HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

49

description

PELAKSANA UNIVERSITAS PADJADJARAN di Hotel Santika Premiere, 18-20 November 2009

Transcript of HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Page 1: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT
Page 2: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Permasalahan dan Tantangan Utama Pembangunan Daerah Jawa Barat

Permasalahan• Ketergantungan ekspor dan manufaktur Jawa Barat

terhadap perekonomian dunia• Masih rendahnya tingkat pencapaian pendidikan• Korupsi dan penyalahgunaan wewenang• Kurangnya koordinasi dan sinergitas vertikal maupun

horizontal di tingkat pengambil kebijakan pembangunan• Kesenjangan antara kebijakan yang berpihak pada

keadilan jender pada semua aspek pembangunan: KDRT, traficking, kurangnya kaum pria ikut dalam KB, dll

2

Page 3: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Permasalahan dan Tantangan Utama

Tantangan : • Peningkatan investasi• Stabilitas keamanan dan kepastian hUuum• Akses pasar, pengauatan persaingan dalam negeri• Meningkatkan kunjungan wisata (20 mendatang)• Diperlukan peminpin yang berpengalaman• Aparatur• Penyelenggaraan managemen yang efektif dan efisien• Birokrasi belum banyak mengalami perubahan

Page 4: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

TINGKAT PELAYANAN PUBLIK DAN DEMOKRASI

0

10

20

30

40

50

60

70

80TINGKAT KESADARAN HUKUM

Series1

Page 5: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

TINGKAT PELAYANAN PUBLIK DAN DEMOKRASI

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

Curas Curat Curi R2/4 Aniyaya Penipuan Penggelapan

TINGKAT KRIMINALITAS TAHUN 2008

Terpidana

Penyelesaian

Page 6: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

2004 2005 2006 2007

Jumlah Pelanggaran Perda di Jawa Barat Tahun 2004 – 2007

Kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan perda meningkatsejalan dengan cukup efektifnya sosialisasi peraturan daerah, sejakproses legislasi, sosialisasi hingga penerapannya.

Page 7: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

JTP JPTP JTP JPTP JTP JPTP JTP JPTP

2004 2005 2006 2007

Ketertiban Umum

Unjuk rasa

Kenakalan Remaja

Pemogokan

Narkotika

JUMLAH

Gambar 2.2 Data Gangguan Trantibum Di Jawa Barat Tahun 2004 - 2007

sepanjang tahun 2003-2008, muncul dari penyalahgunaan penggunaan narkoba

Page 8: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Tingkat pelayanan Publik dan demokrasi

Kesadaran Hukum• Peningkatan disiplin mengalami kenaikan 50 % dari tahun

sebelumnya : pengawasan dan sosialisasi• Akuntabilitas anggran mengalami perbaikan 75 % : pengawasan

dan kontrol sistem• Kenyamanan dan pelayanan mengalami kenaikan 60 %:

kesadaran akan tugas dan fungsi• Pemenuhan kebutuhan sarana& prasarana menaik 70 %: proses

administrasi dan birokrasi• Kenyamanan&pelayanan kepada masyarakat 60 % perubahan

birokrasi, kedisiplinan aparatur• Pengurangan korupsi membaik 50 % : pengawasan, kesadaran,

kejelasan hokum•

Page 9: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Indeks KriminalitasRata-rata meningkat disebabkan:

• Krisis global• Pencurian roda 2 meningkat, meningkatnya jumlah roda 2• Kesadaran hukum yang masih rendah

Page 10: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Prosentase APK Prosentase APM Prosentase angka melanjutkan

Prosentase sarana memadai

Prosentase penerima beasiswa

%Program WAJAR Pendidikan Dasar

Series1

Page 11: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

• Program Wajib Belajar Pendidikan dasar• Prosentase APK 88,90• Prosentase APM 79,00 • Prosentase angka melanjutkan

80,00• Prosentase sarana memadai 60,00• Prosentase penerima beasiswa 70

,00• Rasio rombel ruang kelas 1,35

Page 12: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

0

200

400

600

800

1000

1200

KAT Penyandang cacat Tuna Sosial Anak nakal korban narkotik (ANKN)

Wanita Rawan Sosial Ekonomio

Orang

Pelayanan Sosial

Series1

Page 13: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Tingkat Pelayanan Publik dan DemokrasiPelayanan Publik

Tahun Sebelumnya Tahun BerjalanPersentase Jumlah kasus korupsi yangtertangani dibandingkan dengan yangdilaporkan

86,21% 100%

Keterangan Jumlah perkara korupsi yang masuk keKejaksaan Tinggi (2008) = 58

Jumlah perkara korupsi yang sudah diputusoleh Pengadilan Tinggi (2008) = 50

Sumber: Jabar Dalam Angka, 2008

Jumlah perkara korupsi yang masuk keKejaksaan Tinggi (2008) = 88

Jumlah perkara korupsi yang sudah diputus olehPengadilan Tinggi (2008) = 88

Sumber: Jabar Dalam Angka, 2009Presentase aparat yang berijazahminimal S1

31,00% 29,87%

Keterangan • Jumlah total = 12.948 orang, terdiri dari:• S3 0,08% • S2 5,16 %• S1 31,00 %• D4 0,46%• D3 11,92 %• D2 1,12 %• D1 2,57%• SLTA 37,45 %• SLTP 4,03 %• SD 6,22 %.

Sumber: Jabar dalam Angka, 2008

• Jumlah total = 361.052 orang, terdiri dari:• S3 2 orang (0,00 %)• S2 469 orang (0,13%)• S1 50 943 orang (14,11%)• D4 821 orang (0,23%)• D3 26 236 (7,27%)• D2 23 739 (6,57%)• D1 9 691 (2,68%)• SLTA 211 989 (58,71%)• SLTP 17 328 (4,80 %) • SD 19.834 (5,49 %).

Sumber: Jabar dalam Angka, 2009Persentase jumlah kabupaten/ kota yangmemiliki peraturan daerah pelayanansatu atap

42,31% 61,53%

Keterangan Jumlah kab/kota yang memiliki PPTSP (PusatPelayanan Terpadu Satu Pintu) adalah 11 kab/kotadari 26 kab/kota di Jabar, yakni: Kota Cimahi, Bandung, Banjar, Kabupaten Indramayu, Sukabumi, Kuningan, Sumedang, Purwakarta, Tasikmalaya, Ciamis, dan Bekasi.Sumber: RKPD 2009

Jumlah kab/kota yang memiliki PPTSP (PusatPelayanan Terpadu Satu Pintu) adalah 16 kab/kotadari 26 kab/kota di Jabar, yakni: KabupatenIndramayu,Majalengka, Kuningan,Cirebon, Sumedang, Kota Banjar, Ciamis, Kota Tasikmalaya, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, KabupatenBekasi, Kabupaten Purwakarta, dan KabupatenSubang.

Sumber: RKPD 2010

Page 14: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

LanjutanDemokrasi

Tahun Sebelumnya Tahun Berjalan

Gender Development Index (GDI) 60,8 61,4

Keterangan Data tahun 2006Sumber: BPS dan Kementerian NegaraPemberdayaan Perempuan, 2008

Data tahun 2007Sumber: BPS dan KementerianNegara Pemberdayaan Perempuan,2008

Gender Empowerment Meassurement(GEM)

54,4 55,3

Keterangan Data tahun 2006Sumber: BPS dan Kementerian NegaraPemberdayaan Perempuan, 2008

Data tahun 2007Sumber: BPS dan KementerianNegara Pemberdayaan Perempuan,2008

Tingkat partisipasi politik masyarakatdalam Pemilihan Kepala DaerahProvinsi

67,31% Tidak ada Pilgub tahun 2009

Keterangan Pilgub 2008Sumber: KPUD Jabar

Tingkat partisipasi politik masyarakatdalam Pemilihan Kepala DaerahKabupaten/Kota

Rata-rata 70% Selama tahun 2009 tidak adapemilihan kepala daerahkabupaten/kota di Jabar karena adaPemilu 2009

Keterangan Sumber: RKPD 2009

Tingkat partisipasi politik masyarakatdalam Pilpres

75,2% 76,61%

Keterangan Pilpres 2004Sumber: KPU

Pilpres 2009Sumber: KPU

Tingkat partisipasi politik masyarakatdalam PiLeg

95% 73,11%

Keterangan PiLeg 2004Sumber: KPU

PiLeg 2009Sumber: KPU

Page 15: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Analisis Relevansi dan Efektivitas Indikator I

• Tingkat Pelayanan Publik– Seluruh tolok ukur pada indikator tingkat pelayanan publik

menunjukkan peningkatan capaian.– Pada tolok ukur penanganan kasus korupsi, data BPS

menunjukkan terjadi peningkatan persentase dalam penanganan kasus korupsi di Jawa Barat. Tapi, dilihat dari jumlah kasus korupsi yang masuk ke Kejaksaan Tinggi menunjukan peningkatan antara tahun 2008-2009, sebesar 30 kasus. Hal ini dapat mengindikasikan beberapa hal, antara lain:

• Terjadi peningkatan penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang tergolong kasus korupsi

• Peningkatan kesadaran hukum untuk melaporkan kasus korupsi• Peningkatan kinerja penanganan kasus korupsi oleh lembaga-lembaga

penegak hukum

Page 16: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Lanjutan

– Pada tolok ukur tingkat pendidikan aparat, menunjukkan terjadinya penurunan persentase sebesar 1,13%. Meskipun demikian, jumlah aparat secara keseluruhan menunjukkan kenaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa:

• Rekrutmen CPNS untuk lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat masih tetap berlangsung

• Sudah ada upaya meningkatkan kualitas SDM dari sisi pendidikan formal, sehingga jumlah aparat berpendidikan S1 sudah berkurang

– Pada tolok ukur pelayanan terpadu, ditanyakan persentase daerah kabupaten/kota yang telah memiliki perda tentang pelayanan satu atap. Data mengenai hal ini tidak terdapat, sehingga yang digunakan adalah proksi daerah yang telah memiliki pelayanan terpadu satu pintu (PPTSP). Data tahun 2008-2009 menunjukan terjadinya peningkatan jumlah kabupaten/kota yang memiliki PPTSP. Hal ini disebabkan oleh:

• Kesadaran daerah kabupaten/kota untuk membentuk PPTSP dalam rangka memperbaiki kualitas pelayanan perizinan sekaligus meningkatkan investasi di daerah

• Sudah adanya kepastian dasar hukum mengenai regulasi dan bentuk organisasi PPTSP sehingga kabupaten/kota tidak ragu lagi untuk membentuk PPTSP

Page 17: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Lanjutan

• Demokrasi– Seluruh tolok ukur pada indikator demokrasi menunjukkan

tingkat capaian yang beragam, ada sub indikator yang mengalami peningkatan tapi ada juga yang menurun.

– Pada tolok ukur Gender Development Index (GDI) dan Gender Empowerment Measurement (GEM), terjadi kenaikan capaian indeks. Hal ini mengindikasikan bahwa:

• Sudah ada upaya untuk meningkatkan kesetaraan jender, khususnya dengan memperluas ruang partisipasi bagi perempuan dalam bidang politik dan pemerintahan

• Dibandingkan dengan capaian IPM/HDI Jabar yang masih lebih tinggi dibandingkan GDI menunjukkan bahwa kesenjangan jender masih menjadi masalah di Jabar

• Peningkatan capaian GDI dan GEM banyak disumbang oleh meningkatnya jumlah perempuan yang menduduki posisi struktural di lingkungan politik dan pemerintahan di Jabar, misalnya dalam hal peningkatan jumlah anggota DPRD perempuan, pejabat birokrasi dari kalangan perempuan, dll

• Masalah-masalah kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran hak perempuan masih memerlukan penanganan afirmatif untuk meningkatkan capaian GDI dan GEM di masa mendatang

Page 18: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Lanjutan

– Pada tolok ukur tingkat partisipasi politik dalam pemilihan kepala daerah provinsi, Jawa Barat baru satu kali menyelenggarakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur secara langsung yakni pada tahun 2008. Tingkat partisipasi sebesar 67,31% dalam Pilgub tidak terlampau tinggi, diduga penyebabnya adalah kejenuhan masyarakat akibat terlampau seringnya frekuensi pemilihan secara langsung dilakukan sejak tahun 2004 hingga 2008. Selama rentang waktu tersebut juga berlangsung pemilihan kepala daerah kabupaten/kota secara langsung, sehingga antusiasme publik untuk memberikan suara dalam Pilgub tidak terlampau besar. Meskipun demikian, Pilgub berlangsung dengan relatif aman dan demokratis tanpa menimbulkan konflik yang destruktif.

Page 19: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Lanjutan

– Pada tolok ukur tingkat partisipasi politik dalam pemilihan kepala daerah kabupaten/kota, juga menunjukkan capaian yang moderat sekira 70% untuk 26 pilbup/pilwalkot yang berlangsung di Jabar selama periode 2005-2008. Bila dilihat dari tingkat partisipasi per kabupaten/kota sangat variatif. Di Kabupaten Garut, tingkat partisipasi pemilih dalam Pemilihan Bupati Garut pada tahun 2008 adalah sebesar 65,7%. Jumlah ini tidak jauh berbeda dengan hasil Pemilihan Bupati Kuningan pada tahun 2008 sebesar 67%. Di Kabupaten Ciamis, pemilihan bupati ditandai dengan tingkat partisipasi pemilih yang cukup tinggi sebesar 73,21%, seperti juga di Kota Bandung, partisipasi pemilih dalam Pemilihan Walikota Bandung tahun 2008 adalah sebesar 73,5%. Di Kabupaten Majalengka yang menyelenggarakan pemilihan bupati dan wakil bupati pada tahun 2008, tingkat partisipasi pemilih mencapai 73,34%. Jumlah ini relatif tinggi dibandingkan dengan partisipasi pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Bekasi pada tahun 2007 yang hanya diikuti oleh 52,86% pemilih. Tingginya jumlah masyarakat yang tidak memberikan suara (golput) juga tampak pada Pilkada Kota Bogor yang berjumlah 35,99% dari keseluruhan jumlah pemilih yang terdaftar. Demikian pula jumlah golput dalam Pemilihan Bupati Cianjur tahun 2006 cukup tinggi.

Page 20: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Lanjutan

– Pada tolok ukur tingkat partisipasi politik dalam pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden, menunjukan capaian yang berbeda. Untuk tingkat partisipasi dalam pemilihan presiden menunjukkan peningkatan yang tidak terlampau signifikan antara Pilpres 2004 dan Pilpres 2009, yakni hanya sebesar 1,41%. Kenaikan ini disebabkan oleh pembaharuan data pemilih yang paralel dengan peningkatan jumlah penduduk di Jawa Barat.Sementara itu, tingkat partisipasi dalam Pemilihan Legislatif tahun 2004 dan 2009 menunjukan penurunan yang drastis, sebesar 21,89%. Hal ini disebabkan oleh:

• Permasalahan yang terjadi dalam pendataan pemilih , yang menyebabkan banyak calon pemilih tidak terdaftar dan tidak dapat memberikan suaranya

• Kejenuhan masyarakat terhadap event pemilihan, sehingga menimbulkan apatisme atau keenganan untuk berpartisipasi dalam Pemilihan Legislatif 2009

Page 21: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

21

Tingkat Kualitas Sumber Daya Manusia

Indikator II

Pendidikan•Angka Partisipasi Murni•Rata-rata nilai akhir•Angka Putus Sekolah •Angka melek aksara 15 tahun keatas•Persentase jumlah guru yang layak mengajar

Page 22: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Angka Partisipasi Sekolah dengan indikator Angka Partisipasi Kasar SD

Berdasarkan grafik di atas tampak bahwa pada tingkat SD, nilai APK Jawa Barat menunjukkan angka di atas 100%,

Page 23: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Kecenderungan Angka Melek Huruf di Propinsi Jawa Barat Tahun 1990, 2000 – 2007

93.0393.19

93.5 93.6

93.96

94.51

95.48

93.79

92

93

93

94

94

95

95

96

96

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

Sumber: BPS Propinsi Jawa Barat

Page 24: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Presentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 10 Tahun ke atas

Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang DitamatkanDi Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2007

Tingkat Pendidikan 2003 2004 2005 2006 2007

1. Tidak pernah Sekolah 5,09 5,07 5,18 4,95 5,38

2. Tidak Tamat SD 21,67 21,66 21,80 21,66 22,02

3. Tamat SD 39,56 38,00 37,75 37,59 36,02

4. SLTP/SMP 15,09 16,77 16,77 15,96 15,60

5. SLTA/ 14,61 15,30 15,40 15,79 16,22

6. AK/Diploma 1,72 1,60 1,54 1,97 2,13

7. Sarjana 1,71 1,60 1,58 2,07 2,63

Jumlah 100 100 100 100 100

Sumber: Suseda 2003 - 2007

Page 25: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

TINGKAT KESEJAHTERAAN SOSIAL

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Prosentase APK Prosentase APM Prosentase angka melanjutkan

Prosentase sarana memadai

Prosentase penerima beasiswa

%Program WAJAR Pendidikan Dasar

Series1

Page 26: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Kesehatan

• Umur Harapan Hidup (UHH)• Angka Kematian Bayi (AKB)• Angka Kematian Ibu (AKI)• Prevalensi Gizi buruk (%)• Prevalensi Gizi kurang (%)• Persentase tenaga kesehatan

perpenduduk

Page 27: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

UMUR HARAPAN HIDUP (UHH) Jawa Barat

Tahun 2000 – 2007 berdasarkan proyeksi BPS Sensus 1990 Susenas 1995

Page 28: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Angka Kematian Bayi (AKB)

• Tahun 2000 45,69 per 1000 kelahiran hidup• Tahun 2005 menjadi 43,40 per 1000 kelahiran hidup. • Tahun 2006 sebanyak 3.580 dari 818.338 kelahiran

hidup• Tahun 2007 sebanyak 4.388 dari 822.481 kelahiran

hidup Terjadi peningkatan dari tahun 2006 ke 2007

pendidikan ibu

Page 29: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Angka Kematian Ibu (AKI)

• Data terakhir tahun 2003 321.15 kematian saat melahirkan (60.87%), waktu nifas (30.43%), dan waktu hamil (8.7%) karena perdarahan, infeksi dan eklampsia

• Masalah: ketidaktersediaan data sistem pelaporan• Penting untuk memperhatikan pendidikan ibu suseda

2007 % wanita yang selesai wajar diknas 67.7% dan suseda 2005 % wanita menikah di usia < 16 tahun 28.85%

Page 30: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Status Gizi Balita Tahun 1999-2001 dan 2004-2007

Tahun Status Gizi Balita ( % )Lebih Baik Kurang Buruk

1999 23.33 54,45 17,26 4,96

2000 4,84 81,46 12,88 0,79

2001 1,91 85,27 11,7 1,32

2004 2,59 84,06 11,94 1,41

2005 1,83 85,75 11,41 1,01

2006 1,62 86,36 11,52 1.09

2007 2.03 85,23 11,15 1,13

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2007

Obesitas perlu diwaspadai kecenderungan kasus meningkat sehubungan dengan gaya hidup faktor resiko penyakit sirkulasi darah dan penyakit degeneratif

Page 31: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Tenaga Kesehatan• Tenaga medis (dokter umum, dokter gigi)• Tenaga keperawatan (perawat, bidan)• Tenaga kefarmasian (apoteker, analisis farmasi,

asisten apoteker)• Tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog,

entomolog, mikrobiologi, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan, sanitarian)

• Tenaga gizi• Tenaga keteknisan fisik• Tenaga keteknisan medis• Tenaga sanitasi

Page 32: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Dokter Umum

• 2007 rasio 1:2.592.733• Target Indonesia Sehat 2010 rasio

dokter per 100.000 penduduk adalah 40• Rata-rata 2-3 dokter umum bekerja di

puskesmas penyebaran belum merata masih ada puskesmas yang belum ada dokter

Page 33: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Dokter Gigi

• 2006 rasio 1:6.247.550• 2007 seorang dokter gigi untuk 2-3

puskesmas dan penyebarannya belum merata

• Target Indonesia Sehat 2010 rasio dokter gigi per 100.000 penduduk adalah 11

Page 34: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Tenaga Keperawatan

• Rasio 1:1.072.763• 2007 setiap puskesmas mempunyai 6-7

bidan dan penyebarannya belum merata• Target Indonesia Sehat 2010 rasio

bidan per 100.000 penduduk adalah 100 dan rasio perawat per 100.000 penduduk adalah 117.5

Page 35: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Keluarga Berencana• Indikator keberhasilan program Keluarga Berencana

pencapaian cakupan KB Aktif, peserta KB Baru terhadap pasangan usia subur(PUS) dan persentase peserta KB Aktif Metode Kontrasepsi Efetif Terpilih (MKET).

• Pencapaian KB Baru pada tahun 2006 sebesar 12,72%, cakupan ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tahun 2005 (10,66%).

• "Tahun 2003 hingga 2004, peserta KB aktif Jawa Barat mencapai 60,42 persen, tahun 2005 62,84 persen dan tahun 62,88 persen,“

• Peserta Keluarga Berencana (KB) Aktif sepanjang tahun 2008 mencapai 6.223.986 orang atau naik sebesar 107 persen dari target 5.906.260 orang keberhasilan program Kesatuan Gerak PKK-KB Kesehatan tahun 2008.

Page 36: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Keluarga Berencana

• "Berdasarkan data Suseda Jabar, tahun 2003 TFR Jabar sebesar 2,54, tahun 2004 sebesar 2,53 tahun 2006 sebesar 2,39 dan tahun 2007 mencapai 2,30,”

Page 37: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Laju Pertumbuhan PendudukDi Provinsi Jawa Barat Selama Kurun Waktu 2002-2007

Page 38: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

• Jumlah penduduk meningkat sekitar 17, 35 % dari penduduk Indonesia

• Puncaknya diperkirakan pada tahun 2030 ahli demografi 2015-2030 “golden period bagi Indonesia, penduduk provinsi mencapai nilai tertinggi

38

Page 39: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Data Pembangunan Ekonomi Jawa Barat 2004-2008

Uraian2004 2005 2006 2007 2008

LPE (%) 4.77 5.62 6.01 6.22 5.6

Laju Inflasi (%) 7.56 18.51 6.15 5.22 11.1

Kontribusi Manufaktur (%) 41.88 44.46 45.24 44.38 47.32

Kontribusi Ekspor (%) 49.29 48.29 45.85 43.98 39.23

Pendapatan Riil Per kapita (Rupiah) 5.940.000 6.080.000 6.380.000 6.250.200 7.101.000

Nilai Tukar Petani (%) 117.1 113.1 115.5 116.8 96.94

Pertumbuhan Realisasi PMA (%) 32.07 26.14 -31.71 109.28

Pertumbuhan Realisasi PMDN (%) 29.87 29.17 -0.78 25.72

39

Sumber: BPS dan berbagai sumber lain

Note: Data output UMKM dan Status serta kondisi jalan di Jawa Barat belum lengkap terkumpul. Data pendapatan perkapita tidak ikut dihitung dalam penghitungan indeks outcome.

Page 40: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Outcome dan Trend Propinsi (dalam %)

Tahun

2004 2005 2006 2007 2008

Outcome Pembangunan Ekonomi 44.120 41.702 39.151 26.302 47.884

Trend -5.480 -6.117 -32.820 85.247

40

Sumber: data diolah

Page 41: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

41

Tingkat Pembangunan Ekonomi Propinsi Jawa Barat (dalam %)

Indikator III

-40,000

-20,000

0,000

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

2004 2005 2006 2007 2008

Outcome Pembangunan Ekonomi Trend

Page 42: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Analisis Relevansi dan Efektifitas

Pertumbuhan ekonomi jawa Barat terus mengalami peningkatan hingga tahun 2007 dan melambat pada tahun 2008 terutama karena hantaman krisis global terhadap Indonesia sedangkan peran pertumbuhan Jawa barat terhadap Nasional sangat signifikan sehingga efeknya sangat terasa.

Kontribusi manufakturing terhadap PDRB makin meningkat kecuali pada tahun 2007 karena melemahnya industri terkait pasca kenaikan 2 kali harga BBM akibat dihapuskannya sebagian subsidi

Laju inflasi yang menurun dari tahun 2004-2007 kembali menjadi dua digit pada tahun 2008 karena pengaruhi lanjutan dari 2 kali kenaikan harga (BBM) di tahun 2007 dan naiknya harga elpiji serta adanya program konversi minyak tanah ke elpiji.

Kontribusi Ekspor melemah terus hingga tahun 2008 karena banyak faktor: menurunnya permintaan luar negeri, makin pesatnya kegiatan sektor-sektor jasa dan sunset clause dari beberapa komoditi ekspor utama Jawa Barat seperti tekstil dan produk tekstil.

Nilai Tukar Pertanian terus membaik karena makin terarahnya program program pembangunan pertanian dan peningkatan produksi yang signifikan, namun pada tahun 2008 kembali turun karena adanya masalah distribusi dari input pertanian seperti krisis pupuk dan turunnya harga-harga internasional komoditi pertanian.

Nilai realisasi investasi PMA dan PMDN sama hal-nya dengan kasus kontribusi manufaktur dan ekspor turun tajam pada tahun 2007 karena distorsi dari makin beratnya biaya produksi yang didorong oleh kenaikan harga BBM serta tingkat ketidakpastian regulasi investasi, dengan adanya kebijakan UU Penanaman modal yang baru dan cenderung lebih berpihak pada pemilik modal makan tahun 2008 realisasi investasi kembali meningkat.

.

Page 43: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

43

Tingkat Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup

Indikator IV

Belum dilakukan karena ketersediaan data

Page 44: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

44

Tingkat Kesejahteraan Sosial

Indikator IV

•Tingkat Kemiskinan•Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Page 45: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

45

Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Lokasi, Maret 2007 – Maret 2008

Page 46: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Barat

• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) 2004 di Jawa Barat adalah 12,25%

• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) 2005 di Jawa Barat adalah 11,91%

• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) 2006 di Jawa Barat adalah 10,95%

• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Barat adalah 13,08% dari jumlah angkatan kerja (data bulan Agustus tahun 2007)

• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Barat turun menjadi 12,28% (data bulan Februari tahun 2008)

46

Page 47: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

0

200

400

600

800

1000

1200

KAT Penyandang cacat Tuna Sosial Anak nakal korban narkotik (ANKN)

Wanita Rawan Sosial Ekonomio

Orang

Pelayanan Sosial

Series1

Page 48: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

KesimpulanCapaian dari hasil kinerja pembangunan Jawa Barat secara umum memperlihatkan relevansi terhadapsasaran/pembangunan nasional khususnya pada:– Aspek Tingkat Pelayanan publik dan demokrasi

dan Pembangunan Ekonomi, namun secaraefektifitas memang tidak terlalu signifikan.

– Aspek Kesejahteraan sosial dan Sumber dayaAlam Lingkungan, relevansi serta efektifitasterhadap tujuan pembangunan nasional relatifbelum menunjukkan hasil yang baik.

Page 49: HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2009 PROVINSI JAWA BARAT

49

Terima Kasih