Halaman 4 Jendela Epidemiologi Volume 3/Desember 2014infopenyakit.org/userfiles/Buletin Vol...

2
6. Kesimpulan a. Kasus berinisial Tn.JFF, laki-laki dengan usia 76 tahun warga Negara Australia, selama di Bali menginap di hotel Legian Village, kamar 604 sejak tanggal 3-24 Oktober 2014. b. Faktor risiko lingkungan legionella antara lain kolam renang, tandon air bersih (tempat penampungan air), air mancur taman, kran kamar hotel, shower kamar mandi yang tidak diber- sihkan secara rutin. c. Hasil pemeriksaan sampel lingkungan yang dilakukan oleh BBTKL PP Jakarta dengan metoda PCR memperlihatkan hasil positif untuk jenis sampel air yang berasal dari dari tandon (tempat penam- pungan air) dan kran air (washtafel) kamar 604 serta swab kran handshower kamar 604. d. Sumber penularan penyakit legionellosis diduga berasal dari tandon air/ tempat penampungan air bersih yang dialirkan langsung ke kamar nomor 604, washta- fel dan shower kamar 604. 7. Rekomendasi a. Dinas Kesehatan Kabupaten Badung Berkoordinasi dengan Dinas Pari- wisata Kabupaten Badung dalam me- lakukan pembinaan dan penyuluhan kepada manajemen hotel Legian Vil- lage, Kuta Bali untuk melakukan pen- gawasan dan pemeriksaan rutin terha- dap lingkungan yang menjadi faktor risiko legionella seperti kolam renang, air mancur taman, penampungan air, dan kran air panas di setiap kamar. Melakukan pembinaan dan pemerik- saan kualitas air dan bakteri legionela di hotel sekitar Hotel Legian Village dan hotel-hotel lainya yang memiliki coolling tower. b. Dinas Kesehatan Provinsi Bali Melakukan sosialisasi kepada Asosiasi Hotel Bali, Asosiasi Hotel dan Restoran Indonesia yang ada di Bali atau or- ganisasi sejenis untuk melakukan pen- gendalian terhadap faktor risiko ling- kungan legionella pada hotel. Pengendalain faktor risiko lingkungan dapat dilakukan dengan : Pemeliharaan sistem perpipaan air, baik yang digunakan untuk sistem air panas maupun sistem air dingin. Pemeliharaan sistem perpipaan air berupa pengeringan dan pembersihan untuk menghi- langkan endapan yang merupakan tempat ideal pertumbahan bakteri legionella. Melakukan proses desinfeksi rutin yang dilakukan setiap enam bulan sekali untuk menara pendingin, humidifiers, unit penanganan udara, lantai saluran dan sumber air tergenang. Menara pendingin harus dikeringkan bila tidak digunakan dan dibersihkan secara mekanis dengan rutin untuk men- gangkat endapan yang berkerak. Pengendalian Suhu Air. Karena sifat bakteri legionella yang tum- buh subur pada air dengan tem- peratur 20 0 C - 50 0 C maka pengen- dalian suhu air di tempat penam- pungan air harus berada diluar range tersebut. Untuk sistem air panas, suhu air harus tetap dijaga pada suhu 60 o C atau lebih. Se- dangkan untuk sistem air dingin, suhu air harus tetap dijaga pada suhu dibawah 20 0 C. Netralisasi pH Pengaturan pH dalam instalasi air ber- tujuan untuk mengendalikan korosif perpipaan dalam system air perpipaan. Korosif perpipaan membentuk racun bila pH < 6,5 atau > 9,5 dan mengaki- batkan adanya pengendapan di sistem air perpipaan. Beberapa cara menetralisasi pH : pH = 0 sangat asam untuk menjadi netral (pH=7) maka air tersebut perlu diberi basa. (misalnya penam- bahan CaO (kapur tohor) atau CaCo3 (batu gamping) untuk mening- katkan nilai pH. pH=9 menunjukkan cukup basa, agar menjadi netral (pH=7) perlu penambahan asam atau dengan penambahan tawas. Halaman 4 Diterbitkan oleh Sub Direktorat Surveilans dan Respon KLB Direktorat Jenderal PP dan PL Kementerian Kesehatan RI Pembina Sekretaris Direktorat Jenderal PP dan PL Pengarah Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra Penanggungjawab Kepala Sub Direktorat Surveilans dan Respon KLB Dewan Redaksi Tulus Riyanto, SKM, M.Sc Dr. Irawati Panca Abdurrahman, SKM, M.Kes Dr. A Muchtar Nasir Edy Purwanto, SKM, M.Kes Indra Jaya, SKM, M.Epid Rosmaniar, S.Kep, M.Kes Dr. Soitawati, M.Epid Eka Muhiriyah, SKM, MKM Gunawan Wahyu Nugroho, SKM, MKM Dr. Cornelia Kelyombar Vivi Voronika, SKM Editor dan Layout Dr. A Muchtar Nasir Dr. Soitawati, M.Epid Maulidiah Ihsan, SKM Keuangan dan Sirkulasi Fajrianto, SKM Vivi Yanti Sidi, SKM Lia Septiana, SKM Alamat Redaksi Sub Direktorat Surveilans dan Respon KLB Jl. Percetakan Negara no. 29 Gedung C Lantai 3 Jakarta Pusat 10290 Telp. (021) 4265974 Fax. (021) 42802669 Email [email protected] Twitter @jepidemiologi Website http://www.infopenyakit .org http://www.penyakitmenular.info http://www.aseanplus3-eid.info http://www.surveilans.org http://pppl.depkes.go.id Jendela Epidemiologi Volume 3/Desember 2014 Redaksi Jendela Epidemiologi menerima naskah berupa karya tulis, artikel, surat, opini dan gambar yang sesuai dengan misi Jendela Epidemiologi. Naskah maksimal 3-4 halaman dengan spasi 1,5. Sertakan referensi dan gambar ilustrasi yang relevan, lalu kirim melalui email Sekretariat Jendela Epidemiologi. Redaksi berhak mengubah bentuk dan naskah tanpa mengurangi isi dan maksud naskah Anda. Lanjutan hal. 1… Laporan hasil Penyelidikan Epidemiologi DARI REDAKSI Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas karunia- Nya maka Bulettin Jendela Epi- demiologi Volume 3 Desember 2014 ini terbit ke hadapan para pembaca. Bulettin ini merupakan media diseminasi dan informasi terkini surveilans dan respon KLB di Indonesia. Bulletin edisi ketiga ini memuat informasi tentang surveilans PVE di pintu masuk Negara dan wilayah, dan laporan hasil PE terhadap factor risiko lingkun- gan kasus legionellosis Yukkk update informasi epidemi- ologi, Semoga informasi ini da- pat bermanfaat. [RED] Kebijakan Kementerian Kesehatan un- tuk meningkatkan system surveilans Pen- yakit Virus Ebola (PVE) di pintu-pintu masuk negara melalui Kantor Kesehatan Pelabu- han (KKP) merupakan hal sangat strategis, dimana, PVE dapat terdeteksi lebih awal se- belum masuk keseluruh wilayah Indonesia melalui seseorang yang datang dari negara terjangkit. Gambar Termal Scanner Di 17 KKP yang berada di seluruh wilayah Indonesia telah disiapkan tenaga terlatih dan peralatan pendukung (thermal scanner, alat pelindung diri) yang digunakan dalam melakukan pemeriksaan kepada se- luruh awak pesawat dan penumpang yang datang dari Negara terjangkit. Adapun tatalaksana surveilans PVE di pintu masuk negara dan wilayah seperti pada gambar di halaman 2. Adapun peran dan fungsi dari alur diagram tersebut seba- gai berikut: 1. Kantor Kesehatan Pelabuhan Melakukan pemeriksaan kepada selu- ruh awak pesawat dan penumpang yang berasal dari Negara terjangkit. ISSN 99999999 - Volume 3/Desember 2014 DAFTAR ISI : Surveilans Penyakit Virus Ebola di Pintu Masuk Ne- gara dan Wilayah Laporan Hasil Penyelidikan Epidemiologi terhadap Fak- tor Risiko Lingkungan Ka- sus Legionellosis di Kuta Bali bulan November 2014 1. Latar Belakang Adanya kematian warga negara Aurtra- lia berinisial Tn JFF, laki-laki berusia 76 tahun setelah sebelumnya pergi ke Bali tanggal 3-14 Oktober 2014 dan menginap di salah satu hotel di Legian Bali. Informasi dari notifikasi The Western Australia Health Department yang dituju- kan ke National Focal Point (NFP) Australia bahwa berdasarkan riwayat klinis kasus dengan diagnosis post mortem kultur posi- tif legionella pneumophilla Sg 1 pneumo- nia. 2. Tujuan a. Mengetahui gambaran epidemiologi kasus b. Mengetahui kemungkinan sumber penularan legionellosis Laporan Hasil Penyelidikan Epidemiologi terhadap Faktor Risiko Lingkungan Kasus Legionellosis di Kuta Bali Bulan November 2014 Oleh : Abdurrahman c. Mengetahui gambaran faktor risiko lingkungan legionella di hotel Legian Village d. Mengidentifikasi bakteri legionella melalui pemeriksaan laboratorium e. Memberikan rekomendasi pengenda- lian faktor risiko lingkungan legionella 3. Metodologi a. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap pengelola hotel Legian Village, Kuta Bali untuk mendapatkan gambaran epidemiologi kasus dan faktor risiko lingkungan. b. Observasi Observasi terhadap factor risiko ling- kungan hotel seperti kolam renang, hot water system, air mancur taman, tem- >> Lanjut ke hal 3 Halaman 1 >> Lanjut ke hal 2 Oleh : Gunawan Wahyu Nugroho, Maulidiah Ihsan Surveilans Penyakit Virus Ebola di Pintu Masuk Negara & Wilayah

Transcript of Halaman 4 Jendela Epidemiologi Volume 3/Desember 2014infopenyakit.org/userfiles/Buletin Vol...

6. Kesimpulan

a. Kasus berinisial Tn.JFF, laki-laki dengan

usia 76 tahun warga Negara Australia,

selama di Bali menginap di hotel Legian

Village, kamar 604 sejak tanggal 3-24

Oktober 2014.

b. Faktor risiko lingkungan legionella

antara lain kolam renang, tandon air

bersih (tempat penampungan air), air

mancur taman, kran kamar hotel,

shower kamar mandi yang tidak diber-

sihkan secara rutin.

c. Hasil pemeriksaan sampel lingkungan

yang dilakukan oleh BBTKL PP Jakarta

dengan metoda PCR memperlihatkan

hasil positif untuk jenis sampel air yang

berasal dari dari tandon (tempat penam-

pungan air) dan kran air (washtafel)

kamar 604 serta swab kran handshower

kamar 604.

d. Sumber penularan penyakit legionellosis

diduga berasal dari tandon air/ tempat

penampungan air bersih yang dialirkan

langsung ke kamar nomor 604, washta-

fel dan shower kamar 604.

7. Rekomendasi

a. Dinas Kesehatan Kabupaten Badung

Berkoordinasi dengan Dinas Pari-

wisata Kabupaten Badung dalam me-

lakukan pembinaan dan penyuluhan

kepada manajemen hotel Legian Vil-

lage, Kuta Bali untuk melakukan pen-

gawasan dan pemeriksaan rutin terha-

dap lingkungan yang menjadi faktor

risiko legionella seperti kolam renang,

air mancur taman, penampungan air,

dan kran air panas di setiap kamar.

Melakukan pembinaan dan pemerik-

saan kualitas air dan bakteri legionela

di hotel sekitar Hotel Legian Village

dan hotel-hotel lainya yang memiliki

coolling tower.

b. Dinas Kesehatan Provinsi Bali

Melakukan sosialisasi kepada Asosiasi

Hotel Bali, Asosiasi Hotel dan Restoran

Indonesia yang ada di Bali atau or-

ganisasi sejenis untuk melakukan pen-

gendalian terhadap faktor risiko ling-

kungan legionella pada hotel.

Pengendalain faktor risiko lingkungan

dapat dilakukan dengan :

Pemeliharaan sistem perpipaan

air, baik yang digunakan untuk

sistem air panas maupun sistem

air dingin. Pemeliharaan sistem

perpipaan air berupa pengeringan

dan pembersihan untuk menghi-

langkan endapan yang merupakan

tempat ideal pertumbahan bakteri

legionella.

Melakukan proses desinfeksi rutin

yang dilakukan setiap enam bulan

sekali untuk menara pendingin,

humidifiers, unit penanganan

udara, lantai saluran dan sumber

air tergenang. Menara pendingin

harus dikeringkan bila tidak

digunakan dan dibersihkan secara

mekanis dengan rutin untuk men-

gangkat endapan yang berkerak.

Pengendalian Suhu Air. Karena

sifat bakteri legionella yang tum-

buh subur pada air dengan tem-

peratur 200C - 50 0C maka pengen-

dalian suhu air di tempat penam-

pungan air harus berada diluar

range tersebut. Untuk sistem air

panas, suhu air harus tetap dijaga

pada suhu 60oC atau lebih. Se-

dangkan untuk sistem air dingin,

suhu air harus tetap dijaga pada

suhu dibawah 200C.

Netralisasi pH

Pengaturan pH dalam instalasi air ber-

tujuan untuk mengendalikan korosif

perpipaan dalam system air perpipaan.

Korosif perpipaan membentuk racun

bila pH < 6,5 atau > 9,5 dan mengaki-

batkan adanya pengendapan di sistem

air perpipaan.

Beberapa cara menetralisasi pH :

pH = 0 sangat asam untuk menjadi

netral (pH=7) maka air tersebut

perlu diberi basa. (misalnya penam-

bahan CaO (kapur tohor) atau

CaCo3 (batu gamping) untuk mening-

katkan nilai pH.

pH=9 menunjukkan cukup basa,

agar menjadi netral (pH=7) perlu

penambahan asam atau dengan

penambahan tawas.

Halaman 4

Diterbitkan oleh

Sub Direktorat Surveilans dan Respon KLB

Direktorat Jenderal PP dan PL

Kementerian Kesehatan RI

Pembina

Sekretaris Direktorat Jenderal PP dan PL

Pengarah

Direktur Surveilans, Imunisasi,

Karantina, dan Kesehatan Matra

Penanggungjawab

Kepala Sub Direktorat Surveilans

dan Respon KLB

Dewan Redaksi

Tulus Riyanto, SKM, M.Sc

Dr. Irawati Panca

Abdurrahman, SKM, M.Kes

Dr. A Muchtar Nasir

Edy Purwanto, SKM, M.Kes

Indra Jaya, SKM, M.Epid

Rosmaniar, S.Kep, M.Kes

Dr. Soitawati, M.Epid

Eka Muhiriyah, SKM, MKM

Gunawan Wahyu Nugroho, SKM, MKM

Dr. Cornelia Kelyombar

Vivi Voronika, SKM

Editor dan Layout

Dr. A Muchtar Nasir

Dr. Soitawati, M.Epid

Maulidiah Ihsan, SKM

Keuangan dan Sirkulasi

Fajrianto, SKM

Vivi Yanti Sidi, SKM

Lia Septiana, SKM

Alamat Redaksi

Sub Direktorat Surveilans dan Respon KLB

Jl. Percetakan Negara no. 29

Gedung C Lantai 3

Jakarta Pusat 10290

Telp. (021) 4265974

Fax. (021) 42802669

Email

[email protected]

Twitter

@jepidemiologi

Website

http://www.infopenyakit .org

http://www.penyakitmenular.info

http://www.aseanplus3-eid.info

http://www.surveilans.org

http://pppl.depkes.go.id

Jendela Epidemiologi—Volume 3/Desember 2014

Redaksi Jendela Epidemiologi menerima naskah berupa karya tulis, artikel, surat, opini dan gambar

yang sesuai dengan misi Jendela Epidemiologi. Naskah maksimal 3-4 halaman dengan spasi 1,5.

Sertakan referensi dan gambar ilustrasi yang relevan, lalu kirim melalui email Sekretariat Jendela

Epidemiologi. Redaksi berhak mengubah bentuk dan naskah tanpa mengurangi isi dan maksud

naskah Anda.

Lanjutan hal. 1… Laporan hasil Penyelidikan Epidemiologi

D A R I R E D A K S I

Puji syukur kita panjatkan ke

hadirat Allah SWT, atas karunia-

Nya maka Bulettin Jendela Epi-

demiologi Volume 3 Desember

2014 ini terbit ke hadapan para

pembaca.

Bulettin ini merupakan media

diseminasi dan informasi terkini

surveilans dan respon KLB di

Indonesia.

Bulletin edisi ketiga ini memuat

informasi tentang surveilans PVE

di pintu masuk Negara dan

wilayah, dan laporan hasil PE

terhadap factor risiko lingkun-

gan kasus legionellosis

Yukkk update informasi epidemi-

ologi, Semoga informasi ini da-

pat bermanfaat. [RED]

Kebijakan Kementerian Kesehatan un-

tuk meningkatkan system surveilans Pen-

yakit Virus Ebola (PVE) di pintu-pintu masuk

negara melalui Kantor Kesehatan Pelabu-

han (KKP) merupakan hal sangat strategis,

dimana, PVE dapat terdeteksi lebih awal se-

belum masuk keseluruh wilayah Indonesia

melalui seseorang yang datang dari negara

terjangkit.

Gambar Termal Scanner

Di 17 KKP yang berada di seluruh

wilayah Indonesia telah disiapkan tenaga

terlatih dan peralatan pendukung (thermal

scanner, alat pelindung diri) yang digunakan

dalam melakukan pemeriksaan kepada se-

luruh awak pesawat dan penumpang yang

datang dari Negara terjangkit.

Adapun tatalaksana surveilans PVE di

pintu masuk negara dan wilayah seperti

pada gambar di halaman 2. Adapun peran

dan fungsi dari alur diagram tersebut seba-

gai berikut:

1. Kantor Kesehatan Pelabuhan

Melakukan pemeriksaan kepada selu-

ruh awak pesawat dan penumpang

yang berasal dari Negara terjangkit.

ISSN 99999999 - Volume 3/Desember 2014

D A F T A R I S I :

Surveilans Penyakit Virus

Ebola di Pintu Masuk Ne-

gara dan Wilayah

Laporan Hasil Penyelidikan

Epidemiologi terhadap Fak-

tor Risiko Lingkungan Ka-

sus Legionellosis di Kuta

Bali bulan November 2014

1. Latar Belakang

Adanya kematian warga negara Aurtra-

lia berinisial Tn JFF, laki-laki berusia 76

tahun setelah sebelumnya pergi ke Bali

tanggal 3-14 Oktober 2014 dan menginap

di salah satu hotel di Legian Bali.

Informasi dari notifikasi The Western

Australia Health Department yang dituju-

kan ke National Focal Point (NFP) Australia

bahwa berdasarkan riwayat klinis kasus

dengan diagnosis post mortem kultur posi-

tif legionella pneumophilla Sg 1 pneumo-

nia.

2. Tujuan

a. Mengetahui gambaran epidemiologi

kasus

b. Mengetahui kemungkinan sumber

penularan legionellosis

Laporan Hasil Penyelidikan Epidemiologi terhadap Faktor

Risiko Lingkungan Kasus Legionellosis di Kuta Bali

Bulan November 2014

Oleh : Abdurrahman c. Mengetahui gambaran faktor risiko

lingkungan legionella di hotel Legian

Village

d. Mengidentifikasi bakteri legionella

melalui pemeriksaan laboratorium

e. Memberikan rekomendasi pengenda-

lian faktor risiko lingkungan legionella

3. Metodologi

a. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap

pengelola hotel Legian Village, Kuta

Bali untuk mendapatkan gambaran

epidemiologi kasus dan faktor risiko

lingkungan.

b. Observasi

Observasi terhadap factor risiko ling-

kungan hotel seperti kolam renang, hot

water system, air mancur taman, tem-

>> Lanjut ke hal 3

Halaman 1

>> Lanjut ke hal 2

Oleh : Gunawan Wahyu Nugroho, Maulidiah Ihsan

Surveilans Penyakit Virus Ebola di Pintu Masuk

Negara & Wilayah

Membuat dan menyampaikan notifikasi kepada

Dinkes Provinsi dan Dinkes Kab/Kota untuk mela-

kukan pemantauan kasus dan kontak .

Melakukan tatalaksana kasus sesuai SOP bagi pe-

numpang yang terdeteksi Suspek PVE untuk ke-

mudian diteruskan ke Rumah Sakit Rujukan

Melakukan pemantauan kontak di wilayah kerja

KKP

2. Dinas Kesehatan Provinsi

Menerima Notifikasi dari KKP untuk diteruskan ke

Dinkes Kab/Kota yang berada di wilayahnya

Melakukan kordinasi dengan RS Rujukan dan me-

mastikan tatalaksana kasus sesuai dengan SOP,

apabila dijumpai Suspek di wilayahnya.

Melakukan pemantauan selama masa inkubasi (21

hari) kepada kontak yang berada di wilayahnya.

3. Dinas Kesehatan Kabupaten Kota

Menerima notifikasi dari Dinkes Provinsi

Melakukan pemantauan kepada kontak selama

masa inkubasi dan apabila ada timbul suspek PVE

maka langsung tindaklanjut ke Rumah Sakit Ruju-

kan .

Membuat laporan hasil dari pengamatan kontak

maupun kasus untuk disampaikan ke Dinkes

Provinsi dan Pusat (Posko KLB)

4. Rumah Sakit Rujukan

Menyiapkan Ambulan Khusus untuk Evakuasi

Menyiapkan Ruang Isolasi

Melakukan pengambilan dan pengiriman speci-

men

Melaporkan ke Dinkes Kab/Kota terkait

hasil kemajuan upaya kuratif dan

rehabilitatif.

Lanjutan hal. 1… Surveilans Penyakit Virus Ebola

Halaman 2 Jendela Epidemiologi—Volume 3/Desember 2014 Halaman 3 Jendela Epidemiologi—Volume 3/Desember 2014

pat penampung, kamar tempat menginap kasus,

dll.

C. Pengambilan dan pemeriksaan sampel

Pengambilan sampel lingkungan dilakukan pada

tempat-tempat yang diduga sebagai tempat hidup

dan berkembang biaknya legionella seperti air ko-

lam renang, air pada tempat penampungan

(tandon), air mancur taman, swab AC, swab

shower.

4. Lokasi, Waktu dan Tim Investigasi

Investigasi dilaksanakan pada tanggal 19 November

2014 di Hotel Legian Village, Jalan Padma Road Le-

gian, Kuta Bali.

Tim Investigasi terdiri dari:

Dirjen PP dan PL (Subdit Surveilans dan Respon

KLB, Subdit PP TTU)

Dinkes Provinsi Bali

BBTKL PP Surabaya

BLK Provinsi Bali

Dinkes Kabupaten Badung

Puskesmas Kuta II

5. Hasil Investigasi

a. Identitas Kasus

Nama : John F.Flahive

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 76 tahun

Warganegara : Australia

Tempat nginap : The Legian Village Hotel,

Jl. Padma Road-Legian, Bali.

Kamar No : 604

Waktu nginap : 3-24 Oktober 2014

b. Gambaran Hotel Legian Village

Hotel The Legian Village merupakan hotel

melati 2, yang beralamat di Padma Legian Bali.

Bangunan hotel ini memiliki 2 area yang

dipisahkan oleh jalan lokal (Jalan Padma) yaitu

area sebelah utara dimana terletak lobby dan

restoran, dan area sebelah selatan, masing-

masing memiliki kolam renang. Bangunan hotel

terdiri dari beberapa bangunan terpisah, ban-

gunan dengan kamar-kamar yang terdiri dari 3

lantai dan bangunan bungalow. Setiap bangunan

mempunyai system penampungan air yang ber-

beda.

Sumber air berasal dari air tanah yang ditam-

pung dalam tangki dan didistribusikan ke masing-

masing kamar. Sistem penampungan air di kamr

604 berasal dari tangki yang didistribusikan un-

tuk 12 kamar yaitu kamar 601 sampai 612 den-

gan sistem pemanas. Sumber air kolam renang

berasal dari tanah yang ditampung dalam tangki

terpisah dengan kamar tamu. Pemeriksaan pa-

rameter PH dan sisa khlor kolam renang dilaku-

kan setiap 2 hari sekali. Hotel ini dikelilingi oleh

hotel lainnya antara lain Hotel Casa Padma Kuta

yang terletak sekitar 100m dari Hotel Legian Vil-

lage.

c. Gambaran Kamar Tempat Kasus Menginap

Sejak tanggal 3-24 Oktober 2014 Tn.JFF mengi-

nap dikamar 604. Kamar ini terletak di area sebelah

utara hotel yang berada di lantai 1. Kamar dengan

luas sekitar 4x4 meter2, dilengkapi kamar mandi

dengan bath tup, dan hand shower, washtafel den-

gan air panas, dan pendingin ruangan (AC Split).

Tempat penampungan air berada di lantai 3,

dimana air tampungan tersebut kemudian dialirkan

keseluruh kamar.

d. Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Lingkungan

1). Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel lingkungan bertujuan untuk

mengidentifikasi bakteri legionella yang mungkin

hidup di tempat-tempat yang berisiko. Sampel

yang diambil terdiri dari:

Sampel air dari tempat penampungan air

Sampel air dari kolam renang

Sampel air dari washtafel kamar 604

Swab AC split kamar 604

Swab shower kamar mandi 604

Swab kolam air mancur taman hotel

2). Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Sampel yang diambil diperiksa di BBTKL PP Sura-

baya, BBTKL PP Jakarta dan BLK Provinsi Bali, me-

lalui pemeriksaan kultur dan PCR.

Berdasarkan pemeriksaan sampel yang dilakukan

oleh BBTKL PP Jakarta, memperlihatkan hasil

seperti tabel berikut:

Tabel Hasil Pemeriksaan Sampel Lingkungan

Hotel Legian Village, Kuta, Bali

Dari tabel diatas terlihat bahwa hasil pemerik-

saan terhadap sampel lingkungan di Hotel Legian

Village, Kuta Bali yang dilakukan oleh BBTKL PP

Jakarta dengan metode PCR memperlihatkan hasil

positif pada jenis sampel air bersih yang berasal

dari tandon (tempat penampungan air) dan kran

air (washtafel) kamar 604 serta swab kran hand-

shower kamar 604.

Lanjutan hal. 1… Laporan hasil Penyelidikan Epidemiologi

Jenis

Sampel Lokasi

Hasil Uji (Metoda

PCR)

Air bersih Kolam renang Negatif

Air bersih Tandon air Positif Legionella Sp.

Air bersih

Kran air

(washtafel)

kamar 604

Positif Legionella Sp.

Swab

Air Condi-

tioner kamar

604

Negatif

Swab Taman air

mancur Negatif

Swab Hand shower

kamar 604

Positif Legionella Sp.

Dan positif Le-

gionella Pneumo-

phila