Haedar Akib Organisasi Berbasis Kreativitas

download Haedar Akib Organisasi Berbasis Kreativitas

of 7

Transcript of Haedar Akib Organisasi Berbasis Kreativitas

  • 5/23/2018 Haedar Akib Organisasi Berbasis Kreativitas

    1/7

  • 5/23/2018 Haedar Akib Organisasi Berbasis Kreativitas

    2/7

    ORGAN ISASI

    Organisasi Berbasis Kreativitas PerspektifFlistoris dan Arah Perkembangan Kreativitas

    Ferdinand D. Saragih dan Haedar Akib

    AbstractUnderstanding the direction of ereativity developnremt is a pan"t oflearnlng perspective. Coneept* sf ereativity in the past can be seenae a basis of ereatlvity developrnent In present and futulre. Even,'fieasurement dimension and indicaton of ereativity irr practi*e isenriehed by re*pplication in fi'lany diffenent loeus amd focus. ThisCIffo*'te has been done by specialists, who dcvelope fsur tradltion sfcreativfrty euell ae psy*haanalysis, cognitlve, hehaviorallsrnu andhun'lanist*e. Tlrese tradition has developed into seven approaehes,nannely psycho-biological of creatlvity, creativity and personality,study of cneative lifes, ereativity as a menta ability, hurrranisticperspectives, psycho-antropolcgiea of ereativity, and social psy-ehology of creativity. lrlowadays, organisatis,n hased cneativity Nrasheen developed a* a synthesis of these traditlons and appreaches.Key words: knouuledge based ereativity, creativity based onganisatian,multi-level model ef *reativity

    QK"ep krearivitas berasardari latar belakang sejarah yang sangatpanjang. lnspirasi atau memperolehgagasan sebagai salah satu bentukkreativitas berpikir dapat d itemukan dalamtradisi Yunani, Yahudi, Kristen dan Mus-lim yang dibangun berdasarkan keya-kinan bahwa melalui inspirasi akandihasilkan kekuatan yang lebih besar.Selama era romantis di Eropa, sumberinspirasi dan pengungkapannya secaraartistik dianggap sebagai wujudFerdinand D. Saragih, Ketua ProgramStudi llmu Administrasi Bisnis FISIP danDosen Program Pascasarjana Universi-tas lndonesiaHaedar Akib, Kandidat Doktor IlmuAdministrasi Bisnis FISIP Universitas ln-donesia, Dosen FEIS Universitas NegeriMakassar (UNM)

    keberadaan manusia (Rymahmmer danBrolin, '1999: 263). Pada masa itu,originalitas, pemahaman, jenius kreatif,dan subyektivitas dalam merasakan,dinilai sangat tinggi. Pada akhir abadkesembilan belas, mulai diteliti jawabanpertanyaan mengenai apa yang memacukreativitas.Kajian ilmiah kreativitas juga dapatditelusuri ke belakang melalui upaya awaldi bidang psikologi yang dilakukan olehGalton (dalam Craft, 2001: 5) untuk men-jelaskan kemampuan unggul para artisdan ilmuwan kreatif. Pada saat itu,kreativitas menarik perhatian pakarpsikologi dan psikiater dari berbagai latarbelakang, termasuk pakar psikoanalisis,sepefti Sigmund Freud dan Cad Jung.Pada tahun 1926, Graham Wallasmenyajikan deskripsi proses kreatif *tahappersiapan, inkubasi, iluminasi danverifikasi - yang masih berpengaruh

    hingga saat ini (Plsek, 2000: 2). Namun,dominasi paham keperilakukan yangmemberi tekanan agar pakar psikologimempelajari perilaku yang dapat diamatimenyebabkan pengabaian kreativitaspadatahun 1 930an dan 1 940an (Nugroho,2003: 45).Meskipun kreativitas memiliki sejarahyang sangat panjang, namun kajiansistimatis baru dimulai pada akhir abadkeduapuluh, ketikaterjadi gerakan ke arahpenelitian empiris kreativitas dalam disiplinbaru psikologi. Ada empat tradisi yangmenjadi basis pengembangan kreativitas(Craft, 2001: 5), yakni:o Tradisi psikoanalitis: mencakuppembahasan Freud mengenaikreativitas sebagai sublimasidorongan dan karya Winnicott yangmenjadikan kreativitas sebagai pusatdan aspek intrinsik pengembangansifat manusia;Tradisi kognitif: berasal dari karyaGalton dan eksplorasi proses kreatifyang dilakukan oleh Mednick, seftaekplorasi produksi gagasan danproduk divergen yang dilakukan olehGuildford;Tradisi keperilakukan: mencakupdiskusi yang dilakukan oleh Skinnermengenai mutasi kesempatan dalamdaftar perilaku;

    o Tradisi humanistik: meliputi penjelasanRogers, May dan Maslow mengenaibentuk tindakan orang yang harmonisdengan kebutuhan dan potensinya.Ryhammer dan Brolin (1999: 265)menyatakan bahwa meskipun sejumlahteoritisi dipengaruhi oleh lebih dari satutradisi atau alur pekerjaan. Namun secarakeseluruhan, pada dekade awal abadkeduapuluh lebih dipengaruhi oleh spe-kulasi filosofis penelitian empiris, karena

    [38] usarrawaN No. 11 TH xxxrv NoeEMBER 200s

  • 5/23/2018 Haedar Akib Organisasi Berbasis Kreativitas

    3/7

    adanya pengaruh minimal dari dua daramfirsafatmengakui bahwakreativitas rpendekatan metodolosis' Pil"l;;; rerahberanjakdffifli??yflf::l"jtff menurut rungsi biorosis organ tubuh"::"?'?r'

    ;:rlfl'flfti{'f#Lrym ffl :#i*:$#,T:lffi iftTi ffu**irurifinff:"';f:i:'T51T [T:ifii*" '""'"ii""J"n *'o"ns;;; d;';sikorosi sosiar dan Jll1"n.o,',no o,o]o5,.',,,""tivitas adarahPada tur'un i gsoan, peneritian teori sistem, sehingslkono"i rmgk""sr; l?: :i:i{;;#l:Trir1:*#:,il,:Xreativitas mensarami l"i'nn"i"' l'1S:J?:'lilll'Ji::11ff,'ilT ttfrifli i,:,;;l::::"1#:"Tilg;ramatis. Kreativutamao'|ehpa;;[1i"J"'iil[TnxlTff l*l*try*,;ffin"g*f:lJ:ij; fli.r,.in.i,";,]"n;,;;;i?oanr,eativiias&il:' 1"efl'Jt"n-Zl**;:* Jerrokusp;J;ilil;*'i,il?H#'l iliy:,'";";;,'", d (1e83) yansPsychologicat society pada tahun 19s0. ,9i j"'-"t aspek pendidikan. pada saat o.9mPerkenalkan perbeduil triro.lfrxi'"tri"';;l[i'fl];dt#flT:fl- *""ir,lS: ##i*:s;.fl:rlffii tr]-i::l:iff#finn::l:,'i;li:;n'j;lH i""ffi':l:il;1lu#**lt [.?i"?1"il,0:i"'iT:t-i:";#*H #[{",ff:;.';::3i:lltr*j'*1imotivasi oleh persepsiLr,uo"ririirn mengukur kreativitas, ke arah etnografi, n"o",, ";.;;;;^'#; divergen.fl#;T,::';H:?1,fl'.TilJ:ffi ffi:[5;,i'fl'r'J,#:fl:?["i*;l; i+,,i+#ih,Jfl:l.il,ff::ffiX,#spek kehidup"n xi,,",iJ;i iil;; i:?',iljfl,TJlff:fjffiTd:il:;:f,:T fiy" t"no,"ni r,,."]nu,,u, terkaitkonomi, kreativitastar basi 0"il;;;;"s#T;:?,-{ '##; *i jis" I ."i" o''E,io;reru"ri ,Jjl, #,i:ll,'Hi;;::Xklru;i ril1jfdi:*:t-::::r;l;ls5#t bridits:i,:J*3il"iJ[a:"ffi1 l'?'nn,n,u,,, rn,E n",',oot: sr)i:i,trffiJH' [?T#H ffiil 3;$iii1lxil."""3*ffitr' i?i: ^,";1iuir1" dan Kepribadianpengetahuan -oan ter

  • 5/23/2018 Haedar Akib Organisasi Berbasis Kreativitas

    4/7

    mengakui adanya perbedaan pentingdalam aspek kepribadian, karena per-bedaan usia, jenis kelamin, dankedudukan atau profesi.Hasil penelitian Brolin (Craft, 2001: 6)menunjukkan bahwa orang kreatifmemiliki karakteristik berupa motivasiyang kuat, daya tahan, kesabaran,keingintahuan intelektual, komitmen,kemerdekaan berpikir dan bertindak,keinginan kuat mengaKualisasikan diri,rasa memiliki yang kuat, percaya diri,keterbukaan berimpresi, senang padakompleksitas dan ketidakjelasan, sen-sivitas dan keterlibatan emosional yangtinggi dalam kegiatan yang dilakukan.Meskipun hasil penelitian ini memberikaninformasi yang kayatentang orang kreatif,namun juga banyak dikritik denganberbagai alasan. Kritik paling signifikanmenganggap studi ini terlalu sempit,karena terfokus pada orang unggul danprodu ktif , sehingga kualitasnya kontradi ksidan superfisial. Lebih dari itu, kriteriapemilihan individu dan apa yangdianggap kreatif bervariasi dari studi satuke studi yang lain, sehingga sukardibandingkan. Menurut Eysenck dalamCraft (2001: 8), studi mengenai individukreatif menunjukkan persetujuan surpraisselama beberapa tahun. Dacey danLennon (2000) mendukung bahwa salahsatu rangkaian sikap unik yang bertahanlama, berdasarkan level yang tinggi dandianggap sebagai prestasi kreatif adalahpengendalian diri, melanggengkan kerjakeras, determinasi dan ketekunan.Studi tentang Kehidupan Kreatif

    Penelitian mengenai kehidupan kreatifyang banyak dilakukan, selain terfokuspada kehidupan orang yang memilikidomain aktivitas yang menakjubkan,seperti ilmuwan, musisi, penulis dansebagainya, juga menjelaskan kehidupanorang yang bekerja pada okupasi tertentu,karena kemampuan kreatifnya dianggapsangat penting. Ada dua strategi penelitianyang dapat diidentifikasi, yakni studiretrospektif yang menggunakan databiografis dan studi prospektif yangmelibatkan beragam metode untuk meng-gambarkan perkembangan kemampuandan prestasi kreatif.Studi retrospektif yang menjelaskanprestasi orang kreatif dengan mengguna-

    kan data biografis dapat ditelusuri jauh kebelakang pada akar psikologi ilmiah danbeberapa studi penting lainnya yangdilakukan pada permulaan abad kedua-puluh. Sedangkan studi kasus kehidupanindividu banyak dilakukan oleh HowardGruber bersama koleganya (King danAnderson, 1995: 51). Berbeda denganstudi kasus kehidupan kreatif psikoanali-sis, studi kasus ini lebih banyak diarahkanpada cara orang kreatif bekerja dan prosesperkembangan kariernya, daripada motifkreativitas dan perkembangan peran danpengalamannya. Studi kasus ini menerap-kan pendekatan sistem untuk memahamikehidupan kreatif. Prestasi kreatif tidakdilihat sebagai hasil inspirasi yang munculseketika, melainkan berdasar padaevolusi gagasan yang terjadi dalam waktuyang lama. Menurut Gruber dan Davisbahwa, orang kreatif dapat dilihat sebagaisuatu sistem yang terdiri dari tiga subsistemyang terkait satu sama lain yakni:pengetahuan, maksud, dan akibat.Prestasi kreatif terlihat melalui pengetahu-an dan keahlian dalam domain tertentu(atau berbagai domain), arah dan visidalam karier kreatif dan kecenderunganke arah proyek tertentu. Elemen keempatyang juga menyatu ke dalam kreativitasialah lingkungan atau dunia sosial danfisikal tempat orang hidup. Sementara itu,pada studi prospektif akan terlihatketerbatasan pendekatan psikobiogra-fikal karena sifat data yang dikumpulkanhanya terbatas pada individir yangdianggap paling kreatif. Studi prospektiftidak memasukkan rentang prestasi kreatifnormal meskipun pada kenyataannyaorang tersebut berkemampuan di atasrata-rata. Karena itu, orang tidak dapatmemperkirakan kesimpulan yangdigambarkan dari studi kreator kreatifdapat diterapkan bagi penduduk padaumumnya (King dan Anderson, 1 995; 51 ).Kreativitas sebagai Kemampuan Mental

    Sepefti yang umum dipahami, kreativi-tas diartikan secara eksplisit dan implisitsebagai suatu atau kombinan prosesmental, Uraian berikut ini difokuskan padatiga bentuk kegiatan dalam pendekatankemampuan mental, yakni: hubungankreativitas dengan intelijensi, kreativitasdan gaya pemikiran, dan kreativitas danpemecahan masalah.Penelitian awal mengenai kreativitas

    dan intelijensi memperkirakan adanyahubungan kuat antara kreativitas danintelijensi, misalnya studi yang dilakukanoleh Cox (1926) yang menggunakan databiografis orang jenius dan Terman (1 947)yang mengikuti prestasi seratus anakberbakat dari sekolah dasar sampai usiasetengah baya (Nugroho, 2003: 45; Kingdan Anderson, 1995: 53), Meskipun hasilpenelitian membuktikan bahwa anakberbakat menunjukkan hasil test lQ danintelijensi yang tinggi sebagai pemenuh-an persyaratan kreativitas, namun ketikapeneliti menguji hubungan intelijensiumum dengan kreativitas orang yang ber-lQ tinggi, ternyata korelasiyang dihasilkanlemah. Hal ini membuktikan bahwa tidakada garansi bagi orang yang intelijensi-nya tinggi akan tinggi pula kreativitasnya.Bukti lain mendukung bahwa komponenintelijensi tertentu berhubungan denganprestasi kreatif di bidang tefientu.Perhatian peneliti mengenai kreativi-tas dan gaya pemikiran tertentu diarahkanpada gaya pemikiran divergensi dankonvergensi (King dan Anderson, 1 995:55).Pada kenyataannya, tes kreativitas lebihbanyak menguji kemampuan berpikir secaradivergen daripada secara konvergen,sehingga ada indikasi bahwa pemikirandivergen dan kreativitas bisa dianggapsinonim. Asumsi ini juga muncul dalamkarya penulis psikologi populer Edwardde Bono yang memberikan penekananberlebihan pada kemampuan berpikirlogis pada pendidikan Barat. Hal sebalik-nya dinyatakan oleh Liam Hudson (1960)bahwa, kesalahan besar jika meng-anggap pemikiran divergen sinonimdengan kreativitas. Karena itu, Barron danHarrington (1981) membuat sintesispemikiran bahwa produksi sejumlah gaga-san baru mensyaratkan penggunaan keduagaya pemikiran tersebut - divergen dankonvergen sekaligus (King dan Anderson,1995: 55). Pendekatan baru mengenaigaya pemikiran dan kreativitas dibuat olehMichael Kirlon dan koleganya (Hyrskydan Kangasharju, 2000). Kirton memper-kenalkan ukuran yang menempatkan or-ang pada dimensi yang disebut adaptasi-inovasi, dimana dua kutub itu mewakiligaya yang berbeda, tetapi tidak membeda-kan level kreativitas-nya, KAI (Kirton Adap-tor-lnovator) banyak digunakan olehpeneliti dan praktisi dalam organisasi.

    Zfl usanawaN No. 11 TH xxxrv NorEMBER 200s

  • 5/23/2018 Haedar Akib Organisasi Berbasis Kreativitas

    5/7

    I __ t1k"l psikologi .kognitif juga tertarik merealisasikan semua nnrpnci .,o^^ o_^-I l"""lilf#'J$ii'Tllllit,l'un i'#,f;Hf,f;lfit#:ff:J#l i :F i:"i1iil,[T;;H"flx1";"? oisunakan sansat o"tg"',';;i",'o"i' RosersdanAo,.Jr.JrMasrow.p"i.p"[,ii & i"J",.'.lilrJp;qTffT:l sekedar melirr-at Lr""tiuit"" ."i#i nrru nLti[ ilJrn?nurn, oan*" or"ng kembangan suatu kreasi individu tidak bentuk khususI lp-"ilXiH"ffi[""1:il].]ff:',* :flf"i'lT;:lxn.r:J,terui ru:ifii;ii""#:i]lffflxTtxT5:; p"tecahan masalali luar 6i;;;. tanggapan vrng ditonoisika;. De;;;; bekerja. Har senada dinyatakan oreh cambaran mengenai pemecahan t

  • 5/23/2018 Haedar Akib Organisasi Berbasis Kreativitas

    6/7

    Sejak karya Amabile dipublikasikan,peneliti kreativitas semakin yakin dantertarik dengan kondisi sosial yangmemfasilitasi atau sebaliknya meng-hambat kreativitas. Dalam suatu reviuliteratur kreativitas yang dibuat olehMumford dan Gustafson dibahas artipenting atribut bentuk keinginan individuyang menunjukkan perilaku kreatif.Mumford dan Gustafson juga menunjuk-kan arti penting faktor sosial dalammenentukan bagaimana produk dinilaisecara kreatif. Csikzentmihalyi menyata-kan, keliru sekiranya kreativitas dianggaphanya berada dalam diri individu. Hal inimengundang pertanyaan, apakahkreativitas Botticblli terletak dalamkaryanya atau dalam pertimbangan ataskritik terhadap karyanya. MenurutCsikzentmihalyi, kreativitas terletak padakeduanya - orang dan kreativitas yangdihasilkan. Karena itu, ada tiga elemenproses kreatif yang lazim disebutkomponen kreativitas, yakni domain, or-ang, dan bidang. Produksi kreatifmensyaratkan apresiasi pengetahuandalam budaya, kreator yang menerapkanatau mentransformasi pengetahuan, dankelompok orang yang berwenangmensahkan produk agar dianggap kreatif(King dan Anderson, 1995: 63-64).Pendekatan psikologis sosialkreativitas sebagai pendekatan studikreativitas yang lebih baru memilikipeluang, minimal untuk disaring kedalam praktek penyelenggaraankegiatan organisasi. Peranan diskresilevel atas dalam memfasilitasi kreativitastelah diakui sejak beberapa waktu lalumelalui karya guru (baca: begawan)manajemen, Rosabeth Moss Kanter.Menurut King dan Anderson (1995: 64)bahwa, pendekaian psikologi sosialmemperjelas keterbatasan pandangankreativitas individualistik. Pemilihanindividu sangat kreatif atau penyediaanpelatihan kreativitas tidak cukup untukmenjamin bahwa kreativitas akantermanifestasi secara aktual dalamaktivitas organisasi. Pendekatanpsikologi sosial, khususnya melaluikarya Csikzentmihalyi, memperjelasbahwa kreativitas tergantung padapertimbangan subyektif orang yangterlibat dalam kegiatan yang relevanatau dalam setting sosial.

    Sintesis Tradisi dan PendekatanKreativitas: Organisasi BerbasisKreativitasStudi ilmiah kreativitas, khususnyaperilaku kreativitas dalam organisasi -yang menjadi fokus tulisan ini - dapatdianggap sebagai perspektif terbarudalam perkembangan konsepkreativitas. Hal ini jelas terlihat daripendekatan, level analisis, metode, danteknik analisis yang digunakan, sertatahun penelitiannya. Dilihat daripendekatannya, penelitian kreativitasdalam organisasi memadukanbeberapa macam pendekatan,meskipun tetap terlihat adanya satupendekatan yang dominan sesuai latarbelakang masalah dan objek yangditeliti. Dilihat dari level analisisnya,kreativitas diteliti pada level individu,kelompok (tim), organisasi, danmasyarakat (Daruka: 1999: 2), ataubersifat multi-level - individu-kelompok(l-K), kelompok-organisasi (K-O), danindividu-organisasi (l-O) (Bostrom danNagasundaram, 2000: 391). Dilihat darimetode dan teknik analisisnya,penelitian kreativitas menggunakanmetode kualitatif dan kuantitatif, denganteknik analisis yang beragam (Taggar,2000: 16-17; Oldham dan Cummings,1996: 8-10; Barlow, 2000: 101-1 17; danLandry dan Amara, 2000: 13-15).Sedangkan dilihat dari tahunpenelitiannya, kreativitas dalamorganisasi berbasis pengetahuan barumulai dikaji secara luas pada akhir tahun1990an, meskipun gagasan awalnyadimulai bersamaan dengan aplikasiModel KAI (Kirton Adaptor-lnovator)dalam penelitian perilaku kreatif-inovatilorang dalam organisasi dan seiringdengan inisiatif Woodman dan kawan-kawan pada tahun 1983 (Oldham danCummings, 1996: 1-23; Hyrsku danKangasharju, 1998: 294). Hasilpenelitian Woodman bersama rekannyaini menyajikan kerangka kerja rintukmemahami kreativitas organisasi yangmencakup komponen: (a) pfOSeS kreatit,(b) produk kreatif, (c) orang kreatif(perilaku individu dan kelompok), (d)situasi (lingkungan) kreatif, dan (e) carayang menunjukkan interaksi komponentersebut satu sama lain.Simplifikasi perspektif historis dan

    arah perkembangan konsep kreativitasdapat dilihat dalam gambar 1.Arah Perkembangan KonsepKreativitas

    Pemahaman yang diperoleh darideskripsi perkembangan konsepkreativitas ini ialah meskipunpendekatan kreativitas yang berbedamenunjukkan fluktuasi dalamkeutamaan dan pengaruh-nya terhadapkomunitas penelitian, namun salah jikapendekatan tersebut dianggap bersaingsatu sama lain. Hal yang mungkin ialahsetiap pendekatan menampilkan wajahfenomena kreativitas yang distinct.Kemajuan yang sangat besar dalammemahami psikologi kreativitas akanterlihat ketika dilakukan sintesisterhadap pendekatan lain yang ber-kembang, seperti gagasan Mumford danGustafson dalam King dan Anderson(1995: 64) yang menggambarkan kre-ativitas sebagai sindrom yang meliputielemen psikobiologis, kognitif,kepribadi-an, perkembangan, dansituasi sosial. Craft (2001 : 10) mengakuibahwa pada dasarnya, di dalam empatalur pengem-bangan - psikobiologis,kepribadian, kognisi, stimulasikreativitas dan teori sosial - terdapatfoci (fokus) tertentu, yakni orang yangberkreasi, proses kreatif, faktorlingkungan, dan keluaran. Foci tersebutmenurut Craft merepresentasikankreativitas dalam dimensi produk,proses, person (perilaku individu ataukelompok), dan pers (lingkungan) kreatifyang disebut model 4-P kreativitas(Feller dan Bostrom dalam Bostrom danNagasundaram, 1998: 1 ; Barlow, 2000:101-107; Henry, '1991 : 5-.10).Pemahaman lain yang diperolehdari gambaran historis perspektifkreativitas ialah adanya kecenderunganbaru para teoritis dan praktisi untukmengembangkan kreativitas secaramulti-dimensional dengan lokus danfokus yang lebih beragam, termasukdalam konteks organisasi (bisnis, publik,dan nirlaba), konteks sosial-budaya,dan konteks masyarakat, serta lebihkhusus dalam konteks organisasiberbasis pengetahuan melalui proseskreasi pengetahuan yang berbasismodel SEKI - sosialisasi, eksternalisasi,

    E-? usarrawaN No. 11 TH xxxrv NorEMBER 2oos

  • 5/23/2018 Haedar Akib Organisasi Berbasis Kreativitas

    7/7

    kolaborasi, internalisasi (Nonaka danTakeuchi, 1991: 62_73; Von t