Harian Nasional Pelita 23 November 2012 Halaman 1

1
JUMAT | 23 November 2012/9 Muharram 1434 H HOTLINE HARIAN PELITA: Langganan dan Iklan Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706781 Redaksi: Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706771 www.pelitaonline.com - pertama dan penting No. 12.443 Tahun XXXVIII Harga Eceran Rp3.000,- (Luar Kota Tambah Ongkos Kirim) ASSALAMUALAIKUM Stok Pemimpin DALAM diskusi “Refleksi Kepemimpinan Bangsa ke Depan” oleh Akbar Tandjung Institute beberapa hari lalu, Guru Besar Psikologi Politik Prof Dr Hamdi Muluk menegaskan, sesungguh- nya Indonesia tidak kekurangan stok pemimpin. Banyak pemimpin yang hadir di berbagai bidang kehidupan. Namun, untuk menjadi pemimpin nasional, harus melalui mekanisme politik yang tidak mudah. Seorang Chief Executives Organization (CEO) adalah pemimpin puncak perusahaan, tetapi, kalau mau jadi pemimpin nasional, maksudnya Presiden atau Wakil Presiden, ia harus melalui proses politik sebagai kawah Candradimukanya. Dan politik, punya logikanya tersendiri. Demikian juga dengan pemimpin, atau kelihatannya lebih tepat elite bidang-bidang lainnya. Prof Hamdi juga mengingatkan bahwa mestinya, pemimpin nasi- onal kita berlevel negarawan. Ialah yang selesai dengan urusan-urusan basic need” dalam psikologi Abraham Maslow. Ia yang punya visi dan fokus pada hal-hal di luar urusan kepentingan mengejar materi dan kemapanan hidup. Dan, politik dan aneka pengalaman jabatan publik menempa orang untuk menjadi negarawan. Pertanyaan segera mun- cul, mengapa sepertinya soal negarawan itu ada di awang-awang? Atau mengapa banyak yang tak kunjung negarawan? Atau mengapa yang kita kira, atau katakan, kita nilai negarawan peluangnya untuk menjadi pemimpin nasional justru susah, kalau bukan tertutup? Tam- paknya, jawaban yang terakhir ini ada dua versi yang sekaligus me- lengkapi. Pertama, sistem suksesi kepemimpinan nasional kita yang dimo- nopoli sepenuhnya oleh partai politik. Padahal, partai politik kita be- lum bisa menjamin sistem baik bekerja efektif di internalnya. Oligarkhi partai, membuat kegegabahan sering terjadi, yakni enggan membuka diri secara demokratis melakukan proses penjaringan kadidat yang bermutu dan obyektif. Kedua, lebih kepada konsekuensi demokrasi langsung. Bahwa, jan- gankan Rhoma Irama, sedangkan kata cendekiawan Nurcholish Mad- jid (Cak Nur) tempo dulu, “Setan Gundul” pun bisa berpeluang terpilih dalam pemilihan langsung. Demokrasi langsung, membuka pintu le- bar bagi bukan, apa yang dikatakan Prof Hamdi di atas, negarawan, tetapi pemimpin-pemimpin kelas politisi atau bahkan yang tidak be- gitu mengerti dunia politik. Rakyat, sayangnya, banyak yang tidak paham dan tidak peduli den- gan hal-hal yang menjadi kegelisahan para intelektual dan akademisi kampus, bahwa apa yang ditawarkan partai-partai ialah yang “row in- put”, yang serampangan saja, yang gradasi kenegarawanannya jauh di bawah. Demokrasi memberi ruang dan peluang yang sama antara profesor dan orang awam yang “tidak pernah makan sekolahan”. Karena itulah, dulu Plato pernah mengkritik habis demokrasi egalitarian seperti itu, dan memposisikan kaum filosof cerdik pandai ke dalam kelas tersend- iri yang eksklusif dalam proses politik. Kendatipun demikian, pilihan sudah diambil, demokrasi lang- sunglah yang akan kita praktikkan dalam memilih pemimpin nasional. Civil society” harus lebih proaktif lagi untuk menghadirkan referensi bagi calon-calon pemimpin yang layak. Partai-partai juga tidak boleh menutup diri. Kalau tidak, selamanya kita akan membiarkan kondisi “by accident” terus terjadi dalam per- gantian pemimpin. (M Alfan Alfian, Dosen FISIP Universitas Nasional, Jakarta) PELITA HATI JADWAL SHALAT Jumat, 23 November 2012 Dzuhur 11.49 Ashar 15.13 Maghrib 18.02 Isya 19.16 Sabtu, 24 November 2012 Subuh 04.12 Jadwal berlaku untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya HIKMAH Bertawakallah Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang- orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung. (QS Al Ahzab: 48) Aspirasi Kesejahteran bagi Rakyat Indonesia L EBIH satu dekade pros- es demokratisasi di In- donesia telah mem- buahkan keber- hasilan di bidang politik. Indonesia yang kini telah menjadi nega- ra demokratis terbesar ketiga di dunia mem- perlihatkan kemajuan yang luar biasa dalam bidang politik. Ke- nyataan ini merupak- an buah dari perjalanan refor- masi sekitar 14 tahun yang lalu. Cita-cita reformasi adalah seja- lan dengan cita-cita dasar Bang- sa Indonesia yaitu menjadi bang- sa yang berdaulat, demokratis, dan masyarakat adil, makmur, sejahtera, serta bebas KKN (ko- rupsi, kolusi, dan nepotisme). Kondisi demokratisasi di Ta- nah Air sudah tumbuh dengan sangat suburnya. Indikator ini dapat terlihat mulai dari pemil- ihan kepala desa, pemilihan bu- pati ataupun walikota, dan pe- milihan gubernur. Demikian pula pemilihan Presiden, dilaku- kan secara langsung, bagi selu- ruh rakyat Indonesia yang me- miliki hak pilih. Selanjutnya, akan dilaksanakan pes- ta demokra- si untuk pe- milihan wakil- wakil rakyat, anggota DPR, dan DPD; hing- ga pemilihan Presiden. Semua proses pemilihan tersebut merupakan buah dari reformasi. Tentun- ya, setiap pemimpin yang dip- ilih seharusnya memiliki kewa- jiban dan tanggung jawab yang 23 November 1890 - Raja Willem III dari Belanda meninggal dunia, Putri Wilhelmina yang berusia 10 tahun menjadi Ratu dengan ibunya, Emma, menjadi wali sampai ia berusia 18 tahun. HARI LAHIR: A Riyanto, Kom- ponis (1943); Drs Mulyana W Kusumah, Bogor (1948); Rita Nasution, Penyanyi REL KRL LONGSOR - Sejumlah warga menyaksikan rel KRL jalur Jakarta-Bogor yang anjlok akibat longsor di Desa Babakan Sirna, Cilebut, Bogor, Jabar, Kamis (22/11). Longsor yang terjadi pada Rabu (21/11) sore akibat hujan deras tersebut mengakibatkan jalur KRL Jakarta-Bogor putus dan sejumlah rumah rusak tertimbun tanah sehingga perjalanan KRL Jakarta-Bogor dan sebaliknya tidak bisa dioperasikan sampai ke stasiun Bogor. n ant/jafkhairi Puluhan Ribu Buruh Dukung BPJS Jaminan Kesehatan Harus Dijalankan Secepatnya Jakarta, Pelita Puluhan ribu buruh kem- bali melakukan aksi turun ke jalan di Jakarta, kemarin. Mereka mendukung UU No 24/2011 tentang Badan Pe- nyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan UU No 40/2004 tentang Sistem Jaminan So- sial Nasional (SJSN), serta mendesak asosiasi pengusaha untuk tidak melawan keputu- Iran Marah Tuduhan Perancis Indonesia Sambut Baik Gencatan Senjata Jakarta, Pelita Indonesia, kemarin, menyam- but baik tercapainya gencatan senjata di Jalur Gaza yang telah efektif berlaku sejak hari Rabu, 21 November 2012, pukul 9 malam waktu setempat (Kamis, 22 November, pukul 02.00 dini hari WIB). Siaran pers Kemenlu di Jakar- ta, Kamis (22/11) mengatakan, sejak berkecamuknya konflik di Jalur Gaza tanggal 14 November 2012, Pemerintah RI telah men- gambil langkah-langkah intensif melalui berbagai forum untuk mendorong semua pihak ter- kait agar segera menghentikan aksi militer, menghindari jatuh- nya korban penduduk sipil, dan memulai kembali proses perda- maian melalui perundingan. “Upaya tersebut termasuk an- tara lain dilakukan oleh Presiden RI pada KTT ke-21 ASEAN dan KTT Terkait Lainnya di Phnom Penh, tanggal 18-20 November 2012,” ungkap Kemenlu. Perkembangan di Gaza, khu- susnya disepakatinya gencatan bersenjata antara pihak-pihak terkait, sejalan dengan upaya- upaya Indonesia di atas. “Se- lanjutnya Indonesia mendorong dimulainya kembali negosia- si proses perdamaian di Timur Tengah, selaras dengan resolu- si-resolusi terkait PBB untuk mewujudkan negara Palestina merdeka yang hidup berdamp- ingan secara aman dan damai dengan negara-negara tetangg- anya,” ungkap Kemlu. Selain Indonesia, negara-neg- ara lain juga menyambut baik gencatan senjata itu. Pemerin- tah Mesir yang berperan aktif dalam upaya gencatan senjata di Gaza tersebut ikut mendapat pujian. Dengan adanya kesepaka- tan ini, berarti untuk sementa- ra pertumpahan darah di Gaza dan wilayah selatan Israel ter- henti. Negara-negara di dunia merasa lega dengan adanya ke- sepakatan ini. Iran marah Sementara itu, Iran bereak- si marah terhadap pernyata- an Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius dan menuduh- nya tidak memahami realitas di kawasan tersebut setelah diplo- mat itu menuduh Teheran ber- tanggung jawab atas konflik Gaza. Pada Rabu, Fabius menuduh Iran berniat negatif di Lebanon, Suriah, Irak dan Gaza dan bah- wa hal itu melahirkan “tang- gung jawab berat” untuk ber- juang guna menyediakan sen- jata jangka panjang. Indonesia Butuh RUU Kamnas, Mayoritas Fraksi Tetap Dukung Jakarta, Pelita Dari sembilan fraksi yang ada di DPR RI, enam fraksi masih mendukung keberadaan RUU Keamanan Nasional (Kamnas). Undang Undang ini dinilai sangat dibutuhkan Indonesia yang kini dihadapkan pada ancaman keamanan nasional yang makin kompleks. Menurut anggota Komisi I DPR yang juga anggota Pansus RUU Kamnas, Sidarto Danu- subroto, di Jakarta, kemarin, enam fraksi yang tetap men- dukung adalah Fraksi Partai Demokrat, Partai Golkar, PKS, PAN, PKB, dan Gerindra; sedan- gkan yang sudah menyatakan penolakan adalah PDIP, PPP, dan Hanura. “Sekarang tiga fraksi me- nyatakan menolak,” kata Sidarto. Menurutnya, substansi yang diatur dalam RUU ini tidak me- miliki dasar filosofis dan kejelas- an rumusan. Dalam RUU ini, ti- dak mendefinisikan secara jelas apa yang dimaksud dengan an- caman keamanan yang mung- kin dihadapi, seperti pada pas- al 17. Ketentuan pasal 17 ini memi- liki pengertian yang multitafsir dan kabur terhadap ancaman keamanan. “Tidak ada kejelas- an juga terkait penetapan pe- rubahan situasi keamanan sep- erti penentuan keadaan darurat dan tertib sipil,” katanya. Secara keseluruhan, dia me- nambahkan, norma ini sangat berbahaya karena tidak ada in- dikator yang jelas untuk menen- tukan spektrum dan sasaran ancaman, sehingga masyarakat luas akan sangat potensial men- jadi korban. “Ketidakjelasan dalam me- nentukan spektrum dan sasa- ran ancaman, jelas akan mem- berikan peluang bagi pemegang kekuasaan untuk melakukan abuse of power. Terlebih penga- wasan yang dicantumkan dalam pasal 51 RUU Kamnas, juga ti- dak memiliki indikator yang jelas,” kata Sidarto. Jawaban atas Ancaman Sebelumnya, mantan Pangli- ma TNI Jenderal TNI (Purn) En- driartono Sutarto menyatakan RUU Kamnasyang diusulkan pemerintah ke DPR tak perlu disikapi dengan kekhawatiran berlebihan. Menurutnya, RUU Kamnas itu justru diharapkan menjadi jawaban atas ancaman terhadap keamanan nasional yang makin kompleks. Endriartono mengatakan, saat ini spektrum Keaman- an Nasional sudah begitu luas karena meliputi keamanan neg- ara, keamanan masyarakat, Pungutan Berkala OJK Sekitar 0,03-0,06 Persen Ekonomi Dewan Pers Buka Pendaftaran Calon Anggota Sambungan HALAMAN 2 HALAMAN 19 Calhaj 80 Tahun Tak Masuk Daftar Tunggu Jurnal Haji HALAMAN 5 Mengendalikan Amarah R EFORMASI yang terjadi di negara kita semakin terasa kebablasan-nya. Reformasi yang diharapkan mampu mengubah “nasib” bangsa kita agar se- makin membaik, malah terasa sebaliknya. Banyak orang menilai bahwa reformasi yang seharusnya dilakukan secara gradual, dilakukan seketika. Aki- batnya banyak orang yang merasa “terkaget-kaget”. Masyarakat kita yang dulu dikenal sebagai masyarakat yang ra- mah dan murah senyum, kini seakan berubah 180 derajat. Setiap hari dapat kita saksikan di siaran televisi bagaimana antara anggota masyarakat dengan masyarakat lainnya saling bertikai dan saling se- rang. Hal-hal sepele yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat, telah dikesampingkan; sehingga timbul benturan sesama masyarakat. Situasi dan kondisi itu selain merugikan masyarakat juga merugi- kan negara. Konon, kalangan asing yang berniat menanamkan modal- nya di negara kita, merasa takut dengan situasi dan kondisi itu. Apalagi dengan aksi-aksi buruh akhir-akhir ini. Para buruh tidak saja melaku- kan demonstrasi dan menyampaikan tuntutan, tapi juga melakukan sweeping terhadap buruh yang tidak ikut demonstrasi. Yang juga sangat memprihatinkan semakin mudahnya orang kita marah juga “menjangkiti” sejumlah pamong. Beberapa hari yang lalu, di siaran televisi terlihat para kepala desa di satu daerah marah besar. Mereka menjungkirbalikkan dan menabrakkan sepeda motor dinas- nya ke sepeda motor lainnya yang sudah “ditumpuk-tumpuk”.Mereka menilai sepeda motornya sudah tidak layak pakai. Tidakkah masalah itu sebenarnya bisa diselesaikan dengan cara dan jalan yang lebih baik dan lebih elegan? Apa yang dilakukan oleh kepala desa itu menunjukkan terjadinya kebuntuan komunikasi an- tara pimpinan dan bawahan. Karena itu jika di kalangan TNI ada “Jam Komandan”, tidakkah dalam kehidupan sipil juga diadakan kegiatan semacam itu. Dari kegiatan “sambung-rasa” itu, segala persoalan bisa dikemuka- kan dan dicarikan jalan keluar yang terbaik. Jika dalam pertemuan itu semua uneg-uneg bisa disampaikan secara terbuka, maka jalan kelu- arnya lebih mudah diperoleh. Jika dalam pertemuan terbatas itu ada yang marah atau saling tun- juk hidung, itu lebih baik daripada persoalannya mencuat ke luar dan dilihat oleh masyarakat secara luas. Sebab, biar bagaimanapun para pamong itu adalah panutan dan suri teladan bagi masyarakat. Kami hanya khawatir jika rasa mudah marah itu semakin membara di tengah-tengah masyarakat, maka negara kita yang seharusnya bisa melakukan pembangunan dengan baik; semakin terganggu. Energi yang dikeluarkan oleh aparat Kepolisian dan TNI untuk meredam marahnya masyarakat akan semakin terkuras. Apalagi jika masyarakat yang diredam amarahnya, malah harus “berhadapan” den- gan aparat. Hanya kerugian besar yang akan tersisa. Untuk itu, kami berharap masyarakat dan berbagai kalangan semakin sabar, tawakkal, dan mampu mengendalikan amarah dalam menghadapi segala per- soalan yang terjadi di negara kita. n SURAT DARI AMERIKA SERIKAT Dr Taruna Ikrar, PhD * * Staf Akademik, University of California, Amerika Serikat, dan Wakil Ketua Ikatan Imuwan Indo- nesia Internasional DEMO BURUH – Ribuan buruh se-Jabodetabek kembali turun kejalan dan melakukan longmarch ke Istana Merdeka dari Bunderan HI, Jakarta Pusat, Kamis (22/11). Dalam aksinya buruh meminta penghapusan sistem outsourcing yang dianggap merugikan kaum pekerja serta tetap menjalankan program BPJS dan SJSN. npelita/guh RUU Kamnas ini belum final, diharap- kan seluruh kalangan masyarakat masih dapat memberi- kan masukan-masukan yang sangat penting. - Mayjen TNI Hartind Asrin

description

ASPIRASI KESEJAHTERAAN BAGI RAKYAT INDONESIA

Transcript of Harian Nasional Pelita 23 November 2012 Halaman 1

Page 1: Harian Nasional Pelita 23 November 2012 Halaman 1

JUMAT | 23 November 2012/9 Muharram 1434 H

HOTLINE HARIAN PELITA: Langganan dan Iklan Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706781 Redaksi: Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706771

www.pelitaonline.com - pertama dan penting No. 12.443 Tahun XXXVIII Harga Eceran Rp3.000,- (Luar Kota Tambah Ongkos Kirim)

ASSALAMUALAIKUM

Stok PemimpinDALAM diskusi “Refleksi Kepemimpinan

Bangsa ke Depan” oleh Akbar Tandjung Institute beberapa hari lalu, Guru Besar Psikologi Politik Prof Dr Hamdi Muluk menegaskan, sesungguh-nya Indonesia tidak kekurangan stok pemimpin. Banyak pemimpin yang hadir di berbagai bidang kehidupan. Namun, untuk menjadi pemimpin nasional, harus melalui mekanisme politik yang tidak mudah.

Seorang Chief Executives Organization (CEO) adalah pemimpin puncak perusahaan, tetapi, kalau mau jadi pemimpin nasional, maksudnya

Presiden atau Wakil Presiden, ia harus melalui proses politik sebagai kawah Candradimukanya. Dan politik, punya logikanya tersendiri. Demikian juga dengan pemimpin, atau kelihatannya lebih tepat elite bidang-bidang lainnya.

Prof Hamdi juga mengingatkan bahwa mestinya, pemimpin nasi-onal kita berlevel negarawan. Ialah yang selesai dengan urusan-urusan “basic need” dalam psikologi Abraham Maslow. Ia yang punya visi dan fokus pada hal-hal di luar urusan kepentingan mengejar materi dan kemapanan hidup. Dan, politik dan aneka pengalaman jabatan publik menempa orang untuk menjadi negarawan. Pertanyaan segera mun-cul, mengapa sepertinya soal negarawan itu ada di awang-awang? Atau mengapa banyak yang tak kunjung negarawan? Atau mengapa yang kita kira, atau katakan, kita nilai negarawan peluangnya untuk menjadi pemimpin nasional justru susah, kalau bukan tertutup? Tam-paknya, jawaban yang terakhir ini ada dua versi yang sekaligus me-lengkapi.

Pertama, sistem suksesi kepemimpinan nasional kita yang dimo-nopoli sepenuhnya oleh partai politik. Padahal, partai politik kita be-lum bisa menjamin sistem baik bekerja efektif di internalnya. Oligarkhi partai, membuat kegegabahan sering terjadi, yakni enggan membuka diri secara demokratis melakukan proses penjaringan kadidat yang bermutu dan obyektif.

Kedua, lebih kepada konsekuensi demokrasi langsung. Bahwa, jan-gankan Rhoma Irama, sedangkan kata cendekiawan Nurcholish Mad-jid (Cak Nur) tempo dulu, “Setan Gundul” pun bisa berpeluang terpilih dalam pemilihan langsung. Demokrasi langsung, membuka pintu le-bar bagi bukan, apa yang dikatakan Prof Hamdi di atas, negarawan, tetapi pemimpin-pemimpin kelas politisi atau bahkan yang tidak be-gitu mengerti dunia politik.

Rakyat, sayangnya, banyak yang tidak paham dan tidak peduli den-gan hal-hal yang menjadi kegelisahan para intelektual dan akademisi kampus, bahwa apa yang ditawarkan partai-partai ialah yang “row in-put”, yang serampangan saja, yang gradasi kenegarawanannya jauh di bawah.

Demokrasi memberi ruang dan peluang yang sama antara profesor dan orang awam yang “tidak pernah makan sekolahan”. Karena itulah, dulu Plato pernah mengkritik habis demokrasi egalitarian seperti itu, dan memposisikan kaum filosof cerdik pandai ke dalam kelas tersend-iri yang eksklusif dalam proses politik.

Kendatipun demikian, pilihan sudah diambil, demokrasi lang-sunglah yang akan kita praktikkan dalam memilih pemimpin nasional. “Civil society” harus lebih proaktif lagi untuk menghadirkan referensi bagi calon-calon pemimpin yang layak.

Partai-partai juga tidak boleh menutup diri. Kalau tidak, selamanya kita akan membiarkan kondisi “by accident” terus terjadi dalam per-gantian pemimpin. (M Alfan Alfian, Dosen FISIP Universitas Nasional, Jakarta)

PELITA HATI

JADWAL SHALATJumat, 23 November 2012

Dzuhur 11.49Ashar 15.13Maghrib 18.02Isya 19.16

Sabtu, 24 November 2012Subuh 04.12

Jadwal berlaku untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya

HIKMAHBertawakallah

Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung.

(QS Al Ahzab: 48)

Aspirasi Kesejahteran bagi Rakyat Indonesia

LEBIH satu dekade pros-es demokratisasi di In-donesia telah mem-buahkan keber-

hasilan di bidang politik. Indonesia yang kini telah menjadi nega-ra demokratis terbesar ketiga di dunia mem-per l ihatkan kemajuan yang luar biasa dalam bidang politik. Ke-nyataan ini merupak-an buah dari perjalanan refor-masi sekitar 14 tahun yang lalu.

Cita-cita reformasi adalah seja-lan dengan cita-cita dasar Bang-sa Indonesia yaitu menjadi bang-sa yang berdaulat, demokratis, dan masyarakat adil, makmur, sejahtera, serta bebas KKN (ko-rupsi, kolusi, dan nepotisme).

Kondisi demokratisasi di Ta-nah Air sudah tumbuh dengan

sangat suburnya. Indikator ini dapat terlihat mulai dari pemil-ihan kepala desa, pemilihan bu-pati ataupun walikota, dan pe-milihan gubernur. Demikian pula pemilihan Presiden, dilaku-kan secara langsung, bagi selu-ruh rakyat Indonesia yang me-

miliki hak pilih.Selanjutnya, akan dilaksanakan pes-

t a d e m o k r a -si untuk pe-milihan wakil-wakil rakyat, anggota DPR, dan DPD; hing-

ga pemilihan Presiden. Semua

proses pemilihan tersebut merupakan

buah dari reformasi. Tentun-ya, setiap pemimpin yang dip-ilih seharusnya memiliki kewa-jiban dan tanggung jawab yang

23 November1890 - Raja Willem III dari Belanda meninggal dunia, Putri Wilhelmina yang berusia 10 tahun menjadi Ratu dengan ibunya, Emma, menjadi wali sampai ia berusia 18 tahun.

HARI LAHIR: A Riyanto, Kom-ponis (1943); Drs Mulyana W Kusumah, Bogor (1948); Rita Nasution, Penyanyi

REL KRL LONGSOR - Sejumlah warga menyaksikan rel KRL jalur Jakarta-Bogor yang anjlok akibat longsor di Desa Babakan Sirna, Cilebut, Bogor, Jabar, Kamis (22/11). Longsor yang terjadi pada Rabu (21/11) sore akibat hujan deras tersebut mengakibatkan jalur KRL Jakarta-Bogor putus dan sejumlah rumah rusak tertimbun tanah sehingga perjalanan KRL Jakarta-Bogor dan sebaliknya tidak bisa dioperasikan sampai ke stasiun Bogor. n ant/jafkhairi

Puluhan Ribu Buruh Dukung BPJS

Jaminan Kesehatan Harus Dijalankan Secepatnya

Jakarta, PelitaPuluhan ribu buruh kem-

bali melakukan aksi turun ke jalan di Jakarta, kemarin. Mereka mendukung UU No 24/2011 tentang Badan Pe-nyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) dan UU No 40/2004 tentang Sistem Jaminan So-sial Nasional (SJSN), serta mendesak asosiasi pengusaha untuk tidak melawan keputu-

Iran Marah Tuduhan Perancis

Indonesia Sambut Baik Gencatan SenjataJakarta, Pelita

Indonesia, kemarin, menyam-but baik tercapainya gencatan senjata di Jalur Gaza yang telah efektif berlaku sejak hari Rabu, 21 November 2012, pukul 9 malam waktu setempat (Kamis, 22 November, pukul 02.00 dini hari WIB).

Siaran pers Kemenlu di Jakar-ta, Kamis (22/11) mengatakan, sejak berkecamuknya konflik di Jalur Gaza tanggal 14 November 2012, Pemerintah RI telah men-gambil langkah-langkah intensif melalui berbagai forum untuk mendorong semua pihak ter-kait agar segera menghentikan aksi militer, menghindari jatuh-

nya korban penduduk sipil, dan memulai kembali proses perda-maian melalui perundingan.

“Upaya tersebut termasuk an-tara lain dilakukan oleh Presiden RI pada KTT ke-21 ASEAN dan KTT Terkait Lainnya di Phnom Penh, tanggal 18-20 November 2012,” ungkap Kemenlu.

Perkembangan di Gaza, khu-susnya disepakatinya gencatan bersenjata antara pihak-pihak terkait, sejalan dengan upaya-upaya Indonesia di atas. “Se-lanjutnya Indonesia mendorong dimulainya kembali negosia-si proses perdamaian di Timur Tengah, selaras dengan resolu-si-resolusi terkait PBB untuk

mewujudkan negara Palestina merdeka yang hidup berdamp-ingan secara aman dan damai dengan negara-negara tetangg-anya,” ungkap Kemlu.

Selain Indonesia, negara-neg-ara lain juga menyambut baik gencatan senjata itu. Pemerin-tah Mesir yang berperan aktif dalam upaya gencatan senjata di Gaza tersebut ikut mendapat pujian.

Dengan adanya kesepaka-tan ini, berarti untuk sementa-ra pertumpahan darah di Gaza dan wilayah selatan Israel ter-henti. Negara-negara di dunia merasa lega dengan adanya ke-sepakatan ini.

Iran marahSementara itu, Iran bereak-

si marah terhadap pernyata-an Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius dan menuduh-nya tidak memahami realitas di kawasan tersebut setelah diplo-mat itu menuduh Teheran ber-tanggung jawab atas konflik Gaza.

Pada Rabu, Fabius menuduh Iran berniat negatif di Lebanon, Suriah, Irak dan Gaza dan bah-wa hal itu melahirkan “tang-gung jawab berat” untuk ber-juang guna menyediakan sen-jata jangka panjang.

Indonesia Butuh RUU Kamnas, Mayoritas Fraksi Tetap Dukung

Jakarta, PelitaDari sembilan fraksi yang ada di DPR RI, enam

fraksi masih mendukung keberadaan RUU Keamanan Nasional (Kamnas). Undang Undang ini dinilai sangat dibutuhkan Indonesia yang kini dihadapkan pada ancaman keamanan nasional yang makin kompleks.

Menurut anggota Komisi I DPR yang juga anggota Pansus RUU Kamnas, Sidarto Danu-subroto, di Jakarta, kemarin, enam fraksi yang tetap men-dukung adalah Fraksi Partai Demokrat, Partai Golkar, PKS, PAN, PKB, dan Gerindra; sedan-gkan yang sudah menyatakan penolakan adalah PDIP, PPP, dan Hanura.

“Sekarang tiga fraksi me-nyatakan menolak,” kata Sidarto.

Menurutnya, substansi yang diatur dalam RUU ini tidak me-miliki dasar filosofis dan kejelas-an rumusan. Dalam RUU ini, ti-dak mendefinisikan secara jelas apa yang dimaksud dengan an-caman keamanan yang mung-kin dihadapi, seperti pada pas-al 17.

Ketentuan pasal 17 ini memi-liki pengertian yang multitafsir dan kabur terhadap ancaman keamanan. “Tidak ada kejelas-an juga terkait penetapan pe-rubahan situasi keamanan sep-erti penentuan keadaan darurat dan tertib sipil,” katanya.

Secara keseluruhan, dia me-nambahkan, norma ini sangat berbahaya karena tidak ada in-dikator yang jelas untuk menen-tukan spektrum dan sasaran ancaman, sehingga masyarakat luas akan sangat potensial men-jadi korban.

“Ketidakjelasan dalam me-nentukan spektrum dan sasa-

ran ancaman, jelas akan mem-berikan peluang bagi pemegang kekuasaan untuk melakukan abuse of power. Terlebih penga-wasan yang dicantumkan dalam pasal 51 RUU Kamnas, juga ti-dak memiliki indikator yang jelas,” kata Sidarto.

Jawaban atas AncamanSebelumnya, mantan Pangli-

ma TNI Jenderal TNI (Purn) En-driartono Sutarto menyatakan RUU Kamnasyang diusulkan pemerintah ke DPR tak perlu disikapi dengan kekhawatiran berlebihan. Menurutnya, RUU Kamnas itu justru diharapkan menjadi jawaban atas ancaman terhadap keamanan nasional yang makin kompleks.

Endriartono mengatakan, saat ini spektrum Keaman-an Nasional sudah begitu luas karena meliputi keamanan neg-ara, keamanan masyarakat,

Pungutan Berkala OJK Sekitar 0,03-0,06 Persen

Ekonomi

Dewan Pers Buka Pendaftaran Calon Anggota

Sambungan

HALAMAN 2 HALAMAN 19Calhaj 80 Tahun Tak Masuk Daftar Tunggu

Jurnal Haji

HALAMAN 5

Mengendalikan Amarah

R EFORMASI yang terjadi di negara kita semakin terasa kebablasan-nya. Reformasi yang diharapkan mampu mengubah “nasib” bangsa kita agar se-makin membaik, malah terasa sebaliknya. Banyak orang menilai bahwa reformasi yang seharusnya dilakukan secara gradual, dilakukan seketika. Aki-batnya banyak orang yang merasa “terkaget-kaget”.

Masyarakat kita yang dulu dikenal sebagai masyarakat yang ra-mah dan murah senyum, kini seakan berubah 180 derajat. Setiap hari dapat kita saksikan di siaran televisi bagaimana antara anggota masyarakat dengan masyarakat lainnya saling bertikai dan saling se-rang. Hal-hal sepele yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat, telah dikesampingkan; sehingga timbul benturan sesama masyarakat.

Situasi dan kondisi itu selain merugikan masyarakat juga merugi-kan negara. Konon, kalangan asing yang berniat menanamkan modal-nya di negara kita, merasa takut dengan situasi dan kondisi itu. Apalagi dengan aksi-aksi buruh akhir-akhir ini. Para buruh tidak saja melaku-kan demonstrasi dan menyampaikan tuntutan, tapi juga melakukan sweeping terhadap buruh yang tidak ikut demonstrasi.

Yang juga sangat memprihatinkan semakin mudahnya orang kita marah juga “menjangkiti” sejumlah pamong. Beberapa hari yang lalu, di siaran televisi terlihat para kepala desa di satu daerah marah besar. Mereka menjungkirbalikkan dan menabrakkan sepeda motor dinas-nya ke sepeda motor lainnya yang sudah “ditumpuk-tumpuk”.Mereka menilai sepeda motornya sudah tidak layak pakai.

Tidakkah masalah itu sebenarnya bisa diselesaikan dengan cara dan jalan yang lebih baik dan lebih elegan? Apa yang dilakukan oleh kepala desa itu menunjukkan terjadinya kebuntuan komunikasi an-tara pimpinan dan bawahan. Karena itu jika di kalangan TNI ada “Jam Komandan”, tidakkah dalam kehidupan sipil juga diadakan kegiatan semacam itu.

Dari kegiatan “sambung-rasa” itu, segala persoalan bisa dikemuka-kan dan dicarikan jalan keluar yang terbaik. Jika dalam pertemuan itu semua uneg-uneg bisa disampaikan secara terbuka, maka jalan kelu-arnya lebih mudah diperoleh.

Jika dalam pertemuan terbatas itu ada yang marah atau saling tun-juk hidung, itu lebih baik daripada persoalannya mencuat ke luar dan dilihat oleh masyarakat secara luas. Sebab, biar bagaimanapun para pamong itu adalah panutan dan suri teladan bagi masyarakat.

Kami hanya khawatir jika rasa mudah marah itu semakin membara di tengah-tengah masyarakat, maka negara kita yang seharusnya bisa melakukan pembangunan dengan baik; semakin terganggu.

Energi yang dikeluarkan oleh aparat Kepolisian dan TNI untuk meredam marahnya masyarakat akan semakin terkuras. Apalagi jika masyarakat yang diredam amarahnya, malah harus “berhadapan” den-gan aparat. Hanya kerugian besar yang akan tersisa. Untuk itu, kami berharap masyarakat dan berbagai kalangan semakin sabar, tawakkal, dan mampu mengendalikan amarah dalam menghadapi segala per-soalan yang terjadi di negara kita. n

SURAT DARIAMERIKA SERIKATDr Taruna Ikrar, PhD *

* Staf Akademik, University of California, Amerika Serikat, dan Wakil Ketua Ikatan Imuwan Indo-nesia Internasional

DEMO BURUH – Ribuan buruh se-Jabodetabek kembali turun kejalan dan melakukan longmarch ke Istana Merdeka dari Bunderan HI, Jakarta Pusat, Kamis (22/11). Dalam aksinya buruh meminta penghapusan sistem outsourcing yang dianggap merugikan kaum pekerja serta tetap menjalankan program BPJS dan SJSN. npelita/guh

RUU Kamnas ini belum final, diharap-kan seluruh

kalangan masyarakat masih dapat memberi-kan masukan-masukan yang sangat penting.- Mayjen TNI Hartind Asrin