Hak paten

8
HAK PATEN BESERTA KASUS DAN PEMBAHASAN DWI SARJONO RIFQI MASYHURI SEBASTIAN EDWIN WICAKSONO 2EB04

Transcript of Hak paten

Page 1: Hak paten

HAK PATEN BESERTA KASUS DAN PEMBAHASAN

DWI SARJONORIFQI MASYHURI

SEBASTIAN EDWIN WICAKSONO

2EB04

Page 2: Hak paten

PENGERTIAN HAK PATEN

Pengertian hak paten bisa dilihat didalam Undang-Undang, lebih tepatnya Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001.

Undang-Undang telah menyebutkan bahwa pengertian hak patenadalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi selama waktu tertentu.

Page 3: Hak paten

SYARAT MENDAPATKAN HAK PATEN

Penemuan tersebut merupakan penemuan baru.

Penemuan tersebut diproduksi dalam skala massal atau industrial. Suatu penemuan teknologi, secanggih apapun, tetapi tidak dapat diproduksi dalam skala industri (karena harganya sangat mahal / tidak ekonomis), maka tidak berhak atas paten.

Page 4: Hak paten

Yang ketiga, penemuan tersebut merupakan penemuan yang tidak terduga sebelumnya (non obvious). Jadi bila sekedar menggabungkan dua benda tidak dapat dipatenkan. Misalnya pensil dan penghapus menjadi pensil dengan penghapus diatasnya. Hal ini tidak bisa dipatenkan.

Page 5: Hak paten

Contoh Kasus Hak PatenAngklung diklaim milik Malaysia?

Page 6: Hak paten

Saung Angklung Udjo mengingatkan kembali pemerintah Indonesia segera mengajukan hak atas kekayaan intelektual (HaKI) seni musik angklung pemerintah Forum Intelektual World Trade Organization (WTO). Pasalnya, Malaysia sudah bersiap ke mendaftarkan pembuatan alat musik tradisional Indonesia ini ke forum yang sama untuk memperoleh paten.Menuru General Manager Divisi Pengembangan Saung Angklung Udjo, Satria Yanuar Akbar Saung Angklung Udjo sudah menyampaikan permintaan kepada Pemerintah Indonesia agar segera mendaftarkan hak paten angklung sejak 1,5 tahun lalu. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjutnya. Walhasil, saat ini pihaknya baru melakukan registrasi produknya. “Karena yang berwenang melakukan hak paten pendaftaran angklungnya hanya pemerintah. Angklung kan aset budaya Indonesia,” tambahnya.Satria mengungkapkan, Malaysia saat ini sedang gencar-gencarnya mempromosikan alat musik angklung kepada wisatawan sebagai alat musik tradisional mereka. “Malaysia menyebut angklung sebagai bambu malay. Kalau klaim Malaysia atas angklung berhasil, ini kegagalan bagi kita,” tegas Satria kepada wartawan di Bandung (11/6).

Page 7: Hak paten

Bila hal itu terjadi, kata dia, di masa datang wisatawan asing tidak lagi percaya bahwa angklung adalah asli dari Indonesia. Sebuah kebanggaan bangsa yang selama ini cukup dikenal di dunia internasional akan hilang. Saung Angklung Udjo di Bandung pun mau tidak mau harus ditutup. “Bahkan, bisa saja Malaysia melakukan somasi kepada Indonesia agar tidak lagi mengakui angklung sebagai alat musik tradisional kita,” ujarnya.Satria menyadari, sekalipun dunia sudah mengakui angklung adalah seni tradisional asal Indonesia, tapi secara legal belum jelas. Jika paten angklung diraih Malaysia, seniman angklung Indonesia harus membayar royalti ke Malaysia. “Mereka serius untuk menggarap bambu malay. Semua sekolah dasar diajarkan keterampilan memainkan bambu malay.”Dia melanjutkan, berdasarkan data sejarah, alat musik angklung sudah ada di daerah Jasinga, Jabar, sejak 400 tahun lalu. Saat itu, alat musik ini dikenal dengan istilah angklung bubrak. Untuk menyelamatkan kelanjutan angklung sebagai sebuah kebanggaan bangsa, Saung Angklung Udjo dan Universitas Padjadjaran Bandung saat ini terus mengumpulkan berbagai data. Hasilnya, akan dijadikan bukti bahwa angklung memang berasal dari Indonesia, tepatnya Tatar Sunda. Satria berharap Pemerintah Indonesia kali ini benar-benar tanggap.

Page 8: Hak paten

Analisis

Negara harus bisa lebih pro aktif, jangan sampai kasus klaim kebudayaan kita oleh Negara asing terulang kembali. Kasus angklung ini harus dijadikan sebagai pelajaran yang berharga. Meskipun kemudian dapat diatasi tetapi alangkah lebih baiknya hal seperti ini dapat dicegah.

Selain melakukan perlindungan terhadap kebudayaan daerah, pemerintah juga seharusnya lebih memelihara dan mengembangkan kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia agar lebih berkembang dan lebih dikenal oleh masyarakat dunia, supaya tidak ada lagi Negara yang berani mengklaim budaya Indonesia.