Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor...

22
Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni Halaman ini menampilkan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari seluk-beluk dalam kimia teknik. Mungkin belum semua dapat kami tampilkan disini, namun kami akan berusaha untuk menambah kuantitas materi sekaligus memperbaiki kualitasnya.Semoga berkenan. KIMIA TEKNIK (Chemical Eng.) 1. Hukum Bernoulli: P 1 + gh 1 + 1/2 v 1 = P 2 + gh 2 + 1/2 v 2 P 1 + gh 1 + 1/2 v 1 + (-Ws) + Fr = P 2 + gh 2 + 1/2 v 2 Aplikasi untuk perancangan Pompa. 2. Larutan Ideal dan Gas Ideal 2.1 Larutan Ideal ( Hukum Roult) : P 1 = P uap . X 1 (Suhu>> mk P uap >>) 2.2 Gas Ideal (Hukum Dalton): P 1 = P Total . Y 1 Keseimbangan Uap dan cair ditentukan oleh harga K = y1/x1 = P uap /P total

Transcript of Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor...

Page 1: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni

Halaman ini menampilkan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari seluk-beluk dalam kimia teknik. Mungkin belum semua dapat

kami tampilkan disini, namun kami akan berusaha untuk menambah kuantitas materi sekaligus memperbaiki kualitasnya.Semoga berkenan.

KIMIA TEKNIK (Chemical Eng.)1. Hukum Bernoulli:

P1 + gh1+ 1/2 v1 = P2 + gh2+ 1/2 v2

 P1 + gh1+ 1/2 v1 + (-Ws) + Fr = P2 + gh2+ 1/2 v2

Aplikasi untuk perancangan Pompa.

 2. Larutan Ideal dan Gas Ideal

2.1 Larutan Ideal ( Hukum Roult) :

P1 = Puap . X1 (Suhu>> mk Puap >>)

2.2 Gas Ideal (Hukum Dalton):

P1 = PTotal . Y1

Keseimbangan Uap dan cair ditentukan oleh harga K = y1/x1 = Puap/Ptotal

Pada suhu dan tekanan yang tetap nilai K tetap. Ingat suhu akan mempengaruhi nilai Puap dan tekanan tentunya mempengaruhi Ptotal.

Aplikasi untuk Perancangan Destilasi

 

3. Mendidih dan Menguap

Suhu mempengaruhi Puap. Suatu (larutan) campuran A dan B memiliki tekanan uap PuapA dan PuapB :

Jika PuapA + PauapB = PLingkungan (Mendidih.)

Page 2: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

Jika PuapA + PauapB > PLingkungan (Menguap)

Aplikasi : Hampir di semua lini Perancangan.

4. Enthalpi (Panas tiap Satuan Mol Zat):

H298 = HP298 - HR298

Hreaksi = H298 + HR + HP

Hreaksi = H298 + CP ( Produk) dT+ CP ( Reaktan) dT

Q= n.HReaksi

5. Konversi , Selektifitas dan Yield :

5.1 Konversi = (Zat yg bereaksi)/(Zat yg diumpan ke Reaktor) x 100%

Menunjukkan Performa Reaktor

5.2 Selektifitas = (Produk akhir)/(Reaktan tg bereaksi) x Faktor Soikiometri

Menunjukkan Performa Unit Pemisah

5.3 Yield = (Produk Akhir)/(Reaktan yg diumpankan ke reaktor) x 100%

Menunjukkan Performa Seluruh Unit proses

6. Arhennius :

k = A . e -(E/(RT))

k= konstanta kecep. Reaksi

E = Energi aktifasi

A= Faktor Frekuensi

7. Kecepatan reaksi , r

7.1.Non Catalyitic

Jika A dan B adalah reaktan, maka

Page 3: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

-r = k CAa . CB

b, dimana satuan r tetap = mol/(dt . lt) sedangkan satuan k berubah-ubah sesuai dengan banyaknya variabel Consentrasi (mol/lt).Untuk 1 variabel C,mis CA saja,maka nilai k = 1/dt.

Pada reaksi A + B > C, limiting A , (orde 1--sesuai ratio stoikiometri)

Untuk reaksi diatas : -rA = -dCA/ dt = -dCB / dt = k.CA.CB

--rA = CAo dXA/dt = k.CAo(1-XA) . (CBO-CAO.XA)

Pada reaksi 2A product , (orde 2--sesuai ratio stoikiometri)

-rA = - dCA/dt = k.CA2 = k.CAo

2.(1-XA)2

Pada reaksi : A + 2B product, (jk orde 1--dianggap ratio stoikiometri)

-ra = -dCA/dt = k.CA.CB = k. CAO2.(1-XA).(M-2A) ..(Levenspiel,p.49)

catt : Kecepatan reaksi ,r = dCA/dt , dimana CA =konsentrasi A dan t = waktu

r= dCA/dt = [1/Vol] [dNA/dt] = [1/Vol] . {dNao[1-x] / dt} = Nao/Vol . (-dx/dt) = Cao.(-dx/dt)

Penjelasan mengenai menentukan orde reaksi dapat dilihat di Buku Chemical Reaction Engineering,2nd edition, p.50-54,by Levenspiel.O

7.2 Catalytic

pada intinya dalam melibatkan katalis, ukuran volume (dalam non Catalytic process) diganti dengan ukuran berat Katalis.

Untuk Reaksi : A 4B (Levenspiel,p.500)

-rA = -[1/W]. dNA/dt = k.CA = (liter/(hr.kgCat)). (mol/lt) = mol/(hr.kgCat)

-rA = (NAO/W). dXA/dt……..dimana, NAO/dt =FAO persamaan ini dapat ditulis :

W/FAO = dXA/-rA = dXA/(k.CA) =[1/(k.CAO)]. [(1+ .XA)/(1-XA) . dXA..persamaan ini jika diintegralkan :

W = FAO/(k.CAO) . [{(1+ A).ln[1/(1-XA)} - { A.XA}] .. berat katalis

Page 4: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

Dimana adalah nilai dari ( koefisien produk) - ( koefisien reaktan)

8. Macam-Macam Tekanan

PGauge(pd alat) = Pabsolut(dr dlm alat) - PBarometer (1 atm)

Dimana, Pabsolut = Pinternal = rho.(tinggi-1)/144…untuk tangki atau vessel.

9. Hk Thermodinamika

Energi System = E (dalam) + Energi Kinetik + Energi Potensial

Energi Lingkungan = (+-)q (+-) W,

Jika sistem diberi kerja dan menerima panas :

E+Ek+Ep=q-W, dimana E + W =H

Fungsi Entalphy dan Perubahan Enthalpy

Jika proses berlangsung pada tekanan tetap Psistem=Pud.luar (sist. terbuka) mk:

dE=dq-P.dV-------kerja=W=d(PV).

E,P dan V adl fungsi keadaan, maka E+PV juga fungsi keadaan yang disebut Enthalphy.shg:

E + PV = H atau dE+d(PV)=dH dan,

H2-H1=dH=q----q dan H sama-sama merupakan panas/mol (Cp dT) sedangkan Q adalah panas saja (=m Cp dT)

!! Lihat Penjelasan tentang Proses Isothermal,Isobarik, Isovolum dan Adiabatis Klik disini

10.Hubungan Thermodinamika dan Kinetika

termodinamika dapat untuk mengetahui reaksi tersebut dapat berjalan atau tidak, dengan:

dG=-RT lnKp, jika nilai dg "-" maka reaksi tersebut dapat berjalan.

11.Neraca Massa

Page 5: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

* Flux Massa= NAZ= -DAB . (dCa/dZ)

Input-Output+hasil reaksi=0

S.NAZ(pd z)- S. NAZI(pd Z+dZ) + (-rA).S.dZ=0, dimana

S=luas penampang reaktor ,

-rA = mol/(lt.jam)--tetap--

Penghitungan "Hasil Reaksi" jika menggunakan katalis dapat dihitung dengan rumus katalis. Z . A, dengan catatan (-rA) = Kgmol/(Kg.Catalyst x jam)

dan Z tinggi reaktor.

Biasanya pers.tersebut dibagi dengan S.dZ dan dilimitkan terhadap dZ,menjadi :

((NAZI(pd Z+dZ) + NAZI(pd Z) )/dZ) + (-rA)=0

-rA = k.Ca………jk order 1

(d NAZ / dZ) + k.Ca = 0……….dan NAZ= -DAB . (dCa/dZ)

Persamaan tersebut akan menjadi: d2CA/dZ2 - k.CA/DAB =0 (yang merupakan

persamaan diff.orde 2)

12.Neraca Panas

* Flux Panas = q =-k. dT/dx, dimana Q/A=q

R.input-R.output+R.generation+R.Transfer=R.Acc

( (Ni.Cpi)reaktan.dT) - ( (Ni.Cpi)produk.dT) +(-rA).Vol.HReaksi + U.A.(Ts-T)=d/dt ( .Vol.Cp.T) , dimana:

(-rA).Vol = NAo.XA

( .Vol.Cp.T) = H,dalam perancangan biasanya= 0 (Steady state)

Jangan bingung dengan posisi (Ts-T) pada panas yang "Ditransfer",jika reaksinya Eksoterm,maka perlu pendingin yang berarti "Panas yang ditransfer" harus mengurangi nilai "Panas Masuk", untuk itu nilai "Panas yang ditransfer

Page 6: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

harus "-",yang berarti delta suhunya "-",itu berarti pula dapat ditulis (Ts-T)--ingat Ts adalah suhu bahan penukar panas dan T adalah suhu sistem/bahan yang direaksikan.Sehingga baik Eksoterm maupun Endoterm posisinya tetap (Ts-T) tapi Ekso bernilai "-" dan Endo bernilai "+".

* Jika Isotermal Rin=Rout=Racc = 0

Flux panas , q=- k.dt/dx

Perhitungan Panas sangat penting,terutama jika menghadapi beberapa karakteristik kondisi , berikut kami berikan rumus singkat mengenai keberagaman kondisi tersebut

Untuk Reaktor Kontinu :

Ket Rin - R.Out + R.Gen + R.Supply = R.Acc

Rumus n.Cp.dT - n.Cp.dT + -rA.Vol.Hr

+ U.A.(Ts-T)

= m.Cp.dT/dt

Adiabatis s.d.a   s.d.a   s.d.a   0   0

Non Adiabatis &non Isothermal

s.d.a   s.d.a   s.d.a   U.A.(Ts-T)

  0

Isothermal s.d.a   s.d.a   s.d.a   s.d.a   0

Ket: s.d.a = sama dengan atasnya

Untuk reaktor Batch semua nilai dari R.In dan R.Out =0

13.Neraca Momentum

* Flux Momentum = yx = - dVx/dy

Page 7: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

14.Tipe-Tipe Reaktor Kimia

Reaktor = tempat terjadinya suatu reaksi

14.1 Reaktor Homogen (Batch, Semi batch, dan Alir)

14.1.1.Reaktor Semibatch jika reaksinya sangat lama dan eksoterm. Misal jika A dan B dicampurkan langsung akan mudah meledak, maka pencampurannya harus perlahan-lahan (semi batch).

14.1.2.Reaktor Alir dibagi dua yaitu :

1.Reaktor alir Tangki Berpengaduk (RATB) atau Continous Stired Tank Reactor (CSTR).

2.Reaktor Alir Pipa (RAP) atau PFR (Plug Flow Reactor)

Keduanya dapat dipasang tunggal/single atau multiple (Seri dan paralel).

 

14.2 Reaktor Heterogen (dibagi berdasar sistem/fase feednya)

Sistem Padat-Gas dan Padat Cair = Fixed Bed, Fluidized Bed Reaktor Sistem Cair-Gas = Reaktor Gelembung (serupa dengan Fluidised bed)

dan Packed Tower (ada bahan isiannya) Sistem Cair-Gas-Padat= Trickel Bed dan Reaktor Slurry

 

15.Katalis

Fungsi mempercepat laju reaksi.

Pada Reaksi Reversibel dapat menggeser keseimbangan Pada Reaksi Multiple memberikan tingkat Laju reaksi yang

berlainan,antara reaksi Primer dan sekundernya Pada Fase Homogen,katalis hanya berpengaruh pada mekanissmenya

saja.Pada fase ini yang penting adalah pemisahan katalis dengan produk/sisa produk harus baik.

Pada Fase Heterogen,pemisahan lebih mudah.

 

Page 8: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

15.1.Katalis dan Macamnya :

Supported Catalyst, bahan aktif yang dioperasikan ke dalam bahan lain yang porus agar luas muka kontak besar.

Bulk Catalist Material, biasa disebut juga Platinum Wire Mess atau katalis yang berbentuk jaringan kawat (semacam jaring) yang dilalui feed.

 

15.2.Pengaruh Katalis dan hubungannya dengan Laju Reaksi

Luas muka aktif Katalist>> maka Volume reaktor << Konsentrasi Peraeaksi juga berpengaruh pada laju reaksi Suhu dan Tekanan Operasi Difusi dan Kinetika reaksi yang menunjang, untuk T >> yang

mengendalikan adalah difusi karena dengan T>>,maka, r(kec.reaksi) >>,ingat rumus arhennius.Selain suhu, konsentrasi juga menentukan.Sedangkan jika T<< yang mengendalikan adalah reaksi kimia,karena r<<,sedangkan difusi hampir tidak dipengaruhi oleh perubahan suhu tapi dipengaruhi oleh perlakuan fisik,seperti pengadukan.

 

15.3.Degradasi Katalis

Degradasi Katalis =penurunan kemampuan katalis dalam mempercepat laju suatu reaksi,hal ini disebabkan oleh:

Penurunan kinerja katalis,ini dilihat dari penurunan laju reaksi (Konversi reaksi semakin rendah),Dapat ditanggulangi (untuk sementara) dengan menaikkan suhu sehingga kecepatan reaksinya membesar yang otomatis konversinya baik lagi.Penurunan kinerja ini dapat terjadi karena :

1. Physical Loss (Katalis hilang),misalnya pemrosesan reaksi dengan katalis yang homogen sehingga akibat pemisahan yang berkelanjutan,sedikit demi sedikit katalis akan hilang.Sedang pada pemrosesan dengan katalis Heterogen khususnya di Fluidized bed reactor, biasanya hilangnya katalis karena gesekan yang terjadi antar katalis (penggerusan).

Page 9: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

2. Surface Deposit, artinya tertutupnya permukaan katalis oleh deposit/kerak.Dapat ditanggulangi dengan meregenerasi katalis.

3. Sintering,peristiwa pelengketan hasil dan katalis karena suhu proses berada sedikit dibawah titik lelehnya.Biasanya terjadi jika ditempuh proses menaikkan suhu untuk mengatasi kinerja katalis yang berkurang (spt.diatas) yang berakibat terjadinya pelengketan hasil dan katalis.Umunya terjadi pada:Katalis padat dan reaksi dengan feed gas,dan terjadi pada muka aktif. Sintering mudah terjadi akibat perpindahan panas yang buruk (terjadi hot spot--ketidak seragaman panas tiap titik--) sedang hot spot dapat terjadi karena pencampuran reaktan yang kurang baik.Sintering terjadi ketika suhu=1/2 titik leleh katalis.

4. Poissoning ,peracunan pada permukaan katalis,terjadi karena:Umpan tidak murni/banyak pengotor (Feed impuritis),contoh gas alam tercemar oleh H2S,yang itu harus dihilangkan dulu dengan Fe2O3.

5. Perubahan Kimiawi.

Untuk melihat tentang kinerja katalis (dengan observasi) lihat dihalaman 476 Levenspiel.

16.Komposisi Minyak Bumi

Minyak bumi terdiri dari campuran Hidrokarbon ( mengandung unsur C dan H) dan Non Hidrokarbon (unsur S,O,N dan Logam-logam)

16.1.Senyawa Hidrokarbon digolongkan menjadi:

1. Parafin, CnH2n+2

2. Naftalen, CnH2n

3. Aromatis, CnH2n-6

4. Olefin, CnH2n

5. DiOlefin, CnH2n-2

Nomor 1,2 dan 3 terdapat dalam minyak mentah.Sedang nomor 4 dan 5 terjadi pada saat pemrosesan minyak mentah.

Pada umumnya suatu Industri Pengolahan Minyak bumi memakai Crude oil (Minyak Mentah) berciri Parafinik dan Naftenik. Bagaimana cara mengetahui kandungan suatu Crude itu Parafinik atau Naftenik?

Ada faktor Karakterisktik (K);

Page 10: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

K = (Titik Didih rerata molar)1/3 : (SpGr pd T=600F)

Jika nilai K:

12,15-12,9 Dasar Parafinik

11,5-12,1 Dasar Tengahan

10,5-11,45 Dasar Naftenik

 

Adapun sifat-sifat umum dari Parafinik Base dan Naftenik Base adalah:

 

Sifat-Sifat Dasar Parafin Dasar Naften

API gravity B

-

Kandungan Nafta B

-

Angka Oktan - B

Smoke Point B

-

Angka Cetan B

-

Ttk Tuang Pelumas   -B

Indeks Viskositas B

-

Page 11: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

 Keterangan :

= Tinggi

….B = Baik

Minyak berciri Parafinik dipilih oleh suatu industri Pengolahan Minyak jika pabrik tersebut membutuhkan unsur Wax yang merupakan hasil dari pemrosesan Crude Parafinik.

Sedang minyak berciri Naftenik diambil jika pabrik tersebut berkonsentrasi pada pembuatan Gasoline (Bensin ) mengingat bentuk naftenik berbentuk Cincin (mendekati benzen/aromat) daripada Parafinik. Naftenik mempunyai angka Oktan tinggi.

Yang lebih baik lagi jika suatu Crude Oil mengandung Aromat tinggi. Mengingat proses pembutan bensin adalah proses Aromatisasi (Pembentukan cincin), sehingga tidak memperberat proses di pengilangan.

 

Kimia Murni (Chemistry)1.Isotop,Isobar,Isoton dan Isoelektron

AXZ , A=nomor massa=jumlah nukleon=jumlah (proton+netron)

Z=nomor atom=jumlah proton

Atom netral : jumlah proton=jumlah elektron

Nama Sama dalam Jumlah Contoh

Isotop

Isobar

Isoton

Proton (p)

Nukleon (p+n)

Netron (n)

1H1 ; 2H1

24Na11 ; 24Mg12

23Na11 : 24Mg12

Page 12: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

Isoelektron Elektron (e) 20Ne10 : 23Na11+

 

Ket : Proton = 1p1 ; Netron = 1n 0 ; Elektron = 0e -1

2.Macam-Macam Ikatan Kimia :

Macam Ikatan Cara terjadinya Contoh

Ikatan Ion Serah terima elektron NaCl , K2O

Ikatan Kovalen Pemakaian bersama pasangan elektron dari dua pihak

H2 , HCl

Ikatan Koordinasi Pemakaian bersama pasangan elektron sepihak

NH3 , SO , ion kompleks

Ikatan Hidrogen Gaya Elektrostatika antar molekul

H2O , NH3 ,HF

Ikatan Logam Gaya Elektrostatika antar inti atom logam dengan elektron valensi

Cu , Fe

Ikatan Van Der Walls Gaya tarik antar molekul sejenis yang lemah

Gas mulia, gas O2

 

3. Bilangan Oksidasi

Page 13: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

Unsur bebas

Oksigen

Hidrogen

Logam

Senyawa

Ion

BO=0

BO=0 kecuali peroksida BO=-1

BO=+1,kecuali hidrida BO=-1

BO = sesuai valensi

BO=0

BO= muatan ion

 

4. Konsep Redoks

Reaksi Oksidasi=Pelepasan elektron (kenaikan bilangan oksidasi(BO))

Reaksi Reduksi=Penerimaan elektron (penurunan BO)

Reaksi di Katoda (oksidasi): 2H2O mjd 4H+ + O2 + 4e -

Reaksi di Anoda (Reduksi):2H2O+2e - mjd H2 + 2OH -

5.Hukum Kesetimbangan

Reaksi : aA+bB <-- cC+dD

K=Kc = {(C)c (D)d} / {(A)a(B)b}……untuk larutan diukur dalam konsentrasi

K=Kp = {pCc.pDd}/{pAa.pBb}……..untuk gas diukur dalam tekanan

Karena P=CRT,maka : Kp=Kc(RT)(c+d) - (a+b)

Kc,penting untuk perhitungan suatu reaksi Homogen sedang Kp untuk reaksi Heterogen

1. Larutan

6.1.Pengenceran : V1. M1 = V2 . M2

6.2.Campuran : Vcamp . Mcamp = V1.M1 + V2 M2+V3 M3 +…

Page 14: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

6.3.Kelarutan (Solubility) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

…………….. Px Oy xPy+ + yQx-

mula2………….a………….0…….0

yang lrt……….s…………x.s……y.s

setimbang-----(a-s)………(x.s)….(y.s)

Ksp = (x.s)x.(y.s)y ..jika diurai akan didapatkan nilai s yang merupakan (solubility)

Ksp = (Py+)X.(Qx-)y ….Jika Ksp >>Mudah larut, dan jika Ksp<< Sukar larut (mengendap) dan jika hasil dari(Py+)X.(Qx-)y = Ksp artinya tepat jenuh

s=[(Ksp)/((xx).(yy))](1/(x+y)) …..(solubility)

7.pH

7.1.Tetapan air

..H2O H+ + OH-

K= [H+][ OH-]/ [H2O] Kw= [H+][ OH-]

Pada 25oC, Kw=10-7.10-7 = 10-14

Bila : pH=-log [H+] dan pOH= -log [OH-] ,maka pH + pOH = 14

7.2 pH asam dan basa lemah

karena 0 < < 1, ( =konversi),maka:

[H+]= . C

[H+]=[Ka.C]1/2

Ka= 2.C

pH=0,5(pKa-logC)

[OH-]= .C

[OH-]=[Kb.C]1/2

Kb= 2. C

POH=0,5(1/2(pKb-log C)

Page 15: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

Ka =tetapan asam.Kb=tetapan basa dan = derajat disosiasi= konversi

7.3 pH Garam

pH dari asam kuat + basa kuat : pH=1/2.pKw=7…pada 25oC. pH dari asam kuat + basa lemah (hidrolisa parsial,pH<7)

pH=1/2(pKw-pKb-log Cg)

[H+]= [Kw/Kb . Cg]0,5

Catatan: Cg=konsentrasi garam

pH dari asam lemah + Basa kuat (Hidrolisa Parsial,pH>7)

pOH=1/2[pKw-pKa-log Cg]

pH=1/2.[pKw + pKa + log Cg]

[OH-]=[(Kw/Ka).Cg]0,5

pH dari asam lemah + basa lemah (Hidrolisa total ,sifat ditentukan oleh Ka/Kb)

pH=1/2.[pKw + pKa - pKb]

7.4 Larutan penyangga (Buffer.Dapar)

Garam + Asam lemahnya; pH=pKa + log [Cg/Ca]

Garam + Basa lemahnya; pOH=pKb + log [Cg/Cb]

8.Senyawa Alifatis

Golongan Rumus Umum Gugus Fungsi

Alkana CnH2n+2 RH -

Alkena CnH2n   =C=C=

Page 16: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

Alkuna CnH2n-2   -C C-

Alkanol CnH2n+2O   -OH

Alkoksi Alkana CnH2n+2O ROR -O-

Alkanal CnH2nO RCHO -CHO

Alkanon CnH2nO RCOR -CO-

As.Alkanoat CnH2nO2 RCOOH -C00H

Alkil Alkanoat CnH2nO2 RCOOR -

Halogen Alkana CnH2n+1X RX -X

Amino Alkana CnH2n+3N R-NH2 -NH2

Nitro Alkana CnH2n+1NO2 RNO2 -NO2

 

9. Tata Nama

Cara membaca prioritaskan sesuai dengan urutan berikut:

9.1 Tanpa ggs Fungsi

-sebut nomor ggs cabang

-sebut jumlah ggs cabang

-sebut nama ggs cabang

Page 17: Hal-Hal Penting dalam Teknik Kimia dan Kimia Murni · Web viewReaksi E = Energi aktifasi A= Faktor Frekuensi 7. Kecepatan reaksi , r 7.1.Non Catalyitic Jika A dan B adalah reaktan,

-sebut nama rantai utama

9.2 Dengan ggs Fungsi

-sebut nomor dan nama ggs cabang

-sebut nomor dan ndama ggs fungsi

-sebut nama rantai utama