Hartamu Milik

2
HARTAMU MILIK ALLAH “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang- binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” Begitulah Allah menyebutkan dalam Al quran surat Ali Imran ayat ke-14. Bahwasanya manusia memang menyenangi harta dan cenderung mencintai dunia. Harta sering kali menyilaukan pandangan manusia, hingga menjadikan manusia layaknya budak dunia yang senantiasa bertekuk lutut dihadapan tuannya. Kadang disombongkan dan seringnya disalahgunakan. Harus digarisbawahi bahwa pemilik harta yang mutlak adalah Allah SWT. Sedangkan yang ada pada manusia adalah titipan. Hanya titipan. Sebagaimana yang tertulis dalam Al quran surat An Nur ayat ke-33, “...dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu.” Maka, ketika kita diamanahi sebuah titipan sudah selayaknya untuk kita menjaganya dengan baik. Selain sebagai titipan, status harta pada manusia ialah sebagai perhiasan hidup, dan juga merupakan ujian keimanan. “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. Al Anfal:28). Harta juga merupakan bekal untuk beribadah kepada Allah. Dengan zakat misalnya, yang merupakan kewajiban setiap muslim karena merupakan bagian dari rukun Islam. Dan terakhir, bahwa harta merupakan suatu kenikmatan yang harus disyukuri. Karena sebagian dari titipan Allah itu adalah milik saudara-saudara kita yang kekurangan. Jadilah seperti sahabat-sahabat Rasulullah yang menggunakan hartanya di jalan Allah. Seperti Abu Bakar ra. Yang menginfaqkan seluruh hartanya untuk jihad, serta memerdekakan

description

harta

Transcript of Hartamu Milik

HARTAMU MILIK ALLAH

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Begitulah Allah menyebutkan dalam Al quran surat Ali Imran ayat ke-14. Bahwasanya manusia memang menyenangi harta dan cenderung mencintai dunia. Harta sering kali menyilaukan pandangan manusia, hingga menjadikan manusia layaknya budak dunia yang senantiasa bertekuk lutut dihadapan tuannya. Kadang disombongkan dan seringnya disalahgunakan.

Harus digarisbawahi bahwa pemilik harta yang mutlak adalah Allah SWT. Sedangkan yang ada pada manusia adalah titipan. Hanya titipan. Sebagaimana yang tertulis dalam Al quran surat An Nur ayat ke-33, ...dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Maka, ketika kita diamanahi sebuah titipan sudah selayaknya untuk kita menjaganya dengan baik.

Selain sebagai titipan, status harta pada manusia ialah sebagai perhiasan hidup, dan juga merupakan ujian keimanan. Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. Al Anfal:28). Harta juga merupakan bekal untuk beribadah kepada Allah. Dengan zakat misalnya, yang merupakan kewajiban setiap muslim karena merupakan bagian dari rukun Islam. Dan terakhir, bahwa harta merupakan suatu kenikmatan yang harus disyukuri. Karena sebagian dari titipan Allah itu adalah milik saudara-saudara kita yang kekurangan.

Jadilah seperti sahabat-sahabat Rasulullah yang menggunakan hartanya di jalan Allah. Seperti Abu Bakar ra. Yang menginfaqkan seluruh hartanya untuk jihad, serta memerdekakan para budak. Jangan seperti Qarun, yang dengan hartanya menjadikannya hina dan jauh dari Allah.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: Seseorang pada hari akhir pasti akan ditanya tentang empat hal, usianya untuk apa dihabiskan, jasmaninya untuk apa dipergunakan, hartanya darimana didapatkan dan untuk apa dipergunakan, serta ilmunya untuk apa dipergunakan. (HR. Abu Daud)

Di bulan Ramadhan ini, mari memperbanyak amalan. Mencari rezeki yang halal dan infaqkanlah harta di jalan Allah. Menunaikan rukun Islam, berzakat, karena zakat akan mensucikan seseorang. Allahuallam bisawwaf.