HAK ASAZI MANUSIA.doc

46
HAK ASASI MANUSIA (HAM) Oleh:Fadjaruddin Pentingnya bicara hak asasi manusia tidak dapat dilepaskan dari perkembangan dunia yang sifatnya semakin mengglobal akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, komunikasi yang cepat serta informasi yang canggih maka hak asasi manusia menjadi transparan. Akibatnya tiap negara tidak dapat lari dari kenyataan yang berlangsung didalam negaranya masing-masing tentang pelaksanaan hak asasi manusia. Dalam era terakhir ini pelaksanaan hak asasi manusia merupakan isu sentral disamping demokratisasi, lingkungan serta otonomi daerah dalam pelaksanaan hubungan antar bangsa. Hukum, demokrasi dan hak asasi serta kewajiban asasi manusia adalah tiga pilar yang tidak terpisahkan. Ketiganya berkaitan dengan erat. Dan ketiga elemen ini merupakan prinsip dasar yang menunjang kebebasan dan kemandirian manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan dengan segala kebebasannya dan kemerdekaan kodrati yang dimilikinya. Dalam realita sering hak asasi manusia dijadikan alat politik. Pelaksanaan hak asasi manusia adalah proses yang memerlukan waktu untuk aktualisasinya. Kondisi tiap negara berbeda, Oleh karena itu sebagai tuntutan internasional setiap negara menjamin dan melindungi hak asasi manusia. Dalam praktek pelaksanaan hak-asasi manusia antara negara yang satu dengan negara yang lain saling mengawasi dan saling menyalahkan menurut ukurannya sendiri-sendiri. Hak asasi manusia itu bersifat universal, yang tidak universal adalah implementasinya. Perbedaan implementasi hak-asasi manusia tidak dapat dibenarkan untuk menyangkal sifat universal konsep hak asasi manusia. Dalam praktek dilapangan menunjukkan penegakan hak asasi manusia masih berada pada tingkat pemahaman moralitas dan normatik, sehingga menjadi abstrak dan mudah untuk di ingkari. Hak asasi manusia belum begitu dipahami dengan jelas, padahal pertumbuhan masyarakat madani tidak mungkin dipisahkan dari sejauh mana 1

Transcript of HAK ASAZI MANUSIA.doc

Page 1: HAK ASAZI MANUSIA.doc

HAK ASASI MANUSIA (HAM)Oleh:Fadjaruddin

Pentingnya bicara hak asasi manusia tidak dapat dilepaskan dari perkembangan dunia yang sifatnya semakin mengglobal akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, komunikasi yang cepat serta informasi yang canggih maka hak asasi manusia menjadi transparan. Akibatnya tiap negara tidak dapat lari dari kenyataan yang berlangsung didalam negaranya masing-masing tentang pelaksanaan hak asasi manusia.

Dalam era terakhir ini pelaksanaan hak asasi manusia merupakan isu sentral disamping demokratisasi, lingkungan serta otonomi daerah dalam pelaksanaan hubungan antar bangsa. Hukum, demokrasi dan hak asasi serta kewajiban asasi manusia adalah tiga pilar yang tidak terpisahkan. Ketiganya berkaitan dengan erat. Dan ketiga elemen ini merupakan prinsip dasar yang menunjang kebebasan dan kemandirian manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan dengan segala kebebasannya dan kemerdekaan kodrati yang dimilikinya.

Dalam realita sering hak asasi manusia dijadikan alat politik. Pelaksanaan hak asasi manusia adalah proses yang memerlukan waktu untuk aktualisasinya. Kondisi tiap negara berbeda, Oleh karena itu sebagai tuntutan internasional setiap negara menjamin dan melindungi hak asasi manusia. Dalam praktek pelaksanaan hak-asasi manusia antara negara yang satu dengan negara yang lain saling mengawasi dan saling menyalahkan menurut ukurannya sendiri-sendiri. Hak asasi manusia itu bersifat universal, yang tidak universal adalah implementasinya. Perbedaan implementasi hak-asasi manusia tidak dapat dibenarkan untuk menyangkal sifat universal konsep hak asasi manusia. Dalam praktek dilapangan menunjukkan penegakan hak asasi manusia masih berada pada tingkat pemahaman moralitas dan normatik, sehingga menjadi abstrak dan mudah untuk di ingkari. Hak asasi manusia belum begitu dipahami dengan jelas, padahal pertumbuhan masyarakat madani tidak mungkin dipisahkan dari sejauh mana ditegakkannya dan dijaminkannya pelaksanaan hak asasi manusia

Hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia tidak dapat dilepaskan dari manusia pribadi karena tanpa hak asasi manusia dan kebesaran dasar manusia, yang bersangkutan akan kehilangan harkat dan martabat kemanusiaannya.

Dimasa yang akan datang perlu adanya perubahan paradigma baru dalam pembangunan. Pembangunan tidak dapat dipisahkan dari hak asasi manusia. Hak asasi manusia harus diletakkan sebagai syarat dari pembangunan. Sebaliknya hak asasi manusia juga tidak mungkin terwujud tanpa suatu pembangunan yang berkeadilan, demokratis dan

1

Page 2: HAK ASAZI MANUSIA.doc

berwatak pemberdayaan. Perlu perkembangan dialog dalam pembelaan hak asasi manusia, tidak dimungkinkan mentolelir perjuangkan hak asasi manusia dengan cara melangar hak asasi manusia. Perlu pembelaan secara sistematis, secara struktural dan kultural dengan tetap menjaga kehormatan dan semangat memanusiakan manusia.

Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia patut menghormati hak asasi manusia yang termaktub dalam deklarasi universal hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa serta berbagai instrumen internasional lainnya mengenai hak asasi manusia. Selain itu secara yuridis formal dan secara kultural bangsa Indonesia telah menjunjung tinggi dan melindungi hak asasi manusia agar manusia dapat hidup sebagai layaknya manusia.

Sesungguhnya perjuangan menegakan hak asasi manusia bukan merupakan hal yang asing bagi bangsa indonesia. Perjuangan melepaskan diri dari belenggu penjajahan tidak lain merupakan perjuangan untuk menegakkan hak asasi manusia. Jiwa dari tulisan ini berisi sebagai upaya menegakkan hak asasi manusia, agar manusia dapat hidup sebagai mana manusia.

A. PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIAHak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak

ia dilahirkan . Hak ini dimiliki oleh manusia semata-mata karena ia manusia, bukan karena pemberian masyarakat ataupun pemberian negara. Sebagai manusia ia mahluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak Asasi manusia ada dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu bersifat universal, artinya berlaku dimana saja dan untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapa pun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk melindungi dirinya dan martabat kemanusiaannya juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.

Dalam pasal 1 Undang-Undang No. 39 tahun 1999 merumuskan hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan perlindungan dan harkat dan martabat manusia.

Nilai hak asasi manusia dianggap ada dengan sendirinya dan tidak bergantung pada pengakuan dan penerapannya didalam sistem adat atau sistem hukum. Karena itu posisi hak asasi manusia memiliki kedudukan yang cukup kuat sebagai pertimbangan normatif maupun sebagai pembenar bagi aksi internasional yang dilakukan demi hak asasi manusia (Prasetyo, 2001:17).

Untuk memperluas wawasan tentang hak asasi manusia dibawah ini perlu dikemukakan beberapa macam pendapat

2

Page 3: HAK ASAZI MANUSIA.doc

1. Menurut Soetandyo Wiknyosubroto (2002:436) Hak asasi manusia adalah hak yang melekat secara kodrati pada setiap makhluk yang dilahirkan dengan sosok biologis manusia, yang memberikan jaminan moral dan menikmati kebebasan dan segala bentuk perlakuan yang menyebabkan manusia itu tak dapat hidup secara layak sebagai manusia yang dimuliakan Allah, yang oleh sebab itu tidak mungkin dialihkan apalagi dirampas oleh siapapun dan oleh para pengemban kekuasaan negara sekalipun, kecuali untuk dikurangkan atas dasar persetujuan para penyandang hak itu lewat proses-proses legislatif yang benar-benar representatif demi tegaknya hak asasi manusia lain sesama dalam kehidupan masyarakat.

2. Menurut Ramdlon Naning ( 1983:8)Hak asasi adalah hak yang melekat pada martabat manusia, yang melekat padanya sebagai insan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa atau hak-hak dasar yang prinsip sebagai anugrah Illahi. Berarti hak asasi manusia merupakan hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya, yang tidak dapat dipisahkan dari hakekatnya, karena itu hak asasi manusia bersifat luhur dan suci.

3. Menurut WalhoffHak asasi manusia adalah sejumlah hak yang berakar dalam tabiat kodrati setiap oknum manusia, justru karena kemanusiaannya yang tak dapat dicabut oleh siapapun juga, karena jika dicabut hilanglah kemanusiaannya itu.

4. Menurut Arif BudimanHak asasi manusia adalah hak kodrati manusia, begitu manusia dilahirkan, langsung hak asasi manusia itu melekat pada dirinya sebagai manusia, dalam hal ini manusia berdiri di luar Undang-undang yang ada, jadi harus dipisahkan hak warga negara dan hak asasi manusia (Marzuk. 2002:6)

Hak asasi manusia pada dasarnya merupakan suatu sistem gagasan yang mengandung unsur-unsur kesadaran masyarakat yang merupakan hasil proses sosial yang berlangsung sepanjang sejarah peradaban manusia. Konsep hak-hak asasi manusia harus diartikan secara luas yang menyangkut hak-hak hukum, hak-hak sosial ekonomi termasuk hak dalam pembangunan baik secara konseptual maupun dalam implementasi. Yang perlu dipahami konsep hak asasi manusia bukan hanya tercantum dalam pernyataan hak-hak asasi manusia sedunia atau deklarasi-deklarasi lainnya juga seringkali dituangkan dalam sejumlah konvensi, konstitusi, perundang-undangan, teori-teori serta hasil-hasil pemikiran lainnya.

Untuk memperluas wawasan tentang hak asasi manusia dibawah ini diuraikan bermacam-macam hak asasi manusia. Sebagaimana yang telah diuraikan oleh Ramdlon Naning (1983:9).

3

Page 4: HAK ASAZI MANUSIA.doc

Hak-hak Asasi Manusia menurut ajaran John Locke, Montesquieu dan J.J. Rousseau meliputi: 1. Kemerdekaan atas diri sendiri2. Kemerdekaan beragama3. Kemerdekaan berkumpul dan berserikat4. Hak Write of Habeas Corpus5. Hak kemerdekaan pikiran dan pers.

Sementara Lafayetta, yang berjasa bagi memerdekakan Amerika Serikat merumuskan hak-hak itu secara lebih sempurna lagi sehingga pada tahun 1789 meliputi semua hak-hak yang hanya dapat dibatasi oleh dan menurut undang-undang saja. Bahwa hak asasi itu merupakan dasar hukum umum dan dasar kemerdekaan manusia sebagai konsekuensi dari pengakuan kemerdekaan dan hak persamaan yang berbunyi "Bahwa manusia itu dilahirkan merdeka dan tetap tinggal merdeka, serta mempunyai hak yang sama".

Dalam rumusannya pada Declaration des droits de 1'homme et du Citoyen, yang kemudian diterima permusyawaratan Ketatanegaraan Perancis tahun 1789. Deklarasi ini ditempatkan dalam Konstitusi Perancis tahun 1791 yang kemudian ditambah dan diperluas lagi pada tahun 1793 dan 1848. Hak asasi yang tersimpul "dalam Deklarasi itu antara lain :1. Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka2. Manusia mempunyai hak yang sama3. Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain4. Warganegara mempunyai hak yang sama dan mempunyai

kedudukan dan pekerjaan umum5. Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut

Undang-undang6. Manusia mempunyai kemerdekaan agama dan kepercayaan 7. Manusia merdeka mengeluarkan pikiran8. Adanya kemerdekaan surat kabar9. Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat10. Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul11. Adanya kemerdekaan bekerja, berdagang dan melaksanakan

kerajinan12. Adanya kemerdekaan rumah tangga13. Adanya kemerdekaan hak milik14. Adanya kemerdekaan lalulintas15. Adanya hak hidup dan nafkah

Tentang hak-hak asasi manusia ini menurut Brierly, pada dasarnya para cendekia berpendapat, hak-hak itu dibagi menjadi :1. Hak mempertahankan diri (self preservation)2. Hak kemerdekaan (independence)3. Hak persamaan derajat (equality)4. Hak untuk dihargai (respect)

4

Page 5: HAK ASAZI MANUSIA.doc

5. Hak bergaul satu dengan lain (intercourse).Hak-hak tersebut secara lebih terperinci sudah tercantum dalam

pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia yang diproklamirkan PBB tanggal 10 Desember 1948 yang antara lain mencantumkan : "Bahwa tiap orang mempunyai hak untuk hidup,kemerdekaan dan keamanan badan, untuk diakui kepribadiannya, menurut hukum, untuk memperoleh perlakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum, dianggap tidakbersalah kecuali ada bukti yang sah, hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu negara, hak untuk mendapat asylum, hak untuk mendapat suatu kebangsaan, hak untuk mendapat hak milik atas benda, hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan, hak untuk bebas memeluk agama dan mempunyai dan mengeluarkan pendapat, hak untuk berapat dan berkumpul, hak untuk mendapatkan jaminan sosial, hak untuk mendapatkan pekerjaan, hak untuk berdagang, hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat, hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan".

Secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan menjadi1. Hak-hak asasi pribadi atau "personal rights", yang meliputi

kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, dan sebagainya.

2. Hak-hak asasi ekonomi atau "property rights" yaitu : hak untuk memiliki sesuatu, membeli dan menjual serta memanfaatkannya.

3. Hak-hak asasi politik atau "political rights" yaitu : hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih (dipilih dan memilih dalam suatu pemilihan umum), hak untuk mendirikan partai politik dan sebagainya.

4. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan atau "rights of legal equality".

5. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau "social and culture rights". Umpamanya hak untuk memilih pendidikan, hak untuk mengembangkan kebudayaan dan sebagainya.

6. Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata-cara peradilan dan perlindungan atau "procedural rights". Misalnya: peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, peradilan dan sebagainya.

Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam Piagam Hak Asasi Manusia sebagai lampiran Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998 dengan susunan sebagai berikut:1. Hak untuk hidup :

a. Berhak untuk hidupb. Mempertahankan hidup

5

Page 6: HAK ASAZI MANUSIA.doc

c. Kehidupan (Pasal 1)2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan

a. Membentuk keluargab. Melanjutkan keturunan melalui perkawinan (Pasal 2)

3. Hak mengembangkan diri:a. Berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh

berkembang secara layak (Pasal 3).b. Berhak atas perlindungan dan kasih sayang untuk

pengembangan pribadinya, memperoleh dan mengembangkan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidupnya (Pasal 4).

c. Berhak untuk mengembangkan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi kesejahteraan umat manusia (Pasal 5).

d. Berhak untuk memajukan dirinya dengan memperjuangkan hak-haknya secara kolektif serta membangun masyarakat, bangsa dan negaranya (Pasal 6).

4. Hak keadilan :a. Berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan

perlakuan hukum yang adil (Pasal 7).b. Berhak mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang

sama di hadapan hukum (Pasal 8).c. Dalam hubungan kerja berhak mendapat imbalan dan

perlakuan yang adil dan layak (Pasal 9).d. Berhak atas status kewarganegaraan (Pasal 10).e. Berhak atas kesempatan yang sama untuk bekerja

(Pasal 11).f. Berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam

pemerintahan (Pasal 12).5. Hak kemerdekaan;

a. Berhak memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu (Pasal13).

b. Berhak atas kebebasan menyatakan pikiran dan sikap sesuai nurani (Pasal 14).

c. Bebas memilih pendidikan dan pengajaran (Pasal 15).d. Bebas memilih pekerjaan (Pasal 16).e. Bebas memilih kewarganegaraan (Pasal 17).f. Bebas bertempat tinggal di wilayah negara, meninggalkannya

dan berhak untuk kembali (Pasal 18).g. Berhak atas kemerdekaan berserikat, berkumpul dan

mengeluarkan pendapat (Pasal 19).6. Hak atas kebebasan informasi:

a. Berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya (Pasal20).

b. Berhak untuk mencari, memperoleh, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala saluran yang tersedia (Pasal 21).

6

Page 7: HAK ASAZI MANUSIA.doc

7. Hak keamanan :a. Berhak atas rasa aman dan perlindungan terhadap ancaman

ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi (Pasal 22).

b. Berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan hak miliknya (Pasal 23).

c. Berhak mencari suaka untuk memproleh perlindungan politik dari negara lain (Pasal 24).

d. Berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia.(Pasal 25).

e. Berhak ikut serta dalam upaya pembelaan negara (Pasal 26).8. Hak kesejahteraan :

a. Berhak hidup sejahtera lahir dan batin (Pasal 27).b. Berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat (Pasal28).c. Berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang

layak(Pasal 29).d. Berhak memperoleh kemudahan perlakuan khusus dimasa

kanak-kanak, di hari tua, dan apabila menyandang cacat(Pasal30).

e. Berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia bermartabat (Pasal 31).

f. Berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun (Pasal 32).

g. Berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (Prinst, 2001:7)Di samping Hak Asasi Manusia, Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998 itu juga mengatur kewajiban setiap orang untuk menghormati hak asasi orang lain dalam tata tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (pasal 35) . Untuk itu setiap orang wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya itu ia wajib tunduk kepada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang. Dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat (pasal 36). Diluar ketentuan ini sebenarnya Pancasila sebagai dasar negara secara tersirat telah memuat hak asasi manusia sebagaiman yang telah diuraikan oleh Kansil (dalam Sadiyo,1993:23)

Dalam sila pertama yang berbunyi " Ketuhanan Yang Maha Esa” Dalam sila ini dikandung pengertian antara lain pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menjamin untuk melakukan menurut keyakinan masing-masing. Pengabdian terhadap Tuhan Maha Esa

7

Page 8: HAK ASAZI MANUSIA.doc

dapat dilaksanakan manakala penghormatan terhadap hak asasi manusia mendapat pengakuan berupa jaminan terhadap kemerdekaan beragama sebagai salah satu hak asasi yang terpenting. Pengakuan ini secara formal terlihat pada pasal 29 ayat (2) UUD 1945.

Sila kedua yaitu "Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah sikap yang menghendaki terlaksananya human values dalam arti pengakuan martabat manusia. Hak asasi manusia dan kemerdekaan manusia. Tiap-tiap orang diperlakukan secara pantas, tidak boleh disiksa, dihina atau diperlakukan secara melampaui batas kemanusiaan.

Pengakuan manusia sebagai individu dan sebagai mahluk sosial. Sebagai individu mempunyai hak asasi yang dapat dinikmati dan dipertahankan terhadap gangguan luar, sebagai mahluk sosial penggunaan hak-hak asasi tidak boleh menggangu orang lain, dan harus berfungsi sosial, artinya ada keseimbangan antara individu dan kepentingan umum. Perwujudan sila ke dua antara lain: untuk mendapatkan peradilan yang bebas, dianggap tidak bersalah sampai dibuktikan kesalahannya menurut Undang-Undang, tidak diperbudak, dan tidak dianiaya.

Sila ketiga yaitu "Persatuan Indonesia" Persatuan atau kebangsaan adalah sikap yang megutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan suku, golongan, partai dan lain-lain. Kesadaran berbangsa Indonesia timbul karena keinginan untuk bersatu serta setiap insan Indonesia bebas menikmati hak asasinya tanpa hambatan sedikitpun. Perlu diperhatikan bahwa terbentuknya semangat kebangsaan jangan sampai menimbulkan pertentangan dengan bangsa lain, tetapi hendaknya menimbulkan rasa saling menghormati antara bangsa yang satu dengan yang lain.

Sila keempat yaitu "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan". Kedaulatan berarti kekuasaan negara berada di tangan rakyat. Negara dibentuk oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Kedaulatan itu disalurkan secara demokrasi melalui perwakilan. Kedaulatan rakyat berarti berisi pengakuan akan harkat dan martabat manusia, dan ini berarti juga menghormati pada menjunjung tinggi segala hak manusia, dan hak asasi yang melekat padanya.

Sila kelima yaitu " Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia " Keadilan yang dimaksud adalah keadilan yang memberi pertimbangan dimana hak milik berfungsi sosial. Dengan sila ini tiap-tiap orang dapat menikmati hidup yang layak sebagai manusia terhormat, dalam arti tidak ada kepincangan dimana ada golongan yang hidup mewah sedang golongan yang lain sangat melarat. Jadi dalam sila kelima dijamin hak untuk hidup layak, dijamin adanya hak milik, adanya hak atas jaminan sosial, dan hak atas pekerjaan dengan sistem pengupahan dan syarat-syarat kerja yang baik dan layak, berhak atas

8

Page 9: HAK ASAZI MANUSIA.doc

tingkat hidup yang menjamin kesehatan dan lain-lain yang semua itu telah menjadi hak asasi yang diakui dalam UUD 1945.

B. PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

1. Prinsip Keseimbangan Antara Hak dan KewajibanManusia sebagai mahluk yang berakal budi mempunyai

kemampuan untuk membedakan perilaku yang baik dan tidak baik. Dengan akal budinya manusia memiliki kebebasan untuk memutuskan sendiri perilakunya. Dengan kebebasannya manusia memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab semua tindakan yang dilakukannya. Oleh karena itu hak-hak dasar yang dimiliki manusia harus disertai dengan tanggung jawab yang berupa kewajiban pula untuk menghormati hak asasi orang lain.

Kebebasan yang dimiliki oleh setiap orang dibatasi oleh hak asasi orang lain. Ini berarti setiap orang mempunyai kewajiban mengakui dan menghormati hak asasi orang lain. Kewajiban ini juga berlaku bagi setiap organisasi, terutama negara dan pemerintah. Negara dan pemerintah bertanggung jawab untuk menghormati, melindungi, membela, dan menjamin hak asasi manusia setiap warga negara dan penduduk negara tanpa diskriminasi.

Kewajiban menghormati hak asasi manusia tersebut, tercermin dalam pembukaan UUD 1945 yang menjiwai keseluruhan pasal-pasal dalam batang tubuhnya, terutama terkait dalam persamaan kedudukan warga negara dalam hukum dan pemerintahan, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, hak untuk mengeluarkan pikiran dengan lesan maupun dengan tulisan, kebebasan memeluk agama dan untuk beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing serta hak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran.

Untuk melaksanakan kewajiban yang diatur dalam UUD 1945, MPR RI melalui ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang hak asasi manusia menugaskan kepada lembaga-lembaga tinggi negara dan seluruh aparatur pemerintah untuk menghormati, menegakkan dan menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi manusia kepada seluruh masyarakat serta negara meratifikasi berbagai instrumen perserikatan bangsa-bangsa tentang hak asasi manusia. Disamping itu pengaturan hak asasi manusia pada dasarnya sudah tercantum dalam berbagai peraturan perundang-undangan termasuk undang-undang yang mengesahkan berbagai konvensi internasional mengenai hak asasi manusia.

2. Pelaksanaan Hak Asasi Manusia Bersifat Relatif Manusia merupakan mahluk sosial yang selalu hidup bersama

dengan orang lain dimana orang lain itu juga memiliki hak asasi

9

Page 10: HAK ASAZI MANUSIA.doc

manusia. Oleh karena itu pelaksanaan hak asasi manusia bersifat relatif artinya pelaksanaan hak asasi manusia tidak bersifat mutlak karena dibatasi oleh hak asasi orang lain. Ini berdasarkan pemikiran kalau hak asasi manusia itu dilaksanakan secara mutlak maka dapat mengganggu hak asasi orang lain. Disamping itu kebebasan hak asasi manusia juga mengandung kewajiban untuk menghormati hak asasi orang lain.

3. Pelaksanaan hak asasi manusia mengadung prinsip keterpaduan

Adanya keterpaduan antara hak asasi yang satu dengan hak asasi yang lain. Hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya dan hak-hak pembangunan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan baik dalam konsep, penerapan, pemantauan maupun dalam penilaian pelaksanaannya.

4. Adanya prinsip keseimbangan Ini mengandung pengertian bahwa diantara hak asasi manusia

perorangan dan kolektif serta tanggung jawab perorangan masyarakat dan bangsa memerlukan keseimbangan dan keselarasan. Hal ini sesuai dengan kodrat manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Keseimbangan dan keselarasan antara kebebasan dan tanggung jawab merupakan faktor penting dalam perlindungan hak asasi manusia.

5. Prinsip kerja sama internasional yang saling menghormati dibidang hak asasi manusia

Berdasarkan prinsip saling menghormati, persamaan derajat, dan hubungan baik antar bangsa serta hukum internasional yang berlaku dengan memperhatikan kebutuhan nasional dan menghormati ketentuan-ketentuan nasional yang berlaku.

6. Prinsip taat pada peraturan. Dalam pelaksanaan hak asasi manusia setiap orang wajib tunduk

kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin hak dan kebebasan orang lain. Setiap orang yang ada diwilayah Indonesia wajib patuh pada peraturan perundang-undangan, hukum tak tetulis dan hukum internasional mengenai hak asasi manusia yang telah diterima manusia Indonesia.

7. Prinsip keterkaitan sistem politik

Dalam mewujudkan hak asasi manusia senantiasa tidak terlepas dari kondisi sosial ekonomi dan sistem politik pada masyarakat yang bersangkutan serta demensi-demensi ideologis yang melekat didalam setiap upaya untuk mengoperasionalkannya.

8. Prinsip Kesamaan harkat dan martabat.

10

Page 11: HAK ASAZI MANUSIA.doc

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan bebas dengan kesamaan harkat dan martabat yang sama. Manusia telah dikaruniai hati dan nurani untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam semangat persaudaraan. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan yang adil serta mendapatkan kepastian hukum. Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia tanpa diskriminasi.

9. Hak memperoleh dan menuntut perlakuan yang sama. Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi. Oleh karena itu

yang berhak memperoleh perlakuan serta perlindungan yang sama sesuai dengan martabatnya.

10. Prinsip perlindungan masyarakat adat. Dalam rangka penegakan hak asasi manusia, maka perbedaan

dan kebutuhan dalam masyarakat hukum adat harus diperhatikan oleh pemerintah dan masyarakat dengan jalan menjunjung tinggi nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan dalam rangka penegakan hak asasi manusia. Maka untuk itu identitas budaya nasional masyarakat hukum adat, hak adat yang masih nyata dipegang teguh oleh masyarakat hukum adat setempat tetap dihormati dan dilindungi sepanjang tidak bertentang dengan kewajiban nasional.

11. Prinsip mendahulukan hukum nasional Setiap orang berhak menggunakan semua upaya hukum

nasional dan forum internasional atas pelanggaran hak asasi manusia oleh hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi oleh negara republik Indonesia. Dalam upaya ini wajib menempuh semua upaya hukum pada tingkat nasional terlebih dahulu sebelum menggunakan forum regional maupun internasional, kecuali bila hal itu tidak mendapat tanggapan forum nasional.

12. Prinsip tanggung jawab pemerintahPerlindungan dan pembelaan hak asasi manusia, pemajuan

penegakan hak asasi manusia dan pemenuhan hak asasi manusia menjadi tanggung jawab pemerintah. Artinya untuk menindak pelaku pelanggaran hak asasi manusia dilakukan oleh pemerintah disamping pemerintah pula memberi perlindungan kepada setiap orang agar hak asasinya tidak dilanggar

Seluruh dokumen HAM menegaskan kewajiban pemerintah dan individu dimanapun untuk tidak melanggar hak seseorang. Didalamnya terkandung keharusan untuk bertanggungjawab dalam melindungi dan menegakan hak asasi manusia. Kewajiban negara merupakan konsekwensi dari mandat yang diberikan oleh rakyat pada negara untuk mengatur negara. Oleh karena itu apabila negara tidak mampu

11

Page 12: HAK ASAZI MANUSIA.doc

melindungi HAM warga negaranya, negara yang bersangkutan dengan sendirinya akan kehilangan legitimasi. Dengan demikian analisis terhadap pelanggaran HAM pun selalu dalam ranah pelanggaran yang dilakukan oleh negara. Pelanggaran negara tidak hanya by comision (pelanggaran secara langsung) tetapi juga by omision 9negara membiarkan terjadinya pelanggaran HAM ).

Pandangan lain menyatakan tanggungjawab HAM tidak cukup dibebankan pada negara tetapi individupun memiliki tanggung jawab melindungi hak asasi manusia, artinya negara dan individu bersama-sama memiliki kewajiban melindungi hak asasi manusia. karena pelanggaran hak manusia tidak hanya dilakukan oleh negara tetapi dapat juga dilakukan individu. Realitas menunjukkan banyak pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan individu seperti praktek perbudakan, pelanggaran hak buruh oleh majikan dan sebagainya.

C. PERJUANGAN MENEGAKKAN HAK ASASI MANUSIA 1. Sejarah Perjuangan Menegakan Hak Asasi Manusia

Kesadaran tentang hak asasi manusia terhadap harga diri harkat dan martabat kemanusiaannya sejak manusia ada dimuka bumi . karena sesungguhnya hak-hak kemanusiaan itu sudah ada sejak manusia itu sendiri dilahirkan. Karena ia merupakan hak kodrati yang adanya melekat pada diri manusia. Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar didunia ini tidak lain merupakan suatu usaha untuk menegakkan hak asasi manusia yang telah dijajah oleh kelompok manusia yang lain atau oleh bangsa lain.

Sejak jaman Nabi Musa telah terjadi usaha untuk menentang segala bentuk penindasan terhadap hak asasi manusia yaitu memerdekakan umat Yahudi dari perbudakan di Mesir tidak lain merupakan usaha untuk penegakan hak asasi manusia dalam membela kemerdekaan kebenaran dan keadilan. Di Babylonia terkenal hukum Hammurabi yang menetapkan hukum untuk menjamin keadilan bagi warganya, yang merupakan jaminan bagi hak-hak asasi manusia dua ribu tahun sebelum masehi. Demikian juga Solon enam ribu tahun sebelum masehi di Athena mengadakan pembahasan dengan menyusun perundang-undangan yang memberikan perlindungan keadilan. Ia menganjurkan warga negara yang diperbudak karena kemiskinan agar dimerdekakan. Sedangkan Flavius Anicius justinian, yang menjadi kaisar romawi (527) dengan gagasannya menciptakan peraturan hukum yang kemudian menjadi pola sistem hukum modern dinegara barat. Dasar hukum yustinian bermula dari jaminannya bagi keadilan dan hak-hak kemanuasiaan

12

Page 13: HAK ASAZI MANUSIA.doc

Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399) dan Plato (428-348) meletakkan dasar bagi perlindungan dan jaminan diakuinya hak-hak asasi manusia. Konsepsinya menganjurkan masyarakat untuk melakukan sosial kontrol kepada penguasa yang zalim dan tidak mengakui nilai-nilai keadilan dan kebenaran. Aristoteles (348:322) mengajarkan : pemerintah harus mendasarkan kekuasaannya pada kemauan dan kehendak warganegaranya.

Kitab suci Al-Qur'an lebih kurang 1400 tahun yang lalu diwahyukan oleh Allah subhanahu wataallah kepada seluruh umat manusia melalui Rasul dan utusan-Nya, Nabi Muhammad saw mengajarkan dalam firman itu : "Tiada paksaan dalam beragama". Ini merupakan pencerminan nilai-nilai asasi bagi manusia.

Namun kemudian sejarah juga mencatat, tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris, pada 15 Juni 1215 lahirlah Piagam Magna Charta yang terkenal itu. Prinsip dasar piagam yang dicetuskan bangsawan-bangsawan Inggris itu antara lain memuat : Pertama, kekuasaan Raja harus dibatasi; Kedua, hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan Raja. Tak seorangpun dari warganegara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan, atau dengan cara apapun diperkosa hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum.

Dengan Piagam Magna Charta itu, berarti kemenangan telah diraih. Sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi, karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.

Perkembangan berikutnya, Thomas Aquino (1215-1274) menyampaikan ajarannya : "bahwa hukum dan undang-undang hanya dapat dibuat atas kehendak rakyat, atau oleh seorang raja yang mencerminkan aspirasi rakyat". Lalu hadir John Locke (1632-1704) yang menggambarkan keadaan "status naturalis", di mana manusia telah memiliki hak-hak dasar secara perorangan. Dalam keadaan bersama-sama, hidup lebih maju seperti yang disebutnya 'status civilis', Locke berpendapat bahwa manusia yang berkedudukan sebagai warga negara itu hak-hak dasarnya dilindungi oleh negara.

Lalu kemudian muncul beberapa teori tentang fundering (pendasaran) kekuasaan negara, yang antara lain dikemukakan oleh J.J. Rousseau yang berpendapat bahwa kekuasaan negara itu timbulnya karena dan berdasarkan atas suatu persetujuan atau kontrak antara seluruh masyarakat untuk membentuk suatu pemerintahan, yakni segolongan manusia yang dikuasakan menjalankan pemerintahan. Teori ini terkenal dengan sebutan 'kontrak sosial' (1762) yang dianut di Eropa kemudian sampai ke Amerika, sehingga kian meningkatlah pergerakan untuk menjamin dan melindungi hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang asasi itu.

13

Page 14: HAK ASAZI MANUSIA.doc

Mekanisme-mekanisme Perintis lainnya dalam perkembangan sejarah hak-hak asasi manusia dengan berturut-turut lahirnya Habeas Conpus Act tahun 1879 di Britania Raya. Seperti judul penjelasannya yang menyatakan : sebuah undang-undang untuk lebihmelindungi kebebasan warganegara dan untuk mencegah pemenjaraan yang sewenang-wenang. Bill of Rights (Piagam Hak-Hak) di Britania Raya tahun 1689, adalah sebuah undang-undang yang menyatakan hak-hak dan kebebasan-kebebasan warganegara dan menentukan pergantian raja. Demikian juga Bill of Rights (Piagam Hak-hak) Virginia, Amerika Serikat, yang disahkan 12 Juni 1776. Piagam ini telah diterima baik tanpa perubahan oleh Konvensi tahun 1929-1830 dan diterima kembali dengan amandemen oleh Konvensi dalam tahun 1850-1951.

Locke dan Rousseau ternyata berpengaruh besar bagi gerakan kemerdekaan Amerika dan revolusi Perancis. Karena ajaran mereka tersebut dipegang teguh oleh kaum revolusioner di kedua negara itu ketika menetapkan bunyi "Declaration of Rights" dari Konstitusi Virginia 12 Juni 1776 dimaksud, yang kemudian disusul oleh "Declaration" atau "Bill" dari beberapa "State" yang lainnya, seperti di Pennsylvania, kemudian juga dicantumkan dalam konstitusi dari United States.

Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli 1776, suatu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh tigabelas negara bagian, merupakan pula Piagam Hak-hak Asasi Manusia, karena mengandung pernyataan "bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha Penciptanya. Bahwa semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan dan kebebasan untuk menikmati kebahagiaan".

Kelak perkembangan pemikiran ini berpengaruh juga di Perancis berkat kepeloporan Lafayette, yang ketika revolusi Amerika meletus ia berada di sana. Dibawanya ke Perancis itu mengakibatkan tersusunnya Declaration des droits de 1'homme et du Citoyen (Pernyataan Hak-hak Manusia dan Warganegara) tahun 1789. Kemudian di tahun 1791 semua hak-hak asasi manusia dicantumkan seluruhnya di dalam konstitusi Perancis. Juga dalam konstitusi tahun 1793 dan 1795. Revolusi ini diprakarsai pemikir-pemikir besar Perancis : J.J. Rousseau, Voltaire, Montesquieu yang bersemboyan : Liberte, egalite, fraternite (kemerdekaan, persamaan, persaudaraan).

Namun Declaration of Independence di Amerika Serikat tahun 1776 tersebut menempatkan Amerika sebagai negara yang mendapat kehormatan pertama dalam sejarah yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam konstitusinya, kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dahulu memulainya sejak masa Rousseau tersebut. Kesemuanya atas jasa presiden Thomas Jefferson. Presiden Amerika Serikat lainnya yang terkenal sebagai

14

Page 15: HAK ASAZI MANUSIA.doc

pendekar hak asasi adalah Abraham Lincoln, kemudian Wood row Wilson, lalu Jimmy Carter.

Pada saat berkobarnya Perang Dunia II, ditanda-tangani Atlantic Charter dari l4 Agustus 1941. Amanat Presiden Franklin D. Roosevelt tentang "empat kebebasan", yang diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :(1) Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and expression), (2) kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya (freedom of religion). (3) kebebasan dari rasa takut (freedom from fear), dan (4) kebebasan dari, kekurangan dan kelaparan (freedom from want).

Kebebasan-kebebasan tersebut dimaksudkan sebagai kebalikan daripada kekejaman dan penindasan melawan fasisme di bawah totalitarisme Hitler (Jerman), Jepang dan Italia. Tapi sekaligus juga merupakan hak/kebebasan bagi umat manusia untuk mencapai perdamaian dan kemerdekaan yang abadi. "Empat kebebasan" Roosevelt ini pada hakekatnya merupakan tiang penyanggah hak-hak asasi manusia yang paling pokok dan mendasar.

Lalu muncul Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Statuta Mahkamah Internasional sebagai bagian integral "The Four: Freedom" tersebut yang disahkan 26 Juni 1945 di San Francisco, Amerika Serikat. Dalam Charter of the United Nations 1946 pasal 55, menggariskan bahwa UNO diperintahkan untuk menganjurkan agar hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan dasarnya ditaati.

Setelah usainya Perang Dunia II, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan Piagam Hak-hak Asasi Manusia oleh Organisasi Kerjasama untuk Sosial Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. Sidangnya dimulai bulan Januari 1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor Roosevelt. Baru dua tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948 Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa Universal Declaration of Human Rights (Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia), yang terdiri dari 30 pasal. Dari 58 negara yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 absten dan 2 negara lainnya absen.

Majelis Umum memproklamirkan Pernyataan Sedunia tentang Hak-hak Asasi Manusia itu sebagai : "a common standart of achievement for all people and nations", suatu tolok ukur umum hasil usaha sebagai rakyat dan bangsa dan menyerukan semua anggota-anggota dan semua bangsa agar memajukan dan menjamin pengakuan dan pematuhan hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang termaktub dalam pernyataan tersebut, Meskipun bukan merupakan convention atau perjanjian, namun semua anggota PBB secara moral berkewajiban menerapkannya (Naning, 1983:13)

2. Format Perjuangan Hak Asasi Manusia

15

Page 16: HAK ASAZI MANUSIA.doc

a. Sosialisasi Hak Asasi Manusia Penyebaran nilai-nilai dan peningkatan praktek hak asasi

manusia merupakan salah satu agenda transisi politik demokrasi yang perlu mendapat prioritas. Dalam konteks ini pendidikan dan sosialisasi HAM merupakan media yang strategis agar manusia respek terhadap hak asasi manusia dan menjunjung tinggi dignity manusia yang merupakan inti hak asasi manusia. Peningkatan kesadaran rakyat yang meluas tentang hak-hak nya akan menjadi lahan yang subur bagi proses demokratisasi dan sebagai penghalang dari munculnya kekuasaan yang sewenang-wenang.

b. Pendidikan HAM Dalam pendidikan hak asasi manusia tidak hanya diberikan

materi tentang hak asasi manusia dan kovenan hak sipil, sosial, ekonomi, dan budaya, melainkan dibicarakan juga hak buruh hak atas tanah, hak atas lingkungan sampai hak-hak konsumen. Semua ini diberikan atas dasar urgensi, prioritas dan relevansinya dengan kebutuhan.

Mengingat proses pendidikan hak asasi manusia merupakan proses yang panjang, mengingat proses hak asasi manusia yang sarat nilai, pembentukan sikap dan kebiasaan memerlukan interaksi dengan lingkungan dibawah para pimpinan guru dan tokoh masyarakat. Sebagai suatu tata nilai hak asasi manusia hendaknya dipahami, dihayati dan kemudian diamalkan. Dalam upaya internalisasi nilai-nilai hak asasi manusia perlu dikembangkan dalam kehidupan manusia sejak usia dini, pada sekolah, kampus, dan media massa

Dalam pasal 26 ayat (2) dari Universal Declaration Of Human Rights menyatakan pendidikan ditujukan kearah perkembangan kepribadian manusia serta untuk memperkokoh penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan manusia. Pendidikan harus mempertinggi saling pengertian dan persahabatan antar bangsa, ras dan kelompok-kelompok keagamaan serta memajukan PBB dalam memelihara perdamaian.

c. Advokasi HAMDalam upaya memajukan dan perlindungan hak asasi manusia

perlu adanya pengerahan dari seluruh potensi masyarakat. Dalam kenyataan banyak juga organisasi dalam masyarakat yang tertarik untuk ikut memperjuangkan persoalan-persoalan yang terkait dengan hak asasi manusia. Penghormatan, penegakan dan menyebar luaskan hak asasi manusia oleh masyarakat bisa dilaksanakan melalui gerakan pemasyarakatan atas dasar kesadaran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara dalam kehidupan bermasayarakat.

Selain dilakukan oleh pemerintah, organisasi non pemerintah mempunyai kemampuan yang gigih pula dalam menegakkan HAM, baik melalui pengembangan wacana publik, litigasi mapun advokasi

16

Page 17: HAK ASAZI MANUSIA.doc

bersama yang menjadi korbannya. Berbagai dokumentasi, terutama yang berupa laporan monitoring atau investigasi kasus pelanggaran HAM dan buku-buku catatan pelanggaran HAM telah disusun dengan baik. Pengalaman melakukan pembelaan dipengadilan, begitu juga pengalaman melakukan investigasi dan advokasi dilapangan merupakan bahan pelajaran yang sangat berharga yang dapat dijadikan acuan untuk memperjuangkan hak asasi manusia.

Advokasi terhadap HAM bertujuan untuk merubah lembaga-lembaga masyarakat dengan menegakkan keadilan dan kesetaraan untuk memperoleh akses dari tuntutan pengambilan keputusan. Para pelaku advokasi merancang upaya dan tindakannya untuk membujuk dan mempengaruhi pemegang pemerintahan, politik, ekonomi sehingga para pengambil keputusan dapat memperhatikan aspirasi mereka. Untuk itu mereka dapat menggunakan tindakan-tindakan resmi maupun tidak resmi dengan membangkitkan sumber-sumber kekuasaan mereka, misalnya dalam bentuk mengorganisir rakyat, melaksanakan pendidikan.

Advokasi sendiri mempunyai pengertian upaya dan tindakan yang terorganisir dengan meggunakan peralatan demokrasi untuk menegakkan dan melaksanakan hukum dan kebijakan yang dapat menciptakan masyarakat yang adil dan bersetara. Sedang yang dimaksud dengan peralatan yaitu pemilihan umum, mobilisasi masa, aksi sipil, loby, perundingan, tawar menawar dan aksi dipengadilan. Pemanfaatan perawatan ini dipergunakan untuk memperkuat proses demokrasi sehingga rakyat dapat berpartisipasi didalam tindakan yang terorganisir yang melibatkan organisasi non pemerintah, media, dan badan-badan pengambil keputusan (Billah,2000:3).

Berbagai proyek LSM telah dikerjakannya mulai dari proyek mengawal transisi demokrasi, reformasi hukum, hak asasi manusia, pembaharuan sistem, pemilihan umum, pengawasan pemilu dan pendidikan calon pemberi suara dalam pemilu, lembaga pemantau, penanganan konflik sampai program-program perlindungan untuk pengungsi maupun kelompok-kelompok dalam masyarakat yang tidak berdaya dalam mengatasi krisis ekonomi, itu semua yang dilakukan tidak lain merupakan bagian dari advokasi terhadap pelaksanaan hak asasi manusia.

d. KelembagaanDalam rangka peningkatan pelaksanaan hak asasi manusia telah

dibentuk Komisi Nasioanal Hak Asasi Manusia . Komisi ini bertujuan untuk membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia dan meningkatkan perlindungan hak asasi manusia guna mendukung terwujudnya pembangunan nasional yaitu pembagunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut komisi nasional hak asasi manusia telah melaksanakan: (1) menyebar

17

Page 18: HAK ASAZI MANUSIA.doc

luaskan wawasan nasional dan internasional mengenai hak asasi manusia baik kepada masyarakat Indonesia maupun kepada masyarakat internasional; (2) mengkaji berbagai instrumen perserikatan bangsa-bangsa tentang hak asasi manusia dengan tujuan memberikan saran-saran mengenai kemungkinan aksessi dan atau meratifikasinya; (3) memantau dan menyelidiki pelaksanaan hak asasi manusia serta memberikan pendapat, pertimbangan dan saran kepada badan pemerintahan negara mengenai pelaksanaan hak asasi manusia dan ; (4) mengadakan kerjasama regional dan internasional dalam rangka memajukan dan melindungi hak asasi manusia.

e. Pelestarian budaya / tradisi lama Upaya keberhasilan penguasaan dan pemberdayaan hak asasi

manusia suatu bangsa sangat ditentukan oleh pemantapan budaya hak-hak asasi manusia dan bangsa tersebut melalui usaha-usaha secara sadar kepada seluruh anggota masyarakat. Rasa kekeluargaan masyarakat dapat ditumbuhkan melalui penyebaran keterangan hak-hak asasi manusia, Dalam pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia perlu memperhitungkan nilai-nilai adat istiadat, budaya, agama dan tradisi bangsa dengan tanpa membeda bedakan suku, ras agama dan golongan. Pemantapan budaya penghormatan hak asasi manusia pada akhirnya akan memperkokoh sendi-sendi masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Tradisi dan kearifan bangsa Indonesia ada dalam segala sektor kehidupan, demikian juga dalam lingkungan hidup ada yang namanya kearifan lokal dalam melestarikan hutan atau lingkungan. Bila hak dan kearifan masyarakat tradisional dalam mengelola sumber daya alam dapat dihormati dan diakui tingkat kerusakan lingkungan dapat diperkecil dan pemerintah dapat mengemat biaya. Pada sisi lain masyarakat juga terpenuhinya tentang hak-hak nya untuk mendapatkan lingkungan hidup yang sehat

Konsep hak atas lingkungan hidup merupakan salah satu dari banyak hak asasi. Hak atas lingkungan hidup membutuhkan penalaran yang kritis dan mendalam karena menyangkut konsep hubungan antara manusia dengan alam sekitarnya, termasuk dalam kaitannya dengan generasi yang akan datang. Pelaksanaan hak asasi bagi generasi yang akan datang sangat tergantung pada kemampuan manusia dalam merencanakan kegiatan dan memperhatikan dampak dari kegiatan dimasa depan. Semakin tinggi kemampuan manusia merencanakan masa depan akan semakin besar kemungkinan generasi yang akan datang dapat perlindungan tentang hak-haknya utamanya hak-hak mendapat lingkungan hidup yang baik.

f. Pemberdayaan HukumUntuk penegakan hak asasi manusia harus ditindak lanjuti

dengan kesiapan struktural dan kultur politik yang lebih demokratis. Karena mustahil untuk menegakkan HAM ditengah pemerintahan yang

18

Page 19: HAK ASAZI MANUSIA.doc

bersifat represif. Eksistensi dan stabilitas hak asasi manusia tergantung pada sejumlah faktor penting antara lain prinsip utama dari faktor lain diluar hukum positif dan konstitusi, tingkat solidaritas politik, tingkat konsesus atas nilai-nilai tersebut, tingkat stabilitas politik, tipe sistem hukum dari pemerintahan, tahap perkembangan ekonomi, tingkat kepercayaan terhadap produk hukum badan-badan legislatif dan peradilan, sifat dari komunikasi internal serta faktor Pendidikan dapat mendukung pembangunan hak-hak asasi manusia (Kusumah,1981:81).

Tidak dicantumkannya hak asasi manusia secara tuntas dalam kontitusi negara, disamping karena hak-hak itu bersifat kodrati dan sudah ada sejak manusia dilahirkan sehingga kedudukannya pra konstitusi, hal ini sejalan dengan ajaran John Lockc mengenai persetujuan masyarakat. Bahwa hak asasi manusia tidak tergantung pada ketentuan konstitusi, melainkan harus dihormati oleh setiap warga negara tanpa kecuali termasuk oleh penguasa (Naning, 1983: 3) Apabila hak-hak itu dicantumkan dalam konstitusi secara terperinci dan limitatif, hak –hak tersebut dapat mempunyai sifat yang lain, tidak lagi sebagai hak-hak kodrati dan peran konstitusional.

Sesuai dengan ketetapan MPR No.XVII/MPR/1998 tentang hak-asasi manusia menugaskan kepada lembaga-lembaga tinggi negara dan seluruh aparatur negara pemerintah untuk menghormati menegakkan dan menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi manusia kepada seluruh anggota masyarakat, selain itu juga menugaskan kepada presiden dan Dewan perwakilan rakyat untuk meratifikasi berbagai instrumen HAM.

g. Pengesahan perangkat nasional

Pengesahan perangkat-perangkat nasional hak asasi manusia akan dapat memperkuat dan mengembangkan hukum pada tingkat nasional sebagai upaya menjamin kemajuan dan perlindungan asasi manusia secara lebih baik. Proses pengesahan ini dilaksanakan secara arif dan bijaksana dan bertahap sesuai dengan dinamika perkembangan dan kebutuhan masyarakat.

Melalui komisi HAM, PBB telah berhasil merumuskan pernyataan semesta tentang hak asasi manusia (Universal Declaration Of Human Right) yang disetujui oleh majelis umum PBB pada tahun 1948. Dalam wacana HAM di Indonesia minimal declaration of human right yang biasa diterjemahkan pernyataan umum atau semesta tentang hak asasi manusia telah dijadikan standar umum yang berlaku untuk seluruh rakyat dan negara maupun didunia ini

Dengan adanya deklarasi universal human rights tentang hak asasi manusia telah mempunyai pandangan yang lebih kontemporer yaitu sifatnya lebih egalitarian, kurang individualistis dan memiliki fokus yang lebih internasional. Deklarasi juga mempunyai fungsi sebagai kode perilaku yang dapat menjadi para meter kebijakan

19

Page 20: HAK ASAZI MANUSIA.doc

sebuah pemerinahan. Dengan deklarasi Universal hubungan antara negara dan perlakuan negara pada rakyatnya mendapat ukuran yang sifatnya universal dan juga telah berhasil mendelegitimasikan suatu negara artinya sebuah negara yang secara sensitif dan sistematis menginjak-injak hak asasi manusia tidak pantas hidup bergaul dalam masyarakat internasional.

Dalam pelaksanan isi konvensi-konvensi hak asasi manusia yang telah disahkan mencakup kegiatan yang sifatnya komprehensif antara lain pembentukan institusi nasional dalam rangka pelaksanaan konvensi, penerapan sumber dana yang ada, upaya pembelaan para pekerja, lokakarnya bagi para petugas seperti Pulisi, Jaksa, Hakim, Petugas Penjara serta pemahaman pada per undang-undangan dan peneggakan hukum

Komponen yang merupakan komponen HAM induk untuk menyelenggarakan ketentuan-ketentuan deklaratif . Hak asasi manusia sehingga menjadi norma-norma hukum yang rasional. Sebenarnya deklarasi hak asasi manusia sendiri menurut format dan bahasanya bukan merupakan instrumen hukum, namun karena instrumen ini dihormati dalam praktek oleh semua negara/bangsa dan ketentuan ketentuannya telah ditransformasikan menjadi ketentuan-ketentuan yuridis dalam berbagai instrumen regional maupun dalam peraturan perundang-undangan nasional, maka pendapat umum menyatakan deklarasi hak asasi manusia PBB tahun 1948 telah dianggap sebagai hukum internasional .

h. Rekonsiliasi NasionalSalah satu cara untuk menegakan HAM sebaiknya dibentuk

komisi kebenaran dan rekonsiliasi yang dibentuk berdasarkan undang-undang, yang dimaksudkan sebagai lembaga ekstra yudisial untuk menegakan kebenaran dengan mengungkapkan penyalah gunaan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia dimasa lampau demi kepentingan bangsa dan negara

D. PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA DAN PROSEDUR PENYELESAIANNYA

1. Pelanggaran hak asasi manusia dimasa laluTuntutan pengungkapan pelanggaran hak asasi manusia dimasa

lampau selalu menyertai transaksi politik dari sebuah negara yang berpemerintahan otoriter menuju pemerintahan yang demokratik. Hal serupa juga terjadi di Afrika Selatan dan negara-negara Amerika Latin seperti Argentina dan Uruguay serta negara-negara eks Eropa Timur. Pengungkapan pelanggaran HAM dimasa lalu merupakan syarat untuk melangsungkan demokrasi dan rekonsiliasi nasional. Membiarkan pelanggaran hak asasi manusia dimasa lalu tanpa proses hukum, akan merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum, juga akan menghancurkan tatanan hidup berbangsa dan bernegara. Oleh karena

20

Page 21: HAK ASAZI MANUSIA.doc

itu mutlak ada pengungkapan pelanggaran HAM dimasa lalu dengan harapan tidak terulang lagi kejahatan yang serupa

Masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada masa lalu. Namun seperti apa yang diungkapkan komisi kebenaran dan rekonsiliasi Afrika Selatan, uskup Desmond Mpilo Tutu " tidak akan ada masa depan tanpa adanya pengampunan. Ada dua persoalan pokok pada pelanggaran HAM masa lalu yaitu hak-hak korban pelanggaran HAM tidak pernah dipulehkan dan para pelaku pelanggaran HAM tidak pernah diproses secara hukum sebagaimana mestinya.

Menyelesaikan pelanggaran HAM masa lalu harus di tempatkan sebagai sebuah tindakan untuk membangun fondasi terciptanya pemerintahan yang demokratis dengan jalan menghormati hak asasi manusia. Sebuah fondasi untuk membangun terjadinya rekonsiliasi nasional. Tindakan koreksi terhadap masa lalu merupakan usaha untuk memberikan keadilan kepada para korban.

Pengalaman dinegara lain paling tidak menurut Karlina Leksono dalam (Tanurejo. 2002:5) ada tiga langkah: pertama, memulihkan hak-hak korban dan keluargannya melalui proses reparasi. Reparasi diartikan sebagai semua upaya atau tindakan yang mencakup pengakuan rehabilitasi, restitusi dan kompensasi. Langkah kedua, adalah pertanggung jawaban hukum atas kejahatan yang dilakukan oleh pelaku dengan membuka kemungkinan pemberian amnesti, tetapi tidak mengabaikan rasa keadilan. Langkah ketiga, perlunya referensi kebijakan dari lembaga peradilan untuk memungkinkan terciptannya penegakan hukum.

Pada banyak negara di dunia terutama negara-negara sedang berkembang, pelanggaran-pelanggaran itu pada pokoknya berkisar pada pelanggaran-pelanggaran atas hak-hak warga negara dan hak-hak politik, misalnya pembatasan hak-hak untuk mengeluarkan pendapat dan berserikat, manipulasi ideologi dan penindasan politik, pelanggaran institusi seperti peradilan tidak jujur, penahanan yang sewenang-wenang, hukum yang represif serta pelanggaran-pelanggaran struktural.

Pelanggaran dan pemerkosaan hak-hak asasi manusia merupakan kenyataan negatif yang selalu di ikuti oleh upaya manusia untuk mengatasinya. Sejarah kehidupan suatu bangsa selalu diliputi oleh keinginan bangsa itu untuk menegakkan hak asasi manusia. Tidak hanya berjuang secara etis dengan kesadaran dan tanggung jawabnya untuk mengangkat harkat dan martabat manusia tetapi juga menuangkannya dalam hukum positif. 2. Pelanggaran hak asasi manusia

Dalam wacana pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi pada saat tidak cermatnya menuangkan prinsip-prinsip manusia kedalam peraturan perundang undangan disamping pelanggaran yang

21

Page 22: HAK ASAZI MANUSIA.doc

juga terjadi pada tahap pelaksanaan peraturan perundang-undangan oleh unsur aparatur penguasa administratib (Sudarmo,1994:3).

Konsep hak asasi manusia dapat digunakan sebagai tolok ukur terhadap kualitas produk perundang-undangan. Produk perundang-undangan tidak hanya dilihat dari proses demokratisasi melainkan juga diukur dari ketaatan asas dengan hak asasi manusia. Dalam negara yang menganut faham konstitusionalisme penegakan hak asasi manusia identik dengan penegakan konstitusi, sebagai jaminan terhadap masyarakat. Apabila ditelusuri dari sejarah munculnya konstitusi, konstitusi merupakan instrumen untuk membatasi kekuasan penguasa agar tidak sewenang-wenang, untuk melindungi hak asasi manusia dan sebagai pedoman penyelenggaraan pemerintah. Perlindungan hak asasi manusia dalam konstitusi penerapannya dilakukan melalui undang-undang, praktek penyelenggaraan pemerintahan dan dalam penyelesaian kasus dipengadilan.

Dalam sejarah Indonesia pernah terjadi perdebatan tentang hak asasi manusia. Untuk mengetahui pergulatan pemikiran tentang hak asasi manusia di Indonesia dapat ditelusuri pada perdebatan disidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Dalam perdebatan itu Supomo menganggap bahwa negara merupakan pengejawantahan dari rakyat Indonesia yang secara totalitas layaknya tubuh manusia yang terdiri dari berbagai bagian namun bersatu dalam satu kesatuan. Begitu juga dalam negara, pemimpin dan rakyatnya merupakan satu kesatuan, yang sering disebut dengan negara kekeluargaan atau negara integralistik. Dengan persepsi pandangan negara yang bersifat integralistik, maka tidak diperlukan hak asasi manusia, sebab hak asasi manusia yang bersumber pada nilai-nilai liberal atau barat yang secara tegas memisahkan individu dan negara. Adanya perlindungan hak asasi manusia mencerminkan bahwa negara bisa menindas, padahal dalam paham negara integralistik diasumsikan negara tidak mungkin menindas. Menurut Supomo HAM merupakan hal yang tabu karena perlindungan terhadap hak-hak individu sebagai sikap mengagung-agungkan individualisme yang mencerminkan sikap curiga terhadap negara.

Pemikiran Supomo ini ditolak oleh Muhammad Yamin dan Hatta, dengan tidak mempersoalkan HAM berasal dari barat atau liberal, sebaliknya yang diwaspadai adalah negara. Negara hendaknya tidak menjadi negara kekuasaan yang akhirnya justru menindas rakyat. Oleh karena itu harus ada jaminan bagi hak-hak dasar sebagai warga negara Indonesia, negara tidak akan menjadi negara kekuasaan melainkan menjadi negara pengurus. Kemudian terjadi kompromi yang kemudian dituangkan dalam lima pasal dalam UUD 1945. Namun dalam perkembangan selanjutnya ternyata pikiran Supomo mengenai hak asasi manusia sudah berubah. Pada tahun 1950 ketika Supomo merumuskan UUDS, beliau telah memasukkan seluruh deklarasi hak-

22

Page 23: HAK ASAZI MANUSIA.doc

hak manusia dari PBB dengan ditambah dua butir hak asasi manusia yaitu yang dimuat dalam pasal 21 yang memuat secara ekplisit bahwa rakyat Indonesia memiliki hak mogok dan hak berdemokrasi. Penambahan dua butir ini menunjukkan bahwa Indonesia lebih maju dari negara lain dalam hal penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Warga negara dengan landasan normatif bersama-sama membangun aturan dalam ruang publik. Dalam prespektif ini yang menjadi titik tolak kewarganegaraan adalah keterlibatan dalam dokumen publik, dijaman itu ia ikut menentukan masa depan komunitas dan masyarakatnya, dengan cara ambil bagian dalam proses pengambilan keputusan dengan partisipasi ini diharapkan rakyat dapat mendapatkan perlindungan dalam hak-hak dasar mereka seperti, hak sipil, politik, ekonomi dan sosial. Hak sipil mengacu kepada kebebasan pribadi yang berkaitan dengan lembaga pengadilan umum. Hak politik berkaitan dengan partisipasi didalam penggunaan kekuasaan politik yang mengacu pada parlemen dan badan-badan perwakilan lainnya. Hak ekonomi dan sosial dengan kesejahteraan warga dan hak mereka untuk menikmati seluruh hasil yang dimiliki oleh masyarakat.

Agar disebut negara demokrasi sejumlah elemen HAM khususnya yang menyangkut hak-hak sipil harus ada, seperti kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berserikat, hak mendirikan parpol, serta hak partisipasi dalam politik. Adanya kebebasan sipil dan politik memungkinkan warga negara untuk secara langsung mengontrol pemerintahan agar memberikan perhatian kepada hak ekonomi dan sosial dalam usaha hak-hak sipil dan politik ada yang harus bersifat segera, yang dalam pasal-pasal konvensi selalu dirumuskan secara negatif, seperti orang tidak boleh disiksa, orang tidak boleh dianiaya. Sementara pemenuhan hak-hak ekonomi sosial dan budaya bersifat progresif artinya pemenuhannya tidak bisa segera, tetapi sangat tergantung pada sumberdaya alam yang tersedia dinegara yang bersangkutan yang dapat memfasilitasi untuk pemenuhan warga negara.

Di Indonesia pengakuan secara de yure atas hak asasi manusia telah termuat dalam konstitusi dan aturan-aturan hukum lainnya, namun secara de fakto pelaksanaan dilapangan masih merupakan suatu upaya yang harus diusahakan secara terus menerus.

Dalam ketetapan MPR RI No.XVII/MPR/1998 tentang hak-hak asasi manusia telah menugaskan kepada lembaga-lembaga tinggi negara dan seluruh aparatur pemerintah untuk menghormati, menegakkan menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi manusia kepada seluruh masyarakat serta segera meratifikasi berbagai instrumen PBB tentang hak asasi manusia.

Dalam pasal 1 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 dijelaskan pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja ataupun

23

Page 24: HAK ASAZI MANUSIA.doc

kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Pengertian pelanggaran hak asasi manusia ini dijabarkan lebih lanjut dalam pasal 104 ayat (1) yang menerangkan pelanggaran hak asasi manusia yang berat meliputi pembunuhan massal (genoside), pembunuhan sewenang-wenang atau putusan diluar pengadilan (arbitrary / exstra yudicial killing) penyiksaan, penghilangan orang secara paksa, perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematik (Syistematic discrimination).

Menurut undang-undang No. 26 Tahun 2000, pelaku pelanggaran hak asasi manusia yang berat dirumuskan "setiap orang", yang berarti bisa orang perorangan, kelompok orang baik sipil, militer maupun polisi akan bertanggung jawab secara individual. Orang perorangan berarti orang secara pribadi atau dirinya sendiri, sedangkan kelompok orang berarti bahwa pelanggaran hak asasi manusia itu dilakukan oleh satu kelompok orang yang terdiri dari beberapa orang. Dari kata kunci "setiap orang berarti pertanggung jawaban perbuatan pelanggaran hak asasi manusia ini adalah secara individual. Oleh karena itu tidak dikenal pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh negara atau oleh badan hukum publik atau badan hukum perdata. Jadi tidak dikenal pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan institusi. Oleh karena itu dalam hal ini yang dimintai pertanggung jawaban oleh hukum adalah pelakunya sendiri.

Disamping itu yang agak berbeda dengan hukum pidana biasa dalam pertanggung jawaban dalam pelanggaran hak asasi manusia adalah tanggung jawab komandan militer. Dalam pasal 42 ayat (1) undang-Undang no.26 tahun 2000 menyatakan bahwa komandan militer atau sesesorang yang secara efektif bertindak sebagai komandan militer dapat dimintai pertanggung jawaban terhadap tindak pidana yang berada dalam yurisdiksi pengadilan hak asasi manusia yang dilakukan oleh pasukan yang berada dibawah komandonya dan pengendaliannya yang efektif. Tindak pidana tersebut terjadi karena tidak dilakukan pengendalian pasukan secara patut. Untuk dapat dimintai pertanggung jawaban seorang komandan seharunya mengetahui keadaan saat itu bahwa pasukan tersebut sedang melakukan atau baru saja melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang berat dan tidak melakukan tindakan yang layak dan di perlukan dalam ruang lingkup kekuasaannya untuk mencegah atau menghentikan perbuatan tersebut atau menyerahkan pelakunya kepada pejabat yang berwenang untuk melakukan penyidikan dan penuntutan.

Demikian juga seorang atasan dapat dimintai pertanggungan jawaban pidana atas pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang

24

Page 25: HAK ASAZI MANUSIA.doc

dilakukan oleh bawahannya atau yang berada dibawah kekuasaannya dan pengendaliannya yang bersifat efektif, apabila atasan tersebut tidak melakukan pengendalian terhadap bawahannya secara patut dan benar. Hal ini bisa terjadi apabila atasan itu mengetahui atau secara sadar mengabaikan informasi yang secara jelas menunjukkan bahawa bawahannya sedang melakukan pelanggaran hak asasi manusia berat dan tidak mengambil tidakan yang layak yang diperlukan didalam ruang lingkup kewenangannya untuk menjegah atau menghentikan perbuatan tersebut atau menyerahkan pelakunya kepada pejabat yang berwenang untuk dilakukan penyidikan dan penuntutan.

Pembinaan dan perlindungan hak asasi manusia dapat dilakukan melalui pembentukan komisi nasional hak asasi manusia dan pengadilan hak asasi manusia serta komisi kebenaran dan rekonsiliasi. Salah satu cara yang biasa ditempuh warga negara adalah melakukan upaya hukum bagi pelanggaran HAM.

Upaya hukum adalah jalan yang dapat ditempuh setiap orang atau kelompok orang untuk membela dan memulihkan hak-haknya yang telah disediakan oleh hukum Indonesia. Mereka yang ingin menegakkan hak asasi manusia dan kebebasan dasarnya diwajibkan untuk menempuk semua upaya hukum tersebut pada tingkat nasional dahulu sebelum menggunakan forum baik tingkat regional maupun internasional, kecuali bila tidak mendapatkan tanggapan dari forum/hukum nasional.

3. Prosedur penyelesaian pelanggaran HAM berat.Dalam upaya menegakkan pengadilan HAM untuk masalah hak

asasi manusia telah dibentuk pengadilan khusus terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Pelanggaran hak asasi manusia yang berat meliputi kejahatan denosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dengan munculnya pengadilan hak asasi manusia diharapkan akan dapat melindungi hak-hak dasar manusia baik perorangan maupun masyarakat. Hal ini didasarkan pada pelanggaran hak asasi manusia yang dibuat merupakan "Exstra Ordinary Crimes" dan berdampak secara luas baik pada tingkat nasional maupun internasional selain itu pengadilan HAM Ad Hoc digunakan untuk memeriksa, memutus perkara pelangaran hak asasi manusia yang terjadi sebelum diundangkanya undang-undang pengadilan HAM.

Dalam ketentuan undang-undang pengadilan hak asasi manusia tersebut dicantumkan ketentuan pidana. Untuk pelaku kejahatan genosida dan kejahatan kemanusian diberikan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama dua puluh lima tahun dan paling ringan sepuluh tahun. Untuk kejahatan penyiksaan di ancam dengan hukuman maksimal lima belas tahun penjara dan minimal lima tahun penjara. Bagi pelanggaran hak asasi manusia yang berupa kekerasan seksual, penganiayaan SARA dan

25

Page 26: HAK ASAZI MANUSIA.doc

penghilangan secara paksa diancam dengan hukuman selama-lamanya dua puluh tahun penjara dan paling ringan sepuluh tahun penjara. Bagi kejahatan yang dikategorikan percobaan, pemufakatan jahat atau perbantuan melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang berat dianggap sebagai tindak pidana yang telah selesai/sempurna pelaksanaannnya dikenakan penjara sebagaimana ketentuan di atas. Demikian juga seorang komandan militer dapat dimintai pertanggungjawaban atas pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan oleh pasukannya serta seorang atasan dapat dimintai pertanggungjawaban atas pelanggaran hak sasi manusia berat yang dilakukan bawahannya dengan ancaman hukuman sesuai dengan ketentuan pidana yang telah disebutkan di atas.

Dengan lahirnya pengadilan HAM di Indonesia adalah merupakan langkah besar bangsa ini yang harus diberi apresiasi politik terlepas dari kualitas putusan hakim yang harus di penuhi. Setelah kehadiran pengadilan HAM di Indonesia, Indonesia mengalami kemajuan pesat dalam ilmu HAM. Para hakim, jaksa, dan pengacara mau tidak mau, suka tidak suka dituntut memiliki pengetahuan dalam bidang HAM. Jaksa dan Hakim harus bekerja keras untuk mengadili para pelangar HAM. Demikian juga para akademisi di perguruan tinggi juga dituntut pemahaman tentang HAM.

Dalam pasal 90 undang-undang No. 39 Tahun 1999 menyatakan setiap orang atau kelompok orang yang memiliki alasan kuat bahwa hak asasinya telah dilanggar dapat memajukan laporan dan pengaduan dengan lesan atau tertulis kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dalam hal pengaduan dilakukan pihak lain maka pengaduan harus disertai dengan persetujuan dari pihak hak asasinya dilanggar sebagai korban. Kecuali untuk pelanggaran hak asasi manusia tertentu berdasarkan petunjuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia termasuk juga pengaduan melalui perwakilan. Yang dimaksud dengan pengaduan melalui perwakilan adalah pengadilan yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok untuk bertindak mewakili masyarakat tertentu yang dilanggar hak asasinya dan atau dasar kesamaan kepentingan hukumnya.

Di Indonesia sebelum lahir undang-undang No. 26 tahun 2000 tidak dikenal adanya pelindungan bagi korban dan saksi. Akibatnya banyak korban pelaku kejahatan yang enggan untuk membuat laporan pengaduan atas tindak pidana yang dialaminya. Demikian juga banyak saksi yang enggan memberikan kesaksiannya karena takut keselamatannya terancam.

Kondisi demikian telah diantisipasi dalam pasal 34 undang-undang No.26 Tahun 2000, dimana setiap korban dan saksi dalam perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat berhak mendapat perlindungan pisik dan mental dari segala macam bentuk ancaman, gangguan, teror dan kekerasan dari pihak manapun. Perlindungan ini wajib diberikan oleh aparat penengak hukum dan aparat keamanan.

26

Page 27: HAK ASAZI MANUSIA.doc

Kejahatan terhadap kemanusiaan merupakan salah satu kejahatan Internasional, disamping Genocide, kejahatan perang, perang agresip dan bajak laut. Persangkaan terhadap orang yang melakukan kejahatan internasional berlaku yurisdiksi universal yang implikasinya tersangka dapat dituntut oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Dalam sangkaan atas kejahatan internasional penuntutan dapat dilakukan oleh suatu negara atau penuntut internasional. Namun penuntutan tidak bisa dilakukan lagi apabila tersangka meninggal dunia atau apabila terhadap mereka para tersangka telah dilakukan penuntutan dan diproses peradilan. Doktrin ne bis in idem yang berlaku dalam hukum pidana berlaku juga dalam kejahatan internasional.

Peradilan internasional yang berwenang mengadili para tersangka kejahatan internasional dapat dikategorikan dalam dua bentuk. Pertama, adalah peradilan internasional yang bersifat ad hoc yang berarti setelah selesai mengadili peradilan itu dibubarkan dan kedua, peradilan internasional yang bersifat permanen yaitu Internasional Criminal Court (ICC) yang didirikan berdasarkan sebuah perjanjian Internasional tahun 1998 yang dikenal dengan nama statuta roma (Yuwono,2003:8).

Untuk menghindari agar bangsa Indonesia tidak dipermalukan dimahkamah internasional. Maka dengan memberlakukan asas nebis in idem perlu digelar peradilan HAM nasional yang fair dan tidak memihak kepada pelaku pelanggaran HAM .

Tujuan idiel dari pengadilan hak asasi manusia adalah untuk memelihara perdamaian dunia, menjamin hak asasi manusia serta memberikan perlindungan, kepastian, keadilan, dan perasaan perorangan atau pun masyarakat. Sedang tujuan praktisnya adalah untuk menyelesaikan pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Oleh karena itu ruang lingkup yang menjadi kewenangannya meliputi untuk memeriksa dan memutuskan pelanggaran hak asasi manusia berat. Sedang terhadap kejahatan hak asasi manusia berat sebelum undang-undang ini berlaku ditanggani oleh pengadilan hak asasi manusia ad hoc.

Menjalankan tugas dengan baik pengadilan hak asasi manusia menganut beberapa asas :Dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia dianut beberapa asas, yaitu :1. Hanya mengadili pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat (Pasal

4). Pengadilan Hak Asasi Manusia didirikan hanya untuk mengadili pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat saja, yakni Genosida dan kejahatan kemanusiaan. Sementara kejahatan terhadap Hak Asasi Manusia yang dikualifikasi sebagai ringan diadili di sidang pengadilan pidana biasa, di Pengadilan Negeri atau Pengadilan Militer sesuai dengan status hukum terdakwanya,

27

Page 28: HAK ASAZI MANUSIA.doc

2. Kejahatan Universal (Pasal 5) Pengadilan Hak Asasi Manusia berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat, yang dilakukan di luar batas teritorial negara Republik Indonesia oleh warga negara Indonesia.

3. Genosida dan Kejahatan Kemanusiaan (Pasal 7) Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 hanya menyangkut Genosida dan kejahatan terhadap Kemanusiaan saja.

4. Jaksa Agung sebagai Penyidik dan Penuntut Umum (Pasal 11, Pasal23) Dalam perkara pelanggaran Hak Asasi Manusia Penyidik dan Penuntut Umumnya adalah Jaksa Penuntut Umum/Penyidik.

5. Pejabat Ad Hoc Dalam Pengadilan Hak Asasi Manusia dikenal Penyidik Ad Hoc, (Pasal 18 ayat (2)), Penuntut Umum Ad Hoc (Pasal 21 ayat (8)), dan Hakim Ad Hoc (Pasal 2 ayat (2)). Majelis Hakim Pengadilan Hak Asasi Manusia terdiri berjumlah 5 (lima) orang, yakni 2 (dua) orang Hakim paida Pengadilan Hak Asasi Manusia dan 3 (tiga) orang Hakim Ad Hoc, yang diangkat oleh Presiden.

6. Pemeriksaan Banding dan Kasasi Limitatif (Pasal 32, Pasal 33). Tenggang waktu pemeriksaan banding dan kasasi dibatasi paling lama hanya dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari.

7. Perlindungan Korban dan Saksi (Pasal 34) Dalam perkara pelanggaran Hak Asai Manusia, korban dan saksi dilindungi oleh Kepolisian.

8. Dikenal Kompensasi, Restitusi dan Rehabilitasi Korban (Pasal 35). Kepada korban pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat dapat diberikan Kompensasi, Restitusi dan Rehabilitasi.

9. Ancaman Hukuman Diperberat (Pasal 36, Pasal 37). Dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia ancaman hukumannya berupa hukuman mati, seumur hidup, penjara 25 (dua puluh lima) tahun (maksimum) dan minimum 10 (sepuluh) tahun. Ini berarti lebih berat dari ketentuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang menentukan hukuman penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun.

10. Tanggung Jawab Komandan dan Atasan (Pasal 42). Dalam perkara pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat dikenal tanggung jawab Komandan atau atasan atas pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh bawahan.

11. Retro Aktif (Pasal 43, Pasal 47) Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat dilakukan sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 diadili oleh Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc, yang dibentuk atas usulan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden secara kasus per kasus.

12. Tidak Ada Daluwarsa (Pasal 46) Perkara pelanggaran Hak Asasi Manusia tidak mengenal tenggang waktu daluwarsa. Oleh karena itu sewaktu-waktu dapat saja disidik, didakwa atau diadili.

28

Page 29: HAK ASAZI MANUSIA.doc

13. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia sebagai Penyelidik (Pasal 18). Untuk pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat penyelidikannya adalah Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Ini berbeda dengan tindak pidana umum, yang penyelidiknya adalah Polisi.

14. Kewenangan Ankum dan Perwira Penyerah Perkara tidak ada (Pasal 49) Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, Penyidik Militer terdiri dari atasan yang berhak Megkum (Ankum) Polisi Militer dan Oditur Militer (Pasal 10). Ankum berwenang untuk memerintahkan melakukan pemeriksaan, menjatuhkan hukuman disiplin dan menunda pelaksanaan hukurnan disiplin terhadap Prajurit yang berada di bawah wewenangnya (Pasal 12). Dalam perkara pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat kewenangan Ankum tersebut tidak ada.

Setelah mendapat laporan telah terjadinya pelanggaran terhadap hak asasi manusia berat, maka dilakukan penangkapan terhadap tersangka. Penangkapan dilakukan oleh penyidik harus disertai dengan bukti permulaan yang cukup, surat tugas dan surat penangkapan serta uraian singkat pelanggaran hak asasi manusia berat yang disangkakan. Setelah bukti permulaan dipandang cukup (pasal 184 KUHAP) berupa keterangan saksi (minimal dua orang), keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa bila masih diperlukan bisa dilakukan penahanan. Untuk melakukan penangkapan minimal telah ada dua alat bukti. Tujuan dari penahanan adalah tersangka/terdakwa tidak melarikan diri, merusak barang bukti menghilangkan barang bukti dan mengulangi pelanggaran hak asasi manusia berat. Selain itu juga untuk memudahkan dilakukannya penyelidikan dan penyidikan. Penyidik dalam melakukan tugasnya mempunyai kewenangan untuk: (1) melakuan penyelidikan dan pemeriksaan; (2) menerima laporan dan pengaduan; (3) melakukan pemanggilan dan meminta keterangan; (4) memangil saksi,; (5) meninjau tempat kejadian; (6) memangil para pihak yang terkait; (7) atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa pemeriksaan surat, penggeledahan dan penyitaan serta pemeriksaan setempat terhadap rumah, pekarangan, bangunan dan tempat-tempat lain yang diduduki atau dimiliki pihak tertentu serta mendatangkan ahli dalam hubungan penyelidikan.

Setelah penyidikan selesai maka berkas dilimpahkan kepengadilan untuk dilakukan penuntutan. Majelis hakim yang memeriksa perkara pelanggaran hak asasi manusia berat terdiri dari lima orang yaitu dua orang hakim dari pengadilan hak asasi manusia dan tiga orang hakim ad hoc. Apabila yang bersangkutan (tersangka dan jaksa) tidak puas dengan putusan hakim maka mereka dapat melakukan upaya hukum yang lebih tinggi lagi yaitu banding, kasasi dan peninjauan kembali putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (PK).

29

Page 30: HAK ASAZI MANUSIA.doc

E. RANGKUMANDewasa ini masalah hak asasi manusia merupakan salah satu isu

penting yang melandasi hubungan antar bangsa di dunia. Selain masalah-masalah lain seperti demokratisasi dan masalah lingkungan hidup. Masing-masing negara akan saling mengawasi bagaimana pelaksanaan hak asasi manusia di negara lain. Karena penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia merupakan tuntutan internasional, sehingga akibatnya tidak satupun negara didunia ini berani mengabaikan pelaksanaan hak asasi manusia. Pelanggaran atas hak asasi manusia akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan bangsa lain, bahkan bisa juga akan dikucilkan dalam lalu lintas komunikasi antar bangsa.

Namun dalam wacana publik pengertian hak asasi manusia masih terjadi perbedaan pandangan. Ada yang menyatakan hak asasi mansuia itu bersifat unversal artinya setiap bangsa yang beradab akan selalu mengakui dan menghormati pelaksanaan hak asasi manusia, yang lain menyatakan meskipun hak asasi manusia itu bersifat universal dalam pelaksanaannya tetap harus memperhatikan situasi dan kondisi setempat, sesuai dengan kemampuan negara yang bersangkutan. Namun dalam pelaksanaannya tidak boleh keterbatasan itu menjadi alasan untuk dapat melanggar hak asasi mansuia.

Pandangan lain ada yang membedakan antara hak asasi barat dan hak asasi timur. Hak asasi barat berlandaskan pada masyarakat liberal dengan ciri khususnya memberikan hak-hak individu secara semaksimal mungkin, sedang hak asasi timur bersifat sosial artinya lebih mengutamakan hidup kekeluargaan.

Dalam perkembangannya hak-hak asasi manusia tidak hanya dalam bidang politik semata, melainkan telah mencakup semua aspek kehidupan manusia, misalnya dalam bidang pendidikan, agama, sosial budaya, ekonomi, keamanan dan sebagainya.

Sebagai nilai universal yang telah dijunjung tinggi oleh masyarakat bangsa yang beradab, dalam konteks hak asasi manusia tidak selamanya berjalan dengan mulus, berbagai rintangan dan halangan datang silih berganti, untuk menghalangi pelaksanaan hak asasi manusia. Terkadang penghalang itu muncul dari alam, sesama manusia ,namun sebagian besar justru muncul dari penguasa, baik penguasa bangsa sendiri maupun dari bangsa lain yang menjajah suatu negara.

Sejarah umat manusia apabila dicermati dengan seksama, sebenarnya tidak lain merupakan upaya manusia untuk menegakan hak asai manusia. Berbagai cara dan gagasan telah dicetuskan untuk mengakui dan menghormati serta menegakkan hak asasi manusia, mulai dari memperluas pemahaman dan menyebarluaskan pengertian hak asasi manusia juga dilaksanakan upaya perlindungan terhadap hak asasi manusia . Dengan melibatkan potensi atau elemen yang ada dalam suatu masyarakat yang ada dan suatu negara sesuai dengan

30

Page 31: HAK ASAZI MANUSIA.doc

bidang garap masing-masing. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa mencakup antara lain : sosialisasi HAM, pendidikan, advokasi LSM, kelembagaan badan-badan yang menangani, pengungkapan tradisi-tradisi lama yang dapat mendukung pelaksanaan HAM, pemberdayaan hukum, melakukan rekonsiliasi nasional dan pengesahan instrumen-instrumen nasional tentang HAM. Berbagai cara itu ditembuh untuk menegakkan HAM tentunya dipilih berdasarkan tantangan yang dihadapi masyarakatnya, selain karena adanya keterbatasan sumberdaya maka perlu dilaksanakan dengan skala prioritas.

Selain adanya skala prioritas dalam upaya penegakan hak asasi manusia harus dapat memperhatikan asas-asas umum dalam penegakan hak asasi manusia, yang antara lain mencakup asas keseimbangan antara hak dan kewajiban, asas relativisme, asas kesatu paduan dalam pelaksanaan hak asasi manusia, adanya keseimbangan antara kepentingan individu dan kolektif, asas kerjama internasional yang saling menguntungkan , asas taat pada peraturan perundang-undang, asas kesamaan harkat dan martabat manusia, asas perlindungan masyarakat adat dan asas kesamaan dalam memperoleh dan menuntut perlakuan yang sama.

Diantara berbagai upaya penegakan hak asasi manusia yang sangat penting adalah pemberdayaan hukum. Pemberdayaan hukum untuk melindungi hak asasi manusia sebagai konsekwensi dari suatu negara yang menyatakan dirinya sebagai negara hukum. Pemberdayaan hukum untuk melindungi hak asasi manusia sudah dimulai ketika dimasukkannya konsep-konsep hak asasi mansuia dalam perumusan perundang-undangan, sehingga kekilafan menuangkannya hak manusia dalam pasal-pasal peraturan perundang-undangan dapat dikategorikan menjadi pelanggaran hak asasi mansuia selain itu juga penegakan hak asasi manusia yang perlu diperhatikan adalah pada tarap implementasi atau penerapannya dilapangan. Karena data empiris justru banyak mencatat banyak terjadi pelanggaran hak asasi manusia dikawasan ini.

Dalam realita normatif telah cukup besar perhatian bangsa Indonesia terhadap hukum yang berisi perlindungan hak-hak asasi manusia, baik dalam UUD 1945 yang telah diamandemen, ketetapan MPR, Undang-Undang maupun Kepres misalnya pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Dengan dikelurkannya undang-undang No.26 tahun 2000 tentang peradilan Hak Asasi manusia maka bagi pelangar HAM dapat dituntut dimuka pengadilan. Dan salah salah satu ciri penting dari peradilan HAM adalah bersifat universal, tidak mengenal daluwarsa dan selain itu dapat berlaku surut. Karena sifat peradilan HAM itu bersifat universal, maka bagi tersangka pelanggar hak asasi manusia yang tidak diproses menurut hukum nasional, dapat diseret dipengadilan hak asasi internasional. Hak menuntut tersangka pelanggar HAM internasional akan hapus apabila tersangkanya

31

Page 32: HAK ASAZI MANUSIA.doc

meninggal dunia atau telah diproses sesuai hukum nasional. Hal ini sesuai dengan asas Ne Bis In Idem

F. ISTILAH DAN PENGERTIANNYA 1. Hak asasi manusia berarti sebagai seperangkat hak yang

melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang.

2. Menghormati berarti tidak melanggar hak asasi manusia3. Melindungi berarti pemerintah harus menjaga agar hak asasi

manusia tidak dilanggar orang. 4. Menegakkan berarti melakukan penghukuman atas orang-orang

yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia, dengan mengadili para pelakunya dan menjatuhkan hukuman sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

5. Mewujudkan berarti melakukan upaya-upaya, tindakan-tindakan atau usaha-usaha agar penghormatan terhadap hak asasi manusia semakin baik.

6. Upaya hukum berarti jalan yang dapat ditempuh oleh setiap orang atau kelompok orang untuk membela dan memulihkan hak-haknya yang disediakan oleh hukum Indonesia.

7. Pelanggaran hak asasi manusia adalah sertiap perbuatan seseorang atau kelompokorang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

8. Kejahatan genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud

memusnahkan seluruh atau sebagaian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, yang dilakukan dengan cara :membunuh anggota kelompok (seorang atau lebih), mengakibatkan penderitaan fisik atau mental berat terhadap anggota-anggota kelompok, menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik, baik seluruh atau sebagiannya, memaksakan tidakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran dalam suatu kelompok atau memindahkan secara paksa anak-anak dari suatu kelompok tertentu kekelompok yang lain.

9. Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan sebagai

32

Page 33: HAK ASAZI MANUSIA.doc

bagian serangan yang meluas dan sistematik ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil yang meliputi, :pembunuhan berencana, pemusnahan, pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa,perbudakan ,perampasan kemerdekaan, eksploitasi sexsual, penghilangan orang secara paksa dan kejahatan apartheid.

10. Kompensasi adalah ganti rugi yang diberikan negara kepada korban pelanggaran hak asasi manusia yang berat, karena pelaku tidak mampu memberikan ganti kerugian sepenuhnya yang menjadi tanggung jawabnya.

11. Restitusi adalah ganti kerugian yang diberikan kepada korban atau keluargannya oleh pelaku atau pihak ketiga, yang

dapat berubah pengambilan hak milik, pembayaran ganti rugi untuk kehilangan atau penderitaan atau pengantian biaya tindakan tertentu.

12. Rehabilitasi adalah pemulihan nama baik atau kedudukan harkat dan martabat semula.

13. Penangkapan adalah suatu tindakan dari penyidik berupa pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau terdakwa.

14. Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum atau hakim dengan penempatannya.

15. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana, guna menentukan dapat atau tidaknya

dilakukan penyidikan. Sedang penyidikan adalah tindakan pro yusticia selama pemeriksaan pendahuluan untuk mencari bukti-bukti terjadinya pelangaran hak asasi manusia yang berat.

16. Penuntutan adalah suatu proses pelimpahan perkara pelanggaran hak asasi manusiayang berat kepada pengadilan hak asasi manusia dengan membuat surat dakwaan.

17. Pengadilan hak asasi manusia ad hoc adalah pengadilan yang dibentuk untuk memeriksa, mengadili dan memutus kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang terjadi sebelum diundangkannya undang-undang No.26 tahun 2000.

18. Hakim ad hoc adalah hakim yang diangkat dari luar hakim karier yang memenuhi

persyaratan profesional berdedikasi dan berintegrasi tinggi, menghayati cita-cita negara hukum dan negara kesejahteraan yang berintikan keadilan, memahami dan menghormati hak asasi manusia dan kewajiban dasar manusia.

TUGAS

33

Page 34: HAK ASAZI MANUSIA.doc

1. Coba jelaskan beberapa konsep tentang hak asasi manusia a. Pengertian hak asasi manusiab. Hak asasi manusia bersifat universalc. Hak asasi manusia baratd. Hak asasi manusia timur

2. Coba renungkan nilai-nilai apakah yang dapat anda rasakan setelah membaca bab tentang hak asasi manusia.

3. Sebut dan jelaskan tonggak-tonggak sejarah perjuangan hak asasi manusia

4. Jelaskan hubungan keterkaitan antara hak asasi manusia dengan nilai-nilai dalam Pancasila.

5. langkah-langkah apakah yang dapat dilakukan apabila terdapat pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

6. Jelaskan tanggung jawab pemerintah terhadap pelaksanaan hak asasi manusia

7. Bagaimanakah peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam advokasi

8. Bagaimanakah prinsip-prinsip dasar yang harus dilakukan dalam proses acara penanggulangan pelanggaran hak asasi manusia.

DAFTAR RUJUKAN Dilla, MM 2000. Atfokasi Unsur Strategis dan Taktik, Jakarta. CESDA –LP3ES

Prinst, Darwan. 2001. Sosialisasi dan Diseminasi Penegakan Hak Asasi Manusia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Prasetyo, Eko.2001. HAM Kejahatan Negara Dan Imperialisme Modal . Jakarta INSIST Press bekerja sama dengan pustaka pelajar

Tanu rejo/ Budiman. 2002 Merundingkan Masa Lalu . Kompas 16 Desember.

Kusuma, W, Mulyono 1981. Hukum dan Hak-Hak Asasi Manusia, Suatu Pemahan Kritis. Bandung : Alumni

Marzuk, Ilzam. 2002 Hak Asasi Manusia (HAM). Malang; Pusat Pengembangan Penataran Guru IPS dan PMP Malang

Nanning, Ramdlon. 1983. Cita dan Cita Hak-Hak Asasi Manusia di Indonesia. Jakarta . Lembaga Kriminologi Universitas Indonesia.

Tuwono , Hikmahanto. 2003 Permintaan Ekstradisi Wiranto oleh Kejaksaan Timur Leste. Kompas, 6 Maret.

34

Page 35: HAK ASAZI MANUSIA.doc

Sudarmo, Mulyo, S. 1994. Hak Asasi Manusia Masalah Konsep, Penjabaran, Pelaksanaan dan Pengawasannya di Indonesia . Makalah Disampaikan dalam Seminar dalam Rangka disnatalis 31 Universitas Brawijaya, 1 Pebruari.

Sadiyo. 1993. Pelaksanaan Hak-Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945. Malang: Penerbit IKIP Malang

Nadj, E. Sobirin, Naning Mardiyahniayah. 2000. Deseminasi Hak Asasi Manusia, Persepektif dan Aksi. Jakarta:CESDA-LP3ES

WignyoSoebroto, Sutandyo. 2002. Hukum, Paradigma Metode dan Dinamika Masalahnya Jakarta: ELSAM dan Huma

Perundang-undangan Undang-Undang Republik Indonsia, No. 39 Tahun1999 tentang Hak Asasi Manusia

Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan Hak Asasi Manusia Keputusan Presiden Republik Indonsia No. 50 Tahun 1993 tentang

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.

Keputusan Presiden Republik Indonesia No.129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia Indonesia

35