Hanya karena sandi

5
Hanya Karena Kunci Liburan semester ganjil telah usai. Tampak kerumunan mahasiswa sedang antri mengisi KRS di depan ruang TU. Surya dan Roni pun ada di kerumunan tersebut. “Ron, kamu ambil berapa sks semester ini ?” tanya Surya. “Aku ambil 21, kamu ?” Roni balik bertanya kepada Surya. “Sama dengan semester kemarin.” Surya pun lantas mengacungkan jari yang menunjukkan angka 24. ”IP kamu bagus dong, bisa ambil 24 sks semester ini,” balas Roni. Namun semester genap kali ini terpaksa mereka berdua mengambil mata kuliahnya Mr. Sulistyo. Dan bukan rahasia lagi, banyak mahasiswa alergi dengan Mr. Sulistyo. Bukan karena galak, tapi lebih karena Mr. Sulistyo terkenal sangat pelit untuk memberi nilai A. Justru nilai kebalikan dari A alias nilai E yang banyak didapat oleh senior-senior mereka. Tak jarang mahasiswa tingkat atas yang ikut mengambil mata kuliah Mr. Sulistyo kali ini. Dan menurut kabar dari para senior soal ujian yang diberikan oleh Mr. Sulistyo memang susah ditebak. Meskipun soal ujian yang diberikan tidak banyak, namun butuh ekstra waktu untuk bisa mengerjakannya. Roni dan Surya bertekad bisa lulus di mata kuliah Mr. Sulistyo ini. Mereka pun mulai menyusun strategi. Dari mengumpulkan soal-soal tahun lalu hingga rencana belajar kelompok. ”Percuma saja kamu ngumpulin soal-soal tahun lalu, gak bakalan keluar,” ujar Gunawan mahasiswa senior yang sudah dua kali mengambil remidi mata kuliah Mr. Sulistyo. ”Terus gimana dong supaya bisa lulus ?” tanya Surya penasaran. “Begini aku ada ide, kita curi saja soal ujian Mr. Sulistyo setelah dikumpulkan di admin TU sebelum ujian dimulai,” usul Gunawan kepada Roni dan Surya. “Wah, mana mungkin ?” ucap Roni dengan rasa pesimis. “Tak ada di dunia ini yang tidak mungkin,” jawab Gunawan..

Transcript of Hanya karena sandi

Page 1: Hanya karena sandi

Hanya Karena Kunci

Liburan semester ganjil telah usai. Tampak kerumunan mahasiswa sedang antri mengisi KRS di depan ruang TU. Surya dan Roni pun ada di kerumunan tersebut. “Ron, kamu ambil berapa sks semester ini ?” tanya Surya. “Aku ambil 21, kamu ?” Roni balik bertanya kepada Surya.“Sama dengan semester kemarin.” Surya pun lantas mengacungkan jari yang menunjukkan angka 24.”IP kamu bagus dong, bisa ambil 24 sks semester ini,” balas Roni.Namun semester genap kali ini terpaksa mereka berdua mengambil mata kuliahnya Mr. Sulistyo. Dan bukan rahasia lagi, banyak mahasiswa alergi dengan Mr. Sulistyo. Bukan karena galak, tapi lebih karena Mr. Sulistyo terkenal sangat pelit untuk memberi nilai A. Justru nilai kebalikan dari A alias nilai E yang banyak didapat oleh senior-senior mereka. Tak jarang mahasiswa tingkat atas yang ikut mengambil mata kuliah Mr. Sulistyo kali ini. Dan menurut kabar dari para senior soal ujian yang diberikan oleh Mr. Sulistyo memang susah ditebak. Meskipun soal ujian yang diberikan tidak banyak, namun butuh ekstra waktu untuk bisa mengerjakannya.

Roni dan Surya bertekad bisa lulus di mata kuliah Mr. Sulistyo ini. Mereka pun mulai menyusun strategi. Dari mengumpulkan soal-soal tahun lalu hingga rencana belajar kelompok.”Percuma saja kamu ngumpulin soal-soal tahun lalu, gak bakalan keluar,” ujar Gunawan mahasiswa senior yang sudah dua kali mengambil remidi mata kuliah Mr. Sulistyo.”Terus gimana dong supaya bisa lulus ?” tanya Surya penasaran.“Begini aku ada ide, kita curi saja soal ujian Mr. Sulistyo setelah dikumpulkan di admin TU sebelum ujian dimulai,” usul Gunawan kepada Roni dan Surya.“Wah, mana mungkin ?” ucap Roni dengan rasa pesimis.“Tak ada di dunia ini yang tidak mungkin,” jawab Gunawan..“Kan komputer TU selalu di-password dan lagian kalau malam ruang TU pasti dijaga oleh Pak Satpam.” Surya mulai angkat bicara.“Santai saja, selalu ada jalan menuju Roma. Sudah selesaikan dulu KRS-mu, nanti kalau ujian sudah dekat kita bicarakan lagi,” ucap Gunawan.Lalu mereka berdua pun segera menyelesaikan isian form KRS yang sudah di tangan. Dan Gunawan pun berlalu dengan sepeda motornya menuju tempat kostnya.

***

Kuliah perdana semester genap sudah dimulai. Roni dan Surya nampak berkesan sekali dengan materi yang disampaikan oleh Mr. Sulistyo. Tak ada kesan bahwa Mr. Sulistyo adalah dosen killer dan pelit kalau memberi nilai.”Ya, maklum sajalah. Kuliah perdana memang selalu begitu. Kamu belum pernah dapat nilai E sih,” ujar Gunawan kepada Roni dan Surya ketika mereka makan siang di kantin kampus.Mr. Sulistyo adalah dosen senior di kampus. Di setiap kuliahnya ia selalu tampil ceria dan penuh humor. Namun di balik semua itu, tak jarang mahasiswa yang lantas kecewa karena ketika ujian tiba hampir dipastikan nilai E ada di depan mata. Roni dan Surya

Page 2: Hanya karena sandi

yang kebetulan kost di tempat yang sama selalu mengambil kesempatan untuk belajar kelompok. Sementara Gunawan yang hobi dugem, hanya belajar jika diberikan tugas oleh Mr. Sulistyo. Pernah suatu ketika malam-malam Gunawan bermain ke tempat kost Roni dan Surya.”Sur, kamu sudah bikin tugas dari Mr. Sulistyo belum ?” tanya Gunawan dengan harapan bisa dipinjemin jawaban tugas oleh Surya.”Sudah. Mau minta jawaban soal ya ?” jawab Surya.“Syukurlah kalau kamu sudah tahu.””Hmm...tapi tak semudah itu, Bang. Ada syaratnya kalau mau minjem jawaban soal.””Apa syaratnya ?””Biasa lah Cappucino, pisang karamel dan kentang goreng.””Ah, kalau itu sih kecil. Ayo kita cabut !” ajak Gunawan.Mereka bertiga Roni, Surya dan Gunawan lantas meluncur ke kafe tempat langganan Gunawan. Tak lupa Surya membawa laptop karena di sana juga memberikan fasilitas free wifi. Sedang Gunawan dengan modal flashdisk berharap segera mendapatkan soft copy jawaban soal dari tugas yang telah diberikan oleh Mr. Sulistyo.

***

Menginjak pertengahan kuliah Mr. Sulistyo semakin sering memberi tugas. Dan sebagai pemanasan ujian tengah semester dibuat agak mudah sehingga banyak mahasiswa yang mampu mengerjakannya. Tidak butuh ekstra waktu. Namun Gunawan yang sudah berpengalaman dengan watak Mr. Sulistyo segera menyusun rencana agar bisa lulus di ujian akhir semester. Dan Surya pun diberi tugas untuk menjebol password komputer TU dan mencuri soal ujian, sementara Roni dan dia sendiri bertugas mengalihkan perhatian Pak Satpam agar tidak curiga dengan Surya ketika beraksi di komputer TU.Ketika ujian semester akhir mulai dekat. Mereka bertiga melancarkan aksinya. Malam-malam mereka main ke kampus. Dengan dalih mengumpulkan tugas dari Mr. Sulistyo mereka berusaha mengelabuhi Pak Satpam. Mereka meminta agar bisa masuk ruang TU karena tugas harus secepatnya dikumpulkan di meja TU. Dan keesokan harinya bisa diantarkan ke meja Mr. Sulistyo oleh admin TU.Awalnya Pak Satpam agak ragu memberikan kunci ruang TU, tapi karena terkena bujukan Guanawan kunci pun bisa diserahkan. Surya mulai masuk ke ruang TU. Roni dan Gunawan mengajak ngobrol Pak Satpam sambil menawari minuman. Dan kebetulan sekali Pak Satpam juga doyan minum. Gunawan pun tak kurang akal, minuman yang diminum oleh Pak Satpam pun sudah diberi obat tidur agar mereka dapat melancarkan aksinya.Begitu sampai di ruang TU, Surya mulai melancarkan aksinya. Komputer pun dinyalakan dan tak berapa lama muncul pesan memasukkan kata sandi. Surya yang sudah membawa tools buat menjebol password segera bertindak. Untuk BIOS password Surya menjebolnya dengan meng-clear CMOS komputer TU, namun untuk password Windows terpaksa ia menggunakan Linux Live CD. Setelah semua halangan password teratasi barulah Surya mencari dan mengcopy soal ujian dari Mr. Sulistyo yang ada di hard disk komputer. Agak lama Surya mencari file soal ujian. Namun dewi Fortuna agaknya lagi berpihak kepada Surya. Akhinya file yang dicarinya pun telah di-copy ke flashdisk.

Page 3: Hanya karena sandi

Begitu soal sudah dicopy Surya lantas membereskan komputer yang telah diacak-acak kembali ke posisi semula agar admin TU tidak curiga. Lantas Surya menutup kembali ruang TU dan menuju ke pos satpam menghampiri Roni dan Gunawan. Tak menunggu lama nampaknya obat tidur sudah bereaksi. Pak Satpam tertidur setelah menenggak minuman yang disodorkan oleh Gunawan. Kunci ruang TU pun diletakkan di atas dada Pak Satpam yang tertidur pulas. Dan mereka bertiga tersenyum kegirangan karena rencananya sukses 100 persen.

***

Sesampai di tempat kost Surya lantas membuka file soal ujian yang telah dicopy di flashdisk. Dan Surya sangat terkejut karena file MS Word pun dikunci oleh Mr. Sulistyo. Surya tak kurang akal, dengan bantuan software penjebol password akhirnya perlahan-lahan kata kunci muncul juga di layar monitor. Pertama yang muncul adalah huruf g kecil, a, d, i, dan s. Lalu huruf m kecil, o, l, e, dan k. Dan setelah digabung menjadi rangkaian dua kata yaitu gadismolek.Soal ujian akhirnya terbongkar sudah. Mereka bertiga lantas berusaha mencari rumus serta jawaban soal di buku-buku referensi yang mereka baca. Mereka pun lega, dan optimis menghadapi ujian akhir semester karena soal telah mereka curi. Hari berikutnya saat ujian dari mata kuliah Mr. Sulistyo ada di depan mereka. Dengan perasaan tenang dikerjakan tanpa ada halangan yang sangat berarti.

Saat yudisium alias pengumuman nilai pun tiba. Dan mereka optimis bakalan lulus dari mata kuliah Mr. Sulistyo. Dan bagaikan mendengar petir di siang bolong. Semua mahasiswa tak ada yang lulus alias mendapatkan nilai E semua. Dengan perasaan heran campur lemas Surya, Roni dan Gunawan bertanya-tanya sendiri. Kok nilai E yang diperoleh bukannya nilai A.Dan tiba-tiba Mr. Sulistyo pun sudah ada di hadapan mereka bertiga.“Kalian heran, mengapa nilai mata kuliah kalian bukan A ?” tanya Mr. Sulistyo.Mereka bertiga diam seribu bahasa.”Saya telah mengoreksi semua jawabanmu. Dan tidak ada yang salah. Tapi saya memberimu nilai E karena kamu sudah tidak jujur.” Mr. Sulistyo pun membawa barang bukti berupa kunci ruang TU yang sebelumnya ada di tangan Pak Satpam.”Pak Satpam lapor kepada saya, bahwa kalian bertiga malam-malam datang ke kampus hendak mengumpulkan tugas dari saya. Padahal saya kan tidak pernah menyuruh kalian mengumpulkan tugas di ruang TU. Apalagi di malam hari.””Kalian telah mencuri soal ujian di ruang TU, kan ?” Sambil tersenyum Mr. Sulistyo memberikan lembar jawaban yang telah dikoreksi.Roni, Surya dan Gunawan pun lemas dan dengan tatapan kosong membiarkan Mr. Sulistyo berlalu dari hadapan mereka.

***