Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

24
OSEANOGRAFI INDONESIA (OS-3206) PENGARUH ENSO DI INDONESIA Disusun Oleh: Hamdi Eko Putranto (12908026) PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

Transcript of Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Page 1: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 1

OSEANOGRAFI INDONESIA (OS-3206)

PENGARUH ENSO DI INDONESIA

Disusun Oleh:

Hamdi Eko Putranto (12908026)

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2011

Page 2: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 2

ABSTRAK

El Nino merupakan salah satu proses fisis yang mempengaruhi keadaan laut dan

atmosfer.Di satu sisi El-Nino dapat menyebabkan kerugian bagi suatu negara yang terkena

dampaknya , tetapi di sisi lain El Nino juga memberikan banyak manfaat. Bagaikan dua

keping uang logam yang saling berhubungan , pengaruh El Nino juga terasa di Indonesia , baik

yang bermanfaat maupun yang merugikan.

Dari data sejarah atau kejadian yang sudah terjadi , dapat dilihat bagaimana El Nino

terjadi , pengaruh yang ditimbulkannya , kerusakan yang diberikan , dan juga manfaat yang

menyertainya. Diharapkan dengan mempelajari dari El Nino yang pernah terjadi di masa lalu ,

dapat dijadikan sebagai pembelajaran agar dapat diambil tindakan yang tepat apabila di masa

mendatang pengaruh El Nino kembali dirasakan oleh masyarakat Indonesia.

Page 3: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 3

DAFTAR ISI

ABSTRAK .........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................4

Proses Terjadinya El Nino......................................................................................5

Mendeteksi El Nino................................................................................................7

Konveksi Yang Terjadi Di Laut..............................................................................7

Koveksi Yang Terjadi Di Atmosfer........................................................................7

Fenomena El Nino Dengan Terjadinya Konveksi Di Laut.....................................8

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................9

Dampak El Nino Terhadap Curah Hujan..............................................................10

Dampak El Nino Terhadap Pola Tanaman............................................................12

Dampak El Nino Terhadap Area Panen.................................................................13

Dampak El Nino Terhadap Perikanan...................................................................15

Dampak El Nino Terhadap Bencana Alam...........................................................18

Dampak El Nino Terhadap Wabah Penyakit........................................................20

BAB III KESIMPULAN...................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................24

Page 4: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 4

BAB I

PENDAHULUAN

El Niño–Southern Oscillation (ENSO) adalah gejala penyimpangan (anomali) pada

suhu permukaan Samudra Pasifik di pantai Barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada

rata-rata normalnya. Gejala ini lebih umum dikenal di kalangan awam dengan nama El Niño

(bahasa Spanyol, dibaca: "El Ninyo" yang berarti "anak laki-laki kecil"). Gejala penyimpangan

di tempat yang sama tetapi berupa penurunan suhu dikenal sebagai La Niña (dibaca "La

Ninya"). Istilah ini pada mulanya digunakan untuk menamakan arus laut hangat yang kadang-

kadang mengalir dari Utara ke Selatan antara pelabuhan Paita dan Pacasmayo di daerah Peru

yang terjadi pada bulan Desember. Kejadian ini kemudian semakin sering muncul yaitu setiap

tiga hingga tujuh tahun serta dapat memengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun.

El nino merupakan kondisi yang muncul akibat adanya interaksi antara atmosfer dengan

samudera di bawah pengaruh kontrol matahari. Suhu muka laut di sekitar pasifik tengah dan

timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El nino tidak dapata terlihat.

Saat terjadi El nino Angin Pasat Timuran melemah, artinya angin berbalik arah ke Barat dan

mendorong wilayah potensi hujan ke Barat. Hal ini menyebabkan perubahan pola cuaca.

Daerah potensi hujan meliputi wilayah Perairan Pasifik Tengah dan Timur dan Amerika

Tengah. Masing-masing kejadian El Nino adalah unik dalam hal kekuatannya sebagaimana

dampaknya pada pola turunnya hujan maupun panjang durasinya.

Berdasar intensitasnya El Nino dikategorikan sebagai :

1. El Nino Lemah (Weak El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator

+0.5º C s/d +1,0º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

2. El Nino sedang (Moderate El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik

ekuator +1,1º C s/d 1,5º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

3. El Nino kuat (Strong El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator >

1,5º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

Page 5: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 5

Karena fluktuasi dari tekanan udara dan pola angin di Selatan Pasifik yang menyertai

El Niño, fenomena ini dikenal dengan nama El Niño–Southern Oscillation (ENSO). Gejala El

Niño tidak selalu diikuti dengan Southern Oscillation, dan tanpa kombinasi keduanya efek

global tidak terjadi. El nino terjadi karena pemanasan di ekuator samudra pasifik dan

pemanasan global juga menjadi salah satu unsurnya.

Selain memberikan kerugian, el nino juga memberikan keuntungan pada Indonesia.

Contohnya, ikan tuna di Pasifik bergerak ketimur. Namun, ikan yang berada di Samudera

Hindia bergerak masuk ke selatan Indonesia. Hal itu karena perairan di timur samudera ini

mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatera dan selatan Jawa menghangat. Hal ini

membuat indonesia mendapat banyak ikan tuna.

Proses Terjadinya El nino

Dalam penjelasan mengenai sistem sirkulasi udara pada wilayah Pasifik

tropik, Garbell (1947) menyatakan bahwa selama musim solstis selatan (2 September – 21

Maret), pergeseran ke arah selatan dari front intertropikal diikuti oleh adanya aliran ke arah

selatan dari aliran balik ekuatorial (equatorial countercurrent) melalui ekuator sambil

membawa udara hangat dan curah hujan ke wilayah pantai barat benua Amerika antara 3 o

– 7o

lintang selatan yang pada keadaan normal biasanya sejuk dan kering. Arus hangat yang mulai

terjadinyai pada akhir waktu Natal inilah yang disebut sebagai El Niño (de Cristo). Fenomeno

El Niño terjadi dengan interval waktu yang tidak teratur. Fenomena ini merupakan suatu

variabilitas alami iklim yang menimbulkan suatu keadaan peningkatan yang nyata pada

kelembaban dan ketidakstabilan udara dan pemunculan permukaan perairan yang hangat dari

utara yang menyebabkan kerusakan yang parah sepanjang pantai Peru.

Para nelayan di perairan Pasifik lepas pantai Peru dan Ekuador telah berabad-abad

mengetahui fenomena yang dikenal sebagai El Niño. Setiap tiga sampai tujuh tahun antara

bulan Desember dan Januari, ikan-ikan pada perairan lepas pantai di kedua negara tersebut

menghilang, yang mengganggu secara nyata kegiatan perikanan. Selama kejadian El Niño,

hubungan fisik antara angin, arus laut, suhu perairan laut dan suhu atmosfer, dan biosfer

Page 6: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 6

mengalami suatu keadaan yang terganggu; membentuk suatu pola cuaca yang menyimpang

dari keadaan cuaca pada kondisi normal (NASA/EOS 1999).

Gambar 1. Kondisi Saat Normal

Gambar 2. Kondisi Saat El Nino

Gambar 3. Kondisi Saat La-Nina

Page 7: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 7

Mendeteksi El Nino

El Nino adalah sesuatu yang alami dan telah mempengaruhi kehidupan di wilayah

Samudra Pasifik selama ratusan tahun. Meskipun rata-rata El Nino terjadi setiap tiga hingga

delapan tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 18 bulan, ia tidak mempunyai periode

tetap. Kenyataan ini membuat El Nino sulit diperkirakan kejadiannya pada enam hingga

sembilan bulan sebelumnya. Namun demikian secara umum terdapat dua parameter yang biasa

digunakan untuk mendeteksi terjadinya El Nino :

1. SOI (Indeks Osilasi Selatan)

2. Suhu Muka Laut (SST)

Konveksi Yang Terjadi Di Laut

Berbeda dengan konduksi, konveksi merupakan suatu cara perpindahan energi yang

sangat efektif di dalam atmosfer dan dilautan. Konveksi terdiri dari transfer energi melalui

pergerakan cairan atau gas. Dalam pengetahuan tentang atmosfer, istilah adveksi digunakan

untuk menunjukkan gerakan transfer horizontal sedangkan konveksi digunakan untuk transfer

melalui pergerakan-pergerakan di udara vertikal. Contoh adveksi adalah angin panas dari arah

selatan di amerika serikat sebelah utara, sedangkan pergerakan udara panas yang naik ke atas

pada hari terik adalah suatu contoh konveksi. Di lautan, arus ke arah utara di teluk meksiko

yang sejajar dengan garis pantai tenggara amerika serikat, adalah adveksi arah utara melalui

pergerakan air laut.

Selain itu ada pula mengenai arus konveksi, dimana arus ini bergerak mendorong

aliran material yang diakibatkan perbedaan tekanan, arah arus konveksi berupa siklus putaran.

Seperti pada proses pemanasan air panas dalam bejana, dimana air yang ada di bawah akan

didorong ke atas, kesamping kemudian kembali lagi ke bawah.

Konveksi Yang Terjadi Di Atmosfer

Cara perpindahan massa, energi dan lain sebagainya bersama dengan bagian-bagian

fluida yang memindahkannya. Konveksi juga disebut gerak udara vertikal ke atas. Konveksi

Page 8: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 8

memainkan peran yang penting di dalam atmosfer, terutama dalam distribusi vertikal energi di

dalam atmosfer. Di antara tiga mekanisme perpindahan energi (konduksi, konveksi dan

radiasi), konveksi mendominasi proses perpindahan energi di dalam atmosfer, karena atmosfer

dikenal sebagai konduktor dan radiator panas yang buruk. Proses perpindahan energi dalam

konveksi terjadi melalui perpindahan massa, yang membawa energi di dalamnya, dan

mendistribusikan energi tersebut di dalam atmosfer. Konveksi di dalam atmosfer juga

memainkan peran dalam distribusi uap air dan perubahan fase yang menghasilkan awan dan

hujan, yang merupakan variabel penting dalam aplikasi meteorologi. Konveksi juga berkaitan

dengan pembentukan badai yang mempengaruhi cuaca. Maka tidaklah mengherankan bahwa

konveksi mempengaruhi semua variabel atmosfer.

Fenomena El Nino Dengan Proses Terjadinya Konveksi Di Laut

El Nino merupakan fenomena global. Pada saat tahun El Nino laut panas di Pasific

bergeser ke timur menjauh dari daerah Indonesia, sehingga laut di Indonesia relatif lebih

dingin, dan pembentukan awan hujan berkurang, sehingga di daerah Indonesia hujanya

berkurang. Demikian juga arah angin yang membawa uap air lebih kuat bertiup ke arah timur

menjauhi Indonesia dan menyebabkan konveksi kuat di Pasific yang menyebabkan banyak

hujan di laut Pasifik

Suhu permukaan laut di wilayah Samudra Pasifik ekuator tengah (wilayah ini disebut Nino

3,4), sejak pertengahan Juni 2009 telah menunjukkan terjadinya peningkatan melebihi 0,5

derajat Celsius. Pada awal Juli 2009, suhu bahkan telah merangkak melebihi angka 0,8 derajat

Celsius. Keadaan semacam ini digolongkan sebagai El Nino lemah (Consensus of Strong El

Nino NOAA, Amerika Serikat, 2007). Peningkatan suhu di Samudra Pasifik yang melebihi

kondisi normal ini berakibat pada pelemahan sirkulasi Walker. Sirkulasi Walker adalah

sirkulasi angin zonal (sejajar lintang) timur-barat yang terjadi dari Samudra Pasifik Timur

menuju Pasifik Barat (dekat wilayah Indonesia). Pada keadaan normal, berembus angin dari

timur (Pasifik) ke barat (Indonesia). Angin yang berembus dari Pasifik ini membawa banyak

uap air sehingga bila telah sampai di wilayah Indonesia maka angin tersebut akan bergerak

naik (terjadi konveksi) sehingga terbentuklah awan dan hujan.

Page 9: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 9

Namun, apabila terjadi El Nino, angin timur yang dihasilkan oleh sirkulasi Walker dari

Samudra Pasifik menuju Indonesia akan melemah. Pelemahan angin timur ini akan

menghentikan terjadinya konveksi di atas Indonesia, sebaliknya konveksi yang berlebihan

terjadi di wilayah Pasifik. Tidak adanya konveksi di wilayah Indonesia akan berefek pada

kekeringan yang berlebihan pada musim kemarau tahun ini.

Page 10: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 10

BAB II

PEMBAHASAN

Dampak El-nino Terhadap Curah Hujan

Dampak El-Nino terhadap curah hujan tergantung pada besarnya intensitas El-

Nino itu sendiri (kuat, sedang, lemah) dan pengaruh lokal wilayah tersebut. Oleh karena

itu, bisa saja dampak El-Nino sangat besar di suatu daerah sementara di daerah lain

sedang, lemah atau bahkan tidak ada (Irianto dan Sumaini, 2001). Wilayah pengunungan

umumnya lebih peka terhadap El-Nino dicirikan dengan penurunan curah hujan tahunan

lebih besar 30%, sementara wilayah pesisir barat dan timur penurunan lebih kecil dari

15%.

Yoshito, dkk., (1999) menunjukkan dampak El-Nino pada curah hujan di Indonesia

relatif tinggi pada musim kemarau dibandingkan musim hujan. Pada negatif SOI atau

kejadian El-Nino, curah hujan dibawah normal sekitar 93% untuk musim kemarau dan

musim hujan persentasenya hanya 38%.

Gambar 4. Pengaruh El-Nino terhadap Curah Hujan di Indonesia

Page 11: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 11

Irawan (2002), mengilustrasikan dampak El-Nino terhadap curah hujan dengan

melakukan analisis statistik pada curah hujan yang terjadi pada tahun 1982 dan 1997,

dikarenakan dua kejadian El-Nino tersebut merupakan terbesar selama 25 bulan terakhir.

Data berasal dari curah hujan bulanan antara bulan 1970 – 1997 pada setiap provinsi.

Perhitungan menunjukkan penurunan curah hujan di Indonesia tinggi pada El-Nino 1997

(-39,9%) dibandingkan El-Nino 1982 (-23,7%). Ini berdasarkan hasil observasi di 19

dari 24 provinsi kecuali untuk Aceh, Sumatera Utara, Bali, NTT dan Sulawesi Tengah.

Hal ni menunjukkan dampak El-Nino terhadap curah hujan tahun 1997 lebih besar

dibandingkan kejadian El-Nino pada tahun 1992.

Studi yang dilakukan PSE (1998) menunjukkan El-Nino 1997 terjadi pengurangan

debit air sekitar 33% pada bendungan Jatiluhur dan 30% bendungan Rentang di Jawa

Barat. Ini berarti kejadian El-Nino dapat juga menyebabkan penurunan area panen pada

daerah irigasi sebagai konsekuensi akibat kekurangan air terutama pada musim kemarau.

Apabila dilakukan estimasi terhadap kerusakan atau kerugian akibat

kekeringan/kelangkaan air maka pada Tabel 1. Dapat dilihat dampak kekeringan dan

level kerugianatau kerusakan yang terjadi. Bila setiap level kerugian dan kerusakan

dinilai secara ekonomi dengan metode valuasi ekonomi yang dilakukan maka dapat

dipastikan besarnya total kerugian yang dialami. Pada prinsipya kerugian ini tidak perlu

kita keluarkan apabila dilakukan pengelolaan sumber daya alam dengan baik.

Tabel 1. Identifikasi Dampak dan Tingkat Kerugian/Kerusakan Akibat

Kelangkaan Air.

No Jenis Kerja Dampak Dampak Tingkat

Kerugian/Kerugian

1 Produksi Penurunan Produksi 5

2 Pendapatan Penurunan pendapatan petani 5

3 Daya beli Daya beli turun 3

4 Pangan Terjadi rawan pangan 4

5 Pengangguran Peningkatan angka pengangguran 5

Page 12: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 12

6 Air bersih Ketersediaan air bersih 4

7 Kesehatan Munculnya penyakit 3

8 Ketersediaan air di

waduk/irigasi Penurunan kapasitas air di waduk 5

9 Lisktrik tenaga air Kekurangan pasokan listrik 3

Sumber : Sanim, 2003 hal : 51 (Keterangan : 1 = rendah,…..,5 = sangat tinggi)

Dampak El-Nino Terhadap Pola Tanaman

Ketersediaan air merupakan varabel utama yang mempengaruhi petani untuk

memutuskan jadwal pola tanam, panen serta kegiatan yang lain dalam mengelola

tanaman. Sejak keterbatasan air sangat tergantung pada curah hujan, jadwal bulanan

untuk mengelola tanaman yang dilakukan petani sangat dipengaruhi curah hujan

bulanan. El-Nino yang mempengaruhi curah hujan dan ketersediaan air akan

menyebabkan pergeseran pola tanam. Pengesahan pola tanam terjadi pada berbagai jenis

tanaman.

El-Nino yang menyebabkan penurunan curah hujan dapat meningkatkan

kemungkinan peluang kegagalan pada tingkatan yang luas dari pertumbuhan tanaman

baik periode vegetatif maupun generatif khususnya bagi tanaman dengan adaptasi yang

rendah terhadap keterbatasan air.

Gambar 5. Singkong adalah pilihan mayoritas petani Indonesia saat terjadi El Nino untuk bercocok tanam (Sumber : http://3.bp.blogspot.com/_OPiX3KmFpZQ/TRRV855JXzI/AAAAAAAAAaA/WhPkYr7dxfk/s1600/bibit-singkong-super-

cassava-n1-0.jpg)

Page 13: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 13

Singkong adalah salah satu tanaman dengan daya adaptasi yang tinggi terhadap

ketersediaan air dan juga tanah, dengan sistem akar yang dalam tanah pada musim

kering untuk periode yang panjang, sebaliknya keledai sangat sensitif terhadap

keterbatasan air, bisa menyebabkan penurunan panen sekitar 40% - 50% (Rajit, dkk.,

1991).

Untuk mengurangi kerugian akan keragaman iklim, respon yang dilakukan petani

sangat bervariasi, tergantung pada waktu ketika gangguan terjadi. Jika gangguan iklim

dapat diprediksi dan terjadi sebelum aktivitas penanaman makan diversifikasi tanaman,

varietas toleran terhadap keterbatasan air dan menunda waktu tanam adalah alternatif

yang dapat diterapkan untuk mengurangi kerugian. Jika gangguan terjadi setelah

penanaman maka ada tiga alternatif yang dapat dilakukan petani untuk mengurangi

kerugian :

1) Merubah tanaman yang telah ada dengan tanaman lain yang toleran terhadap

perubahan iklim atau ganti dengan varietas yang cepat masak.

2) Meningkatkan kualitas penanaman yang telah ada dengan penanaman

kembali, memperpanjang jarak tanam dan meningkatkan penggunaan input

kimia.

3) Melakukan panen premature dimana lebih cepat dari waktu optimum dari

periode masak tanaman.

Penelitian yang dilakukan PSE (1996), pada area irigasi di indramayu

menunjukkan alternatif ketiga adalah yang paling popular untuk padi sawah, walaupun

ini akan menyebabkan panen yang rendah dan kualitas panen yang buruk.

Dampak El-Nino Terhadap Area Panen

Fluktuasi iklim dari tahun ketahun mempengaruhi produksi pertanian baik secara

langsung maupun tidak langsung melalui penyakit, hama, kerusakan infrastruktur pada

berbagai tingkatan sistem produksi seperti panen, penyimpanan, dsb. Pada tingkat

Page 14: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 14

petani, keragaman iklim mempengaruhi produksi pertanian melalui dampaknya kepada

area tanam atau area panen.

El-Nino yang menyebabkan curah hujan menurun dapat menyebabkan penurunan

pada area panen. Penurunan area panen ini tergantung pada besarnya El-Nino yang

berdampak pada penurunan curah hujan. Pada daerah tertentu penurunan area yang

disebabkan El-Nino ini bisa berdasarkan pada jenis tenaman, tergantung pada daya tahan

tanaman terhadap persediaan air.

Gambar 6. Area Panen yang mengalami kekeringan akibat El-Nino

Jika tanaman yang ditanam sangat sensitif terhadap keterbatsan air, penurunan

area panen tanaman tersebut bisa lebih tinggi dibandingkan tanaman lain. Irawan (2002)

menunjukkan padi sawah merupakan tanaman yang mengalami penurunan area panen

terendah dan yang tertinggi terjadi pada tanaman kedelai dikarenakan tanaman tersebut

sensitif terhadap keterbasan air. Penurunan area panen ini nantinya akan menyebabkan

penurunan produksi pangan.

Kejadian kekeringan akibat berlangsungnya El-Nino telah menimbulkan dampak

terhadap produksi pangan Indonesia. Dampak yang terjadi biasanya fluktuatif atau tidak

begitu konsisten. Hal ini dapat dilihat pada areal pertanaman padi yang terkena dampak.

Page 15: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 15

Tabel 2. Total Area Pertanaman Padi yang terkena dampak El-Nino di Indonesia

1988-1997

Tahun Kekeringan (ha) Gagal panen (ha)

1988 87.373 15.115

1989 36.143 2.116

1990 54.125 9.521

1991 (El Nino) 876.997 192.37

1992 42.409 7.267

1993 66.992 20.415

1994 (El Nino) 544.442 161.144

1995 (La Nina) 2.854 4.614

1996 5.956 12.462

1997 (El Nino) 504.021 88.467

Sumber : Data survey pertania tahun 1988-1997

Pada Tabel.2 terlihat bahwa pada tahun terjadi El-Nino yaitu tahun 1991, 1994 dan

1997 terjadi penurunan produksi padi yang sangat besar dibandingkan dengan tahun

normal.

Dampak El-nino terhadap Perikanan

Bencana alam yang menimbulkan dampak negatif pada berbagia aspek kehidupan

manusia dan mahkluk hidup lainnya akhir-akhir ini semakin sering terjadi di wilayah

Indonesia. Peristiwa tsunami di provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan provinsi Jawa

Barat serta kejadian gempa di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta dan di daerah

daerah lainnya. Fenomena alam tersebut umumnya merupakan suatu proses yang

kompleks serta melibatkan banyak faktor anomali sehingga gejala kehadirannya

seringkali tidak mudah terdeteksi secara dini. Konsekuensinya adalah dampak yang

ditimbulkan biasanya sangat luas dan menimbulkan kerugian yang besar akibat tidak

adanya tindakan antisipasi yang dapat dipersiapkan sebelumnya.

Page 16: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 16

Pada sektor perikanan fenomena alam juga memperlihatkan peran yang semakin

penting akhir akhir ini melalui munculnya anomali iklim El-Nino dan La-Nina. Anomali

iklim tersebut semakin sering terjadi dengan kondisi musim yang semakin ekstrim dan

durasi yang semakin panjang sehingga menimbulkan dampak yang signifikan terhadap

hasil penangkapan ikan di laut indonesia. Di daerah tropis, kedua anomali iklim tersebut

biasanya menimbulkan pergeseran pola curah hujan, perubahan besaran curah hujan dan

perubahan temperatur udara. Akibatnya ikan di laut semakin berkurang dan

meningkatnya perubahan cuaca yang susah ditebak yang menyebabkan nelayan takut

melaut karena gelombang laut yang besar hingga mencapai beberapa meter.

(http://bily2.wordpress.com/category/oseanografi/)

Gambar 7. Daerah Upwelling di Indonesia akibat El-Nino

(Sumber http://bily2.wordpress.com/category/oseanografi/)

Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan

(akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari

dasar) menjadi sebaliknya.

Pengaruh El-Nino pada hasil penangkapan ikan di laut indonesia sendiri memiliki

dua pendapat. Ada yang mengatakan bahwa fenomena ini berpengaruh positif dan ada

juga yang mengatakan kalau fenomena ini berpengaruh negatif.

Page 17: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 17

Ketika terjadi El-Nino, ikan bermigrasi. Hal ini berdampak pada minimnya hasil

tangkapan nelayan. Jika hal tersebut terus dibiarkan tanpa penanganan serius oleh

pemerintah, efek buruk El-Nino akan berakibat pada melemahnya daya adaptasi nelayan

tradisional. Pada tahun-tahun normal, air laut dalam yang bersuhu rendah dan kaya akan

nutrisi bergerak naik ke permukaan di wilayah dekat pantai. Kondisi ini dikenal dengan

upwelling. Upwelling ini menyebabkan daerah tersebut sebagai tempat berkumpulnya

jutaan plankton dan ikan. Ketika terjadi El-Nino, proses upwelling menjadi melemah dan

air hangat dengan kandungan nutrisi yang rendah, menyebar disepanjang pantai

sehingga panen para nelayan berkurang.

Perubahan lokasi potensial penangkapan ikan akibat El-Nino akan memicu

pemborosan waktu melaut dan bahan bakar nelayan tradisional. Keberadaan ikan di

perairan Indonesia bersifat dinamis, selalu berhijrah mengikuti pergerakan kondisi

lingkungan. Secara alamiah, ikan akan memilih habitat yang lebih sesuai. Kesesuaian

habitat tersebut ditentukan antara lain oleh temperatur permukaan laut, salinitas,

konsentrasi klorofil laut, dan cuaca serta yang berpengaruh pada dinamika pergerakan

air laut, baik secara horizontal maupun vertikal.

Sumber : http://www.kapanlagi.com/h/el-nino-ancam-kehidupan-nelayan-tanah-air.html

Gejala El-Nino yang sedang berlangsung tidak hanya mendatangkan kerugian

akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Namun, di perairan, seperti di selatan

Pulau Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara, dapat menguntungkan atau berdampak

positif karena biota ikan dari kedalaman akan berenang lebih dekat ke permukaan laut.

Secara terpisah, dampak positif El-Nino juga dipaparkan Kepala Pusat Perubahan

Iklim dan Kualitas Udara pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)

Edvin Aldrian. “Selama ini publik disuguhi informasi dampak El-Nino masih dari sisi

yang tidak menguntungkan saja,” kata Edvin.

Menurut dia, alam, termasuk fenomena El Nino, tak bisa dilawan. Tindakan

adaptif atau memanfaatkan nilai keuntungan yang ditimbulkannya menjadi sangat

Page 18: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 18

penting. Pada sektor perikanan, fenomena El Nino mengakibatkan suhu laut menjadi

lebih dingin. Biota laut, termasuk ikan-ikan bernilai ekonomis, seperti ikan tuna dari

kedalaman, akan berenang mendekati permukaan laut.

Dengan kondisi air laut seperti itu, industri rumput laut juga lebih diuntungkan.

Termasuk pula industri garam karena mendapatkan penyinaran matahari yang lebih lama

sehingga produksi juga akan lebih menguntungkan petani.

Dampak El-nino Terhadap Bencana Alam

Musim Kemarau Berkepanjangan

Secara umum, kekeringan atau kemarau adalah kondisi kekurangan air pada suatu

daerah untuk suatu periode waktu berkepanjangan, yang pada akhirnya mengakibatkan terjadi

defisit kelembaban tanah. Kekeringan merupakan peristiwa alam atau sunnatullah yang terjadi

sejak dahulu, terkait dengan fenomena cuaca. Kekeringan yang terjadi di Indonesia pada tahun

1848 dan disusul tahun 1872 yang melanda wilayah Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah,

telah mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia. .

Pengamatan menunjukkan bahwa kemarau yang terjadi terus meningkat besarannya

(magnitude), baik intensitas, periode ulang, dan lamanya, sehingga dampak dan risiko yang

ditimbulkan cenderung meningkat menurut ruang maupun waktu. Hal ini terlihat dari

meningkatnya luas dan jumlah wilayah yang mengalami deraan kekeringan sejak sepuluh

tahun terakhir.

Secara umum kekeringan disebabkan oleh adanya anomali iklim dan aktifitas manusia.

Kemarau berkepanjangan yang menyebabkan kekeringan sering terjadi karena anomali iklim

seperti El Niño. Dari data curah hujan di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan

Bali, kemarau panjang di Indonesia terjadi pada tahun-tahun 1903, 1914, 1925, 1929, 1935,

1948, 1961, 1963, 1965, 1967, 1972, 1977, 1982, 1987, 1991, 1994, dan 1997. Dari 17 kali

kejadian kemarau panjang di Indonesia, 11 kali di antaranya bersamaan dengan kejadian El

Niño.

Page 19: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 19

Banjir

Banjir adalah kondisi sementara dari permukaan lahan, yang umumnya kering pada

kondisi normal, yang tergenang karena pasokan berlebih akibat akumulasi yang sangat cepat

dari limpasan aliran permukaan (runoff). Banjir terjadi saat debit aliran sungai menjadi sangat

tinggi, sehingga melampaui kapasitas daya tampung sungai. Akibatnya bagian air yang tidak

tertampung akan melimpas melampaui badan/bibir sungai dan pada akhirnya akan

menggenangi daerah sekitar aliran yang lebih rendah.

Secara umum penyebab utama banjir dapat dibagi menjadi tiga yaitu: iklim,

karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS), dan pengaruh aktivitas manusia (antropogenik).

Faktor iklim yang secara langsung berpengaruh terhadap kejadian banjir adalah curah hujan

khususnya hujan lebat (eksepsional). Banjir terjadi karena DAS menerima masukan curah

hujan yang melebihi kapasitas tampungnya. Intensitas dan durasi hujan di suatu wilayah

sangat ditentukan oleh kondisi iklim setempat. Selain itu, gangguan iklim regional seperti

gangguan siklon tropis maupun gangguan iklim global yaitu fenomena La Nina (kebalikan

fenomena El Nino) dapat mempengaruhi karakteristik hujan..

Perilaku debit sungai sangat ditentukan oleh karakteristik biofisik DAS meliputi

bentuk, ukuran, kerapatan jaringan sungai, topografi, jenis tanah serta geologi. DAS berbentuk

bulat, berukuran kecil, kerapatan jaringan sungai tinggi, lereng terjal, serta permeabilitas tanah

rendah akan memiliki respon hidrologis yang sangat cepat saat menerima masukan hujan.

Sedangkan DAS berbentuk memanjang, berukuran besar, kerapatan jaringan hidrografi

rendah, lereng landai, permeabilitas tanah tinggi, akan memiliki respon hidrologis sangat

lambat. Apabila kita bandingkan, maka resiko banjir akan lebih mudah terjadi pada kasus

DAS pertama.

Karena terdiri dari kepulauan, DAS di Indonesia sebagian besar berukuran kecil

dengan lereng yang terjal. DAS yang memanjang hanya terdapat di pulau-pulau besar, seperti

Musi dan Batanghari di Sumatera, Kapuas, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai-

Page 20: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 20

sungai di Sumatera bagian utara, Jawa dan Sulawesi umumnya pendek dan sering mengalami

kebanjiran.

Aktivitas manusia yang berpengaruh terhadap perubahan fungsi hidrologis yang

menyebabkan banjir, diantaranya adalah alih fungsi lahan. Penebangan atau konversi dengan

vegetasi yang memiliki laju evapotranspirasi dan daya intersepsi rendah akan meningkatkan

volume aliran permukaan. Dengan demikian, waktu respon DAS akan cenderung semakin

cepat, sehingga akan meningkatkan resiko banjir.

Secara historis, kekeringan dan banjir merupakan fenomena alam yang sudah terjadi

ribuan tahun yang lalu. Bahkan beberapa peradaban besar dunia dibangun pada daerah dataran

banjir yang sangat subur, yang telah memicu berkembangnya teknik budi daya pertanian. Saat

ini kekeringan dan banjir makin sering terjadi dengan cakupan yang makin luas dan dampak

yang sangat signifikan. Makin meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian kekeringan dan

banjir disinyalir akibat aktivitas manusia yang cenderung merusak dan tidak memperhatikan

kelestarian alam seperti yang dilakukan para kapitalis sekuler yang menguasai sumberdaya

alam di negeri kita.

Dampak El-nino terhadap Wabah Penyakit

Pakar kesehatan masyarakat menilai, perubahan iklim dan pemanasan global yang

melanda dunia saat ini bisa berdampak pada pola penularan dan penyebaran penyakit. Bagi

Indonesia yang 41 juta warganya menghuni kawasan pantai sangat rentan terkena dampak

menyebarnya penyakit akibat perubahan iklim.

Penyakit-penyakit yang mesti diwaspadai peningkatannya di Indonesia antara lain adalah

penyakit yang ditularkan oleh vektor seperti malaria, demam berdarah dengue dan

chikungunya. Contohnya kejadian luar biasa (KLB) penyakit seperti wabah malaria yang

muncul pasca El Nino 1997 di Irian Jaya, La Nina 1998 di Gunung Menoreh (Yogyakarta), El

Nino 1998 di Sumatera Utara dan El Nino Tahun 1999 di Kalimantan Selatan. Sedangkan

Page 21: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 21

KLB penyakit demam berdarah dengue terjadi di seluruh Indonesia pasca-La Nina tahun 1998

dan wabah pes terjadi di Pasuruan Jawa Timur pasca-El Nino 1997.

Gambar 8. El Nino juga ternyata berdampak terhadap kenaikan presentasi pasien chikunguya

Perubahan iklim seperti peningkatan suhu permukaan bumi antara 1,5 derajat Celcius

hingga enam derajat Celcius dan naiknya permukaan air laut setinggi 14-80 sentimeter

dipastikan berdampak terhadap penyebaran penyakit yang menular melalui vektor, udara dan

air. Dampak pemanasan global terhadap KLB penyakit sudah demikian nyata, namun bukti

yang menunjukkan proses tersebut di Indonesia belum dirumuskan secara lebih sistimatis.

Pemerintah perlu mengembangkan riset dan teknologi guna memantau sistem iklim,

membuat regulasi pendukung dan membangun kapasitas surveilans yang memadukan

kesehatan dan perubahan iklim. Sektor kesehatan mesti menyiapkan langkah guna

mengantisipasi dampak perubahan iklim dan pemanasan global karena kedua faktor tersebut

memengaruhi pola penyebaran dan penularan penyakit.

Page 22: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 22

Gambar 9. Perlu adanya peran dari pemerintah untuk melakukan tindakan preventif untuk mencegah wabah penyakit akibat pengaruh El Nino. (sumber : http://www.phuketgazette.net/newsimages/phuket-Despite-spraying-of-insecticides-

in-outbreak-areas-the-chikungunya-outbreak-worsened-in-Phuket-in-June-1-CAQRDaY.jpg)

Untuk mengendalikan penyakit dampak perubahan iklim tersebut, perlu diterapkan

paradigma kesehatan lingkungan. Antisipasi yang mesti dilakukan terkait perbaikan sistem

kesehatan adalah penguatan penerapan sistem kesehatan di tingkat daerah.

Page 23: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 23

BAB III

KESIMPULAN

ENSO sangat berpengaruh dalam segala aspek yang berhubungan dengan manusia. Baik

dari kondisi alam sekitar , maupun kejadian-kejadian fisis seperti upwelling . Secara garis

besar , beberapa pengaruh ENSO di Indonesia adalah :

Dampak El-nino terhadap curah hujan

Dampak El-Nino Terhadap Pola Tanaman

Dampak El-Nino Terhadap Area Panen

Dampak El-nino terhadap Perikanan

Dampak El-nino terhadap Bencana Alam

Dampak El-nino terhadap Wabah Penyakit

Karena pengaruh El-Nino sudah bisa diprediksi dari hasil perkiraan, studi dan juga

pengamatan pada kejadian yang terjadi di masa lalu, maka perlu adanya tindakan preventif

dari masyarakat dan juga pemerintah. Hal ini harus dilakukan agar walaupun pada saat El

Nino terjadi , Indonesia tidak perlu mengalami kerugian yang tidak perlu.

Page 24: Hamdi Eko Putranto -12908026 (Makalah Oseanografi Indonesia - Pengaruh ENSO Di Indonesia)

Pengaruh ENSO di Indonesia Hamdi Eko Putranto – 12908026

Page 24

DAFTAR PUSTAKA

Ardia, A. Wida, 2005, Dampak Keragaman El-Nino Southern Oscillation (ENSO)

Terhadap Pengeluaran Rumah Tangga Petani Di Provinsi Sulawesi Tengah. Sekolah

Pascasarjana, Institut Pertania Bogor

http://en.wikipedia.org/wiki/El_Ni%C3%B1o-Southern_Oscillation

http://id.wikipedia.org/wiki/El_Ni%C3%B1o%E2%80%93Southern_Oscillation

http://virtualbright.wordpress.com/2011/02/07/el-nino-dan-kerawanan-pangan/

http://miftahulmunir.wordpress.com/2010/04/11/pengaruh-el-nino-terhadap-curah-

hujan-dunia/

http://mbojo.wordpress.com/2007/04/08/el-nino-dan-la-nina/

http://bily2.wordpress.com/category/oseanografi/

http://drise-online.com/index.php/ispirasi/172-kekeringan-dan-banjir

http://cyberwoman.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+News&y=cyber

med|0|0|63|4136