ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM...

118
ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM MENJATUHKAN HUKUMAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL PAEDOFIL (STUDI PUTUSAN NOMOR: 292/PID.SUS/2012/PN.SINGARAJA) SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM OLEH: HASBI ASH SIDDIQI NIM. 11340079 PEMBIMBING: 1. DR. DRS. KH. MAKHRUS M, S.H., M. Hum. 2. ACH. TAHIR, S.H.I., S.H., LL.M., M.A. ILMU HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

Transcript of ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM...

Page 1: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DALAM

MENJATUHKAN HUKUMAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA

KEKERASAN SEKSUAL PAEDOFIL

(STUDI PUTUSAN NOMOR: 292/PID.SUS/2012/PN.SINGARAJA)

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SYARAT-SYARAT

MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU

DALAM ILMU HUKUM

OLEH:

HASBI ASH SIDDIQI

NIM. 11340079

PEMBIMBING:

1. DR. DRS. KH. MAKHRUS M, S.H., M. Hum.

2. ACH. TAHIR, S.H.I., S.H., LL.M., M.A.

ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

ii

ABSTRAK

Paaedofil adalah perbuatan aktivitas seksual yang dilakukan seorang

dewasa dengan seorang di bawah umur baik terhadap laki-laki maupun perempuan.

Anak-anak yang menjadi korban dari kejahatan Paedofil dapat mengalami

penderitaan yang sangat berat, baik penderitaan secara fisik maupun mental

kejiwaan. Bahaya dari kejahatan Paedofil perlu mendapat sorotan dari pemerintah

dan aparat penegak hukum, agar apabila terjadi kejahatan paedofil tidak

memberikan hukuman yang terlampau ringan, dan tidak memberikan efek jera

terhadap pelaku. Seperti yang terjadi di Pengadilan Negeri Singaraja, dimana

masyarakat mendesak hakim agar menjatuhkan hukuman berat terhadap pelaku

kejahatan paedofil namun majelis hakim dalam putusan Nomor:

292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja menjatuhkan hukuman minimum terhadap pelaku

berdasarkan pertimbangannya dalam persidangan.

Berangkat dari latar belakang tersebut diperoleh rumusan masalah yaitu

pertama, bagaimana pertimbangan hakim Pengadilan Negeri Singaraja dalam

menjatuhkan putusan Nomor: 292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja terhadap pelaku

tindak pidana kekerasan seksual paedofil? Kedua hambatan-hambatan apakah yang

dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut?

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah menggunakan

jenis penelitian pustaka (library research) yang didukung dengan penelitian

lapangan (Field research), dan bersifat deskriptif analitik. Diperkuat dengan

observasi dan wawancara dengan hakim dan kepanitraan bidang hukum.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif komparatif,

Hasil dari penelitian skripsi ini adalah bahwa pertimbangan majelis hakim

dalam memutus perkara tindak pidana kekerasan seksual paedofil, terdakwa

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah dimana telah memenuhi asas

minimum pembuktian seperti yang diatur dalam Pasal 183 KUHAP. Terpenuhinya

unsur-unsur sesuai pasal yang didakwakan, mempertimbangkan hal-hal yang

memberatkan dan meringankan. Terdakwa yang sehat dan dalam keadaan normal

dianggap mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya, berdasarkan ketentuan

Pasal 193 ayat (1) KUHAP, maka terdakwa haruslah dijatuhi pidana yang setimpal

dengan kesalahannya. Adapun hambatan yang dihadapi majelis hakim adalah

pertama penasihat hukum terdakwa dalam nota pembelaannya tetap menyatakan

terdakwa tidak bersalah, namun berdasarkan uraian fakta-fakta yang terungkap

dalam persidangan, majelis hakim menolak nota pembelaan karena tidak beralasan.

Kedua para saksi korban dan saksi keluarga korban mencabut kesaksiannya, dimana

kesaksian dalam BAP berbeda dengan keterangan kesaksian saat persidangan,

namun majelis hakim berpendapat pencabutan kesaksian yang dilakukan oleh saksi

korban dan saksi keluarga korban tidaklah beralasan sehingga harus ditolak.

Key Word: Analisis Pertimbangan Majelis Hakim, Tindak Pidana

Kekerasan Seksual Paedofil, Putusan No. 292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja

Page 3: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan
Page 4: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan
Page 5: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan
Page 6: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan
Page 7: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan sebuah tulisan sederhana ini sebagai wujud syukur, cinta,

dan terimakasih kepada:

Allah SWT, Atas segala karunia rahmat dan nikmat yang telah

diberikan-Nya

Bapakku Drs. Mas’ud Yususf, S.H. (Alm) Moga dirahmati Allah SWT, dan

Mamaku Mahnep S.Pd. Atas jerih payahnya membesarkanku dengan kasih

sayang, memberi pendidikan moril sejak kecil dan telah berjuang, memeras

keringat untuk menghidupi dan mempersekolahkanku sampai di bangku

perkuliahan, yang tentunya dengan segala perjuangannya tidak dapat

digantikan dengan apapun.

Kakak-kakakku Niryani S.Pd., Zulhairi, Yulianti Kusumastuti, dan adikku

Ristina Wahyu Astuti, dan Kakak Iparku Ari yang telah ikut serta

mendukung, memberi motivasi dan semangat kepadaku dalam penyusunan

karya ini.

Orang-orang terdekat yang selalu memberikan doa dan menyemangati

penulis, Insantri Aulia, Nurkamala, Aliya Zahra, Suhartini, Inda Bintang, Baiq

Herni W, Anis Fitriah, Nia.

Sahabat-sahabat terbaikku yang telah sama-sama berjuang selama

menjalani masa kuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, M. Haris Syukuri, Rio Pasdi Andora, Ades Putra Arba, Edwin

Prasetyo, M. Mustofa, Putra Rio Mamdoeh, Rayga Vico Sanjaya, M. Zakaria,

Prima Syaputra, Eko Prasetio, Andy Putro,Sukma Palugan, Safitri Wulandari,

yang selalu memberi keceriaan di luar dan di dalam kampus dan semua

teman-teman Ilmu Hukum angkatan 2011 Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN

Sunan Kalijaga.

Keluarga Besar seperjuangan di Kontrakan The Legend Demangan

Gk.1/233, Bang Kenyom, Bang Amonk, Bang Odak, selaku tetua kontridi,

Rahmat Hidayat, Lalu Wahyu Putra Utama, M. Khairi Humaidi, Handika

Johan, Tantowi Yahya, Hendri Saleh, Hajrin, Rosihan Anwar, Bang Zainul,

yang telah bersama-sama mengukir kenangan terindah di tempat rantauan.

Page 8: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

viii

MOTTO

“Kesuksesan butuh perjuangan serta pengorbanan, maka berjuang dan

berkorbanlah hingga kusuksesan itu dapat engkau genggam”

“Jadilah sebagai orang yang selalu bermanfaat bagi orang lainnya”

Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka

putuskanlah (perkara itu) di antara mereka dengan adil,

sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.”

(Q.S. Al Maaidah: 8)

Page 9: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

ix

KATA PENGANTAR

الرحيم الرمن هللا بسم

و هللا الا اله ال ان اشهد. الدين و الدنيا امور َعلَى نستعين به و العالمين رب هلل الحمد

.أجمعين صحبه و آله َعلَى و محمد َعلَى صلي اللهم. هللا سول الر محمد ان اشهد

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya dan sholawat serta

salam tetap terkirimkan buat Rosululloh SAW, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pertimbangan Majelis

Hakim Dalam Menjatuhkan Hukuman Terhdadap Pelaku Tindak

Pidana Kekerasan Seksual Paedofil (Studi Putusan Nomor:

292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja)” dengan berbagai kendala yang

Alhamdulillah bisa penulis lewati.

Penulisan skripsi tentang hukum khususnya dalam hal hukum

perlindungan anak yang menjadi korban dari kekerasan seksual paedofil

merupakan pemaparan teori-teori, serta segala aturan yang mengaturnya

yang telah mahasiswa dapatkan selama di bangku perkuliahan untuk

dikorelasikan dengan fakta lapangan berupa implementasi dalam

pemidanaan pelaku kekerasan seksual paedofil. Dalam kesempatan ini

penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penyusun dapat menyelesaikan penelitian ini dengan

lancar dan selalu diberi kemudahan oleh-Nya.

2. Bapak Prof. Drs. Akh. Minhaji, M.A., Ph.D. selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Dr. H Syafiq Mahmadah Hanafi, M.Ag., selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta

Page 10: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

x

4. Bapak Ahmad Bahiej, S.H., M. Hum., selaku Ketua Program

Studi Ilmu Hukum dan Bapak Faisal Lukman Hakim S.H.,

M.Hum selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Hukum Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

5. Bapak Faisal Lukman Hakim S.H., M. Hum selaku Dosen

pembimbing akademik.

6. Bapak Dr, Drs, KH. Makrus M, S.H. M. Hum dan Bapak Ach.

Tahir, S.H.I., S.H., LL.M., M.A selaku Dosen pembimbing

skripsi yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan

demi kelancaran penelitian ini.

7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Hukum Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga yang telah memberikan banyak ilmu

kepada penulis.

8. Seluruh teman-teman Ilmu Hukum angakatan 2011 yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu yang sedikit banyak telah

memberi dukungan serta motivasi pada penyusun.

Dalam Penulisan laporan skripsi ini penulis menyadari masih banyak

kekurangan dan kelemahan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penyusun dan pembaca dengan sebaik-baiknya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 18 Juni 2015

Penulis

Hasbi Ash Siddiqi

Page 11: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

HALAMAN MOTTO ................................................................................. viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................... ix

HALAMAN DAFTAR ISI .......................................................................... xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian. .................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 10

E. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 11

F. Kerangka Teoretik ................................................................... 13

1. Teori Tindak Pidana .............................................................. 13

2. Pengertian Seksual Paedofil .................................................. 15

3. Teori Perlindungan Anak ...................................................... 17

4. Pengertian Putusan ................................................................ 19

G. Metode Penelitian ..................................................................... 20

1. Jenis Penelitian dan metode Pendekatan ............................... 21

2. Sifat Penelitian....................................................................... 21

3. Sumber Data .......................................................................... 21

4. Bahan Penelitian .................................................................... 22

5. Lokasi Penelitian dan Narasumber ........................................ 23

Page 12: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

xii

6. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 24

7. Analisis Data ......................................................................... 26

H. Sistematika Pembahasan ......................................................... 26

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA

KEKERASAN SEKSUAL PAEDOFIL

A. Tinjauan Tentang Tindak Pidana .......................................... 28

1. Pengertian Tindak Pidana ...................................................... 28

2. Tujuan Pidana ........................................................................ 31

3. Jenis-jenis Tindak Pidana ...................................................... 33

4. Unsur-unsur Tindak Pidana ................................................... 34

B. Tinjauan Tentang Kekerasan Seksual Paedofil .................... 37

1. Pengertian Paedofil ................................................................ 37

2. Akibat Kejahatan Paedofil ..................................................... 41

3. Sanksi Terhadap Kekerasan Seksual Paedofil ....................... 46

C. Perlindungan Hukum Terhadap Anak .................................. 60

1. Bentuk Perlindungan Anak di bidang Hukum Perdata.......... 63

2. Bentuk Perlindungan Anak di bidang HAN .......................... 66

3. Bentuk Perlindungan Anak di bidang Hukum Pidana ........... 67

D. Tinjauan Umum tentang Perihal Hakikat Pertimbangan dan

Putusan Putusan Majelis Hakim ............................................ 68

1. Pertimbangan Hakim Dalam Perkara Pidana ........................ 68

2. Pengertian dan Jenis Putusan Hakim ..................................... 71

3. Sistematika dan Isi Putusan Hakim ....................................... 72

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Singaraja Dalam

Menjatuhkan Putusan Perkara Nomor:

292/PID.SUS/2012/PN.Singaraja, Terhadap Pelaku Tindak

Pidana Kekerasan Seksual Paedofil ....................................... 74

1. Gambaran Umum Putusan ..................................................... 78

Page 13: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

xiii

2. Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan.............. 86

B. Hambatan-Hambatan Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Singaraja Dalam Menjatuhkan Putusan Perkara Nomor:

292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja, Terhadap Pelaku Tindak Pidana

Kekerasan Seksual Paedofil Pertimbangan Hakim Pengadilan

Negeri Singaraja Dalam Menjatuhkan Putusan Perkara Nomor:

292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja ............................................... 96

BAB IV : ANALISIS PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN

DALAM PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI

SINGARAJA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA

KEKERASAN SEKSUAL PAEDOFIL

A. Pertimbangan Majelis Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan

Perkara Nomor: 292/PID.SUS/2012/PN.Singaraja ................ 99

1. Aspek Hukum Formil ............................................................ 99

2. Aspek Hukum Materiil .......................................................... 102

3. Aspek Filosofi Penjatuhan Putusan ....................................... 104

B. Analisis Hambatan-Hambatan Yang Dihadapi Majelis Hakim

Dalam Menjatuhkan Putusan Perkara Nomor:

292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja ................................................ 106

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 109

B. Saran ... ...................................................................................... 111

Daftar Pustaka ...... ...................................................................................... 112

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Surat Izin Penelitian

B. Surat Bukti Penelitian

C. Pedoman Wawancara

D. Surat Keterangan Wawancara

E. Putusan PN. Singaraja

Page 14: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia adalah negara hukum,1 dimana dalam penyelenggaraan

pemerintahannya berdasarkan hukum. Negara yang berdiri di atas hukum yang

menjamin keadilan bagi warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi

tercapainya kebahagiaan hidup untuk warga negara dan oleh karena itu perlu

diajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar menjadi warga negara yang

baik. Konsep dasar negara hukum Indonesia yakni konsep rechtsstaat

mengutamakan prinsip wetmatigheid yang kemudian menjadi rechtmatigheid.

Adapun ciri-ciri negara hukum rechtsstaat yaitu:2

1. Adanya perlindungan terhadap Hak-hak Asasi Manusia (HAM).

2. Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan Negara untuk menjamin

perlindungan HAM.

3. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

4. Adanya peradilan administrasi.

Dari uraian di atas bahwa penting adanya sebuah perlindungan untuk

menjamin hak-hak dasar warga negara, yang dikenal dengan sebutan

perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), dimana secara sederhana

Franken memberi pengertian hak-hak dasar sebagai hak-hak yang dimiliki

1 Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945, (Yogyakarta:Pustaka Grhatama). 2 Mukthie Fadjar, Tipe Negara Hukum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), hlm.42.

Page 15: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

2

setiap orang dan dijamin bebas dari suasana campur tangan negara.3

Menyangkut penjabaran tentang Hak Asasi Manusia (HAM) tertulis di dalam

Undang-undang Dasar yang berbunyi “Setiap orang berhak atas perlindungan

diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda yang di bawah

kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman

ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak

asasi”.4

Permasalahan yang penting kiranya untuk membahas perlindungan

terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) dalam segala bidang aspek kehidupan,

khususnya perlindungan terhadap anak di Indonesia. Banyaknya bermunculan

permasalahan-permasalahan tindak pidana terhadap anak seperti maraknya

perbuatan asusila, kekerasan seksual dan perbuatan cabul terhadap anak,

menjadi perhatian bagi masyarakat Indonesia juga masyarakat dunia. Dimana

saat sekarang ini banyak sekali pemberitaan di media massa baik cetak maupun

elektronik yang memberitakan kejadian tentang kekerasan seksual terhadap

anak.

Pemberian perlindungan terhadap anak di dalam kehidupannya sangatlah

penting, sebagaimana yang telah tertulis pada bagian “Menimbang” huruf d

salah satu konsideran pembentukan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002

mengamanatkan bahwa agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung

jawab, maka perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh

berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan berhak

3 Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 189. 4 Pasal 28G ayat (1) Undang-undang Dasar 1945, (Yogyakarta:Pustaka Grhatama).

Page 16: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

3

hidup mulia, perlu dilakukan upaya perlindungan serta untuk mewujudkan

kesejahtraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-

haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi.5 Anak sebagai makhluk

sosial yang telah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, harus di lindungi

sejak dalam kandungan hingga sampai saat di lahirkan, selain itu anak juga

mempunyai hak untuk hidup, merdeka, serta mendapat perlindungan baik dari

orang tua, keluarga, masyarakat bahkan perlindungan dari negara, sehingga

tidak ada seorang pun manusia maupun pihak lainnya yang dapat merampas

hak hidup dan merdeka tersebut, termasuk para paedofil.

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat selama ini telah

membawa banyak perubahan terhadap pola kehidupan sebagian masyarakat

Indonesia. Perubahan pola tersebut terjadi hampir di semua bidang, baik sosial,

budaya, ekonomi, maupun bidang lainnya.6 Seiring perkembengan ilmu dan

teknologi yang semakin maju telah membawa manfaat yang besar di dalam

kemajuan setiap negara termasuk Indonesia, namun di sisi lain hal tersebut

menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya kekerasan seksual, dimana

sebagian besar para pelaku kejahatan memanfaatkan internet sebagai media

untuk mendapatkan korbannya. Perkembangan teknologi juga mempengaruhi

nutrisi psikologis dimana banyaknya tayangan kekerasan, seks dan pornografi

melalui berbagai media telah mencuci otak masyarakat Indonesia, dengan

karakter iri, dengki, kekerasan, dan pornoaksi. Termasuk di dalamnya lagu-

5 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 6 Ach. Tahir, Cyber Crime (Akar Maslah, Solusi, dan Penanggulangannya),

(Yogyakarta: SUKA Press, 2013), hlm. 9.

Page 17: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

4

lagu yang semakin tidak kreatif, isi dan tampilannya hanya seputar paha dan

dada telah semakin merusak mental masyarakat Indonesia.

Selain karena faktor perkembangan teknologi, juga didorong oleh

masalah sosial dan ekonomi yang dialami masyarakat Indonesia, dimana para

korbannya berada di bawah garis kemiskinan. Dengan keadaan masyarakat

Indonesia seperti ini ditambah dengan penerapan hukum yang tidak maksimal

dalam memainkan perannya sebagai pelindung masyarakat memberikan celah

bagi para pelaku kekerasan seksual khususnya paedofil untuk membeli anak-

anak yang tergolong di bawah umur untuk dijadikan budak seks atau pemuas

nafsu birahinya.

Maraknya terjadi tindak pidana kekerasan seksual terhadap anak ini

bukan kasus kejahatan yang baru tetapi sudah ada sejak dulu, dimana dalam

eksistensinya tindak pidana kekerasan seksual ini selalu berkembang seiring

kemajuan zaman meski tidak terlalu berbeda jauh dari sebelumnya. Tindak

pidana kekerasan seksual ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar yang relatif

lebih maju kebudayaan dan kesadaran atau pengetahuan hukumnya, tetapi juga

terjadi di pedesaan yang relatif masih memegang nilai tradisi dan adat istiadat.

Salah satu contohnya yaitu di Desa Kaliasem Singaraja Bali, yang tempatnya

jauh dari ibu kota yaitu sebuah perkampungan dibalik gunung, namun angka

kekerasan seksual terhadap anak cukup banyak, seperti yang tercatat dalam

kurun waktu selama 3 tahun sebelumnya mulai dari tahun 2012-2014, perkara

kasus kekerasan seksual terhadap anak berjumlah 29 kasus. Pada tahun 2012

kasus kekerasan seksual terhadap anak sebanyak 8 kasus, pada tahun 2013

Page 18: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

5

meningkat menjadi 13 kasus, dan pada 2014 kembali menurun menjadi 8

kasus.7

Banyaknya perkara kasus di atas menunjukkan bahwa kasus kekerasan

seksual terhadap anak tidak hanya terjadi dikota-kota besar, namun juga

banyak terjadi di daerah perkampungan. Selain banyaknya terjadi kekerasan

seksual terhadap anak yang dilakukan oleh pelaku seks anak situasional

(melakukan seks terhadap anak karena mendapat kesempatan), banyak juga

pelaku seks anak prefensial (memiliki pilihan seksual terhadap anak-anak)

tepatnya yaitu paedofil. Dimana sejak tahun 2001 hingga 2014 sebanyak 5

(lima) pelaku paedofil yang semua korbannya adalah anak-anak berumuran

dari 9-14 tahun telah tertangkap dan di jatuhi hukuman di Pengadilan Negeri

Singaraja Bali. Adapun kasus paedofil yang pernah di putus di Pengadilan

Negeri Singaraja Bali diantaranya paedofil asal Roma Italia yang bernama

Mario Manara, pada tahun 2001 dihukum dengan 8 (delapan) bulan penjara,

paedofil asal Australia bernama Tony William Stuart Brown, pada tahun 2004

namun ia bunuh diri sebelum vonis dijatuhkan, paedofil asal Belanda bernama

Max Le Clerco, paedofil asal Australia bernama Grandfield Philip Robert,

pada tahun 2008 dihukum 8 (delapan) tahun penjara, kasus belum selesai

karena terdakwa mengajukan banding, dan yang terakhir paedofil asal

Belanda bernama Jan Jacobus Vogel, pada tahun 2012 dihukum 3 (tiga) tahun

penjara.8

7 Buku Register Perkara Pidana Pengadilan Negeri Singaraja Bali. 8 Wawancara Kadek Darna, Kepanitraan Bidang Hukum Pengadilan Negeri Singaraja,

Pada Hari Senin, Tanggal 6 April 2015, Pukul 09:00, wib.

Page 19: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

6

Adapun aktifitas seks yang dilakukan para paedofil dalam praktiknya di

Indonesia sangat berfariasi, mulai dari menggesekkan tubuh bagian

kemaluannya pada anak, menelanjangi anak, melakukan mansturbasi dengan

anak, bersenggama dengan anak, stimulasi oral pada anak, penetrasi pada

mulut, vagina, maupun anus yang dilakukan menggunkan penis, tangan, dan

benda-benda asing lainnya. Meski dilihat secara sekilas praktik paedofil di

Indonesia dianggap sebagai bentuk perbuatan sodomi, akan tetapi kalau dilihat

lebih detail sangatlah berbeda. Pelaku paedofil bukan hanya dari kaum adam

tetapi juga kaum hawa, dimana mereka tidak hanya tertarik pada lawan jenis

tetapi juga tertarik dengan sesama jenis yang korbannya adalah anak-anak.

Dilihat dari akibat yang dapat ditimbulkan yakni menyebabkan terjadinya

kerusanakan psikologi, emosional, fisik dan sosialnya meliputi depresi,

gangguan stres pasca trauma, kegelisahan,gangguan makan, rasa rendah diri

yang buruk, gangguan identitas pribadi dan lain sebagainya.9

Lahirnya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak merupakan sebuah upaya pemerintah untuk mereformasi hukum yang

bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak, agar dapat tumbuh,

berkembang, dan berpartisispasi optimal sesuai harkat dan martabat

kemanusian serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Adanya undang-undang ini seharusnya dapat mencegah dan memperkecil

terjadinya kekerasan seksual terhadap anak oleh para paedofil, namun dalam

praktinya di lapangan masih jauh dari harapan, dimana semakin meningkatnya

9 http://id.wikipedia.org/wiki/Pelecehan_seksual_terhadap_anak. Di akses pada tanggal

30 Nov 2014 pukul 21:18 wib.

Page 20: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

7

angka kekerasan terhadap anak. Seperti yang di katakan Sekretaris Jenderal

Komnas Anak Samsul Ridwan bahwa, pihaknya mencatat tahun ini jumlah

pengaduan kekerasan anak sebanyak 3.023 kasus. Angka ini meningkat 60

persen dibandingkan tahun lalu, yang hanya 1.383 kasus. Dari jumlah tersebut,

ia melanjutkan 58 persennya atau 1.620 merupakan kasus kejahatan seksual

terhadap anak.10

Tindak pidana kekerasan seksual paedofil ini secara eksplisit tidak diatur

dalam perundang-undangan Indonesia, namun bila menafsirkan pengertian dari

paedofil sendiri melihat dari unsur tindakan yang terdapat dalam pengertian

paedofil telah diatur dalam KHUP dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan anak.

Apabila bertitik tolak pada ketentuan KUHAP (Pasal 197 ayat (1) dan

Pasal 199 KUHAP), hanya ditemukan tentang sistematika formal dan

pengaturan global tentang bagaimana putusan hakim itu harus dibuat. Padahal,

apabila ditinjau dari optik praktik peradilan yang ditemukan banyak timbul

nuansa dan permasalahan yuridis di sekitar putusan hakim. Khususnya pada

Pasal 197 ayat (1) huruf (f) mengenai keadaan yang memberatkan dan

meringankan hukuman, di Indonesia dalam praktiknya bahwa majelis hakim

dalam menentukan berat ringannya hukuman semata-mata hanya didasarkan

pada penilaian subjektif hakim, dalam hal ini sebaiknya para hakim di

Indonesia dalam mempertimbangkan berat ringannya hukuman selain

didasarkan pada penilaian subjektif hakim juga harus dilandasi keadaan

10 http://www.tempo.co/read/news/2013/12/20/064538984/2014-Kekerasan-pada-Anak-

Diprediksi-Meningkat. Di akses pada tanggal 24 Nov 2014 pukul 10:50 wib.

Page 21: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

8

objektif yang terdapat dan dikumpul di sekitar kehidupan sosial terdakwa yang

di tinjau dari segi sosiologis, dan psikologis terdakwa. Dalam hal ini mungkin

di karena bagi hakim untuk mengambil suatu keputusan atau vonis,memang

bukan suatu masalah yang sulit. Pekerjaan membuat suatu putusan merupakan

pekerjaan rutin yang setiap hari dilakukan. Namun demikian, justru karena

rutinitas tersebut, seringkali hakim mengabaikan standar normatif yang harus

ditempuh untuk membuat suatu putusan. Kondisi tersebut bisa dilihat pada

pertimbangan hukum yang diambil para majelis hakim ketika mengambil suatu

putusan. Banyak pertimbangan hukum yang di buat secara asal-asalan, apalagi

kalau hal tersebut hanya menyangkut perkara-perkara pasaran yang setiap hari

di tanganinya. Hal ini menyebabkan, di lingkungan pengadilan masih sedikit

ditemukan putusan hakim yang mempunyai kualitas ilmiah untuk bisa dikaji

secara akademik bagi pengembangan hukum.11

Hakim dalam menjalankan tugasnya harus bertanggung jawab kepada

Tuhan Yang Maha Esa, bangsa dan negara. Hakim dalam menjalankan tugas,

peran, fungsinya harus sesuai dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004

tentang Kekuasaan Kehakiman, serta harus benar-benar telah

mempertimbangkan semua fakta yang ada dan didukung oleh alat bukti yang

kuat. Hakim dalam memutus suatu perkara tiada lain hanya berpedoman pada

norma–norma hukum yang berlaku berdasarkan keadilan serta rasa hati nurani

hakim sendiri dengan tidak merasa takut bahwa kedudukannya terancam, dan

yang mana putusannya dapat dipertanggungjawabkan.

11 Satjipto Rahardjo, Hakim Mengidap Kanker Ganas, (Jakarta: Gatra, 2000), hlm. 20.

Page 22: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

9

Banyaknya kasus kekerasan seksual pada anak yang telah diputus oleh

Pengadilan Singaraja selama ini masih banyak putusan yang memutus

memberikan hukuman yang paling singkat atau hukuman minimal kepada para

pelaku tindak pidana kekerasan seksual termasuk pelaku paedofil. Seperti

Putusan Nomor: 292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja, dalam putusan ini majelis

hakim Pengadilan Negeri Singaraja memutus dengan pidana penjara selama 3

tahun dan denda sebesar Rp. 60.000.000,- dengan ketentuan apabila denda

tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan pengganti selama 1

bulan, dengan berbagai pertimbangan para hakim dalam persidangan.

B. Pokok Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan diatas, maka penulis

dapat rumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pertimbangan-pertimbangan majelis hakim Pengadilan

Negeri Singaraja dalam menjatuhkan putusan perkara Nomor:

292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja, terhadap pelaku tindak pidana kekerasan

seksual paedofil?

2. Hambatan-hambatan apakah yang dialami oleh majelis hakim Pengadilan

Negeri Singaraja dalam menjatuhkan putusan perkara Nomor:

292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja, terhadap pelaku tindak pidana kekerasan

seksual paedofil?

Page 23: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

10

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok masalah diatas maka tujuan yang khendak dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui pertimbangan-pertimbangan majelis hakim Pengadilan

Negeri Singaraja dalam menjatuhkan putusan perkara Nomor:

292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja, terhadap pelaku tindak pidana kekerasan

seksual paedofil.

2. Mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh majelis hakim

Pengadilan Negeri Singaraja dalam menjatuhkan putusan perkara Nomor:

292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja, terhadap pelaku tindak pidana kekerasan

seksual paedofil.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pertanggungjawaban pelaku tindak pidana kekerasan

seksual paedofil ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis.

1. Manfaat secara teoritis

a. Meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan penelitian baik

secara observasi literatur maupun observasi lapangan dengan

didukung wawasan yang telah didapatkan.

Page 24: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

11

b. Dapat menerapkan teori-teori yang telah didapat dibangku perkuliahan

mengorelasikannya dengan kejadian-kejadian dilapangan selama

penelitian berlangsung.

c. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah

pengetahuan secara akademis serta dapat menjadi literatur di bidang

hukum pidana.

2. Manfaat secara praktis

a. Diharapkan dapat menjadi sebuah pertimbangan bagi para penegak

hukum dalam menyelesaikan kejahatan tindak pidana kekerasan

seksual paedofil sehingga pelaku mendapat sanksi sesuai norma

hukum yang berlaku.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran,

baik bagi para praktisi maupun masyarakat umum yang terkait dengan

tindak pidana kekerasan seksual paedofil.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk mengetahui bahwa penelitian yang akan dilakukan ini sudah

diteliti atau belum dan mengetahui perbedaan serta kesamaan dalam suatu

penelitian terdahulu, maka terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan

tema penelitian yang telah penulis pilih, diantaranya yaitu:

Muhammad Zainuddin, dalam tesisnya yang berjudul “Kebijakan Hukum

Pidana Dalam Rangka Penaggulangan Kejahatan Pedofilia” dalam tesis

Page 25: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

12

tersebut penulis membahas tentang kebijakan formulasi hukum pidana dalam

menanggulangi kejahatan pedofilia dan menjelaskan tentang formulasi hukum

pidana dalam menaggulangi kejahatan pedofilia dimasa yang akan datang.12

Siti Sofiyah, dalam skripsinya yang berjudul “Tindak Pidana Pedofilia

Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif Indonesia”, skripsi ini membahas

mengenai tinjauan yuridis tindak pidana pedofilia dalam peraturan hukum

positif yang berlaku di Indonesia dan hukum Islam, serta pengaturan sanksi

yang berlaku.13

Arifah, dalam skripsinya yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap

Anak Sebagai Korban Pelecehan Seksual”, skripsi ini menjelaskan bagaimana

perlindungan hukum yang diberikan kepada anak sebagai korban pelecehan

seksual dan hambatan-hambatan dalam memberikan perlindungan terhadap

anak.14 Sedangkan dalam penelitian ini peneliti lebih menekankan pada analis

pertimbangan majelis hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap pelaku

tindak pidana kekerasan seksual paedofil, dan hambatan-hambatan dalam

menjatuhkan putusan.

Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan sepengetahuan penulis belum ada

ditemukan judul yang sama dengan skripsi ini dilingkungan Universitas Islam

12 Muhammad Zainuddin, Kebijakan Hukum Pidana Dalam Rangka Penaggulangan

Kejahatan Pedofilia, Tesis, Program Magister Ilmu Hukum Universitas Diponogoro Semarang,

2007. 13 Siti Sofiyah, Tindak Pidana Pedofilia Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif

Indonesia, Skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Prodi al-Ahwal asy-Syakhsiyyah, Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010. 14 Arifah, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Pelecehan Seksual,

Skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Prodi Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2010.

Page 26: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

13

Negeri Sunan Kalijaga, yaitu berjudul “ANALISIS PERTIMBANGAN

MAJELIS HAKIM DALAM MENJATUHKAN HUKUMAN TERHADAP

PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL PAEDOFIL”.

F. Kerangka Teori

Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah mencari

teori-teori, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan

landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Landasan ini perlu

ditegakkan agar sebuah penelitian yang dilakukan mempunyai dasar yang

kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and eror).15 Teori yang

dapat digunkan untuk menjawab permasalahan penelitian diatas adalah:

1. Teori Tindak Pidana

Tindak pidana sering juga disebut dengan “delik”. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, arti delik batasan sebagai berikut: “Perbuatan yang dapat

dikenakan hukuman karena merupakan pelanggaran terhadap undang-undang

tindak pidana.16

Istilah tindak pidana adalah istilah yang dikenal dalam hukum pidana

Belanda yaitu Strafbaarfeit. Dalam peraturan perundang-undangan Indonesia

tidak ditemukan definisi tindak pidana. Pengertian tindak pidana yang

dipahami selama ini merupakan kreasi teoritis para ahli ilmu hukum. Para ahli

15 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006),

hlm. 18. 16 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Balai/Pustaka, 2011).

Page 27: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

14

hukum pidana umumnya masih merumuskan kesalahan sebagai bagian dari

pengertian tindak pidana. Demikian pula dengan apa yang didefinisikan

Simonsdan Van Hamel. Dua ahli hukum pidana Belanda tersebut pandangan-

pandangannya mewarnai pendapat para ahli hukum pidana Belanda dan

Indonesia hingga saat ini.17

Simons mengatakan bahwa Strafbaarfeit itu adalah kelakuan yang

diancam dengan pidana, bersifat melawan hukum, dan berhubungan dengan

kesalahan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggungjawab.18

Sedangkan Van Hamel mengatakan bahwa Strafbaarfeit itu adalah kelakuan

orang yang dirumuskan dalam undang-undang, bersifat melawan hukum, patut

dipidana dan dilakukan dengan kesalahan.19 Keduanya masih memasukkan

kesalahan dalam pengertian tindak pidana. Berhubungan dengan ‘‘kesalahan’’

ataupun ‘‘dilakukan dengan kesalahan’’ merupakan frasa yang memberi

pertanda, bahwa bagi beliau suatu perbuatan merupakan tindak pidana jika

didalamnya juga dirumuskan tentang kesalahan.

Menurut Van Apeldorn, sebagaimana yang dikutip oleh Chairil Huda

dilihat dari segi objektif (ius poenali), maka peristiwa pidana adalah suatu

tindakan yang bertentangan dengan hukum positif, yang bersifat tanpa hak,

yang menimbulkan akibat yang oleh hukum dilarang dengan ancaman

hukuman. Sedangkan dari segi subyektif (ius puniendi) peristiwa pidana adalah

17 Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada

Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 25. 18 S.R. Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, (Jakarta:

Alumni AHAEM-PTHAEM, 1986), hlm. 205. 19 Ibid.

Page 28: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

15

“segi kesalahan” (schuldzijie), yakni bahwa akibat yang tidak diingini undang-

undang yang dilakukan oleh pelaku dapat dikenakan kepadanya.20

Dengan adanya aturan mengenai tindak pidana dapat dikenali perbuatan-

perbuatan yang dilarang dan karenanya tidak boleh dilakukan. Dengan kata

lain “the ruls which tell all of us what we can and cannot do.”21 Aturan tersebut

menentukan perbuatan yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan.

2. Pengertian Kekerasan Seksual Paedofil

Anak-anak diibaratkan bagaikan kertas putih yang belum ternoda, watak

yang masih polos dan masa inilah permainan serta canda tawa adalah dunia

mereka, dunia anak-anak. Namun bagaimana seandainya di masa itu mereka

harus menerima kenyataan diperlakukan kasar secara fisik maupun mental

yang dapat mencidrai mereka,22 seperti maraknya kejahatan paedofil terhadap

anak.

Paedofil adalah orang yang mempunyai selera seksual terhadap anak.23

Penderita paedofil memiliki perilaku menyimpang dimana ia memilih anak-

anak di bawah umur sebagai obyek pemuasan kebutuhan seksualnya.24

20 Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada Tiada

Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 26. 21 Ibid, hlm. 16. 22 Anggi Hormain S, Tindak Pidana Seksual Terhadap Anak Sebagai Pedofilia Dalam

Perspektif Hukum Pidana Di Indonesia, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Islam Riau

Pekanbaru, 2009, hlm. 15. 23 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Balai/Pustaka, 2011). 24 www.gogle.co.id//pengertianpedofilia/htm/org. Di akses pada tanggal 20 Nov 2014

pukul 13:21 wib.

Page 29: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

16

Menurut Marzuki Umar Saba’ah paedofil adalah penyakit kejiwaan

dimana seseorang mempunyai penyimpangan seksual, yakni mempunyai

kecenderungan seksual terhadap anak.25

Berdasarkan kamus Hukum, “sex” dalam bahasa Inggris diartikan dengan

jenis kelamin, jenis kelamin disini lebih dipahami sebagai persoalan hubungan

(persetubuhan) antara laki-laki dengan perempuan. Marzuki Umar Sa’abah

mengatakan, “membahas mengenai masalah seksualitas manusia ternyata tidak

sesederhana yang dibayangkan atau tidak seperti yang dipahami masyarakat

kebanyakan. Pembahasan seksualitas telah dikebiri pada masalah nafsu dan

keturunan. Seolah hanya ada dua kategori dari seksualitas yang sehat dan baik,

yaitu:26

a. Seksualitas yang bermoral, sebagai seksualitas yang baik.

b. Seksualitas immoral, sebagai seksualitas yang sakit dan jahat.

Menurut kamus kesehatan paedofil adalah aktivitas seksual yang

melibatkan anak kecil, umumnya di bawah usia 13 tahun. Penderita paedofil

berusia lebih dari 16 tahun dan minimal 5 tahun lebih tua dari si anak. Individu

dengan gangguan ini dapat tertarik pada anak laki-laki, perempuan atau

keduanya, meskipun insiden aktivitas paedofil hampir dua kali lebih mungkin

diulang oleh orang-orang yang tertarik pada laki-laki. Individu dengan

25 Marzuki Umar Sa’abah, Seks dan Kita, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), hlm. 154. 26 Ibid, hlm, 2.

Page 30: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

17

gangguan ini mengembangkan prosedur dan strategi untuk mendapatkan akses

dan kepercayaan dari anak-anak.27

Jika kita mengacu pada definisi-definisi di atas, maka paedofil tidak

dikategorikan sebagai penyakit kejiwaan. Sebagaimana yang pernah dijelaskan

dalam artikel paedofil menurut Hukum Indonesia, di dalam Kitab Undang-

undang Hukum Pidana (KUHP), istilah yang dikenal sebagai paedofil adalah

perbuatan aktivitas seksual yang dilakukan seorang dewasa dengan seorang di

bawah umur. Sebelum diberlakukannya Undang-undang Noomor 23 Tahun

2002 tentang Perlindungan Anak, aktivitas seksual yang dilakukan oleh orang

dewasa dengan anak diatur dalam KUHP, yaitu dalam Pasal 287, Pasal 288,

dan Pasal 290 KUHP. Namun, sejak diberlakukannya UU Perlindungan Anak,

tindakan-tindakan tersebut diatur lebih spesifik dalam Pasal 81 dan Pasal

82 UU Perlindungan Anak.

3. Teori Perlindungan Anak

Salah satu upaya untuk menciptakan kesejahtraan anak adalah dengan

meningkatkan perlindungan anak. Dalam rangka peningkatan perlindungan

anak ini, maka pemahaman terhadap hak-hak anak yang terdapat dalam

ketentuan hukum menjadi penting dan perlu mendapat perhatian khusus.

Sehingga tepat pada tanggal 20 November 1959 Sidang Umum Persidangan

Bangsa-bangsa telah mensahkan Hak-hak Anak. Secara garis besar di dalam

27 http://Apakah/Pelaku/Pedofilia/Tidak/Dapat/Dimintai/Pertanggungjawaban/Pidana//-

hukumonline.com.htm. Di akses pada tanggal 20 Nov 2014 pukul 20:21 wib.

Page 31: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

18

deklarasinya tersirat 10 asas tentang hak anak dimana salah satunya adalah hak

memperoleh perlindungan khusus.28

Tentang aspek Hukum Perlindungan Anak beberapa sarjana memberikan

batasan-batasan sebagai berikut:

Menurut Arif Gosita, sebagaimana yang dikutip oleh Irma bahwa hukum

perlindungan anak sebagai hukum (tertulis maupun tidak tertulis) yang

menjamin anak benar-benar dapat melaksanakan hak dan kewajibannya.29

Menurut Bismar Siregar, sebagaimana yang dikutip oleh Irma

menyebutkan aspek hukum perlindungan anak, lebih dipusatkan kepada hak-

hak anak yang diatur hukum dan bukan kewajiban, mengingat secara hukum

(yuridis) anak belum dibebani kewajiban.30

Menurut Mr. J.E. Doek dan Mr. Drewes memberi pengertian

sebagaimana yang dikutip oleh Irma, jengdrecht (hukum (perlindungan) anak

muda) dalam 2 pengertian masing-masing pengrtian luas dan pengertian

sempit. Dalam pengertian luas: segala aturan hidup yang memberi

perlindungan kepada mereka yang belum dewasa dan memberi kemungkinan

bagi mereka untuk berkembang. Dalam pengertian sempit, meliputi

perlindungan hukum yang terdapat dalam:

a. Ketentuan hukum perdata (regels van civilel recht)

b. Ketentuan hukum pidana (regels van strafrecht)

28 Irma Setyowati Soemitro, Aspek Perlindungan Hukum Anak, (Jakarta: Bumi Aksara,

1990), hlm. 12. 29 Ibid, hlm. 15. 30 Ibid.,

Page 32: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

19

c. Ketentuan hukum acara (procesrechtelijke regels).31

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak memberikan ketentuan sanksi hukuman bagi pelaku kekerasan seksual

termasuk paedofil, yang diterangkan dalam Pasal 18 yang berbunyi:

(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman

kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau

dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima

belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak

Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp

60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku pula

bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat,

serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan

persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. 32

4. Pengertian Putusan

Dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana Pasal 1 butir 11

menyatakan:

“Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam

siding pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas, atau

lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur

dalam undang-undang ini.”33

Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 Pasal 23 ayat (1)

menyatakan “Segala putusan pengadilan selain harus memuat alasan-alasan

dan dasar-dasar putusan itu, juga harus memuat juga pasal-pasal tertentu dari

31 Ibid, hlm.16. 32 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 33 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, (WIPRESS, 2008).

Page 33: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

20

peraturan-peraturan yang bersangkutan atau sumber hokum tak tertulis yang di

jadikan dasar untuk mengadili”.34

Menurut Sudikno Mertokusumo, sebagaimana dikutip oleh Andi Hamzah

putusan hakim adalah suatu pernyataan yang oleh hakim, sebagai pejabat yang

diberi wewenang itu, diucapkan dipersidangan dan bertujuan mengakhiri atau

menyelesaikan suatu perkara atau sengketa antara para pihak.35

Rubini dan Chaidir Ali merumuskan bahwa keputusan hakim itu

merupakan suatu akte penutup dari suatu proses perkara dan putusan hakim itu

disebut vonis yang menurut kesimpulan-kesimpulan terakhir mengenai hokum

dari hakim serta semua akibat-akibatnya.36

G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara utama yang digukan seorang peneliti untuk

mencapai suatu tujuan, cara tersebut digunakan setelah peneliti

mempertimbangkan kelayakannya ditinjau dari tujuan situasi penelitian.37

Agar penelitian ini berjalan dengan lancar serta dapat memperoleh data

dan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, maka penelitian ini perlu

menggunakan suatu metode tertentu, metode yang akan digunakan dalam

penelitian ini antara lain:

34 Hadisoeprapto Hartono, Pengantar Tata Hukum Indonesia, (Yogyakarta: Liberty

Yogyakarta, Edisi keempat, 2000), hlm. 115. 35 Andi Hamzah,Hukum Acara Pidana Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, Edisi Kedua,

2008), hlm. 286. 36 Rubini dan Ali, PengantarHukum Acara Perdata,(Alumni: Bandung, 1974), hlm. 105. 37 Winarno Surakhmad, (ed), Pengantar Penelitian Ilmiah 9 Dasar Metode Teknik,

(Bandung: Tarsito, 1990), hlm. 191.

Page 34: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

21

1. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan

Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun penelitian ini adalah

penelitian pustaka (library research) dengan mengkaji dan meneliti berbagai

dokumen atau literatur yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Penelitian ini

juga didukung dengan penelitian lapangan (Field research), yaitu dengan

melakukan pengamatan, observasi secara langsung dari lapangan yang dalam

hal ini penulis mengadakan penelitian di Pengadilan Negeri Singaraja.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif komparatif,

membandingkan data-data berupa dokumen dan hasil wawancara yang didapat

tentang pertimbangan-pertimbangan hakim dalam menjatuhkan hukuman

terhadap pelaku tindak pidana kekerasan seksual paedofil.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif analitik, yaitu

yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan berupa fenomena sossial,

praktek yang ada dalam masyarakat. Penelitian deskriptif analitik akan

menyajikan data-data yang ada di lapangan menjadi sistematik sehingga dapat

lebih mudah dipahami dan disimpulkan.38

3. Sumber Data

Untuk menjawab permasalahan penelitian, penulis memerlukan bahan

penelitian melalui penelitian lapangan, studi kepustakaan untuk mencari

konsep-konsep, teori-teori, pendapat-pendapat, ataupun penemuan-penemuan

38 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), hlm. 8.

Page 35: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

22

yang berhubungan erat dengan pokok-pokok masalah. Dalam penulisan ini

data yang penulis perlukan adalah :

a. Data primer

Data primer yang diperoleh adalah data yang bersumber dari

langan (field research), dan data yang diperoleh merupakan data yang

langsung didapatkan dari narasumber dengan cara wawancara

dilapangan. Data tersebut menjadi sekunder kalau dipergunakan orang

yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian yang

bersangkutan.39 Dalam hal ini yang menjadi sumber data Primer yaitu

hakim di pengadilan Negeri Singaraja.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti dari biro statistik, majalah, keterangan-

keterangan, atau dari publikasi lainya.40

4. Bahan Penelitian

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer merupakan bahan-bahan hukum yang

bersifat autoritatif yang bermakna memiliki otoritas atau bersifat

otoratif.41

39 Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII, 1983), hlm. 55. 40 Ibid, hlm. 56. 41 Peter Mahmud Marzuki Z, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2013), hlm. 206.

Page 36: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

23

Bahan-bahan hukum primer yang digunakan:

1) Undang-undang Dasar 1945;

2) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak;

3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP); dan

4) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

b. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang menjelaskan

tentang bahan hukum primer. Dalam hal ini adalah seperti buku-buku

hukum, jurnal, berita, makalah, tesis, skripsi, dan lain sebagainya yang

menjelaskan bahan hukum primer di atas.

c. Bahan hukum tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang menjelaskan

tentang bahan hukum primer dan sekunder, antara lain: kamus, internet

dan lain sebagainya.

5. Lokasi Penelitian dan Narasumber

Untuk melakukan penelitian ini penulis akan mencoba melakukan

penelitian di Pengadilan Negeri Singaraja, yang akan dijadikan sebagai

narasumbernya adalah pegawai dan hakim di Pengadilan Negeri Singaraja.

Page 37: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

24

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yakni prosudur yang sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan, atau cara-cara yang ditempuh dan alat- alat

yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data.42 Penulis akan

melakukan teknik pengumpulan data diantaranya:

a. Observasi

Pengumpulan datadengan observasi adalah cara pengambilan

data dengan menggunakan mata tanpa adanya pertolongan alat standar

lain untuk keperluan tersebut.43 Metode observasi dilakukan untuk

memperoleh informasi tentang kelakuan manusia yang terjadi dalam

masyarakat. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang lebih

jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode

lain.44

b. Wawancara

Wawancara digunakan teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalah yang

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau

42 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2013), hlm. 159. 43 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), hlm. 174. 44 S. Nasution, Metode Research, Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.

106.

Page 38: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

25

kecil.45 Selama ini, metode wawancara selalu dianggap paling efektif

dalam pengumpulan data di lapangan dibantu dengan alat perekam

suara (tipe recorder) dan alat tulis. Dianggap efektif karena wawancara

bertatap muka secara langsung dengan narasumber, yaitu pegawai dan

hakim di Pengadilan Negeri Singaraja.

c. Dokumentasi

Tak kalah penting dari metode-metode lain adalah metode

dokumentasi, yaitu mencari data menganai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, agenda dan sebagainya.46 Sifat utama data ini tak terbatas oleh

ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk

mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Dalam hal ini,

peneliti akan melakukan metode dokumentasi dengan cara mempelajari

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan petanggung jawaban

terhadap tindak pidana kekerasan seksual paedofil.

d. Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan bahan penelitian dilakukan melalui studi

kepustakaan yang merupakan suatu metode pengumpulan data yang

diperlukan untuk menjawab masalah penelitian yang diambil dari bahan

pustaka. Data yang diperlukan sudah tertulis atau diolah orang lain atau

45 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan

R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 194. 46 Juliansyah Noor, Metode Penelitian, Skripsi, Tesis, Desertasi, dan Karya Ilmiah,

(Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 141.

Page 39: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

26

suatu lembaga. Dalam mendapatkan data ini penulis akan melakukan

studi kepustakaan baik itu melalui literatur yang penulis miliki sendiri

maupun dari literatur yang telah tersedia di perpustakaan.

7. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

secara kualitatif, yaitu segala sesuatu yang dinyatakan responden, baik secara

tertulis maupun lisan serta perilaku nyata yang dipelajari dan diteliti sebagai

sesuatu yang utuh. Kemudian data yang telah terkumpul dari hasil penelitian

lalu diolah, pertama-tama data itu diseleksi atas dasar reabilitas dan

validitasnya, data yang kurang lengkap digugurkan atau dilengkapi dengan

subtitusi.47 Setelah data-data tersebut diseleksi kemudian diolah dengan

metode berfikir secara deduktif untuk menganalisis bagaimana pertimbangan-

pertimbangan majelis hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap pelaku

tindak pidana kekerasan seksual paedofil.

H. Sistematika Pembahasan

Bab pertama, berisi tentang pendahuluan yang menjelaskan latar

belakang maslah, pokok masalah, tujuan, manfaat, telaah pustaka, kerangka

teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, berisi tentang tinjauan umum mengenai tinjauan tentang

tindak pidana, yang meliputi pengertian tindak pidana, tujuan pidana, jenis-

47 Sumadi Suryabrata, Meteodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006),

hlm. 18.

Page 40: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

27

jenis tindak pidana dan unsur-unsur tindak pidana. Selanjutnya mengenai

tinjauan tentang kekerasan seksual paedofil, yang meliputi pengertian, akibat

dari kejahatan paedofil, dan ketentuan sanksi terhadap kekerasan seksual

paedofil. Selanjutnya mengenai tinjauan perlindungan hukum terhadap anak

yang diatur dalam Undang-undang Perlindungan Anak. Selanjutnya mengenai

tinjauan tentang putusan dan pertimbangan-pertimbangan majelis hakim dalam

menjatuhkan hukuman terhadap pelaku tindak pidana kekerasan seksual

paedofil.

Bab ketiga, berisi tentang pertimbangan-pertimbangan hakim Pengadilan

Negeri Singaraja dalam menjatuhkan putusan perkara Nomor:

292/PID.SUS/2012/PN.Singaraja, terhadap pelaku tindak pidana kekerasan

seksual paedofil, dan hambatan-hambatan dalam menjatuhkan hukuman.

Bab keempat, berisi tentang analisis putusan perkara Nomor:

292/PID.SUS/2012/PN.Singaraja, meliputi aspek-aspek hukum materiil, formil

dalam pertimbangan sebelum dijatuhkannya putusan.

Bab kelima, berisi tentang penutup yaitu kesimpulan dan saran.

Page 41: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

109

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang terdapat pada bab sebelumnya dan hasil

penelitian yang telah diperoleh penulis, maka dapat ditarik kesimpulan antara

lain:

1. Pertimbangan Majelis Hakim Dalam menjatuhkan Putusan Perkara

Nomor: 292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja

Pada pertimbangan majelis hakim dalam memutus perkara tindak

pidana kekerasan seksual paedofil, di tinjau dari segi terbukti atau tidaknya

pidana yang didakwakan dan apakah memenuhi asas minimum pembuktian,

dalam hal ini terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan serta memenuhi

asas minimum pembuktian seperti yang diatur dalam Pasal 183 KUHAP.

Terpenuhinya unsur-unsur sesuai pasal yang didakwakan meliputi unsur barang

siapa, unsur dengan sengaja melakukan kekerasa atau ancaman kekerasan, dan

unsur melakukan perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur, pertimbangan

hal-hal yang memberatkan Perbuatan terdakwa dapat merusak mental,

menimbulkan terauma sehingga mempengaruhi perkembangan serta masa

depan anak-anak kedepan. Hal-hal yang meringankan terdakwa yaitu berlaku

sopan dipersidangan dan terdakwa belum pernah dihukum. Selama proses

persidangan berlangsung terdakwa dalam keadaan sehat baik jasmani maupun

rohani dan tidak tergolong pada mereka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44

KUHP, serta majelis tidak menemukan adanya alasan pema’af maupun alasan

Page 42: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

110

pembenar yang dapat melepaskan terdakwa dari tuntutan pidana, dengan

demikian terdakwa dalam keadaan mampu bertanggung jawab atas

perbuatannya berdasarkan ketentuan Pasal 193 ayat (1) KUHAP, maka

terdakwa haruslah dijatuhi pidana yang setimpal dengan kesalahannya.

Majelis hakim dalam putusannya menjatuhkan hukuman terhadap

terdakwa berupa pidana penjara selama 3 tahun pidana penjara dan denda

denda sebesar Rp. 60.000.000,- dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak

dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 1 bulan, hukuman yang

diberikan terhadap terdakwa sebagai pelaku kekerasan seksual paedofil,

penulis rasa belum sesuai dengan filosofi dasar hukum, bila dilihat dari akibat

yang ditanggung korban.

2. Hanbatan-hambatan Yang Dihadapi Majelis Hakim Dalam

menjatuhkan Putusan Perkara Nomor: 292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja

Adapun hambatan-hambatan yang dialami oleh majelis hakim dalam

memutus perkara Nomor: 292/Pid.Sus/2012/PN.Singaraja, dalam peroses

persidangan pertama penasihat hukum terdakwa dalam nota pembelaannya

tetap menyatakan terdakwa tidak bersalah, namun berdasarkan uraian fakta-

fakta yang terungkap dalam persidangan, namun majelis hakim berpendapat

nota pembelaan penasihat hukum terdakwa tidaklah beralasan sehingga harus

ditolak. Kedua para saksi korban dan saksi keluarga korban mencabut

kesaksiannya, dimana kesaksian dalam BAP berbeda dengan keterangan

kesaksian saat persidangan, namun berdasarkan uraian fakta-fakta dan bukti-

bukti yang dihadirkan dalam persidangan, majelis hakim berpendapat

Page 43: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

111

pencabutan kesaksian yang dilakukan oleh saksi korban dan saksi keluarga

korban tidaklah beralasan sehingga harus ditolak.

B. Saran

Dari kesimpulann tersebut di atas dapat diberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Putusan ringan yang sering dijatuhkan oleh majelis hakim dalam kasus

kekerasan seksual paedofil dapat membuat terdakwa/terpidana tidak

merasakan efek jera yang kemungkinan dapat mengulangi perbuatannya

setelah selesai menjalani pidanya. Karena itu penulis sarankan agar pada

kasus yang sama dapat dijatuhkan pidana seperdua dari ancaman sanksi

pidana maksimal, agar lebih mencerminkan keadilan bagi semua pihak.

2. Bahwa penulis menyarankan bagi pemerintah agar membuat atau

menambahkan pasal-pasal yang khusus untuk kejahatan paedofil dengan

ancaman hukuman maksimal bagi para pelaku paedofil adalah hukuman

kebiri, karena lebih mampu memberikan efek jera bagi para pelaku

paedofil.

Page 44: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

112

DAFTAR PUSTAKA

A. Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Dasar 1945.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Undang-undang Nomor 4 tahun 2004 tentang Pokok-pokok Kekuasaan

Kehakiman

B. Refrensi Buku

Ali, dan Rubini, PengantarHukum Acara Perdata,Alumni: Bandung,

1974.

Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012.

Bahiej Ahmad, Handout Hukum Pidana, Yogyakarta: Uin Sunan

Kalijaga, 2012.

Elia, Herlina, Korban Pelecehan Seksual Usia Muda, Jakarta: Kencana,

2003.

Fadjar, Mukthie, Tipe Negara Hukum, Malang: Bayumedia Publishing,

2005.

Darmawan, Deni, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013.

Dirdjosiswioro,Soedjono,Sinopsis Kriminologi Indonesia, Bandung: CV

Mandar Maju, 1994.

Hamzah, Andi, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta,1994.

Hartono,Hadisoeprapto, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Yogyakarta:

Liberty Yogyakarta, Edisi keempat, 2000.

Huda, Chairul, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan Menuju Kepada

Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, Jakarta: Kencana, 2006.

Kartonegoro, Diktat Kuliah Hukum Pidana, Jakarta: Balai Lektur

Mahasiswa, 2007.

Kartono, Kartini, Psikologi Wanita, Gadis Remaja dan Dewasa,

Bandung: Alumni, 1981.

Lamintang, P.A.F., Dasar-Dasr Hukum Pidana Indonesia, Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti, 1997.

Page 45: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

113

Nasution, S., Metode Research, Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi

Aksara,2006.

Nawawi Arief Barda dan Muliadi, Teori-Teori dan Kebijakan Pidana,

Bandung: Alumni, 1992.

Nazir, Moh., Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013.

Noor, Juliansyah, Metode Penelitian, Skripsi, Tesis, Desertasi,dan Karya

Ilmiah, Jakarta: Kencana, 2011.

Marpaung, Leden, Asas–Teori–Praktik Hukum Pidana, Jakarta: Sinar

Grafika 2005.

Marpung, Laden, Proses Penanganan Perkara Pidana, Jakarta: Sinar

Grafika, 1992.

Marzuki, Metodologi Riset, Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII, 1983.

Marzuki, Suparman dkk, Pelecehan Seksual, Yogyakarta, Fakultas

Hukum Universitas Islam Indonesia, 1995.

Marzuki Z, Peter Mahmud, Pengantar Ilmu Hukum,Jakarta: Kencana,

2009.

Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta: Bina Aksara, 1987.

Nuraeny, Hj. Henny, Wajah Hukum Pidana, Asas dan Perkembangan,

(Jakarta: Gramata Publishing, 2012.

Rahardjo, Satjipto, Hakim Mengidap Kanker Ganas, Jakarta: Gatra,

2000.

Saleh, Roeslan, Pikiran-pikiran Tentang Pertanggungan jawab Pidana,

Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982.

Saleh, Roeslan, Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana;

Dua Pengertian Dasar dalam Hukum Pidana, Jakarta: Aksara Baru, 1983.

Setyowati Soemitro, Irma, Aspek Perlindungan Hukum Anak, Jakarta:

Bumi Aksara, 1990.

Soesilo, R., Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Bogor: Politea,

1994.

Sianturi, S.R,. Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya,

Jakarta: Alumni AHAEM-PTHAEM, 1986.

Sosial RI, Departemen, Anak Yang Membutuhkan Perlindungan Khusus,

Jakarta, 2002.

Sudradjat Bassar, Tindak-Tindak Pidana Tertentu Di Dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana, Bandung: Remadja Karya, 1986.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif

Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009.

Page 46: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

114

Surakhmad, Winarno, (ed), Pengantar Penelitian Ilmiah 9 Dasar Metode

Teknik, Bandung: Tarsito, 1990.

Suryabrata,Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2006.

Suyanto, Bagong, dan Susanto, Emmy, Wanita dari Suobordinasi dan

Marginalisasi Menuju ke Pemberdayaan, Surabaya: Airlangga Press, 1996.

Tahir, Ach., Cyber Crime (Akar Maslah, Solusi, dan

Penanggulangannya), Yogyakarta: SUKA Press, 2013.

Taufik Makarao Muhammad, Pembaruan Hukum Pidana: Studi tentang

Bentuk-Bentuk Pidana Khususnya Pidana Cambuk Sebagai Suatu Bentuk

Pemidanaan, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005.

Tirtaamidjaja, kedudukan hakim dan jaksa pada atjara pemeriksaan

perkara-perkara pidana dan perdata, Jakarta: PT Djambatan, 1962.

Umar Sa’abah, Marzuku, Seks dan Kita, Jakarta: Gema Insani Press,

1997.

Wahid, Abdul, Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan Seksual,

Bandung, Refika Aditama, 2001.

Waluyo, Bambang, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta: Sinar

Grafika, 2002.

C. Refrensi Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Jurnal

Arifah, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Pelecehan

Seksual, Skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Prodi Ilmu Hukum, Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010.

Hormain S, Anggi , Tindak Pidana Seksual Terhadap Anak Sebagai

Pedofilia Dalam Perspektif Hukum Pidana Di Indonesia, Skripsi, Fakultas

Hukum Universitas Islam Riau Pekanbaru, 2009

Sofiyah,Siti, Tindak Pidana Pedofilia Menurut Hukum Islam dan Hukum

Positif Indonesia, Skripsi, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Prodi al-Ahwal asy-

Syakhsiyyah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010.

Wibowo, Gumbira, Seno, Analisis Pertimbangan Majelis Hakim Dalam

Memutus Perkara Tindak Pidana Pencabulan Sesama Jenis Di Pengadilan Negeri

Surakarta, Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2007.

Zainuddin, Muhammad, Kebijakan Hukum Pidana Dalam Rangka

Penaggulangan Kejahatan Pedofilia, Tesis, Program Magister Ilmu Hukum

Universitas Diponogoro Semarang, 2007.

Page 47: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

115

D. Website/Internet

http://id.wikipedia.org/wiki/Pelecehan_seksual_terhadap_anak. Di akses

pada tanggal 30 Nov 2014 pukul 21:18 wib.

http://www.tempo.co/read/news/2013/12/20/064538984/2014-

Kekerasan-pada-Anak-Diprediksi-Meningkat. Di akses pada tanggal 24 Nov 2014

pukul 10:50 wib.

http://Apakah/Pelaku/Pedofilia/Tidak/Dapat/Dimintai/Pertanggungjawab

an/Pidana//-hukumonline.com.htm. Di akses pada tanggal 20 Nov 2014 pukul

20:21 wib.

www.gogle.co.id//pengertianpedofilia/htm/org. Di akses pada tanggal 20

Nov 2014 pukul 18:40 wib.

E. Lain-lain

Buku Register Perkara Pidana Pengadilan Negeri Singaraja Bali.

Wawancara Amin Imanuel Bureni, Hakim Pengadilan Negeri Singaraja,

Pada Hari Kamis, Tanggal 2 April 2015, Pukul 15:30, wib.

Wawancara Kadek Darna, Kepanitraan Bidang Hukum Pengadilan Negeri

Singaraja, Pada Hari Senin, Tanggal 6 April 2015, Pukul 09:00, wib.

Page 48: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

LAMPIRAN

Page 49: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan
Page 50: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan
Page 51: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan
Page 52: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan
Page 53: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan
Page 54: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan
Page 55: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

1

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A N

Nomor : 292 / Pid.Sus / 2012 / PN.SGR.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENGADILAN NEGERI SINGARAJA yang memeriksa dan

mengadili perkara pidana dalam peradilan tingkat pertama dengan acara

pemeriksaan biasa, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara

terdakwa :

Nama lengkap

:

JAN JACOBUS VOGEL

Alias

JAN

VOGEL ;

Tempat lahir : Middleburg ;

Umur atau tanggal lahir : 57 tahun / 14 Februari 1955 ;

Jenis kelamin

Kebangsaan

Tempat tinggal

:

:

:

Laki - laki ;

Be lan d a ;

Belanda : Bisschopstraat 54, 4353 BP

Seruoskerke Belanda ; alamat

Lovina : Taman Lilys kamar No. 1

Lovina, Singaraja, Kecamatan dan

Kabupaten Buleleng ;

Agama

Pekerjaan

Pendidikan

:

:

:

Protestan ;

Tehnisi Bangunan ;

MTS (Sekolah Tehnik Bangunan) ;

Terdakwa dalam perkara ini ditahan dengan jenis penahanan Rutan oleh :

·

·

·

·

Penyidik : Sejak tanggal 30 September 2012 sampai dengan tanggal 20

Oktober 2012 ;

Perpanjangan Penuntut Umum : Sejak tanggal 20 Oktober 2012

sampai dengan tanggal 28 Nopember 2012 ;

Penuntut Umum : Sejak tanggal 29 Nopember 2012 sampai dengan

tanggal 18 Desember 2012 ;

Hakim Pengadilan Negeri Singaraja : Sejak tanggal 04 Desember 2012

sampai dengan tanggal 02 Januari 2013 ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 56: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

2

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Singaraja : sejak tanggal 03

Januari 2013 sampai dengan tanggal 03 Maret 2013 ;

Perpanjangan (I) Ketua Pengadilan Tinggi Denpasar : sejak tanggal

04 Maret 2013 sampai dengan tanggal 02 April 2013 ;

Perpanjangan (II) Ketua Pengadilan Tinggi Denpasar : sejak tanggal

03 April 2013 sampai dengan tanggal 02 Mei 2013 ;

Terdakwa dipersidangan didampingi oleh Penasihat Hukumnya yang

bernama :

1. ANAK

NGURAH

AGUNG

ALIT

WIRAKESUMA, SH.

2. GASPAR M.

LAMAPAHA, SH.

Para Advokat / Penasehat Hukum berkantor di “CAHAYA JENGGALA &

Associates” Law Office yang beralamat di Jalan Moh. Yamin No. 26

Denpasar dan di Jalan Imam Bonjol No. 50 Tegal-Denpasar- Bali, berdasarkan

Surat Kuasa Khusus tertanggal 18 Oktober 2012 ;

Bahwa selanjutnya pada persidangan berjalan, berdasarkan surat tertanggal 17

Desember 2012, Terdakwa telah mencabut Kuasa terhadap Para Penasehat

Hukumnya yaitu : 1. Anak Agung Ngurah Alit Wirakesuma, SH., dan

2. Gaspar M. Lamapaha, SH. tersebut dan menunjuk Penasihat Hukum

baru guna mendapinginya dimuka persidangan yakni :

1. GEOFFREY NANULAITTA, SH. ;

2. PANDE ULY BOY PARDOMUAN, SH. ;

Para Advokad / Penasihat Hukum dari Law Firm GEOFF & Partners

yang beralamat di Jalan Sungai Barito No. 47, Semper Jakarta utara,

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 17 Desember 2012 ;

Terdakwa dipersidangan telah didampingi oleh Penerjemah Bahasa yang

bernama : MANUS MAGDALENA PULINE BETSY ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 57: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

3

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

PENGADILAN NEGERI tersebut ;

Telah membaca semua surat – surat dalam berkas perkara ;

Telah membaca dan mempelajari semua surat-surat baik yang dikirim

oleh orang tua korban serta dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang

bergerak di bidang Perlindungan Anak (LPA) ;

Telah mendengar keterangan saksi - saksi dan terdakwa serta

memperhatikan pula segala bukti - bukti yang diajukan dalam perkara ini ;

Setelah mendengar pembacaan surat tuntutan (Requisitoir) dari Jaksa/

Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Singaraja yang dibacakan pada

persidangan hari Kamis tanggal 07 Maret 2013 yang pada pokoknya

berpendapat dan menuntut agar supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri

Singaraja yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan :

1. Menyatakan terdakwa JAN JACOBUS VOGEL Als. VOGEL

bersalah melakukan tindak pidana perbuatan cabul terhadap anak

dibawah umur sebagaimana dalam dakwaan Kesatu : Pasal 82 UU No.

23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak, dalam dakwaan Alternatif ;

2. Menjatuhkan pidana atas diri terdakwa JAN JACOBUS VOGEL Als.

VOGEL dengan pidana penjara selama : 4 (empat) tahun dikurangi

selama terdakwa dalam tahanan dan denda sebesar Rp. 150.000.000,-

(seratus lima puluh juta rupiah) subsidair 3 (tiga) bulan kurungan ;

3. menyatakan barang bukti berupa :

1 (satu) buah buku tulis garis dua ;

1 (satu) buah buku gambar ;

1 (satu) buah keranjang tempat sabun warna pink ;

1 (satu) potong baju kemeja warna merah marun motif kotak-kotak ;

1 (satu) potong celana pendek jeans warna biru ;

Dikembalikan kepada saksi Komang Rika Megayanti ;

1 (satu) potong baju kaos warna merah ;

1 (satu) potong celana pendek kaos motif garis-garis warna ungu ;

Dikembalikan kepada saksi Ketut Ayu Widyasari ;

♦ 0� &bs_'� i cngl e� TAB� &1 VCD berisi wawancara saksi Komang Rika

Megayanti dengan Dewa Ayu Ismayani dan 1 VCD berisi wawancara

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 58: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

4

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Dewa Ayu Ismayani dengan Pak Guru) agar tetap jadi barang bukti

dalam berkas perkara ;

4. Menetapkan supaya terdakwa JAN JACOBUS VOGEL Als. VOGEL

dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima

ratus rupiah);

Menimbang, bahwa atas tuntutan Jaksa/ Penuntut Umum (Requisitoir)

tersebut, Penasehat Hukum terdakwa telah mengajukan nota pembelaan

(Pledooi) secara tertulis yang disampaikan pada persidangan hari Rabu tanggal

20 Maret 2013 dimana pada pokoknya sebagai berikut :

Bahwa berdasarkan fakta – fakta yang terungkap dipersidangan,

Penasehat Hukum terdakwa berpendapat apabila unsur – unsur dari pasal

sebagaimana dakwaan Jaksa/ Penuntut Umum pada dakwaan Kesatu tidaklah

terbukti dan terpenuhi, hal tersebut didasarkan pada segala apa yang terungkap

dimuka persidangan, yakni semua saksi – saksi dimuka persidangan telah

mencabut keterangan mereka yang ada dalam Berita Acara Pemeriksaan

(BAP) di Kepolisian ; Bahwa selain daripada itu, Berita Acara Pemeriksaan

(BAP) yang dibuat oleh Unit PPA Polres Buleleng dan juga sebagai acuan

daripada Jaksa/ Penuntut Umum dalam membuat surat dakwaan telah

mengalami cacat formalitas, yang disebabkan karena Berita Acara

Pemeriksaan yang dilakukan terhadap anak - anak tersebut dibuat dengan tidak

memenuhi ketentuan dari peraturan perundang-undangan yang berlaku yakni

Pasal 105 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor:

12 Tahun 2009 Jo. Pasal 18 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak Jo. Pasal 23 ayat (1) dan (2) UU Nomor 11 Tahun 2012

tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ;

Bahwa Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap saksi-saksi yang

masih tergolong anak-anak tidak terdapat izin dari orang tua serta tidak adanya

pendampingan bagi mereka dalam menjalani pemeriksaan dihadapan Penyidik,

baik pendampingan dari orang tua, Petugas dari Balai Pemasyarakatan,

petugas pendamping khusus untuk anak serta ketentuan lain sebagaimana

disyaratkan dalam Undang – Undang ; Selain daripada itu semua keterangan

saksi-saksi yang ada dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah rekayasa

oleh karena mereka tidak pernah memberikan keterangan sebagaimana

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 59: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

5

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

termuat dalam BAP, oleh karenanya semua saksi-saksi dimuka persidangan

telah mencabut dan menyatakan tidak benar semua keterangannya

sebagaimana termuat di dalam BAP Penyidik ;

Bahwa dengan tidak dipenuhinya syarat formal dalam pembuatan Berita

Acara Pemeriksaan Kepolisian, dengan demikian maka terhadap berkas

perkara yang dibuat oleh Pihak Kepolisian telah mengalami cacat formalitas

sehingga menyebabkan seluruh BAP anak-anak tersebut cacat hukum yang

mengakibatkan seluruh berkas a quo batal demi hukum ; Bahwa lebih lanjut

semua saksi-saksi yang ada dalam berkas perkara seluruhnya mencabut Berita

Acara Pemeriksaan (BAP)-nya karena mereka merasa tidak pernah

menyatakan seperti isi BAP sehingga makin mempertegas adanya rekayasa

dalam kasus ini, termasuk sdr. Jaksa/ Penuntut Umum sendiri telah menyadari

dan mengetahui adanya rekayasa dalam kasus ini ; Selanjutnya mengenai bukti

berupa 2 (dua) buah CD rekaman wawancara yang diajukan oleh JPU apabila

dihubungkan dengan profile seorang pelaku pedofilia sebagaimana

disampaikan oleh saksi ahli, serta keterangan saksi-saksi yang lain terdapat

persesuaian apabila terdakwa JAN JACOBUS VOGEL tidak ada melakukan

tindak pidana pelecehan seksual seperti dakwaan JPU, sehingga telah

terbantahkan kebenaran dari isi CD rekaman tersebut ;

Berdasarkan uraian dan fakta tersebut diatas, maka Penasehat hukum

terdakwa mohon kepada Majelis Hakim untuk menjatuhkan putusan yang

amarnya berbunyi :

1. Memutuskan bahwa surat dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut

Umum adalah batal demi hukum atau setidak-tidaknya harus

dinyatakan tidak dapat diterima ;

2. Menyatakan terdakwa JAN JACOBUS VOGEL tidak terbukti secara

sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana yang didakwakan

melanggar pasal 82 UU RI Nomor 23 Tahun 2003 tentang

Perlindungan Anak ;

3. Membebaskan terdakwa JAN JACOBUS VOGEL dari segala

dakwaan ;

4. Memerintahkan terdakwa segera dikeluarkan dari tahanan ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 60: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

6

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

5. Mengembalikan status hukum terdakwa JAN JACOBUS VOGEL

seperti sediakala serta merehabilitasi martabat serta nama baik

terdakwa JAN JACOBUS VOGEL ;

6. Menyatakan seluruh barang bukti dikembalikan kepada yang berhak;

7. Membebankan biaya perkara kepada Negara ;

Menimbang, bahwa terhadap Nota Pembelaan Penasihat Hukum

Terdakwa tersebut, selanjutnya Jaksa/ Penuntut Umum telah mengajukan

Repliknya secara tertulis tertanggal 03 April 2013 yang pada pokoknya

berpendapat apabila Jaksa Penuntut Umum dalam membuat surat dakwaan

dan surat tuntutan adalah sudah/ telah berdasarkan atas berkas perkara yang

sah, selain daripada itu didalam pertimbangan atas pembuktian unsur-unsur

dari pasal pada dakwaan Kesatu adalah telah didasarkan pada fakta – fakta

yang terungkap dimuka persidangan yakni berdasarkan keterangan saksi-saksi,

saksi tambahan dan ahli serta a de charge, adanya petunjuk dan barang bukti ;

Berdasarkan uraian fakta dan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas, oleh

karenanya Jaksa/ Penuntut Umum mohon kepada Majelis Hakim agar menolak

semua permohonan dalam Nota Pembelaan Penasehat Hukum Terdakwa dan

menjatuhkan putusan yang amarnya sebagaimana tercantum dalam Surat

Tuntutan Jaksa Penuntut Umum ;

Menimbang, bahwa atas Repliek yang diajukan oleh Jaksa/ Penuntut

Umum sebagaimana tersebut diatas, Penasehat Hukum Terdakwa dimuka

persidangan telah mengajukan Duplieknya secara lisan yang menyatakan tetap

pada nota pembelaannya (Pleidooi) dan menolak semua dalil-dalil baik dalam

Surat Tuntutan maupun Repliek Jaksa/ Penuntut Umum ;

Menimbang, bahwa terdakwa diajukan ke muka persidangan telah

didakwa oleh Jaksa/ Penuntut Umum dengan dakwaan yang disusun dalam

bentuk alternative sebagaimana tertuang dalam surat dakwaan No. PDM-290/

SINGA/ 11/ 2012 sebagai berikut :

KESATU :

Bahwa ia terdakwa JAN JACOBUS VOGEL Alias JAN VOGEL,

pada hari Senin tanggal 24 September 2012 dan hari Rabu tanggal 26

September 2012 sekira pukul 07.00 Wita atau setidak-tidaknya pada waktu-

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilita s pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 61: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

7

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

waktu tertentu yang masih dalam bulan September 2012 atau setidak-tidaknya

dalam tahun 2012 bertempat di Balai Bengong di Banjar Dinas Enjungsangiang,

Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng atau ditempat-tempat

tertentu setidak-tidaknya masih dalam daerah hukum Pengadilan Negeri

Singaraja, sengaja melakukan kekerasan atau ancaman

kekerasan, memaksa/ melakukan tipu muslihat, serangkaian

kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau

membiarkan dilakukan perbuatan cabul, yang dilakukan dengan

cara-cara sebagai berikut :

·

·

Bahwa pada hari Senin tanggal 24 September 2012 sekira pukul 09.00

Wita terdakwa membawa sabun, shampoo, odol, minyak wangi dan hand

body terus diberikan kepada saksi korban Komang Rika Megayanti

selanjutnya saksi korban Komang Rika Megayanti, saksi Ketut Ayu

Widyasari dan terdakwa duduk dibalai bengong sambil ngobrol tentang

keberangkatan terdakwa ke Belanda, selanjutnya tangan kiri terdakwa

memeluk bahu saksi komang Rika Megayanti terus tangan kanannya

meraba-raba susu/ payudara dan pantatnya, kemudian tangan kiri

terdakwa pindah lagi memeluk bahu dan meraba-raba pantat saksi

korban Ketut Ayu Widyasari terus tangan kanannya terdakwa meraba-

raba susu/ payudaranya terus mencium pipinya saksi Ketut Ayu

Widyasari setelah itu terdakwa pulang ;

Bahwa selanjutnya pada hari Rabu tanggal 26 September 2012 sekira

pukul 07.00 Wita terdakwa lagi datang ke rumah saksi Komang Rika

Megayanti membawa nasi kuning diberikan kepada keluarga saksi

Komang Rika Megayanti, sehabis makan lalu duduk dibalai bengong

dengan posisi menghadap ke barat dimana terdakwa duduk ditengah-

tengah, saksi Komang Rika Megayanti sebelah kanan terdakwa

sedangkan saksi Ketut Ayu Widyasari duduk disebelah kiri terdakwa dan

saksi Ketut Taman (neneknya) duduk dibelakang saksi Komang Rika

Megayanti, selanjutnya tangan kanan terdakwa memeluk punggung

saksi Komang Rika Megayanti terus meraba-raba pantat dan meremas

susunya, kemudian tangan kirinya terdakwa memeluk bahu saksi Ketut

Ayu Widyasari dan tangan kanannya meraba-raba pantatnya saat itu

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi per adilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 62: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

8

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

terdakwa dilihat oleh saksi Ketut Taman kemudian berkata “de bange”

(bahasa Indonesia : jangan dikasih) ;

·

·

·

Bahwa selanjutnya terdakwa selain meremas-remas susu/ payudara dan

meraba-raba pantat saksi Komang Rika Megayanti dan saksi Ketut Ayu

Widiasari sebelumnya terdakwa dapat melakukan perbuatan cabul

terhadap saksi Sri Ariyani dan saksi Luh Manis Handayani pada hari

Minggu tanggal 23 September 2012 sekira pukul 17.00 Wita bertempat di

rumah saksi Kadek Sariasih di Banjar Dinas Punggang Desa Kaliasem,

Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, yang dilakukan dengan cara

terdakwa dari belakang memeluk pinggang saksi Putu Sri Ariyani terus

kedua tangannya meremas susunya dan mengangkat badannya keatas

terus diturunkan lagi, kemudian terdakwa lagi memeluk pinggang saksi

Luh Manis Handayani dari belakang terus kedua tangannya meremas

payudaranya sampai saksi Luh Manis Handayani merasa sakit setelah

itu terdakwa pulang ;

Bahwa terdakwa dengan mudah dapat melakukan perbuatan cabul

terhadap saksi korban yaitu saksi Komang Rika Megayanti, saksi Ketut

Ayu Widyasari, saksi Putu Sri Ariyani dan saksi Luh Manis Andayani

karena sebelumnya terdakwa dengan saksi korban sudah kenal baik dan

sudah sering terdakwa memberikan Nasi kuning, sabun, sayur-sayuran,

alat tulis, buku, kadang-kadang saksi korban ada yang dibelikan sepatu,

saksi korban sering diberikan uang bekal sebesar Rp. 5.000,- ada

sebesar Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 50.000,- juga terdakwa pernah

membawakan makanan roti dan minuman, disamping itu juga terdakwa

pernah memaksa saksi Komang Rika Megayanti dan saksi Ketut Ayu

Widyasari tidak dikasih berangkat sekolah dan tidak dikasih ambil tas

sebelum dapat meraba pantat dan meremas payudara saksi Ketut Ayu

Widyasari ;

Bahwa saksi Komang Rika Megayanti umurnya 14 tahun (tgl. Lahir 29

Nopember 1998 sesuai Surat Keterangan lahir No. 494/X/Kal/2012 tgl. 8

Oktober 2012 dibuat oleh Perbekel Kaliasem Ketut Widana, A.Ma.Pd).

saksi Ketut Ayu Widiasari umurnya 10 tahun (tgl lahir 14 Oktober 2002

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi per adilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 63: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

9

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

sesuai Surat Keterangan lahir No. 495/X/Kal/2012 tgl. 8 Oktober 2012

dibuat oleh Perbekel Kaliasem Ketut Widana, A.Ma.Pd), saksi Putu Sri

Ariani umurnya 12 tahun (tgl lahir 12 Desember 2000 sesuai Surat

Keterangan lahir No. 492/X/Kal/2012 tgl. 8 Oktober 2012 dibuat oleh

Perbekel Kaliasem Ketut Widana,A.Ma.Pd), saksi Luh Manis Handayani

umurnya 11 tahun (tgl lahir 21 Januari 2001 sesuai Surat Keterangan

lahir No. 491/X/Kal/2012 tgl. 8 Oktober 2012 dibuat oleh Perbekel

Kaliasem Ketut Widana,A.Ma.Pd) ;

Perbuatan ia terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

Pasal 82 UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ;

ATAU:

KEDUA :

Bahwa ia terdakwa JAN JACOBUS VOGEL Alias JAN VOGEL,

pada hari Senin tanggal 24 September 2012 dan hari Rabu tanggal 26

September 2012 sekira pukul 07.00 Wita atau setidak-tidaknya pada waktu-

waktu tertentu yang masih dalam bulan September 2012 atau setidak-tidaknya

dalam tahun 2012 bertempat di Balai Bengong di Banjar Dinas Enjungsangiang,

Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng atau ditempat-tempat

tertentu setidak-tidaknya masih dalam daerah hukum Pengadilan Negeri

Singaraja, melakukan perbuatan cabul dengan seorang padahal

diketahuinya atau sepatutnya harus diduga, bahwa umurnya

belum lima belas tahun atau kalau umurnya tidak jelas, yang

bersangkutan belum waktunya untuk dikawin, yang dilakukan

dengan cara-cara sebagai berikut :

· Bahwa pada hari Senin tanggal 24 September 2012 sekira pukul 09.00

Wita terdakwa membawa sabun, shampoo, odol, minyak wangi dan hand

body terus diberikan kepada saksi korban Komang Rika Megayanti

selanjutnya saksi korban Komang Rika Megayanti, saksi Ketut Ayu

Widyasari dan terdakwa duduk dibalai bengong sambil ngobrol tentang

keberangkatan terdakwa ke Belanda, selanjutnya tangan kiri terdakwa

memeluk bahu saksi komang Rika Megayanti terus tangan kanannya

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi p eradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 64: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

10

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

meraba-raba susu/ payudara dan pantatnya, kemudian tangan kiri

terdakwa pindah lagi memeluk bahu dan meraba-raba pantat saksi

korban Ketut Ayu Widyasari terus tangan kanannya terdakwa meraba-

raba susu/ payudaranya terus mencium pipinya saksi Ketut Ayu

Widyasari setelah itu terdakwa pulang ;

·

·

Bahwa selanjutnya pada hari Rabu tanggal 26 September 2012 sekira

pukul 07.00 Wita terdakwa lagi datang ke rumah saksi Komang Rika

Megayanti membawa nasi kuning diberikan kepada keluarga saksi

Komang Rika Megayanti, sehabis makan lalu duduk dibalai bengong

dengan posisi menghadap ke barat dimana terdakwa duduk ditengah-

tengah, saksi Komang Rika Megayanti sebelah kanan terdakwa

sedangkan saksi Ketut Ayu Widyasari duduk disebelah kiri terdakwa dan

saksi Ketut Taman (neneknya) duduk dibelakang saksi Komang Rika

Megayanti, selanjutnya tangan kanan terdakwa memeluk punggung

saksi Komang Rika Megayanti terus meraba-raba pantat dan meremas

susunya, kemudian tangan kirinya terdakwa memeluk bahu saksi Ketut

Ayu Widyasari dan tangan kanannya meraba-raba pantatnya saat itu

terdakwa dilihat oleh saksi Ketut Taman kemudian berkata “de bange”

(bahasa Indonesia : jangan dikasih) ;

Bahwa selanjutnya terdakwa selain meremas-remas susu/ payudara dan

meraba-raba pantat saksi Komang Rika Megayanti dan saksi Ketut Ayu

Widiasari sebelumnya terdakwa dapat melakukan perbuatan cabul

terhadap saksi Sri Ariyani dan saksi Luh Manis Handayani pada hari

Minggu tanggal 23 September 2012 sekira pukul 17.00 Wita bertempat di

rumah saksi Kadek Sariasih di Banjar Dinas Punggang Desa Kaliasem,

Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, yang dilakukan dengan cara

terdakwa dari belakang memeluk pinggang saksi Putu Sri Ariyani terus

kedua tangannya meremas susunya dan mengangkat badannya keatas

terus diturunkan lagi, kemudian terdakwa lagi memeluk pinggang saksi

Luh Manis Handayani dari belakang terus kedua tangannya meremas

payudaranya sampai saksi Luh Manis Handayani merasa sakit setelah

itu terdakwa pulang ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fun gsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 65: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

11

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

Bahwa terdakwa dengan mudah dapat melakukan perbuatan cabul

terhadap saksi korban yaitu saksi Komang Rika Megayanti, saksi Ketut

Ayu Widyasari, saksi Putu Sri Ariyani dan saksi Luh Manis Andayani

karena sebelumnya terdakwa dengan saksi korban sudah kenal baik dan

sudah sering terdakwa memberikan Nasi kuning, sabun, sayur-sayuran,

alat tulis, buku, kadang-kadang saksi korban ada yang dibelikan sepatu,

saksi korban sering diberikan uang bekal sebesar Rp. 5.000,- ada

sebesar Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 50.000,- juga terdakwa pernah

membawakan makanan roti dan minuman, disamping itu juga terdakwa

pernah memaksa saksi Komang Rika Megayanti dan saksi Ketut Ayu

Widyasari tidak dikasih berangkat sekolah dan tidak dikasih ambil tas

sebelum dapat meraba pantat dan meremas payudara saksi Ketut Ayu

Widyasari ;

Bahwa saksi Komang Rika Megayanti umurnya 14 tahun (tgl. Lahir 29

Nopember 1998 sesuai Surat Keterangan lahir No. 494/X/Kal/2012 tgl. 8

Oktober 2012 dibuat oleh Perbekel Kaliasem Ketut Widana, A.Ma.Pd).

saksi Ketut Ayu Widiasari umurnya 10 tahun (tgl lahir 14 Oktober 2002

sesuai Surat Keterangan lahir No. 495/X/Kal/2012 tgl. 8 Oktober 2012

dibuat oleh Perbekel Kaliasem Ketut Widana, A.Ma.Pd), saksi Putu Sri

Ariani umurnya 12 tahun (tgl lahir 12 Desember 2000 sesuai Surat

Keterangan lahir No. 492/X/Kal/2012 tgl. 8 Oktober 2012 dibuat oleh

Perbekel Kaliasem Ketut Widana,A.Ma.Pd), saksi Luh Manis Handayani

umurnya 11 tahun (tgl lahir 21 Januari 2001 sesuai Surat Keterangan

lahir No. 491/X/Kal/2012 tgl. 8 Oktober 2012 dibuat oleh Perbekel

Kaliasem Ketut Widana,A.Ma.Pd) ;

Perbuatan ia terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam

Pasal 290 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana ;

Menimbang, bahwa terhadap surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum

tersebut, Terdakwa melalui Penasehat Hukumnya menyatakan telah mengerti

dan tidak berkehendak untuk mengajukan tangkisan/ eksepsi ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 66: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

12

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa selanjutnya untuk membuktikan dakwaan tersebut

dipersidangan Jaksa/ Penuntut Umum telah mengajukan saksi – saksi, yakni :

1. Saksi

:

KOMANG RIKA MEGAYANTI ; Tidak disumpah karena

masih dibawah umur, pada pokoknya menerangkan sebagai

berikut :

·

·

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa namun tidak ada

hubungan keluarga maupun pekerjaan ;

Bahwa saksi pernah dibawa ke Kantor Polisi dan diperiksa sehubungan

dengan masalah saksi telah dituduh menjadi korban pelecehan seksual

yang dilakukan oleh terdakwa Yan Vogel ;

Bahwa baik saksi maupun orang tua saksi tidak pernah melapor kepada

pihak Kepolisian masalah pelecehan seksual atau apapun ;

Bahwa ketika di Kantor Polisi, saksi diperiksa oleh 2 (dua) orang Polisi

Wanita yang salah satunya memakai wig (rambut palsu) dan disuruh untuk

mengakui apabila saksi pernah dilecehkan oleh terdakwa ;

Bahwa saksi dibawa ke Kantor Polisi dari sekira jam ± 5 siang (17.00 Wita)

sampai jam 12 malam (24.00 Wita) tanpa diberi makan ;

Bahwa ketika diperiksa di Polisi saksi tidak didampingi oleh orang tua atau

siapapun, tetapi diperiksa sendiri ;

Bahwa oleh Ibu Polisi yang memakai wig/ rambut palsu, saksi dipaksa

dengan cara kepala saksi di toyor - toyor (didorong-dorong) agar mengakui

bila saksi telah di lecehkan oleh terdakwa dengan cara susu/ payudara

saksi telah diremas/ dipegang, sambil mengatakan apabila saksi mau

menuruti untuk mengaku maka terdakwa akan segera dibebaskan dari

penjara ;

Bahwa karena saksi terus dipaksa oleh Ibu Polisi sambil mengatakan

“kamu mengaku saja karena sudah ada yang melaporkan dan biar kamu

cepat pulang dan masalah Yan cepat selesai” sehingga saksi terpaksa

mau mengaku seperti yang dikatakan oleh Ibu Polisi ;

Bahwa saksi mengenal terdakwa sudah beberapa lama namun tidak ingat

waktunya, karena terdakwa bila datang ke Indonesia selalu berkunjung ke

rumah saksi, waktu itu kenalnya di rumah Bibi ketika ada upacara agama/

adat ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi per adilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 67: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

13

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa bila terdakwa berkunjung ke rumah saksi selalu ditemui oleh orang

tua, nenek, adik dan kakak saksi, dimana semuanya duduk di Balai

Bengong yang ada di depan rumah, bukan di Balai Bengong seperti yang

ada di dalam sketsa/ gambar ;

Bahwa benar dahulu Balai Bengong berada seperti yang ada dalam

sketsa/gambar yakni dekat kamar mandi, namun oleh karena terdakwa

(Yan) tidak mau duduk disana karena tempatnya becek sehingga Balai

Bengong dipindahkan ;

Bahwa tidak benar apabila selama terdakwa berkunjung dan duduk di

Balai Bengong terdakwa pernah memegang susu/ payudara maupun

pantat saksi, adik saksi atau siapapun seperti yang ada di dalam berkas/

berita acara pemeriksaan Polisi, juga tidak benar apabila nenek saksi

pernah menegur Yan ;

Bahwa setahu saksi apabila Yan (terdakwa) orangnya baik, sopan dan

selalu menolong orang miskin ;

Bahwa benar terdakwa pernah datang ke rumah saksi sekira jam 06.00

Wita untuk pamit karena rencananya tanggal 29 September 2012 terdakwa

akan pulang ke Belanda ;

Bahwa waktu itu kami yaitu orang tua saksi, adik dan nenek serta

terdakwa duduk bersama di Balai Bengong (Gazebo) sambil makan nasi

yang dibawa oleh Yan/terdakwa dan mengobrol ;

Bahwa pada saat itu terdakwa datang dengan membawa oleh-oleh berupa

buku/ alat tulis serta memberi uang sebesar Rp. 10.000,- untuk bekal saksi

ke sekolah dan nasi kuning ;

Bahwa benar saksi dan nenek bersama dengan anak-anak yang lain satu

desa sebanyak 2 (dua) bus pernah diajak berlibur/ rekreasi berenang ke

air panas, akan tetapi terdakwa waktu itu berangkat sendiri dengan naik

sepeda motor ;

Bahwa ketika di kolam renang saksi bersama teman-teman berada di

kolam yang dalamnya 1 meter, sedangkan terdakwa mandi di kolam

terpisah yang dalamnya 2 meter ;

Bahwa saksi tidak tahu terdakwa Yan tinggal dimana selama datang ke

Bali, dan saksi ataupun adik tidak pernah diajak kerumahnya ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 68: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

14

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

Bahwa benar saya ada tanda tangan di berkas, tapi saksi tidak tahu isinya

karena tidak pernah membaca ataupun dibacakan oleh Polisi ;

Bahwa saksi mencabut semua keterangan seperti yang ada dalam berkas

karena isinya sebagian besar tidak benar yaitu tentang pelecehan yang

dilakukan oleh terdakwa Yan, karena kenyataannya Yan tidak pernah

melakukan perbuatan itu ;

Bahwa benar orang tua saksi (bapak) ada membuat surat yang isinya

menyatakan apabila semua tuduhan pelecehan seksual terhadap terdakwa

adalah tidak benar, dan saksi juga ikut tanda tangan dalam surat tersebut ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menanggapi dengan menyatakan benar, karena memang terdakwa tidak

pernah melakukan perbuatan seperti yang dituduhkan ;

2. Saksi :

KETUT AYU WIDIASARI ; Tidak disumpah karena masih

dibawah umur, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

·

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa namun tidak ada

hubungan keluarga maupun pekerjaan ;

Bahwa saksi pernah dibawa ke Kantor Polisi bersama dengan kakak saksi

(Komang Rika Megayanti/saksi I) dan Sariasih untuk diperiksa

sehubungan dengan masalah terdakwa telah tuduh melakukan pelecehan

seksual terhadap saksi ;

·

·

·

·

·

Bahwa saksi adalah adik kandung dari saksi Komang Rika Megayanti ;

Bahwa saksi dan kakak serta sariasih dijemput oleh Polisi sebanyak 5

(lima) orang, 3 laki-laki dan 2 wanita serta LSM dari Klungkung di rumah

dan selanjutnya diajak ke Kantor Polisi, tapi orang tua tidak ikut diajak ;

Bahwa baik saksi maupun kakak serta sariasih diperiksa Polisi tanpa

didampingi oleh orang tua atau siapapun, tapi diperiksa sendiri-sendiri ;

Bahwa baik saksi maupun orang tua saksi tidak pernah melapor kepada

pihak Kepolisian masalah pelecehan seksual atau apapun ;

Bahwa ketika di Kantor Polisi, saksi diperiksa oleh 2 (dua) orang Polisi

Wanita yang salah satunya memakai wig (rambut palsu) dan disuruh untuk

mengakui apabila saksi pernah dilecehkan oleh terdakwa ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 69: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

15

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa saksi dibawa ke Kantor Polisi dari sekira jam ± 5 siang (17.00 Wita)

sampai jam 12 malam (24.00 Wita) dan tidak diberi makan ;

Bahwa benar setelah selesai diperiksa oleh polisi ketika akan pulang baru

ada orang yang dipanggil dengan nama Ibu Mas ikut tanda tangan ;

Bahwa pada tanggal 24 September 2012 sekira jam 06.00 wita terdakwa

Yan pernah datang ke rumah saksi untuk pamit karena tanggal 29

September 2009 dia akan pulang ke Belanda ;

Bahwa pada saat terdakwa datang kerumah ditemui oleh orang tua saksi,

selanjutnya orang tua, saksi, kakak serta nenek bersama-sama duduk di

Balai Bengong sambil makan nasi yang dibawa oleh terdakwa ;

Bahwa tidak benar apabila terdakwa pernah memegang susu/ payudara

dan pantat saksi maupun kakak saksi, dan tidak benar apabila nenek

pernah menegur karena memang terdakwa tidak pernah melakukan

perbuatan seperti yang dituduhkan ;

Bahwa setiap terdakwa berkunjung kerumah saksi selalu datang sendiri

dan ditemui oleh orang tua, selanjutnya duduk bersama di balai bengong

yang ada di depan rumah, bukan yang ada di dekat kamar mandi seperti

dalam gambar ;

Bahwa benar dahulu balai bengong berada disana, akan tetapi terdakwa

tidak mau duduk karena tempatnya becek sehingga balai bengong

dipindahkan ;

Bahwa saksi, kakak, nenek serta teman-teman dan orang satu desa

pernah diajak oleh terdakwa berlibur/ tamasya ke air panas dengan

menggunakan 2 (dua) bus, tapi terdakwa pada saat itu berangkat sendiri

dengan naik sepeda motor ;

Bahwa di kolam renang saksi bersama teman-teman mandi dikolam yang

dangkal, sedangkan terdakwa berenang/ mandi dikolam yang lain dan

lebih dalam ;

Bahwa tidak benar apabila ketika di kolam air panas terdakwa pernah

memegang tubuh, susu/ payudara maupun pantat saksi ;

Bahwa benar saksi pernah diberi uang dan alat tulis oleh terdakwa yang

dikatakan untuk bekal sekolah dan besarnya antara 10 ribu-50 ribu ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilita s pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 70: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

16

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

Bahwa saksi tidak tahu terdakwa Yan tinggal dimana selama datang ke

Bali, dan saksi ataupun adik tidak pernah diajak kerumahnya ;

Bahwa benar saya ada tanda tangan di berkas, tapi saksi tidak tahu isinya

karena tidak pernah membaca ataupun dibacakan oleh Polisi ;

Bahwa saksi mencabut semua keterangan seperti yang ada dalam berkas

karena isinya sebagian besar tidak benar yaitu tentang pelecehan yang

dilakukan oleh terdakwa Yan, karena kenyataannya Yan tidak pernah

melakukan perbuatan itu ;

Bahwa benar orang tua saksi (bapak) ada membuat surat yang isinya

menyatakan apabila semua tuduhan pelecehan seksual terhadap terdakwa

adalah tidak benar, dan saksi juga ikut tanda tangan dalam surat tersebut ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan benar dan tidak keberatan ;

3. Saksi : PUTU SRI ARIYANI ; Tidak disumpah karena masih dibawah

umur, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

·

·

·

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa dan tidak ada hubungan

keluarga baik sedarah maupun semenda ;

Bahwa saksi kenal dengan terdakwa sudah agak lama namun tepatnya

saksi lupa, dimana dahulu kenalnya di rumah Kadek Sriasih ;

Bahwa saksi bersama dengan teman-teman pernah diajak berlibur ke

kolam air panas dengan menggunakan mobil, tapi terdakwa berangkat

sendiri dengan naik motor ;

Bahwa ketika dikolam renang saksi mandi bersama teman-teman di kolam

yang dangkal, sedangkan terdakwa mandi di kolam lain yang agak dalam

sekitar 2 meter ;

· Bahwa setelah selesai mandi dan berpakaian, terdakwa datang

menghampiri saksi bersama teman dengan membawa makanan kecil,

selanjutnya saksi dan teman-teman naik mobil pulang ;

·

·

Bahwa terdakwa Yan pernah datang ke rumah saksi sebanyak ± 3 (tiga)

kali sambil membawa makanan/ nasi, sayur juga alat-alat tulis ;

Bahwa saksi juga pernah dikasih uang oleh terdakwa yang besarnya

antara 10 ribu – 50 ribu ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 71: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

17

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa setiap datang kerumah, terdakwa Yan selalu mencari orang tua

saksi kemudian baru kami duduk ngobrol bersama ;

Bahwa tidak benar terdakwa Yan pernah memegang-megang tubuh, susu/

payudara maupun pantat saksi ;

Bahwa saksi pernah diperiksa di Polisi, namun semua keterangan adalah

tidak benar karena saksi tidak pernah mengatakan pernah dilecehkan oleh

terdakwa, karena kenyataannya memang begitu ;

Bahwa ketika diperiksa di Polisi, saksi dipaksa untuk mengaku dan

dikatakan biar terdakwa Yan bisa cepat keluar ;

Bahwa yang memeriksa saksi adalah seorang Ibu Polisi yang memakai

wig/ rambut palsu, dan saksi diperiksa sendiri tanpa didampingi oleh orang

tua atau siapapun ;

Bahwa saksi dijemput oleh Polisi dirumah sekira jam 1 siang, selanjutnya

diperiksa sampai jam 10 malam tanpa diberi makan dan tidak didampingi

oleh siapapun ;

Bahwa benar saksi ada tanda tangan dalam berkas namun saksi tidak tau

apa isinya karena tidak dikasih baca maupun dibacakan oleh Polisi;

Bahwa saksi diperiksa di Polisi tidak didampingi oleh siapa-siapa ;

Bahwa saksi menyatakan tidak benar semua keterangan di BAP Polisi

berkaitan masalah pelecehan seksual yang dilakukan oleh terdakwa

karena memang itu tidak pernah terjadi, dan saksi mencabut semua

keterangan dalam BAP ;

Bahwa benar orang tua saksi (bapak) ada membuat surat yang isinya

menyatakan apabila semua tuduhan pelecehan seksual terhadap terdakwa

adalah tidak benar, dan saksi juga ikut tanda tangan dalam surat tersebut ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan benar dan tidak menaruh keberatan ;

4. Saksi : LUH MANIS HANDAYANI ; Tidak disumpah karena masih

dibawah umur, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa namun tidak ada

hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda serta pekerjaan ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 72: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

18

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa saksi pernah diperiksa di Polisi namun tepatnya saksi lupa, dan

saksi diperiksa sendiri tanpa didampingi oleh siapa-siapa sedangkan yang

meriksa adalah Ibu Polisi sebanyak 3 (tiga) orang dari jam 3 sore sampai

jam 10 malam ;

Bahwa saksi periksa pada saat itu sehubungan dengan terdakwa yang

telah dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap saksi, padahal itu

tidak pernah terjadi ;

Bahwa ketika di Kantor Polisi saksi dibentak – bentak untuk mengakui

hingga saksi merasa takut, dan dikatakan oleh Polisi “apabila kamu tidak

mau mengaku maka tidak boleh pulang” sambil kepala saksi di toyor-toyor

(di dorong-dorong) oleh Polisi ;

Bahwa tidak benar terdakwa (Yan Vogel) pernah memeluk tubuh saksi,

meremas susu/ payudara ataupun pantat saksi ;

Bahwa saksi mengenal terdakwa (Yan Vogel) dirumah Sriasih, selanjutnya

terdakwa berkunjung ke rumah saksi sebanyak ± 4 (empat) kali dan

ditemui oleh orang tua ;

Bahwa terdakwa (Yan Vogel) bila berkunjung kerumah saksi selalu datang

sendiri dan membawa oleh-oleh berupa alat tulis yang diberikan ke orang

tua selanjutnya diberikan kepada saksi ;

Bahwa saksi juga pernah diberi uang oleh terdakwa (Yan Vogel) antara

10-50 ribu yang katanya untuk bekal sekolah dan jajan/ belanja ;

Bahwa saksi bersama teman-teman diantaranya Putu Sri diajak oleh

terdakwa berlibur ke kolam air panas dengan menggunakan 2 (dua) bus;

Bahwa pada saat itu terdakwa tidak ikut rombongan tapi berangkat sendiri

dengan naik motor ;

Bahwa ketika dikolam renang saksi bersama teman-teman mandi dikolam

yang dangkal, sedangkan terdakwa di kolam yang dalam ;

Bahwa saksi tidak pernah melihat terdakwa memeluk dan mencium Putu

Sri atau siapapun teman-teman saksi ;

Bahwa saksi menyatakan tidak benar semua yang tercatat dalam berita

acara pemeriksaan Polisi berkaitan tentang tuduhan terdakwa telah

melakukan pelecehan seksual ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 73: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

19

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

Bahwa benar saksi ada tanda tangan dalam berkas tapi saksi tidak tahu

apa isinya karena tidak dikasih baca dan tidak pula dibacakan oleh Polisi,

saksi mau tanda tangan karena takut ;

Bahwa saksi mencabut semua keterangan dalam BAP Polisi ;

Bahwa saksi berani/ siap dikonfrontir/ dipertemukan dengan Ibu Polisi

yang memeriksa ;

Bahwa benar orang tua saksi (bapak) ada membuat surat yang isinya

menyatakan apabila semua tuduhan pelecehan seksual terhadap terdakwa

adalah tidak benar, dan saksi juga ikut tanda tangan dalam surat tersebut ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan benar dan tidak menaruh keberatan ;

5. Saksi : KADEK SARIASIH ; Tidak disumpah karena masih dibawah

umur, pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

·

·

·

·

·

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa namun tidak ada

hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda serta pekerjaan ;

Bahwa saksi pernah diperiksa di Polisi namun tepatnya kapan saksi sudah

lupa ;

Bahwa saksi diperiksa sendiri tanpa didampingi/ ditemani oleh siapapun,

sedangkan yang memeriksa adalah 2 (dua) orang Polisi perempuan dan

salah satunya memakai wig (rambut palsu) ;

Bahwa ketika diperiksa di Polisi saksi paksa dan dibentak-bentak untuk

mengaku apabila terdakwa (Yan Vogel) telah melakukan pelecehan, dan

karena saksi takut sehingga saksi mengaku dan menuruti semua apa yang

dikatakan oleh Ibu Polisi tersebut, namun yang sebenarnya terdakwa tidak

pernah melakukan perbuatan tersebut ;

Bahwa selain dibentak-bentak oleh Ibu Polisi, kepala saksi juga di toyor-

toyor (di dorong-dorong) sampai kepala saksi terasa sakit ;

Bahwa benar terdakwa pernah berkunjung ke rumah saksi dan setiap

datang selalu membawa oleh-oleh berupa : mie, telur dan sayuran serta

alat-alat tulis buat saksi ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 74: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

20

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa saksi bersama dengan teman-teman satu desa serta nenek pernah

diajak berlibur/ tamasya ke kolam air panas oleh terdakwa (Yan Vogel)

dengan menggunakan 2 (dua) bus ;

Bahwa terdakwa pada saat itu berangkat sendiri dengan naik motor ;

Bahwa ketika dikolam renang, saksi bersama teman-teman mandi di kolam

yang dangkal sedangkan terdakwa di kolam lain yang dalam ;

Bahwa tidak benar apabila terdakwa pernah memeluk dan meremas-

remas susu/payudara saksi ;

Bahwa benar saksi ada tanda tangan dalam berkas polisi, namun saksi

tidak tahu apa isinya karena tidak dikasih kesempatan membaca ataupun

dibacakan oleh Polisi, dan saksi mau tanda tangan karena merasa takut ;

Bahwa saksi mencabut dan menyatakan tidak benar semua keterangan di

Polisi berkaitan tentang tuduhan terdakwa telah melakukan pelecehan

terhadap saksi, yang benar adalah keterangan saksi dipersidangan ini ;

Bahwa benar orang tua saksi (bapak) ada membuat surat yang isinya

menyatakan apabila semua tuduhan pelecehan seksual terhadap terdakwa

adalah tidak benar, dan saksi juga ikut tanda tangan dalam surat tersebut ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan benar dan tidak menaruh keberatan ;

6. Saksi : KADEK BUDIANI ; dibawah sumpah memberikan keterangan

pada pokoknya sebagai berikut :

·

·

·

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa dan tidak ada hubungan

keluarga baik sedarah maupun semenda ;

Bahwa saksi pernah diperiksa di Polisi berkaitan tentang tuduhan terhadap

terdakwa telah melakukan pelecehan seksual terhadap adik saksi

(Komang Rika) dengan cara meremas susu/ payudaranya ;

Bahwa saksi mengenal terdakwa sekitar ± 4 (empat) tahun yang lalu, dan

setiap datang ke Singaraja terdakwa selalu berkunjung kerumah ;

Bahwa setiap datang terdakwa selalu membawa oleh-oleh berupa sayur-

sayuran, telur, mie, nasi, dan peralatan/ alat-alat tulis sekolah untuk saksi

dan adik saksi ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pe layanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 75: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

21

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa selain kepada saksi dan adik, terdakwa juga memberikan oleh-oleh

seperti itu kepada anak-anak miskin lain ;

Bahwa saksi pernah bertanya kepada terdakwa kenapa memberikan

semua itu kepada anak-anak dan orang miskin seluruh desa? Dan

dikatakan oleh terdakwa (Yan Vogel) apabila dirinya ikhlas membantu dan

melakukan itu semua ;

Bahwa selain memberikan bantuan berupa alat-alat tulis dan makanan,

terdakwa juga pernah membantu memperbaiki kamar mandi rumah ;

Bahwa terdakwa setiap datang berkunjung ke rumah selalu ditemui orang

tua dan duduk di balai bengong ;

Bahwa terdakwa (Yan Vogel) biasanya datang berkunjung ke rumah masih

pagi-pagi sekali sekira jam 05.30 wita dan memanggil-manggil nama orang

tua saya sambil membawa nasi bungkus, kemudian kami semua (orang

tua, adik dan saksi) duduk bersama di balai bengong ;

Bahwa selain memberikan bantuan, terdakwa juga pernah mengajak anak-

anak dan orang tua seluruh desa untuk berlibur ke air panas, namun saksi

pada saat itu tidak ikut karena sekolah ;

Bahwa tidak benar bila terdakwa (Yan Vogel) pernah melakukan

pelecehan baik terhadap saksi maupun adik seperti yang dituduhkan ;

Bahwa benar orang tua saksi (Ketut Swela) pernah membuat surat yang

isinya apabila tidak benar jika Yan Vogel (terdakwa) telah melakukan

pelecehan seksual, dan saksi juga ikut tanda tangan dalam surat itu ;

Bahwa benar saksi ada tanda tangan dalam berkas polisi, namun saksi

tidak tahu apa isinya karena saksi tidak diberi kesempatan untuk membaca

ataupun dibacakan isinya oleh Polisi ;

Bahwa tidak benar paman saksi (Ketut Witana) pernah menegur terdakwa,

begitu pula dengan nenek saksi ;

Bahwa saksi tidak tahu terdakwa tinggal dimana selama di Bali ;

Bahwa selama diperksa di Polisi saksi tidak didampingi oleh siapa-siapa;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan benar dan tidak menaruh keberatan ;

7. Saksi : LUH ARINI ; dibawah sumpah memberikan keterangan pada

pokoknya sebagai berikut :

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 76: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

22

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Disclaimer

·

·

·

· ·

· · · ·

· ·

·

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa namun tidak ada

hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda ;

Bahwa saksi pernah diperiksa Polisi sehubungan dengan masalah

terdakwa (Yan Vogel) dituduh melakukan pelcehan seksual ;

Bahwa saksi dibawa ke Kantor Polisi bersama Kadek Budiani, namun kami

diperiksa sendiri-sendiri ;

Bahwa tidak benar apabila terdakwa melakukan perbuatan itu (pelecehan

seksual) baik terhadap saksi, adik saksi maupun anak-anak lain, yang

benar adalah terdakwa selalu membantu anak-anak dan orang-orang

miskin yang ada di desa ;

Bahwa terdakwa setiap datang ke Bali (Singaraja) selalu berkunjung ke

rumah saksi dan orang-orang miskin lain ;

Bahwa saksi bersama adik saksi (Kadek Sukreni) pernah 1 (satu) kali

diajak terdakwa jalan-jalan ke Hardy’s Singaraja untuk belanja/ membeli

pakain, dan pulangnya mampir di Indomaret membeli es krim, selanjutnya

kami pulang ;

Bahwa terdakwa setiap datang ke rumah selalu membawa oleh-oleh

berupa makanan dan alat-alat tulis untuk saksi dan adik-adik, namun

terdakwa tidak pernah berbuat yang macam-macam ;

Bahwa selain memberi makanan, pakaian dan alat tulis, terdakwa

terkadang juga memberi uang untuk bekal sekolah yang besarnya antara

10 ribu hingga 50 ribu rupiah untuk bekal sekolah dan untuk jajan ;

Bahwa setiap terdakwa akan pulang ke negaranya selalu datang kerumah

untuk pamitan ;

Bahwa saksi pernah bertanya tentang pekerjaan terdakwa yang dikatakan

apabila dirinya bekerja sebagai arsitek di negaranya, dan dia melakukan

ini semua (memberi orang miskin) adalah ikhlas ingin membantu orang –

orang dan anak miskin ;

Bahwa terdakwa pernah bilang apabila terdakwa selama tinggal di Bali

menginap di Hotel Lily’s, namun saksi tidak pernah kesana ;

Bahwa benar saksi ada tanda tangan di berkas ;

Bahwa ketika diperiksa Polisi saksi tidak didampingi oleh siapa-siapa ;

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 77: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

23

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang,

bahwa

atas

keterangan

saksi

tersebut,

terdakwa

menyatakan benar dan tidak menaruh keberatan ;

8. Saksi : KETUT TAMAN ; dibawah sumpah memberikan keterangan

pada pokoknya sebagai berikut :

·

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa namun tidak ada

hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda ;

Bahwa saksi tidak pernah diperiksa Polisi, dan tidak pernah datang ke

Kantor Polisi, tapi pernah ditanya-tanya oleh Polisi di rumah ;

Bahwa saksi pernah cap jempol dirumah, namun saksi tidak tahu apa

isinya itu karena tidak diberi tahu oleh Polisi ;

Bahwa benar saksi mempunyai cucu yang bernama Rika Megayanti ;

Bawah benar terdakwa pernah beberapa kali datang dan berkunjung ke

rumah saksi, dan setiap dia datang selalu duduk bersama di Balai

Bengong bersama dengan anak saya serta cucu-cucu saya untuk makan

bersama sambil cerita – cerita (ngobrol) ;

Bahwa setahu saksi apabila terdakwa tidak pernah berbuat macam-

macam terhadap cucu saksi ;

Bahwa saksi tidak pernah menegur terdakwa (Yan Vogel) seperti dalam

berkas polisi, itu tidak benar dan saksi tidak pernah berkata seperti itu ;

Bahwa tidak benar terdakwa (Yan Vogel) pernah memegang-megang

tubuh cucu saksi, paling-paling cuma bersalaman (berjabat tangan) ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan benar dan tidak keberatan ;

9. Saksi : KETUT WITANA ; dibawah sumpah memberikan keterangan

pada pokoknya sebagai berikut :

·

·

Bahwa saksi menyatakan tidak kenal dengan terdakwa dan tidak ada

hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda ;

Bahwa saksi pernah diperiksa didepan penyidik dan ditanya perihal

terdakwa (Yan Vogel) serta ditanya masalah hubungannya dengan

Komang Rika Megayanti (keponakan saksi), dan saksi menjawab tidak

tahu oleh karena memang tidak ada hubungan apa-apa ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Page 78: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

24

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

Bahwa setahu saksi apabila terdakwa (Yan Vogel) pernah datang

berkunjung kerumah Komang Rika Megayanti sebanyak 1 (satu) kali,

dimana pada saat itu saksi baru pulang dari bekerja dan sempat melihat

terdakwa ada memberikan sesuatu kepada Komang Rika ;

Bahwa saksi sempat bertanya kepada Komang Rika tentang pemberian

terdakwa, dan dijawab pemberian tersebut berupa alat-alat sekolah ;

Bahwa terdakwa datang ke rumah Komang Rika (anak dari kakak saksi)

pada saat itu sekira jam 07.00 Wita ;

Bahwa saksi menyatakan tidak benar semua isi Berita Acara Pemeriksaan

di depan Penyidik, namun saksi membenarkan tandatangan yang ada

dalam BAP tersebut ;

Bahwa saksi bersedia tanda tangan karena saksi tidak tahu apa isi BAP

tersebut, dan saksi tidak sempat membacanya karena tidak membawa

kacamata ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan tidak tahu serta tidak keberatan ;

Menimbang,

bahwa

selanjutnya

dipersidangan

telah

didengar

keterangan saksi dari Komisi Perlindungan Anak dan Perempuan Kab.

Singaraja (P2TP2), yakni :

10. Saksi : PUTU SRI WATI, SE. MM. ; dibawah sumpah memberikan

keterangan pada pokoknya sebagai berikut :

·

·

·

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa namun tidak ada

hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda ;

Bahwa saksi pernah mendampingi saksi – saksi korban pada saat

dilakukan pemeriksaan di hadapan Penyidik atas permintaan dari pihak

Kepolisian karena korban masih tergolong anak - anak dalam perkara

pencabulan/ Pedofilia yang dilakukan oleh terdakwa ;

Bahwa saksi mendampingi sebanyak 1 (satu) kali yakni pada tanggal 28

September 2012 sekira jam 19.00 Wita ;

Bahwa saksi datang ke Kantor Polisi untuk melakukan pendampingan

agak terlambat karena harus menyelesaikan pekerjaan rumah terlebih

dahulu, dan saksi datang diantar bersama dengan suami ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan pu blik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Page 79: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

25

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

·

Bahwa pada saat dilakukan pemeriksaan kepada Komang Rika Megayanti,

saksi duduk mendampingi korban disebelahnya ;

Bahwa pada saat melakukan pendampingan, saksi tidak melihat Penyidik

melakukan penekanan terhadap korban dan pemeriksaan dilakukan

secara wajar sebagaimana layaknya memperlakukan seorang anak -

anak ;

Bahwa saksi juga tidak melihat adanya ancaman ataupun pemaksaan dari

pihak Penyidik terhadap korban ;

Bahwa saksi melakukan pendampingan terhadap korban Komang Rika

Megayanti bersama dengan kakaknya ;

Bahwa setahu saksi pada saat diperiksa Penyidik, korban menjawab

dengan jawabannya sendiri secara lancar meskipun agak pelan-pelan ;

Bahwa setahu saksi apabila orang tua anak – anak yang dilakukan

pemeriksaan juga turut mendampingi, meskipun tidak duduk disebelahnya

namun duduk dikursi sendiri dalam jarak ± 4 meter ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan tidak tahu ;

Menimbang, bahwa saksi korban Komang Rika Megayanti dipersidangan

menyatakan apabila keterangan saksi tersebut sebagian tidak benar, yakni

saksi tersebut datang mendampingi pada saat pertengahan pemeriksaan

berlangsung, dan saksi tidak pernah mengatakan apabila terdakwa pernah

memegang-megang/ meraba pantat dan payudara saksi ;

Menimbang, bahwa selanjutnya dipersidangan telah didengar

keterangan saksi dari pihak Penyidik dari Polres Buleleng yang melakukan

pemeriksaan terhadap korban (saksi Verbalisan), masing –masing yakni :

11. Saksi

:

SRI RAHAYUNINGSIH ; dibawah sumpah memberikan

keterangan pada pokoknya sebagai berikut :

·

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa namun tidak ada

hubungan keluarga ;

Bahwa saksi adalah Penyidik yang melakukan pemeriksaan terhadap

saksi korban atas nama Komang Rika Megayanti pada hari Selasa tanggal

23 Oktober 2013 ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transpara nsi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Page 80: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

26

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

·

Bahwa korban telah berada di Kantor Penyidik sejak sore hari namun

belum dilakukan pemeriksaan akan tetapi hanya ngobrol dan bercerita

sambil menunggu Pendamping korban yang datang sekira jam 19.00 Wita,

dan setelah ada Pendamping baru dilakukan pemeriksaan ;

Bahwa pada saat melakukan pemeriksaan, korban didampingi oleh orang

tuanya yaitu Ketut Swela dan dari Komisi Perlindungan Anak dan

Perempuan (P2TP2) Kabupaten Buleleng Ibu Putu Sriwati, SE.MM. ;

Bahwa saksi melakukan pemeriksaan terhadap korban bersama dengan

Ibu Intayani (Ibu Kanit PPA), dan yang melakukan pemeriksaan pertama

adalah Ibu Intayani, sedangkan saksi yang melanjutkan karena Ibu

Intayani sakit dan saat ini beliau sudah almarhum/ meninggal dunia ;

Bahwa pada saat melakukan pemeriksaan terhadap korban dilakukan

dengan cara tanya jawab, dimana Ibu Intayani bertanya dan korban

menjawab selanjutnya jawaban tersebut di ketik, dimana saksi tidak

pernah melihat Ibu Kanit PPA (alm. Intayani) ada melakukan tekanan,

kekerasan ataupun pemaksaan terhadap korban dalam memberikan

keterangan pada saat diperiksa ;

Bahwa setelah selesai melakukan pemeriksaan, saksi masih sempat

bertanya kepada korban “apakah saudara merasa ditekan?” dan dijawab

“tidak”, selanjutnya saksi suruh membaca dan kemudian tanda tangan ;

Bahwa pemeriksaan selesai dilakukan sekira pukul 22.45 Wita ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan tidak tahu ; Sedangkan saksi korban Komang Rika Megayanti

menyatakan apabila benar kepala saksi ada ditoyor-toyor oleh Ibu Intayani, dan

saksi tidak pernah mengatakan apabila pernah dicium, pantat dan susu

dipegang oleh terdakwa serta saksi tidak ada disuruh membaca BAP ;

12. Saksi : NI CENING SWANTARI, SH. ; dibawah sumpah memberikan

keterangan pada pokoknya sebagai berikut :

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa namun tidak ada

hubungan keluarga ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pe layanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Page 81: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

27

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa saksi adalah sebagai Penyidik dan yang melakukan pemeriksaan

terhadap saksi korban atas nama Luh Manis dalam perkara pencabulan

yang dilakukan oleh terdakwa ;

Bahwa Luh Manis pada saat itu didampingi oleh Ibu Kandungnya ;

Bahwa pemeriksaan dilakukan mulai sekira pukul 18.00 Wita dan berjalan

selama ± 1,5 jam ;

Bahwa saksi melakukan pemeriksaan telah sesuai dengan prosedur,

dimana saksi bertanya dan korban menjawab selanjutnya diketik ;

Bahwa setelah selesai pengetikan, korban saksi suruh untuk membaca

kembali dan selanjutnya dia tandatangan dalam BAP ;

Bahwa saksi korban pada saat itu ada tandatangan dalam BAP ;

Bahwa pada saat itu ibunya hanya diam tidak komentar ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi verbalisan tersebut, terdakwa

menyatakan tidak tahu ;

13. Saksi : KOMANG KRISMAWATI ; dibawah sumpah memberikan

keterangan pada pokoknya sebagai berikut :

·

·

·

·

·

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa namun tidak ada

hubungan keluarga ;

Bahwa saksi adalah Penyidik yang memeriksa saksi Kadek Budiani dan

Ketut Taman ;

Bahwa saksi melakukan pemeriksaan dengan cara tanya jawab, dimana

saksi bertanya dan dijawab oleh Kadek Budiani dan Ketut Taman,

selanjunya jawaban tersebut saksi ketik ;

Bahwa saksi memeriksa mereka (Kadek Budiani dan Ketut Taman) masing

– masing sebanyak 1 (satu) kali, dan mereka menjawab semua

pertanyaan saksi dengan lancar tanpa ada tekanan ataupun paksaan ;

Bahwa saksi memeriksa saksi Ketut Taman dengan menggunakan Bahasa

daerah/ bahasa Bali karena yang bersangkutan sudah lanjut usia dan tidak

bisa berbahasa Indonesia ;

Bahwa benar Kadek Budiani ketika saksi periksa mengatakan apabila

dirinya pernah Kos di Singaraja ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pe layanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Page 82: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

28

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

Bahwa saksi melakukan pemeriksaan diruangan PPA Polres Buleleng, dan

waktu meminta tandatangan Ketut Taman, saksi meminta dirumahnya

karena yang bersangkutan tidak bisa datang ke Polres ;

Bahwa saksi pernah datang ke rumah korban bersama dengan anggota

PPA dan Buser Polres Buleleng ;

Bahwa saksi mengakui apabila terdapat kesalahan ketik dalam BAP

berkaitan tanggal pemeriksaan terhadap saksi korban, hal tersebut

terjadi karena akibat kelalaian kami yang disebabkan banyaknya

pekerjaan dan tugas, selain daripada itu saksi bersama tim agak

sedikit terburu-buru dalam pembuatan BAP karena saksi mendapat

info apabila terdakwa akan segera berangkat pulang/ pergi ke

negaranya (Belanda) ;

Bahwa kesalahan ketik tanggal di BAP tersebut ada pada pemeriksaan

tambahan yang dilakukan atas permintaan Jaksa/ Penuntut Umum untuk

kelengkapan berkas ;

Bahwa saksi bersama team Penyidik PPA Polres Buleleng mohon maaf

atas terjadinya kelalaian dan kekhilafan atas kesalahan tanggal pada BAP

tambahan tersebut ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan tidak tahu ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut saksi Kadek Budiani

menyatakan apabila dirinya tidak pernah mengatakan Kos di Singaraja,

selanjutnya saksi Ketut Taman menyatakan dirinya tidak pernah menerangkan

dirinya pernah menegur cucunya seperti dalam BAP ;

14. Saksi :

NYOMAN REMIASIH,

SH.

;

dibawah sumpah

memberikan keterangan pada pokoknya sebagai berikut :

·

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa namun tidak ada

hubungan keluarga ;

Bahwa saksi adalah selaku Penyidik dalam perkara ini dan melakukan

pemeriksaan terhadap saksi atas nama Ketut Witana ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Page 83: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

29

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa saksi melakukan pemeriksaan telah sesuai dengan prosedur, yakni

dengan cara tanya jawab, dimana saksi bertanya dan saksi Ketut Witana

menjawab selanjutnya saksi ketik di komputer ;

Bahwa saksi dalam melakukan pemeriksaan terhadap saksi Ketut Witana

tidak pernah memaksa, melakukan tekanan ataupun mengarahkan

jawabannya ;

Bahwa saksi melakukan pemeriksaan terhadap Ketut Witana sebanyak 1

(satu) kali yang dilakukan di ruang PPA Polres Buleleng ;

Bahwa selesai tanya jawab dan saksi ketik, selanjutnya Ketut Witana

membaca sendiri BAP dan kemudian tanda tangan ;

Bahwa saksi Ketut Witana sempat mengatakan kepada saksi apabila

namanya sebagaimana tercantum dalam BAP adalah salah, selanjutnya

saksi perbaiki ;

Bahwa saksi Ketut Witana- lah yang paling menggebu-nggebu untuk

melaporkan perbuatan terdakwa karena telah melakukan pelecehan/

pencabulan terhadap keponakannya Komang Rika Megayanti ;

Bahwa Ketut Witana adalah adik kandung dari orang tua (bapak) dari saksi

korban Komang Rika Megayanti, dimana tempat tinggalnya satu rumah

dengan saksi korban ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan tidak tahu ;

Menimbang, bahwa selanjutnya dipersidangan Jaksa/ Penuntut Umum

telah mengajukan saksi tambahan, yakni :

15. Saksi : KETUT SUWELA ; dibawah sumpah memberikan

keterangan pada pokoknya sebagai berikut :

·

·

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa namun tidak ada

hubungan keluarga ;

Bahwa saksi adalah orang tua kandung (bapak) dari saksi korban Komang

Rika Megayanti ;

Bahwa saksi pernah memberikan keterangan didepan Penyidik dan benar

ada tandatangan dalam BAP, namun saksi tidak membaca apa isi dari

BAP tersebut ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Page 84: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

30

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa saksi pernah membuat surat yang ditujukan kepada Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Singaraja yang memeriksa perkara terdakwa perihal

pencabutan isi BAP ;

Bahwa saksi sudah kenal lama dengan Yan Vogel/ terdakwa, dan setahu

saksi apabila terdakwa orangnya adalah baik karena sering membantu

warga desa yang miskin, termasuk saksi dan anak-anak saksi ;

Bahwa bantuan terdakwa tersebut adalah berupa pemberian alat-alat tulis

dan perlengkapan sekolah kepada anak-anak yang kurang mampu ;

Bahwa pada hari dan tanggal yang saksi sudah tidak ingat, Ibu Ayu Mas

pernah datang berkunjung kerumah saksi untuk menemui anak-anak

saksi, selanjutnya setelah saksi persilahkan kemudian saksi pergi ;

Bahwa pada tanggal 24 September 2012 terdakwa (Yan Vogel) ada

datang kerumah pagi-pagi sekali sambil membawakan kami nasi ;

Bahwa terdakwa biasa datang berkunjung kerumah saksi pagi-pagi

sebelum kami bangun sambil membawakan nasi bungkus, selanjutnya

kami makan bersama ;

Bahwa terdakwa menyatakan benar barang bukti baju yang diajukan

dalam perkara ini adalah milik anaknya ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan benar dan tidak menaruh keberatan ;

Menimbang, bahwa saksi Dewa Ayu Mas Ismayani yang dikonfrontir

dengan keterangan saksi Ketut Suwela merasa keberatan dengan keterangan

saksi tersebut, oleh karena pada saat saksi Dewa Ayu Mas datang kerumah

saksi Ketut Suwela untuk melakukan wawancara terlebih dahulu bertemu

dengan dia dan telah pula meminta ijin padanya dan selanjutnya dia

mempersilahkan saksi untuk melakukan wawancara dengan anaknya serta

saksi menyuruh melakukan wawancara di Balai Bengong biar santai katanya ;

16. Saksi : I DEWA AYU MAS ISMAYANI ; dibawah sumpah

memberikan keterangan pada pokoknya sebagai berikut :

· Bahwa saksi menyatakan tidak kenal dengan terdakwa dan tidak ada

hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fun gsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Page 85: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

31

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

·

Bahwa saksi adalah pekerja sosial dari Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) Yayasan Sahabat Anak Bali yang bergerak pada perlindungan anak

khususnya di daerah Bali ;

Bahwa yang saksi ketahui sehubungan dengan perkara ini adalah masalah

pencabulan yang dilakukan terdakwa terhadap saksi korban yang masih

tergolong anak – anak/ dibawah umur ;

Bahwa pada awalnya pada tangal 28 September 2012 saksi ditelepon oleh

teman sesama LSM dan dari Polda Bali tentang adanya tindak pidana

Pelecehan Seksual yang telah dilakukan terdakwa terhadap anak-anak

dibawah umur di Desa Kaliasem, Kec. Banjar, Kab. Buleleng;

Bahwa saksi selanjutnya langsung berangkat ke rumah korban Komang

Rika Megayanti bersama rekan setelah bertemu dan menggali lebih jauh

tentang laporan dari Gloria tersebut ;

Bahwa saksi kemudian berangkat ke TKP karena diinformasikan apabila

terdakwa akan berangkat pulang ke negaranya (Belanda) dan ditempat

tersebut saksi bertemu dengan kedua orang tuanya ( saksi Ketut Suwela

dan isteri) selanjutnya saksi menyampaikan niat kedatangan dan meminta

ijin untuk melakukan wawancara dengan Komang Rika ;

Bahwa atas permintaan ijin saksi tersebut orang tua Komang Rika (Ketut

Suwela) tidak keberatan dan mempersilahkan saksi, kemudian

menunjukan tempat di Balai Bengong yang ada di samping rumah untuk

saksi dapat melakukan wawancara dengan Komang Rika Megayanti ;

·

·

·

Bahwa pada saat saksi meminta ijin dan melakukan wawancara dengan

Komang Rika Megayanti, tidak ada satupun pihak keluarga korban yang

merasa keberatan atas tindakan saksi tersebut ;

Bahwa saksi melakukan wawancara dengan saksi korban Komang Rika

Megayanti di Balai Bengong tempat sebagaimana ditunjukan oleh

bapaknya (Ketut Suwela) ;

Bahwa saksi melakukan wawancara dengan cara tanya jawab dengan

Komang Rika, dan saksi juga merekam wawancara/ pembicaraan tersebut

sebagai antisipasi kemungkinan yang terjadi seperti saat ini, yaitu

korban telah dipengaruhi oleh terdakwa untuk mencabut semua

keterangannya dan menutupi semua perbuatan terdakwa ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Page 86: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

32

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

·

·

·

Bahwa tindakan seperti ini lazim terjadi (mencabut BAP) oleh karena

korban belum menyadari akibat dari perbuatan terdakwa, karena korban

hanya melihat perbuatan baik yang selama ini dilakukan oleh terdakwa,

oleh karenanya pada saat dilakukan konfrensi tentang kejahatan Pedofilia

ditekankan agar dilakukan perekaman untuk mengantisipasi kemungkinan

apabila terdakwa telah mempengaruhi para korbannya sehingga korban

akan mencabut semua keterangannya dan menutupi semua perbuatan

jahat pelaku ;

Bahwa saksi melakukan wawancara (tanya jawab) dengan Komang Rika

dari hati ke hati, tanpa ada paksaan ataupun rekayasa, dan semua

jawaban yang diberikan adalah jawaban korban sendiri ;

Bahwa setelah mendengar pengakuan dari Komang Rika Megayanti

tersebut, selanjutnya saksi menyarakan kepada orang tua korban (Ibunya)

untuk segera melapor perbuatan terdakwa, namun karena ibunya tidak

mau karena takut selanjutnya saksi sendiri yang mendampingi korban

Komang Rika untuk melapor pada pihak Kepolisian Resort Buleleng ;

Bahwa saksi mengenal Gloria karena pernah bertemu sebanyak 2 (dua)

kali, yakni ketika di Ubud dan Bangkok ketika ada konfrensi, dan saksi

tidak memiliki hubungan kerja namun hanya teman/ rekan sesama LSM ;

Bahwa hasil rekaman wawancara saksi dengan Komang Rika Megayanti

saat ini masih ada, dan mohon kepada Majelis agar dapat diputar dan

ditonton bersama dipersidangan ;

Bahwa saksi merekam menggunakan video yang ada pada camera digital,

dan rekaman saksi masih apa adanya tanpa ada editan serta hasil

gambar/ wawancara terlihat amatir, karena memang saksi bukan ahli

dalam hal itu ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan tidak tahu ; Sedangkan saksi Ketut Suwela yang dikonfrontir

oleh Majelis mengatakan apabila keterangan saksi tersebut ada yang tidak

benar, karena pada saat dilakukan wawancara saksi ada pergi keluar rumah,

namun ketika dia datang saksi sempat bertemu dengannya ;

Menimbang, bahwa selanjutnya dipersidangan Jaksa/ Penuntut Umum

telah pula mengajukan saksi ahli, yakni :

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Page 87: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

33

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

17. Saksi : Prof. DR. Dr. LUH KETUT SURYANI. SpKj (K) ; dibawah

sumpah memberikan keterangan pada pokoknya :

· Bahwa saksi menyatakan

hubungan keluarga ;

tidak kenal dengan terdakwa dan tidak ada

·

·

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa saksi disamping bekerja sebagai Dosen pada Universitas Udayana,

juga sebagai ahli psikology pada RSU Sanglah di Denpasar serta sebagai

Presiden Casa (Commite Against Sexual Abuse) ;

Bahwa Casa adalah Lembaga yang memberikan Penyadaran kepada

Masyarakat tentang Bahaya dari Kejahatan Pedhofilia yang korbannya

adalah anak-anak dibawah umur baik laki-laki maupun perempuan ;

Bahwa yang dimaksud Pedhofilia adalah sejenis penyakit/ ganggugan

kejiwaan berupa keinginan untuk melakukan perbuatan cabul terhadap

anak-anak dibawah umur baik laki-laki maupun perempuan ;

Bahwa pelaku Pedofil biasanya pendiam, dan setelah menemukan orang

yang akan dijadikan korban, pelaku selanjutnya melakukan pendekatan

baik terhadap korban dan juga keluarganya serta masyarakat sekitar ;

Bahwa selanjutnya pelaku akan berbuat baik dengan cara memberikan

sesuatu yang menjadi keperluan/ kebutuhan daripada korban dan

keluarganya sehingga pelaku terlihat baik dan berjasa dimata korban,

serta korban dan keluarganya akan merasa nyaman terhadap kehadiran

pelaku ditengah-tengah keluarganya ;

Bahwa setelah pelaku berhasil mendekati korban serta keluarganya,

barulah pelaku akan melakukan aksinya ;

Bahwa akibat yang ditimbulkan dari kejahatan pedofilia pada umumnya

akan mengalami trauma seumur hidupnya, stress dan biasa meluapkan

emosi yang diluar kendali karena korbanya adalah anak-anak ;

Bahwa akibat tersebut dapat dirasakan oleh korban tidak seketika dan

tergantung dari tingkat kepekaan dari anak tersebut ;

Bahwa saksi kenal dengan Ayu Mas dan Gloria karena pernah bertemu

sekali dalam suatu konfrensi, namun saksi tidak kenal baik/ akrab ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan tidak tahu dan tidak menaruh keberatan ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Page 88: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

34

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa dipersidangan Penasehat Hukum terdakwa telah

pula mengajukan saksi yang meringankan bagi diri terdakwa ( a de charge ),

yakni :

18. Saksi : Dra. MADE CANTIARI, Msi. ; tidak disumpah karena

saksi yang bersangkutan selalu mengikuti jalannya

persidangan untuk mendampingi korban, menerangkan pada

pokoknya sebagai berikut :

·

·

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa saksi tidak disumpah karena Jaksa/ Penuntut Umum merasa

keberatan oleh karena saksi selalu hadir dan mengikuti jalannya

persidangan untuk mendampingi saksi korban sehingga diragukan

independensi dari keterangannya ;

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa dan tidak ada hubungan

keluarga ;

Bahwa saksi selain bekerja sebagai PNS pada Dinas Pendidikan Kab.

Buleleng juga sebagai anggota LPA (Lembaga Perlindungan Anak)

Kabupaten Buleleng ;

Bahwa saksi pernah mendapat Surat Tugas dari LPA Propinsi Bali

tertanggal 2 Oktober 2012 dan ditunjuk sebagai LPA untuk mendampingi

korban berkaitan dengan perkara terdakwa ;

Bahwa dengan berbekal surat tugas tersebut selanjutnya saksi turun

kelapangan guna mencari fakta dengan bekerja sama dengan Kepala

Desa setempat, Bimas, Koramis dan Kepala Dusun ;

Bahwa dari hasil wawancara saksi dengan para korban dapat disimpulkan

apabila tidak terjadi tindak pidana pencabulan sebagaimana yang

didakwakan kepada terdakwa ;

Bahwa apa yang dilakukan terdakwa terhadap anak-anak hanya sebatas

mencium rambut/ kepala sebagaimana layaknya orang tua kepada

anaknya ;

Bahwa saksi pernah berkoordinasi dengan pihak PPA Polres Buleleng

namun tidak mendapat tanggapan ;

Bahwa saksi tidak kenal dengan Gloria serta Dewa Ayu Mas meskipun

kami sama-sama LSM yang bergerak dalam bidang yang sama ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Page 89: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

35

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang,

bahwa

atas

keterangan

saksi

tersebut,

terdakwa

menyatakan benar ;

19. Saksi : SATIBIN ; dibawah sumpah memberikan keterangan pada

pokoknya sebagai berikut :

·

·

·

·

·

Bahwa saksi menyatakan kenal dengan terdakwa namun tidak ada

hubungan keluarga ;

Bahwa pada tanggal 26 September 2012 saksi bersama dengan terdakwa

(Yan Vogel) sekira jam 09.00 Wita pergi bersama ke Denpasar untuk

menjenguk dan menjemput anak saksi yang sakit dan kembali ke

Singaraja sekira jam 21.00 Wita ;

Bahwa rumah saksi di Jl. Jalak Putih Kec. dan Kab. Buleleng, dan pada

saat itu kami sudah berjanji sehingga terdakwa datang menjemput ke

rumah saksi ;

Bahwa terdakwa adalah orang tua asuh anak saksi ;

Bahwa anak saksi saat ini masih kuliah di Denpasar ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan benar dan tidak menaruh keberatan ;

Menimbang, bahwa dipersidangan Penasehat Hukum terdakwa telah

pula mengajukan saksi ahli dalam bidang IT (Informasi dan Technologi),

masing-masing yakni :

20. Saksi : YUSWAN ARFIAN PRASTIYANTO ; dibawah sumpah

memberikan keterangan pada pokoknya sebagai berikut :

·

·

·

Bahwa saksi menyatakan tidak kenal dengan terdakwa dan tidak ada

hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda ;

Bahwa saksi selaku ahli IT akan mencoba memeriksa hasil rekam video

wawancara yang dilakukan oleh LSM sebagaimana barang bukti yang

diajukan dalam perkara terdakwa ;

Bahwa dari hasil pemeriksaan yang saksi lakukan bersama dengan rekan

(GILDAS ARVIN DOEGRAT) terhadap barang bukti berupa rekaman

video wawancara terhadap korban, menurut pendapat saksi dapat

disimpulkan apabila dari pemeriksaan gambar tidak terdapat rekayasa ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pe layanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35

Page 90: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

36

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

·

·

Bahwa berdasarkan data yang ada pada video apabila gambar tersebut

diambil pada tanggal 28 September 2012 ;

Bahwa tanggal, bulan dan tahun yang ada/muncul pada gambar adalah

hasil dari setting/ pengaturan pada alat perekam, bilamana tidak di edit

maka tidak akan muncul tanggal, bulan dan tahun ;

Bahwa saksi tidak bisa menilai lebih jauh terhadap hasil rekaman oleh

karena keterbatasan waktu, selain daripada itu tidak terdapat data

mengenai alat/ kamera yang dipergunakan untuk merekam ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan benar dan tidak menaruh keberatan ;

21. Saksi : GILDAS ARVIN DOEGRAT ; dibawah sumpah memberikan

keterangan pada pokoknya sebagai berikut :

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa saksi menyatakan tidak kenal dengan terdakwa dan tidak ada

hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda ;

Bahwa saksi selaku ahli IT akan mencoba memeriksa hasil rekam video

wawancara yang dilakukan oleh LSM sebagaimana barang bukti yang

diajukan dalam perkara terdakwa ;

Bahwa dari hasil pemeriksaan yang saksi lakukan bersama dengan saksi

YUSWAN ARFIAN PRASTIYANT0 terhadap hasil rekaman, dapat saksi

simpulkan apabila rekaman tersebut diambil pada tanggal 28 September

2012 dan terdiri dari 3 (tiga) file ;

Bahwa file 1 : diambil pukul 09.32 Wita, file 2 : pukul 09.49 Wita dan file ke

3 : pukul 09.50 Wita ;

Bahwa ke 3 (tiga) file tersebut dalam format MaV dengan MV1, beda MaV

dengan MV1 adalah MV1 disimpan setelah dilakukan editing dan dipress/

dikecilkan dalam bentuk MaV ;

Bahwa dari hasil pemeriksaan saksi bersama rekan dapat disimpulkan

apabila rekaman tersebut asli dan tidak ada rekayasa, namun saksi tidak

dapat memeriksa lebih lanjut karena tidak ada data tentang alat/ kamera

yang dipergunakan untuk merekam ;

Bahwa selain daripada itu waktu yang terbatas membuat saksi bersama

rekan tidak bisa menilai lebih jauh tentang hasil rekaman tersebut ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan pu blik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36

Page 91: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

37

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

·

Bahwa saksi bukan ahli dalam membaca gerak tubuh ;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut, terdakwa

menyatakan benar dan tidak menaruh keberatan ;

Menimbang, bahwa selanjutnya terdakwa (JAN JACOBUS VOGEL

Alias JAN VOGEL) dipersidangan telah memberikan keterangan yang pada

pokoknya sebagai berikut :

·

·

·

·

·

·

·

·

·

·

Bahwa terdakwa adalah warga negara Belanda dan sudah mengenal

Komang Rika beberapa tahun yang lalu ;

Bahwa terdakwa selalu datang berkunjung ke rumah Komang Rika bila

datang ke Indonesia ;

Bahwa terdakwa datang berkunjung ke Indonesia sekali dalam setahun;

Bahwa terdakwa turut menjadi anggota organisasi yang bertujuan untuk

membantu orang-orang miskin/ kurang mampu di Indonesia, tepatnya di

kota Jakarta, Malang dan Bali ;

Bahwa terdakwa pertama kali datang berkunjung ke Indonesia tahun 2001,

dan setiap ke Bali biasa menginap di Hotel Conor’s dan Hotel Taman Lilys

di daerah Lovina ;

Bahwa terdakwa setiap datang ke Lovina tidak hanya berkunjung ke

rumah Komang Rika Megayanti, tapi juga ke keluarga miskin yang lain ;

Bahwa terdakwa datang kerumah Komang Rika Megayanti terakhir pada

tanggal 29 September 2012 sekira jam 06.15 Wita ;

Bahwa terdakwa datang sambil membawakan nasi kuning kemudian kami

makan bersama di balai bengong ;

Bahwa terdakwa membawa bungkusan nasi kuning tidak hanya untuk

keluarga Komang Rika, tetapi juga keluarga miskin yang lain ;

Bahwa pada tanggal 23 dan tanggal 24 September 2012 terdakwa pernah

mengajak anak-anak dan orang dewasa untuk berlibur ke pemandian air

panas (hot spring) yang ada di Banjar ;

Menimbang, bahwa untuk memperkuat dakwaannya Jaksa / Penuntut

Umum telah mengajukan barang bukti kedepan persidangan yang berupa :

1 (satu) buah buku tulis garis dua ;

1 (satu) buah buku gambar ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transpara nsi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37

Page 92: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

38

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

1 (satu) buah keranjang tempat sabun warna pink ;

1 (satu) potong baju kemeja warna merah marun motif kotak-kotak ;

1 (satu) potong celana pendek jeans warna biru ;

1 (satu) potong baju kaos warna merah ;

1 (satu) potong celana pendek kaos motif garis-garis warna ungu ;

♦ 0� &dua) keping VCD (1 VCD berisi wawancara saksi Komang Rika

Megayanti dengan Dewa Ayu Ismayani dan 1 VCD berisi wawancara

Dewa Ayu Ismayani dengan Pak Guru) ;

Bahwa

Penasehat

Hukum

terdakwa

dipersidangan

telah

pula

mengajukan bukti berupa :

1 (satu) buah VCD wawancara dengan keluarga Ketut Suwela : 1.

Komang Rika Megayanti, 2. Ketut Ayu Widia Santi dan 3. Kadek

Budiani (bukti T-I A) ;

1 (satu) buah VCD wawancara dengan keluarga Ketut Sumanata :

Luh Manis Handayani (bukti T-I B) ;

1 (satu) buah VCD wawancara dengan keluarga Gede Wijana :

Kadek Sukreni dan Luh Arini (bukti T-I C) ;

1 (satu) buah VCD wawancara dengan keluarga Nyoman Wirna :

Putu Sri Ariani (Bukti T-I D) ;

1 (satu) buah VCD wawancara dengan keluarga Ketut Merta Yasa :

Kadek Sariasih (bukti T-I E) ;

1 (satu) buah VCD wawancara dengan Kepala Dusun Punggang ;

Menimbang, bahwa dipersidangan baik Jaksa/ Penuntut Umum maupun

Penasehat Hukum terdakwa masing-masing telah mengajukan bukti tambahan

berupa video rekaman (VCD) hasil wawancara dengan saksi – saksi, dimana

terhadap Video rekaman wawancara yang diajukan oleh Jaksa/ Penuntut

Umum dibuat oleh saksi I Dewa Ayu Mas Ismayani selaku LSM dari Yayasan

Sahabat Anak Bali adalah dibuat pada tanggal 28 September 2012,

sedangkan video rekaman wawancara yang diajukan oleh Penasehat Hukum

terdakwa adalah dibuat pada tanggal 11 Nopember 2012 ;

Bahwa terhadap ke- 2 (dua) bukti video rekaman wawancara terhadap

saksi baik yang diajukan oleh Jaksa/ Penuntut Umum maupun Penasehat

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pe layanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38

Page 93: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

39

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Hukum terdakwa sebagaimana tersebut diatas, Majelis Hakim akan menguji

kebenarannya dengan bukti – bukti lain dan fakta dipersidangan ;

Menimbang, bahwa dari hasil pemeriksaan di depan persidangan yakni

berdasarkan keterangan saksi - saksi dan Terdakwa serta dihubungkan dengan

barang bukti, telah diperoleh fakta - fakta hukum sebagai berikut :

·

·

·

Bahwa terdakwa adalah warga negara Belanda yang juga bekerja

sebagai relawan pada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing

dengan nama Steun Kinderen Indonesia, yang bergerak dibidang

pengentasan kemiskinan/ membantu orang-orang/ keluarga miskin yang

ada di Indonesia, khususnya Kabupaten Singaraja, Propinsi Bali ;

Bahwa terdakwa datang berkunjung ke Indonesia khususnya ke Bali/

Kabupaten Singaraja setahun sekali dan biasa/ sering menginap di Hotel

Taman Lily’s Lovina ;

Bahwa terdakwa biasa datang berkunjung ke rumah anak-anak dari

keluarga kurang mampu/ miskin di daerah Banjar Dinas Enjungsangiang,

Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng untuk

memberikan bantuan ;

·

·

·

·

·

Bahwa terdakwa biasa memberikan bantuan kepada anak-anak kurang

mampu khususnya di Desa Kaliasem berupa perlengkapan sekolah,

membelikan pakaian dan memberi uang saku pada mereka ;

Bahwa terdakwa pernah mengajak anak-anak dari keluarga miskin Desa

Kaliasem untuk berlibur ke pemandian air panas (hot spring) di Banjar ;

Bahwa saksi Komang Rika Megayanti, saksi Ketut Ayu Widiasari, saksi

Putu Sri Ariyani, saksi Luh Manis Handayani, saksi Kadek Sariasih dan

saksi Luh Arini masih tergolong anak-anak / berusia dibawah 18 tahun ;

Bahwa video rekaman (VCD) yang dibuat oleh I Dewa Ayu Mas Ismayani

adalah pada tanggal 28 September 2012, sedangkan video rekaman

(VCD) diajukan oleh Penasehat Hukum terdakwa adalah dibuat pada

tanggal 11 November 2012 ;

Bahwa semua saksi-saksi sebagaimana termuat dalam Berita Acara

Pemeriksaan Penyidik Kepolisian Unit PPA Resort Buleleng, dimuka

persidangan telah mencabut semua keterangan mereka dalam BAP ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39

Page 94: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

40

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang,

bahwa selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan

apakah benar Terdakwa telah melakukan tindak pidana sebagaimana yang di

dakwakan oleh Jaksa / Penuntut Umum ;

Menimbang, bahwa sebelum membahas unsur-unsur delik dari surat

dakwaan Jaksa/ Penuntut Umum, Majelis terlebih perlu terlebih dahulu

mempertimbangkan adanya beberapa keterangan saksi dalam BAP yang

mencabut keterangannya dimuka persidangan ;

Menimbang, bahwa dalam praktek persidangan sering terjadi keterangan

saksi dalam BAP Penyidik berbeda dengan apa yang disampaikan dimuka

persidangan, selain daripada itu baik dalam Undang-Undang maupun KUHAP

tidak mengatur secara tegas tentang pencabutan keterangan yang dilakukan

oleh saksi dalam BAP Penyidik, sedangkan pada pasal 163 KUHAP hanya

memerintahkan kepada Hakim Ketua Sidang agar memperingatkan apabila

terdapat perbedaan keterangan saksi sebagaimana dalam BAP Penyidik ;

Bahwa pada hakekatnya saksi memiliki kebebasan untuk memberikan

keterangan berdasarkan apa yang diketahui dan dialaminya sendiri, akan tetapi

seorang saksi tidaklah dapat bebas begitu saja mengingkari secara

keseluruhan keterangannya dalam BAP, serta kebebasan memberikan

keterangan dimuka persidangan bagi seorang saksi juga tidak dimaksudkan

untuk mengurangi arti dari keterangan yang telah disampaikan/ diberikannya

dalam BAP Penyidik ;

Menimbang, bahwa menurut pendapat M. Yahya Harahap tentang

praktek persidangan apabila terjadi perbedaan keterangan saksi yang dalam

tercantum dalam BAP dengan yang dinyatakan dalam persidangan atau apabila

perbedaan keterangan tadi sama sekali tanpa alasan yang masuk akal, maka

Hakim dapat tetap menganggap keterangan yang terdapat dalam BAP Penyidik

itulah yang benar, sehingga keterangan yang terdapat dalam BAP Penyidiklah

yang dapat dipergunakan Hakim dalam menyusun pertimbangan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut

diatas, oleh karenanya terhadap pencabutan keterangan oleh saksi dalam BAP

dimuka persidangan, Majelis berpendapat apabila keterangan saksi – saksi

tersebut merupakan alat bukti bebas yang kebenarannya akan diuji dengan

alat-alat bukti lain yang sah serta fakta – fakta dipersidangan ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40

Page 95: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

41

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan kedepan persidangan oleh

Jaksa/ Penuntut Umum didakwa dengan dakwaan yang disusun dalam bentuk

Alternative atau dakwaan pilihan, yaitu :

KESATU

: Melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam

pidana dalam Pasal 82 UU No. 23 tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak ;

ATAU

K E D U A : Melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam

pidana dalam Pasal 290 ayat (2) Kitab Undang -

Undang Hukum Pidana ;

Menimbang, bahwa oleh karena surat dakwaan Jaksa/ Penuntut Umum

disusun dalam bentuk Alternative atau dakwaan pilihan, maka konsekuensinya

Majelis akan langsung mempertimbangkan dakwaan Penuntut Umum

berdasarkan fakta – fakta yang terungkap dimuka persidangan, dengan

ketentuan apabila dakwaan tersebut tidak terbukti maka Majelis akan

mempertimbangkan dakwaan yang selebihnya, dan begitu pula sebaliknya

bilamana terbukti dakwaan selebihnya haruslah dikesampingkan ;

Menimbang, bahwa pada dakwaan Kesatu Jaksa/ Penuntut Umum,

terdakwa telah didakwa melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dan

diancam pidana dalam Pasal 82 Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak, yang unsur-unsurnya adalah :

1. Unsur

Barang Siapa ;

2. Unsur Sengaja melakukan kekerasan atau ancaman

kekerasan, memaksa/ melakukan tipu muslihat,

serangkaian kebohongan, atau membujuk anak ;

3. Unsur Untuk melakukan atau membiarkan

dilakukan perbuatan cabul ;

Menimbang, bahwa Majelis selanjutnya akan mempertimbangkan unsur–

unsur tersebut sebagai berikut :

Ad. 1. Unsur “Barang siapa” ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41

Page 96: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

42

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “barang siapa” dalam

rumusan pasal ini orientasinya adalah menunjuk pada seseorang atau pribadi -

pribadi sebagai subyek hukum yang dapat dipertanggungjawabkan secara

pidana atas segala perbuatannya karena didakwa telah melakukan suatu

tindak pidana ;

Menimbang, bahwa untuk lebih konkritnya unsur barang siapa disini

adalah menunjuk kepada subyek pelaku atau siapa pelaku yang didakwa

melakukan tindak pidana dimaksud, dimana dalam perkara ini Terdakwa yaitu

JAN JACOBUS VOGEL Alias VOGEL diajukan kedepan persidangan oleh

Jaksa / Penutut Umum karena didakwa telah melakukan suatu tindak pidana,

dan setelah dicocokan identitas Terdakwa tersebut sebagaimana yang tertera

dalam surat dakwaan Jaksa / Penuntut Umum yang bersangkutan menyatakan

benar, demikian pula halnya dengan saksi – saksi yang diajukan kedepan

persidangan juga menyatakan benar ;

Menimbang, bahwa dengan demikian menjadi jelas apabila yang

dimaksud dengan unsur setiap orang dalam hal ini adalah diri Terdakwa,

sedangkan apakah benar Terdakwa dapat dinyatakan telah terbukti secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan suatu tindak pidana sebagaimana

didakwakan oleh Jaksa/ Penuntut Umum, tentunya akan dipertimbangkan

terlebih dahulu apakah keseluruhan unsur-unsur dari Pasal yang didakwakan

kepadanya telah terbukti secara sah dan menyakinkan ; Oleh karena itu Majelis

Hakim tidak sependapat dengan Jaksa/ Penuntut Umum yang langsung

berpendapat bahwa unsur setiap orang ini telah terpenuhi dan terbukti, tanpa

terlebih dahulu mempertimbangkan keseluruhan unsur-unsur yang lain. Dengan

demikian, walaupun unsur setiap orang ini terletak di bagian awal dari rumusan

tindak pidana yang didakwakan, namun pembahasan terhadap unsur barang

siapa ini akan dipertimbangkan lebih lanjut dalam bagian akhir putusan ini nanti,

setelah keseluruhan unsur-unsur dalam rumusan tindak pidana yang

didakwakan atas diri Terdakwa tersebut dipertimbangkan oleh Majelis Hakim ;

Ad. 2. Unsur “Dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman

kekerasan, memaksa/ melakukan tipu muslihat,

serangkaian kebohongan, atau membujuk anak” ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42

Page 97: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

43

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa rumusan dalam unsur delik ini adalah bersifat

alternative yang ditunjukkan dengan adanya kata “atau”, sehingga bilamana

terpenuhinya salah satu perbuatan maka akan terpenuhi pula serangkaian dari

unsur delik ini ;

Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan “kekerasan” adalah

merupakan tindakan seseorang dengan cara menyakiti fisik korban dengan

tujuan atau harapan untuk melakukan sesuatu perbuatan atau tidak melakukan

suatu perbuatan, tidak dengan kehendak atau keinginan korban sendiri agar

tujuan pelaku terpenuhi atau dituruti oleh korban, sedangkan yang dimaksud

dengan “ancaman kekerasan” adalah merupakan tindakan pelaku dengan

ucapan ataupun dengan tindakan namun tidak sampai menyerang fisik korban,

melainkan hanya melalui ucapan atau tindakan sedemikian rupa sehingga

dapat menyerang kejiwaan korban dengan harapan korban mau/ bersedia

melakukan perbuatan sesuai dengan keinginan pelaku ;

Menimbang, bahwa selanjutnya yang dimaksud dengan “membujuk”

adalah serangkaian kalimat yang tersusun sedemikian rupa dari pelaku dengan

harapan lawan bicaranya (korban) dapat percaya sehingga bersedia untuk

melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan sesuatu, dimana perbuatan

tersebut sebenarnya tidak dikehendaki atau diluar kemauan dari korban ;

Menimbang, bahwa dalam rumusan delik ini terdapat pula unsur yang

didalamnya dicantumkan atau diisyaratkan bahwa korban haruslah masih

tergolong “anak”, atau dengan kata lain bahwa korban haruslah pada saat

kejadian masih berumur sekurang-kurangnya dibawah umur 18 (delapan belas)

tahun tidak lebih serta belum pernah menikah ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pengertian mengenai unsur tersebut

diatas, maka selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan apakah didalam

perbuatan Terdakwa dapat memenuhi unsur sebagaimana yang dirumuskan

dalam delik ini berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Komang Rika

Megayanti, saksi Ketut Ayu Widiasari, saksi Putu Ariyani, saksi Luh Manis

Handayani dan saksi Kadek Sariasih yang masing-masing menerangkan tidak

dibawah sumpah dipersidangan pada pokoknya apabila benar terdakwa sering

membantu anak-anak dari keluarga miskin termasuk juga mereka, dengan

bantuan berupa makanan, perlengkapan sekolah/ alat-alat tulis, memberi uang

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan pu blik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43

Page 98: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

44

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

saku serta membelikan pakaian, selain daripada itu terdakwa juga pernah

mengajak anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk pergi berlibur ke

pemandian air panas (hot spring) di daerah Banjar ; Bahwa keterangan saksi

tersebut bersesuaian pula dengan barang bukti yang diajukan oleh Penuntut

Umum dipersidangan berupa pakaian, alat tulis dan perlengkapan mandi ;

Menimbang, bahwa saksi-saksi tersebut diatas dipersidangan telah

mencabut semua keterangan mereka dalam BAP Penyidik karena mereka

menyatakan telah memberikan keterangan dibawah tekanan dan tidak

didampingi oleh orang tua mereka ataupun dari lembaga pendampingan untuk

anak ; Begitu pula halnya dengan saksi Ketut Taman, saksi Ketut Witana dan

saksi Ketut Suwela dimuka persidangan juga telah menyatakan tidak benar

semua keterangan saksi di BAP Kepolisian serta mencabut semua keterangan

mereka tersebut ;

Menimbang, bahwa saksi Kadek Budiani dibawah sumpah menerangkan

apabila setahu saksi jika terdakwa orangnya baik dan suka menolong/

membantu warga miskin termasuk keluarga saksi, dimana saksi pernah

bertanya padanya kenapa terdakwa membantu orang miskin dan dijawab

apabila terdakwa apabila dirinya ikhlas melakukan semuanya itu ; Bahwa saksi

Luh Arini dibawah sumpah menerangkan pada pokoknya apabila saksi bersama

adik pernah diajak oleh terdakwa jalan-jalan ke Hardy’s Singaraja dan dibelikan

pakaian serta makanan, dimana terdakwa pada saat itu telah memeluk pundak

saksi namun tindakan tersebut adalah sebagaimana layaknya orang tua

terhadap anak dan bukan merupakan perbuatan cabul ;

Menimbang, bahwa selanjutnya berdasarkan keterangan saksi dari pihak

Penyidik Kepolisian Resort Buleleng Unit PPA (saksi verbalisan) yakni saksi Sri

Rahayuningsih, saksi Ni Cening Swantari, SH., saksi Komang Krismawati dan

saksi Nyoman Remiasih dibawah sumpah masing-masing menerangkan pada

pokoknya apabila saksi telah yang melakukan pemeriksaan terhadap saksi

Komang Rika Megayanti, saksi Ketut Ayu Widiasari, saksi Putu Ariyani, saksi

Luh Manis Handayani, saksi Kadek Sariasih dan saksi Luh Arini, dimana saksi

selaku Penyidik telah melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur yakni

dengan cara tanya jawab dan kemudian saksi ketik ;

Bahwa pada saat melakukan pemeriksaan, saksi korban Komang Rika

Megayanti telah didampingi oleh Pendamping dari P2TP2A Kabupaten

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi p eradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44

Page 99: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

45

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Singaraja yakni saksi Putu Sriwati, SE, MM., dan orang tua mereka juga ada

ditempat pemeriksaan meskipun beda tempat duduk dan hanya berjarak ± 4

meter ; Bahwa saksi tidak pernah melakukan kekerasan dalam melakukan

pemeriksaan, dan tidak benar apabila dikatakan telah melakukan tekanan atau

intimidasi, karena semua keterangan di BAP adalah dari keterangan saksi-saksi

sendiri tanpa ada diarahkan maupun rekayasa, dan setelah selesai pengetikan

kami persilahkan untuk membaca sebelum ditandatangani ; Begitu pula dengan

pemeriksaan terhadap saksi Ketut Witana, karena pada saat itu justru yang

gencar melaporkan terdakwa ke pihak Kepolisian agar segera diproses adalah

dia selaku paman dari saksi korban Komang Rika Megayanti, dan setelah

selesai pengetikan BAP saksi Ketut Witana membaca kembali Berita Acara

tersebut, dimana dia sempat mengatakan apabila namanya terdapat kesalahan

sehingga saksi perbaiki kembali sesuai petunjuk dia ;

Bahwa saksi selaku pihak Penyidik dari Unit PPA Polres Buleleng

mengakui apabila terdapat beberapa kesalahan dalam pengetikan di BAP

terhadap saksi-saksi, kesalahan pengetikan tersebut yakni kesalahan pada

penulisan tanggal, hal tersebut disebabkan karena banyaknya beban pekerjaan

pada saat itu serta adanya informasi apabila tersangka akan pergi ke

negaranya Belanda, namun semua keterangan saksi – saksi serta sketsa

gambar yang ada dalam BAP adalah asli diberikan sendiri oleh mereka tanpa

adanya tekanan, paksaan ataupun rekayasa ; Bahwa Kanit PPA yang juga

selaku penyidik dalam memeriksa saksi – saksi yakni Ibu I Gusti Ayu Intayani,

SH., saat ini sudah meninggal dunia oleh karena mengidap penyakit kanker ;

Menimbang, bahwa selanjutnya saksi Putu Sriwati, SE. MM., dibawah

sumpah menerangkan apabila saksi dari P2TP2A Kab. Buleleng, pernah

diminta oleh pihak Kepolisian Unit PPA untuk mendampingi saksi Komang Rika

Megayanti, saksi Kadek Sariasih, saksi Ketut Ayu Widiasari, saksi Putu Sri

Ariyani dan saksi Kadek Sariasih, dimana ketika saksi mendampingi mereka

diperiksa oleh Penyidik Unit PPA Polres Buleleng apabila pemeriksaan telah

sesuai dengan prosedur tanpa ada paksaan ataupun tekanan dari Penyidik, dan

apa yang diterangkan sebagaimana termuat dalam BAP adalah murni dari

keterangan saksi-saksi sendiri ; Bahwa memang pemeriksaan agak berjalan

lambat dan terkesan lebih santai pada saat itu karena mengingat saksi – saksi

korban adalah masih tergolong anak-anak ; Bahwa memang pada saat

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45

Page 100: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

46

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dilakukan pemeriksaan saksi datang terlambat ± 30 menit di Polres, tapi

sebelum saksi datang pemeriksaan masih belum dilakukan oleh pihak Penyidik

dan mereka hanya mengobrol santai saja ;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat keterangan lahir yang dibuat

dan ditandatangani oleh Perbekel Kaliasem sebagaimana terlampir dalam BAP

Penyidik yang bersesuaian pula dengan fakta dipersidangan atas pemeriksaan

saksi-saksi terbukti apabila saksi Putu Sri Ariyani, saksi Luh Manis Handayani,

saksi Kadek Sariasih, saksi Ketut Ayu Widiasari dan saksi Komang Rika

Megayanti adalah berusia masih dibawah 18 (delapan belas) tahun atau masih

tergolong anak-anak sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang ;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta – fakta sebagaimana tersebut

diatas terbukti apabila terdakwa sebagai warga negara Belanda berkunjung ke

Indonesia adalah dalam kapasitasnya mengemban misi sebagai LSM

(Lembaga Swadaya Masyarakat) asing bernama Steun Kinderen Indonesia,

yang bergerak dibidang pengentasan kemiskinan/ membantu orang-orang/

keluarga miskin yang ada di Indonesia, khususnya di daerah Kabupaten

Buleleng, Propinsi Bali, dimana terdakwa datang berkunjung setahun sekali dan

biasa menginap di Hotel Taman Lily’s Lovina ; Bahwa terdakwa dalam

menjalankan misi kemanusian yang dibiayai dari pihak asing tersebut telah

membantu anak-anak dari keluarga miskin/ kurang mampu dengan memberikan

bantuan berupa peralatan/ perlengkapan sekolah berupa buku dan alat tulis,

terkadang memberi uang saku, makanan dan membelikan pakaian serta

mengajak berlibur ke tempat wisata ;

Menimbang, bahwa dari semua keterangan saksi – saksi yang telah

mencabut keterangan mereka sebagaimana termuat dalam BAP Penyidik, tidak

terdapat seorang saksipun yang menerangkan dan mengetahui apabila

terdakwa dalam membantu/ memberikan bantuan kepada anak-anak dan

keluarga kurang mampu di daerah mereka adalah diperoleh/ berasal dari dana

bantuan luar negeri dan setahu mereka apabila terdakwa memiliki pekerjaan

sebagai arsitek dan berkunjung ke Bali dalam rangka berlibur, hal tersebut

dikarenakan terdakwa dalam setiap memberikan bantuan tersebut adalah

dengan mengatasnamakan diri pribadi sehingga terdakwa dikenal oleh saksi –

saksi dan warga desa sebagai orang yang baik dan suka membantu/ menolong

orang / warga miskin ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilita s pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46

Page 101: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

47

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi tambahan yang

diajukan oleh Jaksa/ Penuntut Umum yakni saksi I Dewa Ayu Mas Ismayani

dibawah sumpah menerangkan pada pokoknya apabila saksi bekerja pada

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) “Yayasan Sahabat Anak Bali” yang

bergerak pada bidang perlindungan anak khususnya didaerah Bali, dimana

saksi pernah melakukan wawancara terhadap saksi korban Komang Rika

Megayanti dirumahnya setelah mendapat informasi tentang dugaan tindak

pidana pencabulan yang dilakukan oleh terdakwa ;

Bahwa dalam pertemuan tersebut saksi sempat merekam pembicaraan

antara saksi dengan korban Komang Rika Megayanti dengan menggunakan

kamera digital yang saksi bawa, hal tersebut saksi lakukan sesuai instruksi dari

persatuan sesama LSM dibidang anak untuk menghindari kejadian seperti ini,

yakni saksi korban berbalik dan mencabut semua keterangannya dimuka

persidangan karena adanya intervensi/ pengaruh dari pihak pelaku/ terdakwa ;

Bahwa pada saat saksi datang kerumah korban Komang Rika Megayanti

bertemu dengan orang tuanya yakni saksi Ketut Suwela dan setelah

menjelaskan kedatangan saksi lalu orang tuanya (saksi Ketut Suwela)

selanjutnya mempersilahkan saksi untuk berbicara dengan anaknya (Komang

Rika Megayanti) di Balai Bengong seperti ditunjukan oleh Ketut Suwela, dan

korban pada saat itu menceritakan dengan jelas semua perbuatan terdakwa

tanpa ada rekayasa atau tekanan dari siapapun termasuk saksi, dimana

Komang Rika Megayanti pada saat itu menceritakan apabila terdakwa berusaha

meremas payudara dan pantat korban ketika duduk di Balai Bengong rumahnya

dengan cara memeluk dari samping ;

Menimbang, bahwa keterangan saksi I Dewa Ayu Mas Ismayani tersebut

diatas bersesuaian pula dengan hasil rekaman (video) yang telah diputar dan

disaksikan bersama dimuka persidangan, dimana keterangan saksi Komang

Rika Megayanti sebagaimana termuat dalam video bersesuaian pula dengan

keterangan saksi korban dalam BAP Penyidik yang menerangkan apabila

terdakwa pernah merayu, mencium kepala kemudian memeluk dan memegang

serta meremas payudara serta pantat/ pinggul korban pada saat duduk di Balai

Bengong rumahnya meskipun korban telah berusaha untuk menolak perbuatan

terdakwa, dan perbuatan tersebut tidak hanya dilakukan terdakwa terhadap

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47

Page 102: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

48

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

saksi korban sendiri namun juga terhadap adik dan anak-anak lain yang pernah

diberikan bantuan oleh terdakwa ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi ahli yang diajukan

oleh pihak Kuasa Hukum terdakwa yakni saksi Gildas Arvin Deograt dan saksi

Yusman Arvian Prastyanto dipersidangan menerangkan pada pokoknya dari

hasil analisa mereka terhadap rekaman video wawancara saksi I Dewa Ayu

Mas Ismayani dengan saksi korban Komang Rika Megayanti tersebut adalah

asli dan tidak terdapat rekayasa, namun saksi tidak dapat memberikan

penjelasan lebih lanjut yang lebih terperinci mengenai hasil rekaman tersebut

oleh karena keterbatasan waktu yang ada ;

Menimbang, bahwa dipersidangan saksi Komang Rika Megayanti, saksi

Ketut Ayu Widiasari, saksi Putu Ariyani, saksi Luh Manis Handayani, saksi

Kadek Sariasih, saksi Ketut Suwela, Ketut Taman dan Ketut Witana telah

mencabut keterangan mereka di BAP Kepolisian dengan alasan apabila pada

saat pemeriksaan terhadap anak-anak tidak didampingi oleh orang tua serta

sebelum membubuhkan tandatangan mereka tidak diberikan kesempatan untuk

membaca kembali ataupun dibacakan tentang isi dari BAP oleh Penyidik ;

Menimbang, bahwa terhadap pencabutan keterangan di BAP oleh saksi-

saksi tersebut dalam Undang-Undang maupun KUHAP (Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana) tidak mengatur secara tegas, namun sesuai ketentuan

dari pasal 163 KUHAP apabila terjadi perbedaan antara keterangan saksi

dimuka persidangan dengan BAP maka wajib bagi Hakim Ketua Sidang untuk

mengingatkan saksi tentang hal itu serta minta keterangan mengenai

perbedaan yang ada dan hal tersebut dicatat dalam Berita Acara Persidangan ;

Menimbang, bahwa selain daripada itu menurut pendapat M. Yahya

Harahap tentang praktek persidangan apabila terjadi perbedaan keterangan

saksi yang dalam tercantum dalam BAP dengan yang dinyatakannya dalam

persidangan atau apabila perbedaan keterangan tadi sama sekali tanpa alasan

yang masuk akal, maka Hakim dapat tetap menganggap keterangan yang

terdapat dalam BAP Penyidik itulah yang benar, sehingga keterangan yang

terdapat dalam BAP Penyidiklah yang dapat dipergunakan Hakim dalam

menyusun pertimbangan ;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta dan pertimbangan diatas, Majelis

berpendapat apabila pencabutan keterangan dalam Berita Acara Pemeriksaan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48

Page 103: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

49

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Penyidik oleh saksi – saksi tersebut diatas tidaklah beralasan, oleh karena

berdasarkan fakta dipersidangan terbukti apabila pada saat dilakukan

pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang masih dibawah umur semuanya telah

diberikan pendampingan oleh pihak Penyidik yakni saksi Putu Sriwati, SE. MM.,

Ketua P2TP2A Kabupaten Buleleng, selain daripada itu dipersidangan

terungkap pula apabila anak-anak tersebut telah didampingi oleh orang tua

mereka meskipun tidak duduk berdampingan pada saat dilakukan pemeriksaan,

namun orang tua mereka duduk dikursi lain dalam jarak ± 4 (empat) meter dari

tempat saksi diperiksa dan masih dapat melihat serta mendengar pemeriksaan

yang dilakukan oleh pihak Penyidik, hal tersebut dibuktikan pula dengan adanya

tandatangan orang tua sebagai pendamping dalam BAP Penyidik ;

Demikian halnya terhadap pencabutan keterangan dalam BAP oleh saksi

Ketut Suwela yang juga merupakan orang tua dari saksi korban Komang Rika

Megayanti, keterangan saksi Ketut Witana (paman korban) dan keterangan

saksi Ketut Taman (nenek korban), dimana Majelis berpendapat apabila

pencabutan keterangan tersebut tidaklah didasarkan atas alasan yang benar

dan relevan, karena berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan tidak

terbukti apabila saksi-saksi tersebut telah memberikan keterangannya dibawah

tekanan, selain daripada itu alasan yang mengatakan apabila saksi tidak

sempat membaca BAP karena lupa membawa kacamata sehingga saksi

langsung menandatangani BAP adalah bukan merupakan alasan pembenar

atas alasan pencabutan, oleh karena saksi sebelum membubuhkan

tandatangan masih sempat mengoreksi apabila namanya sebagaimana yang

tertera dalam BAP terdapat kekeliruan, hal tersebut menunjukan apabila saksi

masih mampu membaca tulisan meskipun tanpa menggunakan kacamata ;

Menimbang, bahwa semua keterangan saksi-saksi yang masih berusia

dibawah umur sebagaimana termuat dalam BAP Penyidik terbukti apabila telah

didampingi baik oleh orang tua mereka ataupun pendampingan dari P2TP2A

Kabupaten Buleleng, hal tersebut dibuktikan dengan ada dan dibubuhkannya

tandatangan baik dari orang tua maupun pihak pendamping dalam BAP ;

Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap bukti VCD hasil rekaman atas

wawancara terhadap saksi – saksi sebagaimana diajukan oleh Kuasa Hukum

terdakwa dimuka persidangan, dimana inti dari hasil wawancara tersebut sama

dengan keterangan saksi-saksi dimuka persidangan yang menyatakan apabila

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49

Page 104: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

50

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

terdakwa adalah orang baik, dan keberadaan terdakwa sangatlah diperlukan

oleh warga miskin didaerah mereka karena terdakwa banyak menolong dan

membantu warga miskin ;

Menimbang, bahwa rekaman video yang diajukan oleh pihak Kuasa

Hukum terdakwa tersebut dibuat setelah terdakwa ditetapkan sebagai

tersangka oleh pihak Kepolisian Resort Buleleng atas dugaan tindak pidana

pencabulan yang dilakukannya yakni tanggal 11 Nopember 2012, sedangkan

rekaman video berupa wawancara saksi I Dewa Ayu Mas Ismayani dengan

saksi korban Komang Rika Megayanti adalah dilakukan sebelum adanya

pelaporan kepada pihak Kepolisian atas dugaan tindak pidana yang dilakukan

terdakwa, oleh karenanya Majelis berpendapat apabila video tersebut dibuat

adalah sebagai tandingan guna mengklarifikasi atas rekaman video yang telah

dibuat oleh saksi I Dewa Ayu Mas Ismayani sebelumnya ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi ahli yang diajukan

oleh Jaksa/ Penuntut Umum yakni Prof. DR.Dr. LUH KETUT SURYANI, SpKJ.,

dibawah sumpah menerangkan pada pokoknya apabila seorang pedhofilia

dalam menjalankan aksinya akan melakukan pendekatan terlebih dahulu baik

terhadap anak itu sendiri serta keluarga dan masyarakat sekitarnya dengan

cara memberikan bantuan yang mereka perlukan, sehingga dengan demikian

maka pelaku akan dikenal sebagai orang yang baik dimata anak, keluarga serta

masyarakat sekitar, setelah semua terkendali baru kemudian pelaku akan

melaksanakan aksi/ niatnya tersebut ;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian fakta – fakta dan pertimbangan

sebagaimana tersebut diatas, dimana terdakwa sebagai anggota LSM

(Lembaga Swadaya Masyarakat) asing dengan nama Steun Kinderen

Indonesia datang berkunjung ke Indonesia yang semestinya membawa misi

kemanusiaan yakni membantu keluarga miskin yang ada di daerah Bali

khususnya Kabupaten Buleleng atas pembiayaan/ pendanaan dari luar negeri/

LSM asing, namun dalam kenyataannya terdakwa memberikan bantuan kepada

anak - anak serta keluarga kurang mampu/ miskin adalah mengatasnamakan

diri pribadi dengan tujuan agar terdakwa bisa lebih dekat serta terlihat sebagai

orang yang baik dimata anak-anak tersebut beserta keluarga dan masyarakat

sekitarnya sehingga terdakwa memiliki kesempatan untuk melakukan perbuatan

sebagaimana yang diinginkan yakni membujuk anak-anak, dengan demikian

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling k ini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fung si peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50

Page 105: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

51

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

maka Majelis Hakim berpendapat apabila perbuatan terdakwa tersebut telah

terkandung unsur sengaja untuk melakukan tipu muslihat dan membujuk anak,

oleh karenanya unsur ini telah terpenuhi dan terbukti ;

Ad. 3. Unsur “Untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan

cabul”;

Menimbang, bahwa dalam rumusan unsur delik inipun juga bersifat

alternative, sehingga bilamana terpenuhinya salah satu perbuatan

sebagaimana dimaksud dalam rumusan delik ini maka akan terpenuhi pula

serangkaian dari unsur delik ini ;

Menimbang, bahwa selanjutnya yang dimaksud dengan perbuatan cabul

dalam rumusan delik ini adalah segala perbuatan keji/ tidak patut yang

melanggar norma kesopanan atau kesusilaan yang hidup dalam masyarakat ;

Menimbang, bahwa dimuka persidangan semua saksi – saksi yakni saksi

Komang Rika Megayanti, saksi Ketut Ayu Widiasari, saksi Luh Manis

Handayani, saksi Putu Sri Ariani, saksi Ketut Witana, saksi Ketut Taman dan

Ketut Suwela semuanya telah mencabut keterangan mereka sebagaimana

termuat dalam BAP Penyidik dengan alasan apabila mereka telah memberikan

keterangan dibawah tekanan, dan bagi saksi – saksi yang masih anak – anak/

dibawah umur dalam pemeriksaan tidak didampingi oleh orang tua mereka dan

tidak pula didampingi oleh lembaga pendampingan sebagaimana ditentukan

oleh undang – undang ;

Menimbang, bahwa sebagaimana uraian fakta dan pertimbangan dalam

pembuktian unsur ke- 2 (dua) diatas, dimana Majelis telah berpendapat apabila

alasan pencabutan keterangan dalam BAP oleh saksi – saksi dimuka

persidangan tersebut adalah tidak beralasan hukum oleh karenanya haruslah

dikesampingkan, dengan demikian maka terhadap keterangan saksi – saksi

sebagaimana termuat dalam BAP dapat dipergunakan sebagai bukti dan

petunjuk perkara ini ;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi tambahan yang

diajukan oleh Jaksa/ Penuntut Umum yakni saksi I Dewa Ayu Mas Ismayati

yang bersesuaian pula dengan video hasil rekaman atas wawancara saksi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, tra nsparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51

Page 106: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

52

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dengan saksi korban Komang Rika Megayanti serta Berita Acara Pemerikasaan

(BAP) Penyidik Unit PPA Polres Buleleng apabila terdakwa pada hari Senin

tanggal 24 September 2012 dan hari Rabu tanggal 26 September 2012 sekira

pukul 07.00 Wita datang berkunjung dirumah saksi korban Komang Rika

Megayanti di Banjar Dinas Enjungsangyang, Desa Kaliasem, Kecamatan

Banjar, Kabupaten Buleleng, dengan membawa nasi bungkus/ nasi kuning,

selanjutnya terdakwa bersama dengan saksi korban dan adiknya Ketut Ayu

Widyasari duduk bersama di Balai Bengong sambil bercerita apabila dirinya

akan kembali pulang ke negaranya Belanda ;

Bahwa pada saat duduk bersama tersebut terdakwa memeluk tubuh

saksi Komang Rika Megayanti yang duduk disebelah kanannya dengan

menggunakan tangan kanan sambil meraba dan meremas payudara serta

pantat/ pinggul korban meskipun korban pada saat itu menolak namun

terdakwa tetap melakukan sambil mengatakan “kamu malu ya, kamu malu ya”,

bahwa selanjutnya terdakwa juga memeluk tubuh Ketut Ayu Widyasari yang

duduk disebelah kirinya menggunakan tangan kiri sambil meraba payudara dan

pantat korban ; Bahwa kejadian tersebut dilihat dan diketahui oleh nenek (saksi

Ketut Taman) dan paman korban (saksi Ketut Witana), dimana keduanya

sempat menegur kepada korban agar jangan mau diperlakukan seperti itu oleh

terdakwa ;

Menimbang, bahwa sehari sebelumnya yakni pada hari Minggu tanggal

23 September 2012 sekira jam 17.00 Wita terdakwa datang berkunjung

kerumah Kadek Sariasih di Banjar Dinas Punggang, Desa Kaliasem,

Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, dan ditempat tersebut terdakwa

mengobrol bersama dengan anak-anak mengatakan apabila dirinya akan

pulang kembali ke negaranya Belanda, selanjutnya ketika akan pulang

terdakwa memeluk tubuh Putu Sri Ariyani dari samping melingkar ke arah

pinggang sambil memegang payudara dan kemudian mengangkat tubuh korban

keatas seraya mengajak bercanda layaknya antara orang dewasa dengan

seorang, setelah itu terdakwa pergi pulang dengan menggunakan sepeda

motornya ; Bahwa selain Putu Sri Ariyani, terdakwa juga melakukan perbuatan

tersebut kepada Luh Manis Handayani, Ketut Ayu Widiasari, dan Komang Rika

Megayanti yakni mencium pipi, memeluk kemudian meremas payudara serta

pantat/ pinggul korban ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transpara nsi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52

Page 107: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

53

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa terdakwa dapat melakukan perbuatan tersebut

terhadap anak-anak karena terdakwa biasa memberikan bantuan kepada

mereka juga keluarganya berupa uang saku, makanan, pakaian dan peralatan

sekolah serta mengajak mereka berlibur ke wisata pemandian air panas (hot

spring) di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng dengan atas nama pribadi,

sehingga anak – anak serta keluarga mereka menganggap terdakwa sebagai

orang yang baik dan suka membantu/ menolong orang miskin ;

Menimbang, bahwa fakta – fakta tersebut diatas senada dengan

keterangan saksi ahli Prof. DR.Dr. LUH KETUT SURYANI, SpKJ., yang dimuka

persidangan apabila seorang pedhofilia dalam menjalankan aksinya akan

melakukan pendekatan baik terhadap anak itu sendiri serta keluarga dan

masyarakat sekitarnya dengan cara memberikan bantuan yang mereka

perlukan, sehingga pelaku dikenal sebagai orang yang baik dimata anak,

keluarga serta masyarakat sekitar, selanjutnya baru pelaku akan melaksanakan

aksinya tersebut ;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian fakta – fakta dan pertimbangan

sebagaimana tersebut diatas, dimana perbuatan terdakwa yang mencium

kepala (rambut), memeluk dan meraba serta meremas payudara dan pantat/

pinggul saksi – saksi korban adalah merupakan dan termasuk dalam kualifikasi

sebagai perbuatan cabul seperti dirumuskan dalam delik ini karena perbuatan

tersebut telah melanggar norma kesopanan dan kepatutan sebagaimana yang

hidup dalam masyarakat, dengan demikian Majelis berpendapat apabila unsur

delik inipun telah terpenuhi dan terbukti pula ;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim terlebih dahulu akan

mempertimbangkan nota pembelaan (Pleidooi) yang diajukan oleh Penasehat

Hukum terdakwa yang berpendapat pada pokoknya sebagai berikut :

Bahwa berdasarkan fakta – fakta yang terungkap dipersidangan unsur–

unsur dari pasal sebagaimana dakwaan Jaksa/ Penuntut Umum pada dakwaan

Kesatu tidaklah terbukti dan terpenuhi, hal tersebut didasarkan pada segala apa

yang terungkap dimuka persidangan, yakni semua saksi – saksi dimuka

persidangan telah mencabut keterangan mereka yang ada dalam Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) di Kepolisian ; Bahwa selain daripada itu, Berita Acara

Pemeriksaan (BAP) yang dibuat oleh Unit PPA Polres Buleleng dan juga

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53

Page 108: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

54

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

sebagai acuan daripada Jaksa/ Penuntut Umum dalam membuat surat

dakwaan telah mengalami cacat formalitas, yang disebabkan karena Berita

Acara Pemeriksaan yang dilakukan terhadap anak - anak tersebut dibuat

dengan tidak memenuhi ketentuan dari peraturan perundang-undangan yang

berlaku yakni Pasal 105 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia Nomor: 12 Tahun 2009 Jo. Pasal 18 UU Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak Jo. Pasal 23 ayat (1) dan (2) UU Nomor 11

Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak ;

Bahwa Berita Acara Pemeriksaan (BAP) terhadap saksi-saksi yang

masih tergolong anak-anak tidak terdapat izin dari orang tua serta tidak adanya

pendampingan bagi mereka dalam menjalani pemeriksaan dihadapan Penyidik,

baik pendampingan dari orang tua, Petugas dari Balai Pemasyarakatan,

petugas pendamping khusus untuk anak serta ketentuan lain sebagaimana

disyaratkan dalam Undang – Undang ; Selain daripada itu semua keterangan

saksi-saksi yang ada dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah rekayasa

oleh karena mereka tidak pernah memberikan keterangan sebagaimana

termuat dalam BAP, oleh karenanya semua saksi-saksi dimuka persidangan

telah mencabut dan menyatakan tidak benar semua keterangannya

sebagaimana termuat di dalam BAP Penyidik ;

Bahwa dengan tidak dipenuhinya syarat formal dalam pembuatan Berita

Acara Pemeriksaan Kepolisian, dengan demikian maka terhadap berkas

perkara yang dibuat oleh Pihak Kepolisian telah mengalami cacat formalitas

sehingga menyebabkan seluruh BAP anak-anak tersebut cacat hukum yang

mengakibatkan seluruh berkas a quo batal demi hukum ; Bahwa lebih lanjut

semua saksi-saksi yang ada dalam berkas perkara seluruhnya mencabut Berita

Acara Pemeriksaan (BAP)-nya karena mereka merasa tidak pernah

menyatakan seperti isi BAP sehingga makin mempertegas adanya rekayasa

dalam kasus ini, termasuk sdr. Jaksa/ Penuntut Umum sendiri telah menyadari

dan mengetahui adanya rekayasa dalam kasus ini ; Selanjutnya mengenai bukti

berupa 2 (dua) buah CD rekaman wawancara yang diajukan oleh JPU apabila

dihubungkan dengan profile seorang pelaku pedofilia sebagaimana

disampaikan oleh saksi ahli, serta keterangan saksi-saksi yang lain terdapat

persesuaian apabila terdakwa JAN JACOBUS VOGEL tidak ada melakukan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54

Page 109: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

55

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

tindak pidana pelecehan seksual seperti dakwaan JPU, sehingga telah

terbantahkan kebenaran dari isi CD rekaman tersebut ;

Berdasarkan uraian dan fakta tersebut diatas, maka Penasehat hukum

terdakwa mohon kepada Majelis Hakim untuk menjatuhkan putusan yang

amarnya berbunyi :

1. Memutuskan bahwa surat dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut

Umum adalah batal demi hukum atau setidak-tidaknya harus

dinyatakan tidak dapat diterima ;

2. Menyatakan terdakwa JAN JACOBUS VOGEL tidak terbukti secara

sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana yang didakwakan

melanggar pasal 82 UU RI Nomor 23 Tahun 2003 tentang

Perlindungan Anak ;

3. Membebaskan terdakwa JAN JACOBUS VOGEL dari segala

dakwaan ;

4. Memerintahkan terdakwa segera dikeluarkan dari tahanan ;

5. Mengembalikan status hukum terdakwa JAN JACOBUS VOGEL

seperti sediakala serta merehabilitasi martabat serta nama baik

terdakwa JAN JACOBUS VOGEL ;

6. Menyatakan seluruh barang bukti dikembalikan kepada yang berhak;

7. Membebankan biaya perkara kepada Negara

Menimbang, bahwa Majelis selanjutnya akan mempertimbangkan nota

pembelaan tersebut sebagai berikut :

Menimbang, bahwa sebagaimana fakta – fakta dan uraian pertimbangan

mengenai unsur – unsur delik dari pasal dakwaan Kesatu Jaksa/ Penuntut

Umum diatas, yakni berdasarkan atas keterangan saksi – saksi verbalisan

(Penyidik Unit PPA Polres Buleleng) yang masing – masing menerangkan

dibawah sumpah pada pokoknya bahwa mereka melakukan pemeriksaan

terhadap saksi – saksi telah sesuai dengan prosedur pemeriksaan

sebagaimana yang telah ditentukan undang-undang yakni dengan cara tanya

jawab kemudian diketik tanpa adanya tekanan, pemaksaan ataupun rekayasa ;

Bahwa pemeriksaan terhadap saksi yang masih dibawah umur telah dilakukan

pendampingan yakni dari P2TP2A Kab. Buleleng serta orang tua kandung

mereka, hal tersebut dibuktikan dengan dibubuhkannya tandatangan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pe layanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55

Page 110: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

56

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

pendamping serta orang tua disamping tandatangan saksi yang diperiksa ;

Bahwa dipersidangan telah diakui oleh pihak Penyidik apabila terdapat

kesalahan pengetikan tanggal dalam BAP, hal itu disebabkan karena volume

pekerjaan yang tinggi pada saat itu dan keterbatasan tenaga serta adanya

indikasi apabila tersangka akan pergi kembali ke negaranya yakni Belanda,

oleh karenanya kesalahan dalam pengetikan tanggal tersebut bukanlah/ tidak

ada faktor kesengajaan ataupun rekayasa dari pihak penyidik sehubungan

dengan perkara terdakwa ini ;

Bahwa keterangan saksi – saksi

sebagaimana termuat dalam BAP

bersesuaian pula dengan keterangan saksi I Dewa Ayu Mas Ismayani serta

video rekaman wawancara antara saksi I Dewa Ayu Mas Ismayani dengan

saksi korban Komang Rika Megayanti, dimana terhadap hasil rekaman video

(VCD) tersebut telah diperiksa dan diteliti oleh saksi ahli IT (Informasi dan

Technology) yang diajukan oleh pihak Kuasa Hukum Terdakwa, dan dari hasil

pemeriksaan/ penelitian mereka menerangkan pada intinya apabila video

rekaman yang dibuat oleh I Dewa Ayu Mas Ismayani tersebut adalah asli tanpa

ada rekayasa, namun saksi tidak dapat menjelaskan lebih rinci lagi tentang

jenis camera yang dipergunakan untuk merekam oleh karena keterbatasan

waktu yang disediakan ;

Menimbang, bahwa alasan pencabutan keterangan dalam BAP Penyidik

oleh saksi – saksi korban dimuka persidangan serta melalui surat yang

dikirimkan kepada pihak Majelis Hakim adalah karena mereka telah

memberikan keterangan dibawah tekanan dengan cara kepala mereka ditoyor/

didorong oleh Penyidik agar mengakui dan selain daripada itu saksi – saksi

tidak pernah memberikan keterangan sebagaimana termuat dalam BAP ;

Menimbang,

bahwa

sebagaimana

pertimbangan

Majelis

dalam

mempertimbangkan unsur – unsur delik diatas, dimana terbukti apabila didalam

pemeriksaan saksi – saksi yang masih dibawah umur telah didampingi orang

tua mereka dan dari P2TP2A Kabupaten Buleleng, selain daripada itu orang tua

saksi-saksi korban dimuka persidangan pada saat dikonfrontir dengan saksi-

saksi verbalisan, tidak satupun yang menerangkan apabila anak – anak mereka

telah mengalami penekanan secara fisik ataupun intimidasi pada saat

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai be ntuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fun gsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56

Page 111: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

57

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

pemeriksaan di Kepolisian, dan apabila hal tersebut terjadi tentunya akan ada

keberatan dari orang tua saksi – saksi korban namun fakta menunjukan apabila

mereka telah menyetujui serta tidak menaruh keberatan atas hasil pemeriksaan

oleh pihak Penyidik yang dibuktikan dengan dibubuhkannya tandatangan dalam

BAP dan tandatangan tersebut telah diakui pula oleh mereka ;

Menimbang, bahwa selain daripada itu surat pencabutan yang dibuat

dan dikirimkan oleh orang tua saksi – saksi korban in casu adalah dibuat jauh

setelah terdakwa ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak Penyidik dan perkara

telah memasuki pada tahapan pemeriksaan di Pengadilan yakni tertanggal 11

Desember 2012, bukan dibuat dan dikirim pada saat proses pembuatan BAP

oleh Penyidik sebagai bentuk keberatan sebagaimana disebutkan oleh pihak

orang tua serta saksi – saksi ; Begitu pula halnya dengan video rekaman (VCD)

wawancara dengan orang tua dan saksi – saksi korban yang dibuat dan

diajukan oleh Penasehat Hukum terdakwa, sebagaimana telah Majelis

pertimbangkan dalam pembuktian unsur-unsur diatas, apabila video rekaman

tersebut dibuat setelah terdakwa telah ditetapkan tersangka oleh pihak Penyidik

(tanggal 11 November 2011), dan Majelis berpendapat apabila video tersebut

dibuat sebagai upaya tandingan dan klarifikasi atas video rekaman yang dibuat

sebelumnya oleh saksi I Dewa Ayu Mas Ismayani ;

Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 1 butir 27 KUHAP

yang menyebutkan keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara

pidana atas suatu peristiwa yang di dengar, dilihat dan dialami sendiri oleh

saksi dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu ; Bahwa keterangan

saksi didepan Penyidik sebagaimana dimuat dalam Berita Acara Pemeriksaan

(BAP) adalah merupakan dan juga sebagai pedoman Majelis dalam

pemeriksaan dimuka persidangan, namun bilamana keterangan saksi tersebut

berbeda dengan keterangannya dimuka persidangan maka Hakim Ketua

Sidang harus mengingatkan saksi tentang hal itu serta diminta alasan mengenai

perbedaan yang ada selanjutnya dicatat dalam Berita Acara persidangan (vide

pasal 163 KUHAP) ;

Bahwa menurut Hari Sasangka dan Lily Rosita, SH., dalam bukunya

“Hukum Pembuktian dalam Perkara Pidana”, perbedaan keterangan saksi

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57

Page 112: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

58

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

tersebut harus disertai dengan alasan yang dapat diterima, namun bilamana

alasan tersebut tidak dapat diterima akal maka perihal pencabutan keterangan

saksi tersebut haruslah ditolak ; Bahwa pendapat tersebut senada pula dengan

pendapat dari M. Yahya Harahap tentang praktek persidangan yang

menyebutkan apabila terjadi perbedaan keterangan saksi yang dalam

tercantum dalam BAP dengan yang dinyatakannya dalam persidangan atau

apabila perbedaan keterangan tadi sama sekali tanpa alasan yang masuk akal,

maka Hakim dapat tetap menganggap keterangan yang terdapat dalam BAP

Penyidik itulah yang benar, sehingga keterangan yang terdapat dalam BAP

Penyidiklah yang dapat dipergunakan Hakim dalam menyusun pertimbangan;

Menimbang, bahwa Majelis dalam menjatuhkan

pidana adalah

berdasarkan fakta – fakta dan keadaan, alat pembuktian serta petunjuk yang

diperoleh serta di ketemukan dalam persidangan, dan menilai semua

keterangan saksi - saksi yang telah memberikan keterangannya dibawah

sumpah maupun yang tidak disumpah dimuka persidangan sebagaimana

ditentukan dalam pasal 185 KUHAP ;

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian fakta - fakta dan pertimbangan

sebagaimana tersebut diatas, oleh karenanya Majelis berpendapat bahwa

terhadap nota pembelaan (Pleidooi) yang diajukan oleh Penasehat Hukum

terdakwa tersebut tidaklah beralasan sehingga haruslah ditolak ;

Menimbang, bahwa dengan terpenuhinya semua unsur dari Pasal 82

UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, serta ditolaknya nota

pembelaan yang diajukan oleh Penasehat Hukum terdakwa, Majelis

berpendapat bahwa terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan tindak pidana perbuatan cabul terhadap anak

dibawah umur sebagaimana dalam dakwaan Kesatu Jaksa/ Penuntut Umum ;

Menimbang, bahwa menurut pengamatan Majelis selama proses

persidangan berlangsung terdakwa dalam keadaan sehat baik jasmani maupun

rohani dan tidak tergolong pada mereka sebagaimana dimaksud dalam Pasal

44 KUHP, serta Majelis tidak menemukan adanya alasan pema’af maupun

alasan pembenar yang dapat melepaskan terdakwa dari tuntutan pidana,

dengan demikian terdakwa dalam keadaan mampu bertanggung jawab atas

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58

Page 113: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

59

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

perbuatannya berdasarkan ketentuan Pasal 193 ayat (1) KUHAP, maka

terdakwa haruslah dijatuhi pidana yang setimpal dengan kesalahannya ;

Menimbang, bahwa selanjutnya perlu dipertimbangkan bahwa untuk

menjatuhkan pidana apakah yang sepatutnya dijatuhkan terhadap diri

Terdakwa, agar putusan ini memenuhi rasa keadilan masyarakat, maupun

pembinaan terhadap diri Terdakwa, patutlah diperhatikan peringatan Majelis

Hakim yang tidak bosan - bosannya dan tidak henti - hentinya selalu mencari

dan menemukan pemecahan permasalahan ini, yaitu dengan mengembalikan

segala sesuatunya kepada peringatan Tuhan, dimana keadilan atas nama-Nya

diucapkan, sehingga senantiasa diingatkan agar para saksi dan Terdakwa

memberikan keterangan yang benar, semata-mata agar Majelis Hakim tidak

tersesatkan dan salah dalam menegakkan hukum dan kebenaran serta

keadilan dalam perkara ini ;

Menimbang, bahwa oleh karena itu Majelis Hakim memandang perlu

mengamati dan menggali latar belakang saksi-saksi maupun Terdakwa dalam

memberikan keterangan, sebagaimana Majelis Hakim pertimbangkan di bagian

awal putusan ini, kesemuanya itu semata - mata untuk membantu Majelis

Hakim menilai sejauh manakah keterangan para saksi maupun Terdakwa

tersebut dapat dipercaya, dan bukan dimaksudkan untuk membela ataupun

merugikan saksi-saksi ataupun Terdakwa, tetapi semata - mata agar

penegakan hukum secara represif bisa diwujudkan dan membawa keadilan

serta kebenaran ;

Menimbang, bahwa usaha Majelis hakim tersebut perlu dilakukan,

karena putusan ini berkepala “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa” , oleh karena itu Majelis Hakim berusaha dengan sungguh -sungguh

menempatkan segala sesuatunya semata-mata berdasarkan rasa takut akan

Tuhan ;

Menimbang, bahwa tujuan pidana bukanlah semata-mata untuk

menderitakan (menista) Terdakwa, tetapi lebih sebagai upaya edukatif agar

dikemudian hari Terdakwa dapat memperbaiki perilakunya, menurut iman dan

kepercayaaannya serta sejalan dengan kehendak Undang - Undang dan

ketertiban masyarakat pada umumnya. Disamping itu, tentunya juga harus

memperhatikan perasaan keadilan masyarakat ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilita s pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59

Page 114: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

60

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa akhirnya sebelum Majelis Hakim menjatuhkan

putusannya , maka perlu dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan

meringankan atas diri Terdakwa sebagai dibawah ini ;

Hal-hal yang memberatkan :

· Perbuatan terdakwa dapat merusak mental, menimbulkan trauma

sehingga mempengaruhi perkembangan serta masa depan anak – anak

ke depan ;

Hal-hal yang meringankan :

·

·

Terdakwa berlaku sopan dipersidangan ;

Terdakwa belum pernah dihukum ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan–pertimbangan mengenai

hal–hal yang memberatkan dan meringankan seperti tersebut diatas, maka

pidana yang akan dijatuhkan bagi Terdakwa di bawah ini menurut Majelis

dipandang telah cukup memenuhi rasa keadilan, serta telah sesuai dengan

kadar perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa ;

Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan dalam perkara

ini akan ditentukan sebagaimana dalam amar putusan ;

Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dijatuhi pidana dan terdakwa

sebelumnya tidak ada mengajukan permohonan pembebasan dari pembayaran

biaya perkara, maka berdasarkan ketentuan pasal 222 KUHAP, kepada

terdakwa dibebankan untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan

ditentukan dalam amar putusan ini ;

Mengingat dan memperhatikan ketentuan Pasal 82 UU No. 23 tahun

2002 tentang Perlindungan Anak serta peraturan - peraturan hukum lain

yang bersangkutan dengan perkara ini ;

M E N G A D I L I

1. Menyatakan terdakwa JAN JACOBUS VOGEL Alias VOGEL telah

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

“MEMBUJUK ANAK UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN CABUL” ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60

Page 115: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

61

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

2. Menjatuhkan pidana penjara oleh karena itu terhadap Terdakwa JAN

JACOBUS VOGEL Alias VOGEL dengan pidana penjara selama 3

(tiga) tahun dan denda sebesar Rp. 60.000.000,- (enam puluh

juta rupiah), dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak

dibayar diganti dengan pidana kurungan pengganti selama 1

(satu) bulan ;

3. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

4. menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan ;

5. Menetapkan barang bukti berupa :

1 (satu) buah buku tulis garis dua ;

1 (satu) buah buku gambar ;

1 (satu) buah keranjang tempat sabun warna pink ;

1 (satu) potong baju kemeja warna merah marun motif kotak-kotak ;

1 (satu) potong celana pendek jeans warna biru ;

Dikembalikan kepada saksi Komang Rika Megayanti ;

1 (satu) potong baju kaos warna merah ;

1 (satu) potong celana pendek kaos motif garis-garis warna ungu ;

Dikembalikan kepada saksi Ketut Ayu Widyasari ;

♦ 0� &dua) keping VCD (1 VCD berisi wawancara saksi Komang Rika

Megayanti dengan Dewa Ayu Ismayani dan 1 VCD berisi wawancara

Dewa Ayu Ismayani dengan Pak Guru) ;

1 (satu) buah VCD wawancara dengan keluarga Ketut Suwela : 1.

Komang Rika Megayanti, 2. Ketut Ayu Widia Santi dan 3. Kadek

Budiani (bukti T-I A) ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, tra nsparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61

Page 116: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

62

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

1 (satu) buah VCD wawancara dengan keluarga Ketut Sumanata :

Luh Manis Handayani (bukti T-I B) ;

1 (satu) buah VCD wawancara dengan keluarga Gede Wijana :

Kadek Sukreni dan Luh Arini (bukti T-I C) ;

1 (satu) buah VCD wawancara dengan keluarga Nyoman Wirna :

Putu Sri Ariani (Bukti T-I D) ;

1 (satu) buah VCD wawancara dengan keluarga Ketut Merta Yasa :

Kadek Sariasih (bukti T-I E) ;

1 (satu) buah VCD wawancara dengan Kepala Dusun Punggang ;

Tetap terlampir dalam berkas perkara ;

6. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.

5.000,- (lima ribu rupiah) ;

Demikian telah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Singaraja pada hari Senin tanggal 15 April 2013 oleh

SRI HARIYANI, SH., selaku Ketua Majelis, dengan DRA. SUSANTI ARSI

WIBAWANI, SH. MH. dan I WAYAN EKA MARIARTA, SH. M.Hum

masing – masing selaku Hakim Anggota, putusan mana telah diucapkan dalam

sidang yang terbuka untuk umum pada hari SELASA tanggal 23 APRIL 2013

oleh Ketua Majelis tersebut, dengan didampingi oleh Hakim – Hakim Anggota

dengan dibantu oleh

DEWA KETUT SUPARDI, SH., sebagai Panitera

Pengganti dan dihadiri oleh Jaksa/ Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

Singaraja serta Terdakwa dengan didampingi oleh Penasehat Hukumnya ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62

Page 117: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

63

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Hakim – Hakim Anggota :

Majelis,

Hakim

Ketua

Disclaimer

Ttd 1. DRA. SUSANTI ARSI WIBAWANI, SH. MH. SH.

Ttd

2. I WAYAN EKA MARIARTA, SH. M.Hum.

PANITERA PENGGANTI

Ttd

DEWA KETUT SUPARDI, SH.

Ttd SRI HARIYANI,

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : [email protected]

Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63

Page 118: ANALISIS PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM …digilib.uin-suka.ac.id/16970/2/11340079_bab-i_iv-atau-v...dialami majelis hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut? Metode penelitian yang digunakan

CURICULUM VITAE

Nama : Hasbi Ash Siddiqi

Tempat Tanggal Lahir: Mataram, 27 Februari 1992

Alamat : Apitaik Teko Daya Kec. Pringgabaya Lombok Timur

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

No. Hp : 087739696424

Nama Ayah : Drs.Mas’ud Yusuf, S.H.

Nama Ibu : Mahnep, S.Pd

Riwayat Pendidikan :

- Sekolah Dasar 7 Apitaik Teko Daya

- Madrasah Tsanawiyah: MTs Al-Aziziyah Gunung Sari

Lombok Barat NTB

- Madrasah Aliyah: MA D.I.P.A Nurul Hakim Kediri

Lombok Barat NTB

Pengalaman Organisasi :

- Mudabbir PonPes Nurul Hakim Kediri

- Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia

- Komunitas Peradilan Semu