atas dapat dilihat bahwa rata – rata tingkat rasio efisiensi dari tahun

2008 – 2012 adalah 97,73%. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah kota Palopo masih kurang

efisien dalam mengelolah keuangan daerahnya. Hal ini juga ditunjukkan dari hasil rasio efisiensi

dari tahun ke tahun yang masih berada dalam kisaran 90% - 100,05%. Hasil rasio paling tinggi

ditunjukkan data pada tahun 2012 yaitu sebesar 100,05 %. Sedangkan paling rendah hanya

mencapai angka 92,74%. Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa kinerja pemerintah kota

palopo kurang efisien.

1.2. Kinerja Fiskal

Kinerja fiskal adalah salah satu dari pilar LPGM yang berfokus kepada kemampuan

Pemerintah Daerah dalam memperoleh, mengolah dan mengoptimalkan PAD di daerahnya

masing – masing. Jadi fokus pengukuran kinerja finansial adalah PAD. Berikut ini adalah hasil

analisis rasio keuangan yang berkaitan dengan kinerja finansial.

1.2.1. Analisis Variansi Pendapatan

A B C D

Tahun Pengeluaran Belanja Realisasi Pendapatan Rasio

2008 359,254,921,921.51Rp 360,224,190,260.88Rp 99.73%

2009 386,056,041,476.75Rp 394,914,717,758.30Rp 97.76%

2010 383,663,586,115.00Rp 413,695,121,815.73Rp 92.74%

2011 498,403,458,036.54Rp 506,746,019,545.92Rp 98.35%

2012 525,772,059,998.00Rp 525,521,885,958.44Rp 100.05%

97.73%Rata - rata

Analisis Efesiensi

Page 9: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

29

Analisis variansi pendapatan bertujuan untuk mengukur selisih antara target pendapatan

dengan realisasinya. Kinerja pemerintah akan dikatakan baik apabila realisasi pendapatannya

melebihi 100% atau lebih besar dari anggarannya. Hasil analisis variansi pendapatan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.10

Sumber : Laporan Arus Kas dan APBD Pemerintah kota Palopo 200 -2012 (data diolah)

Berdasarkan hasil analisis variansi pendapatan di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja

pemerintah daerah dalam hal pencapaian pendapatan masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan

tidak rata – rata tidak tercapainya target penerimaan/pendapatan yang telah dianggarkan.

Pencapaian paling baik adalah pada tahun 2011 dengan tercapainya target pendapatan bahkan

lebih sebesar Rp 2.674.121.089,92. Namun pada tahun 2008, 2009, 2010, dan 2012 tidak

mencapai target. Jadi, kinerja pemerintah dalam hal pencapaian target pendapatan masih kurang.

1.2.2. Rasio Kemandirian Daerah

Rasio kemandirian bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan Pemerintah kota

Palopo dalam membiayai kegiatan pemerintahannya dari PAD kota Palopo. Untuk mengukur

rasio keuangan digunakan rumus :

Hasil dari analisis rasio kemandirian pemerintah kota Palopo dapat dilihat pada tabel dibwah

ini.

A B C D E

Tahun Anggaran Pendapatan Realisasi Pendapatan Variansi %

2008 369,121,287,556.00Rp 360,224,190,260.88Rp (8,897,097,295.12)Rp 97.59%

2009 406,331,360,893.00Rp 394,914,717,758.30Rp (11,416,643,134.70)Rp 97.19%

2010 416,323,481,143.00Rp 413,695,121,815.73Rp (2,628,359,327.27)Rp 99.37%

2011 504,071,898,456.00Rp 506,746,019,545.92Rp 2,674,121,089.92Rp 100.53%

2012 528,748,646,166.00Rp 525,521,885,958.44Rp (3,226,760,207.56)Rp 99.39%

98.81%

Analisis Variansi Pendapatan

Rata - rata

Page 10: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

30

Tabel 4.11

Sumber : Laporan Arus Kas dan APBD Pemerintah kota Palopo 200 -2012 (data diolah)

Dari data di atas dapat diketahui bahwa rasio kemandirian pemerintah kota Palopo tahun

2008 – 2012 masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan rasio dari tahun ke

tahun yang masih berada dalam kisaran 0 % – 25% dengan rata – rata rasio dari tahun 2008 –

2012 hanya mencapai 8,50%. Rasio kemandirian paling tinggi diperoleh pada tahun 2011 yaitu

sebesar 10,26%. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah kota palopo masih sangat tergantung

pada pihak eksternal dalam melaksanakan pemerintahannya. Maka dapat disimpulkan bahwa

kinerja pemerintah dalam hal ini masih belum baik. Hal ini bisa disebabkan karena pemerintah

kota Palopo sendiri masih belum mampu mengoptimalkan sumber – sumber penerimaan PAD di

kota Palopo.

1.2.3. Rasio Efektivitas PAD

Rasio Efektivitas PAD bertujuan untuk mengukur sejauh mana kefektifan Pemerintah

daerah dalam merealisasikan target PAD yang sebelumnya telah dianggarkan. Untuk mengukur

rasio efektivitas PAD digunakan rumus :

Hasil dari analisis rasio efektivitas PAD dapat dilihat dalam table di bawah ini.

A B C D E F

Tahun PAD Dana Perimbangan Pinjaman C+D Rasio Kemandirian

2008 24,905,910,966.88Rp 288,847,628,981.00Rp 288,847,628,981.00Rp 8.62%

2009 21,473,395,222.30Rp 310,076,854,585.00Rp 25,793,577,956.00Rp 335,870,432,541.00Rp 6.39%

2010 28,219,019,905.66Rp 323,691,890,222.00Rp 323,691,890,222.00Rp 8.72%

2011 35,704,421,516.00Rp 347,878,995,204.00Rp 347,878,995,204.00Rp 10.26%

2012 36,214,002,330.80Rp 421,381,856,521.00Rp 4,635,108,837.00Rp 426,016,965,358.00Rp 8.50%

8.50%Rata -rata

Analisis kemandirian

Page 11: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

31

Tabel 4.12

Sumber : Laporan Arus Kas dan APBD Pemerintah kota Palopo 200 -2012 (data diolah)

Berdasarkan hasil analisis rasio efektivitas PAD di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja

pemerintah kota palopo dalam merealisasikan PAD di kota Palopo sudah efektif. Hal ini

ditunjukkan dengan hasil rata – rata rasio efektivitas PAD dari tahun 2008 – 2012 sebesar

99,34%. Pada tahun 2008 pemerintah palopo mampu mencapai tingkat rasio efektivitas PAD

sampai 126,50% yang mana merupakan pencapaian terbesar dalam kurun waktu 2008 –

2012.Adapun pencapaian terendah yaitu sebesar 87,45% pada tahun 2010.

1.2.4. Rasio Pertumbuhan Pendapatan dan PAD

Rasio pertumbuhan pendapatan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana

kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan pencapaian pendapatannya. Sedangkan

PAD mengukur kemampuan pemerintah dalam mempertahankan pertumbuha PAD di daerahnya.

Rumus yang digunakan untuk mengukur rasio pendapatan dan PAD adalah :

Hasil analisis pertumbuhan pendapatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

A B C D

Tahun Realisasi PAD Target PAD Rasio

2008 24,905,910,966.88Rp 19,688,065,500.00Rp 126.50%

2009 21,473,395,222.30Rp 23,216,090,835.00Rp 92.49%

2010 28,219,019,905.66Rp 32,270,012,633.00Rp 87.45%

2011 35,704,421,516.00Rp 37,953,581,200.00Rp 94.07%

2012 36,214,002,330.80Rp 37,653,848,217.00Rp 96.18%

99.34%Rata - rata

Analisis Efektifitas

Page 12: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

32

Tabel 4.13

Sumber : Laporan Arus Kas dan APBD Pemerintah kota Palopo 200 -2012 (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan pendapatan Pemerintah kota

Palopo dari tahun ke tahun menunjukkan nilai yang positif. Hal ini mengindikasikan bahwa

kinerja pemerintah dalam mempertahankan pendapatannya dari tahun ke tahun telah baik.

Namun tingkat pertumbuhan pendapatannya masih mengalami pasang sutrut. Pencapaian

pertumbuhan pendapatan tertinggi terjadi pada tahun 2009 dan 2011. Sedangkan yang terendah

adalah pada tahun 2012.

Hasil dari analisis pertumbuhan PAD dapat dilihat dari data table di bawah ini.

Tabel 4.14

Sumber : Laporan Arus Kas dan APBD Pemerintah kota Palopo 200 -2012 (data diolah)

Berdasarkan hasil analisis rasio pertumbuhan PAD di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan

PAD di kota Palopo sudah baik. Namun pertumbuhan dari tahun ke tahun masih mengalami

pasang surut. Terbukti pada tahun 2008 pertumbuhan PAD dapat mencapai 47,18% namun pada

tahun 2009 mengalami penurunan yang sangat signifikan sebesar 13,78%. Hal ini menunjukkan

A B C D

Tahun Total Pendaptan Total Pendapatan Tahun Sebelumnya Rasio

2008 360,224,190,260.88Rp Rp 291,211,377,082.23 23.70%

2009 394,914,717,758.30Rp 360,224,190,260.88Rp 9.63%

2010 413,695,121,815.73Rp 394,914,717,758.30Rp 4.76%

2011 506,746,019,545.92Rp 413,695,121,815.73Rp 22.49%

2012 525,521,885,958.44Rp 506,746,019,545.92Rp 3.71%

12.86%Rata - rata

Analisis Rasio Pendapatan

A B C D

Tahun Total PAD Total PAD Tahun Sebelumnya Rasio

2008 24,905,910,966.88Rp Rp 16,922,555,965.23 47.18%

2009 21,473,395,222.30Rp 24,905,910,966.88Rp -13.78%

2010 28,219,019,905.66Rp 21,473,395,222.30Rp 31.41%

2011 35,704,421,516.00Rp 28,219,019,905.66Rp 26.53%

2012 36,214,002,330.80Rp 35,704,421,516.00Rp 1.43%

18.55%

Analisis Rasio Pertumbuhan PAD

Rata - rata

Page 13: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

33

bahwa konsistensi kinerja pemerintah dalam mempertahankan pertumbuhan PADnya masih

sangat kurang.

2. Pengukuran Kinerja Aspek Non – finansial

Dalam mengukur kinerja pemerintahan di suatu daerah, tidak cukup hanya dengan

menganalisis data –data angka dari laporan keuangan yang disusun oleh Pemerintah Daerah

tersebut. Untuk itu dibutuhkan juga analisis dari sudut pandang non-finansial. Dengan mengacu

pada analisis finansial dan non-finansial ini diharapkan pengukuran kinerja pemerintah di suatu

daerah dapat lebih akurat (reliable)

Dari keempat pilar yang dijabarkan oleh World Bank diatas, PFM dan kinerja fiskal telah

tergambar di dalam analisis kinerja dalam aspek finansial. Untuk memenuhi kebutuhan aspek

non-finansial maka peneliti melakukan wawancara dengan seorang Key informant yang

dianggap dapat mencerminkan pandangan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Daerah di

kota Palopo. Adapun hal – hal yang dipertanyakan di dalam wawancara dengan Key informant

ini berkaitan dengan pilar ke-tiga, yaitu menyangkut masalah penyediaan layanan publik oleh

Pemerintah Daerah di kota Palopo. Untuk iklim investasi tidak akan dibahas di dalam penelitian

ini karena keterbatasan waktu dan data yang dimiliki oleh peneliti.

2.1.Peranan Pemerintah Daerah kota Palopo dalam Sektor Pendidikan

Salah satu tujuan utama dari negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan

bangsa. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, pemerintah dituntut untuk berperan aktif dalam

menunjang pendidikan di Indonesia. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001,

peran Pemerintah Daerah semakin dituntut. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah wajib

menyediakan fasilitas dan menjamin berlangsungnya kegiatan pendidikan di daerahnya masing

– masing.

Di dalam pasal 31 amandemen UUD 1945 ayat (1) disebutkan bahwa “Setiap warga negara

berhak mendapat pendidikan” dan di ayat (2) ditegaskan “Setiap warga negara wajib mengikuti

pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.” Hal ini menunjukkan bahwa peran

pemerintah sangatlah penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini semakin didukung

Page 14: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

34

dengan diterbitkannya Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional (UU-SPN) pada tahun

2003. UU-SPN pasal 11 ayat (1) dan (2) yang menyatakan bahwa pemerintah pusat dan

Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya

pendidikan bagi setiap warga negara termasuk menjamin tersedianya anggaran guna

terselenggaranya pendidikan tersebut.

Sayangnya yang menjadi permasalahan sekarang ini adalah masih minimnya campur tangan

Pemerintah Daerah dalam menyukseskan cita – cita yang tertera dalam undang – undang

tersebut. Sampai saat ini, sebagian besar anak sekolah di Indonesia masih di pungut biaya bahkan

biaya yang dipungut pun relatif masih sangat besar.

Kota Palopo merupakan sebuah kota yang terletak di Sulawesi Selatan dengan julukan kota

7 dimensi. Poin ke – 2 dari 7 dimensi itu adalah menjadikan kota palopo sebagai kota

pendidikan. Hal ini sendiri ditujukan agar kota Palopo menjadi salah satu kota berpendidikan di

Indonesia. Dengan mengacu pada dimensi ke – 2 ini, pemerintah kota palopo telah

menganggarkan dana pendidikan di dalam APBD kota Palopo sendiri dari tahun ke tahun.

Dari Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Pemerintah kota Palopo periode

2008-2012 sendiri disebutkan bahwa total dana yang dikeluarkan oleh pemerintah kota Palopo

dari tahun 2008 - 2012 untuk program – program pendidikan adalah sebesar

Rp.121,038,021,640.00. Dana tersebut dipergunakan untuk mendorong 5 program utama di

sektor pendidikan kota Palopo. Namun, realisasi program pendidikan itu sendiri ternyata tidak

semuanya terlaksana. Dari berbagai macam program yang dilaksanakan ternyata masih ada

beberapa program yang pencapaian realisasinya belum mencapai 100% bahkan ada beberapa

yang tingkat realisasinya mencapai 0%. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa dalam

melaksanakan program pendidikan tersebut kinerja pemerintah kota Palopo sendiri belum efektif

atau baik.

Hal tersebut diperkuat dengan respon dari key informan yang menjadi narasumber dalam

penelitian ini saat peneliti menanyakan tentang kinerja pemerintah dalam sekrtor pendidikan.

“Kalau ada ya tetap ada. Hanya saja dana-dana itu kan memang sudah berkurang. Lagian

kalau masalah dana pendidikan begitu juga kan dari dulu memang sudah diprogramkan secara

Page 15: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

35

nasional oleh pemerintah. Hanya saja untuk pemerintah kota palopo sendiri itu masih sangat

minim bantuan yang diberikan. Dana yang dipungut dari anak sekolah pun masih tetap ada dan

jumlahnya juga saya rasa masih agak mahal.”tutur pak William.

“Ya memang sih bantuan seperti dana BOS itu setiap tahunnya dianggarkan. Tapi sama

sekali tidak ada realisasi yang begitu kelihatan menurut saya. “ tambah pak Sumartono. “Saya

rasa masih perlu banyak perhatian dari pemerintah kepada hal – hal sekaitan dengan masalah

pendidikan. Mungkin bukan hanya dari segi bantuan dana saja bagi siswa. Tapi program

pencetasan anak – anak yang putus sekolah pun harusnya semakin diperhatikan.” Hal ini

menunjukkan bahwa di mata masyarakat kota Palopo sendiri pun program – program pendidikan

yang ada itu belum cukup dirasakan manfaatnya.

2.2. Peranan Pemerintah Kota Palopo dalam Sektor Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting yang perlu mendapat perhatian dari

pemerintah. Suatu negara yang baik adalah negara yang masyarakatnya tergolong masyarakat

yang sehat. Untuk itu, pemerintah diwajibkan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang sehat,

baik secara jasmani maupun rohani. Kesehatan masyarakat ini juga sangat diperlukan pemerintah

dalam rangka pembangunan negara agar proses pembangunan tersebut dapat berjalan dengan

baik.

Di Indonesia sendiri, undang – undang tentang kesehatan diatur secara khusus di dalam

undang – undang nomor 36 tahun 2009. Undang – undang ini merupakan hasil amandemen dari

undang – undang sebelumnya yang disempurnakan, yaitu Undang – undang nomor 23 tahun

1992. Undang – undang ini dibuat sebagai salah satu kepedulian pemerintah dalam rangka

pengakuan negara atas hak asasi manusia di bidang kesehatan. Undang – undang Dasar

Republik Indonesia dan Pancasila sebagai dasar negara juga telah mengamanatkan bahwa

mewujudkan masyarakat yang sehat dan kuat merupakan salah satu cita – cita negara ini.

Isu penting pelayanan kesehatan adalah akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

yang lebih merata, terjangkau dan bermutu. Oleh sebab itu, dalam rangka mewujudkan

pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan bermutu tersebut, peran pemerintah secara

khusus Pemerintah Daerah sangatlah penting. Oleh karena itu, baik di APBN maupun APBD

Page 16: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

36

anggaran sekaitan pelayanan kesehatan ini haruslah menjadi sorotan yang penting bagi

pemerintah.

Kondisi akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Kota Palopo sendiri juga

semakin meningkat seiring dengan telah terpenuhinya beberapa standar pelayanan dalam bidang

kesehatan seperti ketersediaan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di semua kecamatan, serta

Poskeskel (Puskesmas Keliling) dan Posyandu di semua Kelurahan. Dengan total anggaran

kesehatan dari tahun 2008 – 2012 sebesar Rp113,630,779,253.00 program – program kesehatan

tersebut sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kota Palopo. Pak William

menyebutkan bahwa jumlah fasilitas publik sekaitan dengan masalah pelayanan kesehatan ini

sudah memadai. Namun, terkait dengan kualitas pelayanan masih sering menjadi keluhan, antara

lain mengenai profesionalisme pelayanan yang rendah dan biaya pelayanan belum sepenuhnya

terjangkau.

Pak William menuturkan, “ Dari segi jumlah sih memang sudah memadai, tetapi tenaga

ahlinya yang kurang. Misalnya saja puskesmas di daerah saya. Tenaga medisnya itu yang selalu

ada ya itu Cuma dua. Satu bidan dan satu perawat. Padahal jumlah penduduk di tempat saya itu

kan lumayan banyak. Coba banyangkan misalnya dalam waktu yang bersamaan ada 10 orang

yang membutuhkan pelayanan medis, katakanlah melahirkan, kan pelayanannya jadi tidak

maksimal. Ujung-ujungnya harus di rujuk ke rumah sakit. Ini malah akan membuat

pelayanannya menjadi tidak maksimal. Alangkah lebih baik kalau tenaga medisnya mencukupi

sehingga pelayanan yang diberikan pun itu akan maksimal.”

Selain itu, masalah sosialisasi tentang kebersihan kota yang mana sangat erat kaitannya

dengan kesehatan serta masalah biaya kesehatan pun menurut pak William masih kurang

diperhatikan oleh pemerintah. Menurutnya pemerintah kota Palopo sebaiknya melakukan

sosialisi masalah pencegahan penyakit – penyakit menular akibat lingkungan yang kurang bersih

dan lebih memperhatikan bantuan kesehatan untuk penyakit – penyakit tertentu yang menurutnya

memerlukan biaya tinggi. “ Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana tindakan dari

pemerintah kota Palopo sendiri untuk mencegah peningkatan penyakit yang mana disebabkan

karena lingkungan yang kurang bersih ini. Ya mungkin pemerintah juga perlu melakukan

sosialisasi kepada masyarakat. Karena selama ini sosialisasi sekaitan masalah tersebut masih

sangat minim bahkan mungkin tidak ada. Ya ada kalanya pemerintah juga mendata penderita

Page 17: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

37

demam berdarah yang ada di rumah sakit dan melakukan fogging di tempat penderita berasal,

Cuma itu kan tidak rutin dilakukan. Contoh lainnya mungkin kalau ada masyarakat yang digigit

anjing gila. Itu kan biaya berobatnya tinggi, bisa mencapai jutaan rupiah. Nah, kenapa coba klu

penyakit yang butuh biaya tinggi seperti itu pemerintah tidak memberikan jaminan kesehatan

yang lebih khusus lagi”, tutur pak William.

Menurut pak Sumartono, masalah pelayanan kesehatan di kota Palopo telah baik. Bantuan

pun sudah cukup dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Namun yang menjadi kendala hanya

pada saat mengurus masalah biaya. “Kalau ditanya masalah pelayanan saya rasa sudah baik.

Namun sayang, yang bikin ribet itu kalau kita harus ngurus sana – sini lagi untuk urus

JAMKESMAS kalau sudah mau membayar biaya rumah sakit.” Tutur pak Sumartono.

Jadi, kinerja pemerintah kota palopo dalam bidang kesehatan sudah tergolong baik namun

masih banyak hal – hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah kota Palopo. Seperti jumlah

personil pelayanan kesehatan dan tindakan – tindakan yang perlu dilakukan pemerintah kota

Palopo untuk mencegah dan mengatasi masalah penyakit yang disebabkan oleh masalah

kebersihan lingkungan yang kurang terjaga.

2.3. Peranan Pemerintah Daerah Kota Palopo dalam Penyediaan Sarana dan

Prasarana daerah (Infrastruktur Daerah).

Infrastruktur daerah merupakan tanggungjawab pemerintah yang mencakup seluruh sektor /

bidang kehidupan masyarakat, baik itu sektor pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik

lainnya. Sarana dan prasarana yang menjadi kebutuhan pokok daerah pada dasarnya adalah

sarana transportasi, ketenagalistrikan, energi, sumber daya air, perumahan, pelayanan air

minum, dan penyehatan lingkungan ( Bappenas, 2012 : 49).

Kondisi sarana dan prasarana infrasturktur di kota Palopo pada dasarnya telah tersedia,

seperti sarana transportasi, ketenagalistrikan, energi, sumber daya air, perumahan,

pelayanan air minum, dan penyehatan lingkungan, namun kondisinya belum terpenuhi

secara merata dan kapasitas daya dukungnya masih terbatas. Hal ini disebabkan karena

sarana dan prasarana infrasturktur wilayah masih belum terdistribusi secara merata,

beberapa wilayah masih rendah indeks aksesibilitasnya, kebutuhan infrasturktur terutama

untuk mendukung pengembangan ekonomi daerah menjadi suatu tuntutan sementara

Page 18: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

38

kebutuhan pembangunan infrastruktur dihadapkan pada terbatasnya kemampuan pembiayaan

dari pemerintah.

Salah satu isu penting yang menjadi banyak keluhan dari masyarakat saat ini adalah masalah

biaya dari sarana dan prasana yang tersedia tersebut. Pak Sumartono mengungkapkan bahwa

“masalah penyediaan infrastruktur daerah sudah baik menurut saya. Jalanan sudah baik, air

sudah masuk ke perkampungan, kebersihannya pun saya rasa sudah cukup baik. Lagi – lagi

yang jadi masalah itu cuma biaya. Mana tarif listrik secara berkala naik, air ikut naik,

semuanya jadi naik. Saya rasa cuma itu masalah yang harus diperhatikan lebih oleh

pemerintah.”

Isu penting lainnya yang harus diperhatikan oleh pemerintah kota Palopo sendiri adalah

sekaitan dengan pemeliharaan lingkungan infrastruktur yang sudah ada tersebut. Seperti

kebersihan kota yang nantinya akan berimbas pada masalah kesehatan masyarakat kota Palopo

sendiri. Seperti yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, fasilitas publik yaitu sarana dan

prasarana kesehatan kota palopo dipandang telah cukup memadai. Namun, yang memerlukan

perhatian khusus dari pemerintah adalah sekaitan sosialisasi mengenai kebersihan lingkungan itu

sendiri.

Menurut salah satu key informan yang menjadi narasumber di penelitian ini, kebersihan

kota Palopo dinilai sudah baik. Terbukti dengan diperolehnya piala adipura beberapa kali oleh

kota Palopo sekaitan dengan kebersihan kota Palopo sendiri. Namun, yang menjadi masalah

adalah pemerintah hanya memperhatikan tempat – tempat tertentu saja. “Iya, secara kasat mata

memang sudah bersih. Terbukti dengan diperolehnya adipura beberapa kali. Tapi untuk

membersihkan wajah kota palopo itu sendiri hanya di daerah –daerah tertentu yang memang

menjadi tempat penilaian. Seperti di tempat-tempat yang memang saudara sebutkan tadi. Tidak

usah jauh – jauhlah. Di pasar sentral kota Palopo sendiri kita sering dijumpai sampah – sampah

bertumpukan dan biasanya dibiarkan beberapa hari membusuk di tempat itu. Tetapi saat

menjelang penilaian, langsung di angkut. Jadi, Secara umum dalam artian tidak kasat mata kota

Palopo sendiri tidak bersih toh… Karena hanya sesaat saja kebersihannya diperhatikan, hanya

menjelang penilaian kebersihan kota saja. Lagi pula, kalau memang bersih harusnya penderita

penyakit malaria dan demam berdarah pastinya tidak meningkat dong? Ditambah wali kotanya

sendiri tidak bersih dalam menjalankan pemerintahannya. Kalau memang kota Palopo mau

Page 19: HASIL PENELITIAN A. 1. Kondisi Geografis Daerahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5833/5/T1_232009167_BAB IV.pdf · Kabupaten Luwu Utara, ... terhadap pembentukan PDRB juga masih

39

menyandang predikat sebagai kota bersih ya harusnya pemerintah dalam menjalankan

pemerintahannya juga harus bersih, ya paling tidak secara kasat mata, anggaran kebersihan

yang memang sudah dianggarkan di APBD sendiri itu dijalankan dengan sebaik-baiknya. Jadi

kebersihan dijaga secara rutin.” tutur pak William. Jadi, tidak cukup hanya dengan

menyediakan sarana dan prasarana infrastruktur daerah tetapi kebersihan dan pemeliharaan

lingkungan pun merupakan hal penting yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah.