Hak Cipta © Bible Pathway Adventures 2016 menghela napas panjang dan menggaruk-garuk jenggotnya....

22

Transcript of Hak Cipta © Bible Pathway Adventures 2016 menghela napas panjang dan menggaruk-garuk jenggotnya....

Hak Cipta © Bible Pathway Adventures 2016

Pengarang : Pip Reid Ilustrator : Thomas Barnett

Direktur Kreatif : Curtis Reid Penerjemah / editor : Nadia Ananda Herianto / Helena Simatupang

Keluar dari Mesir Diterbitkan pertama kali 2015

Terima kasih sudah membaca buku ini dan mendukung Bible Pathway Adventures (Petualangan Seru Alkitab). Kami merupakan suatu badan pelayanan nirlaba yang bertujuan untuk memberikan

bantuan kepada para orang tua dan guru di seluruh penjuru dunia dalam mengajar anak-anak tentang Alkitab dengan cara yang lebih kreatif dan menyenangkan. Berkat dukungan Anda sebagai pemberi dana, kami dapat melakukan pengembangan aplikasi, penerjemahan materi ke berbagai

bahasa, serta menciptakan beragam cerita dan bahan-bahan pemuridan yang dapat digunakan oleh keluarga di berbagai tempat di dunia.

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menggandakan, menyebarkan, atau mengirimkan materi dalam buku ini dalam bentuk apapun, termasuk membuat fotokopi serta menyalinnya ke dalam bentuk elektronik lainnya tanpa seizin penerbit, kecuali untuk pengutipan pendek yang

dipakai dalam ulasan-ulasan serta beberapa pemakaian tidak komersial lainnya yang diizinkan oleh undang-undang hak cipta. Permohonan izin dapat diajukan kepada penerbit pada alamat situs

berikut ini :

www.biblepathwayadventures.com

1.

Orang-orang Ibrani hidup dengan sejahtera waktu pertama kali mereka datang dan tinggal di Mesir. Yusuf, anak Yakub pemimpin mereka, merupakan teman baik dari Firaun, raja Mesir. Tetapi, setelah Yusuf mati, Mesir diperintah oleh Firaun lain yang tidak suka dengan orang-orang Ibrani. Firaun tersebut membuat orang-orang Ibrani bekerja sangat keras sehingga orang-orang Ibrani berseru kepada Tuhan agar menyelamatkan mereka.

“Tuhan, jangan lupakan umat-Mu ini. Selamatkanlah kami dari Firaun yang jahat ini!”

Tetapi Tuhan punya rencana dibalik penderitaan yang dialami umat Ibrani saat itu. Dia tidak melupakan janji-Nya pada Abraham untuk menjadikan orang-orang Ibrani sebagai bangsa yang besar. Meskipun Tuhan mengijinkan mereka mengalami perbudakan, tetapi Dia juga punya rencana untuk membebaskan mereka. Dalam rencana-Nya, seorang bayi bernama Musa akan lahir dan tumbuh dewasa untuk memimpin orang-orang Ibrani keluar dari Mesir.

“Dan TUHAN berfirman: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah

mendengar seruan mereka…” (Keluaran 3:7 TB)

Keluar dari Mesir

2.

Musa lahir di saat Firaun mengeluarkan perintah untuk membunuh anak-anak orang Ibrani. Pada masa itu, jumlah orang-orang Ibrani lebih banyak dari jumlah orang-orang Mesir, dan Firaun takut kalau suatu waktu, anak-anak orang Ibrani akan tumbuh dan bersekutu dengan musuh bangsa Mesir.

“Anak-anak orang Ibrani terlalu banyak,” kata Firaun kepada para bidan. “Kalau seorang wanita Ibrani melahirkan anak laki-laki, segera bunuh anak itu. Tetapi kalau yang lahir adalah perempuan, biarkan anak itu hidup.”

Ibu Musa mendengar tentang peraturan yang baru dibuat oleh Firaun. Aku tidak akan membiarkan Firaun mengambil anakku, pikirnya. Dia punya ide cemerlang agar anaknya tidak ditemukan oleh orang-orang suruhan Firaun. Untuk menyelamatkan Musa, ibunya meletakkan Musa di dalam keranjang anyaman dan menaruhnya di antara alang-alang di tepi Sungai Nil.

3.

Ketika putri Firaun datang untuk mandi di Sungai Nil, dia melihat ada seorang bayi dalam sebuah keranjang di tepi sungai. “Ini pastilah bayi orang Ibrani,” katanya. Dia memandangi bayi mungil itu. “Bayi ini sangat lucu. Mungkin sebaiknya kurawat saja.”

Miriam, kakak perempuan Musa, memperhatikan dari balik alang-alang untuk melihat apa yang akan terjadi pada adik laki-lakinya. Dia keluar dari tempat persembunyiannya. “Tuan Putri, bolehkah saya pergi mencari seorang perempuan Ibrani untuk merawat bayi itu bagi Tuan Putri?”

Miriam berlari memanggil ibunya, perempuan yang tepat untuk merawat Musa. Bukankah suatu hal yang luar biasa bagaimana Tuhan mengatur agar Musa dapat dirawat ibunya sendiri setelah ibunya memutuskan untuk menyembunyikannya?

Putri Firaun bersyukur ada seorang perempuan Ibrani yang akan merawat bayi kecil itu. Ketika sudah besar, ibunya membawa Musa untuk tinggal bersama putri Firaun.

4.

Musa dibesarkan di istana sebagai cucu Firaun. Dia mengenakan pakaian yang paling baik, makan makanan yang enak, dan diajar oleh guru-guru yang paling bijaksana. Semua hamba tunduk padanya dan dia disegani oleh semua orang Mesir. Hidup Musa di istana jauh lebih menyenangkan bila dibandingkan dengan hidup sebagai budak Ibrani!

Baik Musa maupun raja Mesir tidak tahu bahwa Musa adalah orang Ibrani.

Pada saat itu, orang Ibrani diperbudak oleh bangsa Mesir dan dipaksa untuk bekerja keras. Setiap hari mereka bermandikan keringat, bekerja di ladang, mendirikan patung-patung, dan membuat batu bata dari lumpur dan jerami di bawah terik matahari tanah Mesir.

5.

Setelah dewasa, akhirnya Musa tahu kalau ternyata dia adalah orang Ibrani. Suatu hari Musa sedang mengunjungi saudara-saudaranya yang tinggal di tanah Gosyen Mesir. Sewaktu Musa memperhatikan orang-orang Ibrani yang sedang membuat batu bata dari lumpur, dilihatnyalah ada seorang Mesir yang memukul seorang budak Ibrani.

Melihat kejadian itu hati Musa menjadi panas. “Sungguh berani engkau memukul budak itu!” teriaknya. Musa kemudian membunuh orang Mesir itu dan menguburnya di dalam pasir. Keesokan harinya Musa pergi keluar lagi dan melihat dua orang Ibrani tengah berkelahi. "Mengapa engkau memukuli saudaramu sendiri?” dia bertanya kepada salah satu dari mereka. Tetapi jawabnya, “Siapakah engkau ini sehingga memberitahu kami untuk tidak berkelahi? Apakah engkau juga akan membunuhku sama seperti engkau telah membunuh orang Mesir itu?”

Hati Musa berdebar-debar ketakutan. Siapa saja yang tahu kalau dia telah membunuh orang Mesir itu? Ketika Firaun mendengar apa yang telah dilakukan Musa, dia menjadi sadar kalau Musa adalah orang Ibrani. “Musa bukan cucuku! Cari dan bunuh dia!”

Musa tahu dia ada dalam masalah. Dia kemudian melarikan diri sejauh mungkin dari istana Firaun yaitu ke tanah Midian.

6.

Pada suatu pagi, Musa sedang duduk di pinggir sebuah sumur di Midian sambil menatap kejauhan dengan muram. Aku benar-benar sedang dalam masalah besar, pikirnya. Aku pasti tidak akan mungkin kembali lagi ke Mesir.

Tidak lama kemudian datanglah tujuh orang gadis, anak-anak Yitro seorang imam di Midian, mengambil air untuk domba-domba ayah mereka. Tetapi sekumpulan gembala menakut-nakuti mereka, lalu Musa bangkit berdiri dan mengusir para gembala itu.

Mendengar Musa telah melindungi anak-anak perempuannya, Yitro mengundang Musa untuk makan bersama keluarganya. “Musa, engkau telah berjasa bagi keluarga ini,” kata Yitro dengan rasa syukur. “Aku akan memberikan Zipora, anak perempuanku yang sulung, sebagai istrimu.”

Adik-adik Zipora bertepuk tangan gembira mendengar kakak perempuan mereka akan menikah. Merekapun berkumpul dan melakukan persiapan untuk pernikahan Musa dan Zipora.

7.

Desa itu menyambut pernikahan Zipora dengan gembira. Semua teman dan tetangga Yitro diundang untuk menghadiri pesta pernikahan itu. Para tamu bernyanyi, menari, dan menikmati pesta yang berlangsung selama sehari semalam.

Musa dan Zipora tinggal bersama dengan keluarga Yitro. Setiap hari, Musa membawa domba dan kambing Yitro untuk mencari makan di padang rumput.

Musa tidak pernah membayangkan hidupnya akan berjalan seperti ini dan selama empat puluh tahun tinggal di padang gurun membuatnya banyak belajar mengenal Tuhan. Musa tumbuh dewasa seperti pangeran di istana Firaun, dan sekarang adalah gembala di padang gurun. Aku tinggal di daerah terpencil, pikir Musa. Apa kira-kira yang sedang direncanakan Tuhan?

Sementara itu keadaan orang Ibrani di Mesir menjadi semakin buruk. Tetapi Tuhan tidak melupakan janji-Nya kepada Abraham, Ishak, dan Yakub. Dia melihat betapa berat orang-orang Ibrani harus bekerja, dan Dia tahu apa yang harus dilakukan untuk membebaskan mereka.

8.

Suatu hari, ketika Musa sedang berada di dekat gunung Sinai, ia melihat ada semak-semak yang terbakar tetapi tidak dimakan api. “Ini aneh,” pikir Musa. “Sebaiknya aku mendekatinya untuk memeriksanya.” Namun ia terkejut karena dari dalam semak-semak ia mendengar ada suara Tuhan.

“Musa, jangan mendekat sebab engkau sedang berdiri di tanah yang kudus. Aku adalah Tuhan Abraham, Ishak, dan Yakub.” Lutut Musa mulai gemetar. Ia segera melepaskan kasutnya dan menutup mukanya.

“Musa, Aku telah melihat bagaimana umat-Ku diperlakukan dengan buruk di Mesir,” firman Tuhan. “Sekarang Aku mengutus engkau menghadap Firaun untuk meminta agar ia mengizinkan umat-Ku keluar dari Mesir.”

Musa tidak yakin apakah ia bisa menjalankan perintah itu. “Mengapa Engkau mengirim aku?” tanya Musa sambil mengintip ke arah semak-semak yang terbakar dari balik jari-jarinya. “Aku bukan siapa-siapa, lagipula aku seorang pelarian. Firaun pasti tidak akan percaya pada apapun yang kukatakan!”

9.

“Dengar,” kata Tuhan. “Engkau tidak perlu takut. Aku akan menghukum orang-orang Mesir dan melindungi umat-Ku. Setelah engkau membawa mereka keluar dari Mesir, beribadahlah kepadaKu di gunung ini.”

Supaya orang percaya pada Musa, Tuhan memberinya kemampuan untuk melakukan mujizat. “Apa yang ada di tanganmu?” tanya Tuhan. “Lemparkan ke tanah!” Musa melemparkan tongkatnya ke tanah dan tongkat itu berubah menjadi ular. Musa sangat terkejut sampai-sampai matanya hampir meloncat keluar. Dia memandang tongkat kayu itu dengan takjub.

Tetapi Musa masih takut. “Aku bukan orang yang pandai bicara. Tuhan, utuslah orang lain saja.” Maka bangkitlah murka Tuhan terhadap Musa. “Bukankah Harun kakakmu itu pandai berbicara? Aku akan mengutusnya untuk mendampingi engkau sebagai juru bicaramu. Engkau harus menyampaikan padanya apa yang Kukatakan.”

Musa menghela napas panjang dan menggaruk-garuk jenggotnya. Sepertinya aku tidak bisa menolak perintah Tuhan dan harus menjalankannya. Musa kemudian mengumpulkan keluarganya untuk berangkat menuju Mesir.

10.

Tuhan memerintahkan Harun untuk pergi menemui Musa di padang gurun. Harun datang menjumpai Musa tidak lama setelah Musa dan keluarganya berangkat menuju Mesir. Musa menceritakan kepada Harun semua yang dikatakan TUHAN kepadanya ketika ia disuruh kembali ke Mesir, juga tentang semua mujizat yang harus dibuatnya. Mata Harun terbelalak melihat mujizat yang baru pertama kali dia lihat seumur hidupnya.

Setelah berjalan melewati padang gurun, akhirnya Musa dan Harun s ampa i d i Mes i r . Ha run menyampaikan kepada para pemimpin Ibrani, segala yang dikatakan Tuhan kepada Musa, dan Musa melakukan semua mujizat di depan orang-orang itu. Semua orang melonjak gembira dan menari dengan penuh suka cita..

Keesokan harinya, Musa dan Harun bergegas pergi ke istana Firaun sambil membawa tongkat itu. Musa membiarkan Harun menjelaskan apa yang disampaikan Tuhan kepada Firaun.

H a r u n m e n a r i k n a p a s d a l a m - d a l a m d a n membungkukkan badannnya di hadapan Firaun. “Tuhan ingin agar semua umat-Nya diizinkan pergi agar mereka dapat hidup dalam jalan-Nya dan menyembah-Nya.”

11.

Tetapi Firaun berkeras hati dan tidak mau mendengar apa yang dikatakan Musa dan Harun. “Siapakah Tuhan orang Ibrani itu? Aku tidak mengenalnya dan aku tidak akan mengizinkan siapapun pergi. Mereka harus bekerja untukku!”

Firaun memerintahkan para pengawas untuk tidak lagi memberikan jerami kepada orang-orang Ibrani yang malas. “Mereka bisa mengumpulkan jerami sendiri. Tetapi jumlah batu bata yang mereka buat tidak boleh kurang dari hari sebelumnya.”

Orang-orang Ibrani menjadi marah kepada Musa. “Karena kamu, Firaun membuat pekerjaan kami menjadi lebih berat dan hidup kami lebih buruk!” Musa menatap langit dan bertanya, “Ya Tuhan, kenapa Engkau mengirim aku? Firaun hanya membuat keadaan bertambah buruk. Engkau sama sekali tidak membantu umat-Mu!”

“Tunggu dan lihat saja,” kata Tuhan. “Saat Aku selesai memberinya pelajaran, Firaun pasti malah senang melihat umat-Ku pergi. Sekarang, pergi dan katakanlah kepada Firaun agar dia membiarkan umat-Ku pergi.”

12.

Harun dan Musa kembali menghadap Firaun dan menyampaikan apa yang dikatakan Tuhan kepadanya. Firaun tetap tidak mau mendengar perintah Tuhan sehingga Harun mengangkat tongkatnya dan seketika itu juga air di sungai Nil berubah menjadi darah. Semua ikan di sungai Nil mati dan orang Mesir tidak dapat minum dari sungai Nil.

Firaun menggelengkan kepalanya dan tertawa. “Ahli sihirku juga dapat melakukan itu.” Dia memanggil ahli-ahli sihir dan mereka mengubah air di istana menjadi darah. Meskipun apa yang dilakukan para ahli sihir tersebut tidak dapat menandingi mujizat yang dilakukan Tuhan, tetapi bagi Firaun apa yang dilakukan ahli-ahli sihirnya sudah cukup baik.

Kemudian, Tuhan membuat berjuta-juta katak melompat keluar dari sungai. Katak-katak itu melompat masuk ke dalam rumah, bahkan sampai ke bawah tempat tidur orang-orang Mesir! Dan tidak cuma itu saja, katak-katak itu juga sangat bau! Tetapi ahli-ahli sihir Mesir itu juga bisa mendatangkan katak-katak, hanya saja mereka tidak bisa membuat katak-katak itu pergi.

“Musa, singkirkan katak-katak itu!” kata Firaun. “Kalau kamu melakukannya maka aku akan membiarkan orang-orangmu pergi.” Tetapi, ketika semua katak itu mati, Firaun berubah pikiran. “Semua pekerja Ibrani tetap tinggal di Mesir.”

13.

Kehidupan orang-orang Mesir menjadi sulit, tetapi Firaun tetap berkeras hati. Oleh karena itu Tuhan kemudian berkata kepada Musa, “Katakan pada Harun untuk memukulkan tongkatnya ke tanah, dan Aku akan mengubah debu tanah menjadi kutu.”

Harun memukulkan tongkatnya ke tanah, dan seketika itu juga seluruh tanah Mesir dipenuhi dengan kutu. Firaun menggaruk-garuk kepalanya tanpa henti. Gigitan kutu itu sangat gatal!

Para ahli sihir Mesir berusaha melakukan hal yang sama tetapi tidak berhasil. “Ini pasti perbuatan Tuhannya orang Ibrani,” kata mereka kepada Firaun. Tetapi Firaun tetap tidak mau mendengar, dan tidak mau membiarkan orang-orang Ibrani pergi.

Setelah itu, Tuhan mendatangkan lalat ke seluruh tanah Mesir kecuali tempat dimana orang-orang Ibrani tinggal. Lalat itu menyerbu istana dan terbang mengitari kepala Firaun. Orang-orang Mesir mencoba lari dan menghindarkan diri dari lalat-lalat itu, tetapi lalat-lalat itu mengejar kemanapun mereka. Keadaan yang dihadapi oleh orang-orang Mesir saat itu benar-benar sangat tidak menyenangkan.

14.

Namun Firaun tetap saja masih keras kepala dan tidak mau membiarkan orang Ibrani pergi. Jadi Tuhan mengirim penyakit sampar kepada semua binatang di Mesir. Pagi-pagi ketika orang Mesir baru saja bangun dari tidurnya, mereka menemukan keledai dan ternak mereka mati. “Apa-apan ini? Kenapa tidak ada seekor binatang dan ternak orang Ibrani yang mati!” teriak Firaun.

Kemudian, Tuhan berkata kepada Musa dan Harun, “Ambillah beberapa genggam abu dari tempat pembakaran dan hamburkan abu itu ke udara di hadapan Firaun.” Musa melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, dan seketika itu juga timbullah bisul-bisul pada orang maupun binatang di Mesir. Bisul-bisul itu membuat mereka jengkel.

Sama seperti orang-orang Mesir lainnya, para ahli-ahli sihir Mesir sampai tidak bisa berdiri karena badan mereka penuh dengan bisul merah yang menjijikkan. “Kenapa para dewa kita tidak bisa menolong kita?,” kata mereka geram sambil menggaruk-garuk kaki mereka.

Tetapi Tuhan melindungi umat-Nya, sehingga tidak ada seorang Ibrani di Gosyen pun yang kena bisul.

15.

Hidup orang-orang Mesir menjadi semakin berat. Tuhan kemudian mengirim hujan es yang sangat dahsyat. Kilat sambar menyambar, dan gemuruh petir menggelegar di langit. Hujan es sebesar batu pun turun jatuh ke atas orang-orang Mesir, demikian juga api yang menjalar di sepanjang tanah Mesir.

Tetapi hujan es tidak menimpa Gosyen, tempat dimana orang-orang Ibrani tinggal. Itu merupakan hujan es yang paling aneh yang pernah terjadi di sepanjang sejarah Mesir.

Dengan kesal dan jengkel, Firaun berkata, “Hentikan hujan es dan guntur ini dan aku akan membiarkan orang-orang Ibrani pergi.” Tetapi setelah hujan es dan guntur itu berhenti, Firaun kembali berubah pikiran. Hatinya tetap keras dan dia tidak mau membiarkan orang-orang Ibrani pergi.

Para pegawai Firaun memohon agar raja merubah pikirannya. “Kita tidak sanggup lagi menanggung semua wabah ini! Tidakkah raja melihat bahwa negri kita ini sudah hancur? Mengapa raja tidak membiarkan orang-orang Ibrani pergi untuk menyembah tuhan mereka?”

16.

Firaun merenungkan apa yang dikatakan oleh para pegawainya, dan dia mencoba menawar apa yang diminta oleh Musa. “Pergi dan beribadahlah kepada TUHANmu, tetapi hanya laki-laki saja.” Musa menarik napas panjang dan menggelengkan kepalanya. Dia tahu Tuhan pasti tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Firaun dan pasti akan segera mengirim wabah berikutnya kepada orang-orang Mesir.

Dan benar saja, Tuhan kemudian mengirim angin kencang yang bertiup sepanjang hari dan malam. Keesokan harinya, angin itu membawa belalang. Belalang-belalang itu terbang ke seluruh penjuru tanah Mesir, memakan habis semua tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan, bahkan rerumputan. Belalang yang rakus itu memakan apa saja yang berwarna hijau!

Kemudian, Musa mengulurkan tangannya dan kegelapan meliputi seluruh Mesir selama tiga hari. Orang-orang tidak bisa meninggalkan rumah mereka karena kegelapan ini. Kegelapan yang terjadi pada saat itu sedemikian pekatnya. Tetapi di Gosyen, tempat dimana orang-orang Israel tinggal tetap terang.

Firaun duduk dalam kegelapan dengan perasaan galau. “Kenapa semua ini terjadi padaku?” Tetapi dia tetap berkeras hati dan tidak mengizinkan orang-orang Israel pergi.

17.

Akhirnya, Tuhan tidak bisa lagi menerima sikap keras kepala Firaun. Tuhan berkata pada Musa, “Aku akan mendatangkan satu wabah terakhir. Pada tengah malam nanti, Aku akan membunuh semua anak sulung dan binatang di Mesir. Tidak akan ada satupun yang terkecuali. Tetapi bila orang-orang Ibrani melakukan apa yang Kukatakan, maka Aku akan menyelamatkan mereka. Setelah wabah ini, Firaun pasti akan membiarkan orang-orang Ibrani pergi.”

Pada malam itu, Tuhan memerintahkan mereka untuk membuat satu tanda dari darah anak domba di setiap pintu rumah orang-orang Israel. Tanda ini akan melindungi mereka. Darah ini akan menyelamatkan mereka dari wabah terakhir dari Tuhan.

Mereka tidak tahu kalau tanda ini berkaitan dengan Mesias mereka pada masa depan nanti.

Tepat sebelum tengah malam, kabut datang menyelimuti seluruh rumah orang Mesir. Setiap anak sulung laki-laki mati, seperti yang telah diperingatkan Tuhan sebelumnya. Tetapi, darah anak domba melindungi orang-orang Ibrani yang mau mendengar perintah Tuhan.

18.

TAMAT

Firaun sangat sedih dengan kematian anak sulungnya. Dia memanggil Musa dan Harun. “Keluarlah dari sini dan bawalah semua orang-orang Ibrani. Pastikan mereka membawa semua milik mereka. Aku tidak mau melihat mereka lagi.” Sambil menepuk pundak Harun, Musa berkata, “Tuhan telah memberi kita kemenangan besar!”

Orang-orang Ibrani segera mengumpulkan adonan roti yang belum dipanggang dan barang-barang mereka. Kemudian mereka berkata kepada orang-orang Mesir, “Berikan pada kami perhiasan emas dan perak kalian.”

Orang-orang Mesir ingin agar orang-orang Ibrani itu segera pergi. Mereka segera melepaskan perhiasan mereka dan memberikannya pada orang-orang Ibrani. “Kami sudah muak dengan TUHANmu dan semua wabah yang Dia berikan,” seru mereka. “Cepat, pergilah dan jangan kembali lagi.”

Orang-orang Ibrani beserta teman-teman mereka mengikuti Musa untuk pergi dari Gosyen menuju padang gurun. Setelah mengalami waktu-waktu sulit yang panjang, akhirnya sekarang penderitaan mereka berakhir. “Tuhan telah membebaskan kita dari Firaun,” seru mereka gembira. “Akhirnya, kita bebas!”

Apakah buku Keluar dari Mesir ini memberkati Anda? Untuk mendapatkan cerita-cerita Petualangan Seru Alkitab lainnya, Anda dapat membaca buku-buku berikut ini

Air Bah

Dijual sebagai Budak

Dilempar ke Gua Singa

Ditelan Ikan

Kelahiran Sang Raja

Raja yang Bangkit

Menghadapi Raksasa

Terima kasih sudah membaca buku ini dan mendukung Bible Pathway Adventures (Petualangan Seru Alkitab). Kami merupakan suatu badan pelayanan nirlaba yang bertujuan untuk memberikan

bantuan kepada para orang tua dan guru di seluruh penjuru dunia dalam mengajar anak-anak tentang Alkitab dengan cara yang lebih kreatif dan menyenangkan. Berkat dukungan Anda sebagai pemberi dana, kami dapat melakukan pengembangan aplikasi, penerjemahan materi ke berbagai

bahasa, serta menciptakan beragam cerita dan bahan-bahan pemuridan yang dapat digunakan oleh keluarga di berbagai tempat di dunia.

Anda dapat memperoleh banyak petualangan seru

lainnya pada : www.biblepathwayadventures.com

www.biblepathwayadventures.com