Kelompok Tugas Terrestrial Perancangan Microwave Link (Kuranji-Lumin).pptx
Hanif Rifkha Pambudi 13101055.1repository.ittelkom-pwt.ac.id/67/6/BAB I.pdf · 2017. 12. 28. ·...
Transcript of Hanif Rifkha Pambudi 13101055.1repository.ittelkom-pwt.ac.id/67/6/BAB I.pdf · 2017. 12. 28. ·...
13101055 4
13101055 5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Teknologi Seluler
Teknologi jaringan seluler di awali dengan teknologi analog yaitu generasi
pertama (1G) hingga sekarang selalu berevolusi hingga teknologi digital yaitu
generasi kedua (2G/2.5G), generasi ketiga (3G/3.5G) dan generasi keempat yaitu
4G dan circuit switching menjadi packet swicthing[1].
2.1.1 Teknologi 2G Global System for Mobile Communication (GSM
Generasi kedua dari teknologi seluler adalah Global system for Mobile
(GSM). Merupakan generasi pertama yang menggunakan modulasi digital
sebagasi modulasinya, sebelumnya pada generasi pertama masih menggunakan
analog. Frekuensi yang digunakan pada GSM menggunakan pita frekuensi 900
Mhz. Dan serta merupakan teknologi yang memprakasi sebagai komunikasi
bergerak. Teknologi memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal
dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai
tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus
sebagai teknologi seluler yang paling banyak digunakan orang di seluruh
dunia.[2].
Pada teknologi GSM mengkombinasikan teknik Time Division Multiple
Access (TDMA) serta Frequency Division Multiple Access (FDMA).[2]
2.1.2 Teknologi 3G Universal Mobile Telecommunication System (UMTS
Teknolgi seluler selanjutnya adalah generasi ketiga atau yang lebih
familiar disebut 3G. Teknologi radio yang diusung oleh 3G adalah WCDMA.
Teknologi WCDMA adalah teknologi yang digunakan pada sistem UMTS
(Universal Mobile Telecomunication System)[3]. Perbedaan dengan teknlogi 3G
dengan generasi sebelumnya adalah pada sisi networknya. Pada 2G, node yang
bertanggung jawab untuk berhubungan langsung dengan user adalah BTS,
sedangkan node yang mengontrol BTS (Base Tranceiver Station) adalah BSC
(Base Station Control). Untuk 3G, node untuk bertanggung jawab untuk
berhubungan langsung dengan user adalah NodeB, dan yang mengontrolnya
adalah RNC (Radio Network Controller).
3G berada di frekuensi 2100 Mhz, pada frekeunsi tersebut 3G
mendapatkan kecepatan data yang lebih cepat dari teknologi 2G karena ada
penambahan lebar bandwidth pada 3G. Teknologi 3G merupakan satu – satunya
teknologi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Dengan banyaknya customer 3G mengakibatkan kecepatan data semakin
menurun. Ada satu kelemahan dari frekuensi 2100 Mhz yang digunakan, yaitu
luas coveragenya kurang dari frekuensi 2G yang berada di 900 MHz. Untuk dari
13101055 6
itu penggunaan frekuensi 900 Mhz pada 3G merupakan solusi yang benar, agar
meningkatkan coverage sinyal 3G kembali. Penggunaan frekuensi 900 Mhz
untuk digunakan 3G disebut U900.
2.1.2.1. Alokasi Spektrum Frekuensi Sistem 3G/UMTS
Pada teknologi WCDMA yang diterapkan pada UMTS frekuensi yang
dipakai menjadi 2 alokasi yaitu,
1. Sistem Time Division Duplex (TDD) : Range frekuensi adalah 1900 MHz
– 1920 MHz dan 2010 – 2025 yang digunakan kedua range tersebut untuk
transmisi uplink dan downlink secara bersamaan.
2. Sistem Frequency Division Duplex (FDD) Range frekuensi adalah 1920
– 1980 MHz untuk transmisi downlink dan 2110 – 2170 untuk tranmisi
uplink.[1].
2.1.2.2. U900[7]
U900 atau UMTS900 (Universal Mobile Telecomunication System) 900
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sinyal 3G/UMTS yang
lebih baik dengan cara pemindahan trafik, yang dulu di pita frekuensi 900 Mhz
merupakan frekuensi 2G/GSM dipindahkan menjadi trafik 3G. Hal ini
disebabkan beberapa hal, pertama trafik di 3G sudah banyak atau overload, yang
kedua cakupan untuk 3G yang berada di pita frekuensi 1800 Mhz – 2100 MHz
tidak bisa mencakup wilayah yang luas, berbeda dengan frekuensi 900 Mhz bisa
mencakup wilayah yang lebih luas dari frekuensi 1800 Mhz – 2100 Mhz.
Tercetusnya ide ini dari Hari Holma yang merupakan seseorang dari 3GPP yang
merupakan badan standarisasi pada telekomunikasi. Di tahun 2005 3GPP
menambahkan pita frekuensi 900 Mhz di UMTS, pemindahan pita frekuensi 900
Mhz ke UMTS dinilai lebih tepat, karena memiliki beberapa kelebihan yaitu
menyediakan cell cakupan 2.5 kali luas serta kecepatan data yang meningkat
50% dari UMTS yang berada pada frekuensi yang asli. UMTS900 sendiri
merupakan Band Class VIII yang didefinisikan sebagai band dari 880 Mhz
sampai 915 MHz (untuk uplink) dan dari 925 Mhz sampai 960 Mhz (untuk
downlink). Telah dikatakan sebelumnya bahwa UMTS yang bekerja di frekuensi
900 memiliki keunggulan yang lebih baik dari UMTS yang bekerja pada 1800
Mhz atau 2100 Mhz, karena secara propagasi UMTS yang bekerja di frekuensi
900 Mhz lebih jauh. Hal ini juga mengakibatkan peningkatan cakupan (coverage)
node B yang merupakan perangkat pemancar dan penerima pada UMTS
memiliki wilayah yang lebih luas dengan 44% pada wilayah perkotaan serta
119% untuk wilayah pedesaan hasil ini mengacu pada analisa Ovum. Dan dalam
penerapannya dilapangan, penggunaan UMTS900 ini bisa membuat BTS
13101055 7
berkurang sampai 60% jika dibandingkan dengan penggunaan UMTS2100 atau
UMTS1800 mengingat coverage UMTS900 lebih luas. Secara teknis
penggunaan UMTS900 tidak berpengaruh pada sinyal GSM yang berada di pita
frekuensi 900 Mhz juga, karena tidak mengganti secara langsung jaringan GSM
dengan jaringan UMTS. Karena UMTS900 menggunakan pita frekeunsi 900
Mhz, dengan kata lain UMTS900 ini membagi spectrum pita frekuensi 900 Mhz
untuk UMTS900 dan GSM900
2.1.3 Konfigurasi Jaringan UMTS[6]
Pada jaringan UMTS terdapat tiga elemen yang penting untuk
mendukung kualitas jaringan UMTS itu sendiri yaitu UE (User Interface),
UTRAN (UMTS Terrestrial Radio Access Network) dan CN (Core Network).
Bisa dilihat pada gambar 2.2 berikut adalah arsitektur jaringan UMTS.
.
Gambar 2.1 Arsttektur Jaringan 2G dan 3G
2.1.3.1. User Interface (UE)
UE (User Interface) adalah sebuah perangkat yang disisi pelanggan
yang bisa disebagai MS (Mobile Station) yang terdiri dari dari ME (Mobile
Equipment) ataupun U-SIM Card.
2.1.3.2. Core Network (CN)
CN (Core Network) merupakan sebuah perangkat yang berisi beberapa
perangkat yang berpengaruh pada kualitas jaringan yang ada. Dengan perangkat
yang ada pada Core Network antara lain :
a. Mobile Switching Centre (MSC)
MSC memiliki fungsi sebagai tempat perangkat yang
digunakan untuk mengatur hubungan komunikasi yang
sedang terjadi antara pelanggan, proses handover, location
update, billing, dan melakukan proses routing.
13101055 8
b. Gateway Mobile Switching Centre (GMSC)
GMSC adalah sebuah titik untuk terjadinya interkoneksi
antara dua jaringan atau lebih, contohnya panggilan dari MS
yang akan melakukan panggilan ke PSTN, maka panggilan
itu akan melewati GMSC sehingga penggilan dapat sampai
ke PSTN tujuan.
c. Visitor Location Register (VLR)
VLR merupakan tempat adanya informasi yang bersifat
dinamis tentang data pelanggan dari HLR yang digunakan
untuk pengontrolan panggilan termasuk lokasi pelanggan
dalam area VLR tersebut. VLR selalu terintegerasi dengan
MSC, sehingga database VLR hanya digunakan pada saat
pelanggan berada di area VLR tersebut. VLR mempunyai
fungsi control secara temporer untuk menyimpan dan
mengontrol semua informasi dari MS yang berada atau
masuk ke daerah VLR tersebut.
d. Equipment Identity Register (EIR)
EIR berfungsi sebagai untuk menyimpan database MS yang
melakukan panggilan berupa IMEI dari MS.
e. Home Location Register (HLR)
HLR merupakan database management dari sebuah MS yang
terdaftar pada suatu area tertentu. Adapun data management
yang disimpan oleh HLR dari sebuah MS adalah lokasi user,
dan Shared Secret Data (SSD)dari semua MS. HLR juga
merupakan sebuah pusat autentifikasi dan pusat
penyimpanan Eletronic Serial Number (ESN) setiap user
yang sebelumnya sudah selesai melakukan registrasi.
f. Authentification Centre (AuC)
AuC memiliki fungsi untuk men-otentikasi atau mendeteksi
yang bertujuan untuk melakukan pengamanan system UMTS
terhadap penyalahgunaan data pelanggan.
g. Serving GPRS Support Node (SGSN)
SGSN memiliki fungsi yang hamper sama dengan MSC
tetapi digunakan secara khusus pada layanan PS.
13101055 9
h. Gateway GRPS Support Node (GGSN)
GGSN mempunyai fungsi hamper sama dengan GMSC tetapi
GGSN digunakan secara khusus pada layanan PS.
2.1.3.3. UMTS Terrestrial Radio Access (UTRAN)
UTRAN merupakan komponen yang berisi dari NodeB dan RNC dan
juga terdapat Iub dan Iur sebagai interface baik itu dari sisi NodeB ke arah RNC
maupun sebaliknya, maupun dari arah RNC satu ke RNC lainnya dalam satu
area.
2.2. Jaringan Backhaul
Backhaul merupakan link yang menghubungkan dari base station (BS)
dengan core network (CN) yang bertujuan menyalurkan trafik data yang dari BS
ke CN. Dalam penulisan skripsi, penulis menggunakan microwave sebagai cara
untuk mengantar trafik data. Topologi yang digunakan dalam perencanaan
backhaul yang sering di temui adalah topologi star, ring, dan mesh. Untuk
perencanaan backhaul, topologi yang digunakan adalah topologi tree. Karena
penggunaan topologi tree link lebih efisien serta topologi ini yang sering
digunakan oleh operator.
2.2.1. Backhaul Microwave
Microwave merupakan salah satu jenis gelombang elektro-magnetik.
Frekuensi yang digunakan oleh microwave adalah dari rentang 3 GHz sampai
dengan 30 GHz. Teknologi microwave sudah berkembang pesat, karena telah
mengalami transisi dari microwave analog ke microwave digital yang telah
banyak digunakan, menggantikan microwave analog yang telah ditinggalkan
sejak tahun 1980. Serta transmisi radio di pita frekuensi microwave telah
mengadopsi LOS.[4]yang ditransmisikan. Transmisi pada area yang relatif
sempit tidak membutuhkan repeater karena jarak antara antara pengirim dan
penerima tidak terlalu jauh, pada keadaan ini variabel jarak tidak banyak
berpengaruh pada transmisi sinyal.
13101055 10
Gambar 2.2 Backhaul [10]
Terdapat cara untuk memodulasi langsung sinyal baseband menjadi
frekuensi microwave, yaitu menggunakan modulasi Phase Shift Keying (PSK).
Selain PSK, modulasi yang sering digunakan pada komunikasi microwave
adalah QAM. Letak dari transmisi microwave berada di troposfter yang
merupakan lapisan terendah. Link microwave pada umumnya bekerja pada pita
frekuensi 7GHz sampai 58GHz dan diklasifikasikan dalam tiga kategori [8]:
a. Short Haul
Link ini beroperasi pada range frekuensi tinggi yaitu 23GHz - 58 GHz
dengan demikian menjangkau jarak yang lebih pendek. Dengan
panjang lintasan 1km-18km.
b. Medium Haul.
Frekuensi operasi link ini biasanya antara 11 GHz - 20 GHz.
Dipengaruhi oleh kondisi iklim dan frekuensi operasi. Panjang
lintasan antara 20km - 40km.
c. Long Haul.
Frekuensi operasi link ini biasanya antara 2 GHz sampai 10 GHz. Pada
kondisi iklim terbaik dan frekuensi operasi, jarak yang dapat dicakup
olehlink ini dapat berkisar antara 45 km - 80 km.
13101055 11
Gambar 2.3 Pembagian frekuensi pada microwave.[4]
Untuk panjang link microwave haul PDH umumnya lebih dari 15 km
jarak antar stasiun, dan pita frekuensi yang dianjurkan adalah 8 GHz. Dan untuk
jarak tidak lebih dari 15 km bisa menggunakan pita frekuensi 11 GHz.
Radio microwave memiliki tiga modul dasar yaitu modul digital, unit RF
(Radio Frequency), dan antena parabola pasif. Modem digital berfungsi sebagai
antarmuka dengan peralatan pelanggan dan mengkonversi lalu lintas pelanggan
untuk sinyal termodulasi. Unit RF berfungsi untuk naik dan turun konversi sinyal
kisaran RF. Antena parabola pasif berfungsi untuk transmisi dan menerima
sinyal RF. Komunikasi microwave membutuhkan LOS (Line of Sight) [5]
Gambar 2.4 Bagian-bagian dari microwave[5]
Antena microwave merupakan antena yang digunakan untuk mengirim
dan menerima sinyal. Antena microwave umumnya berbentuk seperti antena
parabola. Diameter antena microwave meliputi 0,3 meter, 0,6 meter, 1,2 meter,
1,8 meter, 2 meter, 2,4 meter, 3 meter dan lain-lain.
Faktor yang mempengaruhi propagasi gelombang elektromagnetik yaitu
terrain atau medan. Kondisi refleksi yang berbeda dari medan yang berbeda
memiliki efek yang berbeda pula pada gelombang elektromagnetik. Terrain
diklasifikasikan ke dalam empat jenis yaitu[4] :
13101055 12
Tipe A : Berupa pegunungan (atau kota dengan bangunan tinggi
dan padat)
Tipe B : Berupa bukit (permukaan tanah bergelombang)
Tipe C : Permukaan rata
Tipe D : Besar dan luas dengan permukaan air
Faktor lain yang mempengaruhi propagasi gelombang elektromagnetik
adalah atmosfer. Antena microwave jika akan lebih tinggi dari lapisan troposfer
sehingga perambatan gelombang di aerosfer dapat dipersempit dengan yang di
troposfer. Dampak utama dari troposfer yaitu penyerapan disebabkan oleh
resonansi gas, jenis penyerapan ini dapat mempengaruhi microwave di 12 GHz
atau lebih tinggi Sedangkan penyerapan dan hamburan yang disebabkan oleh
hujan, kabut dan salju dapat mempengaruhi microwave di 10 GHz atau lebih
tinggi. Refraksi, penyerapan, refleksi dan hamburan disebabkan oleh
inhomogeneity atmosfer. Refraksi adalah dampak yang paling signifikan
terhadap propgasi gelombang mikro.
2.3. Perhitungan Overbooking
Overbooking Calculation (OB) merupakan perhitungan untuk menentukan
perangkat BTS masih ideal atau tidak untuk melayani trafik yang ada. Dengan
melihat nilai dari OB tersebut. Perhitungan overbooking ini diambil dari trafik
serta kapastitas perangkat per-level. Untuk melakukan perhitungan OB pertama
kita menghitung jumlah trafik per agregat / level (Lv).
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 = 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝐿𝑣1 + 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝐿𝑣2 … + 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝐿𝑣𝑛……(2-1)
Seperti pada gambar dibawah ini, berikut adalah ilustrasi tentang posisi
LvN, Lv1, Lv3 dst.
Gambar 2.5 konfigurasi hop backhaul microwave
13101055 13
Nilai kapasitas trafik pada projek u900 ini ada tiga jaringan yaitu
3GU900, 3G, serta 4G. Untuk nilai dari kapasitas trafik per-jaringan adalah jika
3GU900 adalah sebesar 18 Mbps, untuk 3G adalah 30 Mbps, serta untuk 4G
terdapat tiga besaran bandwidth dengan trafik untuk bandwidth 10 sebesar 50
MBps, untuk bandwidth 15 MHz 75 MBps serta bandwidth 20 MHz sebesar 100
Mbps. Trafik yang dimaksud disini adalah trafik data secara keseluruhan baik
voice, video atau yang lain. Trafik yang diasumsikan bahwa semua dalam
keadaan maksimum. Besaran nilai LTE tersebut diambil berdasarkan tabel 2.1
penggunaan bandwidth pada perencanaan LTE[10].
Tabel 2.1 Penggunaan bandwidth dan modulasi pada perencanaan LTE[12]
Bandwidth
MHz
Modulation
QPSK 16 QAM 64 QAM
1-4 2,016 Mbps 4,032 Mbps 6,048 Mbps
3 5,04 Mbps 10,08 Mbps 15,12 Mbps
5 8,4 Mbps 16,8 Mbps 25,2 Mbps
10 16,8 Mbps 33,6 Mbps 50,4 Mbps
15 25,2 Mbps 50,4 Mbps 75,6 Mbps
20 33,6 Mbps 67,2 Mbps 100,8 Mbps
Sedangkan untuk besaran trafik 3GU900 dan 3G merupakan besaran
didapat dari data dari salah satu operator yang menjadi salah satu konsumen PT
Alita Praya Mitra dalam mengerjakan projek U900 (data confidential).
Sedangkan untuk kapasitas diambil dari kapasitas site eksisting yang datanya
diperoleh di data list hop. Selanjutnya untuk perhitungan OB real diambil dari
trafik per-level dibagi dengan kapasitas link. Untuk nilai OB yang menjadi
standar operator dan Alita adalah 1,4.
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑂𝐵 𝑟𝑒𝑎𝑙 = 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝐿𝑉
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 ……………………………………. (2-2)
Namun jika dalam perhitungan nilai OB sudah dibawah 1,4 maka tidak
ada lagi penambahan kapasitas perangkat, namum jika nilia OB di atas 1,4 maka
kita hitung lagi dengan rumus pada persamaan (2.2)
2.3.1. Standart Nilai Pada Overbooking Calculation
Pada perhitungan OB, sebuah link tersebut disebut mengalami kelebihan
beban trafik jika, nilai OB dari link tersebut melebihi dengan standar yang
ditentukan.
Dalam perhitungan overbooking terdapat beberapa istilah yang perlu
diketahui, yaitu propose, remark, dan plan reroute. Propose pada kolom
13101055 14
perhitungan OB merupakan nilai untuk mengetahui apakah konfigurasi
antenanya dirubah atau tidak. Untuk konfigurasi pada semua site bisa dilihat pada
data list hop after yang semua site semula ada yang mempunyai konfigurasi
1+0/1+1. Konfigurasi antena berubah ketika nilai OB melebihi dari 1,4. Berikut
adalah tiga konfigurasi antenna yaitu,
a. Konfigurasi antena 2+0, berarti merubah konfigurasi antena
yang semula 1+0/1+1 dirubah 2+0.
b. Konfigurasi antena 3+0, berarti merubah konfigurasi antena
yang semula 1+0/1+1 dirubah 3+0.
c. Konfigurasi antena 4+0, berarti merubah konfigurasi antena
yang semula 1+0/1+1 dirubah 4+0.
d. Serta purpose fiber.
Setiap perubahan konfigurasi antena, maka akan terdapat remark. Remark
dari site tergantung konfigurasi antena site.
a. Untuk konfigurasi antena 2+0 remark yang akan diberi adalah
upgrade 2+0, berarti merubah konfigurasi antena yang semula
1+0/1+1 dirubah 2+0.
b. Untuk konfigurasi 3+0 remark yang akan diberi adalah New Link
11 GHz 2+0 / 128 QAM. Yang berarti kita memberi link baru
dengan lebar 11 GHz dan konfigurasi antena 2+0 serta modulasi
128 QAM.
c. Untuk konfigurasi 4+0 remark yang diberi adalah New Link 11
GHz 2+0 / 256 QAM. Yang berarti kita memberi link baru
dengan lebar 11 GHz dan konfigurasi antena 2+0 serta modulasi
256 QAM.
d. Untuk propose fiber remarknya adalah plan reroute.
perpindahan suatu site ke site lainnya dengan tujuan untuk
mengurangi beban trafik pada site indukan yang lama.
Pada OB ini nilai standar bahwa suatu link masih sanggup menangani
trafik adalah 1,4. jika melebihi 1,4 maka ada beberapa aturan yang diterapkan
yaitu, :
a. Jika OB kurang dari atau sama dengan 1,4 maka nilai pada kolom
propose adalah kosong dan tidak perlu melakukan upgrade, tetapi
jika perangkatnya MLTN atau yang lain diganti IPASO dengan
kapasitas sebesar 150 Mbps.
b. Jika OB lebih dari 1,4 dan kurang dari atau sama dengan 2,8 maka
nilai dikolom propose adalah 2+0 maka kapasitas perangkatnya
diupgrade 2 kali sebelumnya yaitu menjadi 300 Mbps. Agar nilai
13101055 15
yang didapatkan sesuai dengan standar. Dan remarknya adalah
upgrade 2+0. Maksud dari remark ini adalah penambahan
kapasitas 2 kali lebih besar dari sebelumnya.
c. Jika OB lebih dari 2,8 dan kurang dari atau sama dengan 4,2 maka
nilai pada kolom propose adalah 3+0 maka kapasitas perangkatnya
diupgrade 3 kali dari semula menjadi 500 Mbps. Agar nilai OB
yang didapatkan sesuai dengan standar. Remarknya adalah NL 11
Ghz 2+0 / 128 QAM. Remark ini berarti penambahan jalur selebar
11 GHz dengan 2 kali kapasitasnya serta menggunakan modulasi
128 QAM.
d. Jika OB lebih dari 4,2 dan kurang dari atau sama dengan 5,6 maka
nilai propose-nya adalah 4+0 maka kapasitas bandwidthnya
diupgrade menjadi 600 Mbps. Agar nilai didapatkan nilai OB yang
ideal kapasitasnya dan sesuai dengan standar. Remarknya adalah
NL 11 Ghz 2+0 / 256 QAM. Remark ini berarti penambahan jalur
selebar 11 GHz dengan 2 kali kapasitasnya serta menggunakan
modulasi 256 QAM.
e. Dan jika OB lebih dari 5,6 maka nilai purpose-nya adalah propose
fiber maka kapasitas bandwidthnya diupgrade menjadi 1000 Mbps
atau dengan memindahkan site ke yang lain (reroute) atau
memindahkan ke agregat pertama. Dengan remark adalah plan
reroute Agar nilai didapatkan nilai ideal pada kapasitas tiap site
dan sesuai dengan standar.
Jika dilihat pada gambar2.5 LvN itu merupakan HUT dengan perangkat
yang digunakan adalah MSTP, yang merupakan perangkat yang menghubungkan
ke jaringan core.
13101055 16
13101055 17
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Kondisi Wilayah
Wilayah yang masuk untuk dilakukannya analisa projek U900 adalah
wilayah Jakarta yang dipusatkan pada area Pisangan Baru yang berada pada
kecamatan Matraman, Jakarta Timur, dengan luas wilayah 0,68 km2. Wilayah
Pisangan Baru terletak pada koordinat Latitude: -6.212956948125 serta
Longitude : 106.86969404625, dengan populasi warga sebesar 37.038 jiwa[11]
Gambar 3.1 Peta Wilayah Pisangan Baru[12]
3.2 Diagram Alir Perancangan Jaringan
Dalam melakukan perhitungan dan analisa tentang skripsi ini maka
diagram alirnya / flowchart untuk tahapan perhitungan overbooking real /
overbooking planning adalah ditunjukkan pada gambar 3.2.
a. Mengambil data survei dan data list hop
Memiliki data survei yang isinya adalah hasil survey lapangan.
b. Membuat List hop after
Data list hop after sendiri merupakan perbandingan list hop sebelumnya
dengan data survei yang terbaru. Data list hop after berisi tentang site
link beserta IP NE (Near End), IP FE (Far End), modulasi yang
digunakan link tersebut, keterangan tentang antena baik bearing, height,
serta diameter antena, keterangan IDU FE dan NE yang dipakai,
Ethernet BW, equipment, dan remark.
c. Membuat routepath
Dari data list hop after dan data survei maka kita bisa membuat
routepath. Data routepath sendiri berisi tentang HUT, site name, site id,
13101055 18
area, dan serta routpath all yang diambil dari data database NodeB yang
merupakan data lengkap jaringan operator.
Gambar 3.2 Flowchart OB
d. Membuat overbooking calculation
Menghitung kapasitas trafik jaringan pada LTE HUT 1024 dan
menandai jaringan LTE yang baru. OB (Overbooking) merupakan
merupakan cara untuk mendapatkan jumlah trafik keseluruhan pada
HUT. Yaitu dengan menghitung ke semua trafik baik itu trafik 2G, 3G,