HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

50
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah proses transformasi pesan dari seorang komunikator kepada komunikan. Baik secara langsung maupun dengan perantara media. Dalam setiap kehidupan hampir setiap hari bahkan setiap jam dan menit, orang tidak akan terlepas dari apa yang dinamakan proses Komunikasi. Kedinamisan ini lebih dikarenakan oleh sifat manusia sebagai mahluk sosial yang selalu mengadakan kontak sosial dengan individu lain. Dewasa ini telah banyak digunakan berbagai macam teknik Komunikasi guna transformasi isi pesan Komunikasi. Salah satunya adalah Komunikasi persuasif yang selalu digunakan oleh lembaga atau perseorangan untuk dapat mempersuasi atau memperngarui individu yang lain. Teknik ini juga dilakukan pada proses pengenalan dan promosi pada suatu perusahaan. Setiap hari kita salalu menjumpai hasil dari proses Komunikasi persuasif. Bentuk itu adalah bentuk Komunikasi melalui upaya Public Relations. Dengan cara ini diharapkan setiap pesan yang hendak ditransformasikan kepada masyarakat luas yang dalam hal ini sebagai masyakat konsumen dari produk tertentu. Pengemasan dalam bentuk pesan yang 1

Transcript of HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

Page 1: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi adalah proses transformasi pesan dari seorang komunikator

kepada komunikan. Baik secara langsung maupun dengan perantara media.

Dalam setiap kehidupan hampir setiap hari bahkan setiap jam dan menit,

orang tidak akan terlepas dari apa yang dinamakan proses Komunikasi.

Kedinamisan ini lebih dikarenakan oleh sifat manusia sebagai mahluk sosial

yang selalu mengadakan kontak sosial dengan individu lain.

Dewasa ini telah banyak digunakan berbagai macam teknik Komunikasi

guna transformasi isi pesan Komunikasi. Salah satunya adalah Komunikasi

persuasif yang selalu digunakan oleh lembaga atau perseorangan untuk dapat

mempersuasi atau memperngarui individu yang lain. Teknik ini juga

dilakukan pada proses pengenalan dan promosi pada suatu perusahaan.

Setiap hari kita salalu menjumpai hasil dari proses Komunikasi

persuasif. Bentuk itu adalah bentuk Komunikasi melalui upaya Public

Relations. Dengan cara ini diharapkan setiap pesan yang hendak

ditransformasikan kepada masyarakat luas yang dalam hal ini sebagai

masyakat konsumen dari produk tertentu. Pengemasan dalam bentuk pesan

yang persuasif dan menarik diharapkan dapat merubah persepsi masyarakat

terhadap suatu barang atau produk maupun jasa, sehingga hasil akhirnya

mampu menggerakan konsumen untuk menggunakan produk atau jasa yang

bersangkutan.

Seiring dengan kemajuan zaman di Indonesia, semua instansi maupun

perusahaan di Indonesia dituntut untuk melakukan suatu tindakan yang

inovatif agar bisa tetap survive dalam menghadapi gempuran zaman dalam

persaingan seperti sekarang ini. Tindakan perubahan ini dilakukan dengan

pembenahan disegala bidang, baik ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan.

Hal ini juga dilakukan oleh instansi pendidikan, Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga, Yogyakarta

1

Page 2: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

Transformasi IAIN SUNAN KALIJAGA menjadi Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta membawa implikasi yang sangat besar

bagi khasanah keilmuan yang ada di Indonesia. Sistem pendidikan yang

terintegrasi dan interkoneksi antara ilmu umum dengan moral agama,

tentunya diharapkan mampu menghasilkan sumberdaya manusia yang tidak

hanya handal dalam kualitas keilmuan umum, tetapi juga mempunya

penyeimbang yaitu keilmuan moral keagamaan. Hal ini menjadi tujuan akhir

yaitu menghasilkan sosok intelektual yang bermoral agama kuat dan

berpengetahuan yang handal.

Sebagai salah satu Universitas, tentunya UIN Sunan kalijaga mempunyai

beberapa fakultas keilmuan umum. Yaitu fakultas Ilmu Sosial Humaniora dan

fakultas Sain dan teknologi. Salah satu program studi yang terdapat pada

fakultas Ilmu Sosial Humaniora adalah program studi ilmu Komunikasi,

dengan konsentrasi Pubilk Relations dan Advertising. Kedua konsentrasi

tersebut sangat diminati oleh para mahasiswa karena selain dipandang

memiliki prospek kedepan yang cukup baik karena sesuai dengan tuntutan

pasar. Oleh karena itu Prodi Ilmu Komunikasi selain ingin mengembangkan

keilmuan para mahasiswanya juga ingin mengembangkan soft skill

mahasiswanya agar kelak benar-benar siap menghadapi persaingan dalam

dunia kerja.

Perkembangan perusahan di Indonesia yang sedemikian pesat,

membawa implikasi pada pendidikan ilmu Komunikasi. Terutama konsentrasi

Public Relations / Humas. Fungsi Menejemen dan Citra menjadi demikian

penting bagi sebuah perusahaan atau instansi sebagai Patron penyampai pesan

positif dari produsen kepada konsumenya. Citra menjadi salah satu faktor

penentu marketing dalam perusahaan maupun Instansi yang lain. Baik dalam

skala lokal maupun nasional. Peran daripada tenaga ahli dalam hal Public

Relations dan perencana program promosi menjadi sedemikian penting.

Devisi Public Relations dan marketing bagi perusahaan dan Instansi

tertentu sudah dikenal lazim oleh setiap perusahaan maupun instansi besar.

Termasuk perusahaan yang menjadi instansi tempat magang. Pemilihan

2

Page 3: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

perusahaan ini lebih dititik beratkan pada tingkat kepentingan dan kapasitas

devisi Public Relations dan Promosi terhadap sumbangsih tingkat penjualan

bagi perusahaan maupun Instansi tertentu.

Peran komunikasi aktif dan perpaduan dengan Teknik Presentasi dan

Negosiasi yang baik, menjadi modal awal promosi menjadi sangat penting dan

layak diperhitungkan di setiap perusahaan. Ide-ide kreatif tersebut dapat

menghasilkan sebuah kampanye promosi yang sangat ampuh dalam upaya

mendongkrak tingkat penjualan bagi suatu perusahaan.

Pemilihan Instansi ini sebagai pilihan utama untuk Kuliah Kerja

Komunikasi atau KKK dikarenakan Instansi ini berskala nasional dengan

tingkat program promosi dan pencitraan yang sangat signifikan. Pertimbangan

lain adalah karena sasaran dari produk dan Jasa Instansi ini adalah Seluruh

Kalangan, dari anak-anak hingga dewasa, dari yang muda hingga yang tua,

dan dari dalam negeri maupun luar negeri tentunya setiap program promosi

dan pencitraan yang dibuat tentunya sangat dinamis dan selalu mengikuti

segala perubahan perilaku dan budaya yang ada dikalangan Masyarakat di

Indonesia saat ini.

Mengutip dari buku yang berjudul prinsip pokok periklanan dalam

perspektif global monlee dan carla johnson mengemukakan bahwa tujuan

seluruh komunikasi pemasaran adalah untuk membantu perusahaan dalam

mancapai tujuan-tujuan pemasaran. Tujuan-tujuan pemasaran tersebut

biasanya antara lain sebagai berikut:

1. Mengenalkan produk-produk baru.

2. Ajakan kepada para konsumen yang ada untuk membeli lebih

banyak produk.

3. Mempertahankan penjualan di luar musim puncak.

4. Mendapatkan ruang pajang yang labih besar.

5. Memerangi persaingan.

Strategi pemasaran yang digunaan perusahaan untuk mencapai tujuan-

tujuan ini bisa menyertakan bauran pemasaran yaitu: produk, tempat, promosi

dan harga.

3

Page 4: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

Promosi penjualan yang efektif adalah sebuah program promosi yang

dapat memaksimalkan valume penjualan dalam jangka waktu tertentu.

Berdasarkan alasan itulah Public Relations, periklanan, promosi penjualan,

dan publisitas produk bekerja bersama.Public Relations berfungsi untuk

membangun citra positif yang dipancarkan dari Instansi atau perusahaan

melalui produk atau jasa yang dihasilkan, Periklanan membantu

mengembangkan dan memperkuat kualitas, membedakan reputasi merek, dan

membangun volume pasar. Publik Relations atau Humas juga turut berperan

dalam membantu membangun volume pasar. Publisitas produk membantu

mengembangkan hubungan jangka panjang antara perusahaan dan konsumen.

Event atau acara khusus menjadi alat yang dianggap paling produktif

dalam melakukan proses penyampaian pesan penjualan dari produsen ke

konsumen. Sehingga hal ini dimanfaatkan oleh Instansi Kepariwisataan yang

banyak membidik segment pasar baik lokal maupun manca negara ini

berbondong-bondong untuk merancang kegiatan-kegiatan acara khusus atau

event untuk kalangan pasar yang sesuai dengan segmentasinya.

Dinas Pariwisata Provinsi DIY sebagai instansi pemerintahan yang

bergerak dibidang kepariwisataan yang ada di Indonesia juga menempatkan

remaja sebagai segment pasar yang paling produktif. Banyak acara-acara

khusus yang di sponsori maupun dirancang khusus guna menarik pasar remaja

untuk menjadi konsumen dari pariwisata Yogyakarta, karna menurut data

statistik menunjukkan segmen remaja adalah termasuk segmen audience yang

paling banyak datang sebagai pengunjung yang bertujuan untuk membeli

produk baik barang maupun jasa kepariwisataan Yogyakarta, dan ironisnya

pasca bencana erupsi yang terjadi pada gunung merapi yang berada diutara

provinsi DIY itu membawa dampak yang sangat signifikan bagi

kepariwisataan DIY khususnya menurunnya kuantitas jumlah pengunjung

baik lokal maupun internasional ke Yogyakarta, khususnya kalangan anak-

anak dan remaja. Oleh sebab itulah maka Dinas pariwisata Provinsi DIY

menggalakkan kerja bagian Promosi dan Public relations untuk

mengembalikan citra pariwisata DIY aman dan tentram kembali, Hal ini

4

Page 5: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

dilakukan karena kampanye promosi yang dianggap tepat untuk kalangan

mereka adalah dengan melalui kegiatan-kegaitan yang sifatnya lebih kepada

hiburan.

Acara khusus menjadi media yang dianggap tepat untuk melakukan

kampanye pemasaran oleh perusahaan karena beberapa alasan sebagai berikut:

1. Untuk mengindikasikan sebuah pasar sasaran khusus atau gaya

hidup. Pelanggan dapat ditargetkan secara geografis,

demografis, psikografis atau perilaku sesuai acara-acara khusus.

Peristiwa-peristiwa dipilih berdasarkan sikap peserta terhadap

dan penggunaan jasa dan budaya tertentu.

2. Untuk meningkatkan kesadaran nama Instansi atau kebudayaan.

Pernsponsoran sering menawarkan paparan yang mendukung

pada sebuah merek atau kondisi yang perlu untuk membangun

pengenalan merek dengan memilih secara terampil

pensponsoran, aktifitas, atau acara khusus.

3. Untuk menciptakan atau mengukuhkan persepsi konsumen

tentang asosiasi citra merek. Acara-acara khusus itu sendiri

memiliki asosiasi yang membantu menciptakan atau menguatkan

asosiasi merek.

4. Untuk meningkatkan dimensi citra perusahaan. Pernsponsoran

dilihat sebagai sarana untuk meningkatkan persepsi bahwa

perusahaan itu di sukai, bergengsi, dan lain-lain sehingga

konsumen akan percaya pada perusahaan dan menyenanginya

dalam pilihan produk komudian.

5. Untuk menciptakan pengalaman dan membangkitkan perasaan.

Perasaan yang ditimbulkan oleh sebuah peristiwa yang

menyenangkan bisa juga secara tidak langsung mengaitkan

merek.

6. untuk mengungkapkan komitmen pada komunitas atau pada isu

sosial.

7. Untuk menghibur klien utama atau mengimbali karyawan kunci.

5

Page 6: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

8. membangkitkan peluang perdagangan atau promosi.

Meskipun ada keuntungan potensial ini, pensponsoran juga

mengandung sejumlah kerugian potensial. Keberhasilan dari sebuah acara

khusus tak dapat diramalkan dan berada diluar kontrol sponsor. Walaupun

banyak konsumen akan memberi kredit kepada sponsor untuk memberikan

bantuan finansial guna mewujudkan peristiwa tersebut khusus itu, beberapa

konsemen mungkin masih membenci komersialisasi acara khusus.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dari diadakannya Kuliah Kerja Komunikasi ini adalah sebagai

berikut ini:

1. Menerapkan ilmu yang dari perkuliahan. Sehingga mahasiswa

tidak hanya mempelajari secara teori tetapi juga dapat

menerapkannya di dunia kerja secara profeisional.

2. Mahasiswa banyak mendapat pengalaman di dunia kerja.

3. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan baru di dunia Public

Relations atau Kehumasan yang tidak didapat dibangku kuliah.

4. Mahasiswa menjadi individu yang profesional dan mampu

bersikap disiplin dan bertanggung jawab di dalam dunia kerja.

5. Melatih mahasiswa berorganisasi dan bekerja dalam sebuah

tim di bawah tekanan, dan mengatasi hal-hal yang di

dalamnya.

6. Mahasiswa mengerti setiap bidang dalam organisasi sehingga

mampu memutuskan bagian mana yang paling diminati dan di

sukai sehingga tidak ada keterpaksaan.

7. Mempersiapkan mahasiswa menjadi individu dengan keahlian

akademis yang ditunjang dengan pengalaman praktis.

6

Page 7: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

Sedangkan tujuan dari penyusunan laporan ini adalah:

Tujuan Umum

1. Sebagai bahan acuan mahasiswa sejauh mana mereka menyerap

wawasan selama menempuh kegiatan akademis saat di bangku kuliah.

2. Sebagai tolak ukur bagaimana kegiatan yang telah dijalani mahasiswa.

3. Mempertanggung jawabkan apa saja yang selama ini ditempuh dan di

pelajari di dalam dunia kampus.

4. Bagi pihak lembaga kampus adalah sebagai acuan untuk masa yang

akan datang agar pelaksanaan program ini dapat terus ditingkatkan.

5. Sebagai realisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan-Pengajar,

Penelitan, dan Pengabdian pada Masyarakat).

6. Menjalin kerjasama antar Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga dengan Dinas Pariwisata Provinsi DIY.

7. Meningkatkan kemampuan dan menambah wawasan mahasiswa di

bidang promosi dan Public Relations.

8. Melatih kompentensi materi Public Speaking, Teknik Presentasi dan

Negosiasi, Teknik Penulisan PR serta Marketing Public Relations

yang selama ini di dapat di kampus sebatas teori belum banyak

praktek.

9. Menyiapkan mahasiswa dalam menghadapi persiapan menuju dunia

kerja yang nyata sebagai seorang pelaku dan perencana Fungsi

Menejemen yang professional.

Tujuan Pribadi

1. Meningkatkan kemampuan dalam hal Human Relations, dan

Teknik Presentasi dan Negosiasi yang baik dalam sebuah

Instansi Pemerintahan.

7

Page 8: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

2. Mengetahui cara dan system kerja devisi Pemasaran dan

promosi di suatu Instansi pemerintahan tersebut atau

seluruhnya.

3. Mengetahui praktek kerja nyata seorang pelaku Public Relatins

and Promotions diDinas Pariwisata Provinsi DIY dalam upaya

Revitalisasi pariwisata DIY pasca erupsi Merapi.

4. Mendekatkan diri pada dunia kerja Public Relatins secara real

dan nyata.

5. Membangun relasi dan jaringan-jaringan karier yang lebih

tinggi sesuai keahlian individu.

C. Manfaat

Manfaat dari Kuliah Kerja Komunikasi ini bagi mahasiswa

sendiri adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh pengalaman kerja serta pengalaman dalam

mencari pemecahan masalah. Mahasiswa juga dapat

mengembangkan kemampuan dalam mengindentifikasikan

masalah, mengamati suatu proses kerja, mengumpulkan data

dan serta dapat membuat suatu kesimpulan dan

menerapkannya dalam ide pencitraan yang sesuai dengan

keinginan klien.

2. Menambah pengetahuan dan keahlian dan pengalaman di luar

kampus yang sesuai atau berhubungan dengan program studi

yang dipilih.

3. Mahasiswa dapat berusaha menonjolkan diri dalam bekerja

dan mempunyai prestasi dalam bidang pekerjaan tersebut

sehingga memungkinkan adanya perekrutan tawaran

kesempatan kerja dari perusahaan.

4. Mahasiswa dapat berinteraksi dengan semua bagian dari

perusahaan, Maupun sistem yang terdapat di dalamnya,

8

Page 9: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

sehingga dapat mempromosikan dirinya sebagai tenaga kerja

yang kompeten dan profesional.

5. Mahasiswa terlibat langsung dalam kegiatan usaha sehingga

terjadi transfer ketrampilan, sikap, motivasi, nilai-nilai, serta

wawasan yang akan meningkatkan kompetisi dan kesiapan

bersaing.

6. Mahasiswa mengetahui proses, budaya, sistem kerja dan

kompetisi yang dibutuhkan di tempat kerja sehingga dapat

mengembangkan diri sesuai kompetisi yang dibutuhkan dan

kemampuan diri.

Untuk universitas sendiri, manfaat Kuliah Kerja Komunikasi ini

adalah sebagai berikut:

1. Merupakan salah satu cara evaluasi penyerapan pencapaian

materi yang telah dikuasai oleh mahasiswa.

2. Dapat menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan pihak

perusahaan, industri, maupun instansi.

3. Memperoleh informasi tentang perkembangan tuntutan dunia

kerja sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

Kehumasan yang ada pada zaman sekarang ini.

Sedangkan untuk perusahaan atau industri, Kuliah Kerja

Komunikasi ini diharapkan bermanfaat sebagaimana berikut ini:

a. Sebagai sarana pertukaran informasi antara dunia kerja dengan

dunia pendidikan.

b. Memperoleh sumber daya manusia yang terdidik untuk

dilibatkan dalam proses kerja.

c. Menjalin untuk saling memahami antara perusahaan dengan

praktik bila dimungkinkan adanya kerjasama yang berlanjut.

D. LOKASI KULIAH KERJA KOMUNIKASI

Lokasi yang menjadi tempat Kuliah Kerja Komunikasi (K3) ini

adalah sebuah Instansi Pemerintahan yang bergerak dibidang kepariwisataan

9

Page 10: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

yakni; Dinas Pariwisata Provinsi DIY. Yang kantornya berlokasi di JL.

Malioboro No: 56 Yogyakarta. Cakupan dari Instansi ini adalah hampir 100 %

dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan penulis sendiri mendapatkan

kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan Job Training atau Kuliah Kerja

Komunikasi di Dinas Pariwisata Provinsi DIY sebagai Sekretaris Pribadi dan

membantu Bidang Pemasaran untuk Mempromosikan Pariwisata DIY pasca

Erupsi Merapi.

E. RENCANA PROGRAM KERJA

Dalam rangka mensukseskan dan kelancaran pada program Kuliah

Kerja Komunikasi atau K3, maka sebagai pijakan atau tolak ukur keberhasilan

dari program ini dirasa perlu untuk membuat program kerja yang diajukan

selama mengikuti Kuliah Kerja Komunikasi atau K3 di perusahaan. Adapun

secara garis besar program tersebut adalah sebagai berikut:

1. Membuat Pers Release setiap Berita penting yang ada di Dinas

Pariwisata provinsi DIY

2. Branding Competition

3. Membuat Artikel Pariwisata Visit Jogja

4. Menejemen crisis Pariwisata Yogyakarta pasca bencana (Erupsi Merapi)

5. Presentasi dan Negosiasi dengan Perusahaan tentang kerjasama event

6. Kampanye Jogja Aman dan Nyaman Bagi wisatawan

F. PROGRAM KERJA KULIAH KERJA KOMUNIKASI

Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Komunikasi yang di lekukan di

perusahaan, penulis berpatokan pada terlaksananya seluruah program yang

penulis ajukan pada saat mengajukan permohonan magang. Tetapi karena dari

perusahaan sendiri telah memiliki program sendiri untuk bagian promosi maka

penulis diwajibkan untuk mengikuti dan mejalankan seluruh aktifitas program

10

Page 11: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

promo yang telah disusun oleh perusahaan. Walaupun untuk masing-masing

rencana program promosi direncanakan oleh penulis tetapi penulis harus

mengikuti dan mengembangkan garis besar materi promosi yang ditentukan

dari Dinas Pariwisata Provinsi DIY.

Dalam kesempatan selama penulis melakukan magang di Dinas

Pariwisata Provinsi DIY, penulis berhasil menjalankan program kerja Promosi

yang telah ditugaskan dari Instansi Pemerintahan tersebut kepada penulis.

Adapun program kerja tersebut adalah sebagai berikut:

Membuat Pers Release setiap Berita penting yang ada di Dinas Pariwisata

provinsi DIY

Membuat surat penawaran kerjasama dengan Hotel berbintang di Jogja

dalam event yang diadakan dalam rangka Recovery Jogja pasca erupsi

merapi

Membuat Artikel Pariwisata Visit Jogja

Menejemen crisis pasca bencana (Erupsi Merapi)

Presentasi dan Negosiasi dengan Perusahaan tentang kerjasama event

Kampanye Jogja Aman dan Nyaman Bagi Wisatawan

Branding Yogja Ceria Melalui Web dan presentasi pada clien

11

Page 12: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

BAB II

DESKRIPSI LOKASI KERJA KULIAH KOMUNIKASI

A. Profil dan Sejarah Perkembangan Dinas Pariwisata Provinsi DIY

Dinas Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan urusan bidang

pariwisata, kewenangan dekonsentrasi serta tugas pembatuan yang diberikan oleh

pemerintah. Dinas Pariwisata mempunyai fungsi untuk menyusun program

pengendalian bidang pariwisata, merumuskan kebijakan teknis bidang pariwisata,

mengelola pengembangan kapasitas pariwisata, menyelenggarakan pemasaran

pariwisata, memberi fasilitas bidang pariwisata kabupaten/kota, melaksanakan

koordinasi perijinan bidang pariwisata, melaksanakan pelayanan umum bidang

pariwisata, memperdayakan sumberdaya dan mitrakerja bidang pariwisata,

melaksanakan kegiatan ketatausahaan, dan melaksanakan tugas lain yang

diberikan gubernur sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

Dinas Pariwisata didirikan pada tahun 1979, dan lembaga ini mengalami

beberapa kali perubahan nama dan status. Perubahan nama dan status tersebut

dilakukan untuk meperbaiki kinerja instansi. Pada tahun 1980 Pemerintah pusat

mengeluarkan peraturan yang mewajibkan setiap propinsi di Indonesia untuk

membentuk Dinas Pariwisata Daerah. Pada tahun 1981 berdasarkan Peraturan

Daerah Propinsi DIY Nomor 9 tahun 1981 tentang Pembentukan, Susunan,

Organisasi dan Tata Dinas Pariwisata Propinsi DIY dibentuklah Dinas Pariwisata

Propinsi DIY. Pada tahun 2001 berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi DIY

Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan, Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Pariwisa Propinsi DIY mengadakan perubahan terhadap Dinas Pariwisata

Propinsi DIY menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Propinsi DIY

Dengan adanya Undang-undang Nomor 22 Tahun1999 tentang Pemerintah

Daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan didaerah

sehingga di perlukan adannya Perangkat Daerah yang terdiri dari Dinas Daerah,

Lembaga Teknis Daerah dan Sekretariat Daerah.

Dalam rangka pelaksanaan Undang-undang No 22 Tahun 1999 tersebut,

perlu meninjau kembali organisasi Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah

12

Page 13: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Berdasarkan Surat Kawat Mentri Dalam

Negeri dan Otonomi Daerah tanggal 6 September 2000 Nomor 061/2061/SJ

Pengaturan Kelembagaan Perangkat Daerah diatur 3 (tiga) Peraturan Daerah yaitu

Peraturan daerah yang mengatur Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan

Sekretariat Daerah.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana tersebut perlu

menetapkan Peraturan Daerah Provinsi DIY tentang Pembentukan dan Organisasi

Dinas Daerah dilingkungan Pemerintah Propinsi DIY. Mengingat Peraturan

Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi, maka Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Propinsi DIY memutuskan peraturan Daerah Propinsi DIY Nomor 5

Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Daerah di lingkungan

Pemerintah Propinsi DIY.

Pembentukan Dinas Daerah sebagai berikut:

a. Dinas pertanian

b. Dinas Kehutanan dan Perkebunan

c. Dinas Perikanan dan Kelautan

d. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

e. Dinas Pendidikan

f. Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial

g. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

h. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

i. Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah

j. Dinas Perhubungan

k. Dinas Pendapatan

Berdasarkan:

1. Peraturan Daerah Propinsi DIY Nomor 4 Tahun 2001 tentang

Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di lingkungan

Pemerintah Propinsi DIY.

2. Hasil evaluasi kelembagaan terdapat adanya ketidaksesuaian antara

kewenangan dan kelembagaan, duplikasi tugas maupun fungsi dan tugas

13

Page 14: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

yang tidak terwadahi untuk itu Peraturan Daerah Propinsi DIY Nomor 4

Tahun 2001 perlu ditinjau kembali.

3. Visi misi Pemerintah Propinsi DIY, salah satu kebijakan adalah penataan

kelembagaan dan aparatur Pemerintah Daerah sesuai dengan kemampuan

dan kebutuhan daerah.

Dengan adanya pertimbang tersebut diatas maka ditetapkan Peraturan

Daerah Propinsi DIY Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pembentukan dan Organisasi

Lembaga Teknis Daerah di lingkungan Pemerintah Propinsi DIY diantaranya

Badan Pariwisata Daerah Propinsi DIY. Pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan

Daerah Propinsi DIY Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pembentukan Susunan dan

Organisasi Lembaga Teknis Daerah di lingkungan Pemerintah Propinsi DIY

mengadakan perubahan terhadap Badan Pariwisata Daerah Propinsi DIY menjadi

Dinas Pariwisata Propinsi DIY.

A. Visi dan Misi Instansi

Visi Badan Pariwisata Daerah Yogyakarta

"Terwujudnya Yogyakarta sebagai salah satu destinasi terkemuka di Asia

tenggara pada tahun 2025 berdasarkan keunggulan produk wisata yang

berkualitas, berwawasan budaya, berwawasan lingkungan, berkelanjutan

dan menjadi salah satu pendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan”

Misi Badan Pariwisata Daerah Yogyakarta

Misi Pembangunan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkait dengan

kepariwisataan adalah:

Mengembangkan pariwisata Yogyakarta sebagai industri pariwisata

yang berbasis pada kekuatan ekonomi lokal sehingga dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah;

Mengembangkan destinasi Yogyakarta berdasarkan keunggulan

produk wisata dan sarana prasarana penunjang yang berkualitas,

berbasis budaya, dan pembangunan pariwisata berkelanjutan;

14

Page 15: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

Mengembangkan pemasaran pariwisata Yogyakarta yang terpadu,

sinergis, efektif, dan efisien untuk meningkatkan kunjungan wisatawan

ke Yogyakarta;

Mengembangkan kemitraan dengan meningkatkan jejaring (kerjasama

dan koordinasi), kualitas manajemen, Sumber Daya Manusia, dan

memantapkan kapasitas kelembagaan masyarakat pariwisata

Yogyakarta;

Meningkatkan pemberdayaan masyarakat terhadap kesadaran dan

partisipasi aktif seluruh masyarakat dalam kegiatan pariwisata yang

berdasarkan Sadar Wisata dan Sapta Pesona.

C. Ruang lingkup operasional kerja

Ruang lingkup operasional kerja dari Dinas Pariwisata Yogyakarta

Provinsi DIY adalah mencakup wilayah kerja sebagai berikut:

1. Kabupaten Sleman

2. Kabupaten Bantul

3. Kota Yogyakarta

4. kabupaten Gunung Kidul

5. Kabupaten Kulon Progo

Bidang kerja dari Instansi ini adalah sebagai sebuah Instansi Pusat

penentu dari Dinas Pariwisata yang ada ditiap Kabupaten dan Kota Madya

yang ada dalam seluruh wilayah Daerah Istiomewa Yogyakarta. Tugasnya

yakni menangani bagian Marketing, promosi, sarana prasarana, sumber

daya manusia, analisa pasar, standarisasi produk yang telah dihasilkan oleh

tiap kabupaten dan kota madya, dan di provinsi inilah hal-hal tersebut

disistematisir menjadi satu kesatuan produk yakni Pariwisata Yogyakarta

15

Page 16: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

dari seluruh kabupaten di DIY baik dari Sleman, Bantul, Kulon Progo,

Kota Madya Yogyakarta, maupun Gunung Kidul.

Instansi ini berkewajiban untuk memasarkan dan menggarap pasar

baru bagi Kepariwisataan Yogyakarta, partner kerja dinas pariwisata

adalah seluruh instansi maupun perusahaan yang mempunyai peran

sebagai penyedia produk maupun jasa yang dapat membantu wisatawan

baik lokal maupun manca negara dalam kunjugannya di Kepariwisataan

Yogyakarta, sebut saja maskapai penerbangan, jasa travel, pengusaha

kuliner, pengusaha mebel, pengusaha handi craft, Hotel dan penginapan

dan lain sebagainya. Sedangkan dalam hal distribusi, Instansi ini

berkewajiban mendistibusikan seluruh informasi produk Kepariwisataan

Yogyakarta ke seluruh Indonesia, bahkan Manca Negara. Promosi,

Instansi ini berkewajiban membantu melakukan upaya atau kegiatan

promosi yang dijalankan oleh Instansi partner dan Instansi Cabang. Selain

itu Instansi ini juga harus menjalankan rencana promo yang di susun oleh

Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan yang ada ditingkatan pusat.

D. Struktur Organisasi

Susunan organisasi Badan Pariwisata Daerah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta terdiri dari:

1. Kepala Dinas Pariwisata Daerah

2. Sekretariat, terdiri dari:

Sub Bagian Program;

Sub Bagian Keuangan;

Sub Bagian Umum;

Sub Bagian Data dan Teknologi Informasi.

Setiap Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang

yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Sekretaris.

16

Page 17: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

3. Bidang Pengembangan Kepariwisataan, terdiri dari :

Sub Bidang Peningkatan Mutu;

Sub Bidang Inovasi.

Setiap Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang

yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Bidang Pengembangan Kepariwisataan.

4. Bidang Pengembangan Pemasaran, terdiri dari :

Sub Bidang Sarana Promosi;

Sub Bidang Analisis Pemasaran.

Setiap Subbagian dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang

yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran.

Tabel 1.1

(Bagan Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Provinsi DIY)

17

Page 18: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM KERJA

A. Pengantar

Program Kuliah Kerja Komunikasi dilakukan selama satu bulan

terhitung sejak tanggal 1 Desember – 31 Desember 2010 di Dinas Pariwisata

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang bertempat di Jl. Malioboro Nomor 56

dengan waktu kerja dari hari Senin hingga Sabtu mulai pukul 07.30 – 14.30 WIB.

Pada hari pertama, Ibu Siti Aminah selaku Ketua Bagian Umum memberitahukan

serangkaian job descriptions kepada penulis sekaligus memperkenalkan dua

stafnya yakni Bpk. Arinto dan mbak Ida Purwaningrum,S.E. Pembagian tugas

sendiri memakai sistem teamwork oleh semua pegawai di staf sekretaris pribadi,

sehingga penulis memperoleh pengalaman yang lebih. Selama penulis KKK di

lokasi tersebut penulis ditempatkan di Kantor sekretaris pribadi dan pemasarani

yang bersebelahan langsung dengan Ruang Utama Pimpinan dan Ruang Rapat.

Memang boleh dikatakan jika posisi kantor sangat strategis karena menjadi sentra

utama tempat para manager dan pimpinan melakukan rapat perusahaan sekaligus

penerimaan dari berbagai tamu penting. Selain itu penulis juga diperkenalkan

dengan beberapa manager lainnya dan melihat lebih jauh akan lingkungan kantor

Pelaksanaan KKK di bagian sekretaris pribadi dan pemasaran cukup

bervariasi baik di mulai dengan mengkliping yang nantinya akan mendapatkan

disposisi dari pimpinan untuk segera ditindaklanjuti karena hal ini dapat

mengetahui pemberitaan di publik terhadap posisi Dinas Pariwisata Provinsi DIY

sendiri. Selain itu juga ada pembuatan Press Release, peliputan dan pembuatan

berita serta pembuatan media internal yakni majalah Jogja News. Selama KKK

penulis mendapatkan pembelajaran jurnalisme tentang tulis menulis peristiwa,

karena sebagian besar humas di sini lebih concern pada aspek tersebut. Humasda

juga menekankan bahwa seorang Public Relations yang cakap tidak hanya modal

pembicaraan yang bagus di depan umum tetapi juga memiliki jiwa pemberitaan

yang tinggi pula. Namun demikian tidak serta merta humas berada di lingkaran

18

Page 19: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

tersebut, akan tetapi kinerja humas di sini juga saling melengkapi kinerja manager

dari berbagai seksi.

B. Kajian Teori

Public Relations atau humas merupakan salah satu unit kerja atau

bagian dari suatu perusahaan. Kehadiran humas merupakan hal yang vital karena

makin besar suatu organisasi akan semakin luas, makin besar dan tersebar publik

organisasi tersebut. Tentu diperlukan pula kegiatan komunikasi yang

berkesinambungan dan terencana agar hubungan secara internal dan eksternal

dapat berjalan sinergis.

Berikut definisi menurut pakar komunikasi tentang humas atau Public

Relations. Suatu fungsi manajemen yang menilai sikap publik,

mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara organisasi demi kepentingan

publiknya, serta merencanakan suatu program kegiatan dan komunikasi untuk

memperoleh pengertian dan dukungan publiknya. (Cutlip, Center and Broom

dalam bukunya “Effective Public Relations”). Public Relations activity is

management of communications between an organizational and its publics. (The

British Institute of Public Relations). “Public Relations adalah fungsi manajemen

yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara

organisasi dengan publiknya menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian,

penerimaan dan kerja sama...”.(International Public Relations Association)

Peranan PR dalam suatu perusahaan sangat begitu penting karena

berkaitan dengan strategi manajemen yang akan dirumuskan untuk pencapaian

tujuan perusahaan yakni:

a. Penasehat Ahli (Expert Prescriber) : Berpengalaman dan memiliki

kemampuan tinggi dapat membantu memberikan solusi dan

penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public

relationship);

b. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator) : PR bertindak

sebagai komunikan atau mediator untuk membantu pihak manajemen

hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya;

19

Page 20: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

c. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process

Fasilitator) : Dalam proses pemecahan persoalan, PR merupakan

bagian dari tim manajemen;

d. Teknisi Komunikasi (Communication Technician) : Menjadikan PR

sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis

komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in

organization;

Di dalam jangkuan ruang lingkup kinerjanya, PR membutuhkan tempat

dalam melaksanakan berbagai bidang kehumasan dan secara umum, humas

menangani dua macam ruang lingkup yakni secara internal dan eksternal.

a. Secara internal, bahwa PR (terdapat komunikasi vertikal dan horizontal):

1) Melakukan program terencaan dan berkesinambungan sebagai

bagian dari manajemen organisasional;

2) Memonitor dan menciptakan perubahan yang terukur dalam

kesadaran, opini, sikap dan perilaku antar sesama elemen

organisasi (atasan dan karyawan);

3) Memberi saran kepada pihak manajemen dalam hal pembentukan

kebijakan baru, prosedural baru dan tindakan baru yang sama-sama

bermanfaat bagi organisasi dan publik.

b. Secara eksternal, bahwa PR:

1) Menangani hubungan antara organisasi dan publik stakeholders-

nya;

2) Membangun dan mempertahankan komunikasi dua arah antara

organisasi dan publiknya;

3) PR mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang

positif terhadap lembaga yang diwakilinya.

Adapun untuk seorang PR juga dituntut mempunyai keterampilan dalam

mengelola segala program yang akan dijalankan yakni

a. Creator - Memiliki kreativitas dalam penciptaan suatu gagasan, ide-ide

atau buah pemikiran yang cemerlang;

20

Page 21: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

b. Conceptor - Mempunyai kemampuan skill sebagai konseptor dalam

menyusun program kerja kehumasan dan rencana program lainnya;

c. Mediator - Kemampuan menguasai teknik komunikasi melalui media

baik lisan maupun tertulis dalam menyampaikan pesan atau

menyalurkan informasi;

d. Problem Solver - Mampu mengatasi setiap permasalahan yang

dihadapi baik secara proaktif, antisipatif, inovatif , dinamis dan solutif.

Untuk kegiatan dan sasarannya seorang PR harus mampu membidik dan

bersiap merima resiko tentang apa yang telah diperbuatnya karena selebihnya

seorang PR harus mampu untuk:

a. Membangun Identitas dan Citra Perusahaan (Building Corporate

Identity and Image);

b. Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif dan

mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan

berbagai pihak;

c. Menghadapi Krisis (Facing of Crisis). Menangani keluhan (complaint)

dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen

krisis dan PR Recovery of Image yang bertugas memperbaiki lost

image and damage;

d. Mempromosikan Aspek Kemasyarakat (Promotion Public Relations

Causes). Kegiatan yang menyangkut kepentingan publik dan

mendukung kegiatan kampanye sosial;

Secara garis besarnya memang seorang PR tujuan akhirnya adalah

mendapatkan citra perusahaan yang positif, sehingga di sinilah langkah

selanjutnya adalah penggunaan metode lingkaran komunikasi dalam pembentukan

citra, yakni

21

Page 22: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

Method of Program and Communication of

Public Relations Activities Circle

A. TUJUAN

(7 Langkah RencanaKerja PR)

Analisis Situasi Komunikasi

Analisis Hasil (Evaluasi)

Tentukan Publik

Personil

Tentukan

Media

Anggaran (Budget)

B. TARGET

(memperoleh citra dan kepercayaan)

Citra Kepercayaan Realitas Manfaat Keterikatan

Rumuskan Tujuan/Tema

Batas Waktu

Program Kegiatan (Programming)

Gambar I

Langkah kinerja PR

C.Realisasi Kuliah Kerja Komunikasi

Adapun aktifitas humas yang dilakukan selama melaksanakan Kuliah

Kerja Komunikasi di Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

adalah :

1. Dokumentasi, monitoring media massa dan membuat kliping

Melakukan pembacaan koran yang diikuti oleh pencarian kolom atau artikel

berita yang berkenaan dengan seluk beluk Dinas Pariwisata Provinsi DIY secara

kontinyu yakni selalu dilakukan oleh staf sekretaris Kepala Dinas dalam

mengontrol hubungan eksternal yakni berita kepariwisataan. Meskipun perkerjaan

ini terasa sangat ringan, hal ini juga bermanfaat dalam melihat dan menganalisa

22

Page 23: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

peristiwa yang diliput oleh dunia luar dalam pemberitaan apakah hal itu sesuai

dengan kenyataan di lapangan atau tidak. Karena setelah diarsip lalu diserahkan

kepada Sekretaris Utama untuk selanjutnya dibaca oleh Pimpinan apakah ada

disposisi selanjutnya untuk ditindaklanjui oleh divisi yang terkait. Jika hal

tersebut berkenaan dengan humas, maka pihak sekretaris sendiri akan turun

langsung dalam mengatasi permasalahan tersebut (ini merupakan aplikasi yang

dilakukan sebagai fungsi manajemen PR yakni bidang manajemen krisis). Dari

pemberitaan ini sendiri juga mempunyai indikator dalam tolak ukur kinerja Dinas

Pariwisata Provinsi DIY, apakah mengalami penurunan atau peningkatan menurut

pemberitaan tersebut. Pekerjaan ini sendiri selalu dilakukan setiap hari Senin

sampai Jumat (khusus untuk hari sabtu dan minggu, media koran dibaca dan

dikliping hari senin).

2. Pembuatan Pers Release

Pers release dalam sebuah karya kepenulisan yang dihasilkan oleh seorang

guna menginformasikan segala hal yang dilakukan oleh suatu instansi atau

perusahaan, informasi tersebut bertujuan untuk membentuk opini public terhadap

issue yang diangkat, baik seputar event, capaian, perbaikan, network, program

CSR atau banyak hal lain yang juga bertujuan untuk membangun citra positif

perusahaan atau instansi dihadapan halayak ramai. Dalam dunia public relations

pers release adalah merupakan suatu hal yang tidak asing lagi, karena hampir

setiap profesi ke-PR-an yang ada didunia ini mengharuskan seorang Public

Relatins dapat melalukan kegiatan kepenulisan dengan baik, dan hal tersebut

kebanyakan tertuang dalam kegiatan penulisan pers release untuk instansi atau

perusahaan yang diampu oleh seorang PR.

Menyoal permasalahan penurunan kuantitas wisatawan yang telah dialami

kepariwisataan Provinsi DIY pasca erupsi merapi berarti membincang pula

persoalan menegemen krisis yang dilakukan oleh Dinas pariwisata Provinsi DIY

dalam mengembalikan citra DIY aman dan nyaman kembali untuk dikunjungi

oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Hal tersebut juga salah satu

23

Page 24: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

tugas garapan penulis dalam masa magang kerja, yakni menginformasikan kepada

khalayak dari media massa bahwa DIY tlah aman dan nyaman kembali untuk

dikunjungi, tentunya dengan sekian kegiatan yang dirancang khusus untuk

menyambut kedatangan wisatawan kembali ke Yogya untuk berwisata. Hal

tersebutlah yang terus dilakukan oleh penulis dalam masa magang kerja.

3. Branding Competition

Branding adalah komponen penting dalam sebuah instansi atau perusahaan

yang menjadi pendukung dalam keberhasilan sebuah kampanye pemasaran

produk maupun jasa. Dikenal dan tidaknya sebuah produk atau jasa sedikit banyak

juga dipengaruhi oleh kuat dan tidaknya branding produk yang ada dilapangan.

Banyak hambatan dan kendala dilapangan seputar distribusi material

promosi dan mempertahankan keberadaanya dilapangan. Di area DIY sendiri

masih mengalami banyak kendala pasca erupsi merapi, warga lebih banyak

mengalihkan destinasi akhir wisatanya kedaerah lain di Indonesia seperti bali,

lombok, pulau seribu atau daerah lain yang tidak mengalami bencana, hal tersebut

juga dirasakan dalam promosi yang dilakukan didaerah lain di Nusantara.

Didaerah lain di Indonesia sendiri banyak Dinas pariwisata yang mempromosikan

destinasi pariwisata yang ada diprovinsinya yang berebut space branding. Dari

sekian banyak produk yang ada dilapangan akhirnya menyebabkan perlombahan

branding antar kepariwisataan di Indonesia.

Vandalism dan kanibalisme matrial promosi menjadi sering terjadi apalagi

untuk pesaing kepariwisataan luar negeri, Malaysia, Bruney Darussalam, Jepang,

Eropa, Hongkong, Australia dan masih banyak yang lain, namun hal ini tidak

terjadi di Kepariwisataan Indonesia, karena kesemua Strategi promosi yang ada di

Nusantara menjadi satu kesatuan destinasi pariwisata di Visit Indonesia.

Perusakan bahkan replacement material promo menjadi lumrah dilakukan oleh

aktifitas competitor yang ada diluar negeri, sebut saja akuisisi sepihak wayang dan

tari bali yang dilakukan oleh malaysia yang pernah dilakukan dalam iklan

24

Page 25: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

kepariwisataanya tempo dulu. Berawal dari beberapa hal diatas dan fakta

dilapangan akhirnya muncul sebuah program untuk me-maintance keberadaan

material promo yang ada dilapangan.

Dari beberapa program yang ada diantaranya adalah program branding

competition. Program ini bertujuan untuk menjaga keberlangsungan material

promo yang ada di lapangan atau pasar. Program ini mengharuskan setiap Dinas

Pariwisata kabupaten dan desa wisata yang ada didaerah peserta branding

competition untuk mempertahankan branding kepariwisataan dalam daerahnya

pada waktu tertentu. Jika hal itu telah dilakukan maka dilakukan penilaian oleh

team promosi dari Dinas Pariwisata Provinsi DIY untuk kemudian mendapatkan

pelatihan dan evaluasi lebih mendalam tentang kesekian hal yang harus diperbaiki

dalam tubuh kepariwisataan tiap kabupaten dan kodya yang ada di DIY, sehingga

materi promosi yang dirancang selalu up date dan sesuai dengan keadan pasar

yang adaditiap daerah.

Anggaran yang digunakan dalam menjalankan program ini adalah

bersumber dari anggaran promosi dinas pariwisata DIY.

Program ini mulai dijalan mulai tanggal sejak awal tahun 2010 dan masih

berjalan hingga sekarang karena sesuai dengan periode anggaran tahunan

pemerintah provinsi. Hal utama yang mendasari dari program ini adalah adanya

kekhawatiran akan aktifitas competitor yang sering melakukan kanibalisme

terhadap material promo kepariwisataan yang ada di Indonesia, khususnya Daerah

Istimewa Yogyakarta.

Hasil dari program ini adalah hampir semua tempat wisata yang ada diseluruh

kabupaten di DIY menerima materi promosi yang sama dan mengalami

keberimbangan material promo. Dan hasil yang paling mencolok adalah Daerah

Istimewa Yogyakarta masuk dalam peringkat pertama menyabet 3 award

sekaligus pada desember 2010 lalu yakni:

1. Provinsi DI Yogyakarta sebagai Kota Trefavorit

2. Provinsi DI Yogyakarta sebagai Provinsi Terbaik dalam pengembangan

pariwisata

3. Provinsi DI Yogyakarta sebagai Kota dengan pelayangan terbaik.

25

Page 26: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

Penghargaan tersebut diperoleh DIY Dalam Indonesia Tourism Award 2010

yang diselenggarakan distudio MetroTV dan diserahkan secara langsung oleh

MENBUDPAR pada tanggal 2 Desember 2010

Penghargaan ini berdasarkan hasil survey majalah SWA terhadap 1600 responden

yang terdiri dari wisatawan lokal maupun mancanegara yang berasal dari 25 kota

di Indonesia.

4. Membuat Artikel Pariwisata

Dalam proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dalam

setiap instansi maupun suatu perusahaan, pasti membutuhkan media dalam

memperlancar proses komunikasinya, media tersebut berfungsi sebagai alat yang

dapat menyimpan dan menyebarkan messege (pesan) baik berupa informasi

maupun berita dari komunikator kepada komunikannya, media ini dapat pula

berupa hard copy maupun soft copy, sebut saja contoh soft copy seperti; website,

facebook, twitter, blog,dll, dan hard cofy seperti; surat kabar, majalah, koran,

buletin dan lain sebagainya yang hari ini merupakan macam dari media dalam

dunia komunikasi. Begitu pula dengan dinas pariwisata Provinsi DIY, dalam

proses komunikasi kepariwisaan instansi ini juga membutuhkan media dalam

mengkafer kesekian kepentingannya yang akan disampaikan pada halayak

mengenai kepariwisataan yang ada di DIY, hal ini terbukti dengan dimilikinya

situs www.visitingjogja.com dan Buletin Pariwisata Provinsi DIY sebagai media

menyampai pesan dari Dinas Pariwisata Provinsi DIY kepada masyarakat baik

dalam maupun luar negeri.

Informasi yang biasa ditampilkan dalam media tersebut diatas bisanya berupa

berita yang sifatnya up date dan terkini yang dilaksanakan oleh instansi tersebut

guna untuk mendongkrak opini positif dari publik terhadap Dinas Pariwisata DIY,

dan hal tersebutlah yang sering dilakukan oleh penulis sewaktu melakukan

kegiatan magang kerja di Dinas Pariwisata DIY, yakni melakukan kegiatan

kepenulisan artikel tentang pariwisata, baik pembahasan tentang perkembangan

pariwisata, event, rehabilitasi pasca erupsi merapi, maupun berita lain yang

26

Page 27: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

kemudian dimuat di buletin maupun website Dispar Prov. DIY untuk diketahui

oleh Publik.

5. Menejemen krisis Kepariwisataan pasca Erupsi Merapi

Tidak dapat dipungkiri jika musibah erupsi merapi yang dialami oleh Daerah

Istimewa Yogyakarta menimbulkan kesekian kepedihan pada rakyat Yogya

dibanyak lini kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, agama, sosial

maupun kepariwisataan. Yang menjadi sorotan utama Dinas Pariwisata Provinsi

DIY adalah kemerosotan Pengunjung baik dalam maupun luar negeri yang

dialami oleh kepariwisataan DIY, suatu kenyataan yang cukup ironis dimana

hampir 50% dari penduduk Yogyakarta hidup dari objek wisata, baik sebagai

pedagang sovenir, kuliner khas yogya maupun penyedia jasa pariwisata dan

semua hal tersebut anjlok seketika pasca bencana. Sebuah kenyataan yang sangat

pahit dirasakan khususnya oleh masyarakat yang terkena dampak primer dari

bencana yakni dikawasan Kabupaten Sleman, tepatnya didaerah Kepuharjo,

Turi,kaliurang, kaliadem, kalikuning dan juga Cangkringan Yogyakarta,

bagaimana tidak, daerah yang terkenal dengan sumber daya alam dan kebun salak

terbesar di Indonesia tersebut luluh lantak seketika diterpa abu vulkanik, belum

lagi lahan padi yang tersapu lahar dingan dan lain sebagainya. Sontak

perekonomian kawasan bencana menjadi mandek bukan saja karena mereka tidak

bekerja, akan tetapi karna tidak adanya kaum pengunjung wisata yang berminat

untuk menjadikan kawasan Yogyakarta menjadi destinasi kepariwisataan

pilihannya karna sebab takut terkena imbas becananya.

Hal tersebutlah yang kemudian memaksa banyak pihak untuk berfikir

keras tentang bagaimana cara untuk memperbaiki keterpurukan pariwisata

Yogyakarta khususnya kawasan Sleman dan sekitarnya, dan dari sanalah muncul

banyak ide mengenai Recovery Jogja dan sekian kebijakan lain yang berfungsi

mengangkat citra positif bahwa Yogya telah aman kembali yakni dengan

mengadakan promosi event paket wisata erupsi, desa Wisata yang ada dikawasan

merapi, rekonstruksi kaliurang dan banyak event yang dirancang khusus untuk

27

Page 28: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

menyambut kembali wisatawan yang ingin berkunjung ke Yoga. Dan diharapkan

dari menejemen crisis tersebut kepariwisataan Yogya mampu bangkit dan berdiri

gagah seperti sedia kala.

6. Presentasi dan Negosiasi event

Sebagaimana yang telah ditulis diatas bahwa, dalam rangka Recovery

Jogja pasca erupsi merapi Dinas pariwisata Provinsi DIY mengadakan banyak

event yang bertujuan untuk menarik simpaty dan animo publik agar menjadikan

Yogyakarta menjadi destinasi akhir kepariwisataan dalam daftar liburannya, dan

hal ini otomatis mengharuskan tiap elemen dalam Dinas Pariwisata untuk bekerja

ekstra, bagaimana tidak karna kompleksitas bencana yang terjadi di DIY

menyebabkan masyarakat trauma terhadap Jogja dan hal ini yang harus diluruskan

dengan melakukan pendekatan komunikasi persuasif yang lugas dan tepat sasaran.

Sebut saja dengan melakukan teknik presentasi dan negosiasi yang baik

dengan berbagai pihak yang bertalian dengan masalah kepariwisataan, baik

bekerja sama dengan MEBUDPAR (Menteri Kebudayaan dan Pariwisata)

Indonesia untuk membantu mempromosikan Yogya telah Ceria maupun dengan

perusahaan atau instansi lain mengenai event besar yang akan diselenggarakan

untuk menarik perhatian khalayak agar kembali lagi ke Yogyakarta. Dan hal

tersebutlah yang semasa magang kerja dipelajari dan dipraktekkan oleh penulis

melalui presentasi event kepada para investor, maupun pihak media. Dan dalam

realitasnya penulis mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari kepala dinas

karna selalu diminta untuk menemui tamu untuk menjelaskan kesekian event yang

akan dilakukan di Yogyakarta. Event event yang akan dilaksanankan biasanya

juga harus bekerja sama dengan Hotel berbintag di Yogyakarta sebagai tempat

tinggal bagi wisatawan baik lokal maupun asing untuk menginap, oleh sebab itu

berikut kami tampilkan data Hotel berbintang dibadah Koordinasi Dinas

Pariwisata Prop. DIY:

28

Page 29: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

Tabel 1.2

No Nama Hotel Alamat1 Sheraton Mustika Jl. Laksada Adisucipto KM. 8,7, Depok2 Hyatt Regency Jl. Palagan Tentara Pelajar, Ngaglik3 Quality Hotel Yogyakarta Jl. Laksada Addisucipto KM. 8 No. 48, Depok4 Melia Purosani Jl. Jend. Suryotomo 31, Gondomanan5 Inna Garuda Jl. Malioboro No. 60, Danurejan6 Jayakarta Yogyakarta Hotel & Spa Jl. Laksada Adisucipto KM. 8, Depok7 Shapir Yogyakarta Jl. Adisucipto Laksada 38, Gondoksuman8 Phoenix Jl. Jend Sudirman 9-11, Jetis9 Santika Jl. Jend Sudirman 19, Jetis10 Novotel Jl. Jend Sudirman 89, Gondoksuman11 Jogjakarta Plaza ( Radisson ) Jl. Gejayan, komplek colombo, Depok12 Sahid Raya Yogya Jl. Babarsari, Tambakbayan, Depok13 Ibis Malioboro Jl. Malioboro 52-58, danurejan14 Mutiara Kencana Murni Jl. Malioboro 18, Danurejan15 Abadi Hotel Jl. Pasar Kembang no.49 , Gedongtengen16 Grage Ramayana Jl. Sosrowijayan no.33 , Gedongtengen17 Grage Yogya Jl. Sosrowijayan 242, Gedongtengen18 Grand Palace Yogyakarta Jl. Mangkuyudan 32, Mantrijeron19 Sejahtera Family Jl. Pringgodani no.22, Depok20 Puri Artha Jl. Cendrawasih no.36, Depok21 Sri Wedari Jl. Laksda Adisucipto km 6, Depok22 Poeri Devata Resort Hotel Klurak, Tamanmartani, Kalasan23 Cakra Kembang Jl. Kaliurang KM. 5,5 No. 44, Depok24 Cakra Kusuma Jl. Kaliurang KM. 5,2 No. 25, Depok25 River Castle Jl. Laksda Adisucipto KM. 8, Depok

26Batik Yogyakarta / (New Batik Palace)

Taman Yuwono, Dagen, Gedongtengen

27 Arjuna Plaza Jl. Mangkubumi 44, Jetis28 Brongto Jl. Suryodiningratan 26, mantrijeron29 Mtahari Jl. Parangtritis 123, Mergangsan30 Istana Batik Ratna (Batik Palace) Jl. Pasar Keembang 29, Gedongtengen31 Indah Palace Jl. Sisingamangaraja no. 74, Mergangsan32 Yogya Plaza Jl. Tribata 1 A, Gondoksuman33 Ishiro Kencana Jl. Kaliurang KM. 4,5 Gg. Kenari No. 7 Depok34 Seturan Jl. Seturan No.13 Catur Tunggal, Depok

(Daftar Nama Hotel Berbintang Yogyakarta)

7. Kampanye Yogya Aman dan Nyaman Bagi Wisatawan

Meski sudah mulai berdatangan dan mengadakan tour ke Yogyakarta,

namun masih banyak wisatawan yang menanyakan kondisi dan situasi kota

Yogyakarta pasca erupsi Gunung Merapi. Dinas Pariwisata Propinsi DIY pun

29

Page 30: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

semakin gencar memberikan penjelasan dan promosi Yogya Aman dan Nyaman

untuk dikunjungi.

Kepala Dinas Pariwisata Propinsi DIY, Tazbir Abdullah, SH, M.Hum

menghimbau kepada wisatawan, baik asing maupun domestik untuk tidak ragu

lagi datang ke Yogyakarta. Promosi dan kampanye ajakan wisatawan untuk

datang ke Yogyakarta diharapkan bisa dilakukan oleh para pelaku industri

pariwisata sebagai bentuk dan upaya pemulihan citra pariwisata Yogyakarta.

“Banyak wisatawan yang menanyakan kepada kami, baik melalui email maupun

per telepon tentang situsi Kota Yogyakarta, dan kami jelaskan bahwa Jogja aman,

layak dan nyaman untuk dikunjungi, “ tegasnya.

Terkait masih adanya pertanyaan dari para wisatawan yang ingin

berkunjung ke Yogyakarta, Dinas Pariwisata Propinsi DIY menyatakan bahwa :

Gunung Merapi masih aktif tetapi kawasan bahaya Merapi adalah 10 km

dari puncak Merapi dan aktifitas Merapi semakin menurun. Kota Yogyakarta

aman karena terletak 40 km dari puncak Merapi. Bandara Adi Sucipto beroperasi

dengan normal sejak Hari Sabtu 20 November 2010. Obyek wisata di Yogyakarta

seperti Keraton Yogyakarta, Candi Prambanan, Candi Borobudur, Tamansari,

Kawasan Malioboro dan lain-lainnya aman untuk dikunjungi. Kawasan Wisata

Kaliurang saat ini belum bisa dikunjungi karena masih dalam tahap pembersihan

dan pembenahan tetapi akan dibuka dalam waktu dekat. Fasilitas penunjang

Pariwisata lainnya seperi hotel dan restoran sudah beroperasi dengan normal.

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, wisatawan mancanegara

maupun wisatawan nusantara mulai berdatangan untuk mengadakan tour ke

Yogyakarta. Kondisi ini menjadi sesuatu yang positif untuk mengembalikan citra

pariwisata di Yogyakarta khususnya menyambut liburan Natal dan Tahun Baru.

Langkah promosi diatas adalah merupakan kesekian upaya yang dilakukan

oleh Dinas Pariwisata Provinsi DIY untuk mengembalikan citra Jogja aman dan

nyaman bagi wisatawan, hal ini terbukti dilangsirnya berita diatas dalam beberapa

surat kabar maupun media online seperti dimuat dalam situs www.jogjatrip.com .

30

Page 31: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam kesempatan Kuliah Kerja Komunikasi yang penulis jalani di

Dinas Pariwisata Provinsi DIY, penulis banyak mendapatkan pengalaman

yang sangat berharga dalam bidang Public Relations dan promosi

kepariwisataan. Dalam kesempatan ini penulis hendak menarik beberapa

kesimpulan berdasarkan pengamalan yang didapatkan di lapangan.

1. Program magang yang diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

bekerjasama dengan instansi pemerintahan atau perusahaan yang terkait,

sangat bermanfaat dalam proses pengembangan pribadi-pribadi yang andal

dalam menghadapi berbagai dinamika kerja. Selain itu, program ini

mampu memberikan kesinambungan kebutuhan mahasiswa antara teori

dan praktik.

2. Program magang yang dilaksanakan di instansi Dinas Pariwisata Propinsi

DIY ini sangat bermanfaat dan dapat membekali mahasiswa, tentang

bagaimana dunia kerja sebenarnya.

3. Bagi instansi Dinas Pariwisata Propinsi DIY, keberadaan mahaiswa dalam

program magang merupakan hal yang positif karena instansi dapat

menyalurkan informasi tentang bagaimana proses kerja instansi.

4. Dalam memperkuat branding sebuah produk selalu di perlukan daya

inovatif dan creatif dalam merencanakan sebuah event.

5. Tujuan utama dari sebuah promo event adalah tidak semata-mata

membangun kekuatan merk atau brand aquity tetapi ada tujuan lain yang

harus dicapai dalam sebuah promo event yaitu peningkatan penjualan

melalui sebuah event.

6. Penggarapan sebuah komunitas yang dilakukan secara inten dan

berkesinambungan dapat meningkatkan kekuatan merek sekaligus dapat

meningkatkan penjualan produk.

31

Page 32: HALAMAN ISI LAPORAN KKK_99_10

7. pemilihan media sebagai alat kampanye promo tidak selalu menggunakan

media besar, tetapi dapat juga menggunakan media komunitas yang justru

dapat menyampaikan pesan promosi yang tepat sasaran pada komunitas

media tersebut.

B. SARAN DAN KRITIK

Didalam setiap kehidupan sehari-hari dan dunia kerja, tidak ada suatu

hal yang sempurna. Termasuk dalam dunia kerja. Sesempurna apapun dan

sesukses apa kegiatan promo pada suatu perusahaan pasti ada beberapa

kekurangan yang dijadikan sebagai proses belajar demi kesuksesan di masa

yang akan datang. Untuk itu disini penulis ingin menyumbangkan beberapa

saran dan kritik yang penulis harapkan dapat membangun untuk sinergi yang

bagus di perusahaan.

1. Kepada Dinas Pariwisata Propinsi DIY agar dalam penerimaan peserta

magang dapat ditempakan sesuai dengan keahlian masing-masing

sehingga ada kesesuian antara apa yang didapat dibangku kuliah dengan

apa yang harus dikerjakan.

2. Pencatatan penerimaan peserta magang seharusnya dilakukan oleh satu

orang saja karena dengan begitu penerimaan peserta magang dapat dibatasi

sesuai dengan kapasitas pekerjaan yang ada.

3. Kurangnya pemetaan pasar sehingga tidak diketahui mana pasar yang

potensial dan mana pasar yang perlu digarap secara lebih intens.

4. Tidak adanya pemetaan kebijakan antara kebijakan dari Dinas pariwisata

kabupaten dan provinsi dengan manajemen perusahaan partner sehingga

terdakang masih menimbilkan intervensi dari masing-masing bagian.

32