Haryono Umar DPR sudah Kebal Kritik - ftp.unpad.ac.id filekemarin oleh majelis hakim yang diketuai...

1
4 | Politik & HAM RABU, 22 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Turut serta menganjurkan pembunuhan lebih sesuai ketimbang hanya menganjurkan.” Artidjo Alkostar Hakim Agung KETUA Komisi IX DPR sekali- gus mantan Ketua Panja RUU Kesehatan Ribka Tjiptaning mengaku tak pernah dimintai keterangan oleh polisi terkait hilangnya ayat tembakau da- lam RUU Kesehatan. Ia hanya pernah ditanyai soal kasus Ba- nyuwangi. “Dipanggil saja belum per- nah. Saya itu cuma pernah di- tanyai soal Banyuwangi terus ditanya sumbernya. Jadi kalau sekarang langsung tersangka (penghilangan ayat tembakau), kan jadi bingung,” kata Ribka di Jakarta, kemarin. Ia tak menampik jika berita penetapan status tersangka pa- da dirinya bisa jadi bagian dari permainan politik. Ia menilai itu sebagai pengalihan isu dari kalangan yang merasa tidak MAHKAMAH Agung (MA) menolak permohonan kasasi mantan Ketua Komisi Pembe- rantasan Korupsi (KPK) An- ta sari Azhar terkait dengan pembunuhan Direktur PT Pu- tra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen. “Kasasi baik dari jaksa mau- pun terdakwa ditolak,” kata Ketua Majelis Kasasi Artidjo Alkostar di Jakarta, kemarin. Vonis kasasi diputuskan kemarin oleh majelis hakim yang diketuai Artidjo dengan anggota majelis hakim Moegi- hardjo dan Surya Jaya. Artidjo menjelaskan maje- lis hakim kasasi berpendapat terbukti ada kerja sama antara Antasari, Williardi Wizard, Sigid Haryo Wibisono, dan Jerry Hermawan Lo untuk me- lakukan pembunuhan terhadap Nasrudin. Selain itu, sambungnya, dua populer lagi. “Aku kan akrab dengan se- mua teman-teman, termasuk (ormas) Bendera. Pas kasus Malaysia, Presiden ‘dihantam’ terus. Dia mulai diusik, tidak populis juga,” sambungnya. Ia mengakui sudah pernah diperiksa Badan Kehormatan (BK) DPR atas kasus itu. Kepada personel KPK mengatakan ada ucapan koordinasi dari Antasari Azhar. “Ada ucapan, saya atau dia yang mati.” Ia menambahkan, sebelum menyerahkan uang ke Williardi, Sigid melaporkan ke Antasari. “Saat Sigid membaca di media tentang Nasrudin yang ter- tembak, Sigid menanyakan ke BK, ia menyampaikan hal itu tak mungkin dilakukannya. Pasal- nya, penghilangan pasal tidak bisa dilakukan dengan sekadar membubuhkan paraf, tetapi membutuhkan berita acara. “Paraf itu adalah bukti saat menerima asosiasi tembakau. Jadi paraf itu bukan untuk penghilangan pasal. Tidak sesederhana itu, harus pakai berita acara,” tukasnya. Di kesempatan terpisah, Di- rektur I Kamtranas Bareskrim Polri Brigjen Saut Usman Nasu- tion membenarkan pihaknya belum pernah memeriksa Ribka atas kasus itu. Dijelaskannya, status Ribka masih saksi dan dari pemeriksaan atas kasus itu hingga kini belum sampai pada penetapan tersangka. (Din/Dvd/P-2) Antasari. Antasari menyatakan sudah koordinasi dengan B1 dan B2,” papar Artidjo. Selain itu, kata Artidjo, ma- jelis hakim kasasi menilai pu- tusan Pengadilan Negeri Ja- karta Selatan paling sesuai dan benar. “Turut serta meng- anjurkan pembunuhan lebih sesuai ketimbang hanya meng- anjurkan,” jelasnya. MA juga menolak permo- honan kasasi yang diajukan jaksa. Jaksa meminta hukuman Antasari diperberat dari 18 ta- hun penjara menjadi hukuman mati. Dengan putusan MA, Antasari tetap dijatuhi hu- kuman 18 tahun penjara. Kuasa hukum Antasari, M Assegaf, menyatakan akan menganjurkan kliennya untuk mengajukan peninjauan kem- bali (PK). “Tapi apakah akan PK atau tidak, terserah Antasari,” kata Assegaf. (CC/Ant/P-1) P ERILAKU anggota DPR sudah tidak terkontrol. Anggota dewan nyata-nyata mengabaikan kritik masyara- kat dengan malas mengikuti sidang, tetapi getol ikut per- jalanan ke luar negeri. “Publik telah mengkritik DPR, tetapi mereka tidak pedu- li. Tidak ada efek kritik terha- dap perilaku mereka. DPR seperti sudah kebal kritik,” kata Koordinator Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti di Jakarta, kemarin. Menurutnya, anggota DPR berani mengabaikan kritik karena bisa berlindung di ba- lik institusi DPR. “Kesalahan sejumlah anggota dewan dika- takan sebagai perilaku institusi DPR. Akibatnya, kesalahan perilaku anggota dianggap ke- salahan institusi dan tidak ada yang harus bertanggung jawab, kecuali kalau terkait pidana,” katanya. Rapat dengar pendapat umum (RDPU) antara Badan Legislasi (Baleg) DPR dan rom- bongan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), kema- rin, harus terlambat selama hampir 1 jam. Direktur Eksekutif PSHK Eryanto Nugroho beserta rom- bongan telah tiba di ruang rapat sekitar pukul 13.55 WIB dari jadwal rapat pada pukul 14.00. “Kami diundang pukul 14.00 terkait dengan Undang-Un- dang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Kami enggak tahu jadi atau tidak. Keterlambatan se- lalu terjadi. Solusi kelembagaan seperti ini yang seharusnya dituntaskan pertama kali,” kata Eryanto. Hingga pukul 14.30, baru empat anggota Baleg DPR yang memasuki ruang rapat. Hingga pada pukul 14.40, Wa- kil Ketua Baleg DPR Dimyati Natakusumah menyatakan ra pat dimulai, meski hanya di hadiri 10 dari 46 anggota Baleg DPR. Kemalasan anggota DPR te- lah terjadi pada sehari sebelum- nya. Dalam rapat kerja Komisi VI DPR dengan Kementerian Perindustrian dan Kemente- rian Perdagangan juga hanya dihadiri 25 dari 51 anggota Komisi VI. Itu pun tidak seluruh ang- gota dewan bertahan hingga rapat selesai. Tidak tunduk kritik Di sisi lain, anggota DPR masih ngotot untuk pergi studi banding ke luar negeri. Alasan- nya untuk menambah bobot dalam pembahasan legislasi. Bahkan, anggota F-PG An- thon Sihombing menolak me- nerima kritik terhadap per- jalanan anggota dewan ke luar negeri. “Bertanggung jawab ke sia- pa? Kami tidak usah selalu tunduk dengan kritik. Me- reka mengatakan wakil rakyat. Kami yang wakil rakyat, bukan forum-forum itu,” serunya. Anthon adalah salah satu anggota Komisi IV yang be- rangkat ke Belanda. Perjalanan dilaksanakan pada 14-20 Sep- tember 2010 terkait dengan pembahasan Rancangan Un- dang-Undang (RUU) Horti- kultura. Tujuan utama mendatangi parlemen Belanda, Universitas Wageningen, dan pusat pen- jualan bunga dunia. “Hari pertama, kami ber- temu dengan KBRI dan parle- men di sana. Kemudian, hari kedua, ke pelelangan bunga. Hari terakhir, bertandang ke universitas. Itu pun masih nombok US$2.100 karena meng- gunakan pesawat kelas bisnis,” cetusnya. (P-1) [email protected] DPR sudah Kebal Kritik Rapat terlambat, tingkat kehadiran minim, tetapi rajin ke luar negeri dan menghabiskan uang negara. Andi dan Gayus Diduga Bersekongkol PENYIDIK kepolisian AKB Mardiyani mengaku sejak awal su- dah curiga telah terjadi persekongkolan antara Gayus Tambunan dan Andi Kosasih. Kecurigaannya bermula dari adanya upaya penyamaan jawaban oleh Gayus dan Andi saat diperiksa secara bersamaan di Kantor Bareskrim Mabes Polri. Kecurigaan Mardiyani itu terungkap saat bersaksi dalam per- sidangan atas Andi Kosasih di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin. “Dalam memberikan keterangan Andi Kosasih terlihat gugup dan bimbang. Saat ditanya bahwa penyerahan uang se- cara tunai adalah riskan, Andi Kosasih menjawabnya dengan terbata-bata. Tampaknya keterangan yang diberikan diupayakan sama dengan pernyataan Gayus,” terangnya di hadapan majelis hakim. Pada kesempatan itu, hakim juga memeriksa penyidik yang juga ikut memeriksa Gayus dan Andi, AKB Muhammad Anwar. (*/P-2) KPK akan Datangi Mendagri KOMISI Pemberantasan Ko- rupsi (KPK) berencana men- datangi Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi terkait dengan banyaknya aparat pemerintah daerah yang menggunakan fasilitas daerah untuk kepen- tingan pribadi, terutama sebe- lum dan selama Idul Fitri. “Kita akan bicarakan dengan Mendagri soal ini,” ujar Wakil Ketua KPK Haryono Umar, kemarin. Hal itu disampaikan Haryono menanggapi kecaman Trans- parency International Indonesia (TII) kepada pemerintah yang dianggap tak serius dalam pemberantasan korupsi. TII mencatat setidaknya ada 22 daerah yang kepala daerahnya melegalkan aksi penggunaan fasilitas daerah untuk kepentingan pribadi. “Kami sedang kumpulkan data-datanya, karena tim kami juga mendapat laporan dari masyarakat,” imbuh Haryono. Ia sendiri menilai apa yang dilakukan pemerintah daerah itu benar-benar tidak sesuai dengan usaha pemberantasan korupsi dan usaha menaikkan indeks persepsi korupsi (IPK). (CC/P-2) Bachtiar Chamsyah Dikenai Dakwaan Berlapis MANTAN Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah akan menghadapi dua dakwaan dalam kasus korupsi pengadaan mesin jahit dan sapi impor, serta pengadaan kain sarung. Hal itu disampaikan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi kepada wartawan, kemarin. “Iya, nanti dipisah. Dakwaan pertama itu kasus sapi impor dan mesin jahit. Dakwaan yang satu lagi soal kasus kain sarung,” jelasnya. Bachtiar terjerat kasus korupsi untuk proyek pengadaan sa- rung yang diadakan pada 2006 hingga 2008. Selain terjerat kasus pengadaan sarung, politikus PPP itu juga terjerat kasus korupsi lainnya, yaitu pengadaan sapi impor dan mesin jahit. Proyek pengadaan sapi senilai Rp19 miliar diduga merugikan negara sekitar Rp3,6 miliar. Sementara kasus pengadaan mesin jahit pada 2004 senilai Rp51 miliar dan diperkirakan telah meru- gikan negara sekitar Rp24 miliar, dan untuk pengadaan sarung, KPK menghitung negara dirugikan Rp11 miliar dari proyek senilai Rp25 miliar tersebut. (CC/P-2) DINAMIKA Status Ribka Tjiptaning masih Saksi MA Tolak Kasasi Antasari ANTARA MI/SUSANTO RAPAT MOLOR: Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Eryanto Nugroho menunggu dimulainya rapat dengan Badan Legislasi DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, kemarin. Rapat molor hampir satu jam dan dimulai hanya dengan 10 anggota dewan yang hadir. MI/M IRFAN Haryono Umar Wakil Ketua KPK Dinny Mutiah Ribka Tjiptaning Ketua Komisi IX DPR

Transcript of Haryono Umar DPR sudah Kebal Kritik - ftp.unpad.ac.id filekemarin oleh majelis hakim yang diketuai...

4 | Politik & HAM RABU, 22 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Turut serta menganjurkan pembunuhan lebih sesuai ketimbang hanya menganjurkan.”

Artidjo AlkostarHakim Agung

KETUA Komisi IX DPR sekali-gus mantan Ketua Panja RUU Kesehatan Ribka Tjiptaning mengaku tak pernah dimintai keterangan oleh polisi terkait hilangnya ayat tembakau da-lam RUU Kesehatan. Ia hanya pernah ditanyai soal kasus Ba-nyuwangi.

“Dipanggil saja belum per-nah. Saya itu cuma pernah di-tanyai soal Banyuwangi terus ditanya sumbernya. Jadi kalau sekarang langsung tersangka (penghilangan ayat tembakau), kan jadi bingung,” kata Ribka di Jakarta, kemarin.

Ia tak menampik jika berita penetapan status tersangka pa-da dirinya bisa jadi bagian dari permainan politik. Ia menilai itu sebagai pengalihan isu dari kalangan yang merasa tidak

MAHKAMAH Agung (MA) menolak permohonan kasasi mantan Ketua Komisi Pembe-rantasan Korupsi (KPK) An-ta sari Azhar terkait dengan pembunuhan Direktur PT Pu-tra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.

“Kasasi baik dari jaksa mau-pun terdakwa ditolak,” kata Ketua Majelis Kasasi Artidjo Alkostar di Jakarta, kemarin.

Vonis kasasi diputuskan kemarin oleh majelis hakim yang diketuai Artidjo dengan anggota majelis hakim Moegi-hardjo dan Surya Jaya.

Artidjo menjelaskan maje-lis hakim kasasi berpendapat terbukti ada kerja sama antara Antasari, Williardi Wizard, Sigid Haryo Wibisono, dan Jerry Hermawan Lo untuk me-lakukan pembunuhan terhadap Nasrudin.

Selain itu, sambungnya, dua

populer lagi. “Aku kan akrab dengan se-

mua teman-teman, termasuk (ormas) Bendera. Pas kasus Malaysia, Presiden ‘dihantam’ terus. Dia mulai diusik, tidak populis juga,” sambungnya.

Ia mengakui sudah pernah diperiksa Badan Kehormatan (BK) DPR atas kasus itu. Kepada

personel KPK mengatakan ada ucapan koordinasi dari Antasari Azhar. “Ada ucapan, saya atau dia yang mati.”

Ia menambahkan, sebelum menyerahkan uang ke Willi ardi, Sigid melaporkan ke Antasari. “Saat Sigid membaca di media tentang Nasrudin yang ter-tembak, Sigid menanyakan ke

BK, ia menyampaikan hal itu tak mungkin dilakukannya. Pasal-nya, penghilangan pasal tidak bisa dilakukan dengan sekadar membubuhkan paraf, tetapi membutuhkan berita acara.

“Paraf itu adalah bukti saat menerima asosiasi tembakau. Jadi paraf itu bukan untuk penghilangan pasal. Tidak se sederhana itu, harus pakai berita acara,” tukasnya.

Di kesempatan terpisah, Di-rektur I Kamtranas Bareskrim Polri Brigjen Saut Usman Nasu-tion membenarkan pihaknya belum pernah memeriksa Ribka atas kasus itu. Dijelaskannya, status Ribka masih saksi dan dari pemeriksaan atas kasus itu hingga kini belum sampai pada penetapan tersangka. (Din/Dvd/P-2)

Antasari. Antasari menyatakan sudah koordinasi dengan B1 dan B2,” papar Artidjo.

Selain itu, kata Artidjo, ma-jelis hakim kasasi menilai pu-tusan Pengadilan Negeri Ja-karta Selatan paling sesuai dan benar. “Turut serta meng-anjurkan pembunuhan lebih sesuai ketimbang hanya meng-anjurkan,” jelasnya.

MA juga menolak permo-honan kasasi yang diajukan jaksa. Jaksa meminta hukuman Antasari diperberat dari 18 ta-hun penjara menjadi hukuman mati. Dengan putusan MA, Antasari tetap dijatuhi hu-kuman 18 tahun penjara.

Kuasa hukum Antasari, M Assegaf, menyatakan akan menganjurkan kliennya untuk mengajukan peninjauan kem-bali (PK). “Tapi apakah akan PK atau tidak, terserah Antasari,” kata Assegaf. (CC/Ant/P-1)

PERILAKU anggota DPR sudah t idak ter kontrol. Anggota dewan nyata-nyata

mengabaikan kritik masyara-kat dengan malas mengikuti sidang, tetapi getol ikut per-jalanan ke luar negeri.

“Publik telah mengkritik DPR, tetapi mereka tidak pedu-li. Tidak ada efek kritik terha-dap perilaku mereka. DPR

seperti sudah kebal kritik,” kata Koordinator Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, anggota DPR berani mengabaikan kritik karena bisa berlindung di ba-lik institusi DPR. “Kesalahan sejumlah anggota dewan dika-takan sebagai perilaku institusi DPR. Akibatnya, kesalahan perilaku anggota dianggap ke-salahan institusi dan tidak ada yang harus bertanggung jawab, kecuali kalau terkait pidana,” katanya.

Rapat dengar pendapat umum (RDPU) antara Badan Legislasi (Baleg) DPR dan rom-bongan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), kema-rin, harus terlambat selama hampir 1 jam.

Direktur Eksekutif PSHK Eryanto Nugroho beserta rom-

bongan telah tiba di ruang rapat sekitar pukul 13.55 WIB dari jadwal rapat pada pukul 14.00.

“Kami diundang pukul 14.00 terkait dengan Undang-Un-dang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Kami enggak tahu jadi atau tidak. Keterlambatan se-lalu terjadi. Solusi kelembagaan seperti ini yang seharusnya dituntaskan pertama kali,” kata Eryanto.

Hingga pukul 14.30, baru empat anggota Baleg DPR yang memasuki ruang rapat. Hingga pada pukul 14.40, Wa-kil Ketua Baleg DPR Dimyati Natakusumah menyatakan ra pat dimulai, meski hanya di hadiri 10 dari 46 anggota Baleg DPR.

Kemalasan anggota DPR te-lah terjadi pada sehari sebelum-

nya. Dalam rapat kerja Komisi VI DPR dengan Kementerian Perindustrian dan Kemente-rian Perdagangan juga hanya dihadiri 25 dari 51 anggota Komisi VI.

Itu pun tidak seluruh ang-gota dewan bertahan hingga rapat selesai.

Tidak tunduk kritikDi sisi lain, anggota DPR

masih ngotot untuk pergi studi banding ke luar negeri. Alasan-nya untuk menambah bobot dalam pembahasan legislasi.

Bahkan, anggota F-PG An-thon Sihombing menolak me-nerima kritik terhadap per-jalanan anggota dewan ke luar negeri.

“Bertanggung jawab ke sia-pa? Kami tidak usah selalu tunduk dengan kritik. Me-reka mengatakan wakil rakyat.

Kami yang wakil rakyat, bukan forum-forum itu,” serunya.

Anthon adalah salah satu anggota Komisi IV yang be-rangkat ke Belanda. Perjalanan dilaksanakan pada 14-20 Sep-tember 2010 terkait dengan pembahasan Rancangan Un-dang-Undang (RUU) Horti-kultura.

Tujuan utama mendatangi parlemen Belanda, Universitas Wageningen, dan pusat pen-jualan bunga dunia.

“Hari pertama, kami ber-temu dengan KBRI dan parle-men di sana. Kemudian, hari kedua, ke pelelangan bunga. Hari terakhir, bertandang ke universitas. Itu pun masih nombok US$2.100 karena meng-gunakan pesawat kelas bisnis,” cetusnya. (P-1)

[email protected]

DPR sudah Kebal KritikRapat terlambat, tingkat kehadiran minim, tetapi rajin ke luar negeri dan menghabiskan uang negara.

Andi dan Gayus Diduga BersekongkolPENYIDIK kepolisian AKB Mardiyani mengaku sejak awal su-dah curiga telah terjadi persekongkolan antara Gayus Tambunan dan Andi Kosasih. Kecurigaannya bermula dari adanya upaya penyamaan jawaban oleh Gayus dan Andi saat diperiksa secara bersamaan di Kantor Bareskrim Mabes Polri.

Kecurigaan Mardiyani itu terungkap saat bersaksi dalam per-sidangan atas Andi Kosasih di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin. “Dalam memberikan keterangan Andi Kosasih terlihat gugup dan bimbang. Saat ditanya bahwa penyerahan uang se-cara tunai adalah riskan, Andi Kosasih menjawabnya dengan terbata-bata. Tampaknya keterangan yang diberikan diupayakan sama dengan pernyataan Gayus,” terangnya di hadapan majelis hakim. Pada kesempatan itu, hakim juga memeriksa penyidik yang juga ikut memeriksa Gayus dan Andi, AKB Muhammad Anwar. (*/P-2)

KPK akan Datangi MendagriKOMISI Pemberantasan Ko-rupsi (KPK) berencana men-datangi Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi terkait dengan banyaknya aparat pemerintah daerah yang menggunakan fasilitas daerah untuk kepen-tingan pribadi, terutama sebe-lum dan selama Idul Fitri.

“Kita akan bicarakan dengan Mendagri soal ini,” ujar Wakil Ketua KPK Haryono Umar, kemarin.

Hal itu disampaikan Har yono menanggapi kecaman Trans-parency International Indonesia (TII) kepada pemerintah yang dianggap tak serius dalam pemberantasan korupsi. TII mencatat setidaknya ada 22 daerah yang kepala daerahnya melegalkan aksi penggunaan fasilitas daerah untuk kepentingan pribadi. “Kami sedang kumpulkan data-datanya, karena tim kami juga mendapat laporan dari masyarakat,” imbuh Haryono.

Ia sendiri menilai apa yang dilakukan pemerintah daerah itu benar-benar tidak sesuai dengan usaha pemberantasan korupsi dan usaha menaikkan indeks persepsi korupsi (IPK). (CC/P-2)

Bachtiar Chamsyah Dikenai Dakwaan BerlapisMANTAN Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah akan menghadapi dua dakwaan dalam kasus korupsi pengadaan mesin jahit dan sapi impor, serta pengadaan kain sarung.

Hal itu disampaikan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi kepada wartawan, kemarin. “Iya, nanti dipisah. Dakwaan pertama itu kasus sapi impor dan mesin jahit. Dakwaan yang satu lagi soal kasus kain sarung,” jelasnya.

Bachtiar terjerat kasus korupsi untuk proyek pengadaan sa-rung yang diadakan pada 2006 hingga 2008. Selain terjerat kasus pengadaan sarung, politikus PPP itu juga terjerat kasus korupsi lainnya, yaitu pengadaan sapi impor dan mesin jahit.

Proyek pengadaan sapi senilai Rp19 miliar diduga merugikan negara sekitar Rp3,6 miliar. Sementara kasus pengadaan mesin jahit pada 2004 senilai Rp51 miliar dan diperkirakan telah meru-gikan negara sekitar Rp24 miliar, dan untuk pengadaan sarung, KPK menghitung negara dirugikan Rp11 miliar dari proyek senilai Rp25 miliar tersebut. (CC/P-2)

DINAMIKA

Status Ribka Tjiptaningmasih Saksi

MA Tolak Kasasi Antasari

ANTARA

MI/SUSANTO

RAPAT MOLOR: Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Eryanto Nugroho menunggu dimulainya rapat dengan Badan Legislasi DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, kemarin. Rapat molor hampir satu jam dan dimulai hanya dengan 10 anggota dewan yang hadir.MI/M IRFAN

Haryono UmarWakil Ketua KPK

Dinny Mutiah

Ribka TjiptaningKetua Komisi IX DPR