Hal Yang Diharapakan - Ittha Sutta
-
Upload
u-sikkhananda-andi-kusnadi -
Category
Documents
-
view
50 -
download
3
Transcript of Hal Yang Diharapakan - Ittha Sutta
-
Umur panjang, Kecantikan, Kebahagiaan, Kemasyhuran, dan Surga hampir semua orang
menginginkannya. Apakah anda tahu bagaimana cara mendapatkannya?
Sang Buddha berkata, Bila hal ini bisa didapat dengan berdoa atau berharap, siapa di dunia yang
tidak memilikinya.
Ingin tahu penjelasan lengkapnya? Silakan baca sutta-nya.
Iha Sutta - AN 5.43
Hal yang Diharapkan
AN 5 - 1. pahamapasaka, 5. muarjavaggo, 3. ihasutta
PTS: A iii 47 , Bodhi hal. 667
Saat itu perumahtangga Anthapiika mengunjungi Sang Bhagav dan saat tiba, setelah
memberi hormat pada Beliau, dia duduk di satu sisi. Saat perumahtangga Anthapiika duduk di
sana, Sang Bhagav berkata kepadanya, Ada lima hal, perumahtangga, yang diharapkan, disukai,
menyenangkan, dan sulit di dapat di dunia. Apa lima hal tersebut?
Umur panjang adalah hal yang diharapkan, disukai, menyenangkan, dan sulit di dapat di
dunia. Kecantikan adalah hal yang diharapkan, disukai, menyenangkan, dan sulit di dapat di dunia.
Kebahagiaan adalah hal yang diharapkan, disukai, menyenangkan, dan sulit di dapat di dunia.
Kemasyhuran adalah hal yang diharapkan, disukai, menyenangkan, dan sulit di dapat di dunia.
Surga adalah hal yang diharapkan, disukai, menyenangkan, dan sulit di dapat di dunia.
Saya beritahu, perumahtangga, lima hal ini, yang diharapkan, disukai, menyenangkan,
dan sulit di dapat di dunia, tidak bisa didapat dengan cara berdoa atau berharap. Jika lima hal ini,
yang diharapkan, disukai, menyenangkan, dan sulit di dapat di dunia, bisa didapat dengan cara
berdoa atau berharap, siapa di dunia yang tidak memilikinya?
Perumahtangga, tidaklah pantas bagi seorang murid yang mulia yang menginginkan umur
panjang [hanya] berdoa, merasa senang, atau berharap untuk mendapatkannya. Perumahtangga,
seorang murid yang mulia yang menginginkan umur panjang harus mengikuti jalan yang kondusif
pada [pencapaian] umur panjang. Karena dengan mengikuti jalan yang kondusif pada [pencapaian]
umur panjang, ini akan membawanya pada pencapaian umur panjang, dan dia akan mendapatkan
umur panjang, baik sebagai manusia maupun dewa.
Perumahtangga, tidaklah pantas bagi seorang murid yang mulia yang menginginkan
kecantikan [hanya] berdoa, merasa senang, atau berharap untuk mendapatkannya.
Perumahtangga, seorang murid yang mulia yang menginginkan kecantikan harus mengikuti jalan
yang kondusif pada [pencapaian] kecantikan. Karena dengan mengikuti jalan yang kondusif pada
[pencapaian] kecantikan, ini akan membawanya pada pencapaian kecantikan, dan dia akan
mendapatkan kecantikan, baik sebagai manusia maupun dewa.
Perumahtangga, tidaklah pantas bagi seorang murid yang mulia yang menginginkan
kebahagiaan [hanya] berdoa, merasa senang, atau berharap untuk mendapatkannya.
-
Perumahtangga, seorang murid yang mulia yang menginginkan kebahagiaan harus mengikuti jalan
yang kondusif pada [pencapaian] kebahagiaan. Karena dengan mengikuti jalan yang kondusif pada
[pencapaian] kebahagiaan, ini akan membawanya pada pencapaian kebahagiaan, dan dia akan
mendapatkan kebahagiaan, baik sebagai manusia maupun dewa.
Perumahtangga, tidaklah pantas bagi seorang murid yang mulia yang menginginkan
kemasyhuran [hanya] berdoa, merasa senang, atau berharap untuk mendapatkannya.
Perumahtangga, seorang murid yang mulia yang menginginkan kemasyhuran harus mengikuti
jalan yang kondusif pada [pencapaian] kemasyhuran. Karena dengan mengikuti jalan yang
kondusif pada [pencapaian] kemasyhuran, ini akan membawanya pada pencapaian kemasyhuran,
dan dia akan mendapatkan kemasyhuran, baik sebagai manusia maupun dewa.
Perumahtangga, tidaklah pantas bagi seorang murid yang mulia yang menginginkan surga
[hanya] berdoa, merasa senang, atau berharap untuk mendapatkannya. Perumahtangga, seorang
murid yang mulia yang menginginkan surga harus mengikuti jalan yang kondusif pada
[pencapaian] surga. Karena dengan mengikuti jalan yang kondusif pada [pencapaian] surga, ini
akan membawanya pada pencapaian surga, dan dia akan mendapatkan surga.
Umur panjang, kecantikan, kemasyhuran, penghormatan,
surga, dan lahir dalam keluarga kelas atas;
Mereka yang menyenangi, menginginkan hal-hal tersebut
dalam kemuliaan dan berkesinambungan,
Bijaksanawan memuji kesungguhan
dalam melakukan kebajikan.
Bijaksanawan, dengan kesungguhan,
mendapatkan kedua berkah:
berkah di kehidupan ini, dan
berkah di kehidupan mendatang.
Sang bijaksana,
dengan merealisasi berkah tersebut,
disebut sebagai
Bijaksanawan.
** Cara termudah untuk mendapatkan semua ini adalah dengan melaksakan Dana dan Sila. Apa
salahnya dengan berdoa dan berharap? Kata lainnya adalah mengemis dan itu adalah manifestasi
dari pendambaan, kemalasan, dan kebodohan, maka hasilnya adalah penderitaan. Ingin tahu apa
yang Sang Buddha katakan mengenai mengemis? Silakan baca artikel Janganlah Menjadi Beban.
Salam mett,
U Sikkhnanda
Benteng Satipahana
Tangerang, 02 Maret, 2014