HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL termasuk ekonomi, politik dan tentunya sosial. Namun, mungkin be lum...
Transcript of HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL termasuk ekonomi, politik dan tentunya sosial. Namun, mungkin be lum...
Edisi FEBRUARI-MARET 2016INFO
Peringatan Hari Perempuan Internasional merupakan hari dimana para perempuan di seluruh dunia memperingati keberhasilan dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, politik dan tentunya sosial. Namun, mungkin belum banyak orang yang mengetahui jika Hari Perempuan Internasional ini lahir dari sebuah tragedi kekerasan. Peringatan Hari Perempuan Internasional dicetuskan pada 8 Maret 1857 atas tra gedi kekerasan di New York, B e r a w a l dari unjuk rasa para buruh perempuan disebuah pabrik garmen, mereka protes karena perlakuan yang tidak pantas. Kejadian lain yang membuat dunia memperingati Hari Perempuan Internasional ada lah tragedi kebakaran pabrik di Triagle Shirtwaist tahun 1911, musibah ini menewaskan ratusan buruh perempuan. Kemudian di tahun 1910 Hari Perempuan Internasional mulai diselenggarakan oleh semua kaum perempuan sosialis dan feminis di setiap negara. Hari Perempuan Internasional sempat hilang pada masa 19101920an. Peringatan ini digalakan
kembali bersamaan dengan bangkitnya feminisme pada era 1960an. Pada tahun 1974, PBB menyokong Hari Perempuan Internasional yang ditetapkan pada 8 Maret 1857. Di Jakarta, aliansi perempuan yang menamakan Gerakan Perempuan Melawan Ketimpangan turun tumpah ruah ke jalan. Mereka menggelar
aksi teatrikal damai di jantung Ibu Kota. Da
lam aksi ini perempuan Indone sia
menuntut akan adanya persamaan hak dan
mendapat kan rasa aman sebagai warga
nega ra. Dengan de mikian perem puan In
donesia akan le bih dihargai kebera
daan nya dan tidak disepelekan. (Chika)
Clara Zetkin, tokoh yang mengusulkan agar seluruh dunia memperingati hari perempuan di tanggal yang
sama.
HARI PEREMPUAN INTERNASIONAL
15 VIVA HISTORIA
1
Edisi FEBRUARI-MARET 2016EDITORIAL
VIVA HISTORIA
Dari Redaksi, Se ja rah ti dak le pas da ri pe ningga lan se ja rah, ka re na pe ning gal an seja rah me ru pa kan ha sil da ri se ja rah i tu sen di ri. Sa lah sa tu pe ning gal an se ja rah adalah peninggalan fisik. Peninggalanberbentukfisik inilah yang bisa dilihatdan di ra sa kan oleh ge ne ra si se lan jut nya, se la in i tu ju ga di gu na kan se ba gai pengi ngat ja sa pah la wan a tas per juang an me re ka yang te lah mem ba wa bang sa nya be bas da ri be leng gu pen ja jah. En tah ba gai ma na dam pak nya ji ka pe ngi ngat se ja rah su dah ti dak a da a tau mau di hi lang kan. Hal i ni me ru juk pa da ka wa san Ko ta ba ru, Yog ya kar ta yang men da dak men da pat i su da lam Su rat Ke pu tu san Gu ber nur Dae rah Isti me wa Yog ya kar ta no mor 186/2011 dan Per gub 40/2014, men je las kan bah wa Ko ta ba ru ti dak ter ma suk da lam Ran cang an De tail Ta ta Ru ang ko ta Yog ya karta yang ter tu ang di Per da Nomor 1/2015 mes ki pun be lum ter de ngar a da nya pem bong kar an te ta pi de ngan me nga cu pa da per a tur an ter se but bi sa di pas ti kan ka wa san Ko ta ba ru a kan dibong kar. Bu le tin i ni meng in for ma si kan bah wa Ko ta ba ru se ba gai pe ning gal an se ja rah yang la yak un tuk di per juangkan ke les ta ri an nya a gar ge ne ra si mu da se ka rang me nge nang ja sa pah la wan dan me ni ru ni lai per juang an nya untuk memajukan bangsa Indonesia.
Pelindung: Danu Eko Agustinova, M.Pd
Penanggungjawab: Ahmad Muzakki
Pemimpin Umum: Muhammad SyahdiantoPemimpin Redaksi:
Siska RistianaReporter:
Devi Wahyu Fitriani, Finna Wijayanti, Gossy Cahya Puspita, Hayu Prasetyani Mukti, Huda
Kautsar Amin, Muh. Afrizal, Tanisa Aulia Chika Rizki,
Desain dan Tata letak: Arvian Henry P, Nossis Noer
Dimas HFotografer:
Devi Wahyu Fitriani, Muh. ArizalSirkulasi:
Jurnalistik dan Pers HMPSAlamat:
Gedung PKM FIS UNYRedaksi menerima opini, artikel maupun gambar namun tidak
mengandung unsur SARA. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa
mengubah isi.
2
Edisi FEBRUARI-MARET 2016FOKUS
VIVA HISTORIA
Kotabaru, salah satu kawasan bersejarah di Yogyakarta yang mempunyai nilai unik pada setiap bangunannya. Dibalik keunikannya baru-baru ini terdengar isu terancam dibong-kar berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 186/2011 dan Pergub 40/2014.
KOTABARU, MASIH INGATKAH KAU DENGAN SEJARAHKU ?
Berbicara mengenai peranan Kotabaru dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, pastinya tidak akan lepas dari peranan pemuda dan pelajar Jogja yang tergabung dalam wadah Gera kan Siswa Mataram (Gasima). Mereka lah yang dengan gagah berani melakukan penyerangan dan kontak fisikdengantentaraJepangpadatanggal7 Oktober 1945. Memang, peristiwa penyerangan Kotabaru tidak memiliki pamor setinggi peristiwa Serangan Umum 1 Maret dalam catatan sejarah nasional Indonesia. “Penyerbuan Kotabaru memakan waktu lebih lama jika dibandingkan dengan Serangan Umum 1 Maret, jika pada Serangan Umum 1 Maret Pak Harto (Soeharto, red) sudah makan soto pada tengah hari, maka kami masih terus saja berjuang melawan Jepang, tapi saya dan temanteman hanya ingat satu hal, Indonesia yang merdeka,” ujar Samdi, saat ditemui di rumahnya di kawasan Kotabaru pada Selasa (15/03). Usaha penyerangan Kotabaru tersebut diawali dengan berkumpulnya para pemuda dari Kampung Pathuk, Ja
galan, Jetis Utara dan Gowongan pada 5 Oktober 1945. Mereka berunding guna menyusun rencana dan strategi penyerangan. Dari perundingan tersebut di hasilkan keputusan bahwa mereka akan mencoba melakukan perundingan an tara para pemuda yang dibersamai Badan Keamanan Rakyat (BKR) dengan pihak militer Jepang secara baikbaik untuk tujuan meminimalisir jatuhnya korban. Namun, apabila perundingan tersebut menemui kegagalan, mereka sepakat untuk melakukan penyerangan dan melucuti seluruh persenjataan Jepang. Esok hari nya, pada 6 Oktober 1945 para pemuda mulai bergerak menuju basis militer Jepang untuk memulai perundingan. Sebelumnya, mereka telah memutuskan sambu ngan telepon dan juga listrik di wilayah tersebut guna mencegah datangnya bantuan bagi Jepang. Para pemuda juga memblokir perjalanan Kereta Api di wilayah perbatasan kota Jogja. Perundingan yang dilakukan sejak sore hari itu akhirnya berujung pada jalan buntu yang
3
Edisi FEBRUARI-MARET 2016FOKUS
VIVA HISTORIA
Gereja yang ada di Kotabaru
ditandai dengan dentuman granat pada pukul 20.00 WIB. Setelah kegagalan perundi ngan, para pemuda langsung menyerbu markas Kotabaru pada 7 Oktober 1945 dini hari. Pada pertempuran ini, para pemuda Gasima dibentengi dan dibantu oleh pasukan BKR, KNID Yogyakarta serta
Polisi Istimewa. Dengan barikade pasukan yang kuat dan persenjataan yang lebih modern, BKR dan Polisi Istimewa membentengi para pemuda yang ha nya berjuang dengan senjata tradisio nal. Dengan adanya bantuan tersebut, para pemuda semakin bersemangat hingga akhirnya pasukan mereka berhasil menatap kemenangan. Mereka berhasil menduduki Kotabaru dan melucuti persenjataan tentara Jepang. Keberhasilan penyerangan tersebut memberi pemantik sema ngat perjuangan bangsa Indonesia guna membersihkan wilayah NKRI dari tentara Jepang. Bangsa Indonesia khususnya masyarakat Jogja semakin gencar
melakukan sweeping di seluruh penjuru kota Jogja. Selain keuntungan moril sebagai peningkat semangat perjuangan, keberhasilan penyerangan Kotabaru juga memberikan keuntungan materil bagi pasukan tentara Indonesia. Mereka mendapatkan banyak persenjataan baru setelah melucuti tentara Jepang.
Dengan persenjataan ini, mereka semakin mantap berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. “Setelah penyerangan itu, kami dapat senjata yang sangat ba nyak. Carabin sekitar 90100 buah, Mi-traliur ada 5 buah dan beberapa buah Kelewang. Semua senjata itu kemudian dibagi rata ke seluruh
pasukan,” ungkap Samdi. Dalam peristiwa ini, pasukan pemuda harus kehilangan 21 orang pejuang. Mereka yang gugur namanya kini diabadikan sebagai nama jalan di sekitar kawasan Kotabaru. Selain itu, nama mereka juga ditulis di dalam monumen peringatan penyerangan Kotabaru yang terletak di kompleks pemukiman Korem 072 Pamungkas. Namun, barubaru ini terdengar kabar bahwa Kotabaru, wilayah yang kaya akan sejarah perjuangan bangsa ini terancam dibongkar. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 186/2011 dan Pergub 40/2014, Kotabaru tidak
Doc. Istimewa
4
Edisi FEBRUARI-MARET 2016FOKUS
VIVA HISTORIA
termasuk dalam Rancangan Detail Tata Ruang kota Yogyakata yang kemudian diperjelas pada perda No 1/2015. Menanggapi isu terancamnya Kotabaru tersebut salah seorang penghuni di area komplek pemukiman Korem 072 kawasan Kotabaru yang biasa dipanggil Ibu Dwi saat ditemui, Sabtu (5/03) mengatakan bah wa, kawasan Kotabaru yang memang menyimpan banyak sejarah dan kena ngan perjuangan para pejuang untuk mempertahankannya sayang sekali jika akan dilakukan penggusuran. Kotabaru adalah kawasan yang berarsitektur Eropa yang diadaptasi dengan iklim tropis. Ciriciri yang terdapat pada bangunan Kotabaru antara lain: bangunanya tinggi, besar, berhalaman luas, jendela serta pintu besar deng an krepyak, langitlangit tinggi, ada hiasan kacatimah, dan teras terbuka (Tri Hatmadji, 2013: 176). Kotabaru banyak menyimpan bangunan kuno peninggalan Belanda yang terdapat disana diantaranya Gereja Santo Antonius Kotabaru, SMU Bopkri 1, Gedung SMP 5, Gedung SMAN 3, Gedung Kolese Santo Ignatius , serta Gedung Bimo. “Jika memang Kotabaru akan digusur dan diperbaiki tata letaknya sebaiknya segera dimasukan ke dalam peraturan Gubernur dan dipatenkan, ia juga mengatakan bahwa warga disekitarnya akan menurut saja jika memang
Kotabaru digusur untuk dijadikan bangunan bersejarah kami selaku warga mendukung”, ujar Bagus, seorang ketua RW di komplek pemukiman Korem 072 saat ditemui, Selasa (8/03). ”Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta memiliki tiga peran dalam melestarikan warisan seja rah yakni sebagai pelindung, pengelo laan atau pengembangan dan selanjut nya pemanfaatan,” ujar Winston Mambo, Kepala BPCB Yogyakarta saat ditemui, Selasa (15/03). Karakteristik suatu Kawasan Cagar Budaya diantaranya memiliki usia minimal 50 tahun, mempunyai nilai sejarah, arkeologi, ilmu pengetauan, dan mewakili gaya pada zamannya. Mengenai penentuan kawasan sebagai Kawasan Cagar Budaya ditentukan oleh Peraturan Daerah (Perda). “Jika dilihat dari karakteristik suatu bangunan maka kawasan Kotabaru sudah jelas termasuk dalam kategori kawasan Cagar Budaya,” ujar Winston Mambo. Winston Mambo mengatakan bahwa suatu bangunan atau kawasan memang boleh di bongkar ataupun diperbaiki, asalkan tetap mempertahankan keasliannya, pemanfaatan boleh dilakukan asalkan tidak merusak. (Finna/Hani)
Sumber: Tri Hatmadji, 2013, Mozaik Pusaka Budaya Yogyakarta, Yogyakarta: Balai Pelestarian Cagar Budaya.
5
Edisi FEBRUARI-MARET 2016
VIVA HISTORIA
SITUS
Pasca Ir.Soekarno dan Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, para penjajah ingin masuk dan menjajah kemba li, hal tersebut memicu perlawanan di beberapa daerah. Perlawananperlawanan terjadi di bebe rapa daerah, salah satunya di Yog yakarta. Menurut catatan se jarah perlawanan yang terjadi di Yogyakarta adalah Sera ngan Umum 1 Maret dan Serangan Kotabaru. Kotabaru mejadi saksi bisu yang masih berdiri kokoh hingga saat ini dan masih dihuni oleh pensiunan Tentara beserta keturunannya. Kota baru menyajikan gambaran bagaimana perjuanagan masyarakat sekitar melawan cengkraman Jepang yang masih menghantui warga Yogyakarta. Kota baru sebagai salah satu dari beberapa da erah atau area yang sa ngat bersejarah yang ada di Yogyakarta. Kawasan ini berada di Jl.Trimo. Di area kelurahan Kotabaru terdapat bebe rapa ba ngu nan bersejarah yang hingga saat ini berguna bagi warga kelurahan Kotabaru. Kotabaru terda pat 3 blok, blok A, blok B, Blok C. Beberapa bangunan bersejarah dan menjadi salah satu icon sejarah di kota Yogyakarta diantaranya, masjid Kotabaru, monumen Kotabaru, bekas gudang senjata, rumah dinas pensiunan tentara yang
sekarang menjadi Asrama komando Resort Militer (Korem) 072 Pamungkas. Arsitektur bangunanbangunan yang ada di Kotabaru bergaya khas bangunan Belanda. Awal mula nya bangunanba ngunan ini didirikan, untuk menyimpan senjata atau amu nisi perang Belanda. Selain itu bangu nanbangunan tersebut digunakan sebagai camp bagi tentara Belanda yang ada di kota Yogyakarta. Setelah kekalahan Belanda terhadap Jepang, Jepang memanfaatkan Kotabaru sebagai pusat gudang persenjataan dan amunisi. Kotabaru menjadi salah satu basis milliter Jepang yang ada di Yogyakarta.
SAKSI BISU SERBUAN KOTABARU
Monumen Serangan Kotabaru (Afrizal)
Kotabaru mejadi saksi bisu yang masih berdiri kokoh hingga saat ini dan masih dihuni oleh pensiunan Tentara beserta keturunannya.
6
Edisi FEBRUARI-MARET 2016SITUS
VIVA HISTORIA
Kotabaru dapat dikatakan se bagai warisan budaya yang ada di Yog yakarta. Kawasan Kotabaru sendiri menjadi saksi penyerbuan kepada Jepang. Pertempuran di Kotabaru pun meletus karena tidak tercapai nya mufakat antara Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Jepang agar Jepang menye rahkan senjatanya kepada pejuang Yogyakarta. Keesokan harinya tepat pukul 04.00 WIB seluruh pasukan Yogyakarta yang terdiri dari BKR, Polisi Istimewa Yogyakarta yang sudah bersenjatakan persenjataan modern menjadi pelindung bagi laskarlaskar rakyat yang masih bersenjatakan senjata sederhana. Kemenangan di Kotabaru serta pelecut semangat perjuangan untuk melucuti senjata Jepang yang bermarkas di Pingit dan Maguwo. Sebanyak 21 pejuang dan pemuda Yogyakarta gugur dan dipihak musuh 27 tentara tewas. Nama nama pejuang yang gugur inilah kemudian menjadi namanama jalan di Kotabaru yang ikut dalam sebuan Kotabaru. Setelah bangunanbangunan di Kotabaru resmi diserahkan kepada pejuang Indonesia, oleh Pemerintah Yogyakarta bangunanbangunan tersebut digunakan sebagai Asrama komando Resort Militer (korem) 072 Pamungkas. Bangunanbangunan yang dulu menjadi camp tentara dialih fungsikan sebagai perumahan. Dengan catatan tidak boleh mengubah struktur bangunan karena bisa mengu rangi nilai keaslian dan historisnya. Salah satu bangu nan
yang masih dijaga keasliannya yakni gudang tempat penyimpanan senjata dan gudang penyimpanan amunisi. Yang sampai saat ini masih berdiri kokoh dan digunakan warga sebagai tempat musya warah warga. Yang dulunya pos penjagaan Jepang sekarang diubah menjadi Masjid Kotabaru. Di Kotabaru juga terdapat monumen tugu Kotabaru yang berisi namanama para pejuang yang gugur dalam serbuan Kotabaru. Ketika gempa dengan kekuatan 6 SR menerpa Yogyakarta, bangun anbangunan yang terdapat di Kotabaru, tidak merasakan kerusakan yang sangat signifikan. Menurut pengakuan warga yang ada di sekitar banguananba ngunan di Kotabaru hanya mengalami retakanretakan dan berjatuhannya gentinggenting. Bangunanba ngunan peninggalan Belanda ini menunjukkan kekuatan dan kekokohan. Terbukti gempa 2006 lalu tidak bisa merobohkan bangunanbangunan bersejarah tersebut. (Afrizal)
DID YOU KNOW ?1. Teuku Markam adalah pengusaha asal Aceh
yang memberikan 28 kg emas untuk di tempat-
kan di puncak monas.
2. UNESCO menobatkan arca prajnaparamitha
peninggalan singosari sebagai arca prajnapar-
amitha tercantik dan terbesar didunia
7
Edisi FEBRUARI-MARET 2016TOKOH
VIVA HISTORIA
Bagus Sumbarja, SE, S.Sos, M.M, se se o rang yang bisa di ka ta kan seba ga i penggerak dan orang yang menja di panutan di komplek Pe mu ki man Ko man do Resort Militer (korem) 72 Ko ta ba ru. Ba gus Sumbarja la hir di Yogya kar ta 19 Mei 1964, ia merupakan a nak no mor lima dari enam bersaudara. Ia mem pu nya i tiga anak. Saat ini ia ma sih men ja bat sebagai ketua RW 03 di komplek Pe mu ki man Korem 72 Ko ta ba ru. Ia adalah putera seorang Purna wirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD), Soekirno. Soekirno merupakan seorang Purnawirawan juga tokoh pen ting dalam memperjuangkan Kota Baru dari serangan tentara Jepang.
Dalam masa riwayat pendidikannya, Pak Bagus merupakan lulusan dari D2 di Institut Keguruan (IKIP) Semarang, D3 Koperasi, S1 Ekonomi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), S2 di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) ABY Surabaya. Dan sekarang selain sebagai ketua RW, ia juga bekerja di PT. Eduspect di bidang market-ting. Dalam membangun motivasi dan sebagai inspirator, ia memiliki prinsip hidup atau motto yakni “berjuang dan berkarya membangun bangsa”. Selain itu, ia pernah menjadi dosen. Berdasarkan prestasi, pencapaian serta pengalaman yang beliau dapatkan, kemampuan nya sudah tidak dapat diragukan lagi. Ia juga aktif dalam ranah politik. Ia merupakan seorang aktifis yang aktif bersumbangsihserta berkontribusi di partai Golkar ba gian Musyawarah Keke luargaan Gotong Royong (MKGR) kota Yogyakarta. Dalam masa kepemimpinannya, ia senantiasa memberi peluang seluasluasnya bagi para remaja khususnya remaja Korem 72 Kota Baru untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan pengembangan Desa. Ia sangat mengharapkan para remaja di lingkungan Korem 72 Kota Baru memiliki semangat dalam pembangunan bangsa. Ia
SANG PENGGERAK PEMUKIMAN KOTABARU
Bagus Sumbarja, SE, S.Sos, M.M, Doc. Istimewa
8
Edisi FEBRUARI-MARET 2016TOKOH
VIVA HISTORIA
sangat bersemangat dalam menanamkan semangat nasionalisme bagi warganya. “Saya ingin warga saya harus segera memahami makna UndangUndang Dasar 1945 khususnya untuk warga RW 03” jelas Pak Bagus yang kami temui pada Selasa (8/3). Ia selalu menghimbau para warganya untuk selalu melestarikan sejarah, khususnya di Komplek Korem 72. Karena ia dilahirkan ditempat yang memang bersejarah dan menyimpan sejuta kisah. Tentunya semua masalah dan sistem birokrasi pemerintahan khususnya RW 03 dapat berjalan dengan lancar jika berada di bawah seorang pemimpin yang dapat menjadi panutan. Selain itu semenjak kepemimpinan Bagus Sumbarja, Komplek Korem 72 Kota baru mengalami peningkaan baik dalam hal pembangunan maupun sumber daya masyarakat. Ia telah memimpin kampung tersebut selama tiga periode dari tahun 2006 sampai tahun 2016. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai ketua karang taruna pada tahun 1988 sampai 1991. Jiwa kepemimpinan itu jelas sudah nampak sejak ia masih remaja. Bagus Sumbarja, pernah menjabat sebagai Anggota DPRD kota Yogyakarta selama 2 periode yaitu pada tahun 20042009 dan pada periode 20092014. Ia juga sering mengisi kegiatankegiatan sosialisasi di masyarakat. Tak mengherankan jika Pak
Bagus ini disegani banyak orang karena kepiawaiannya dalam bersosialisasi dan bermasyarakat. Pak Bagus sangat mencintai sejarah Komplek Korem 72 Kotabaru .Selama menjabat sebagai Ketua RW 03, ia selalu mencanangkan kegiatan yang berkaitan tentang kesejarahan. Seperti halnya, saat peringatan 17 Agustus selalu diadakan upacara untuk mengenang jasa pahlawan juga melaksanakan berbagai perlombaan di desanya yang le bih dikhususkan untuk para remaja yang ada di RW 03. Usaha pemberdayaan masya rakat juga diwujudkan dengan partisipasinya dan mengajak masyarakat untuk turut andil di dalam berbagai macam perlombaan, seperti lomba administrasi, lomba penghijauan, dan lainlain. Selain itu, setiap tanggal 7 Oktober dilakukan upacara dalam rangka memperi ngati serangan Kotabaru yang dilaksanakan di lapangan depan pemukiman. pering atan tersebut selalu dihadiri oleh walikota Yogyakarta, Pemerintah Kota (Pemkot), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (Polri), mahasiswa dan para pemuda dan warga disekitarnya. Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan untuk mengenang jasa para pejuang pada jaman dahulu memang menjadi langkah awal Pak Bagus didalam mengajak masyarakat untuk lebih mengenal sejarah. (Devi)
9
Edisi FEBRUARI-MARET 2016OPINI
VIVA HISTORIA
Kebanyakan dari kita apabila mendengar kata Kotabaru pasti terbayang sebagai suatu tempat dimana bisa ditemukan peninggalan bangun an berasitektur kolonial yang mena rik untuk diteliti dan dikunjungi. Apa bila berwisata ke Yogyakarta, belum lengkap rasanya berkunjung ketempat klasik satu ini. Akan tetapi seiring de ngan perkembangan zaman, lambat laun tempat yang terkenal sebagai cagar bu daya ini justru kehilangan sedikit ke ekso tikannya yang disebabkan banyaknya bangunan berarsitektur tempo doeloe yang sudah beralih fungsi dan bersanding dengan arus komersialisasi di kota tersebut. Padahal Kotabaru merupakan tempat yang dijadikan sebagai cagar budaya. Kotabaru merupakan salah satu kawasan cagar budaya peninggalan Belanda yang ada di Indonesia. UNESCO dalam Perjanjian tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Alam Dunia Tahun 1987 menyebutkan kawasan cagar budaya merupakan kelompok bangunan yang terpisah atau saling berhubungan karena arsitekturnya, kesamaan, ataupun pemandangannya, memiliki nilai universal lebih dari sudut pandang sejarah, seni dan ilmu pengetahuan.
Kotabaru seperti yang kita ketahui, dulunya adalah sebuah kawasan yang berkembang secara khas yang direncanakan untuk hunian masyarakat kolonial yang kian hari semakin banyak berdatangan di Yogyakarta, para pemukim di Kotabaru pada awalnya adalah dari pegawai petinggi Belanda. Pada masa awal kemerdekaan wilayah ini juga bersejarah karena beberapa kawasan atau bangunannya memiliki peran yang amat penting. Dari segifisik,Kotabarumencitrakanhuniankolonial yang telah berusaha berakomodasi dengan lingkungan setempat, baik lingkungan budaya maupun lingkungan fisik. Oleh karena itu, gaya bangunan lama di Kotabaru menunjukan gaya percampuran antara Eropa dengan gaya setempat. Tak heran tempat ini dijadikan sebagai Cagar Budaya yang patut untuk dilestarikan. Akan tetapi pada Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah, pasal 17 ayat 8 menyebutkan strategi pengembangan Kawasan KratonMalioboro dan sekitarnya adalah mengembangkan Kawasan Cagar Budaya Pakualaman, Kraton, Kotagede dan Malioboro. Dalam RIPPDA terse
Kotabaru Sebagai Cagar Budaya atau Kotabaru sebagai wujud Komersialisasi?Fungsi kawasan Kotabaru sudah bergeser dari dominan hunian menjadi bercampur dengan kegiatan bisnis.
10
Edisi FEBRUARI-MARET 2016OPINI
VIVA HISTORIA
but satusatunya kawasan cagar budaya yang tidak disebutkan dalam strategi pengembangan adalah Kawasan Cagar Budaya Kotabaru. Padahal sebagai kawasan cagar budaya, Kawasan Kotabaru dapat dikembangkan sebagai atraksi wisata budaya. Fungsi kawasan ini sudah bergeser dari dominan hunian menjadi bercampur dengan kegiatan bisnis. Perlakuan ini membuat Kotabaru sedikit demi sedikit kehilangan aksen budaya Indisnya. Padahal pada Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pelestarian Warisan Budaya dan Cagar Budaya telah disebutkan bahwa pengembangan Cagar Budaya berbentuk bangunan harus mempertahankan keaslian bangunan dan tata ruang pada kawasan cagar budaya. Faktanya, peraturan ini masih diabaikan oleh sebagian besar masyarakat di kawasan Kotabaru. Kawasan Cagar Budaya perlu dilestarikan karena memi liki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan ( R e p u b l i k Indonesia, 2010). Sesuai dengan Un dangUndang No.
11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya pasal 1 ayat 22 menyebutkan bahwa pelestarian cagar budaya adalah upaya dinamis untuk mempertahankan keberadaan Cagar Budaya dan nilainya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan. Maka dari itu sudah saatnya perlu segera dilakukan tindak antindakan pelestarian. Jika tidak, maka Yogyakarta di khawatirkan akan kehilangan satu kawasan yang mempu nyai nilai historis tinggi.
Ridho ArdiansahPendidikan Sejarah 2014
11
Edisi FEBRUARI-MARET 2016CERPEN
VIVA HISTORIA
Sebut saja namanya Dita, dia adalah seorang anak yang sejak lahir tidak da pat mendengar. Ibunya meninggal pada saat melahirkannya. Di desa Balun ia dibesarkan oleh ayah dan neneknya. Dita tumbuh sebagai gadis yang cantik dan pintar. Ia terpaksa menggunakan alat bantu pendengaran agar da pat hidup normal selayak nya kawan seusianya. Walaupun dengan kekurangan yang ada pada dirinya, tetapi ia tidak putus sema ngat untuk menuntut ilmu di sekolah seperti orang normal pada umumnya. Di balik kekurangannya, Dita mempunyai keah lian bermain biola dari umur 11 tahun, keah lian tersebut ternya ta menurun dari bakat sang ibu. Dita membulatkan tekad untuk mencoba mendaftar dalam tim musik di sekolahnya. Dita akhirnya diterima dalam tim musik di sekolah nya. Guru musik menerima Dita sebagai bagian dari ang gota tim setelah melihat ia memainkan biolanya, sang guru pun mulai terkesan dengan irama biola tersebut. “Hai orang cacat, apa yang bisa kamu lakukan dengan telingamu yang ter
tutup kotoran?” ejek Nada, temannya yang suka membully Dita. Yang lainnya bukannya menegur Nada justru mener tawakan dan menambah kalimat yang melukai hati Dita. Guru musik mem persilahkan Dita me main kan biola. Dengan gugup, Dita mulai me
mainkan nadanada indah dari dawai biolanya. Namun,
tak ada sa tupun tepuk ta ngan yang terdeng ar. Hal itu sema
kin membuat Dita berkecil hati. Dita tertunduk
lesu. ”Prok prok prok..” terdengar tepuk tangan dari kejau
han. Guru musik berjalan mendekati Dita sambil mengusap air
mata yang hampir menetes di ujung mata nya. Dita pun pulang kerumah dan memberi kabar jika grup musik
di sekolah telah menerima nya. Ayah dan neneknya begitu gembira menunggu saatsaat penampilannya. Dita berlatih dengan keras ditemani ayah dan neneknya. Dita tidak pernah m enceritakan kepada ayah dan nen eknya bahwa ia sa ngat dire mehkan oleh temanteman setimnya yang hanya meng anggap ia sebagai sampah yang tidak layak disamping mereka. Ke essokan hari nya di
“TUNA RUNGU”BUKANLAH PENGHALANG SE SEORANG UNTUK BERPRESTASI
12
Edisi FEBRUARI-MARET 2016CERPEN
VIVA HISTORIA
adakan latihan bersama di ruang musik sekolah, ketika menunggu guru Dita selalu di ejek oleh Nada dan Yosie. Dita berlari pulang kerumah dengan hati sedih. Ia pun menangis di sepanjang jalan m e nuju rumah. Ketika ia tiba di rumahnya tibatiba beberapa perawat keluar bersama neneknya yang tak sadarkan diri. Neneknya tidak sadarkan diri sejak sakit jantungnya kambuh. Tiga hari lamanya Dita menemani ne neknya yang tidak sadarkan diri. Tiga hari pula ia tidak pernah ke sekolah. Ibu guru menanyakan keberadaanya. Dita tahu sebentar lagi hari ulang tahun sekolahnya dimulai. Padahal ia sudah berlatih sekeras mungkin demi penampilannya. Tetapi Dita tidak bisa berbuat apaapa selain menjaga neneknya karena beliaulah yang paling penting di dalam hidupnya. “Ya Tuhan jangan ambil nenekku” doanya setiap saat kepadaNya. Seminggu kemudian, Nenek tersadar dan melihat Dita disampingnya. Beliau tidak bisa berbicara banyak selain bertanya mengapa Dita di rumah sakit bukan malah berlatih biola dengan tim musik disekolahnya. Dita pun berpurapura berkata bahwa mereka memberikan izin untuk menjaga nenek. Nenek marah, beliau bilang Dita harus segera latihan dan beliau ingin Dita tampil disana.“Jangan pedulikan nenek saat ini yang penting kamu harus bisa buktikan kepada semua orang jika kamu bisa ber
main alat musik padahal untuk mendengar saja kamu masih kesusahan, dan satu lagi pesan nenek tunjukan kepada mereka bahwa kamu gadis sempurna”. Setelah mendengar ucapan itu Dita pun bergegas pergi untuk latihan. Keesokan harinya tibalah di hari pementasan, Dita merasa cemas ia takut jika permainan biolanya tidak membuat penonton terkesan. Tibalah giliran Dita untuk bermain biola. Alunan demi alunan ia lantunkan selembut mungkin, dapat diibaratkan permainan biola Dita membuat semua orang yang ada di ruangan tersebut tercengang, terpukau dan merinding. Nada dan Yosie pun melihatnya dengan penuh iri. Setelah permainan selesai, serentak tepuk tangan yang gemuruh ditujukan kepada Dita. Dita pun hanya bisa diam dan menangis terharu ia tidak menyangka bahwa alunan biolanya akan membuat semua orang terkesan. Setelah acara itu selesai Dita langsung bergegas menuju rumah sakit ia i ngin menceritakan kepada neneknya bahwa penampilannya berkesan. Namun takdir berkata lain, sesampainya di rumah sakit ia mendapatkan berita buruk, neneknya telah tiada. Mendengar berita tersebut Dita langsung menangis histeris. Dita tak menyangka bahwa dia harus kehi langan sosok ibu untuk yang kedua kalinya.(Gossy)
13
Edisi FEBRUARI-MARET 2016RESENSI
VIVA HISTORIA
Judul : Serangan Oemoem 1 Maret 1949 dalam Kancah Perang Kemerdekaan 19451949Penulis : Noor Johan NuhTerbit : Maret 2015Penerbit : Yayasan Kajian Citra BangsaHalaman : 97 halaman Perjuangan Bangsa Indonesia dalam menghadapi serangan Bangsa Asing tidak lantas berhenti setelah berkumandangnya Proklamasi. Meskipun pada 15 November 1946 sempat disetujui perjanjian Linggarjati. Namun, pada 20 Juli 1947 pihak Belanda menyatakan tidak lagi terikat dengan perjanjian tersebut dan melancarkan agresi militer yang pertama. Gagalnya agresi militer tersebut membuat terbentuknya perjanjian Renville pada tanggal 17 Agustus 1947. Pada 19 Desember 1948, Belanda melancarkan agresi militer yang kedua dengan menyerang Kota Yogyakarta. Serangan umum pertama berlangsung pada tanggal 29 Desember 1948, berhasil menewaskan banyak tentara di pospos Belanda. Serangan umum ke dua, ke tiga, dan ke empat berhasil merugikan pihak Belanda dan menghancurkan pospos milik Belanda. Serangan umum ke lima yang juga dikenal sebagai serangan umum 1 Maret. Serangan ini bertujuan untuk
menunjukan eksistensi TNI Republik Indonesia. Serangan Umum 1 Maret berhasil dengan gemilang, setiap sudut Yogyakarta telah dikuasai TNI. Setelah mata dunia Internasional terbuka dengan pemberitaan Serangan Umum 1 Maret 1949, Buku ini mampu memberikan informasi terkait perjuangan bangsa In donesia mempertahankan kemerdekaan hingga tahun 1949. Yang kurang dari buku ini adalah rincian informasi yang diberikan. Fakta sejarah yang ada dida lam buku masih belum jelas, sebab ha nya menggunakan sumber dari bukubuku dan tidak memiliki sumber lisan. Jumlah gambar yang ditampilkan pun sedikit. Buku ini dapat meningkatkan spirit nasionalisme pembaca terhadap Tanah Air. Sejarah bangsa perlu diketahui oleh masyarakat luas, penggunaan bahasa yang sederhana dan pemahaman bacaan yang mudah dipahami membuat buku ini cocok untuk dibaca oleh setiap kalangan. (Huda)
KRONOLOGI SERANGAN OEMOEM 1949
14
Edisi FEBRUARI-MARET 2016KILAS HMPS
VIVA HISTORIA
sebuah proker yang berbentuk diskusi yang mengangkat isuisu terkini di sekitar kita. Selain itu HMPS periode ini juga akan mengadakan workshop penelitian dan workshop jurnalistik. Kedua proker itu bertujuan untuk menampung as pirasi kawankawan pendidikan sejarah yang memiliki minat dalam kepenulisan baik dalam bidang penelitian maupun bidang jurnalis. Dengan adanya kedua proker baru tersebut diharapkan kawanka wan Pendidikan Sejarah dapat mening katkan jumlah kuantitas dan kualitas PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). HMPS juga akan mengadakan proker “HMPS Mengajar”. Melalui kegiatan ini, kawankawan da pat mengembang kan dan berbagi pengetahuan dengan orang lain. Untuk periode ini Grand desain HMPS 2016 adalah “sejarah dan kebudayaan lokal” karena HMPS ingin mengajak kawankawan Pendidikan Sejarah untuk lebih mendalami dan peduli dengan sejarah dan kebudayaan yang perlahan lahan mulai tergerus oleh zaman, serta meningkatkan kepekaan terhadap beberapa isuisu kesejarahan di sekitar kita. HMPS periode 2016 diharapkan bisa solid dan kompak selamanya.
Ahmad MuzakkiKetua HMPS 2016
LEMBARAN BARU HMPS 2016Assalamualaikum wr.wb salam se jahtera. Viva historia !!! HMPS (Him pu nan Ma ha siswa Pen di di kan Se ja rah) me ru pa kan salah satu wadah penyaluran aspirasi dan kreatifitas mahasiswa Pendidikan Sejarah. HMPS sendiri memiliki kultur yang sangat erat yakni kultur kekelurgaan. HMPS adalah rumah dan tempat belajar kawankawan Pendidikan Sejarah, tempat belajar semua hal dimana pelajaran itu tidak bisa kita dapatkan didalam bangku perkuliah an. Pada periode ini HMPS memiliki ketua terpilih yaitu Ahmad Muzakki dengan wakilnya Ammarsila Mahardika Hutama. Masih sama seperti periodeperiode sebelumnya, HMPS terdiri dari pengurus inti yang didukung oleh lima divisi yakni Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM), Minat dan Bakat (MIBA), Jurnalistik dan Pers (JUPE), Jaringan Advokasi Mahasiswa (JAM), dan Penelitian dan Pengembangan (LITBANG). Mayoritas prgram kerja (proker) masih sama dengan periode sebelumnya. Seperti History Cup dari MIBA, Seminar Nasional dari Litbang, Ospek dan Hari Keakraban dari PSDM, buletin “HISTORIA” dan majalah “SWARA” dari JUPE, serta advokasi kelas dan kunjungan universitas dari JAM. HMPS periode ini juga memiliki prokerproker baru diantaraya terdapat KIPER ( Kajian Peristiwa) yakni