HALAMAN SAMPUL DEPAN i HALAMAN PERSYARATAN … fileSetiap keputusan yang diambil oleh manusia penuh...
Transcript of HALAMAN SAMPUL DEPAN i HALAMAN PERSYARATAN … fileSetiap keputusan yang diambil oleh manusia penuh...
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN………………………………………........ i
HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM………….... ii
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………....…….......... iii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI…………..... iv
KATA PENGANTAR………………………………………………….... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN………………………………....... ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………... x
ABSTRAK………………………………………………………………. xiv
ABSTRACT……………………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN………………….........................……………. 1
1.1. Latar Belakang Masalah…….………………..……………… 1
1.2. Rumusan Masalah…………...………..……....……………... 5
1.3. Ruang Lingkup Masalah…………….....……………………. 5
1.4. Orisinalitas………….……….………………………………. 6
1.5. Tujuan Penelitian.…………………………………………… 8
a. Tujuan umum...………...……………………………........ 8
b. Tujuan khusus……….….………………………………… 8
1.6. Manfaat Penelitian…………………………………………… 9
a. Manfaat teoritis…………………………….……………... 9
b. Manfaat praktis…………………………….………........... 9
1.7. Landasan Teoritis………….………………………………… 9
1.8. Metode Penelitian….………………………...……………… 15
a. Jenis penelitian…………………………...………………. 15
b. Jenis pendekatan………………………...………………... 15
c. Sifat Penelitian……….………………………………….... 16
d. Data dan Sumber Data…………...………….……………. 16
e. Teknik Pengumpulan Data………………….…………….. 17
f. Teknik Penentuan Sampel Penelitian…………………….... 17
g. Pengolahan dan Analisis Data…………………………….. 18
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI JIWA DAN
KLAIM ASURANSI JIWA……...…...…......………………. 19
2.1. Asuransi Jiwa.………….……..………..………………… 19
2.1.1. Pengertian asuransi jiwa………..…………………. 19
2.1.2. Tujuan asuransi jiwa…………...………...………... 24
2.2. Klaim Asuransi Jiwa………………………...………....… 28
2.2.1. Pengertian klaim asuransi jiwa…………………….. 28
2.2.2. Fungsi dan tujuan klaim asuransi jiwa………...…... 29
2.2.3. Tahapan klaim asuransi jiwa………………………. 30
2.2.4. Syarat klaim asuransi jiwa…………………………. 32
BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI
JIWA KEPADA TERTANGGUNG…………………...……. 39
3.1. Syarat dan Ketentuan Pengajuan Klaim Asuransi Jiwa…... 39
3.2. Pembayaran Klaim Asuransi Jiwa…..…………………….. 44
BAB IV HAMBATAN – HAMBATAN YANG DIHADAPI DALAM
PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA KEPADA
TERTANGGUNG…………………………...…………..….... 46
4.1. Hambatan Yang Dihadapi Dalam Pembayaran Klaim
Asuransi Jiwa………………………………………...….… 46
4.2. Penyelesaian Hambatan Yang Dihadapi Dalam
Pembayaran Klaim Asuransi Jiwa…………..…………...... 49
BAB V PENUTUP………………………………………...………….... 53
5.1. Kesimpulan…………...……………………...…………..... 53
5.2. Saran - Saran………………………...……....…………...… 54
DAFTAR PUSTAKA………………………...………………………….. 55
DAFTAR RESPONDEN
LAMPIRAN – LAMPIRAN
PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA KEPADA
TERTANGGUNG PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE
CABANG KUTA
Oleh :
I Made Wahyudi Anantha
ABSTRAK
Setiap keputusan yang diambil oleh manusia penuh dengan risiko. Cara
mengatasi risiko adalah dengan mengalihkan risiko kepada perusahaan asuransi.
Masyarakat sering beranggapan jika membeli dan membayar asuransi, maka segala
risiko berupa klaim akan ditanggung semua oleh perusahaan asuransi. Faktanya
adalah di dalam polis terdapat ketentuan lain yang memuat klaim dan tertanggung
tidak memahaminya. Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana pelaksanan
pembayaran klaim asuransi jiwa dan hambatan apa yang dihadapi dalam
pembayaran klaim asuransi jiwa pada PT. Prudential Life Assurance Cabang Kuta.
Penelitian ini penting dilakukan dikarenakan masyarakat perlu mengetahui tentang
penyelesaian klaim asuransi jiwa.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum
empiris. Adapun sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh
secara langsung dari penelitian lapangan yang berupa keterangan-keterangan atau
wawancara dari pihak-pihak terkait dalam penelitian ini sedangkan data sekunder
berasal dari penelitian pustaka melalui peraturan perundang-undangan, literatur,
buku-buku dan dokumen-dokumen resmi.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa pelaksanaan pembayaran klaim
asuransi jiwa terdapat dalam standar prosedur operasi life administration, klaim
diterima apabila dokumen dan formulir klaim yang diajukan sudah lengkap dan
hambatan yang sering dijumpai dalam pengajuan klaim asuransi jiwa adalah
dokumen, formulir dan identitas yang tidak sesuai serta terlalu lama mengajukan
klaim. Saran yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dalam pengajuan klaim
tertanggung hendaknya memperhatikan kelengkapan dokumen dan formulir klaim
serta hendaknya pihak penanggung memberikan pemahaman lebih kepada
tertanggung dengan cara sosialisasi atau mendampingi tertanggung dalam
pengajuan klaimnya.
Kata Kunci : Tertanggung, Penanggung, Klaim, Asuransi Jiwa.
IMPLEMENTATION OF THE LIFE INSURANCE CLAIM PAYMENT
INSURED ON PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KUTA BRANCH
By :
I Made Wahyudi Anantha
ABSTRACT
Any decision taken by a people fraught with risks. How to cope with the risk
is transferred the risk to the insurance company. People often assume if buying and
paying for insurance, then all risks in the form of claims will be borne all by the
insurance company. The fact is in the policy there are other provisions that contain
claims and the insured does not understand it. Problems studied are how the
implementation of the payment of life insurance claims and obstacles encountered
in the payment of life insurance claims on PT. Prudential Life Assurance Kuta
Branch. This research is important because people need to know about life
insurance claims settlement.
The method used is the method of empirical legal research. The source of
the data in this study are primary data obtained directly from field research the
form of information, or interviews of stakeholders in the research and secondary
data derived from the research literature through legislation, literature, books and
official documents.
From the results of this study concluded that the implementation of the
payment claim life insurance contained in the standard operating procedures of life
administration, a claim accepted if the documents and claim forms submitted are
complete and barriers that often encountered in the submission of insurance claims
life is documents, forms and identities are not appropriate and too long to make a
claim. Suggestions were obtained in this study is that the claim of the insured should
consider the complete document and claim forms as well as the insurer should give
more understanding to the insured by means of socialization or assisting the
insured in the submission of his claim.
Keywords : Insured, Insurer, Claims, Life Insurance.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap keputusan yang diambil oleh manusia dalam menjalani kehidupan
selalu penuh risiko. Risiko adalah kemungkinan kerugian yang akan dialami oleh
seseorang dan diakibatkan oleh bahaya yang mungkin terjadi dikemudian hari,
tetapi tidak dapat diketahui lebih lanjut apakah akan terjadi dan kapan akan terjadi
risiko tersebut1. Oleh karenanya setiap risiko yang dihadapi harus diantisipasi agar
tidak menyebabkan kerugian yang besar. Risiko yang menyebabkan kerugian
tersebut mempunyai nilai ekonomis dan finansial yang sangat berharga, dapat
mengakibatkan kebangkrutan dan dapat merugikan kelangsungan kehidupan
seseorang.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh manusia dalam
menangggulangi risiko - risiko yang mungkin timbul dalam kehidupan manusia
yang dimana risiko tersebut dapat menimbulkan kerugian antara lain:
1. menghindari risiko (Avoidance risk) artinya, berbuat atau tidak berbuat sesuatu
agar tidak mendapat kerugian.
2. mencegah risiko (Prevention risk) artinya, mengadakan tindakan tertentu
dengan tujuan paling tidak mengurangi kerugian.
1 Radiks Purba, 1992, Memahami Asuransi Indonesia, Seri Umum No.10, PT. Pustaka
Binaman Pressindo, Jakarta, h. 29.
3. mengalihkan risiko (Transfering risk) artinya, kemungkinan buruk yang dapat
menimpa seseorang dan hal tersebut dapat dialihkan kepada pihak lain.
4. menerima risiko (Assumption risk)2.
Salah satu cara untuk mengatasi risiko adalah dengan mengalihkan risiko
(transfer of risk) kepada pihak lain di luar diri manusia3, oleh karena itu diperlukan
perusahaan yang dapat menanggung risiko tersebut. Perusahaan asuransi adalah
perusahaan yang dapat menanggung risiko yang akan dihadapi tertanggung atau
nasabah, baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini dikarenakan perusahaan
asuransi adalah perusahaan yang melakukan usaha pertanggung jawaban terhadap
risiko yang akan dihadapi oleh tertanggung. Asuransi merupakan buah pikiran dan
akal budi manusia untuk mencapai suatu keadaan yang dapat memenuhi
kebutuhannya, terutama sekali untuk kebutuhan - kebutuhannya yang hakiki
sifatnya antara lain rasa aman dan terlindung4. Dapat disadari bahwa asuransi
mempunyai beberapa manfaat untuk kehidupan manusia yaitu:
1. membantu masyarakat dalam rangka mengatasi segala masalah risiko yang
dihadapi dalam kehidupan. Hal itu akan memberikan ketenangan dan
kepercayaan diri yang lebih tinggi kepada tertanggung atau nasabah.
2. asuransi merupakan sarana pengumpulan dana yang cukup besar sehingga dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat dana pembangunan.
2 Ibid. 3. M. Sastrawidjaja, 2003, Aspek – Aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga, PT.
Alumni, Bandung, h. 9. 4 Sri Rejeki Hartono, 1992, Hukum Asuransi Dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika,
Jakarta, h. 30.
3. sebagai sarana untuk mengatasi risiko – risiko yang dihadapi dalam
melaksanakan pembangunan5.
Karena begitu pentingnya asuransi bagi sebagian masyarakat maka
kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun
dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam dalam tata
kehidupan rumah tangga, baik dalam mengahadapi risiko mendasar seperti risiko
sakit, cacat, kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang
dimiliki6.
Masyarakat Indonesia sering beranggapan bahwa, jika mereka membeli
polis dan membayar premi asuransi, maka segala risiko akan ditanggung semua
oleh perusahaan asuransi. Pemahaman tersebut sangat sederhana dan sering
memicu permasalahan dalam pengajuan klaim asuransi, khususnya asuransi jiwa.
Akan tetapi, faktanya adalah di dalam polis terdapat ketentuan lain yang memuat
resiko yang dipertangungkan. Permasalahan dalam pengajuan klaim sesungguhnya
sederhana, akan tetapi sering dijumpai bahwa tertanggung tidak memahami kontrak
dari asuransi yang dimilikinya sehingga dalam praktiknya proses pengajuan klaim
tersebut menjadi terhambat dikarenakan faktor tidak pahamnya kontrak asuransi
yang dimiliki tertanggung tersebut. Perihal mengenai klaim asuransi juga telah
diatur dalam beberapa regulasi berikut ini yaitu Undang - Undang Nomor 40 Tahun
2014 Tentang Perasuransian, Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian serta Pasal 25 dan 27 Keputusan Menteri
5 Sentosa Sembiring, 2014, Hukum Asuransi, Nuansa Aulia, Bandung, h. 20. 6 Herman Darmawi, 2006, Manajemen Asuransi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, h. 1
Keuangan Republik Indonesia Nomor 442/KMK.06/2003 Tentang
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian dan Perusahaan Reasuransi. Dengan adanya
regulasi tersebut diharapkan dapat menciptakan industri perasuransian yang lebih
sehat, dapat diandalkan, amanah dan kompetitif serta meningkatkan perannya
dalam mendorong pembangunan nasional.
Setiap perjanjian asuransi sepatutnya mengatur tata cara penyelesaian
perselisihan dalam perjanjian asuransi karena tertanggung mengharapkan kepastian
bahwa penanggung akan membayar atas klaim yang timbul. Penyelesaian klaim
asuransi tidak selalu berjalan mulus sebab tidak jarang timbul perbedaan atau
persengketaan diantara para pihak dan dapat menimbulkan dampak yang besar
terhadap citra asuransi di mata masyarakat. Dalam Pasal 25 dan 27 Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 442/KMK.06/2003 Tentang
Penyelenggaraan Usaha Perasuransian dan Perusahaan Reasuransi sudah mengatur
tentang klaim asuransi jiwa, yang dalam masing - masing Pasal tersebut
menyatakan bahwa tindakan yang dapat dikategorikan memperlambat penyelesaian
klaim yang terdapat dalam Pasal 25 dan penetapan batas waktu 30 hari dalam
penyelesaian klaim yang terdapat dalam Pasal 27. Dalam prakteknya sering terjadi
keterlambatan dalam penyelesaian klaimnya, contohnya memperpanjang proses
penyelesaian klaim dengan meminta penyerahan dokumen aklaim tertentu, yang
kemudian diikuti dengan meminta penyerahan dokumen lain yang pada dasarnya
berisi hal yang sama dan sering dijumpai pembayaran klaim yang melewati batas
waktu 30 hari yang tidak sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pasal 27 tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, menarik suatu permasalahan yang
mana nantinya akan diteliti ataupun dibahas permasalahan tersebut, yang
dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Pelaksanaan Pembayaran Klaim
Asuransi Jiwa Kepada Tertanggung Pada PT. Prudential Life Assurance
Cabang Kuta”. Penelitian dilakukan pada PT. Prudential Life Assurance cabang
kuta dikarenakan di tempat tersebut ada banyak kasus mengenai klaim dan di
tempat tersebut cukup mudah untuk memperoleh data mengenai klaim asuransi
jiwa.
1.2 Rumusan Masalah
Dari apa yang telah dikemukan dalam latar belakang masalah, dapat
dirumuskan permasalahan yang akan menjadi pokok bahasan di dalam tulisan ini.
Permasalahan - permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembayaran klaim asuransi jiwa kepada
tertanggung pada PT. Prudential Life Assurance Cabang Kuta?
2. Hambatan – hambatan apakah yang dihadapi dalam pembayaran klaim asuransi
jiwa kepada tertanggung pada PT. Prudential Life Assurance Cabang Kuta?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Dalam penyusunan skripsi perlu ditentukan secara tegas batasan materi
yang akan diuraikan dalam tulisan tersebut. Hal ini untuk mencegah agar materi
atau isi uraiannya tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang di terurai di
dalam tulisan ini, sehingga permasalahannya dapat diuraikan secara sistematis
sebagai syarat atau ciri karangan ilmiah.
Permasalahan yang diteliti sesuai dengan rumusan masalah yaitu mengenai
pelaksanaan pembayaran klaim dan dibahas juga mengenai hambatan – hambatan
dalam pembayaran klaim asuransi jiwa kepada tertanggung pada PT. Prudential
Life Assurance Cabang Kuta.
1.4 Orisinalitas
Bahwa penulisan skripsi ini merupakan hasil karya asli dari suatu buah
pemikiran yang dikembangkan dengan judul “Pelaksanaan Pembayaran Klaim
Asuransi Jiwa Kepada Tertanggung pada PT. Prudential Life Assurance Cabang
Kuta”. Untuk menunjukan orisinalitas dari penelitian yang tengah dibuat, dengan
ini menampilkan beberapa judul penelitian terdahulu sebagai pembanding, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Kristina Diana Yanti yang judul
penelitianya adalah “Penyelesaian Pembayaran Klaim Oleh Perusahaan Asuransi
Jiwa Dalam Hal Tertanggung Tidak Dapat Melakukan Kewajiban Membayar
Premi” yang di mana rumusan masalahnya terdapat dalam halaman 5, yaitu :
1. apa akibat tertanggung tidak dapat melaksanakan kewajibannya membayar
premi sampai dengan akhir masa kontrak?
2. bagaimanakah bentuk penyelesaian pembayaran klaim dalam hal terhentinya
pembayaran premi?
Penelitian kedua dilakukan oleh Tety Anggraeni yang berjudul “Mekanisme
Pengajuan Klaim Produk Individu Asuransi Jiwa Pada PT. MAA Assurance Life
Syariah” yang di mana rumusan masalahnya terdapat dalam halaman 4, yaitu :
1. bagaimanakah prosedur pengajuan klaim asuransi jiwa di PT. MAA Assurance
Life Syariah?
2. bagaimanakah proses pengambilan keputusan klaim individu asuransi jiwa di
PT. MAA Assurance Life Syariah?
Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini, tabel penelitian mengenai
asuransi jiwa:
Berdasarkan tabel di atas yang membedakan penelitian yang dilakukan
dengan 2 penelitian terdahulu yang pembahasannya berkaitan dengan asuransi jiwa
yaitu, pada penelitian ini yang berjudul Pelaksanaan Pembayaran Klaim Asuransi
Jiwa Kepada Tertanggung Pada PT. Prudential Life Assurance Cabang Kuta.
Dimana rumusan masalahnya yaitu: Bagaimanakah pelaksanaan pembayaran klaim
asuransi jiwa kepada tertanggung pada PT. Prudential Life Assurance Cabang
No Judul Skripsi Penulis Rumusan Masalah
1 Penyelesaian
Pembayaran Klaim
Oleh Perusahaan
Asuransi Jiwa Dalam
Hal Tertanggung
Tidak Dapat
Melakukan
Kewajiban
Pembayaran Premi
Ni Made Kristina
Diana Yanti
1. Apa akibat tertanggung
tidak dapat melaksanakan
kewajibannya membayar
premi sampai dengan akhir
masa kontrak?
2. Bagaimanakah bentuk
penyelesaian pembayaran
klaim dalam hal terhentinya
pembayaran premi?
2 Mekanisme
Pengajuan Klaim
Produk Individu
Asuransi Jiwa Pada
PT. MAA Assurance
Life Syariah
Tety Anggraeni 1. Bagaimana prosedur
pengajuan klaim individu
asuransi jiwa di PT. MAA
Assurance Life Syariah?
2. Bagaimana proses
pengambilan keputusan
klaim individu asuransi jiwa
di PT. MAA Assurance Life
Syariah?
Kuta?. Hambatan – hambatan apakah yang dihadapi dalam pembayaran klaim
asuransi jiwa kepada tertanggung pada PT. Prudential Life Assurance Cabang
Kuta?
Dalam uraian di atas maka yang membedakan penelitian yang dilakukan
dengan 2 penelitian pembanding terdahulu yaitu, di mana dalam penelitian ini
dengan penelitian pembanding sama – sama membahas tentang asuransi jiwa
namun berdasarkan judul dan rumusan masalah yang dibahas berbeda dan tidak
sama.
1.5 Tujuan Penelitian
Setiap usaha dan kegiatan yang dilakukan pastinya memiliki suatu tujuan
yang harus dicapai oleh karena tujuan itu yang dapat memberikan pedoman segala
kegiatan yang dilaksanakan. Kemudian juga dalam halnya penulisan suatu karya
ilmiah ini memiliki tujuan, yaitu:
a. Tujuan umum
Adapun tujuan umum yang ingin disampaikan melalui penelitian ini adalah:
1. untuk mengetahui pelaksanaan pembayaran klaim asuransi jiwa kepada
tertanggung.
2. untuk mengetahui hambatan - hambatan yang dihadapi dalam pembayaran
klaim asuransi jiwa kepada tertanggung.
b. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui tentang alur pemrosesan klaim yang diajukan
tertanggung pada PT. Prudential Life Assurance Cabang Kuta.
2. Untuk mengetahui tentang penyelesaian hambatan - hambatan yang
dihadapai dalam pembayaran klaim asuransi jiwa kepada tertanggung pada
PT. Prudential Life Assurance Cabang Kuta.
1.6 Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
1. Membantu perkembangan, dalam mengevaluasi pelaksanaan ketentuan
mengenai ilmu hukum khususnya dalam Hukum Perasuransian mengenai
pengaturan pemberian klaim kepada nasabah.
2. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi bagi
para akademisi maupun sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian.
b. Manfaat praktis
Selain manfaat teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan juga mampu
memberikan manfaat praktis, yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi
masukan kepada PT. Prudential Life Assurance untuk dapat menjelaskan mengenai
pelaksanaan pembayaran klaim kepada tertanggung dengan melalui pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan agar tidak terjadi lagi hambatan –
hambatan dalam pembayaran klaim kepada tertanggung sehingga tidak
menimbulkan kerugian terhadap tertanggung.
1.7 Landasan Teoritis
Seperti yang telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan
kehidupan ini, manusia selalu dihadapkan kepada sesuatu yang tidak pasti, yang
mungkin menguntungkan akan tetapi mungkin pula merugikan. Manusia
mengharapkan keamanan atas harta benda mereka, mengharapkan kesehatan dan
kesejahteraan tidak kurang sesuatu apapun, namun manusia hanya dapat berusaha,
tetapi Tuhan Yang Maha Esa yang menentukan segalanya. Timbulnya suatu risiko
menjadi kenyataan merupakan sesuatu yang belum pasti, sehingga kemungkinan
bagi seseorang akan mengalami kerugian atau kehilangan yang dihadapi oleh setiap
manusia merupakan suatu hal yang tidak diinginkan. Seseorang yang tidak
menginginkan suatu risiko menjadi kenyataan seharusnya mengusahakan supaya
kehilangan atau kerugian itu tidak terjadi7. Kebutuhan terhadap perlindungan atau
jaminan asuransi bersumber dari keinginan untuk mengatasi ketidakpastian
(uncertainty). Asuransi adalah salah satu bentuk pengalihan risiko8. Istilah
"diasuransikan" biasanya merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan
perlindungan. Dalam Pasal 246 KUHD menyatakan bahwa asuransi atau
pertanggungan adalah suatu perjanjian antara penangung mengikatkan diri kepada
seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapakan, yang mungkin akan diderita karena suatu peristiwa
yang tak tertentu.
Berdasarkan ketentuan Pasal 246 KUHD tersebut di atas maka dapat
disimpulkan bahwa adanya beberapa unsur mengenai asuransi yaitu, adanya
pembayaran premi dari pihak tertanggung kepada pihak penanggung, adanya
7 Emmi Pangaribuan Simanjuntak, 1980, Hukum Pertanggungan dan Perkembangannya,
Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, h. 4-5. 8 Alan H. Willet, 1995, The Economic Theory of Risk and Insurance, University of
Pennsylvania Press, Pennsylvania, h. 14.
penggantian kerugian dan adanya suatu peristiwa yang tidak pasti. Berdasarkan
pasal 247 KUHD menyebutkan ada lima macam asuransi:
1. asuransi terhadap kebakaran.
2. asuransi terhadap bahaya hasil-hasil pertanian.
3. asuransi terhadap kematian orang (asuransi jiwa).
4. asuransi terhadap bahaya dilaut dan perbudakan.
5. asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan di darat dan di sungai.
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang – Undang Nomor 40 tahun 2014
menyatakan bahwa asuransi adalah perjanjian antara dua belah pihak, yaitu
perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan
premi oleh perusahaan sebagai imbalan untuk:
a. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peritiwa yang tidak pasti atau
b. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau
pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang
besarnya telah ditetapkan atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
Santoso Poedjo Subroto memberikan pengertian mengenai asuransi yaitu:
asuransi pada umumnya adalah suatu perjanjian timbal balik di mana pihak
penanggung dengan menerima suatu premi maka penanggung mengikatkan
diri untuk memberikan pembayaran kepada pengambil asuransi atau orang
yang ditunjuk karena terjadinya suatu peristiwa yang belum pasti, yang
disebut dalam perjanjian timbal balik karena pengambilan asuransi atau
tertuju pada yang menderita kerugian yang disebabkan oleh peristiwa yang
belum pasti tersebut maupun karena perisiwa mengenai hidup atau
kesehatan seorang tertanggung9.
Emmy Pangaribuan Simanjuntak selanjutnya menjelaskan lebih lanjut
mengenai sifat – sifat perjanjian asuransi sebagai berikut:
1. perjanjian asuransi atau pertanggungan pada dasarnya adalah suatu perjanjian
penggantian kerugian, artinya penanggung mengikatkan diri untuk
menggantikan kerugian karena pihak tertanggung menderita kerugian dan yang
diganti itu adalah seimbang dengan kerugian yang diderita.
2. perjanjian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian bersyarat yang artinya
adalah kewajiban mengganti rugi dari penanggung hanya dilaksanakan apabila
peristiwa yang tidak tertentu di atas terjadi terhadap tertanggung.
3. perjanjian asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian timbal balik, artinya
kewajiban penanggung mengganti kerugian diharapkan dengan kewajiban
tertanggung untuk membayar premi.
4. kerugian yang diderita adalah sebagai akibat dari peristiwa yang tidak tertentu
bilamana diadakan pertanggungan10.
Secara garis besar asuransi terdiri dari tiga kategori, yaitu:
1. asuransi kerugian adalah asuransi untuk harta benda, kepentingan keuangan,
tanggung jawab hukum, dan asuransi diri (kecelakaan atau kesehatan).
9 Santoso Poedjo Subroto, 1999, Beberapa Aspek tentang Hukum Pertanggungan Jiwa di
Indonesia, Bhatara, Jakarta, h. 16.
10 Emmy Pangaribuan Simanjuntak, op. cit, h. 22.
2. asuransi jiwa pada hakikatnya merupakan suatu bentuk kerjasama antara orang
- orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi resiko yang diakibatkan
oleh resiko kematian (yang pasti terjadi tetapi tidak pasti kapan terjadinya),
resiko hari tua (yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan terjadinya, tetapi
tidak pasti berapa lama) dan resiko kecelakaan (yang tidak pasti terjadi, tetapi
tidak mustahil terjadi).
3. asuransi social adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan oleh
pemerintah berdasarkan pada undang - undang. Maksud dan tujuan asuransi
sosial adalah menyediakan jaminan sosial bagi masyarakat dan tidak bertujuan
untuk mendapat keuntungan atau laba seperti halnya perusahaan asuransi
komersial11.
Dari ketiga macam asuransi di atas, asuransi jiwa adalah satu jenis asuransi
yang merupakan perwujudan dari pertanggungan yang berpokok pada jiwa
seseorang dan menyangkut ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi
kebutuhan keluarganya yang dikarenakan adanya kemungkinan sakit atau
meninggal sebelum tua atau hidup terlalu lama. Pada dasarnya manusia tidak dapat
menghindar dari sakit, cacat akibat kecelakaan atau kematian dimana hal tersebut
pasti akan terjadi walaupun tidak dapat dipastikan kapan tejadiannya12.
11 Suhawan dan Juhana S. Mariadinata, 1990, Pengetahuan Asuransi, CV. Armico,
Bandung, h.28. 12 H. Van Barneveld, 1980, Pengetahuan Umum Asuransi, Bhratara Karya Aksara,
Jakarta, h. 299.
Asuransi merupakan suatu perjanjian. Menurut R. Subekti, perjanjian
adalah suatu peristiwa yang mana seseorang berjanji kepada seseorang lain atau
dengan mana dua orang itu saling berjanjian untuk melaksanakan suatu hal13.
Asuransi juga telah memenuhi mengenai sahnya suatu perjanjian yang
diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata yang menyatakan sebagai berikut:
1. kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.
2. kecakapan untuk membuat suatu perikatan.
3. suatu pokok persoalan tertentu.
4. suatu sebab/causa yang tidak terlarang.
Dari ketetentuan Pasal 1320 KUHPerdata sudah jelas menyatakan bahwa
suatu perjanjian termasuk juga pertanggungan ada setelah adanya kata sepakat
antara kedua belah pihak yaitu pihak penanggung yang dalam hal ini adalah
perusahaan asuransi dan pihak tertanggung atau pemegang polis, adanya kecakapan
para pihak untuk membuat perjanjian, adanya suatu pokok persoalan tertentu dan
adanya suatu sebab yang tidak terlarang.
Asuransi jiwa adalah asuransi sejumlah uang dimana penanggung akan
membayar uang pertanggungan kepada tertanggung jika peristiwa yang tidak pasti
terjadi dan menimbulkan risiko atau kerugian. Pembayaran klaim asuransi tidak
didasarkan atas hilangnya jiwa seseorang namun didasarkan sebagai akibat dari
hilangnya jiwa seseorang. Kerugian materi akibat dari sakit, cacat atau
meninggalnya seseorang sulit untuk ditentukan dan tidak akan dapat ditentukan
13 R. Subekti, 2008, Hukum Perjanjian, Intermasa, Bandung, h. 1.
berapa besar yang harus dibayarkan oleh penanggung apabila jumlah
pertanggungan tidak ditetapkan terlebih dahulu. Jumlah yang dipertanggungkan
tersebut didalam pertanggungan jiwa berfungsi sebagai jumlah pemberian dari
penanggung kepada tertanggung atau orang yang berkepentingan.
1.8 Metode Penelitian
a. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk menjawab dan memecahkan masalah
dengan menggunakan metode penelitian hukum empiris. Adapun maksud dan
tujuan menggunakan metode penelitian hukum empiris dalam penelitian ini adalah
untuk menelaah peraturan perundang - undangan dan kebijakan - kebijakan yang
mengatur tentang perjanjian asuransi dan juga meneliti bagaimana bekerjanya
hukum serta kepatuhan masyarakat terhadap hukum yang berlaku. Dalam
menggunakan metode penelitian hukum empiris ini lebih relevan dilakukan
penelitian ke lapangan terhadap hal - hal yang berkaitan dengan permasalahan yang
ada14.
b. Jenis pendekatan
Dalam penulisan skripsi ini menggunakan dua jenis pendekatan yaitu
Pendekatan perundang – undangan yang di mana pendekatan masalah berdasarkan
pada teori – teori hukum dan peraturan perundang – undangan yang berlaku yang
ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas dan juga menggunakan
14 Ronny Hartijo Soemitro, 2001, Metode Penelitian Hukum, Graha Indonesia, Jakarta,
h. 40.
Pendekatan fakta yaitu pendekatan masalah yang didasarkan pada fakta – fakta
yang terjadi di lapanan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas.
c. Sifat penelitian
Dalam penelitian hukum empiris ini digunakan penelitian deskriptif, yaitu
menggambarkan suatu keadaan atau gejala untuk menentukan ada atau tidaknya
hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Pada skripsi ini
menggambarkan tentang pembayaran klaim asuransi jiwa kepada tertanggung pada
PT. Prudential Life Assurance. Bagaimana pelaksanaan pembayaran klaim asuransi
jiwa pada PT. Prudential Life Assurance dan hambatan-hambatan apa yang
dihadapi dalam pembayaran klaim asuransi jiwa.
d. Data dan sumber data
Data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. data primer adalah “data yang didapat langsung dari masyarakat sebagai sumber
pertama dengan melalui penelitian lapangan atau field research, dilakukan baik
melalui wawancara atau interview”15, sehingga data yang diperoleh dengan
melakukan penelitian pada PT. Prudential Life Assurance.
2. Data sekunder adalah data yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder dan tersier. Bahan hukum premier yang bersumber dari peraturan
perundang-undangan dan dokumen hukum, bahan hukum sekunder yang
bersumber dari buku-buku ilmu hukum dan tulisan-tulisan lainnya dan bahan
hukum tersier yaitu data yang terdiri dari kamus-kamus baik bahasa inggris
15 Bambang Waluyo, 2002, Penelitian Hukum dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, h. 6.
maupun bahasa indonesia, merupakan bahan yang memberikan petunjuk atau
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder16.
e. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam menyusun skripsi ini
adalah terhadap data primer diperoleh dengan cara wawancara melibatkan Manager
PT. Prudential Life Assurance Cabang Kuta serta pihak lain yang mendukung
penelitian ini. Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan17.
Teknik wawancara yang dilakukan adalah mengadakan tanya jawab langsung
dengan informan. Bentuk wawancara ini dengan mempersiapkan daftar pertanyaan
terdahulu sebagai pedoman tetapi dapat dilakukan variasi-variasi pertanyaan
disesuaikan dengan situasi ketika melakukan wawancara.
f. Teknik penentuan sampel penelitian
Dalam penelitian ini, teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah
teknik Non Probability Sampling, yaitu dalam hal ini tidak ada ketentuan yang pasti
berapa sample harus diambil agar dapat dianggap mewakili populasinya
sebagaimana halnya dalam teknik random sampling. Bentuk dari Non Probability
Sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling, yaitu sample dipilih atau
ditentukan sendiri oleh si peneliti, yang mana penunjukan dan pemilihan sampel
16 Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung, h. 202. 17 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2001, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta,
h. 81
didasarkan pertimbangan bahwa sampel telah memenuhi kriteria dan sifat-sifatnya
atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri utama dari populasinya.
g. Pengolahan dan analisis data
Pengolahan data adalah kegiatan merapikan data hasil dari pengumpulan
data sehingga siap dipakai untuk dianalisa. Setelah data diperoleh melalui penelitian
kepustakaan maupun penelitian lapangan maka data tersebut diolah secara kualitatif
berdasarkan fakta yang ada untuk memperoleh jawaban atas permasalahan dalam
skripsi ini. Selanjuttnya dianalisis untuk memperoleh kejelasan penyelesaian
masalah, kemudian ditarik kesimpulan deduktif, yaitu dari suatu hal yang bersifat
umum menuju hal yang bersifat khusus18. Landasan teori bermanfaat sebagai
pemandu agar fokus dengan fakta yang ada di lapangan.
18 Bambang Sunggono, 2007, Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, h. 122.