3 Visi Masa Depan Pelayanan Kesehatan Di Indonesia (Harian Pelita 6 November 2012) Halaman 1

1
SELASA | 6 November 2012/21 Dzulhijjah 1433 H HOTLINE HARIAN PELITA: Langganan dan Iklan Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706781 Redaksi: Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706771 www.pelitaonline.com - pertama dan penting No. 12.429 Tahun XXXVIII Harga Eceran Rp3.000,- (Luar Kota Tambah Ongkos Kirim) Visi Masa Depan Pelayanan Kesehatan di Indonesia Bersambung ke hal 19 u G LOBALISASI akan ber- dampak pada semua segi kehidupan, terma- suk didalamnya aspek pelaya- nan kesehatan. Dalam fase glo- balisasi tersebut, semua nega- ra akan saling tergantung de- ngan negara lain, yang berarti tidak ada satu bangsa di dunia ini yang dapat berdiri sendiri, walaupun negara atau bang- sa tersebut telah menjadi ne- gara maju atau negara industri. Tantangan-tantangan ini, ten- tunya akan berdampak pada perkembangan pelayanan kese- hatan di Tanah Air Indonesia. A). Tantangan Bidang Kesehatan TANTANGAN yang dihada- pi dalam bidang kesehatan di- masa depan adalah, muncul- nya berbagai penyakit baru di dunia, akibat mutasi berbagai jenis virus dan bakteri, serta dampak dari perubahan kon- disi lingkungan dan gaya hi- dup umat manusia, yang se- cara umum berkembang se- bagai berikut: Epidemi penyakit menular yang semakin berkembang me- lewati batas-batas negara dan wilayah. Berbagai jenis penya- kit epidemi seperti HIV/AIDS, kolera, dan SARS, swine flu yang tidak hanya mengancam daerah tempat asal penyakit tersebut; tetapi akan menye- bar ke seluruh penjuru dunia menjadi endemik, bahkan pan- demik yang sangat berbahaya bagi kehidupan umat manusia. Dengan adanya pergeseran dramatis dari penyakit akut ke kronis, tentunya akan berdam- pak pada pergesaran strate- gi pelayanan kesehatan, yang dimasa lalu diutamakan pada segi pengobatan kuratif akan * Staf Akademik & Dokter Spesialis, di University of California, Amerika Serikat dan Wakil Ketua Ikatan Ilmu- wan Internasional SURAT DARI AMERIKA SERIKAT Dr Taruna Ikrar, PhD * ASSALAMUALAIKUM Menyelamatkan Jakarta S EPAK terjang Gubernur DKI dan wakilnya, di awal masa jabatan- nya, perlu kita hargai. Sebuah stasiun TV memberinya judul “Gebrakan Jokowi”, yang tentunya ingin menggambarkan akan adanya perubahan besar bagi Jakarta. Sebab, kondisi Jakarta me- mang sudah sangat memprihatinkan. Dapat dikatakan, sebenar- nya sudah tidak layak huni. Apalagi, sebagai Ibukota negara. Jakarta, sudah sangat tidak efisien. Wajar, kalau masyarakat mem- berikan dukungan, yang terkadang juga berlebihan. Tentu, kita berharap, Jokowi tidak akan mengecewakan harapan rakyat yang demikian besar itu. Gebrakan itu, jangan sampai hanya menjadi “wacana”, sehingga bisa menjadi bumerang. Sebagai contoh, bagaimana kemacetan hendak diatasi. Kita hargai, upaya menambah “busway”, memperbarui angkot, dengan menyediakan 1.000 bus baru. Cukupkah dengan cara begitu? Agaknya, belum cukup. Jakarta tanpa MRT, dipastikan tidak akan selesai. Sayang, justru pembangunan MRT yang masih be- lum jelas. Pertimbangan ekonomi, akhirnya tidak terelakkan. Khawatir, kalau akan menjadi beban yang berat bagi anggaran Pemerintah Daerah. Inilah (agaknya) yang membuat pembanguan monorel di Jakarta berhenti, meskipun tiang– tiangnya sudah dibangun. Berapa kerugian yang harus dibayar? Untuk mengatasi masalah kemacetan ini, mungkin perlu “mindset” baru. Kalau pertimbangan ekonomi, dalam arti “bisnis” mengemuka, sampai kapanpun, pem- bangunan MRT bisa tidak akan terjadi. Sebab, dengan perkembangan kota seperti sekarang, biaya pembangunan MRT pasti akan sangat mahal, sehingga MRT dinilai tidak ekonomis. Slogan “Jakarta Baru”, juga harus disertai “mindset“ baru. Apa itu? Pembangunan MRT harus didekati dalam kerangka pelayanan masyarakat, dalam rangka memenuhi “hajat hidup” orang banyak. Artinya, harus menomorduakan per- timbangan ekonomi. Sebab, pemborosan yang terjadi dengan kemacetan sekarang, sudah berdampak Jakarta sangat tidak efisien, yang justru sangat membebani eko- nomi rakyat. Sampai kapan rakyat harus memikul beban inefisiensi Jakarta? Dengan pendekatan baru seperti itu, anggaran pembangunan MRT dan juga beban operasionalnya, selayaknya dibebankan pada APBD dan (juga) APBN. Pemerintah Pusat, selayaknya tidak menyerahkan sepenuhnya pada Pemerintah Daerah. Sebab, Jakarta adalah Ibukota negara, sehingga (selayaknya) Pemerintah Pusat juga berkepentingan dengan Jakarta yang layak huni. Selayaknya, tidak perlu takut dengan istilah “subsidi”. Transportasi umum yang baik adalah “hajat hidup” orang banyak, sehingga memang harus menjadi kewajiban negara untuk memenuhinya. Tanpa perubahan mindset” seperti itu, MRT mungkin tidak akan terwujud. Negara/pemerintah, dengan demikian, juga bisa dianggap telah me- ngabaikan amanat Konstitusi. Disinilah makna pertimbangan Bung Karno dahu- lu, mengapa Gubernur DKI juga seorang anggota Kabinet, sehingga koordinasi antara Pemerintah (Pusat) dan Daerah dapat terwujud dengan sebaik-baiknya. Semoga pembangunan MRT dapat segera dimulai dan tidak berhenti se- bagai “wacana”. Insya Allah. n Permainan Proyek APBN SAYA sempat menyaksikan di layar TV seorang pejabat BPK menjelaskan masalah audit BPK ter- hadap Proyek Pusat Pengembagan Olahraga di Hambalang. Dia mengatakan bahwa telah terjadi permainan dalam proyek Hambalang yang diduga merugikan negara sebesar Rp243 miliar. Dikatakan bahwa proses. pelelangan untuk memilih konsultan dan kontraktor penuh dengan permainan. Sejauh pengamatan saya, sejak 30-40 tahun lalu, kebanyakan proyek pemerintah (APBN/APBD) proses pelelangannya memang penuh dengan permainan. Permainan itu bisa bersi- fat positif, tetapi bisa juga bersifat negatif. Umumnya “sang pemenang lelang” mengatur segala hal yang terkait dengan pelelangan itu, memilih rekanan yang diundang, menyiapkan jaminan bank, menyusun berkas pelelangan dan surat penawaran. Tidak jarang sang pemenang lelang itu meminjam bendera perusa- haan lain seperti saya ulas dalam Pelita Hati 30 Oktober 2012. Sering terjadi “sang pemenang lelang” telah merintis proyek tersebut sejak awal sekali, dari tahap penyusunan konsep, survei, kerangka acuan, dan mem- bantu proses memasukkan proyek tersaebut ke dalam anggaran. Untuk proyek di daerah, maka si pemenang lelang itu juga harus memikul semua biaya yang diperlukan oleh pejabat lembaga pemerintah tempat proyek tersebut berada, saat mereka ke Jakarta untuk menemui sekian banyak pejabat yang menentukan apakah proyek tersebut bisa diterima atau tidak. Tanpa bantuan dana dari “sang pemenang lelang” itu, persiapan proyek itu tidak akan berjalan cepat dan lancar. Dalam kondisi seperti ini, pengaturan lelang wajar dilakukan supaya biaya yang dikeluarkan untuk persiapan proyek dapat dijamin kembali pada pengusaha yang membantu. Dalam konteks Proyek Hambalang, dugaan saya Nazaruddin adalah pihak yang mengatur permainan, yang mengatasi dan menyelesaikan semua masalah yang ada, mulai dari penyelesaian sertifikat tanah yang sudah lama terkatung- katung, memasukkan ke dalam anggaran, pemilihan dan penentuan konsultan perencana, pemilihan dan penentuan kontraktor dan rekanan-rekanan untuk berbagai kegiatan. Dana untuk merintis proyek dan menyelesaikan berbagai ma- salah yang ada, bisa diperoleh dari kontraktor yang akan ditunjuk.  Rekanan yang diiming-imingi proyek tersebut oleh Nazaruddin pasti percaya karena dia adalah Bendahara Umum DPP Partai Demokrat yang sedang berkuasa. Pimpinan perusahaan yang membantu pembiayaan untuk proses persiapan dan pengurusan anggaran untuk proyek Hambalang tentu harus dipertemukan dengan pimpinan proyek, pejabat-pejabat tinggi di Kemenpora termasuk dengan Menpora. Apakah Menpora tahu adanya permainan dan membiarkan? Menpora me- ngatakan bahwa dia tahu adanya proyek tersebut, tetapi tidak tahu ada per- mainan tersebut dan membantah bahwa dia membiarkan terjadinya pelangga- ran. Sulit untuk dipahami bahwa Menpora tidak tahu adanya permainan, apalagi terbukti bahwa Sekretaris Kemenpora melakukan pelanggaran. Kalaupun dia tidak tahu adanya permainan, dia tidak boleh tidak tahu bahwa ada pelanggaran prosedur oleh Sekretaris Kemenpora. Sesuai dengan kemajuan teknologi, maka kini dilakukan “e-procurement” atau pelelangan secara elektronik. Pengumuman tentang pelelangan dan pemasukan penawaran dilakukan melalui komputer. Tujuannya adalah menghilangkan ada- nya permainan. Diharapkan bahwa kebocoran anggaran dalam proyek APBN/ APBD yang diperkirakan mencapai angka 30 persen, dapat ditiadakan atau di- tekan serendah mungkin. Apakah betul “pelelangan elektronik” itu dapat menia- dakan permainan dalam pelelangan proyek APBN/APBD? Seorang kawan bercerita bahwa dia pernah mengalami kegagalan saat akan memasukkan dokumen penawaran secara on-line. Tidak semua berkas dokumen penawarannya dapat masuk ke dalam alamat e-mail panitia. Berkali-kali dan ber- jam-jam dia mencoba, tetap gagal. Dia menghubungi panitia lelang untuk bisa memasukkan dokumen penawaran dalam bentuk hard-copy, tapi ditolak. Akhirnya penawarannya dinyatakan ditolak oleh panitia lelang karena tidak lengkap. Kawan tadi menduga bahwa ada permainan sehingga sistem informasi panitia lelang itu menolak masuknya dokumen penawarannya. Menurut saya, seharusnya kawan tadi mendatangi panitia beberapa jam sebelum batas akhir penawaran, saat pertama kali dokumen penawarannya ditolak oleh sistem panitia. Di depan panitia dia bisa membuktikan bahwa dia mengalami penolakan dan karena itu minta izin untuk menyerahkan dokumen penawaran dalam bentuk hard-copy. Dugaan kawan tadi diperkuat fakta bahwa ada beberapa perusahaan yang gugur dalam tahap prakualifikasi ternyata perusahaan tadi tidak ikut mendaftar dalam proses prakualifikasi. Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi terkait informasi dari kawan tadi. Tetapi ada baiknya pihak berwenang melakukan inves- tigasi sejauhmana kemungkinan terjadinya permainan dalam proses pelelangan elektronik. Kalau memang mungkin, bagaimana cara menangkalnya. (Salahud- din Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng) PELITA HATI Bersambung ke hal 19 u Memprediksi Akhir Sengketa Senkaku-Diaoyu Analisis SENGKETA Kepulauan Sen- kaku (sebutan Jepang) atau Di- aoyu (sebutan China) telah se- makin memanaskan situasi politik dan keamanan di wilayah Laut Timur dan Laut China Se- latan. Memang sejauh ini, be- lum ada tanda-tanda penyele- saian kasus ini akan dituntas- kan melalui jalur perang, wa- laupun masing-masing nega- ra sudah melakukan sejumlah propaganda, manuver ataupun unjuk kekuatan militer terkait sengketa pulau yang diklaim banyak mengandung minyak dan gas bumi tersebut. Kedua negara sampai saat ini juga masih mengklaim se- bagai pemilik sah kepulauan yang diperebutkan tersebut, dalam media massa Yindunixi- ya Shangbao edisi 12 Oktober 2012 misalnya Wakil Dubes Je- pang untuk Indonesia, Yusuke Shindo mengatakan, Jepang ingin tetap menyelesaikan ka- sus Senkaku-Diaoyu secara da- mai. Sejak ratusan tahun lalu, nelayan Jepang telah melaku- kan penangkapan ikan dan ting- gal di Kepulauan Senkaku. Ber- dasarkan data sejarah Jepang dan manuskrip asal China me- nyatakan Senkaku adalah pu- lau milik Jepang. Salah satu buktinya adalah Pemerintah Meiji pada tahun 1896 telah me- nyetujui adanya penangkapan ikan serta mengizinkan ting- gal di pulau tersebut. Yusuke menegaskan bahwa pulau terse- but hingga kini masih berada di bawah pengawasan Jepang, DAHLAN ISKAN - Menteri BUMN Dahlan Iskan memberikan keterangan pers, seusai pertemuan dengan Badan Kehormatan (BK) DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (5/11). Hubungan DPR dengan Dahlan Iskan agak memanas sejak ia melontarkan nama-nama anggota DPR yang diduga memeras BUMN. n pelita/edm Bersambung ke hal 19 u Bersambung ke hal 19 u Pilpres AS Kampanye di Tengah Reruntuhan Badai Pilpres AS akan digelar Sela- sa (6/11) waktu setempat atau Rabu (7/11) waktu Indonesia. SENIN pagi (5/10) kereta com- muters di New York penuh ses- ak, penumpang terpaksa harus berbaris lama untuk menan- ti datangnya angkutan massal, sistemnya masih belum pu- lih setelah sempat terhenti se- lama sepekan akibat badai be- sar Sandy. Penumpang harus berdesak- desakan, dan banyak calon penumbang yang harus kecewa lantaran tidak bisa terangkut. Lebih parah lagi, kereta PATH yang biasa mengangkut penum- pang dari New Jersey ke Man- hattan masih belum beroperasi dan banyak orang juga harus rela menunggu kapal feri menu- ju Jersey. Di tengah antrean itu, seorang calon penumpang mengangkat ponselnya. “Bisakah saya kerja dari rumah? Ini sudah parah,” katanya. Namun kebanyakan mereka rela berjuang pada pagi itu untuk mencapai kantornya setelah sepekan mengalami hari-hari yang sulit. “Tidak banyak yang bisa kami lakukan. Kami terpaksa harus kesana kapanpun kita sampai, dan kantor kami pasti bisa me- makluminya,” kata salah seorang pekerja keamanan di Manhat- tan, Lois Holmes yang saat itu menunggu sebuah feri di Jersey. Namun masih ada kabar ba- gus bagi mereka di New York, tidak seperti pada pekan lalu; jalur kereta bawah tanah yang menghubungkan antara Man- hattan dan Brooklyn sudah kembali normal. Namun peja- bat setempat memperingatkan, jalur lainnya masih belum bisa beroperasi. Nasib warga kedua kota itu kontras dengan persiapan de- ngan wilayah lain di AS yang sedang bersiap menghadapi pe- milu presiden, mereka harus menata kembali puing-puing yang runtuh ditengah musim dingin yang menyengat. Jum- lah korban terus bertambah, hingga Minggu sudah menca- pai 113 orang. Mereka mempunyai tugas yang lebih penting dari pada mengurusi pemilu, mereka ber- juang untuk tetap menghangat- kan diri, mencari bahan bakar dan membantu tetangga yang rumahnya runtuh. “Saya tidak bisa berpikir soal pemilu,” kata Bob Qigley, 42, salah seorang anggota kepoli- sian yang membantu mengang- kat reruntuhan rumah orang tuanya di Belle Harbour, di Kep- ulauan Rockaways Queen New York. Kawasan itu diterpa ban- jir hingga menggenangi lantai dua rumahnya. “Ini seperti be- rada di negara dunia ketiga,” imbuhnya. Golkar dan PDIP Minta Hormati Praduga Tak Bersalah Dahlan Belum Sertakan Bukti “Apa yang dibawa Dahlan ke- marin sangat tidak lengkap, baru sekadar data sekunder. Kita telah meminta agar Dahlan melengka- pi data-data itu,” kata Wakil Ket- ua BK DPR Siswono Yudhohuso- do di Jakarta, kemarin. Hal itu terkait pemeriksaan yang dilakukan BK terhadap Dahlan di gedung DPR, menyu- sul heboh terkait anggota DPR “pemeras” yang ramai diberita- kan media massa. Menurut anggota Fraksi Par- tai Partai Golkar ini, Dahlan Is- kan menyampaikan dua nama anggota DPR yang katanya “memeras” tiga BUMN. Namun dia enggan menjelaskan siapa saja anggota DPR itu, termasuk nama-nama BUMN dan alasan pemerasan terkait penyertaan modal negara. “Saya minta maaf tidak bisa menyampaikannya karena ini rahasia dan masih harus diteli- ti,” katanya. Namun begitu dia mengapre- siasi Dahlan yang disebutnya “baru sekarang ada anggota kabinet yang melakukan ini”. BK DPR sudah berjanji akan memanggil tiga BUMN dalam waktu dekat, namun begitu hingga kemarin, masih sim- pang siur BUMN apa saja yang “diperas” para anggota DPR itu. Namun begitu, sebuah sumber menyebut sejumlah BUMN yang “diperas” itu adalah PT Merpa- ti Nusantara Airlines, PT Garam, Jakarta, Pelita Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebut dua anggota DPR IL dan S sebagai “pemeras” BUMN. Tapi, Badan Kehormatan (BK) DPR meminta kepada Dahlan untuk melengkapi data-data yang belum ditunjukkannya kepada BK DPR, kemarin. JADWAL SHALAT Selasa, 6 November 2012 Dzuhur 11.45 Ashar 15.04 Maghrib 17.56 Isya 19.08 Rabu, 7 November 2012 Subuh 04.13 Jadwal berlaku untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya HIKMAH Menuruti Hawa Nafsu Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini; dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka, tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. (QS Al Mu’minuun: 71) 6 November 1908 - Cut Nyak Dhien meninggal dunia di Sumedang. HARI LAHIR: Siti Fadilah Supari, Solo (1950); Faisal H Basri, Band- ung (1959); Dadang Solihin, MA, Bandung (1961); Yohanes Surya, Jakarta (1963) Ekonomi RI Kuartal III-2012 Tumbuh 6,17 Persen HAL 2 Ekonomi Mal Serpong Disita Polisi Kasus Century Politik Pulau Sengketa yang dikenal di Jepang se- bagai Senkaku, dan Diaoyu di China HAL 3 Kelebihan Barang Bawaan Jamaah Capai Satu Truk Jurnal Haji HAL 5

description

VISI MASA DEPAN PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA (Harian Pelita 6 November 2012) Halaman 1HAL 19

Transcript of 3 Visi Masa Depan Pelayanan Kesehatan Di Indonesia (Harian Pelita 6 November 2012) Halaman 1

Page 1: 3 Visi Masa Depan Pelayanan Kesehatan Di Indonesia (Harian Pelita 6 November 2012) Halaman 1

SELASA | 6 November 2012/21 Dzulhijjah 1433 H

HOTLINE HARIAN PELITA: Langganan dan Iklan Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706781 Redaksi: Telp. (+6221) 8370 6765, 8370 6766 Fax: (+6221) 83706771

www.pelitaonline.com - pertama dan penting No. 12.429 Tahun XXXVIII Harga Eceran Rp3.000,- (Luar Kota Tambah Ongkos Kirim)

Visi Masa Depan Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Bersambung ke hal 19 u

GLOBALISASI akan ber­dampak pada semua segi kehidupan, terma­

suk didalamnya aspek pelaya­nan kesehatan. Dalam fase glo­balisasi tersebut, semua nega­ra akan saling tergantung de­ngan negara lain, yang berarti tidak ada satu bangsa di dunia ini yang dapat berdiri sendiri, walaupun negara atau bang­sa tersebut telah menjadi ne­gara maju atau negara industri. Tantangan­tantangan ini, ten­tunya akan berdampak pada perkembangan pelayanan kese­hatan di Tanah Air Indonesia.

A). Tantangan Bidang KesehatanTANTANGAN yang dihada­

pi dalam bidang kesehatan di­masa depan adalah, muncul­nya berbagai penyakit baru di dunia, akibat mutasi berbagai jenis virus dan bakteri, serta dampak dari perubahan kon­

disi lingkungan dan gaya hi­dup umat manusia, yang se­cara umum berkembang se­bagai berikut:

Epidemi penyakit menular yang semakin berkembang me­lewati batas­batas negara dan wilayah. Berbagai jenis penya­

kit epidemi seperti HIV/AIDS, kolera, dan SARS, swine flu yang tidak hanya mengancam daerah tempat asal penyakit tersebut; tetapi akan menye­bar ke seluruh penjuru dunia menjadi endemik, bahkan pan­demik yang sangat berbahaya bagi kehidupan umat manusia.

Dengan adanya pergeseran dramatis dari penyakit akut ke kronis, tentunya akan berdam­pak pada pergesaran strate­gi pelayanan kesehatan, yang dimasa lalu diutamakan pada segi pengobatan kuratif akan

* Staf Akademik & Dokter Spesialis, di University of Cali fornia, Amerika Serikat dan Wakil Ketua Ikatan Ilmu-wan Internasional

SURAT DARIAMERIKA SERIKAT

Dr Taruna Ikrar, PhD *

ASSALAMUALAIKUM

Menyelamatkan Jakarta

S EPAK terjang Gubernur DKI dan wakilnya, di awal masa jabatan­nya, perlu kita hargai. Sebuah stasiun TV memberinya judul “Gebrakan Jokowi”, yang tentunya ingin menggambarkan akan adanya perubahan besar bagi Jakarta. Sebab, kondisi Jakarta me­mang sudah sangat memprihatinkan. Dapat dikatakan, sebenar­nya sudah tidak layak huni. Apalagi, sebagai Ibukota negara. Jakarta, sudah sangat tidak efisien. Wajar, kalau masyarakat mem­

berikan dukungan, yang terkadang juga berlebihan. Tentu, kita berharap, Jokowi tidak akan mengecewakan harapan rakyat yang demikian besar itu. Gebrakan itu, jangan sampai hanya menjadi “wacana”, sehingga bisa menjadi bumerang.

Sebagai contoh, bagaimana kemacetan hendak diatasi. Kita hargai, upaya menambah “busway”, memperbarui angkot, dengan menyediakan 1.000 bus baru. Cukupkah dengan cara begitu? Agaknya, belum cukup. Jakarta tanpa MRT, dipastikan tidak akan selesai. Sayang, justru pembangunan MRT yang masih be­lum jelas. Pertimbangan ekonomi, akhirnya tidak terelakkan. Khawatir, kalau akan menjadi beban yang berat bagi anggaran Pemerintah Daerah. Inilah (agaknya) yang membuat pembanguan monorel di Jakarta berhenti, meskipun tiang–tiangnya sudah dibangun. Berapa kerugian yang harus dibayar?

Untuk mengatasi masalah kemacetan ini, mungkin perlu “mindset” baru. Kalau pertimbangan ekonomi, dalam arti “bisnis” mengemuka, sampai kapanpun, pem­bangunan MRT bisa tidak akan terjadi. Sebab, dengan perkembangan kota seperti sekarang, biaya pembangunan MRT pasti akan sangat mahal, sehingga MRT dinilai tidak ekonomis. Slogan “Jakarta Baru”, juga harus disertai “mindset“ baru. Apa itu?

Pembangunan MRT harus didekati dalam kerangka pelayanan masyarakat, dalam rangka memenuhi “hajat hidup” orang banyak. Artinya, harus menomor duakan per­timbangan ekonomi. Sebab, pemborosan yang terjadi dengan kemacetan sekarang, sudah berdampak Jakarta sangat tidak efisien, yang justru sangat membebani eko­nomi rakyat. Sampai kapan rakyat harus memikul beban inefisiensi Jakarta?

Dengan pendekatan baru seperti itu, anggaran pembangunan MRT dan juga beban operasionalnya, selayaknya dibebankan pada APBD dan (juga) APBN. Pemerintah Pusat, selayaknya tidak menyerahkan sepenuhnya pada Pemerintah Daerah. Sebab, Jakarta adalah Ibukota negara, sehingga (selayaknya) Pemerintah Pusat juga berkepentingan dengan Jakarta yang layak huni. Selayaknya, tidak perlu takut dengan istilah “subsidi”. Transportasi umum yang baik adalah “hajat hidup” orang banyak, sehingga memang harus menjadi kewajiban negara untuk memenuhinya. Tanpa perubahan “mindset” seperti itu, MRT mungkin tidak akan terwujud. Negara/pemerintah, dengan demikian, juga bisa dianggap telah me­ngabaikan amanat Konstitusi. Disinilah makna pertimbangan Bung Karno dahu­lu, mengapa Gubernur DKI juga seorang anggota Kabinet, sehingga koordinasi antara Pemerintah (Pusat) dan Daerah dapat terwujud dengan sebaik­baiknya.

Semoga pembangunan MRT dapat segera dimulai dan tidak berhenti se­bagai “wacana”. Insya Allah. n

Permainan Proyek APBNSAYA sempat menyaksikan di layar TV seorang

pejabat BPK menjelaskan masalah audit BPK ter­hadap Proyek Pusat Pengembagan Olahraga di Hambalang. Dia mengatakan bahwa telah terjadi permainan dalam proyek Hambalang yang diduga merugikan negara sebesar Rp243 miliar. Dikatakan bahwa proses. pelelangan untuk memilih konsultan dan kontraktor penuh dengan permainan.

Sejauh pengamatan saya, sejak 30­40 tahun lalu, kebanyakan proyek pemerintah (APBN/APBD) proses

pelelangannya memang penuh dengan permainan. Permainan itu bisa bersi­fat positif, tetapi bisa juga bersifat negatif. Umumnya “sang pemenang lelang” mengatur segala hal yang terkait dengan pelelangan itu, memilih rekanan yang diundang, menyiapkan jaminan bank, menyusun berkas pelelangan dan surat penawaran. Tidak jarang sang pemenang lelang itu meminjam bendera perusa­haan lain seperti saya ulas dalam Pelita Hati 30 Oktober 2012. 

Sering terjadi “sang pemenang lelang” telah merintis proyek tersebut sejak awal sekali, dari tahap penyusunan konsep, survei, kerangka acuan, dan mem­bantu proses memasukkan proyek tersaebut ke dalam anggaran. Untuk proyek di daerah, maka si pemenang lelang itu juga harus memikul semua biaya yang diperlukan oleh pejabat lembaga pemerintah tempat proyek tersebut berada, saat mereka ke Jakarta untuk menemui sekian banyak pejabat yang menentukan apakah proyek tersebut bisa diterima atau tidak. Tanpa bantuan dana dari “sang pemenang lelang” itu, persiapan proyek itu tidak akan berjalan cepat dan lancar. Dalam kondisi seperti ini, pengaturan lelang wajar dilakukan supaya biaya yang dikeluarkan untuk persiapan proyek dapat dijamin kembali pada pengusaha yang membantu.

Dalam konteks Proyek Hambalang, dugaan saya Nazaruddin adalah pihak yang mengatur permainan, yang mengatasi dan menyelesaikan semua masalah yang ada, mulai dari penyelesaian sertifikat tanah yang sudah lama terkatung­katung, memasukkan ke dalam anggaran, pemilihan dan penentuan konsultan perencana, pemilihan dan penentuan kontraktor dan rekanan­rekanan untuk berbagai kegiatan. Dana untuk merintis proyek dan menyelesaikan berbagai ma­salah yang ada, bisa diperoleh dari kontraktor yang akan ditunjuk.   

Rekanan yang diiming-imingi proyek tersebut oleh Nazaruddin pasti percaya karena dia adalah Bendahara Umum DPP Partai Demokrat yang sedang berkuasa. Pimpinan perusahaan yang membantu pembiayaan untuk proses persiapan dan pengurusan anggaran untuk proyek Hambalang tentu harus dipertemukan dengan pimpinan proyek, pejabat­pejabat tinggi di Kemenpora termasuk dengan Menpora.

Apakah Menpora tahu adanya permainan dan membiarkan? Menpora me­ngatakan bahwa dia tahu adanya proyek tersebut, tetapi tidak tahu ada per­mainan tersebut dan membantah bahwa dia membiarkan terjadinya pelangga­ran. Sulit untuk dipahami bahwa Menpora tidak tahu adanya permainan, apalagi terbukti bahwa Sekretaris Kemenpora melakukan pelanggaran. Kalaupun dia tidak tahu adanya permainan, dia tidak boleh tidak tahu bahwa ada pelanggaran prosedur oleh Sekretaris Kemenpora.

Sesuai dengan kemajuan teknologi, maka kini dilakukan “e-procurement” atau pelelangan secara elektronik. Pengumuman tentang pelelangan dan pemasukan penawaran dilakukan melalui komputer. Tujuannya adalah menghilangkan ada­nya permainan. Diharapkan bahwa kebocoran anggaran dalam proyek APBN/APBD yang diperkirakan mencapai angka 30 persen, dapat ditiadakan atau di­tekan serendah mungkin. Apakah betul “pelelangan elektronik” itu dapat menia­dakan permainan dalam pelelangan proyek APBN/APBD?

Seorang kawan bercerita bahwa dia pernah mengalami kegagalan saat akan memasukkan dokumen penawaran secara on-line. Tidak semua berkas dokumen penawarannya dapat masuk ke dalam alamat e-mail panitia. Berkali­kali dan ber­jam­jam dia mencoba, tetap gagal. Dia menghubungi panitia lelang untuk bisa memasukkan dokumen penawaran dalam bentuk hard-copy, tapi ditolak. Ak hirnya penawarannya dinyatakan ditolak oleh panitia lelang karena tidak lengkap. 

Kawan tadi menduga bahwa ada permainan sehingga sistem informasi panitia lelang itu menolak masuknya dokumen penawarannya. Menurut saya, seharusnya  kawan tadi mendatangi panitia beberapa jam sebelum batas akhir penawaran, saat pertama kali dokumen penawarannya ditolak oleh sistem panitia. Di depan panitia dia bisa membuktikan bahwa dia mengalami penolakan dan karena itu minta izin untuk menyerahkan dokumen penawaran dalam bentuk hard-copy.

Dugaan kawan tadi diperkuat fakta bahwa ada beberapa perusahaan yang gugur dalam tahap prakualifikasi ternyata perusahaan tadi tidak ikut mendaftar dalam proses prakualifikasi. Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi terkait informasi dari kawan tadi. Tetapi ada baiknya pihak berwenang melakukan inves­tigasi sejauhmana kemungkinan terjadinya permainan dalam proses pelelangan elektronik. Kalau memang mungkin, bagaimana cara menangkalnya. (Salahud-din Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng)

PELITA HATI

Bersambung ke hal 19 u

Memprediksi Akhir Sengketa Senkaku-DiaoyuAnalisis

SENGKETA Kepulauan Sen­kaku (sebutan Jepang) atau Di­aoyu (sebutan China) telah se­makin memanaskan situasi politik dan keamanan di wilayah Laut Timur dan Laut China Se­latan. Memang sejauh ini, be­lum ada tanda­tanda penyele­saian kasus ini akan dituntas­kan melalui jalur perang, wa­laupun masing­masing nega­ra sudah melakukan sejumlah propaganda, manuver ataupun unjuk kekuatan militer terkait seng keta pulau yang diklaim banyak mengandung minyak dan gas bumi tersebut.

Kedua negara sampai saat ini juga masih mengklaim se­

bagai pemilik sah kepulauan yang diperebutkan tersebut, dalam media massa Yindunixi-

ya Shangbao edisi 12 Oktober 2012 mi salnya Wakil Dubes Je­pang untuk Indonesia, Yusuke

Shindo mengatakan, Jepang i ngin tetap menyelesaikan ka­sus Senkaku­Diaoyu secara da­mai. Sejak ratusan tahun lalu, nelayan Jepang telah melaku­kan penangkapan ikan dan ting­gal di Kepulauan Senkaku. Ber­dasarkan data sejarah Jepang dan manuskrip asal China me­nyatakan Senkaku adalah pu­lau milik Jepang. Salah satu buktinya adalah Pemerintah Meiji pada tahun 1896 telah me­nyetujui adanya penangkapan ikan serta mengizinkan ting­gal di pulau tersebut. Yusuke menegaskan bahwa pulau terse­but hingga kini masih berada di bawah pengawasan Jepang,

DAHLAN ISKAN - Menteri BUMN Dahlan Iskan memberikan keterangan pers, seusai pertemuan dengan Badan Kehormatan (BK) DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (5/11). Hubungan DPR dengan Dahlan Iskan agak memanas sejak ia melontarkan nama-nama anggota DPR yang diduga memeras BUMN. n pelita/edm

Bersambung ke hal 19 u

Bersambung ke hal 19 u

Pilpres ASKampanye di Tengah Reruntuhan Badai

Pilpres AS akan digelar Sela-sa (6/11) waktu setempat atau Rabu (7/11) waktu Indonesia.

SENIN pagi (5/10) kereta com-muters di New York penuh ses­ak, penumpang terpaksa ha rus berbaris lama untuk menan­ti datangnya angkutan massal, sistemnya masih belum pu­lih setelah sempat terhenti se­lama sepekan akibat badai be­sar Sandy.

Penumpang harus berdesak­desakan, dan banyak calon penum bang yang harus kecewa lantaran tidak bisa terangkut. Lebih parah lagi, kereta PATH yang biasa mengangkut penum­pang dari New Jersey ke Man­

hattan masih belum beroperasi dan banyak orang juga harus rela menunggu kapal feri menu­ju Jersey.

Di tengah antrean itu, seorang calon penumpang mengangkat ponselnya. “Bisakah saya kerja dari rumah? Ini sudah parah,” katanya. Namun kebanyakan mereka rela berjuang pada pagi itu untuk mencapai kantornya setelah sepekan mengalami hari­hari yang sulit.

“Tidak banyak yang bisa kami lakukan. Kami terpaksa harus kesana kapanpun kita sampai, dan kantor kami pasti bisa me­makluminya,” kata salah seorang pekerja keamanan di Manhat­tan, Lois Holmes yang saat itu menunggu sebuah feri di Jersey.

Namun masih ada kabar ba­gus bagi mereka di New York, tidak seperti pada pekan lalu; jalur kereta bawah tanah yang menghubungkan antara Man­hattan dan Brooklyn sudah kembali normal. Namun peja­bat setempat memperingatkan, jalur lainnya masih belum bisa beroperasi.

Nasib warga kedua kota itu kontras dengan persiapan de­ngan wilayah lain di AS yang sedang bersiap menghadapi pe­milu presiden, mereka harus menata kembali puing­puing yang runtuh ditengah musim dingin yang menyengat. Jum­lah korban terus bertambah, hingga Minggu sudah menca­pai 113 orang.

Mereka mempunyai tugas yang lebih penting dari pada mengurusi pemilu, mereka ber­juang untuk tetap menghangat­kan diri, mencari bahan bakar dan membantu tetangga yang rumahnya runtuh.

“Saya tidak bisa berpikir soal pemilu,” kata Bob Qigley, 42, salah seorang anggota kepoli­sian yang membantu mengang­kat reruntuhan rumah orang tuanya di Belle Harbour, di Kep­ulauan Rockaways Queen New York. Kawasan itu diterpa ban­jir hingga menggenangi lantai dua rumahnya. “Ini seperti be­rada di negara dunia ketiga,” imbuhnya.

Golkar dan PDIP Minta Hormati Praduga Tak Bersalah

Dahlan Belum Sertakan Bukti

“Apa yang dibawa Dahlan ke­marin sangat tidak lengkap, baru sekadar data sekunder. Kita telah meminta agar Dahlan melengka­pi data­data itu,” kata Wakil Ket­ua BK DPR Siswono Yudhohuso­do di Jakarta, kemarin.

Hal itu terkait pemeriksaan yang dilakukan BK terhadap Dahlan di gedung DPR, menyu­sul heboh terkait anggota DPR “pemeras” yang ramai diberita­kan media massa.

Menurut anggota Fraksi Par­tai Partai Golkar ini, Dahlan Is­kan menyampaikan dua nama anggota DPR yang katanya “memeras” tiga BUMN. Namun dia enggan menjelaskan siapa saja anggota DPR itu, termasuk nama­nama BUMN dan alasan pemerasan terkait penyertaan modal negara.

“Saya minta maaf tidak bisa menyampaikannya karena ini rahasia dan masih harus diteli­ti,” katanya.

Namun begitu dia mengapre­siasi Dahlan yang disebutnya “baru sekarang ada anggota kabinet yang melakukan ini”.

BK DPR sudah berjanji akan memanggil tiga BUMN dalam waktu dekat, namun begitu hingga kemarin, masih sim­pang siur BUMN apa saja yang “diperas” para anggota DPR itu. Namun begitu, sebuah sumber menyebut sejumlah BUMN yang “diperas” itu adalah PT Merpa­ti Nusantara Airlines, PT Garam,

Jakarta, PelitaMenteri BUMN Dahlan

Iskan menyebut dua anggota DPR IL dan S sebagai “pemeras” BUMN. Tapi, Badan Kehormatan (BK) DPR meminta kepada Dahlan untuk melengkapi data-data yang belum ditunjukkannya kepada BK DPR, kemarin.

JADWAL SHALATSelasa, 6 November 2012

Dzuhur 11.45Ashar 15.04Maghrib 17.56Isya 19.08

Rabu, 7 November 2012Subuh 04.13

Jadwal berlaku untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya

HIKMAHMenuruti Hawa Nafsu

Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini; dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka, tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.

(QS Al Mu’minuun: 71)

6 November1908 - Cut Nyak Dhien meninggal dunia di Sumedang.

HARI LAHIR: Siti Fadilah Supari, Solo (1950); Faisal H Basri, Band­ung (1959); Dadang Solihin, MA, Bandung (1961); Yohanes Surya, Jakarta (1963)

Ekonomi RI Kuartal III-2012 Tumbuh 6,17 Persen HAL 2

Ekonomi

Mal Serpong Disita Polisi Kasus Century

Politik

Pulau Sengketa yang dikenal di Jepang se-bagai Senkaku, dan Diaoyu di China

HAL 3Kelebihan Barang Bawaan Jama ah Capai Satu Truk

Jurnal Haji

HAL 5