Handbook pengerjaan/pengolahan data seismik laut menggunakan software berbayar Promax

35
APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015 Dalam kegiatan pengembangan teknologi,Dalam hal ini merupakan kegiatan lanjutan dari proses akusisi. Data seismik yang diperoleh dari kegiatan akusisi, adalah data yang belum terolah (raw data) sehingga diperlukan beberapa tahapan pengolahan (Processing) untuk mendapatkan gambaran kondisi atau penampang seismik bawah permukaan sampai mendekati kondisi sebenarnya. Adapun pengolahan data yang dilakukan di atas kapal (onboard processing) hanyalah bersifat sementara yang tujuannya untuk mengetahui seberapa baik kualitas data yang diperoleh dari akusisi. Untuk mendapatkan penampang seismik yang baik dan presisi, maka diperlukan pengolahan data yang lebih sistematis. Proses ini pada umumnya memakan waktu yang relatif cukup lama dengan menggunakan perangkat lunak tertentu yang disertai perangkat keras yang memiliki kemampuan pemrosesan yang cepat dan kapasitas penyimpanan data yang besar. Pada dasarnya pengolahan data seismik bersifat relatif, proses yang dilakukan amat bergantung dari kebutuhan dan kualitas data. Setelah tahap processing selesai tahap selanjutnya adalah tahap interpretasi yang merupakan tahap akhir dari pengolahan data seismik. Secara umum proses interpretasi bertujuan untuk menterjemahkan penampang seismik dalam analisa atau bahasa geologi.

description

ini adalah handbook untuk perkuliahan geofisika. Dibuat oleh mahasiswa geofisika Indonesia yang berisikan tata cara pengolahan data seismik refleksi menggunakan software promax. Handbook ini menerangkan bagaimana proses mengolah data seismik laut sedemikian hingga noise yang terkandung di dalamnya dapat diminimalkan

Transcript of Handbook pengerjaan/pengolahan data seismik laut menggunakan software berbayar Promax

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Dalam kegiatan pengembangan teknologi,Dalam hal ini merupakan

    kegiatan lanjutan dari proses akusisi. Data seismik yang diperoleh dari kegiatan

    akusisi, adalah data yang belum terolah (raw data) sehingga diperlukan

    beberapa tahapan pengolahan (Processing) untuk mendapatkan gambaran

    kondisi atau penampang seismik bawah permukaan sampai mendekati kondisi

    sebenarnya. Adapun pengolahan data yang dilakukan di atas kapal (onboard

    processing) hanyalah bersifat sementara yang tujuannya untuk mengetahui

    seberapa baik kualitas data yang diperoleh dari akusisi.

    Untuk mendapatkan penampang seismik yang baik dan presisi, maka

    diperlukan pengolahan data yang lebih sistematis. Proses ini pada umumnya

    memakan waktu yang relatif cukup lama dengan menggunakan perangkat lunak

    tertentu yang disertai perangkat keras yang memiliki kemampuan pemrosesan

    yang cepat dan kapasitas penyimpanan data yang besar. Pada dasarnya

    pengolahan data seismik bersifat relatif, proses yang dilakukan amat bergantung

    dari kebutuhan dan kualitas data.

    Setelah tahap processing selesai tahap selanjutnya adalah tahap

    interpretasi yang merupakan tahap akhir dari pengolahan data seismik. Secara

    umum proses interpretasi bertujuan untuk menterjemahkan penampang seismik

    dalam analisa atau bahasa geologi.

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Dari penjelasan di atas maka harus dibuat flowchart baru perlu diciptakan untuk

    mengatasi hal tersebut.

    1. Input data

    Input data merupakan proses pemasukkan data kedalam software dan reformatting

    data ke dalam format software (seg-y promax).

    2. Geometry

    Geometry dilakukan untuk menggabungkan data seismic dengan desain akuisisi

    yang dilakukan. Karena data seismic hanya menyimpan data berupa FFID, shot

    point, dan channel perlu ditambahkan data lain sepert shot point koordinat, CDP,

    offset dan lainnya untuk mempermudah proses pengolahan data.

    3. Editing

    Editing dilakukan untuk menghilangkan trace-trace yang dianggap error dan

    menghilangkan gelombang yang dapat mengganggu proses pengolahan data

    (gelombang langsung dan gelombang refraksi).

    4. Filtering

    Filtering adalah proses pemilihan frekuensi yang akan digunakan dalam

    pengolahandata selanjutnya. Frekuensi perlu untuk dipilih untuk menghasilkan

    data yang bebas noise.

    5. FK filter

    FK filter merupakan filter yang mengkoheren linier pada persamaan gelombang

    dengan domain ruang-waktu (t-z), ditransformasikan ke dalam domain frekuensi-

    bilangan gelombang akibat kehadiran lintasan miring (dip). noise koheren berupa

    ground-roll, gelombang langsung dan gelombang bias yang secara umum

    Input data Geometry

    Editing (muting, killing)

    FK Filter

    Filtering

    Dekonvolusi

    Velocity analysis

    srme STACK

    radon

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    merupakan refleksi pertama dalam data seismik. Noise pada jenis ini dapat

    ditangani dari energi refleksi dalam domain f k. Kelebihan metode ini adalah

    waktu komputasi yang cepat dan dapat meresolusi struktur dengan kemiringan

    yang curam, dan dapat dilakukan pada data dengan rasio signal to noise yang

    rendah (data buruk). Dan diharapkan dapat merubah rasio singnal to noise

    menjadi tinggi (data baik)

    6. Deconvolusi

    Deconvolusi dilakukan untuk mempertajam sinyal refleksi dan menghilangkan

    multiple jarak pendek.

    7. Velocity Analysis

    Velocity analisis merupakan proses penentuan kecepatan bawah permukaan

    berdasarkan data seismic yang dimiliki.

    8. Stack

    Merupakan proses penggabungan beberapa trace seismic dalam satu CDP yang

    sama guna menghasilkan suatu penampang bawah permukaan.

    9. SRME

    SRME adalah metoda untuk menghilangkan energi multiple yang dihasilkan oleh

    batas air-udara. Multiple yang dihasilkan oleh batas air-udara ini kadang-kadang

    sangat sulit dihilangkan dengan menggunakan metoda demultipel konvensional

    seperti Radon ataupun Tau-P (Geotrace).Metoda SRME memiliki tiga tahap

    utama: pertama, menghilangkan noise non fisis, regulasisasi data sehingga

    diperoleh grid sumber-penerima yang konstan, interpolasi near dan intermediate

    offset yang hilang, menghilangkan gelombang langsung dan gelombang

    permukaan. Kedua: prediksi multiple, prediksi ini didasarkan pada observasi

    bahwa multiple yang terkait dengan permukaan

    dapat diprediksi melalui konvolusi temporal dan spasial dari data itu sendiri

    (Berkhout, 1982). Ketiga: data input dikurangi dengan multiple yang terprediksi

    pada tahap dua (Long et al., 2005).

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    INPUT DATA DAN REFORMATTING DATA

    1. Input dan reformatting data berdomain SEG-Y

    Data dengan format SEG-Y merupakan format data standard yang digunakan

    dalam pengolahan data seismic. Data dalam format ini setidaknya telah

    mengalami satu kali reformatting ke dalam domain software apapun.

    Gambar 1. Flow input data.

    File output

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Gambar 2. Parameter input data

    GEOMETRY

    Geometry adalah proses penggabungan data parameter akuisisi dengan data

    seismic. Hal ini dilakukan karena data seismic hasil rekaman di lapangan hanya akan

    mengandung data SOU_SLOC, FFID, dan channel. SOU_SLOC menunjukkan nilai

    station, FFID menunjukkan nomor tembakan, dan channel menunjukkan channel yang

    aktif dalam perekaman data seismic. Untuk mempermudah penyajian data dalam

    pengolahan data parameter akuisisi lain perlu di tambahkan dalam data seismic seperti

    koordinat shot point, koordinat receiver, koordinat CDP, penomoran CDP, offset, dan

    lainnya. Oleh karena itu geometry perlu dilakukan.

    Geometry pun sangat penting dalam menentukan posisi sebenarnya lintasan yang

    diakuisisi. Tanpa geometry yang benar lintasan pun akan meleset dari posisi yang

    seharusnya, tentu saja hal ini tidak boleh sampai terjadi.

    Input dari

    Pilih file

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Langkah proses geometry :

    1. Memasukkan parameter akusisi

    Parameter akuisisi dimasukkan untuk membangun skema geometry. Parameter

    yang dimasukkan antara lain source depth, stremer depth, azimuth/ship direction,

    receiver interval, shot interval, near channel, far channel, offset, first station,

    station increment, dan channel increment.

    Gambar 3. Flow geometry

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Gambar 4. Setup parameter

    Gambar 5. Auto2D parameter

    Rec. int

    Shot. int

    Sail direction

    Gun depth

    Streamer depth

    Near channel

    Far channel

    Channel inc.

    Min. offset

    Receiver int.

    Jumlah shot

    1st SOU_SLOC

    SOU_SLOC inc

    Direction

    Shot int.

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    2. Tabel source

    Tabel source merupakan tabel untuk memeriksa parameter yang sudah kita

    masukkan. Table ini mengacu pada source, termasuk koordinat X dan Y. Data-

    data yang berada di dalam table ini adalah data dari hasil setingan pada prosedur

    sebelumnya, yaitu Setup dan Auto-2d. Data tersebut belum sesuai dengan

    koordinat lintasan yang sebenarnya sehingga perlu disesuaikan dengan data

    UKOOA.

    Gambar 6. Table source.

    3. Binning

    Binning merupakan proses perhitungan CDP number, koordinat, dan lainnya

    sampai dapat terbangun database dalam ProMAX. Tahap ini dilakukan dalam 3

    tahap, antara lain terdapat pada gambar di bawah ini (gambar 6,7 dan 8).

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Gambar 7. Penyocokan pattern dan source.

    Gambar 8. Binning dan penomoran CDP.

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Gambar 9. Finalisasi.

    4. Penggabungan data seismic dan desain geometry.

    Setelah desain geometry terbangun terakhir adalah menggabungkannya dengan

    data seismic. Gambar 10 menunjukkan flow penggabungan kedua data tersebut.

    Gambar 10. Flow penggabungan data seismic dan desain geometrynya.

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    TRACE EDITING

    Editing trace merupakan proses menghapus data-data yang dianggap rusak ataupun dapat

    mengganggu dalam proses pengolahan data selanjutnya. Editing trace dibagi menjadi 2

    yaitu:

    1. Trace Muting

    Trace muting merupakan proses menghilangkan nilai amplitude gelombang yang

    dianggap akan mengganggu proses pengolahan data selanjutnya seperti

    gelombang langsung dan gelombang refraksi. Proses trace muting ini adalah

    dengan mengalikan amplitude gelombang yang terpilih dengan nol.

    2. Trace Killing

    Trace killing merupakan proses menghapus 1 atau lebih trace yang dianggap error

    pada saat akuisisi dilakukan. Seperti receiver yang terlalu noisy. Proses trace

    killing ini sama dengan proses trace muting yaitu mengalikan amplitude

    gelombang dengan nol.

    Dalam data Sumatra line 216 terdapat trace yang rusak sehingga perlu dilakukan

    killing pada terce 12,24,60,96,132,168,204,dan 240.

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Gambar 11. Membuat file parameter muting.

    Gambar 12. Sebelum dan setelah trace muting.

    Gambar 13. Flow trace muting.

    BANDPASS FILTER DAN SPECTRAL ANALISIS

    Dengan menggunakan perangkat lunak ProMAX 2D ver. 5000.0.0.0

    File mute

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    (Landmark Graphic Co.), pembangunan rentang frekuensi bandpass filter

    dilakukan dengan menggunakan flow sebagai berikut.

    1. Data

    Data yang dijadikan input adalah shot gather yang sudah dilakukan

    geometry sebelumnya dan belum dilakukan editing agar dapat melihat

    seluruh kandungan frekuensinya.

    2. Spectral Analysis

    Spectral analysis dilakukan untuk melihat kandungan frekuensi dalam

    data. Dari spectral analysis ini kita dapat melihat frekuensi dominan yang

    terkandung, frekuensi yang bersifat noise, sehingga dapat menentukan

    desain frekuensi yang akan dipergunakan. Berikut flow untuk melakukan

    spectral analysis.

    Gambar 14. Flow spectral analysis.

    Hasil flow

    sebelumnya Spectral

    Analysis

    Bandpass

    Filter

    Hasil bandpass

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Yang perlu diperhatikan adalah mengisi number of traces per analysis

    location sebesar banyaknya channel yang aktif saat akuisisi.

    Gambar 15. Spectral Analysis.

    Frekuensi yang digunakan pada umumnya adalah yang berada diatas 3 dB.

    Karena frekuensi ini dianggap frekuensi sinyal dan frekuensi dominan

    pada data. Desain frekuensi yang digunakan untuk bandpass gambar di

    atas adalah 5-10-80-160 Hz.

    5

    10 80

    160

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    3. Bandpass filter

    Setelah desain bandpass dibangun, aplikasikan bandpass dengan flow

    sebagai berikut.

    Gambar 16. Flow aplikasi bandpass filter.

    FK FILTER

    FK filter merupakan filter yang mengkoheren linier pada persamaan gelombang

    dengan domain ruang-waktu (t-z), ditransformasikan ke dalam domain frekuensi-

    bilangan gelombang akibat kehadiran lintasan miring (dip). noise koheren berupa ground-

    roll, gelombang langsung dan gelombang bias yang secara umum merupakan refleksi

    pertama dalam data seismik. Noise pada jenis ini dapat ditangani dari energi refleksi

    dalam domain f k. Kelebihan metode ini adalah waktu komputasi yang cepat dan dapat

    meresolusi struktur dengan kemiringan yang curam, dan dapat dilakukan pada data

    dengan rasio signal to noise yang rendah (data buruk). Dan diharapkan dapat merubah

    rasio singnal to noise menjadi tinggi (data baik)

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Gambar 17. Flow fk filter.

    Gambar 18. parameter fk filter.

    DECONVOLUTION

    Perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan proses dekonvolusi ini adalah

    ProMAX 2D ver. 5000.0.0.0 (Landmark Graphic Co.). Dekonvolusi yang digunakan

    adalah Predictive Deconvolution.

    Pada umumnya proses dekonvolusi digunakan untuk meningkatkan broadband frekuensi

    data seismik, membuat wavelet menjadi lebih spike, dan mengatenuasi keberadaan

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    multiple. Namun, dekonvolusi yang dilakukan pada data Makassar bertujuan untuk

    mempertajam image bawah permukaan dengan membuat wavelet menjadi lebih spike

    sehingga memilki resolusi yang lebih tinggi. Setelah melakukan observasi terhadap data

    melalui penampang single channelnya, data Makassar tidak terlalu dipengaruhi oleh

    keberadaan multiple akibat seafloor sehingga dekonvolusi tidak dilakukan untuk

    mengatenuasi multiple.

    Keefektifan proses predictive deconvolution akan sangat tergantung dari 2 parameter

    dekonvolusi yaitu parameter lag () dan parameter length (n). Kedua parameter ini

    didapatkan dari autokorelasi masing-masing trace data seismik. Untuk mendapatkan nilai

    yang optimum perlu dilakukan trial and error beberapa nilai parameter yang kemudian

    dibandingkan dan diambil sesuai dengan hasil yang paling baik. Parameter yang optimum

    adalah parameter yang mampu mempertajam spike sehingga image bawah permukaan

    menjadi lebih baik dan menambah broadband frekuensi.

    Berikut flowchart dekonvolusi :

    Setelah dilakukan autokorelasi dan penentuan parameter , n (lihat TN autokorelasi dan

    TN penentuan parameter predictive deconvolution), barulah proses predictive

    deconvolution dilakukan. Untuk dapat melakukan dekonvolusi diperlukan time gate

    dekonvolusi. Time gate ini berfungsi sebagai selang waktu dimana wavelet akan

    diekstraksi dari data seismic untuk selanjutnya digunakan dalam proses dekonvolusi.

    Pembuatan gate dekonvolusi

    Pembuatan gate dekonvolusi hampir sama dengan gate autokorelasi. Bedanya adalah

    untuk gate dekonvolusi menggunakan dua layer. Rentang waktu ini adalah zona untuk

    mengekstrak wavelet.

    Shot gather

    (seg-y)

    Autokorelasi , n

    Predictive

    Deconvolution

    Shot gather

    (seg-y)

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Gambar 19. Flow picking time gate dekonvolusi.

    Gambar 18. Picking time gate, masukkan nama file untuk menyimpan hasil

    picking.

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Gambar 20. Picking time gate untuk layer 1 (biru), kemudian klik kanan untuk

    new layer dan lakukan picking yang layer 2 (merah).

    Proses Dekonvolusi

    Dekonvolusi menggunakan data dengan format shot gather yang sudah dilakukan

    bandpass dan muting. Masukkan nilai dan n. Lakukan berulang kali dan simpan data

    pada file yang berbeda untuk kemudian dibandingkan.

    Gambar 21. Flow predictive deconvolution, masukkan nilai parameter dan n

    serta file picking time gate.

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    VELOCITY ANALISIS

    Velocity analisis merupakan tahapan processing yang paling penting karena merupakan

    faktor yang paling menentukan dari hasil (penampang) yang akan dihasilkan. Velocity

    analisis merupakan tahapan processing untuk mendapatkan penampang kecepatan bawah

    permukaan. Kecepatan ini kemudian dapat dipakai untuk berbagai macam process seperti

    true amplitude recovery, NMO correction, dan migrasi. Tahapan velocity ini dapat

    dilakukan berulang-ulang sehingga mendapatkan penampang kecepatan yang terbaik.

    Banyak metoda untuk melakukan velocity analisis diantaranya constan velocity analysis,

    coherency, dan semblance. Metoda yang digunakan dalam pengolahan data ini adalah

    metoda semblance.

    Dengan menggunakan perangkat lunak ProMAX 2D ver. 5000.0.0.0 (Landmark Graphic

    Co.), berikut flow velocity analisis.

    1. Data

    Data yang menjadi masukkan dalam process velocity analisis haruslah data hasil

    preprocessing terbaik sehingga tidak ada keambiguan saat menentukan nilai kecepatan.

    Data hasil preprocessing terbaik adalah data yang sudah dilakukan geometry, editing

    (muting, trace edit), true amplitude recovery, bandpass, dekonvolusi sehingga data akan

    bebas dari ambient noise serta multiple jarak pendek.

    1. Supergather

    Data hasil preprocessing terbaik tadi kemudian diubah dalam bentuk

    supergather untuk kemudian dipakai dalam perhitungan semblance yang

    menjadi dasar velocity analysis.

    Data Supergather

    Velocity

    Analysis

    Velocity

    Section

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Gambar 22. Flow velocity analysis

    Perlu diperhatikan, nilai maximum fold harus disesuaikan pada data yang

    dapat dilihat pada database dan nilai minimum dan maksimum CDP

    disesuaikan dengan data.

    Gambar 23. Fold coverage database.

    2. Velocity analysis

    Sebelum melakukan picking velocity, diperlukan perhitungan semblance

    terlebih dahulu yang parameternya disesuaikan dengan keadaan data.

    Perhitungan itu disebut precomputed. Sebelum precomputed data seismik di

    AGC untuk meratakan nilai semblance, sehingga mempermudah saat picking

    velocity.

    Terdapat beberapa parameter yang perlu untuk disesuaikan antara lain :

    - Absolute offset of first bin center = near offset (m)

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    - Maximum offset = (jarak antar rec x jumlah rec) + near offset (m)

    - Minimum semblance analysis value = di bawah kecepatan air laut (data

    laut), bawah kecepatan lapisan pertama (data darat) (m/s)

    - Maximum semblance analysis value = di atas kecepatan tertinggi lapisan

    (data laut/darat) (m/s)

    Gambar 24. Parameter precomputed.

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Surface Related Multiple Elimination (SRME)

    Di dalam software proMAX V.5000 untuk melakukan proses SRME terdapat 5

    modul yang digunakan, yaitu:

    1. Weinman SRME regularization

    2. Weinman SRME Macro

    3. WEinman SRME Un-Regularization

    4. Weinman Match Filter

    5. Weinman Adaftive

    Kelima modul tersebut dijalankan secara berurutan mulai dari Weinman SRME

    regularization sampai dengan Weinman Adaftive, untuk menjalankan modul

    tersebut data yang akan digunakan adalah data prepocesing yang telah terbebas

    dari direct wave.

    1. Weinman SRME regularization

    Modul ini merupakan modul yang akan mengatur ensemble ensemble untuk

    tahapan metode SRME, hal yang paling penting adalah pada data yang akan

    digunaka untuk SRME adalah offsetnya harus naik secara teratur, hal ini

    sangat perpengaruh dalam tahapan regularization sehingga trace trace yang

    akan diregularization akan terektrapolasi dari awalnya offset minimum

    menjadi offset nol. Dalam hal ini dibutuhkan velocity RMS

    Input

    Data inputa yang dibutuhkan adalah ensemble trace yang di-sort dalam

    AOFFSET.

    Perameter yang digunakan

    - Primary key adalah SIN( source index number)

    - Offset increment

    - maximum offset

    - velocity

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Gambar 25. Weinman SRME regularization

    2. Weinman SRME Macro

    Modul ini merupakan modul yang akan mengkonvolusi atra trace yang dapat

    memprediksi multiple permukaan . pada modul ini proses perhitungan nya

    cukup lama sehingga diharapkan menggunakan PC atau workstation yang

    stabil sehingga tidak terjadi eror pada data.

    Gambar 26. Weinman SRME macro

    Input

    Data input yang dibutuhkan adalah hasil dari proses SRME

    regularization yang offsetnya telah teratur mulai dari no sampai

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    maksimum.

    Perameter yang digunakan

    - Primary key adalah SIN( source index number)

    - nilai maksimum lama perekaman trace

    - nomor max shot

    - nilai maxsimim frek multiple yang akan diproses

    - nama file header dari trace

    - panjang taper yang akan digunakan

    - frekuensi taper yang akan diterapkan

    - perbandingan antara interval shot dan receiver

    Outpot

    Adalah model dari prediksi multiple dari offset nol hingga maxsimum

    3. Weinman SRME Un-Regularization

    Dalam modul ini merupakn modul yang akan menggabungkan data prepro

    dengan model prediksi multiple dari hasil macro. Dikarenakan kedua offset

    dari inputan berbeda, maka akan dikembalikan dari offset nol ke offset

    minimum.

    Input

    Data input yang dibutuhkan adalah data preprocessing dan hasil dari

    proses SRME macro

    Perameter yang digunakan

    - parameter kecepatan,yaitu hasil dari velan

    Outpot

    Adalah gabungan dari data awal yaitu pre-processing dengan data

    model prediksi multipel

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Gambar 27. Weinman SRME un-regularization

    4. Weinman Match Filter

    Modul ini akan menyelaraskan ensemble yang memiliki gabungan data input

    awal dan data prediksi multiple. Keberhasilan dari modul ini sangat

    berpengaruh pada parameter parameter yang akan digunakan.

    Gambar 28. Weinman SRME Match Filter

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Input

    Data input yang dibutuhkan adalah hasil dari proses SRME Un-

    Regularization

    Perameter yang digunakan

    - urutan dari input yang terletak pada msing masing ensemble,

    terdapan 4 pilihan yaitu :

    DDDNNN = data input dan model prediksi multipel

    DNDNDN = data input dan model prediksi multiple terletak

    bergantian

    NNNDDD = model prediksi multiple dan data input

    NDNDND = prediksi multiple dan data input terletak bergantian

    - penentuan waktu awal yang didesain sebagai offset nol

    - picking horizon

    - panjang window yang akan digunakan

    - penyesuaian nilai kecepatan pada awal window

    - offset minimum

    - offset maxsimum

    - panjang filter yang akan digunakan

    Outpot

    Adalah gabungan dari data awal yaitu ensemble dengan data awal

    yang tidak berubah dengan model prediksi multiple yang telah

    dikenakan adiptif filter

    5. Weinman Adaftive Subtraction

    Dalam rangkain proses SRME , modul Weinman Adaftive Subtraction

    merupakan modul yang paling terakhir dijalankan. Prinsip dari modul ini

    merupakan pengurangan adaptif dengan harapan pada ensemble yang akan

    dikeluarkan nanti telah terbebas dari multiple.

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Gambar 28. Weinman SRME Adaftive Subtraction

    Input

    Data input yang dibutuhkan adalah hasil dari proses SRME Macth

    Filter

    Perameter yang digunakan

    - urutan dari input yang terletak pada msing masing ensemble,

    terdapan 4 pilihan yaitu :

    DDDNNN = data input dan model prediksi multipel

    DNDNDN = data input dan model prediksi multiple terletak

    bergantian

    NNNDDD = model prediksi multiple dan data input

    NDNDND = prediksi multiple dan data input terletak bergantian

    - pilihan keluaran yang akan digunakan

    Signal = keluaran adalah estimasi signal yang terbebas dari

    noise

    Noise = keluaran adalah model prediksi multiple yang telah di

    filter

    Both = gabungan dari noise dan signal

    Outpot

    Adalah esemble yang sesuai dari pilihan keluaran yang ditentukan di atas

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    STACK

    Stack merupakan proses menjumlahkan trace-trace seismic dalam satu CDP setelah

    dikoreksi NMO. Oleh karena itu, diperlukan kecepatan untuk melakukan proses ini.

    Kecepatan yang digunakan merupakan kecepatan terbaik hasil velocity analisis untuk

    selanjutnya digunakan dalam koreksi NMO. Berikut flowchart stack :

    1. Input data

    Data masukkan untuk melakukan stacking adalah CDP gather yaitu gather seismic

    yang disort CDP pada primary header dan aoffset pada secondary offsetnya.

    Gambar 29. input proses stacking.

    Input data

    CDP gather

    Koreksi

    NMO

    Stacking

    proses

    Output

    Stack section

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    2. Koreksi NMO

    Koreksi NMO adalah koreksi waktu gelombang untuk menghilangkan fungsi

    jarak, sehingga setiap trace dalam satu CDP merupakan zero offset.

    Gambar 30. Flow proses stacking.

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Gambar 29. Stack sebelum diSRME

    Gambar 29. Stack sesudah diSRME

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    RADON FILTER

    Proses filter radon umumnya dilakukan untuk menghilangkan multiple periode

    yang panjang. Teknik yang digunakan adalah dengan memisahkan multiuple dan sinyal

    primer pada data seismic berdasarkan moveout-nya. Filter radon dengan domain time vs

    moveout akan menampilkan nilai- nilai residual moveout dimana nilai di bagian sebelah

    kanan (lebih besar dari nol) merupakan indikasi adanya energy multiple. Bagian yang

    dianggap multiple tersebut kemudian dipotong dan dipisahkan dari data primer. Masukan

    dari proses ini adalah data yang telah dilakukan proses NMO dengan header primer

    berupa cdp gather dan header sekunder nya berupa absolute value of offset, karena

    penentuan residual moveout tersebut tergantung pada hasil NMO.

    Transformasi Radon yang dipakai adalah transformasi radon hiperbolik atau

    parabolic sehingga semua event yang berbentuk hiperbolik akan terkena proses ini. Untuk

    melihat kenampakan domain radon yang mengelompokan secara terpisah anatar sinyal

    dan multiple berdsarkan moveoutnya, Dilakuakan proses radon analysis.

    Dengan menggunakan perangkat lunak ProMAX 2D ver. 5000.0.0.0 (Landmark

    Graphic Co.), berikut flow Radon Filter

    3. Data

    Data yang menjadi masukkan dalam process Radon Filter haruslah data hasil

    preprocessing terbaik sehingga tidak ada keambiguan saat menentukan nilai

    kecepatan. Data hasil preprocessing terbaik adalah data yang sudah dilakukan

    geometry, editing (muting, trace edit), true amplitude recovery, bandpass,

    dekonvolusi sehingga data akan bebas dari ambient noise serta multiple jarak

    pendek.

    Disk Data

    Input NMO Interactive

    Radon

    Radon

    Filter

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    4. NMO

    Koreksi NMO adalah koreksi waktu gelombang untuk menghilangkan fungsi

    jarak, sehingga setiap trace dalam satu CDP merupakan zero offset

    Gambar 30. Flow Radon Filter

    5. Interactive Radon

    Sebelum dilakukannya Radon filter step yang harus dilewati adalah

    interactive radon atau radon analisa. Dimana pada tahap ini adalah bertujuan

    untuk mengelompokan multiple dan sinyal data seismic berdasarkan moveout

    nya sebelum dilakukan Radon Velocity Filter.

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Gambar 31. Interactive Radon

    Gambar 32. Interactive Radon

    6. Radon Filter

    Pada parameter number of P-Value di isi oleh angka yang lebih besar dari fold

    maksimum. Parameter minimum of P-Value of interest biasanya diisi -100,hal

    ini untuk mengatasi refleksi promer yang mengalami overcorrected,

  • APLIKASI PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DENGAN MENGGUNAKAN METODA FK FILTER ,SURFACE RELATED MULTIPLE ELIMINATION (SRME) DAN RADON FILTER 2015

    Sedangkan parameter maximum p-value interest kurang dari nilai maximum

    offset dibagi dengan kecepatan RMS minimum.

    Gambar 33. Radon Parameter Selection