HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN...

72
HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan Perkara Nomor: 0305/Pdt.G/2010/PA.JS) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapat Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: Imamatul Azimah NIM : 107044102245 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1432 H / 2011 M

Transcript of HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN...

Page 1: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN

(Analisis Putusan Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Perkara Nomor: 0305/Pdt.G/2010/PA.JS)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapat Gelar

Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

Imamatul Azimah

NIM : 107044102245

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1432 H / 2011 M

Page 2: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN Analisa Putusan Peradilan Agama Nomor: 0305/Pdt.G/2010/PA.JS

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Disusun Oleh :

IMAMATUL AZIMAH

NIM : 107044102245

Dibawah Bimbingan :

Drs. H. A. Basiq Djalil SH, MA

NIP : 19500306 197603 1001

K O N S E T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

1432 H / 2011 M

JAKARTA

Page 3: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan
Page 4: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

hukuman dan sangsi dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 5 April 2011

Imamatul Azimah

Page 5: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

ii

KATA PENGANTAR

بسم اهلل الر حمن الر حيم

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah memberikan

rahmat dan kasih sayangnya kepada umat manusia yang ada di muka bumi ini,

khususnya kepada penulis. Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Nabi besar

Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan ummatnya hingga akhir zaman.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak rintangan dan hambatan yang

datang silih berganti. Namun berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak maka

segala kesulitan dan hambatan tersebut dapat diatasi dan tentunya dengan izin Yang

Maha Kuasa. Serta dengan wujud yang berbeda-beda dapat diminimalisir dengan

adanya nasihat-nasihat atau dukungan yang diberikan oleh keluarga dan teman-teman

penulis.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa

terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun

materil sehingga terselesaikannya skripsi ini. Kepada Bapak :

1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta serta Pembantu Dekan I, II,

III Fakultas Syariah dan Hukum.

Page 6: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

iii

2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA. Ketua Program Studi Ahwal Syakhsiyyah

sekaligus menjadi pembimbing skripsi yang telah banyak membimbing penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini dan pencerahan yang telah diberikan kepada

penulis serta ibu Hj. Rosdiana, MA. Selaku sekretaris Jurusan Peradilan Agama

yang telah menjalankan fungsinya dengan baik.

3. Dosen-dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu-ilmu

yang tak ternilai harganya, seluruh staff dan karyawan Perpustakaan Fakultas

Syariah dan Hukum, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

bagian Tata Usaha Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan

pelayanan dengan baik.

4. Terima kasih juga kepada Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag., dan Dr. Hj.

Mesraini, M.Ag., yang telah menguji skripsi penulis dengan cermat kritik dan

saran yang penguji berikan sangat bermanfaat bagi penulis sehingga skripsi

penulis mempunyai tingkat kesempurnaan yang lebih baik.

5. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis yaitu ayahanda H. Usman Khotib dan

ibunda Hj. Mu'inah Khoiriyyah yang telah memberikan motivasi dan arahan yang

tak pernah jenuh serta tak henti-hentinya mendoakan penulis dalam menempuh

pendidikan. Juga kepada saudara-saudara Isnaini, Muhammad Arif Rohman,

Imamul Hafidin, S.HI., dan adik penulis Ahmad Rifa'i Aidzin yang selalu

memberikan doa, dukungan dan semangat dengan penuh keikhlasan dan

kesabaran yang tiada tara.

Page 7: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

iv

6. Saudara-saudaraku Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

Cabang Ciputat. Terima kasih atas bimbingan dalam berdiskusi maupun bertukar

pikiran.

7. Keluarga Kuliah Kerja Nyata (KKN) Cikembulan Garut 2010 yang selalu

memberikan semangat dan hiburan kepada penulis.

8. Teman-teman Program Studi Peradilan Agama Angkatan 2007 (Syahri Fajriyyah

dan Kumala) yang terkenang dalam suka maupun duka serta memberikan

dukungan yang tidak terhingga kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mempunyai tingkat

kesempurnaan, banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, saran dan kritik akan

penulis terima dengan baik. Dan mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya, pembaca pada umumnya serta dicatat sebagai amal baik di sisi

Allah SWT.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Ciputat, 5 April 2011

Penulis

Page 8: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

v

DAFTAR ISI

Lembar Pernyataan …………………………………………………………… i

Kata Pengantar ………………………………………………………………... ii

Daftar Isi ……………………………………………………………………..… v

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah ……………………….…………… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………... 8

D. Tinjauan Kajian Terdahulu …………………………………. 9

E. Metode Penelitian ………………………………….……….. 12

F. Sistematika Penulisan ……………………………………….. 13

BAB II HADHANAH DALAM FIQH ……………………………........ 15

A. Pengertian dan Dasar Hukum Hadhanah ……....................... 15

B. Syarat-syarat Hadhanah …………………………….……… 22

C. Pihak-pihak yang Berhak dalam Hadhanah ........................... 23

BAB III HADHANAH DALAM PERSPEKTIF PERUNDANG-

UNDANGAN DI INDONESIA ………………….…………... 29

A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 29

B. Kompilasi Hukum Islam …………..………………...……... 31

C. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak ……………………………………………………….. 34

Page 9: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

vi

BAB IV HADHANAH DALAM PUTUSAN PENGADILAN ............. 37

A. Profil Pengadilan .............................…………………........... 37

B. Duduknya Perkara …………..………………..…….…...…. 42

C. Pertimbangan Hakim ……………………………………...... 46

D. Analisis Penulis ...................................................................... 50

BAB V PENUTUP ……………………………………………….…….. 55

A. Kesimpulan …………………………………………………. 55

B. Saran-saran …………………………………..……………. 56

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….…….... 57

LAMPIRAN – LAMPIRAN

A. Surat Mohon Data/Wawancara ……………………..……… 60

B. Lembar Disposisi ……………………………….…...……… 61

C. Surat Bukti Wawancara …………………….. …………….. 62

D. Pedoman Wawancara Hakim ………………..……………. 63

E. Hasil Wawancara Hakim ………………………………..…. 64

F. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pengadilan Agama Jakarta

Selatan ............................................................…………....... 67

G. Putusan Perkara Nomor 0305/Pdt.G/2010/PA.JS ………….. 68

Page 10: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pernikahan adalah suatu peristiwa yang sangat sakral dalam perjalanan

kehidupan umat manusia. Dikatakan sakral karena dalam akad pernikahan yang

dilangsungkan tersebut pihak suami mengucapkan akad nikah dimana dia dengan

suka rela telah menyatakan qabul dari ucapan ijab wali calon isteri. Sebab dalam

Kompilasi Hukum Islam Pasal 2 disebutkan "Perkawinan menurut hukum Islam

adalah pernikahan yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaaqan ghalizhan untuk

menaati perintah Allah dan melakukannya merupakan ibadah".1

Ada beberapa definisi nikah yang dikemukakan para ahli fikih, namun

pada prinsipnya tidak ada perbedaan yang berarti kecuali pada redaksinya saja.

Yakni:

1) Menurut ulama Hanafiyah: Nikah adalah akad yang disengaja

dengan tujuan mendapatkan kesenangan.

2) Menurut ulama Syafi„iyah: Nikah adalah akad yang mengandung

maksud untuk memiliki kesenangan (wathi‟) disertai lafadz nikah,

kawin atau yang semakna.

1 Zainal Abidin Abu Bakar, Kumpulan Peraturan Perundang-undangan dalam

Lingkungan Peradilan Agama", Cet. Ke- 3, (Jakarta: Yayasan Al-Hikmah, 1993), h. 307.

Page 11: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

2

3) Menurut ulama Malikiyah: Nikah adalah akad yang semata-mata

untuk mendapatkan kesenangan dengan sesama manusia.

4) Menurut ulama Hanabilah: Nikah adalah akad dengan lafadz nikah

atau kawin untuk mendapatkan manfaat bersenang-senang.2

Dalam fikih dijelaskan bahwa nikah mengakibatkan kehalalan dalam

berjimak. Pernikahan merupakan jalan alami dan biologis yang paling baik untuk

menyalurkan dan memuaskan naluri seksual.3

Dari beberapa pengertian di atas, yang tampak adalah kebolehan hukum

antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk melakukan pergaulan yang

semula dilarang (yakni bersenggama). Dewasa ini, sejalan dengan perkembangan

zaman dan tingkat pemikiran manusia, pengertian nikah telah memasukkan unsur

lain yang berhubungan dengan nikah maupun yang timbul akibat dari adanya

pernikahan tersebut.4

Pernikahan juga merupakan jalan untuk menyalurkan naluri manusia untuk

memenuhi nafsu syahwatnya yang telah mendesak agar terjaga kemaluan dan

kehormatannya. Jadi pernikahan adalah kebutuhan fitrah manusia yang harus

2 „Abd ar-Rahman Al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Mazahib al-’Arba‘ah, (Beirut: Dar al -

Fikr, 2002), Cet. I. h. 3.

3 Sayyid Sabiq. Fiqh Sunnah. (Kairo: Daar al-Fath, 2000). Cet. Ke-1, Jilid I, h. 7.

4 Abdul Basit Mutawally, Muhadarah fi al-Fiqh al-Muqaran, (Mesir: t.p.,t.t), h. 120.

Page 12: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

3

dilakukan oleh setiap manusia. Begitu pentingnya pernikahan dalam Islam,

Rasulullah pun sangat menekankan pernikahan terhadap umatnya untuk

melaksanakan pernikahan.

Syariat Islam juga merupakan ajaran yang mengatur hubungan antara

sesama manusia maupun hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Tujuan

utama syariat adalah memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup

perlindungan keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda mereka. Apa

saja yang menjamin terlindungnya lima perkara ini adalah maslahat bagi manusia

dan dikehendaki. Melindungi keturunan salah satu dari lima hal yang harus dijaga

oleh manusia.5

Orang yang lebih berkewajiban mengasuh anak adalah ibu.6 Karena anak

dimasa kecil membutuhkan kasih sayang yang lebih, pemeliharaan yang optimal

agar tumbuh kembang anak tersebut terpelihara.

Yang dimungkinkan bapak sibuk untuk mencari nafkah, maka ibulah yang

berkewajiban untuk memeliharanya. Oleh karena itu Islam memeberikan

kewajiban hadhanah itu kepada ibu. Serta mewajibkan suaminya untuk menafkahi

anak dan ibu dari anak tersebut.

5 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat, (Jakarta: CV. Pustaka Setia, 1999). h.

171. 6 Al-Hamdani, Risalah Nikah: Hukum Perkawinan Islam. (Jakarta: Pustaka Amani, 2002).

h. 318.

Page 13: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

4

Hadhanah merupakan hak bagi anak-anak yang masih kecil, karena ia

membutuhkan pengawasan, penjagaan, pelaksanaan urusannya dan orang yang

mendidiknya.

Apabila dua orang suami bercerai sedangkan keduanya mempunyai

seorang anak yang belum mumayyiz (belum mengerti kemaslahatan dirinya), maka

istrilah yang berkewajiban untuk mendidik dan merawat anak itu hingga ia

mengerti akan kemaslahatan dirinya.7

Bila salah seorang ibu dan ayah itu ingin melakukan perjalanan yang akan

kembali pada waktunya, sedangkan yang satu lagi menetap di tempat lebih berhak

mendapatkan hadhanah. Alasannya ialah, bahwa perjalanan itu mengandung resiko

dan kesulitan bagi si anak. Oleh karena itu menetap lebih baik karen atidak ada

resiko tersebut bagi si anak.8

Dalam hal pindah tempat juga ulama berbeda pendapat. Menurut ulama

Hanafiyah bila yang melakukan pindah tempat adalah ayah, maka ibu lebih berhak

atas hadhanah. Bila ibu yang pindah ke tempat dilaksanakan pernikahannya dulu,

ibu yang lebih berhak tapi bila ke tempat lain, maka ayahlah yang berhak. Ulama

7 Sulaiman Rasyid. Fiqh Islam. (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003). Cet. 3. h. 426.

8 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009). Cet. Ke-3. h. 332.

Page 14: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

5

lainnya termasuk Imam Malik dan al-Syafi'i yang berhak atas hadhanah dalam

keadaan pindah tempat adalah ayah.9

Muderis Zaini berpendapat bahwa keluarga mempunyai peranan penting

dalam kehidupan manusia sebagai manusia sosial dan merupakan masyarakat kecil

yang terdiri dari seorang ayah, ibu dan anak.10

Dalam melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab dalam rumah tangga,

mereka harus saling membantu, saling pengertian, saling membina, agar keutuhan

itu tetap harmonis dan terlaksana, maka haruslah ada komunikasi yang baik dan

efektif antara anggota keluarga.

Akan tetapi sebaliknya, jika dalam suatu keluarga tidak ada komunikasi

yang baik maka kan timbul permasalahan dan semua akan berdampak pada

psikologi seorang anak. Diantara hal yang akan terjadi adalah anak akan menjadi

stress, perubahan fisik dan mental, yang semua itu akan berdampak timbulnya

kecemasan dalam diri seorang anak. Selain itu dampak yang akan terjadi hilangnya

hak anak dan kepentingan anak, seperti kasih sayang dari sebuah keluarga yang

utuh dan tingkat kecerdasan anak demi pengembangan diri mulai terabaikan. Ini

semua disebabkan orang tua yang sibuk meyalahkan siapa yang menjadi awal

9 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat dan

Undang-Undang Perkawinan. h. 332.

10 Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika,

1992), h. 7.

Page 15: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

6

penyebab dari keretakan rumah tangganya dan semua itu akan berujung kepada

perceraian.11

Perceraian memang berpangkal pada perselihan antara suami dan istri.

Salah satu pihak menghendaki perceraian, oleh karena pihak yang lain berbuat

sesuatu yang menyebabkan hubungan keluarga goyang.12

Dalam pasal 116 KHI

menyebutkan ada beberapa alasan yang dapat menyebabkan perceraian

diantaranya bahwa salah satu pihak berbuat zina, salah satu pihak melakukan

kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain, antara suami

istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan

akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

Perceraian mengakibatkan putusnya hubungan ikatan pernikahan antara

suami dan isteri, begitu juga hubungan orang tua dan anak yang berubah menjadi

pengasuhan. Karena itu, jika pernikahan dipecahkan oleh hakim maka harus pula

diatur tentang pemeliharaan terhadap anak terutama anak yang masih dibawah

umur.

Menurut Kompilasi Hukum Islam pasal 105 (a): pemeliharaan anak yang

belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya. Akan tetapi

dalam kasus perceraian pada putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor:

11 Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum, h. 8.

12 R. Soetojo Prawirohamidjojo, Asis Sarioedin, Hukum Orang dan Keluarga, (Bandung:

Penerbit Alumni, 1986), h. 109.

Page 16: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

7

0305/Pdt.G/2010/PAJS bahwa hak pemeliharaan anaknya yang masih dibawah

umur jatuh ke pihak bapak bukan berada di pihak ibu seperti sebagaimana yang

diatur dalam pasal 105 (a) Kompilasi Hukum Islam (KHI).

Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba meninjau lebih dalam

mengenai hadhanah seorang anak kepada bapaknya setelah perceraian orang

tuanya, dalam bentuk skripsi dengan judul "Hak Asuh Anak Kepada Bapak

Akibat Perceraian (Analisis Putusan Pengadilan Agama Nomor:

0305/Pdt.G/2010/PA.JS)".

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1) Pembatasan Masalah

Jika dilihat dari latar belakang masalah, ternyata permasalahan yang

ada begitu luas. Agar dalam penelitian masalah ini tidak terlalu melebar dan

dapat terarah serta tersusun secara sistematis, maka penulis membatasi

permasalahan dalam hal apa yang menjadi pertimbangan hakim tentang hak

pemeliharaan anak akibat perceraian yang diperoleh bapak.

2) Perumusan Masalah

Menurut Kompilasi Hukum Islam dan Undang-undang No. 1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan bahwa pemeliharaan anak yang dibawah umur

ketika terjadi perceraian adalah jatuh pada ibu. Akan tetapi pada

kenyataannnya terdapat kasus perkara dimana hak-hak asuh anak jatuh kepada

bapak. Inilah yang ingin penulis selusuri dalam pembahasan skripsi ini.

Page 17: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

8

Rumusan tersebut penulis rinci dalam beberapa pertanyaan sebagai

berikut:

1. Siapakah yang berhak menurut hukum atas pemeliharaan anak sebagai

akibat terjadinya perceraian dari kedua orang tuanya?

2. Apakah hakim memperhatikan masalah anak disaat membuat

pertimbangan dalam memutus perkara?

3. Apakah yang menjadi pertimbangan majelis hakim Pengadilan Agama

Jakarta Selatan dalam memutus hak asuh anak kepada bapak sebagai akibat

perceraian?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini tidak lain untuk turut serta

memberikan kontribusi peneliti terhadap wacana, pemikiran, kajian dan praktik

kehidupan rumah tangga yang sedang berlangsung. Adapun tujuan khusus

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pihak yang berhak menurut hukum atas pemeliharaan

anak sebagai akibat terjadinya perceraian dari kedua orang tuanya

2. Untuk mengetahui gambaran hakim dalam memperhatikan masalah anak

disaat membuat pertimbangan dalam memutuskan perkara.

Page 18: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

9

3. Untuk mengetahui pertimbangan majelis hakim Pengadilan Agama Jakarta

Selatan dalam memutus hak asuh anak kepada bapak sebagai akibat

perceraian.

Adapun manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Memberi masukan dalam bidang munakahat bagi kalangan ibu-ibu,

mahasiswa yang sudah menikah dan mempunyai anak dan orang tua

lainnya.

2. Sebagai dokumentasi ilmiah di dalam maupun di luar kampus.

3. Dapat memberikan informasi serta pengetahuan lebih mendalam kepada

penulis terkait dengan hadhanah.

D. Tinjauan Kajian Terdahulu

Berdasarkan penulusuran yang telah penulis lakukan di Fakultas Syariah

dan Hukum, maka terdapat beberapa skripsi dengan tema yang sama, diantaranya:

1. Hak Hadhanah Ghairu Mumayyiz Kepada Ayah Karena Perdamaian. Pada

tahun 2009. Oleh Widya Eka Rachmawati.

Skripsi ini berisi tentang hak pemeliharaan anak akibat perceraian yang

dipandang menurut fikih dan Kompilasi Hukum Islam. Skripsi ini menjelaskan

tentang pengasuhan anak kepada bapaknya karena sudah terdapat perdamaian

dan perjanjian sebelumnya oleh kedua ornag tua tentang siapa yang mendapat

hak hadhanah. Dan dalam pengasuhannya dilakukan secara bersama-sama.

Page 19: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

10

2. Hak Pemeliharaan Anak Akibat Perceraian Menurut Hukum Islam dan Hukum

Perdata. Pada tahun 2005. Oleh Rini Zaitun.

Bahwa didalam penulisan Skripsi ini hanya berisi tentang hak-hak dalam

pemeliharaan anak akibat perceraian menurut Hukum Islam dan Hukum

Perdata. Dimana dijelaskan antara hak orang tua dengan hak anak.

3. Penyelesaian Perkara Perceraian Bersama Dengan Gugatan Pengasuhan Anak.

Pada tahun 2006. Oleh Ariyanih.

Di dalam Skripsi ini lebih melihat efisiensi gugatan perceraian dan gugatan

pengasuhan anak yang diajukan secara bersamaan. Skrispi ini menjelaskan

alasan hakim memberikan putusan dalam bentuk talak raj'i.

4. Hak Anak Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif. Pada tahun 2006. Oleh

Hilaluddin Safary.

Skripsi ini memaparkan hak anak dalam hukum Islam dan hukum Positif.

Kemudian bentuk hak-hak anak serta adanya persamaan dan perbedaan hak

anak menurut hukum Islam dan hukum Positif.

5. Hadhanah Menurut Perspektif Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi‟i serta

Prakteknya di Pengadilan Agama Jakarta Selatan (Studi Putusan Pengadilan

Agama Nomor: 1185/Pdt.G/2006/PA Jakarta Selatan). Pada tahun 2008. Oleh

Sabaruddin.

Di dalam Skripsi ini menjelaskan tentang pemikiran Abu Hanifah dan Imam

Syafi‟i tentang hadhanah dan prioritas hak asuh orang tua murtad terhadap anak

Page 20: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

11

dibawah umur secara praktisi menurut Hakim Pengadilan Agama Jakarta

Selatan.

6. Hak Hadhanah Bagi Ibu yang Mengidap Penyakit Menular (HIV/AIDS). Pada

tahun 2008. Oleh Rizka Damayanti.

Skripsi ini menjelaskan tentang hak penderita AIDS dalam kaitannya dengan

hadhanah dan penyebab penyakit HIV/AIDS serta gejala-gejalanya, cara

penularannya dan bagaimana cara pencegahannya.

7. Hak Hadhanah Terhadap Ibu Wanita Karir (Analisa Putusan Perkara Nomor:

458/Pdt.G/2006/Pengadilan Agama Depok). Pada tahun 2010. Oleh

Mochammad Anshory.

Skripsi ini menjelaskan tentang hak seoarng ibu sebagai wanita karir tetapi

tidak mampu mangasuh anaknya sehingga diserahkan kepada neneknya yang

beragama protestan.

Dari beberapa judul skripsi di atas, sudah jelas berbeda pembahasannya

dengan skripsi yang akan dibahas oleh penulis. Penulis akan mencoba

menganalisis yurisprudensi putusan Majelis Hakim tentang “Hak Asuh Anak

Kepada Bapak Akibat Perceraian.”

Adapun kajian pustaka yang digunakan dari penulisan ini adalah;

1. Sumber primer, yaitu wawancara langsung dari seorang Hakim yang memutus

perkara tersebut.

Page 21: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

12

2. Sumber skunder yaitu buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang ada dan

penulis data-data memperolehnya dari Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Nomor 0305/Pdt.G/2010/PAJS.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian kualitatif,

dengan pendekatan yuridis. Data kualitatif pada umumnya dalam bentuk

pernyataan kata-kata atau gambaran tentang sesuatu yang dinyatakan

dalam bentuk penjelasan dengan kata-kata atau tulisan.

2. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari Pengadilan Agama berupa

putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

2. Data Skunder

Data skunder merupakan data yang diperoleh dari kepustakaan.13

3. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang diperoleh meliputi transkip interview dari

wawancara dengan hakim yang memutus perkara tersebut, catatan

13 Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2005), Cet. XXI. Hal. 6.

Page 22: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

13

lapangan, dokumen pribadi dan lain-lain.

4. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan

analisa kualitatif dengan pendekatan konten analisis yaitu menganalisis isi

dengan mendeskripsikan putusan hak asuh anak kepada bapak akibat

perceraian dan menghubungkan hasil wawancara.

5. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini menggunakan buku “Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2007”.

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini, penulis membagi menjadi beberapa

uraian yang diantaranya mempunyai beberapa sub-sub bab dan masing-masing bab

itu saling terkait satu sama lainnya, sehingga membentuk rangkaian kesatuan

pembahasan.

Bab pertama merupakan pendahuluan dimana dikemukakan suatu latar

belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Page 23: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

14

Bab kedua memuat mengenai pengertian hadhanah, dasar hukum

hadhanah, sebab-sebab terjadinya hadhanah, syarat-syarat hadhanah, dan pihak-

pihak yang berhak dalam hadhanah.

Bab ketiga memuat mengenai hadhanah dalam perspektif Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Kompilasi Hukum Islam dan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Bab keempat mengenai analisis putusan Pengadilan Agama Jakarta

Selatan tentang hak asuh anak kepada bapak akibat perceraian. Yang terdiri dari

profil Pengadilan Agama Jakarta Selatan, duduknya perkara, pertimbangan hakim

dan analisis penulis.

Bab kelima berisikan tentang penutup. Yang terdiri dari kesimpulan dan

saran-saran.

Page 24: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

15

BAB II

HADHANAH DALAM FIQH

A. Pengertian dan Dasar Hukum Hadhanah

Secara etimologis hadhanah ini berarti “disamping” atau berada “dibawah

ketiak”.1 Hadhanah berasal dari kata حضنا ـ احتضن- يحضن yang artinya ,حضن -

pemeliharaan atau pengasuhan.2

Sedangkan secara terminologisnya, hadhanah adalah merawat dan

mendidik seseorang yang belum mumayyiz atau yang kehilangan kecerdasannya,

karena mereka tidak bisa memenuhi keperluannya.3

Para ulama sepakat bahwasanya hukum hadhanah, mendidik dan merawat

anak wajib. Tetapi mereka berbeda dalam hal, apakah hadhanah ini menjadi hak

orang tua (terutama ibu) atau hak anak.4

Ulama Mazhab Hanafi dan Maliki, misalnya berpendapat bahwa hak

hadhanah itu menjadi hak ibu sehingga ia dapat saja menggugurkan haknya. Tetapi

menurut jumhur ulama, hadhanah itu menjadi hak bersama antara orang tua dan

anak.

1 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,

1999), Jilid 2. h. 415.

2 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), h. 104.

3 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, h. 326.

4 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, h. 326.

Page 25: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

16

Bahkan menurut Wahbah al-Zuhaily, hak hadhanah adalah hak bersyerikat

antara ibu, ayah dan anak. Jika terjadi pertengkaran maka yang didahulukan adalah

hak atau kepentingan si anak.

Menurut Amir Syarifuddin, pengertian Hadhanah di dalam istilah fikih

digunakan dua kata namun ditunjukkan untuk maksud yang sama yaitu kafalah

dan hadhanah.5

Yang dimaksud dengan hadhanah dan kafalah dalam arti sederhana adalah

“pemeliharaan” atau “pengasuhan”. Dalam arti yang lebih lengkap adalah

pemeliharaan anak yang masih kecil setelah terjadi putusnya perkawinan. Hal ini

dibicarakan dalam fikih karena secara praktis antara suami dan istri telah terjadi

perpisahan sedangkan anak-anak memerlukan bantuan dari ayah dan/atau ibunya.

Hadhanah yang dimaksud adalah kewajiban orang tua untuk memelihara

dan mendidik anak mereka dengan sebaik-baiknya. Pemeliharan ini mencakup

masalah pendidikan dan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan pokok si anak.6

Pemeliharaan anak juga mengandung arti sebuah tanggung jawab orang tua

untuk mengawasi, memberi pelayanan yang semestinya serta mencukupi

kebutuhan hidup dari seorang anak oleh orang tua.

Selanjutnya, tanggung jawab pemeliharaan berupa pengawasan dan

pelayanan serta pencukupan nafkah anak tersebut bersifat berkelanjutan sampai

5 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, h. 327.

6 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia. hal.

293.

Page 26: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

17

anak tersebut mencapai batas umur yang legal sebagai mumayyiz yang telah

mampu berdiri sendiri.7

Kompilasi Hukum Islam Pasal 105 (a) menyebutkan bahwa batas

mumayyiz seorang anak adalah berumur 12 tahun.8 Sedangkan Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyebutkan bahwa anak dikatakan

mumayyiz jika sudah berusia 18 tahun atau telah melangsungkan pernikahan.9

Beberapa ulama Mazhab berselisih pendapat mengenai masa asuh anak.

Imam Hanafi berpendapat masa asuhan adalah tujuh tahun untuk lelaki dan

sembilan tahun untuk perempuan. Imam Hanbali berpendapat masa asuh anak

lelaki dan perempuan adalah tujuh tahun dan setelah itu diberi hak untuk memilih

dengan siapa ia akan tinggal.10

Menurut Imam Syafi'i berpendapat bahwa batas

mumayyiz anak adalah jika anak itu sudah berumur tujuh atau delapan tahun.

Sedangkan Imam Malik memberikan batas usia anak mumayyiz adalah 7 tahun.11

Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan adalah kewajiban orang tua

untuk memberikan pendidikan dan pengajaran yang memungkinkan anak tersebut

7 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia. h. 293.

8 Abdurahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo,

2007), h. 138.

9 Lihat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 47.

10 http://dunia-dalamkata.blogspot.com/2010/06/pemeliharaan-anak-hadhonah.html

11 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2006), Cet. Ke V.

h. 397.

Page 27: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

18

menjadi manusia yang mempunyai kemampuan dan dedikasi hidup yang dibekali

dengan kemampuan dan kecakapan sesuai dengan pembawaan bakat anak tersebut

yang akan dikembangkannya di tengah-tengah masyarakat Indonesia sebagai

landasan hidup dan penghidupannya setelah ia lepas dari tanggung jawab orang

tua.12

Menurut Sayyid Sabiq, hadhanah diartikan sebagai lambung. Yang

diartikan dengan “Burung itu mengeram telur di bawah sayapnya”. Begitu pula

dengan perempuan (ibu) yang memelihara anaknya.13

Beranjak dari ayat-ayat al-Qur’an seperti yang terdapat di dalam surat

Luqman ayat 12-19, setidaknya ada delapan nilai-nilai pendidikan yang harus

diajarkan orang tua kepada anaknya seperti berikut ini:

1. Agar senantiasa mensyukuri nikmat Allah SWT.

2. Tidak mensyariatkan Allah dengan sesuatu yang lain.

3. Berbuat baik kepada orang tua, sebagai bukti kesyukuran anak.

4. Mempergauli orang tua secara baik-baik (ma’ruf).

5. Setiap perbuatan apapun akan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

6. Menaati perintah Allah SWT seperti shalat, amar ma’ruf dan nahi munkar,

serta sabar dalam menghadapi berbagai cobaan.

7. Tidak sombong dan angkuh.

12 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia. h.

294.

13

Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, h. 288.

Page 28: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

19

8. Sederhana dalam bersikap dan bertutur kata.14

Menurut Kamal Muchtar “Hadhanah”, berasal dari perkataan “al-hidl”

berarti rusuk.15

Menurut penulis, proses pemeliharaan anak dan pendidikannya

akan dapat berjalan dengan baik, jika kedua orang tua saling bekerja sama dan

saling membantu. Tentu saja ini dapat dilakukan dengan baik jika keluarga

tersebut benar-benar keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah.

Sebenarnya sejak dahulu masalah persengketaan orang tua mengenai anak

ini, telah mendapat pengaturan hukum adat. Contohnya, dapat kita temui secara

faktual pada masyarakat hukum data yang menganut sistem kekeluargaan

matrilineal. Pada masyarakat ini penguasaan anak tidak diberikan pada ayah atau

keluarga ayahnya, akan tetapi pada ibu atau pada saudara laki-laki si ibu,

sedangkan bagi masyarakat yang menganut sistem kekeluargaan patrilineal

ditekankan pada pihak bapaknya.

Demikian hukum dari praktek hadhanah itu sendiri wajib bagi kedua orang

tuanya, sebagaimana wajib memeliharanya selama berada dalam ikatan

perkawinan. Oleh karena itu, anak yang diasuh akan terancam masa depannya

apabila tidak dapat pengasuh dan pemeliharaan dari orang tua maka dari itu wajib

bagi hadhin (pengasuh) untuk menjaganya, sebagaimana kewajiban memberikan

nafkah kepadanya serta menjauhkannya dari keburukan dan bahaya. Adapun yang

14 Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan. Hukum Perdata Islam di Indonesia. h.

295.

15 Kamal Muchtar, Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Bandung: Bintang,

t.th.). h. 129.

Page 29: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

20

menjadi dasar hukum disyariatkannya hadhanah antara lain dalam firman Allah

SWT surat at-Tahrim ayat 6 yang berbunyi sebagai berikut:

( : التحر يم )

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;

penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai

Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan."

Adapun dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) pengertian hadhanah juga

telah dirumuskan di dalam pasal 1 huruf (g) bahwa yang dimaksud dengan

pemeliharaan dan mendidik anak hingga dewasa atau mampu berdiri sendiri.16

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) ini, hadhanah (pemeliharaan) anak

dipegang oleh ibu yang telah diceraikan oleh suaminya. Akan tetapi kalau sang

istri sudah menikah lagi dengan laki-laki lain maka gugurlah hak pemeliharaan

anak dari si ibu tadi.

Kompilasi Hukum Islam (KHI) pada pasal 105 (a) yang mengatur tentang

hak asuh anak berbunyi sebagai berikut:

Pasal 105:

16 Daud Ali. Kompilasi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional, (Ciputat: Logos,

1999), hal. 139.

Page 30: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

21

Dalam hal terjadinya perceraian:

a. Pemeliharaan anak yang ghairu mumayyiz atau belum berumur 12 tahun,

adalah hak ibunya;

b. Pemeliharaan yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk memilih

diantara ayah atau ibunya sebagai hak pemeliharaan anak;

c. Biaya pemeliharaan ditanggung ayahnya.17

Umar bin Syu'aib meriwayatkan dari ayahnya, bahwa : Seorang perempuan

datang kepada Rasulullah SAW seraya berkata : "Ya Rasulullah, anak ini telah ku

kandung di rahimku, telah kususui dengan air susuku, telah bernafas dikamarku,

Ayahnya (suamiku) menceraiku dan menghendaki anak ini dariku".18

Rasulullah bersabda kepadanya :

19.(رواه أبي داود ). انت احق بو مالم تنكحي

Artinya: "Kamu lebih berhak (memeliharanya) dari pada ia (suamimu) sebelum

kamu menikah lagi". (HR. Abi Dawud).

Kalau anak sudah mumayyiz (bisa membedakan antara yang benar maupun

salah), ia bebas memilih ikut ayah atau ibunya. Sebab keduanya mempunyai hak

untuk memelihara dan anak mempunyai hak untuk memilih.

17 Abdurahman Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, h. 138.

18 Sayyid Sabiq. Fiqh Sunnah (Terjemahan), (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), Jilid III,

Cet. Ke-1, h. 240.

19 Abi Daud Sulaiman bin al-Asy'asy as-Sajastani al-Azdiy, Sunan Abi Daud, (Qahirah:

Dar al-Hadis, 1988), Juz II, h. 292.

Page 31: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

22

B. Syarat-Syarat Hadhanah

Seorang Hadhin (ibu asuh) yang menangani dan menyelenggarakan

kepentingan anak kecil yang diasuhnya, haruslah memilki kecukupan dan

kecakapan. Kecukupan ini memerlukan syarat-syarat tertentu. Jika syarat-syarat

tertentu ini tidak terpenuhi satu saja, gugurlah kebolehan menyelenggarakan

hadhanah.20

Adapun syarat-syaratnya ialah sebagai berikut:

Berakal Sehat.

Dengan demikian maka tidak boleh diserahkan anak untuk diasuh kalau si ibu

gila, baik sifatnya gila terus-menerus ataupun putus-putus.

Merdeka

Perempuan hamba sahaya tidak berhak mengasuh kendati mancapai izin

tuannya.

Sudah Dewasa. Orang yang belum dewasa tidak akan mampu melakukan tugas

yang berat itu, karenanya belum dikenai kewajiban dan tindakan yang

dilakukannya itu belum dinyatakan memenuhi persyaratan.

Mampu mendidik. Orang yang buta, sakit menular, atau sakit yang

melemahkan jasmaninya tidak boleh menjadi pengasuh untuk mengurus

kepentingan anak kecil, juga tidak berusia lanjut yang bahkan ia sendiri belum

20 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah (Terjemahan), h. 241.

Page 32: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

23

diurus, bukan orang yang mengabaikan urusan rumahnya sehingga merugikan

anak kecil yang diurusnya.

Amanah dan berbudi. Orang yang curang tidak aman bagi anak kecil dan ia

tidak dapat dipercaya untuk bisa menunaikan kewajibannya dengan baik.

Beragama Islam. Disyaratkan oleh kalangan Mazhab Syafi’iyah dan

Hanabilah. Oleh karena itu, bagi seorang kafir tidak ada hak untuk mengasuh

anak yang muslim, karena akan ditakutkan akan membahayakan aqidah anak

tersebut.21

Adapun syarat untuk anak yang diasuh (mahdhun) itu adalah:

Si anak masih berada dalam usia kanak-kanak dan belum dapat berdiri sendiri

dalam mengurus hidupnya sendiri.

Si anak berada dalam keadaan tidak sempurana akalnya. Oleh karena itu, dapat

berbuat sendiri, meskipun telah dewasa seperti orang idiot. Orang yang telah

dewasa dan sehat sempurna akalnya tidak boleh berada dibawah pengasuh

apapun.22

C. Pihak-Pihak Yang Berhak dalam Hadhanah

Jika pasangan suami istri bercerai yang dari hubungan mereka

menghasilkan anak yang masih kecil, maka istrilah yang paling berhak

21 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah (Terjemahan), h. 241.

22 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah (Terjemahan), h. 242.

Page 33: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

24

memelihara dan merawat anak itu sehingga anak itu mumayyiz karena ibulah yang

biasanya lebih telaten dan sabar.23

Selama waktu itu, hendaklah si anak tinggal bersama ibunya selama ibunya

belum menikah dengan laki-laki lain. Meskipun anak itu tinggal bersama ibunya,

tetapi nafkahnya menjadi kewajiban ayahnya.24

Jika si anak tersebut sudah mumayyiz dan mampu menjaga dirinya sendiri,

maka perlu adanya pihak berwajib untuk melakukan penyelidikan, siapakah

diantara keduanya yang lebih berhak dan lebih pandai untuk memelihara anak

tersebut. Pada saat itu, anak diserahkan kepada pihak yang lebih cakap untuk

merawat dan memeliharanya.

Tetapi kalau keduanya sama, maka anak itu harus disuruh memilih siapa

diantara keduanya yang lebih ia suka. Dalam Syarh As-sunnah disebutkan: “Jika

seorang suami menceraikan istrinya, sedangkan diantara mereka terdapat anak

yang masih dibawah tujuh tahun, maka ibunya lebih berhak kepadanya. Dan jika

istrinya tidak berkeinginan memelihara anaknya, maka bapaknya berkewajiban

membayar wanita lain untuk mengasuhnya. Dan jika istrinya itu tidak dapat

dipercaya atau kafir, sedangkan bapaknya muslim, maka tidak hak bagi istrinya

untuk memelihara anaknya”.25

23 Syaikh Hassan Ayyub, Fikih Keluarga, h. 451.

24 Syaikh Hassan Ayyub, Fikih Keluarga, h. 451.

25 Syaikh Hasan Ayyub, Fiqh Keluarga, hal. 452.

Page 34: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

25

Menurut penulis, ibu dan bapak tetap berkewajiban memelihara anak-

anaknya. Tetapi bagaimanapun juga suatu hal yang mustahil pelaksanaan dan

pemeliharaan itu dilakukan secara bersama serta harus dicari cara untuk

melaksanakan hubungan dari hak yang sama. Supaya jangan terjadi pembenturan

dan peperangan dalam pelaksanaan pemeliharaan anak.

Sebagaimana hak pengasuh pertama diberikan kepada ibu, maka para ahli

fikih menyimpulkan bahwa keluarga ibu dari seorang anak lebih berhak daripada

keluarga bapaknya. Urutan mereka yang berhak mengasuh anak adalah sebagai

berikut:

1) Ibu

2) Nenek dari pihak ibu dan terus keatas

3) Nenek dari pihak ayah

4) Saudara kandung anak tersebut

5) Saudara perempuan seibu

6) Saudara perempuan seayah

7) Anak perempuan dari saudara perempuan sekandung

8) Anak perempuan dari saudara perempuan seayah

9) Saudara perempuan ibu yang sekandung

10) Saudara perempuan yang seibu dengannya (bibi)

11) Saudara perempuan ibu yang seayah dengannya (bibi)

12) Anak perempuan dari saudara perempuan seayah

13) Anak perempuan dari saudara laki-laki sekandung

Page 35: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

26

14) Anak perempuan dari saudara laki-laki seibu

15) Anak perempuan dari laki-laki seayah

16) Bibi yang sekandung dengan ayah

17) Bibi yang seibu dengan ayah

18) Bibi yang seayah dengan ayah

19) Bibi dari pihak ibu

20) Bibi ayah dari pihak ibunya

21) Bibi ibu dari pihak ayahnya

22) Bibi ayah dari pihak ayah.26

Apabila anak tersebut tidak mempunyai kerabat perempuan dari kalangan

mahram atas, atau ada tapi tidak bisa mengasuhnya, maka pengasuhan akan

beralih kepada kerabat laki-laki yang masih mahramnya atau masih ada hubungan

darah (nasab) yang sesuai dengan urutan masing-masing dalam persoalan waris

sebagai berikut:

1) Ayah kandung anak

2) Kakek dari pihak ayah dan terus keatas

3) Saudara laki-laki sekandung

4) Saudara laki-laki seayah

5) Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung

6) Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah

26 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, h. 395.

Page 36: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

27

7) Paman yag skandung dengan ayah

8) Paman yang seayah dengan ayah

9) Pamannya ayah yang sekandung

10) Pamannya ayah yang seayah dengan ayah.27

Jika tidak ada seorangpun kerabat dari mahram laki-laki atau tidak bisa

mengasuh anak, maka hak pengasuh anak itu beralih mahram-mahramnya yang

laki-laki selain kerabat dekat, yaitu:

1) Ayah ibu (kakek)

2) Saudara laki-laki seibu

3) Anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu

4) Paman yang seibu dengan ayah

5) Paman yang sekandung dengan ibu

6) Paman yang seayah dengan ayah.28

Menurut pendapat Imam Hanafi dalam salah satu riwayatnya: Ibu lebih

berhak atas anaknya hingga anak itu besar dan dapat berdiri sendiri dalam

memenuhi keperluan sehari-hari seperti makan, minum, pakaian, beristinjak, dan

berwudhu. Setelah itu, bapaknya lebih berhak memeliharanya. Untuk anak

perempuan, ibu lebih berhak memeliharanya hingga ia dewasa, dan tidak diberi

pilihan.

27 Sayyid Sabiq. Fiqh Sunnah. h. 290.

28 Syaikh Hasan Ayyub, Fikih Keluarga, h. 394-395.

Page 37: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

28

Imam Miliki berkata: ibu lebih berhak memelihara anak perempuan

hingga ia menikah dengan orang laki-laki dan disetubuhinya. Untuk anak laki-laki

juga seperti itu, menurut pendapat Maliki yang masyhur, adalah hingga anak itu

dewasa.29

Imam Syafi’i berkata: Ibu lebih berhak memeliharanya, baik anak itu

laki-laki maupun perempuan, hingga ia berusia tujuh tahun. Apabila anak tersebut

telah mencapai usia tujuh tahun maka anak tersebut diberi hak pilih untuk ikut

diantara ayah atau ibunya.

Imam Hambali dalam hal ini mempunyai dua riwayat: Pertama, ibu lebih

berhak atas anak laki-laki sampai ia berumur tujuh tahun. Setelah itu, ia boleh

memilih ikut bapaknya atau masih tetap bersama ibunya. Sedangkan untuk anak

perempuan, setelah ia berumur tujuh tahun, ia terus tetap bersama ibunya, tidak

boleh diberi pilihan. Kedua, seperti pendapatnya Imam Hanafi, yaitu ibu lebih

berhak atas anaknya hingga anak itu besar dan berdiri sendiri dalam memenuhi

keperluan sehari-hari sepeti makan, minum, pakaian, beristinjak, dan berwuduk.

Setelah itu, bapak lebih berhak memeliharanya. Untuk anak perempuan, ibu yang

lebih berhak memeliharanya hingga ia dewasa dan tidak diberi pilihan.

29 Muhammad bin Abdurrahman, 2004. Fikih Empat Mazhab. Bandung: hal. 416

Page 38: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

29

BAB III

HADHANAH DALAM PERSPEKTIF PERUNDANG-UNDANGAN

DI INDONESIA

A. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan telah

disebutkan tentang hukum penguasaan anak secara tegas yang merupakan rangkaian

dari hukum perkawinan di Indonesia, akan tetapi hukum penguasaan anak itu belum

diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 secara luas dan rinci. Oleh

karena itu, masalah hadhanah ini belum dapat diberlakukan secara efektif sehingga

pada kehakiman di lingkungan Peradilan Agama pada waktu itu masih merujuk pada

hukum hadhanah dalam kitab-kitab fikih.

Baru setelah diberlakukan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang

Peradilan Agama, dan Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Penyebar Luasan

Kompilasi Hukum Islam, masalah hadhanah menjadi hukum positif di Indonesia dan

Peradilan Agama diberi wewenang untuk menyelesaikannya.1

Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 terdapat beberapa pasal yang

menjelaskan hak dan kewajiban antara orang tua dan anak seperti pada Pasal 45

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan menyebutkan bahwa:

1 http://dunia-dalamkata.blogspot.com/2010/06/pemeliharaan-anak-hadhonah.html, diakses

Pada hari Rabu, 23 Juni 2011.

Page 39: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

30

Pasal 45:

1) Kedua orang tua memiliki kewajiban memelihara dan mendidik anak-anak

mereka sebaik-baiknya.

2) Kewajiban tersebut berlaku sampai anak itu menikah atau dapat berdiri sendiri

dan kewajiban tersebut berlaku terus meskipun pernikahan antara kedua orang tua

putus.2

Mengenai batas kewajiban pemeliharaan dan pendidikan ini berlaku sampai

anak tersebut berumah tangga atau dapat berdiri sendiri dan kewajiban tersebut

berlangsung terus-menerus meskipun pernikahan orang tuanya bercerai.

Pasal 47 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

mengatur mengenai kekuasaan orang tua terhadap kekuasaan anak dibawah umur,

dimana disebutkan bahwa:

Pasal 46:

1) Anak wajib menghormati orang tua dan menaati kehendak mereka yang baik.

2) Jika anak yang telah dewasa, ia wajib memelihara menurut kemampuannya, orang

tua dan keluarga dalam garis lurus ke atas bila mereka itu memerlukan

bantuannya.

Pasal 47:

1) Anak yang belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun atau yang belum

pernah melangsungkan pernikahan ada dibawah kekuasaan orang tuanya selama

mereka tidak dicabut dari kekuasaannya.

2) Orang tua mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum di dalam

dan di luar pengadilan.3

2 Lihat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pasal 45.

3 Lihat Pasal 47, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Page 40: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

31

Pasal 48:

Orang tua tidak diperbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan barang-barang

tetap yang dimiliki anaknya yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun atau belum

pernah melangsungkan perkawinan, kecuali apabila kepentingan anak itu

menghendakinya.

Pasal 49:

1) Salah seorang atau kedua orang tua dapat dicabut kekuasaannya terhadap seorang

anak atau lebih untuk waktu tertentu atas permintaan orang tua yang lain,

keluarga anak dalam garis lurus keatas dan saudara kandung yang telah dewasa

atau pejabat yang berwenang, dengan keputusan Pengadilan dalam hal-hal:

a. Ia sangat melalaikan kewajibannya terhadap anaknya;

b. Ia berkelakuan buruk sekali.

2) Meskipun orang tua dicabut kekuasaannya, mereka masih berkewajiban untuk

memberi biaya pemeliharaan kepada anak tersebut.

Ketentuan tersebut pun tetap berlaku meskipun pernikahan orang tuanya

putus. Jadi dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,

kekuasaan orang tua itu dapat dicabut jika orang tuanya sangat melalaikan

kewajibannya terhadap anaknya dan salah satu orang tuanya berkelakuan buruk

sekali. Tetapi meskipun kekuasaannya dicabut mereka masih berkewajiban memberi

pemeliharaan dan mengasuh anaknya tersebut.

B. Menurut Kompilasi Hukum Islam

Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) masalah pemeliharaan anak atau

yang dalam Islam disebut Hadhanah diatur dalam beberapa pasal di dalamnya, seperti

yang terdapat pada Pasal:

Pasal 105:

a. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah

hak ibunya;

Page 41: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

32

b. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk memilih

diantara ayah atau ibunya sebagai pemegang hak pemeliharaannya;

c. Biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.

Dalam Inpres Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Penyebarluasan Kompilasi

Hukum Islam, mengenai hadhanah menjadi hukum positif di Indonesia dan Peradilan

Agama diberi wewenang untuk menyelesaikannya. Hadhanah merupakan sebagai

salah satu akibat putusnya perkawinan diatur secara panjang lebar oleh KHI dan

materinya hampir keseluruhannya mengambil dari fiqh menurut para jumhur ulama,

khususnya Syafi’iyah. Kompilasi Hukum Islam kaitannya dengan masalah ini

membagi ada dua periode bagi anak yang perlu dikemukakan yaitu:

Periode Sebelum Mumayyiz

Apabila terjadi perceraian dimana telah diperoleh keturunan dalam

perkawinan itu dan pada masa tersebut seorang anak belum lagi mumayyiz atau

belum bisa membedakan antara yang bermanfaat dan yang berbahaya bagi dirinya,

maka anak tersebut dikatakan belum mumayyiz. KHI menyebutkan pada bab 14

masalah pemeliharaan anak pasal 98 menjelaskan bahwa “batas usia anak dalam

pengawasan orang tuanya adalah sampai usia anak 21 tahun selama belum melakukan

pernikahan”. Pada pasal 105 ayat (a) bahwa pemeliharaan anak yang belum

mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya. Kemudian KHI lebih

memperjelas lagi dalam pasal 156, merumuskan sebagai berikut:

Pasal 156:

Akibat putusnya perkawinan karena perceraian adalah:

a. Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya, kecuali

bila ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya digantikan oleh:

1. Wanita-wanita garis lurus keatas dari ibu.

2. Ayah.

3. Wanita-wanita garis lurus keatas dari ayah.

4. Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan.

Page 42: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

33

5. Wanita-wanita kerabat menurut garis ke samping dari ibu.

6. Wanita-wanita kerabat menurut garis ke samping dari ayah.

7. Anak yang sudah mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan hadhanah

dari ayah atau dari ibunya.

8. Apabila pemegang hadhanah ternyata tidak dapat menjamin keselamatan

jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah dan hadhanah telah

dicukupi, maka atas permintaan kerabat yang bersangkutan Pengadilan

Agama dapat memindahkan hak hadhanah kepada kerabat lain yang

mempunyai hak hadhanah juga;

9. Semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggung jawab ayah

menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa

dapat mengurusi diri sendiri (21 tahun);

10. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hadhanah dan nafkah anak,

Pengadilan Agama yang memberikan putusan yaitu berdasarkan huruf (a), (b),

(c), dan (d);

11. Pengadilan dapat pula dengan mengingatkan kemampuan ayahnya

menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-anak yang

turut padanya.4

Periode Mumayyiz

Pada masa ini seorang anak secara sederhana telah mampu membedakan

mana yang berbahaya dan mana yang bemanfaat bagi dirinya. Oleh sebab itu, ia

sudah dianggap dapat menjatuhkan pilihannya sendiri apakah ikut ibunya atau ikut

ayahnya. Dengan demikian ia diberi hak pilih menentukan sikapnya. Hal ini telah

diatur dalam KHI Pasal 105 ayat (b) bahwa “Pemeliharaan anak yang sudah

mumayyiz diserahkan kepada anak untuk memilih di antara ayah atau ibunya sebagai

pemegang hak pemeliharaannya”, dan juga terdapat dalam pasal 156 ayat (b) yang

menyebutkan bahwa anak diberi pilihan untuk ikut dalam asuhan ibu atau ayah.

Berakhirnya masa asuhan adalah pada waktu anak itu sudah bisa ditanya

kepada siapa dan akan terus ikut. Batas usia anak dalam pengawasan orang tuanya

adalah sampai usia anak 21 tahun selama belum melakukan pernikahan (Pasal 98

4 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2007), h. 151.

Page 43: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

34

KHI). Kalau anak tersebut memilih ibunya maka si ibu tetap berhak mengasuh anak

itu, kalau anak itu memilih ikut ayahnya maka hak mengasuh pindah pada ayah.

Sebagaimana pasal 98 Kompilasi Hukum Islam (KHI) adalah:

Pasal 98:

1) Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21 tahun,

sepanjang anak tersebut tidak bercacat fisik maupun mental atau belum pernah

melangsunngkan pernikahan.

2) Orang tuanya mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum di dalam

dan diluar Pengadilan.

3) Pengadilan Agama dapat menunjuk salah seorang kerabat terdekat yang mampu

menunaikan kewajiban tersebut apabila kedua orang tuanya tidak mampu.5

C. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Kewajiban dan tanggung jawab keluarga dan orang tua diatur dalam Pasal

26 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan

Anak. Pasal 26 yang berbunyi:

Pasal 26:

1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:

a. Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak

b. Menumbuhkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya

c. Dan mencegah terjadinya pernikahan pada usia anak.

2) Dalam hal orang tua tidak ada atau karena suatu kewajiban dan tanggung

jawabnya maka kewajiban dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) dapat beralih kepada keluarga, yang dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.6

Di dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak menegaskan: "Bahwa pertanggungjawaban orang tua, keluarga,

5 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, h. 137.

6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Page 44: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

35

masyarakat, pemerintah dan negara merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan

secara terus-menerus demi terlindungnya dan terarah guna menjamin pertumbuhan

dan perkembangan anak baik fisik mental, spiritual maupun sosial".7

Tindakan ini dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan terbaik bagi anak

yang diharapkan sebagai penerus bangsa yang potensial, tangguh, memiliki

nasionalisme yang dijiwai oleh akhlak mulia dan nilai Pancasila, serta berkemauan

keras menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dan negara.

Dalam melakukan pembinaan, pengembangan dan perlindungan anak, perlu

peran masyarakat, baik melalui lembaga perlindungan anak, lembaga keagamaan,

lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia

usaha, media massa, atau lembaga pendidikan.

Setiap anak berhak untuk berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan

usianya, dalam bimbingan orang tuanya. Karena anak memerlukan kebebasan dalam

rangka mengembangkan kreativitas dan intelektualitasnya (daya nalarnya) sesuai

dengan tingkat usia anak. Dan pengembangan anak yang belum cukup umur masih

harus dalam bimbingan orang tuanya.

Melihat peranan hukum Islam dalam pembangunan hukum nasional, ada

beberapa fenomena yang bisa dijumpai dalam praktek. Pertama, hukum Islam

berperan dalam mengisi kekosongan hukum dalam hukum positif. Dalam hal ini

hukum Islam diberlakukan oleh Negara sebagai hukum positif bagi umat Islam.

Kedua, hukum Islam berperan sebagai sumber nilai yang memberikan kontribusi

7 Penjelasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Page 45: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

36

terhadap aturan hukum yang dibuat. Oleh karena itu, aturan hukum tersebut bersifat

umum, tidak memandang perbedaan agama, maka nilai­nilai hukum Islam dapat

berlaku pula bagi seluruh warga negara dan wajib ditaati oleh masyarakat.

Dengan demikian Undang­Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak dapat dikatakan pengejewantahan dari Fiqh Hadhanah yang

memiliki cakupan yang lebih luas bukan dalam keluarga saja, tetapi masyarakat dan

pemerintah mempunyai peran yang besar dalam memberikan perlindungan terhadap

anak. Materi Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,

Kompilasi Hukum Islam dan Undang­Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan merupakan implementasi dari pengembangan Fiqh Hadhanah. Dalam hal

ini dapat diketahui juga transformasi Fiqh Hadhanah dalam sistem

perundang­undangan di Indonesia. Maka selayaknya sebagai masyarakat wajib

menaatinya karena tujuannya tidak lain untuk mencapai kemaslahatan bersama.

Page 46: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

37

BAB IV

HADHANAH DALAM PUTUSAN PENGADILAN

A. Profil Pengadilan

1) Tempat Gedung Pengadilan

a. Pada bulan September 1979 kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah

ke gedung Baru di Jl. Ciputat Raya Pondok Pinang dengan menempati gedung

Baru dengan tanah yang masih menumpang pada areal tanah PGAN Pondok

Pinang dan pada tahun 1979 pada saat Pengadilan Agama Jakarta Selatan

dipimpin oleh Bapak H. Alim diangkat pula Hakim-Hakim honorer untuk

menangani perkara-perkara yang masuk, mereka diantaranya Kh, Ya’kub, kh.

Muhdats Yusuf, Hamim Qarib, Rasyid Abdullah, Ali Imran, Drs. H. Noer

Chazin.1

b. Pada perkembangan selanjutnya yaitu semasa berkepimpinan Drs. H. Djabir

Manshur, SH, Kantor Pengadilan Agama Jakarta Selatan pindah ke Jalan

Rambutan VII No. 48 Pejaten Barat Pasar Minggu Jakarta Selatan dengan

menempati gedung baru. Digedung baru ini meskipun tidak memenuhi syarat

untuk sebuah kantor Pemerintah setingkat walikota, karena gedungnya berada

ditengah-tengah penduduk dan jalan masuk dengan kelas jalan III C. Namun

sudah lebih baik ketimbang masih di Pondok Pinang, pembenahan-

pembenahan fisik terus dilakukan terutama pada masa kepemimpinan Bapak

1http://www.pajakartaselatan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=290

sejarah-2010&catid=35:sejarah&Itemid=27, diakses pada hari Minggu, 20 Maret 2011.

Page 47: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

38

Drs. H. Jayusman, SH. Begitu pula pembenahan-pembenahan administrasi

terutama pada masa kepemimpinan Bapak Drs. H. Ahmad KamiL, SH pada

masa ini pula Pengadilan Agama Jakarta Selatan mulai mengenal computer

walaupun hanya sebatas pengetikan dan ini terus ditingkatkan pada masa

kepemimpinan Bapak Drs. Rif’at Yusuf.2

c. Sejak Tahun 2008 telah dibangun gedung baru yang sesuai dengan prototype

Mahkamah Agung RI di Jl. Harsono RM, Ragunan, Jakarta Selatan.3

2) Dasar Hukum Pembentukan Pengadilan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan sebagai salah satu instansi yang

melaksanakan tugasnya memiliki dasar hukum dan landasan kerja sebagai berikut:

1. Undang-undang Dasar 1945 Pasal 24;

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970;

3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974;

4. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983;

7. Peraturan/instruksi/Edaran Mahkamah Agung RI;

2http://www.pajakartaselatan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=290

sejarah-2010&catid=35:sejarah&Itemid=27, diakses pada hari Minggu, 20 Maret 2011.

3http://www.pajakartaselatan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=290

sejarah-2010&catid=35:sejarah&Itemid=27, diakses pada hari Minggu, 20 Maret 2011.

Page 48: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

39

8. Intruksi Dirjen Bimas Islam/ Bimbingan Islam;

9. Keputusan Menteri Agama RI. Nomor 69 Tahun 1963, Tentang Pembentukan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan;

10. Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan tata Kerja dan Wewenang

Pengadilan Agama.4

3) Visi dan Misi Pengadilan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan sebagai salah satu ujung tombak

dari Mahkamah Agung RI, maka sebagai Lembaga Negara pemegang

kekuasaan Yudikatif, tentu mempunyai Visi yang tidak jauh beda dari Visi

Mahkamah Agung RI, yaitu mewujudkan supremasi hukum melalui kekuasaan

kehakiman yang :

- Mandiri

- Efektif dan Efisien.

- Mendapatkan kepercayaan publik.

- Profesional dalam memberikan layanan hukum yang berkwalitas.

- Etis.

- Terjangkau dan berbiaya rendah bagi masyarakat.

- Mampu menjawab pelayanan panggilan publik.5

4http://www.pajakartaselatan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=290

sejarah-2010&catid=35:sejarah&Itemid=27, diakses pada hari Minggu, 20 Maret 2011.

5http://www.pajakartaselatan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=290

sejarah-2010&catid=35:sejarah&Itemid=27, diakses pada hari Minggu, 20 Maret 2011.

Page 49: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

40

Untuk mencapai Visi tersebut diatas maka Pengadilan Agama Jakarta

Selatan mempunyai Misi sebagai berikut :

1. Mewujudkan rasa keadilan sesuai dengan perundang-undangan dan

peraturan-peraturan lainnya yang berlaku dalam masyarakat.

2. Mewujudkan institusi peradilan agama yang mandiri dan independen,

bebas campur tangan dari pihak lain.

3. Meningkatkan akses pelayanan dibidang peradilan kepada masyarakat

sejalan dengan penggunaan teknologi informasi di Pengadilan Agama

Jakarta Selatan.

4. Memperbaiki kualitas input internal pada proses peradilan dengan

mendayagunakan secara maksimal sarana dan prasarana dan anggaran

yang tersedia bagi Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

5. Mewujudkan institusi peradilan yang efektif efisien dan bermartabat serta

dihormati dengan menimgkatkan dedikasi dan integritas seluruh Sumber

Daya Manusia yang tersedia di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.6

4) Sejarah Singkat Pengadilan

Pengadilan Agama Jakarta selatan dibentuk berdasarkan surat

keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1963. Pada

mulanya Pengadilan Agama di wilayah DKI Jakarta hanya terdapat tiga kantor

yang dinamakan Kantor Cabang yaitu :

6http://www.pajakartaselatan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=290

sejarah-2010&catid=35:sejarah&Itemid=27, diakses pada hari Minggu, 20 Maret 2011.

Page 50: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

41

1) Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara ;

2) Kantor Pengadilan Agama Jakarta Tengah ;

3) Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya sebagai Induk ;

4) Semua Pengadilan Agama tersebut diatas termasuk Wilayah Hukum

Cabang Mahkamah Islam Tinggi Surakarta. Kemudian setelah berdirinya

Cabang Mahkamah Islam Tinggi Bandung berdasarkan surat keputusan

Menteri Agama Nomor 71 tahun 1976 tangga;l 16 Desember 1976. semua

Pengadilan Agama di Propinsi Jawa Barat termasuk Pengadilan Agama

yang berada di Daerah Ibu Kota Jakarta Raya berada dalam Wilayah

Hukum Mahkamah Islam Tinggi Cabang Bandung. Dalam perkembangan

selanjutnya istilah Mahkamah Islam Tinggi menjadi Pengadilan Tinggi

Agama (PTA).7

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia

Nomor 61 tahun 1985 Pengadilan Tinggi Agama Surakarta di pindah di

Jakarta, akan tetapi realisasinya baru terlaksana pada tanggal 30 Oktober 1987

dan secara otomatis Wilayah Hukum Pengadilan Agama diwilayah DKI

Jakarta adalah menjadi Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Agama Jakarta.

5) Yuridiksi Pengadilan

Secara geografis, Pengadilan Agama Jakarta Selatan terletak di

Kotamadya Jakarta Selatan, luas wilayah Kotamadya Jakarta Selatan adalah

7http://www.pajakartaselatan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=290

sejarah-2010&catid=35:sejarah&Itemid=27, diakses pada hari Minggu, 20 Maret 2011.

Page 51: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

42

seluas 145,73 Kilometer persegi (Km2) dan secara astronomis wilayah

kotamadya Jakarta Selatan terletak dan berada pada posisi 06’15’40,8’ Lintang

Selatan dan 106’45/0,00’Bujur Timur, dan berada pada kemiringan 26,2 meter

diatas permukaan laut. Jakarta Selatan bercirikan daerah yang beriklim khas

Tropis dengan temperature udara sekitar 27,7’ celcius dan kelembaban udara

rata-rata 75% yang disapu angin dengan kecepatan sekitar 0,2 knot sepanjang

tahun. Curah hujan mencapai ketinggian 2,596,7 mm setahun atau rata – rata

sekitar 85,8 mm perhari yang terjadi selama 182 hari dalam setahun.

Curah hujan tertinggi terjadi dalam bulan Januari (737,5 mm) dan

Februari (425,3 mm) Didaerah Jakarta Selatan terdapat Rawa / setu ( Setu

Babakan) wilayah ini cocok digunakan sebagai daerah resapan air, dengan

iklimnya yang sejuk sehingga ideal dikembangkan sebagai wilayah penduduk.

Di daerah Jakarta Selatan juga banyak terdapat kegiatan usaha dan

perkantoran.8

B. Duduknya Perkara

Dalam Konvensi

Pada tanggal 10 Agustus 2001 Pemohon dan Termohon telah melakukan

pernikahan dengan akta nikah nomor 1256/57/VIII/2001. Selama pernikahannya

dikaruniai anak perempuan yang berumur 7 tahun 8 bulan.

8http://www.pajakartaselatan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=290

sejarah-2010&catid=35:sejarah&Itemid=27, diakses pada hari Minggu, 20 Maret 2011.

Page 52: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

43

Pada tahun pertama berumah tangga pemohon dengan termohon sudah

sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan termohon sering

bertindak sekehendak hatinya dan sewenang-wenang mempermasalahkan hal-hal

kecil. Pada bulan September tahun 2002 setelah anak pertama lahir perselisihan

dan pertengkaran berlanjut. Termohon dengan marah-marah melarang pemohon

pulang telat dari kantor, melarang bersosialisasi dengan teman-teman yang

membuat pemohon merasa terkekang oleh tindakan termohon yang seperti itu.

Perselisihan dan pertengkaran kembali terjadi bulan april 2003 yang

pemohon ditiduh selingkuh oleh termohon. Dan pada bulan Mei 2003 pemohon

pulang dari kantor pada pukul 23.30 dalam keadaan sangat lelah, termohon

mengajak untuk ngobrol sesuatu tetapi termohon mengatakan agar pembicaraan

ditunda besok saja. Tetapi termohon sepertinya tidak terima dan mencoba bunuh

diri dengan gunting yang terdapat di meja riasnya. Pemohon pun kaget dengan

tindakan termohon tersebut. Peristiwa serupa juga terulang lagi ketika bukan

Oktober 2006 ketika pemohon hendak pergi kerumah temannya bersama

sepupunya dan telah menjelaskan maksud kepergian tersebut kepada termohon

akan tetapi termohon kurang percaya. Sampai suatu saat ketika termohon hendak

melarang pemohon untuk pergi, tanpa diduga tiba-tiba termohon membenturkan

badannya ke lemari berulang kali dengan keras.

Pada bulan November 2007 termohon tanpa meminta izin kepada

pemohon telah pergi dari rumah kediaman bersama selama 2 (dua) minggu tidak

kembali dan tidak memberi kabar dan meninggalkan anaknya begitu saja.

Page 53: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

44

Pada bulan Desember 2007 termohon pergi lagi dari rumah untuk kedua

kalinya dengan tanpa izin, sampai 2 (dua) tahun lamanya. Sehingga termohon

sudah menelantarkan rumah tangga dan anaknya yang berusia 7 (tujuh) tahun 8

(delapan) bulan.

Berdasarkan dalil-dalil yang telah diuraikan diatas, pemohon mohon

kepada Ketua Pengadilan Agama Jakarta Selatan kiranya berkenan memberikan

putusan sebagai berikut:

1. Menerima dan mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya;

2. Menetapkan, memberi izin kepada pemohon untuk ikrar menjatuhkan talak

terhadap termohon dihadapan sidang Pengadilan Agama Jakarta Selatan;

3. Menyatakan perkawinan pemohon dan termohon putus karena perceraian

dengan segala kaibat hukumnya;

4. Menetapkan pemohon sebagai pemegang hak hadhanah seorang anka

perempuan hasil perkawinan antara pemohon dan termohon;

5. Memerintahkan termohon sebagai ibu kandungnya untuk memberikan baiaya

alimentasi setiap bulan sesuai dengan keikhlasannya;

6. Menetapkan biaya perkara sesuai dengan ketentuan hukum.

Dalam Eksepsi

Bahwa termohon menolak dengan tegas seluruh isi permohonan dari

permohonan yang terdaftar di Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang diajukan

kepada pemohon, kecuali secara tegas dan dinyatakan dan nyata diakui

kebenarannya oleh termohon. Gugatan dalam permohonan a quo kurang cermat

Page 54: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

45

terkait alamat kantor termohon yang salah tujuannya. Termohon memohon kepada

Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan untuk memutus terlebih dahulu

eksepsi termohon sebelum dilanjutkan pemeriksaan pokok perkara.

Dalam Pokok Perkara

Termohon menolak dan membantah untuk seluruh dalil-dalil pemohon

dalam permohonan a quo, kecuali yang termohon anggap benar. Guna

mempertegas penolakan tersebut akan termohon uraikan sebagai berikut:

1. Bahwa sejak menikah sebagaimana yang didalilkan pemohon jelas mengada-

ngada karena faktanya sejak awal pernikahan, termohon dan pemohon hidup

rukun dan harmonis;

2. Termohon menolak keterangan pemohon terkait termohon yang suka melarang

berteman dengan temannya dan sering pulang malam, faktanya termohon

hanya bisa sabar dan menangis ketika pemohon memiliki wanita idaman lain;

3. Termohon menolak telah melakukan percobaan bunuh diri seperti yang

didalilkan pemohon, karena termohon masih dalam keadaan sehat baik psikis

maupun fisik. Bahwa tidak ada satu orang pun yang sehat akal dan pikirannya

melukai dirinya sendiri;

4. Bahwa termohon membantah dengan tegas dalil pemohon yang termohon

menelantarkan anaknya, fakta sesungguhnya termohon pernah menengok

anaknya saat di sekolah, di rumah pemohon an mengantar anaknya saat lomba

mewarnai di TMII;

Page 55: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

46

Selain membantah tergugat juga membenarkan beberapa dalil yang

diajukan pemohon yakni benar adanya antara pemohon dan termohon adalah

suami isteri.

Dalam Eksepsi :

1. Menerima eksepsi termohon untuk seluruhnya;

2. Menolak seluruh dalil-dalil, dasar atau alasan permohonan Cerai Talak dan

hadhanah dari pemohon;

Dalam Pokok Perkara:

1. Menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya;

2. Menetapkan anak pemohon dan termohon dibawah pengasuhan dan

pemeliharaan termohon;

3. Menghukum kepada pemohon untuk membayar biaya perkara;

4. Mohon putusan yang seadil-adilnya.

Pemohon dan termohon di depan sidang Pengadilan selain mengajukan

alat-alat bukti tertulis juga mengajukan saksi-saksi yang memberikan keterangan

di bawah sumpah.

C. Pertimbangan Hakim

Dalam Konvensi

Bahwa karena permohonan pemohon konvensi tidak tepat kepada tempat

tujuan termohon konvensi, maka majelis hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan

Page 56: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

47

harus menolak atau menyatakan permohonan pemohon konvensi tidak dapat

diterima dan mohon pula kepada majelis hakim untuk memutus terlebih dahulu

eksepsi termohon konvensi sebelum memutus perkara.

Permohonan pemohon konvensi harus ditujukan ke alamat termohon

konvensi yang sebenarnya sesuai ketentuan Pasal 118 ayat 1 HIR.

Dalam Pokok Perkara

1. Bahwa rumah tangga pemohon konvensi dengan termohon konvensi sudah

tidak harmonis, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran sejak 2002.

2. Bahwa sebab-sebab terjadi perselisihan dan pertengkaran diantara pemohon

konvensi dan termohon konvensi karena tidak ada lagi rasa saling percaya,

saling menghargai dan saling pengertian satu sama lain.

3. Bahwa sejak Desember 2007 berlangsung selama 2 (dua) tahun 8 (delapan)

bulan lamanya pemohon konvensi dan termohon konvensi telah pisah tempat

tinggal.

4. Bahwa majelis hakim, hakim mediator telah berusaha mendamaikan, namun

tidak berhasil.

Berdasarkan fakta-fakata yang ada ternyata anak pemohon konvensi dan

termohon konvensi lebih nyaman bersama pemohon konvensi selaku ayah,

pemohon konvensi lebih banyak perhatian ketimbang termohon konvensi dan

kedekatan anak tersebut kepada pemohon konvensi. Tetapi tidak berarti

memutuskan hubungan komunikasi dengan ibunya. Termohon konvensi selaku ibu

Page 57: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

48

kandungnya berhak untuk bertemu, menjenguk membantu, mendidik ikut

bersamanya pada hari-hari libur sekolah sesuai yang disepakati sejauh tidak

mengganggu kepentingan anak serta memberikan kasih sayangnya terhadap

anaknya. Beban biaya pemeliharaan anak ditetapkan kepada pemohon konvensi.

Dalam Rekonvensi

Bahwa apa yang telah dipertimbangkan dalam konvensi merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dalam pertimbangan gugatan rekonvensi. Bahwa

tuntutan tergugat rekonvensi tentang nafkah iddah bertentangan dengan hukum

karena nafkah iddah pada dasarnya diberikan terhadap istri yang taat terhadap

suami. Sedangkan dengan adanya sikap penggugat rekonvensi yang telah pergi

meninggalkan tergugat rekonvensi tanpa izin tergugat rekonvensi selaku suami

merupakan kualifikasi nusyuz yang tidak berhak mendapatkan nafkah iddah,

kecuali tergugat rekonvensi tetap memberikan nafkah iddah karena kerelaannya,

oleh karena itu tuntutan penggugat rekonvensi sejauh nafkah iddah harus ditolak

sesuai pasal 14 angka b Kompilasi Hukum Islam.

Bahwa perkawinan putus Karena talak maka bekas suami wajib

memberikan mutah yang layak kepada bekas istri. Dengan dihubungkan pada

kemampuan tergugat rekonvensi untuk wajib memberikan mutah kepada

penggugat rekonvensi sejumlah Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah).

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, gugatan

penggugat rekonvensi harus dinyatakan dikabulkan sebagian dan menolak

selebihnya.

Page 58: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

49

Dalam Konvensi dan Rekonvensi

Bahwa karena perkara a quo perceraian yang termasuk bidang lingkup

perkawinan, sesuai ketentuan pasal 89 ayat 1 Undang-undang nomor 7 tahun 1989

yang diubah dengan Undang-undang nomor 3 tahun 2003 tentang Peradilan

Agama, biaya perkara dibebankan kepada pemohon konvensi/tergugat rekonvensi.

Memperhatikan segala ketentuan dan peraturan yang berlaku dan

berkaitan dengan perkara ini.

AMAR PUTUSAN

Dalam Eksepsi

Menolak eksepsi termohon konvensi

Dalam Pokok Perkara

1. Mengabulkan permohonan pemohon konvensi sebagiannya.

2. Mengizinkan pemohon konvensi untuk menjatuhkan talak satu raj'i terhadap

termohon konvensi di hadapan sidang Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

3. Menetapkan bahwa anak penggugat konvensi dan tergugat konvensi dibawah

asuhan dan pemeliharaan pemohon konvensi selaku ayah kandungnya.

4. Memerintahkan kepada pemohon konvensi untuk memberikan kepada

termohon konvensi untuk memeberikan kesempatan bertemu dengan

anaknyadan ikut bersamanya pada hari-hari libur sekolah atau hari-hari yang

disepakati dan memberikan kasih sayangnya kepada anak tersebut sepanjang

kepentingan anak tidak terganggu.

Page 59: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

50

5. Menolak permohonan pemohon konvensi selain dan selebihnya.

Dalam Rekonvensi

1. Mengabulkan gugatan penggugat rekonvensi untuk sebagiannya.

2. Menghukum tergugat rekonvensi untuk memberikan mutah kepada penggugat

rekonvensi sejumlah Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah).

3. Menolak gugatan penggugat rekonvensi untuk selain dan selebihnya.

Dalam Konvensi dan Rekonvensi

Membebankan biaya perkara kepada pemohon konvensi/tergugat

rekonvensi sejumlah Rp. 281.000,- (dua ratus delapan puluh satu ribu rupiah).

D. Analisis Penulis

Setelah mengamati kasus antara pemohon dan termohon seperti yang

diuraikan diatas. Ada hal yang menarik untuk disoroti yaitu jatuhnya hadhanah

atau pemeliharaan anak yang belum mumayyiz kepada bapak.

Dalam kaitannya dengan putusan tersebut ada hal yang menarik perhatian

penulis untuk disoroti dari sudut pandang fikih dan peraturan yang berlaku di

Indonesia yaitu siapakah yang mempunyai hak untuk melakukan hadhanah

terhadap anak yang masih dibawah umur akibat perceraian, apa hal yang

menyebabkan hadhanah seorang anak ada di tangan bapak, apa yang menjadi

pertimbangan sehingga hakim memutuskan hak tersebut ada di tangan bapak.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa dalam permasalahan

hadhanah ibu lebih berhak mendapatkan hadhanah ketika seorang anak masih

Page 60: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

51

dibawah umur dan selama ibu belum menikah. Rasulullah bersabda dalam

hadisnya:

جدهعن لو : ن امزأ ة قالت أ عبد اهلل بن عمز ىذا كان بطن ل اهلل إ ن بن ارس

،عاء د، ث لو سقاء ثد ب اء ب حجزي لو ح ، أراد أن نتزعو ، إن أباه طلقن

ل هلل صلى اهلل، من فقا ل ليا رس سلم أنت احق بو مالم تنكح و ).عل اه أب ر

د .(دا9

Artinya: "Seorang perempuan berkata kepada Rasulullah: Wahai Rasul, anakku

ini aku yang mengandung, air susuku yang diminumnya dan

dipangkuanku tempat kumpulnya. Ayahnya telah menceraikanku dan

ingin memisahkannya dariku. Rasulullah bersabda: kamulah yang

berhak memeliharanya selama kau tidak menikah lagi". (HR. Abi Daud)

Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa hak pemeliharaan anak yang

belum mumayyiz adalah hak ibunya. Hal ini dikarenakan ibu mempunyai tahap

kasih saying serta kesabaran yang lebih tinggi, selain itu seorang ibu lebih lembut

ketika menjaga dan mendidik anaknya terlebih bagi anak yang masih dalam usia

menyusui, ibu memiliki sesuatu yang tidak dimiliki semua orang.

Kalau kita lihat kasus diatas bahwa ibu sering kali mencoba untuk

melukai dirinya sendiri yang semestinya tidak dilakukan dan meninggalkan rumah

tanpa adanya pemberitahuan sehingga dikhawatirkan tidak bisa menjalankan

tugasnya sebagai seorang istri serta ibu bagi anak-anaknya di masa depan nanti.

9 Abi Daud Sulaiman bin al-Asy'asy as-Sajastani al-Azdiy, Sunan Abi Daud, (Qahirah:

Dar al-Hadis, 1988), Juz II, h. 292.

Page 61: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

52

Selain itu anak merupakan makhluk sosial seperti layaknya orang

dewasa. Anak membutuhkan orang lain (orang tua) untuk membantu

mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahannya

sehingga tanpa bantuan orang dewasa anak tidak mungkin dapat mencapai taraf

kemanusiaan yang normal.

Kalau kita melihat kembali hak asuh anak diatas, termohon selagi hidup

bersama dengan pemohon ada hal yang tidak selayaknya dilakukan oleh termohon

seperti mencoba untuk melukai dirinya sendiri dan sering meninggalkan rumah

tanpa izin selama 2 tahun. Melihat dari tingkah laku tersebut termohon sudah tidak

layak untuk mendapatkan hak asuh anaknya.

Dalam hal terjadinya perceraian orang tua, biasanya anaklah yang

menjadi korban. Orang tua beranggapan dalam perceraian mereka, persoalan akan

dapat diselesaikan nanti setelah perceraian diselesaikan. Padahal tidak demikian

adanya dan tidak demikian sederhananya, bahwa penyelesaian terbaik bagi anak

akan dapat dengan mudah dicapai. Dalam kondisi apapun harus tetap diingat

bahwa anak adalah juga individu yang mempunyai hak-hak dasar yang diakui

sebagaimana halnya orang dewasa. Oleh karena itu, dalam kasus perceraian diatas

anak merupakan salah satu subjek. Dan kepentingan anak tetap harus menjadi

prioritas utama.

Seorang anak yang belum mumayyiz masih berhak atas pengasuhan

kedua orang tuanya, walaupun orang tuanya sudah bercerai seperti dalam kasus

Page 62: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

53

diatas. Dan pengasuhan tersebut semata-mata hanya untuk kepentingan anak

tersebut. Bila nantinya terjadi perselisihan dan penguasaan anak maka Pengadilan

memberikan putusan yang seadil-adilnya tanpa sedikitpun mengurangi hak-hak

anak.

Sesuai dengan rumusan dan makna Undang-Undang, bahwa dalam

menentukan hak pemeliharaan anak yang harus diperhatikan adalah demi

kepentingan hukum anaknya.10

Jadi hakim harus benar-benar memperhatikan

apabila anak tersebut dipelihara oleh ibunya atau bapaknya mempunyai jaminan

sosial da kesejahteraan yang lebih baik atau tidak.

Oleh karena itu penulis sependapat dengan Putusan Pengadilan Agama

Jakarta Selatan yang memutuskan bahwa pemeliharaan anak jatuh kepada

pemohon selaku ayah kandungnya bukan kepada termohon sebagai ibu

kandungnya. Karena dalam hal ini seperti yang dijelaskan sebelumnya, kedekatan

anak dengan pemohon (ayahnya) sangatlah erat. Dan anak merasa lebih nyaman

berada disamping ayahnya. Disinilah hak-hak anak yang dimaksud harus bisa

diutamakan.

Seperti juga halnya manusia, anakpun memiliki haknya sendiri yakni hak

perlindungan anak yang bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak

agar dapat hidup, tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai

10 Muhayah, Wawancara dengan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan

dalam Perkara Nomor: 0305/Pdt.G/2010/PA.JS, Pada tanggal 7 April 2011.

Page 63: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

54

dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari

kekerasan dan diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas,

berakhlak mulia dan sejahtera.

Menurut Dra. Muhayah ketika ibu tidak mampu mengurus anaknya,

misalnya ibu mempunyai moral yang jelek, murtad, pengguna obat-obatan

terlarang, dll yang bisa membawa dampak buruk kepada tumbuh kembang si anak,

maka ayahnya lah yang lebih berhak atas permasalahan pemeliharaan dan

pengasuhan yang seperti ini.

Masalah hadhanah sangatlah cukup luas jangkauannya. Dalam

menyelesaikam masalah hadhanah ini tidak hanya mengacu kepada ketentuan

formalnya saja, melainkan harus memperhatikan nilai-nilai dari hukum dalam

masyarakat, kaidah-kaidah Agama, lingkungan dan keadaan ayah serta ibu yang

akan diberi hak untuk melakukan hadhanah dan juga aspek lain yang mungkin

berpengaruh demi kemaslahatan diri anak yang akan menjadi asuhannya.

Page 64: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

55

BAB V

P E N U T U P

A. Kesimpulan

1. Hadhanah ialah memelihara anak yang belum mumayyiz (belum mampu

mengurus dirinya sendiri). Hak pemeliharaan anak akibat perceraian menurut

fikih ialah ibu dari pada ayahnya. Sedangkan menurut KHI pada pasal 105 (a)

bahwa hak pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12

tahun adalah hak ibunya. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

Tentang Perkawinan tidak terlalu banyak membahas siapa yang lebih erhak

untuk mengasuh anak setelah perceraian, tetapi orang tua berkewajiban

memelihara anaknya sampai anak tersebut menikah. Sedangkan menurut

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, yang

lebih berhak untuk memelihara anak adalah salah satu dari kedua orang tuanya

yang dekat dengan ananknya. Sehingga membuat anak merasa nyaman dan

tenang berada disamping salah satu orangtuanya tersebut.

2. Seorang hakim sangat mempertimbangkan kepentingan dan hak-hak anak

dalam memutuskan suatu perkara hadhanah. Oleh karena itu, hakim dalam

memutuskan suatu perkara selain menggunakan sumber fikih, hakim juga

menggunakan Undang-Undang dimana hak-hak anak sangatlah diprioritaskan.

3. Alasan hakim memutuskan hak asuh anak jatuh kepada bapak. Karena hakim

mempertimbangkan pengasuhan anak dengan melihat keadaan anak yang

nyaman bersama bapaknya, agamanya terjamin, pendidikan terjamin, moral,

Page 65: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

56

akhlak, tumbuh kembang masa depan terjamin dan lingkungan. Serta bapaknya

mampu dan anak tersebut dekat dengan ayahnya daripada dengan ibunya.

B. Saran-Saran

Untuk kasus pemeliharaan anak yang jatuh kepada bapak, yang perlu

diberikan saran adalah:

1. Untuk hak asuh anak perlu disosialisasikan kepada masyarakat melalui,

khutbah-khutbah Jum’at, ceramah-ceramah Agama dan pengajian.

2. Perlu dimasukkan dalam kurikulum mata pelajaran fiqih baik di Tsanawiyah

maupun Aliyah.

Page 66: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

57

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an al-Karim dan Terjemahannya. 1984. Departemen Agama Jakarta:

Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur'an.

Abdurrahman. 2007. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Anggota

IKAPI.

al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mugirah bin

Bardizbah. 1994. Shahih al-Bukhari. Beirut: Dar al-Fikr. Jilid III, Juz 6.

Abu Bakar, Zainal Abidin. 1993. Kumpulan Peraturan Perundang-undangan

dalam Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta: Yayasan Al-Hikmah. Cet.

Ke- 3.

Al-'Asqalani, Ibn Hajar.2002. Bulugh al-Maram. Jakarta: Dar al-Islamiyah.

Al-asy-'asy as-sajastani al-azdiy, Abi Daud Sulaiman. 1988. Sunnan Abi Daud,

Qahirah: Dar al-Hadis. Juz II.

Al-Abiyani, Muhammad Zaid. al-Ahkam as-Syakhsiyyah. Beirut: Baghdad. Jilid. I.

Al-Hamdani, 2002. Risalah Nikah (Hukum Perkawinan Islam). Jakarta: Pustaka

Amani.

Dahlan, Abdul Aziz. 1999. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru

Van Hoeve. Jilid 2.

Daud Ali. 1999. Kompilasi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional. Ciputat:

Logos.

Effendi, Satria. 2004. Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer. Jakarta:

Kencana. Cet.2.

Ghazali, Rahman. 2006. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana.

Page 67: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

58

Moleong, Lexi. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya. Cet. 21.

Muchtar, Kamal. t.tp. Asas-asas Hukum Islam Tentang Perkawinan. Bandung:

Bintang.

Mughniyah, Muhammad Jawad. 2009. Fiqh Lima Mazhab. Jakarta: Lentera. Cet.

29.

Mutawally, Abdul Basit. t.p. Muhadarah fi al-Fiqh al-Muqaran, Mesir: t.t.

Sholeh, Asrorun Ni'am. 2008. Fatwa-Fatwa Masalah Pernikahan dan Keluarga,

Jakarta: Elsas. Cet. Ke- 2.

Peunoh Daly. 2005. Hukum Perkawinan Islam: Suatu Studi Perbandingan Dalam

Kalangan Ahlus-Sunnah dan Negara-Negara Islam. Jakarta: PT. Bulan

Bintang. Cet. Ke-2.

Prawirohamidjojo, Soetojo dan Asis Sarioedin, 1986. Hukum Orang dan

Keluarga. Bandung: Penerbit Alumni.

Rasyid, Sulaiman. 2003. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Cet. 36.

Sabiq, Sayyid. 2000. Fiqh Sunnah. Kairo: Daar al-Fath. Cet. Ke-1, Jilid I.

Sabiq, Sayyid. 2006. Fiqh Sunnah (Terjemahan). Jakarta: Pena Pundi Aksara, Jilid

III. Cet. Ke-1.

Slamet Abidin dan Aminuddin. 1999. Fiqih Munakahat, Jakarta: CV. Pustaka

Setia.

Subekti dan Tjitrosudibio. 1999. Kitab Undan-Undang Hukum Perdata. Jakarta:

Pradnya Paramita.

Syaikh, Hasan Ayyub. 1999. Fikih Keluarga. Jakarta: Dar At Tauji Wa An Nashr

Al-Islamiyah. Cet. Ke-I.

Page 68: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

59

Syarifuddin, Amir. 2007. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia: Antara Fiqh

Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Prenada Media.

Cet. Ke-1.

Tarigan, Azahri Akmal dan Amiur Nuruddin. 2006. Hukum Perdata Islam di

Indonesia: Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fiqh, UU No.

1/1974 Sampai Kompilahi Hukum Islam. Jakarta: Kencana. Cet. Ke-3.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Yunus, Mahmud. 1990. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung. Cet.

Ke-8.

Zaini, Muderis. 1992. Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum. Jakarta:

Sinar Grafika.

http://dunia-dalamkata.blogspot.com/2010/06/pemeliharaan-anak-hadhonah.html

http://www.pajakartaselatan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&

id=290 sejarah-2010&catid=35:sejarah&Itemid=27

Page 69: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

66

Pedoman Wawancara

Nama : Dra. Muhayah, SH

Jabatan : Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan

1. Apa yang menjadi pertimbangan Hakim dalam memutus hak asuh anak yang

jatuh kepada bapak?

2. Dalam kurun waktu Tahun 2010, terdapat berapa kasus yang menjatuhkan

hadhanah kepada bapak?

3. Berapa banyak kasus serupa (hadhanah kepada bapak) yang pernah ditangani

Ibu Hakim selama menjadi hakim di Pengadilan Jakarta Selatan ini?

4. Selain Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan

Kompilasi Hukum Islam (KHI), apakah ada Undang-Undang lain untuk Hakim

gunakan dalam memutuskan suatu perkara hak asuh anak tersebut?

5. Hambatan apa bagi hakim dalam memutuskan perkara hadhanah tersebut?

6. Kasus/hal-hal apa saja yang menyebabkan gugurnya putusan hadhanah kepada

ibu?

7. Apa sebenarnya yang menjadi kriteria seseorang itu layak mendapatkan

hadhanahnya ketika terjadi perceraian?

8. Bagaimana proses pengambilan putusan yang terkait masalah hadhanah kepada

bapak ini?

Page 70: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

67

Hasil Wawancara

Nama : Dra. Muhayah, SH

Jabatan : Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan

1. Tanya: Apa yang menjadi pertimbangan Hakim dalam memutus hak asuh anak

yang jatuh kepada bapak?

Jawab: Ketika jatuh kepada bapak, maka yang harus dipertimbangkan adalah

syarat-syarat pengasuhan anak. Melihat keadaan anak yang nyaman bersama

bapak, agamanya terjamin, pendidikan terjamin, moral, akhlak, tumbuh

kembang masa depan terjamin dan lingkungan. Serta bapaknya mampu dan

anak tersebut dekat dengan ayahnya.

2. Tanya: Dalam kurun waktu Tahun 2010, terdapat berapa kasus yang

menjatuhkan hadhanah kepada bapak?

Jawab: Kalau masalah berapa banyak kasus itu silahkan tanyakan kepada

bagian yang berkepentingan dalam hal data.

3. Tanya: Berapa banyak kasus serupa (hadhanah kepada bapak) yang pernah

ditangani Ibu Hakim selama menjadi hakim di Pengadilan Jakarta Selatan ini?

Jawab: Saya tidak menghitung satu per satu kasus serupa yang saya tangani

karena tanpa disadari kasus seperti itu sudah sering dan banyak.

Page 71: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

68

4. Tanya: Selain Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan

Kompilasi Hukum Islam (KHI), apakah ada Undang-Undang lain untuk Hakim

gunakan dalam memutuskan suatu perkara hak asuh anak tersebut?

Jawab: Iya ada, selain memakai Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam (KHI), saya (hakim) juga memakai

Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

5. Tanya: Hambatan apa bagi hakim dalam memutuskan perkara hadhanah

tersebut?

Jawab: Hambatan secara luas biasa-biasa aja karena hambatan itu pada

umumnya hanya karakter. Tidak ada hambatan yang berarti kalau karakter

masing-masing itu tidak terjaga ketika emosional di dalam persidangan itu

tidak teratasi. Hambatan yang lainnya, apabila keduanya (suami dan istri) tetap

bersih keras ingin mengasuh anaknya. Dan kita (Majelis Hakim) tidak

mungkin menetapkan untuk jatuh pada kedua orang tuanya. Kecuali ada

kesepakatan, dan anak kalau perlu dihadirkan dalam persidangan walau

dibawah umur. Karena Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak memungkinkan anak untuk mengemukakan pendapat.

Tetapi ketika memeriksa si anak, para majelis hakim tidak memakai toga (baju

resmi yang dipergunakan untuk sidang) jadi tidak sidang.

6. Tanya: Kasus/hal-hal apa saja yang menyebabkan gugurnya putusan hadhanah

kepada ibu?

Jawab: Ketika seorang ibu itu tidak mampu mengurus anaknya. Misalnya, ibu

mempunyai moral yang jelek, murtad, pengguna obat-obat terlarang, dll yang

Page 72: HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/6011/1/IMAMATUL... · HAK ASUH ANAK KEPADA BAPAK AKIBAT PERCERAIAN (Analisis Putusan

69

bisa membawa dampak buruk kepada anaknya kelak di masa depan, maka hak

asuh anak itu bisa jatuh kepada bapak.

7. Tanya: Apa sebenarnya yang menjadi kriteria seseorang itu layak

mendapatkan hadhanahnya ketika terjadi perceraian?

Jawab: Seseorang bisa mendapatkan hak asuh anaknya ketika bapak / ibu bisa

dekat dengan salah satu orang tuanya. Dan anak merasa nyaman bersama

bapak/ibunya tersebut. Karena dalam perkara hak asuh anak itu hal yang paling

penting adalah kepentingan anak tersebut. Orang tuanya harus cakap dan

mampu mengurus anak. Jika orang tua tidak cakap, tidak mampu, ataupun

kedua orang tuanya meninggal maka hak pengasuhan anak itu jatuh kepada

walinya.

8. Tanya: Bagaimana proses pengambilan putusan yang terkait masalah

hadhanah kepada bapak ini?

Jawab: Ketika anak itu merasa nyaman bersama bapak, dan terdapat bukti

bahwa anak itu bisa dekat dengan bapaknya. Maka harus mementingkan

kepentingan anak terlebih dahulu dari pada kepentingan orang tua masing-

masing. Apalagi jika Majelis Hakim hanya memutus perkara hak asuh anak

tersebut tanpa mementingankan anak, melainkan kepentingan orang tua. Maka

tidak akan bisa dijamin tumbuh kembang anak, moral anak, pendidikan serta

agama anak di masa depan.