hasil
-
Upload
ayu-fitriyah-wahyuni -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
description
Transcript of hasil
Interferensi gelombang adalah perpaduan dua gelombang atau lebih pada suatu daerah
tertentu pada saat yang bersamaan. Salah satu alat yang digunakan untuk mengindentifikasi
pola interferensi tersebut adalah interferometer. Salah satu jenis interferometer tersebut
adalah Interferometer Michelson.
Pada percobaan Interferometer Michelson dilakukan dengan meletakkan secara tegak
lurus posisi Movable Mirror dan Adjustable Mirror yang ditengahi oleh split. Dengan posisi
demikian, akan terjadi perbedaan lintasan yang diakibatkan oleh pola reflektansi dan
tranmisivitas split dari cahaya yang masuk melewati lensa 1,8 nm. Selanjutnya, perbedaan
lintasan ini akan menyebabkan adanya beda fase dan penguatan fase (yang biasa disebut
sebagai interferensi) yang selanjutnya menyebabkan munculnya pola-pola pada cincin.
Prinsip dari percobaan interferometer Michelson yang telah dilakukan, yaitu seberkas
cahaya monokromatik yang dipisahkan di suatu titik tertentu sehingga masing-masing berkas
dibuat melewati dua panjang lintasan yang berbeda, dan kemudian disatukan kembali melalui
pantulan dari dua cermin yang letaknya saling tegak lurus dengan titik pembagi berkas
tersebut. Setelah berkas cahaya monokromatik tersebut disatukan maka akan didapat pola
interferensi akibat penggabungan dua gelombang cahaya tersebut. Pola interferensi itu terjadi
karena adanya perbedaan panjang lintasan yang ditempuh dua berkas gelombang cahaya yang
telah disatukan tersebut. Jika panjang lintasan dirubah dengan diperpanjang maka yang akan
terjadi adalah pola-pola cincin akan masuk ke pusat pola. Jarak lintasan yang lebih panjang
akan mempengaruhi fase gelombang yang jatuh ke layar. Bila pergeseran beda panjang
lintasan gelombang cahaya mencapai λ maka akan terjadi interferensi konstruktif yaitu
terlihat pola terang, namun bila pergeserannya hanya sejauh λ/4 yang sama artinya dengan
berkas menempuh lintasan λ/2 maka akan terlihat pola gelap.
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penelitian ini adalah mengkalibrasi
interferometer Michelson dengan cara mengatur posisi laser, beam splitter, kedua cermin dan
lensa agar sinar laser yang melewati semua peralatan tersebut tepat segaris. Kemudian
mencari pola interferensi dengan cara menggeser-geser salah satu cermin sampai dihasilkan
pola gelap terang (cincin) pada layar. Kalibrasi mikrometer ini bertujuan untuk menentukan
nilai 1 skala micrometer (d) pada alat belum tentu sama dengan pergeseran cermin (movable
mirror) sebesar 1μm. Kalibrasi mikrometer dilakukan dengan menggeser movable mirror tiap
1mm, hingga mencapai 25 pergeseran skala mikrometer. Akibat pergeseran skala mikrometer
maka pada layar akan nampak perubahan jumlah cincin. Sehingga dari transisi cincin yang
terhitung dapat ditentukan nilai tiap skala mikrometer dengan menganggap nilai panjang
gelombang laser He-Ne adalah 632,8nm. Hasil dari kalibrasi micrometer tersebut kemudian
digunakan sebagai nilai patokan untuk perhitungan selanjutnya yaitu penentuan nilai panjang
gelombang laser.
Dalam eksperimen ini, dilakukan pengamatan terhadap dua variable, yaitu
pengamatan terhadap penambahan jumlah cincin dan pengamatan terhadap
pergeseran Movable mirror dari titik acuan awal perhitungan. Pergeseran pada Movable
mirror tersebut dilakukan dalam orde mikrometer. Sehingga guna kehati-hatian dalam
mendapatkan data yang valid, selain melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap
mikrometer pada interferometer, praktikan juga melakukan perhitungan matematis terhadap
penentuan nilai yang pasti dan pengkalibrasian titik awalnya.
Dari data yang diperoleh, didapatkan bahwa penambahan dan banyaknya jumlah
cincin (N) berbanding lurus dengan pergeseran Movable mirror yang dilakukan. Hal ini
dapat terlihat dari semakin besarnya nilai N (banyaknya cincin), maka nilai dm (jarak
pergeseran Movable mirror terhadap titik acuan) juga menunjukkan angka yang semakin
besar.
Misalnya saat N=25, pergeseran Movable mirror (dm) memberikan angka 1,6.10-6 m.
Sedangkan saat N=30, pergeseran Movable mirror (dm) memberikan angka 4,7.10-6 m; saat
N=35, pergeseran Movable mirror (dm) bernilai 6,4.10-6 m; dan demikian seterusnya hingga
N=50, pergeseran Movable mirror (dm) menunjukkan angka 1,08.10-6 m.
Untuk menentukan panjang gelombang dalam percobaan ini menggunakan persamaan :
Dari percobaan Interferometer Michelson didapatkan nilai panjang gelombang laser He-Ne
adalah 613 nm. Secara teori, panjang gelombang laser He-Ne adalah 632,86 nm. Adanya
selisih ini disebabkan kurangnya ketelitian praktikan dalam melakukan praktikum. Terutama
saat mengkalibrasi interferometer.