GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar...

93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XII ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: ARNES ANANDITA K7407166 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar...

Page 1: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR

GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XII ADMINISTRASI

PERKANTORAN SMK BATIK 2 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

ARNES ANANDITA

K7407166

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN KETERAMPILAN MENGAJAR

GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XII ADMINISTRASI

PERKANTORAN SMK BATIK 2 SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

ARNES ANANDITA

K7407166

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd

NIP 19630406 198903 2 001

Pembimbing II

Anton Subarno, S.Pd, M.Pd

NIP 19751223 200701 1 002

Page 4: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. C. Dyah.SI, M.Pd ………………….

Sekretaris : Tutik Susilowati, S.Sos, M.Si ………………….

Anggota I : Dra. Patni Ningharjanti, M.Pd ………………….

Anggota II : Anton Subarno, S.Pd, M.Pd ………………….

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 196600727 198702 1 001

Page 5: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Arnes Anandita. PENGARUH CARA BELAJAR SISWA DAN

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI

BELAJAR MATA PELAJARAN KEARSIPAN PADA SISWA KELAS XII

ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2010/2011. Skripsi; Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui ada tidaknya pengaruh

yang signifikan cara belajar terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran

kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011. (2) mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan

keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan

pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun

pelajaran 2010/2011; (3) mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan cara

belajar siswa dengan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata

pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan

metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII

jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran

2010/2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah proporsional random sampling, sebanyak sebanyak 85 siswa atau 60% dari

jumlah populasi. Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan metode

angket yang didukung metode dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear ganda. Dengan hasil persamaan

garis linier ganda Ŷ =31,345 + 0,651 X1 + 0,215 X2.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada pengaruh

yang signifikan antara cara belajar terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran

kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan harga thitung > ttabel atau

3,588 > 1,676 dengan taraf signifikansi 5%. (2) Ada pengaruh yang signifikan

Page 6: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

antara keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran

kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dapat ditunjukkan dengan harga thitung > ttabel

atau 2,625 > 1,676 pada taraf signifikansi 5%. (3) Ada pengaruh yang signifikan

antara cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar

mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK

Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan Fhitung >

Ftabel atau 12,488 > 3,191 pada taraf signifikansi 5%.

Sumbangan relatif cara belajar siswa (X1) terhadap prestasi belajar mata

pelajaran kearsipan (Y) sebesar 62,14% dan sumbangan relatif keterampilan

mengajar guru (X2) terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan (Y) sebesar

37,86%. Untuk sumbangan efektif cara belajar siswa (X1) terhadap prestasi belajar

mata pelajaran kearsipan (Y) sebesar 21,27% dan gaya mengajar guru (X2)

terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan (Y) sebesar 12,96%.

Page 7: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Arnes Anandita. THE INFLUENCE OF THE STUDENT LEARNING STYLE

AND THE TEACHER’S TEACHING SKILL TO THE LEARNING

ACHIEVEMENT ON ARCHIVES SUBJECT AT TWELFTH GRADE

STUDENTS OF OFFICE ADMINISTRATION IN BATIK 2 SURAKARTA

VOCATIONAL HIGH SCHOOL IN ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis,

Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University,

February 2011.

The purpose of this study is to determine: (1) whether there is a significant

influence of learning style toward the student learning achievement on Archiving

subject of twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational

High School in academic year 2010/2011. (2) there is a significant influence of

teacher's teaching skill toward the academic achievement of Archiving subject of

twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational High

School in academic year 2010/2011. (3) there is a significant influence of learning

style with teacher' teaching skill toward the academic achievement of Archiving

subject of twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational

High School in academic year 2010/2011.

This study used quantitative research approach with quantitative descriptive

method. The population is twelfth grade students of Office Administration in Batik

2 Surakarta Vocational High School in academic year 2010/2011. The sampling

technique used in this study is proportional random sampling technique of 85

people or 60% from population. Data collection techniques is to use a questionnaire

method in supporting documentation method.. Analysis data used in this study I

technique of multiple linear regression analysis. With result is a double linear

equation Y = 31.345 + 0.651 X1 + 0.215 X2.

Based on the results of the study, it can be concluded that: (1) There is a

significant influence of learning skill toward the student learning achievement on

Archiving subject of twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta

Vocational High School in academic year 2010/2011. It is shown by tobs.> ttable or

3.588 > 1.676 with a significance level of 5%. (2) There is a significant influence of

Page 8: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

teacher's teaching skill toward the academic achievement of Archiving subject of

twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational High

School in academic year 2010/2011. It is shown by tobs.> ttable or 2.625> 1.676 at

significance level of 5%. (3) There is a significant influence of learning style with

teacher' teaching skill toward the academic achievement of Archiving subject of

twelfth grade of Office Administration in Batik 2 Surakarta Vocational High

School in academic year 2010/2011. It is shown by Fobs. > Ftable or 12.488> 3.191 at

significance level of 5%.

Relative contribution of learning students (X1) to the academic achievement

of Archiving subject (Y) equal to 62.14% and the relative contribution of teacher's

teaching skill (X2) to the academic achievement of Archiving subject (Y) equal to

37.86%. For the effective contribution of student learning style (X1) to the

academic achievement of Archiving subject (Y) equal to 21.27% and teacher's

teaching style (X2) to the academic achievement of Archiving subject (Y) equal to

12.96.

Page 9: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

Seorang guru menggandeng tangan, membuka pikiran, menyentuh hati,

membentuk masa depan. Seorang guru berpengaruh selamanya, tanpa tahu kapan

berakhirnya.

( Henry Adam)

Membaca menjadikan seseorang berisi, berunding menjadikan dia siap dan menulis

menjadikan ia saksama.

(Robert Bridges)

Semua orang berusaha untuk melakukan sesuatu yang besar tanpa menyadari

bahwa hidup ini tersusun dari hal-hal yang kecil.

(Frank. A. Clark)

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu

telah selesai (dari Sesuatu urusan), Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan

yang lain, dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

(Q.S. Al Insyirah : 7-8 )

Page 10: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur ke hadirat Allah SWT,

akupersembahkan karya ini teruntuk:

Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat

dan baktiku.

Adik-adikku tersayang, Ardian Sukmana dan

Arlinia Wiliasti yang membanggakan.

Seseorang yang selalu ada dihati dan selalu

menyemangatiku.

Rekan-rekan PAP 2007

Almamater

Page 11: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh cara belajar siswa dan gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar

mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK

Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar

Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan ministrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak mengalami

hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat

menyelesaikannya. Oleh karena itu merupakan suatu kebahagiaan bagi penulis,

penulis mengucapkan rasa terima kasih atas segala bantuannya kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta beserta segenap jajarannya, yang telah memberikan ijin untuk

melaksanakan penelitian.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial yang telah menyetujui permohonan ijin

menyusun skripsi.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ijin

penyusunan skripsi.

4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah

memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi.

5. Dra. Patni Ningharjanti, M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar

senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

6. Anton Subarno, S.Pd M.Pd, selaku Pembimbing II yang dengan sabar

senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

Page 12: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK PAP yang

telah memberi bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti.

8. Drs. Yusuf selaku kepala sekolah SMK Batik 2 Surakarta yang telah

memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di SMK Batik 2

Surakarta.

9. Daryani, S.Pd selaku guru mata pelajaran Kesekretarisan SMK Batik 2

Surakarta yang telah membantu dalam perijinan dan pengumpulan data.

10. Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat dan baktiku. Terimakasih selalu

menyebut namaku dalam setiap do’a, atas kasih sayang, motivasi dan kesabaran

yang diberikan selama ini.

11. Adik-adikku tersayang, Ardian Sukmana dan Arlinia Wiliasti yang

membanggakan, Terima kasih atas senyum kalian dalam setiap perjumpaan.

12. Lentera Jiwaku, atas segala dukungan, kesabaran dan do’anya yang

memberiku semangat dalam setiap langkah yang kujalani ^^ I’m Sure.. We

Can Do It.. :D

13. Sahabatku Ika Ratna, Anggun, Dyah terimakasih atas dukungan dan motivasi

yang tiada henti untukku. Ratna Sartika… kakakku yang selalu ada untukku,

mendengar keluh kesahku dan selalu memberi solusi untukku. Kakak-kakakku

Vivin, Kemi, Sari, Rika dan Lilis terimakasih atas bimbingannya. Ady Catur,

terimakasih selalu mendengarkan curhatku (on the Road Show, wkwkwk :p ).

Pakdhe Mamat, Om Adin, Jarot dan Ahyar atas kebersamaan dan senyum

kalian selama ini. ^^

14. Hendrick, Ipunk dan Sister…. Sahabatku saat aku pertama kali mengenal

kuliah. Terimakasih teman, ^^

15. Seluruh teman-teman PAP ’07 ( Khususnya Kelas A ^^ ) ...Niken, Restina,

Anggri, Elin, Yunita, Ambar, Ari Tama, Putra, Hafit, Bunga, Mpiit, Nea, Doni,

Supri, Toto, Gesang, Inaya, Novy, Novianti, Wiwid, Divia, Anin, Risma, Iud,

Tika, Aulia, Rumining, Della, Surati, Kristin, Tisna, Liya, Ita, dan teman -

teman yang lain yang belum kesebut. Terimakasih atas kerjasama dan

kekompakannya.

Page 13: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

16. Teman-teman Pengurus Lab. Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah

memberikan motivasi. Terimakasih atas kebersamaannya.

17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-per satu yang telah

membantu penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan maka saran

dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Peneliti harapkan

skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca umumnya

serta bagi perkembangan ilmu pengatahuan.

Surakarta, Februari 2011

Penulis

Page 14: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iv

HALAMAN ABSTRAK......................................................................... v

HALAMAN MOTTO ............................................................................. ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. x

KATA PENGANTAR ............................................................................ xi

DAFTAR ISI ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1

B. Identifikasi Masalah…………………………………………… 5

C. Pembatasan Masalah…………………………………………... 6

D. Perumusan Masalah…………………………………………… 6

E. Tujuan Penelitian……………………………………………… 7

F. Manfaat Penelitian…………………………………………….. 8

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 9

A. Tinjauan Pustaka…………………………………………… 9

1. Tinjauan tentang Proses Belajar Mengajar Mengajar .….10

2. Tinjauan tentang Cara Belajar Siswa……………………15

3. Tinjauan tentang Gaya Mengajar Guru……………….…17

4. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Siswa…………….…. 42

B. Kerangka Berpikir..……………………………….…….……51

C. Hipotesis……………………………………………….…… 53

Page 15: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 54

A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………… 54

B. Populasi dan Sampel…………………………………………55

C. Teknik Pengumpulan Data..………………………………... 56

D. Rancangan Penelitian………………………………………...63

E. Teknik Analisis Data……………………………………….. 63

BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................. . 68

A. Deskripsi Data ……………………………………………… 68

1. Variabel cara belajar siswa……..…..…………………. 68

2. Variabel gaya mengajar guru.……..…………………… 69

3. Variabel Prestasi Belajar Siswa………………………….69

B. Pengujian Prasyaratan Analisis…………………………….. 69

1. Uji Normalitas………………………………………….. 69

2. Uji Linearitas…………………………………………… 70

3. Uji Multikolinearitas …………………………………... 70

4. Uji Autokorelasi………………………………………... 70

C. Pengujian Hipotesis……………………………….………….71

1. Analisis Data………………………………….………….71

2. Penafsiran Pengujian Hipotesis……………….………….72

3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis………………..………..73

D. Pembahasan Hasil Analisis Data………………………….….74

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................. .. 78

A. Simpulan…………………………………………….………..78

B. Implikasi……………………………………………….……..78

C. Saran ………………………………………………….………79

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..83

LAMPIRAN ............................................................................................ ...85

Page 16: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran .................................................. 54

Page 17: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Matriks Spesifikasi Data................................................................................ 83

Lampiran 2 Surat Pengantar Angket ................................................................................. 85

Lampiran 3 Daftar Pertanyaan Angket ............................................................................. 86

Lampiran 4 Hasil Try Out Cara Belajar Siswa ................................................................. 91

Lampiran 5 Hasil Try Out Gaya Mengajar Guru .............................................................. 92

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Cara Belajar Siswa ......................................................... 94

Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas Cara Belajar Siswa ...................................................... 96

Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Gaya Mengajar Guru ...................................................... 98

Lampiran 9 Hasil Uji Reliabilitas Gaya Mengajar Guru ................................................. 101

Lampiran 10 Tabulasi Data Variabel Cara Belajar Siswa ............................................... 103

Lampiran 11 Tabulasi Data Variabel Gaya Mengajar Guru ............................................ 105

Lampiran 12 Tabulasi Data Variabel Prestasi Belajar Siswa ......................................... 109

Lampiran 13 Deskripsi Data ............................................................................................ 111

Lampiran 14 Hasil Uji Normalitas ................................................................................... 115

Lampiran 15 Hasil Uji Linearitas X1 Terhadap Y ........................................................... 116

Lampiran 16 Hasil Uji Linearitas X2 Terhadap Y ........................................................... 117

Lampiran 17 Regresi Linear Ganda ............................................................................... 118

Lampiran 18 Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................................... 118

Lampiran 19 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................................ 118

Lampiran 20 Hasil Uji F .................................................................................................. 119

Lampiran 21 Hasil Uji t ................................................................................................... 119

Lampiran 22 Hasil Uji r. .....................................................................................................

Lampiran 23 Sumbangan Relatif XI dan X2 terhadap Y………………..…………….....121

Sumbangan Efektif XI dan X2 terhadap Y……………..……………….....121

Lampiran 24Tabel Durbin Watson Test……………………………………….………....121

Lampiran 25 Tabel t ……………………………………………………………………..122

Lampiran 26 Tabel F……………………………………………………………………..123

Lampiran 27 Tabel r ……………………………………………………………………..125

Lampiran 28 Daftar Nilai Siswa Kelas XI AP SMK Murni 2 Ska…………….................126

Page 18: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Lampiran 29 Jadwal Penyusunan skripsi…………………………………………….......134

Lampiran 30 Surat Ijin Pembimbing…………………………………………………….135

Lampiran 31 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari PD I FKIP UNS..................................... 136

Lampiran 32 Surat Permohonan Riset dari PD III ........................................................... 137

Lampiran 33 Surat Permohonan Riset kepada Dekan FKIP UNS ................................... 138

Lampiran 34 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Pembimbing .......................................... 139

Lampiran 35 Surat Telah Melakukan Penelitian................................................................140

Page 19: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang dalam rangka

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembangunan. Berbicara masalah pembangunan

pastilah tidak akan lepas pada sumber daya manusia yang merupakan unsur terpenting

dalam pembangunan. Oleh karena itu pembangunan sumber daya manusia haruslah

diprioritaskan. Salah satu langkah untuk membentuk sumber daya manusia yang

berkualitas adalah dengan pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat

penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti,

memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat membangun

diri sendiri dan besama-sama membangun bangsa. Disamping itu pendidikan merupakan

masalah yang penting bagi manusia, karena pendidikan menyangkut kelangsungan hidup

manusia. Manusia muda tidak hanya cukup tumbuh dan berkembang dengan dorongan

insting saja, melainkan perlu bimbingan dan dorongan dari luar dirinya, yakni melalui

pendidikan agar ia menjadi manusia purna. Dengan pendidikan manusia dapat menambah

pengetahuan dan keterampilannya yang dapat berguna untuk membantu pelaksanaan

pembangunan.

Pemerintah telah berusaha keras untuk menyiapkan sumber daya manusia yang

berkualitas dan lebih menigkatkan mutu pendidikan nasional. Langkah kongkrit dari

pemerintah republik indonesia adalah disusunnya undang – undang No. 20 tahun 2003

pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional, ditanyakan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk perkembangann potensi siswa didik agar menjadi peserta

didik yang beriman, bertakwa pada Tuhan, berakhlak mulia, sehat berilmu, kreatif,

mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional tersebut diatas dapat dicapai dengan tiga macam

pendidikan yaitu pendidikan formal, informal dan non formal. Pendidikan formal adalah

pendidikan yang terjadi di sekolah, pendidikan informal adalah pendidikan yang terjadi

didalam keluarga dan pendidikan non formal adalah pendidikan yang terjadi dilingkungan

Page 20: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

masyarakat misalnya LPK dan kursus - kursus. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini

adalah pendidikan yang berlangsung disekolah, mengingat bahwa pendidikan formal

merupakan unsur utama dalam pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Sampai saat ini,

sekolah tetap dianggap sebagai lembaga pendidikan utama yang berfungsi sebagai pusat

pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan didukung oleh pendidikan di

keluarga dan masyarakat. Dengan demikian hasil pendidikan yang diperoleh di sekolah

diharapkan dapat membantu siswa dalam mempersiapkan diri dalam menjalani kehidupan

selanjutnya.

Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan

kegiatan yang paling pokok, dari pada prinsipnya berhasil tidaknya siswa dipengaruhi oleh

kegiatan tersebut. Karena masyarakat pada umumnya, siswa dan guru pada khususnya

selalu menginginkan prestasi belajar yang baik, oleh karena itu mereka harus mengetahui

bagaimana prestasi belajar yang baik itu dapat diperoleh, bagaimana prosesnya dan

faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tercapainya prestasi belajar yang optimal.

Proses belajar siswa merupakan rangkaian kegiatan yang menyangkut banyak faktor dan

situasi sekitarnya. Oleh karena itu dalam pendidikan disekolah pun wajar bila misalnya

tingkat kecerdasan, cara belajar mengajar, dan minat belajar yang berbeda pada setiap

siswa, sehingga akan mengahasilkan prestasi yang berbeda.

Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar tidak terlepas dari

faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua,

yakni faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor eksternal

yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dalam diri siswa adalah faktor yang

sangat penting dalam menentukan hasil belajar, karena siswalah yang menjadi subyek

utama sekaligus menjadi sasaran dalam proses belajar yang berlangsung. Faktor internal

yang ikut menentukan keberhasilan belajar siswa salah satunya adalah cara belajar.

Seorang siswa hendaknya menyadari kemampuannya karena ia akan dapat

menentukan apa yang terbaik baginya, terutama cara belajarnya. Cara belajar dari seorang

siswa berpengaruh besar terhadap prestasi belajar yang akan dicapainya. Slameto (2003:4)

mengemukakan bahwa “faktor cara belajar yang buruk merupakan penyebab masih cukup

banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya meraih prestasi yang tidak lebih

baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai, tetapi mampu meraih prestasi yang tinggi

karena mempunyai cara belajar yang baik”. Jadi jelas bahwa cara belajar yang baik akan

menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya buruknya cara belajar merupakan salah satu

Page 21: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

faktor penyebab rendahnya hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu

pendidikan misalnya nilai rapor merah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian, maupun naik

kelas dengan nilai yang pas – passan.

Cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa melaksanakan kegiatan

belajar secara kontinyu untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang dipelajari dalam usaha

meraih prestasi belajar yang tinggi, misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar,

mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, cara mengahadapi ujian dan

pola belajar mereka. Kemampuan seorang siswa pastilah berbeda satu sama lain, sehingga

setiap siswa akan mempunyai perbedaan dengan siswa yang lainnya baik mengenai cara

belajarnya, prestasi belajarnya dan lain – lain. Dengan mengetahui kemampuan sendiri

maka siswa tersebut dapat menentukan cara belajar yang paling efektif dan efisien untuk

dapat mencapai hasil yang maximal seperti yang diharapkan.

Disamping cara belajar, prestasi belajar seorang siswa juga dipengaruhi oleh

faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri siswa, salah satunya adalah keterampilan

mengajar guru. Dalam proses belajar mengajar, kegiatan yang dilakukan oleh siswa

menjadi pusat perhatian guru. Untuk itu agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa

untuk aktif dan kreatif belajar tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif.

Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip

penggunaan keterampilan mengajar. Selain disesuaikan dengan cara belajar siswa,

keterampilan mengajar guru juga harus disesuaikan dengan materi pelajaran sehingga

dapat mempermudah siswa untuk menerima dan memahami materi yang diberikan serta

mempertinggi efektifitas belajar. Tercapai tidaknya tujuan proses belajar mengajar banyak

tergantung pada komunikasi antara guru dan siswa, maka seorang guru perlu menggunakan

keterampilan mengajar untuk mempermudah proses komunikasi tersebut. Guru yang

bijaksana akan menyadari perbedaan yang dimiliki oleh siswanya dan menerima sifat dan

corak kepribadian serta watak yang berbeda dengan penuh pengertian. Tentu saja dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus menggunakan flexibilitas sesuai dengan

situasi dan kondisi sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan maximal.

Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran kearsipan sendiri bila dilihat dari

nilai yang diperoleh siswa sudah cukup baik, namun hal ini bisa lebih ditingkatkan lagi

apabila ditunjang oleh penerapan cara belajar siswa yang tepat.

Page 22: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Dengan mengetahui cara belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan pada saat

ia mengajar dengan kebutuhan siswa, misalnya dengan menggunakan berbagai

keterampilan mengajar sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru

dengan baik dan mudah. Karena setiap guru mempunyai gaya mengajar sendiri, berbeda

satu sama lain, sehingga tidak dapat menilai “baik” atau “tidak baik” sebelum kita

mengenal pola mengajarnya terlebih dahulu. Mungkin guru akan mudah mengajar siswa –

siswa tertentu dan menemui kesukaran dalam menghadapi siswa – siswa lain.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang prestasi belajar siswa ditinjau dari faktor yang

mempengaruhinya yaitu, cara belajar siswa, dan gaya mengajar guru. Sehingga dari

permasalahan tersebut peneliti menetapkan judul sebagai berikut : “PENGARUH CARA

BELAJAR SISWA DAN GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI

BELAJAR MATA PELAJARAN KESEKRETARISAN PADA SISWA KELAS XI

ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas akan muncul

berbagai masalah. Menurut Iskandar (2008: 163) “identifikasi masalah merupakan

kelanjutan dari latar belakang masalah”. Tetapi untuk lebih mendalami tentang masalah

tersebut, maka peneliti memilih beberapa saja faktor yang penting, yang berkaitan dengan

variable yang akan diteliti.

Dari berbagai masalah itu dapat diidentifikasikan masalah apa yang perlu

dikemukakan. Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut :

1. Cara belajar siswa yang kurang tepat akan mempengaruhi rendahnya prestasi belajar

yang diraihnya.

2. Kesadaran siswa akan kemampuan yang dimilikinya akan mempengaruhi rendahnya

prestasi belajar yang diraihnya.

3. Adanya perbedaan karakter dan kepribadian pada masing-masing siswa

mengakibatkan masing-masing siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda

pula sehingga prestasi belajarnyapun akan berbeda.

Page 23: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

4. Kurangnya pengetahuan guru tentang keterampilan mengajar yang baik akan

mempengaruhi rendahnya prestasi belajar yang diraih siswa.

5. Kurangnya keterampilan guru dalam mengajar akan mempengaruhi rendahnya

prestasi belajar yang diraih siswa.

C. Pembatasan masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang dimiliki

oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relevan dengan

penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam

(Iskandar, 2008: 165).

Untuk memudahkan dalam pelaksaaan penelitian serta dapat menjawab

permasalahan secara fokus dan mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah.

Adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian dibatasi pada cara belajar siswa, gaya

mengajar guru dan prestasi belajar mata pelajaran kesekretarisan siswa kelas XI

Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta. Untuk menjelaskan istilah-istilah yang

berkaitan dengan permasalahan tersebut perlu ditegaskan sebagai berikut:

1. Cara belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam usaha

belajarnya secara berulang kali dan teratur. Cara belajar setiap siswa berbeda, ada

yang teratur ada yang tidak teratur baik tempat dan waktunya.

2. Keterampilan mengajar guru dalam penelitian ini meliputi sikap, tingkah laku, cara

atau teknik mengajar guru pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar.

3. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang berupa

pengetahuan dan ketrampilan yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf,

maupun kalimat yang diberikan oleh guru dalam bentuk nilai.

D. Perumusan masalah

Iskandar (2008: 166) menyatakan bahwa “ Rumusan masalah merupakan uraian

dari masalah yang dimunculkan dalam latar belakang yang dikemukakan”. Rumusan

masalah dinyatakan dengan kalimat pertanyaan atau pernyataan yang jelas dan padat.

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan

masalah diatas , maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan cara belajar terhadap prestasi belajar siswa

mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik

2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011 ?

Page 24: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar

mata pelajaran kesekretarisan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK

Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan cara belajar siswa dengan gaya mengajar guru

terhadap prestasi belajar mata pelajaran kesekretarisan pada siswa kelas XII

Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?

E. Tujuan penelitian

Iskandar (2008: 167) menyatakan bahwa ”Tujuan penelitian adalah tujuan

untuk menjawab pertanyaan masalah yang diteliti secara spesifik, untuk mencapai tujuan

penelitian yang dilakukan”. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan

diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan cara belajar siswa

terhadap prestasi belajar siswa, pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran

SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan gaya mengajar guru

terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK

Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan cara belajar siswa

dengan gaya mengajar guru terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI

Administrasi Perkantoran siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat menghasilkan informasi baru yang rinci dan dapat

memberikan manfaat dalam menjawab masalah penelitian. Secara teoritis adalah untuk

pengembangan lebih lanjut. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara

lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan yang berhubungan dengan cara belajar

siswa, keterampilan mengajar guru dan prestasi belajar siswa.

b. Memberi sumbangan pemikiran karena hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

pertimbangan dalam memacu prestasi belajar siswa.

Page 25: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

c. Untuk mengembangkan teori-teori dari Ilmu Kependidikan yang berhubungan dengan

masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan sumbangan pemikiran dan pendapat bagi masyarakat pada

umumnya dan bagi para praktisi pendidikan untuk membantu meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia, sekaligus menerapkan ilmu yang telah penulis terima selama

mengikuti perkuliahan di Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

b. Sebagai pertimbangan guru untuk memilih keterampilan mengajar yang tepat serta

menyesuaikan karakteristik siswa maupun materi pelajaran agar dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

c. Agar siswa mempunyai pedoman dalam belajar yang berlandaskan cara belajar yang

tepat untuk mencapai prestasi belajar yang baik.

d. Sebagai acuan bagi peneliti lain yang sejenis untuk melaksanakan penelitian

selanjutnya.

Page 26: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam proses belajar mengajar pada mata diklat Kearsipan kelas XII Administrasi

Perkantoran di SMK Batik 2 Surakarta yang paling menonjol adalah kebanyakan siswa

kurang mengenali potensi diri yang dimilikinya, sedangkan seorang siswa hendaknya

menyadari kemampuannya karena ia akan dapat menentukan apa yang terbaik baginya,

terutama cara belajarnya. Cara belajar dari seorang siswa berpengaruh besar terhadap

prestasi belajar yang akan dicapainya. Dalam proses belajar mengajar di SMK Batik 2

Surakarta khususnya pada saat pembelajaran mata diklat kearsipan kelas XII Administrasi

Perkantoran, kegiatan yang dilakukan oleh siswa menjadi pusat perhatian guru. Untuk itu

agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar tentu saja

diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan

cara memperhatikan beberapa prinsip keterampilan mengajar. Dengan mengetahui cara

belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan keterampilan mengajar yang sesuai dengan

kebutuhan siswa sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan

baik dan mudah.

Dari paparan diatas, maka tinjauan pustaka merupakan langkah selanjutnya untuk

melakukan sebuah penelitian ilmiah, teori atau konsep-konsep yang dituliskan, digunakan

sebagai landasan teori dalam sebuah penelitian. Dalam sebuah penelitian, landasan teori

merupakan hal yang penting, karena diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang

akan diteliti yang berhubungan dengan fenomena yang akan dikaji. Menurut Suharsimi

Arikunto (2005:58) “Kegiatan mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi

pengetahuan itulah yang biasa dekenal dengan mengkaji bahan pustaka atau biasa diangkat

dengan istilah kajian pustaka”.

Penyusunan landasan teori tidak akan produktif, apabila tidak bahan yang

digunakan tidak cukup banyak. Karena itu perlu dibaca terlebih dahulu sumber-sumbar

yang berkaitan dengan fenomena-fenomena yang akan dikaji. Dengan memandang

pentingnya landasan teori bagi penelitian, maka penelliti telah melakukan tugas

kepustakaan guna mencari bahan teori yang memuat keterangan tentang abstrak dari

variabel yang sesuai dengan masalah yang sedang peneliti lakukan.

1. Tinjauan Tentang Proses Belajar Mengajar

Page 27: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar, karena

bila ada yang belajar sudah tentu ada yang mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya. Agar

memperoleh hasil maximal maka proses belajar mengajar harus di lakukan dengan sadar

dan sengaja serta terorganisasi secara baik.

Di dalam proses belajar mengajar guru sebagai pengajar dan siswa sebagai

subyek belajar di tuntut adanya kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan,

sikap dan tata nilai serta sifat-sifat pribadi, untuk menunjang keefektifan dan keefisienan

proes belajar tersebut. Siswa sebagai subyek belajar mempunyai karakteristik tertentu, baik

fisiologis maupun psikologi. Mengenai fisiologis adalah bagai mana kondisi fisiknya,

panca inderanya, dan sebagainya. Sedangkan yang menyangkut psikologinya adalah

minatnya, tingkat kecerdasannya, motivasinya dan sebagainya. Hal ini semua sangat

mempengaruhi proses belajar mengajar dan juga hasil atau prestasi belajar yang di capai

siswa.

a. Pengertian Belajar

Menurut W. S Winkel (2000: 53), “Belajar adalah suatu aktivitas mental

(psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap”.

Dari pendapat tersebut tampak bahwa belajar sesungguhnya dapat dicapai melalui

proses yang bersifat aktif sehingga menghasilkan perubahan.

Syaiful Bahri Djamarah (2002: 13) mengatakan “Belajar adalah serangkaian

kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut

kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah

perubahan jiwa yang mempengaruhi seseorang.

Belajar menurut Sardiman A. M (2001: 20) “upaya perubahan tingkah laku,

penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya”. Sedangkan menurut Nana Sudjana (2000:

28) bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah “ Proses mereaksi terhadap semua

situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada

tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Apabila kita membicarakan

tentang belajar maka kita berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang”.

Page 28: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu secara sadar dan aktif

sehingga menghasilkan suatu perubahan dalam tingkah laku, kognitif (pengetahuan),

afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan/kecakapan) yang dilakukan karena

adanya pengalaman dan latihan dalam waktu yang relatif lama.

b. Ciri Belajar

Beberapa ciri yang membedakan belajar dari kematangan, pertumbuhan atau

insting. Menurut Muhibbin Syah (2006: 116-118) menjelaskan ciri khas perilaku belajar

yaitu:

1. Perubahan Intensional

Karakteristikini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya

perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya

perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap,

dan pandangan sesuatu, keterampilan dan seterusnya.

2. Perubahan Positif dan Aktif

Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Hal ini juga

bermakna bahwa perubahan tersebut senantiasa merupakan penambahan, yakni

diperolehnay sesuatu yang baru (seperti pemahaman sesuatu dan keterampilan

baru) yang lebih baik daripada apa ayang telah ada sebelumnya.

Perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses

kematangan, tetapi karena usaha siswa itu sendiri.

3. Perubahan Efektif dan Fungsional

Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna.

Artinya, perubahan terebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu

bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam

arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan

tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan

Dari uraian mengenai ciri belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar ditandai

dengan adanya kesadaran oleh siswa akan adanya perubahan dalam dirinya, yang bersifat

baik dan karena usaha siswa itu sendiri dan memiliki manfaat dan dapat dimanfaatkan.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar.

Dalam usaha menyiapkan situasi belajar yang efisien, perlu diketahui

faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar itu. Sebenarnya terlalu banyak faktor

Page 29: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

yang dapat diketahui yang mempengaruhi proses belajar. Muhibbin Syah (2006: 132-139),

mendefinisikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:

1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa)

a. Aspek pisiologis yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang

menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya.

b. Aspek psikologis yaitu tingkat kecerdasan/inteligensi siswa, sikap siswa,

bakat siswa, minat siswa, motifasi siswa.

2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)

a. Lingkungan sosial yaitu lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf

administrasi dan teman-teman disekolah, lingkungan sosial siswa adalah

masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar

perkampungan siswa.

b. Lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat

tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan

waktu belajar yang digunakan siswa.

3. Faktor pendekatan belajar (appoach to learning)

Segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan

efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.

Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa, dapat penulis simpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar (PBM), dapat dilihat

dari partisipasi dan keaktifan siswa dalam PBM itu sendiri. Serta lingkungan sosial

yang ada, terutama peran dari guru yang mengajarnya.

d. Pengertian Mengajar

Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan sistem lingkungan belajar

yang lebih kondusif. Hal ini berkaitan dengan mengajar. Mengajar pada dasarnya

merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang

mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Beberapa

definisi mengajar adalah sebagai berikut :

Tardif (dalam Adrian, 2004) mendefinisikan, “mengajar adalah any action

performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning

in another individual (the learner)”, yang berarti mengajar adalah perbuatan yang

dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau

memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.

Biggs (dalam Adrian, 2004) seorang pakar psikologi membagi konsep

mengajar menjadi tiga macam pengertian yaitu :

Page 30: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

1. Pengertian Kuantitatif. Mengajar diartikan sebagai the transmission of

knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu

menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa

dengan sebaik-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan

tanggung jawab pengajar.

2. Pengertian institusional. Mengajar berarti the efficient orchestration of

teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara

efisien. Dalam hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan

berbagai teknik mengajar terhadap siswa yang memiliki berbagai macam

tipe belajar serta berbeda bakat, kemampuan dan kebutuhannya.

3. Pengertian kualitatif. Mengajar diartikan sebagai the facilitation of

learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa

mencari makna dan pemahamannya sendiri.

Sedangkan Oemar Hamalik (2001:44-53) mengemukakan, mengajar dapat

diartikan sebagai :

1. Menyampaikan pengetahuan kepada siswa,

2. Mewariskan kebudayaan kepada generasi muda,

3. Usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar

bagi siswa,

4. Memberikan bimbingan belajar kepada siswa,

5. Kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik,

6. Suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat

sehari-hari.

Burton (dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan “mengajar adalah upaya

memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar

terjadi proses belajar”.

Berdasarkan definisi-definisi mengajar dari para pakar di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa mengajar adalah aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam

menyampaikan pengetahuan kepada siswa, sehingga terjadi proses belajar.

Aktivitas kompleks yang dimaksud antara lain adalah :

1. Mengajar merupakan suatu kegiatan atau tindakan guru untuk mengatur kegiatan belajar

siswa.

2. Mengajar adalah suatu proses dengan memanfaatkan lingkungan, baik ada di kelas

maupun yang ada di luar kelas

3. Mengajar merupakan tindakan guru yang bertalian erat dengan belajar yang

dilakukan murid, yaitu terjadi dalam suatu interaksi, misalnya memberikan

stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa.

Page 31: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

4. Mengajar itu bertujuan bukan hanya menyangkut perubahan pada diri murid, tetapi

hendaknya juga pada diri guru.

Mengajar bukan semata-mata menyampaikan mata pelajaran agar anak menyerap

bahan pelajaran saja, akan tetapi mereka harus pula memahaminya dan sedapat mungkin

sanggup menggunakannya dalam situasi apapun. selain itu sebagai akibat dari pengajaran

hendaknya siswa terangsang untuk mengadakan penyelidikan dan memperluas

pengetahuannya dengan sendirinya, tanpa paksaan.

Seorang guru harus menguasai bahan pelajaran serta senantiasa memperlihatkan

semakin meluasnya perkembangan zaman. Guru hendaknya mengenal lingkungan, dapat

menyesuaikan berbagai gaya mengajar dengan bahan yang dipelajarinya, dapat

menciptakan berbagai alat peraga dan kreatif memikirkan macam-macam kegiatan untuk

mempertinggi efisiensi belajar.

2. Tinjauan Tentang Cara Belajar

Setiap siswa mempunyai cara belajar sendiri-sendiri sesuai dengan

karakteristiknya sehingga cara belajar bersifat individual, tidak dapat disamakan antara

siswa satu dengan siswa lain.

a. Pengertian cara belajar

Masih cukup banyak siswa yang mempunyai cara belajar kurang baik seperti

belajar dengan waktu yang tidak teratur (tidak memiliki jadwal), belajar sambil menonton

TV atau mendengarkan radio, melakukan belajar dengan berpindah-pindah, sering

terlambat masuk sekolah, dan hanya belajar pada waktu menghadapi ujian saja. Buruknya

cara belajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar sehingga

menyebabkan menurunnya mutu pendidikan.

Slameto (2002:14) mengemukakan bahwa “faktor cara belajar yang buruk

merupakan penyebab masih cukup banyaknya siswa yang sebenarnya pandai tetapi hanya

meraih prestasi yang tidak lebih baik dari siswa yang sebenarnya kurang pandai tetapi

mampu meraih prestasi yang tinggi karena mempunyai cara belajar yang baik”.

Sehingga dapat dikatakan bahwa cara belajar merupakan suatu cara bagaimana

siswa melaksanakan kegiatan belajar misalnya bagaimana mereka mempersiapkan belajar,

Page 32: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar mereka, cara

mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas hasil belajar yang

diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara

belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar.

b. Pengembangan cara belajar

Syaiful Bahri Djamarah (2000: 10) mengemukakan cara

untuk mengembangkan cara belajar yang baik adalah :

1. Keteraturan belajar

Pokok pangkal yang pertama adalah keteraturan, terutama bahan pelajaran yang

baru diberikan guru pada hari itu hendaknya langsung dibaca pada hari itu juga

sehingga benar-benar dapat dipahami. Dengan pikiran yang teratur ilmu itu

lebih mudah dipahami.

2. Disiplin

Dengan disiplin yang baik dalam usaha belajar dam menenepati apa yang telah

direncanakan akan menciptakan kemauan dan kemampuan belajar secara

teratur dan merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik.

3. Konsentrasi

Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap sesuatu hal dengan

mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Konsentrasi

dalam belajar berarti memusatkan pikiran terhadap suatu mata pelajaran

tertentu.

4. Pengaturan waktu

Pengaturan waktu ini diperlukan agar siswa yang belajar sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan sendiri sebelumnya. Dengan membuat jadwal dalam

belajar dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya serta teratur, maka siswa akan

mendapatkan hasil yang memuaskan.

c. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cara belajar

Belajar dan cara belajar memiliki faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya.

Belajar sebagai proses atau aktivitas yang diiyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau

faktor-faktor, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar siswa tersebut. Menurut

Suryabrata ( 2002 : 33 ) adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cara belajar

adalah :

1. Faktor dari dalam diri siswa meliputi :

Page 33: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

a. Faktor psikis, yaitu : IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap dan

perasaan, minat dan kondisi akibat sosiokultural.

b. Faktor fisiologis dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Keadaan jasmani pada umumnya, hal tersebut melatarbelakangi aktivitas

belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan

keadaan jasmani yang kurang segar.

2) Keadaan fungsi-fungi fisiologis tertentu.

1. Faktor dari luar diri siswa meliputi :

a. Faktor pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum pengajaran,

disiplin sekolah, fasilitas belajar, pengelompokan siswa.

b. Faktor-faktor sosial di sekolah yaitu istem sekolah, status sosial siswa,

interaksi guru dengan siswa.

c. Faktor situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu dan tempat,

lingkungan.

d. Indikator Cara Belajar

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menetapkan indikator yang digunakan

dalam membahas tentang cara belajar siswa adalah:

1) Keteraturan belajar mata pelajaran kesekretarisan.

2) Disiplin yang baik dalam usaha belajar mata pelajaran kesekretarisan.

3) Konsentrasi, yakni pemusatan pikiran terhadap pikiran terhadap mata pelajaran

kesekretarisan.

4) Pengaturan waktu yang tepat.

3. Tinjauan Tentang Keterampilan Mengajar Guru

Keterampilan mengajar bagi seorang guru sangat penting untruk menjadi

seorang guru yang profesional, jadi disamping seorang guru harus menguasai

sumbstansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah

merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dalam proses belajar

mengajar.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan

“kecakapan untuk menyelesaikan tugas”, sedangkan menurut Reber dalam

Muhibin Syah (2005 : 119) “keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola

tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan

keadaan untuk mencapai hasil tertentu”.

Page 34: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Dari uraian diatas, yang dimaksud keterampilan adalah kemampuan yang

dikuasai oleh sesorang yang menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan dan

menyelesaikan suatu kegiatan sehingga hasil yang diharapkan tercapai.

Sardiman A.M (2004:52) berpendapat bahwa “ menurut umum, memang

mengajar diartikan sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan

pengetahuan kepada siswa atau anak didik. Sedangkan mengajar menurut Burton

(dalam Sagala, 2003:61) mengemukakan “mengajar adalah upaya memberikan

stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses

belajar”. Jadi yang dimaksud mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba

menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau

mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan

knowledge.

Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud dengan keterampilan

mengajar guru adalah kemampuan atau kecakapan guru dalam membimbing aktivitas dan

pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri dalam

proses kegiatan belajar mengajar.

Suatu kegiatan terkadang menimbulkan kebosanan termasuk juga dalam kegiatan

belajar mengajar. Siswa akan merasa bosan apabila guru dalam memberikan materi

pelajaran tidak menggunakan gaya mengajar yang baik dan monoton. Untuk menghindari

kebosanan maka perlu diadakan variasi gaya mengajar oleh guru. Tetapi variasi gaya

mengajar oleh guru harus dilakukan dengan hati-hati agar berhasil dengan baik dan

berguna untuk menarik perhatian, minat dan semangat siswa dalam belajar. Uzer Usman

(2010:74) mengemukakan ada 8 (delapan) keterampilan mengajar/membelajarkan yang

sangat berperan dan bertanya.

1. Keterampilan memberi penguatan.

2. Keterampilan mengadakan variasi.

3. Keterampilan menjelaskan.

4. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.

5. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.

6. Keterampilan mengelola kelas.

7. Keterampilan mengajar perseorangan.

Page 35: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Udin Syaifudin Saud (2008 : 55) mengemukakan komponen-komponen dari

variasi gaya mengajar sebagai berikut :

1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.

2. Keterampilan menjelaskan.

3. Keterampilan bertanya.

4. Keterampilan memberi penguatan.

5. Keterampilan menggunakan media pembelajaran.

6. Keterampilan membimbing kelompok kecil.

7. Keterampilan mengelola kelas.

8. Keterampilan mengadakan variasi.

9. Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.

Keterangan dari komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi gaya

mengajar sebagai berikut :

1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru

dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi murid agar minat dan

perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya. Dengan demikian usaha

tersebut akan memberikan efek positif bagi kegiatan pembelajaran. Dengan kata

lain, kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dimaksudkan untuk menciptakan

suasana mental siswa agar terpusat pada hal-hal yang dipelajarinya.

a. Tujuan keterampilan membuka pelajaran, yaitu untuk :

1) membantu siswa mempersiapkan diri agar sejak semula sudah dapat

membayangkan pelajaran yang akan dipelajarinya.

2) Menimbulkan minat dan perhatian siswa pada apa yang akan dipelajari

dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Membantu siswa agar mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan.

4) Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara

pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal baru yang

akan di pelajari atau yang belum dikenalnya.

b. Komponen-komponen dalam keterampilan membuka pelajaran, yaitu :

1) Menarik perhatian siswa, diantara dengan cara :

a) Melakukan variasi dalam mengajar.

b) Menggunakan alat bantu mengajar.

c) Menggunakan variasi dalam pola interaksi.

2) Memotivasi siswa, diantara dengan cara :

a) Menimbulkan kehangatan dan keantusiasan.

Page 36: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b) Menimbulkan rasa ingin tahu.

c) Mengemukakam ide yang bertentangan.

d) Memperhatikan minat siswa.

3) Memberi acuan, diantaranya dengan cara :

a) Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.

b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

c) Menyarankan langkah-langkah yang harus ditempuh siswa dalam

kegiatan pembelajaran.

d) Membuat kaitan, diantaranya dengan cara menghubungkan minat,

pengalaman, dan hal-hal yang dikenal oleh siswa ketika guru

melakukan kegiatan pembelajaran.

Berbeda dari keterampilan membuka pelajaran, keterampilan menutup

pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran.

a. Tujuan keterampilan menutup pelajaran, yaitu untuk :

1) Mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran.

2) Mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam membelajarkan siswa.

3) Membantu siswa agar mengetahui hubungan antara

pengalaman-pengalaman yang telah dikuasainya dengan hal-hal yang baru

saja dipelajarinya.

b. Komponen keterampilan menutup pelajaran , yaitu :

1) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran atau membuat ringkasan.

2) Mengevaluasi, dengan cara :

a) Mendemonstrasikan keterampilan.

b) Mengaplikasikan ide baru.

c) Mengekspresikan pendapat siswa sendiri.

d) Memberi soal-soal lisan maupun tulisan.

e) Mengadakan pengayaan, tugas mandiri, maupun tugas terstruktur.

Prinsip-prinsip Keterampilan Membuka dan Menutup pelajaran, yaitu :

a. Bermakna

Usaha untuk menarik perhatian siswa atau memotivasi siswa harus

sesuai dengan isi dan tujuan pelajaran. Cerita singkat atau lawakan yang

tidak ada hubungannya dengan pelajaran hendaknya di hindarkan.

b. Berurutan dan berkesinambungan

Page 37: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Kegiatan ini dilakukan oleh guru dalam memperkenalkan atau

merangkum kembali pelajaran sebagai bagian dari kesatuan yang utuh.

Perwujudan prinsip berurutan dan berkesinambungan ini memerlikan

adanya suatu susunan bahan pelajaran yang tepat, sesuai dengan minat

siswa, ada kaitan logis antara satu bagian dengan lainnya, sehingga dapat

disusun rantai kognisi yang jelas dan tepat.

Jadi tujuan pokok dalam membuka pelajaran adalah untuk menyiapkan

mental siswa agar siap memasuki mata pelajaran yang dibahas. Sedangkan

menutup pelajaran biasanya guru merangkum materi pelajaran atau membuat garis

besar dari mata pelajaran yang diajarkan sehingga siswa memperoleh gambaran

yang jelas tentang isi pelajaran, juga guru mengajukan beberapa pertanyaan

tentang isi materi pelajaran atau memberi tugas rumah kepada siswa.

2. Keterampilan menjelaskan

Keterampilan menjelaskan dalam pelajaran ialah keterampilan menyajikan

informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan

adanya hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya, misalnya antar sebab

dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.

Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan

yang cocok, merupakan cirri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan

merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam kegiatan seorang guru.

Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan, baik oleh

guru sendiri, oleh guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa.

1. Tujuan keterampilan menjelaskan, yaitu :

a. Membimbing murid memahami materi yang dipelajari

b. Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah

c. Untuk memberikan balikan kepada murid mengenai tingkat

pemahamannyadan untuk mengatai kesalahpahaman mereka.

d. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran

serta menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah.

e. Menolong siswa untuk mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan

prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.

2. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan, yaitu :

a. Komponen merencanakan

Page 38: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik,

terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan.

1) Isi pesan (materi) meliputi :

a) Analisis masalah secara keseluruhan. Dalam hal ini termasuk

mengidentifikasi unsur-unsur apa yang akan dihubungkan dalam

penjelasan tersebut.

b) Penemuan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang

dikaitkan tersebut.

c) Penggunaan hukum atau generalisasi yang sesuai dengan

hubungan yang telah ditentukan.

2) Penerima pesan

Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima

pesan. Penjelasan yang disampaikan tersebut sangat bergantung pada

kesiapan anak yang mendengarkannya. Hal ini berkaitan erat dengan

jenis kelamin, usia, kemampuan, latar belakang, sosial, dan

lingkungan belajar. Oleh karena itu, dalam merencanakan suatu

penjelasan harus selalu mempertimbangkan faktor-faktor tersebut

diatas.

b. Penyajian suatu penjelasan

Penyajian suatu penjelaan dapat ditingkatkan hasilnya dengan

memperhatikn hal-hal sebagai berikut.

1) Kejelasan

Penjelasan hendaknya diberikan dengan bahasa yang mudah

dimengerti siswa dan menghundari penggunaan ucapan-ucapan dan

istilah-istilah lain yang tidak dapat dimengerti oleh siswa.

2) Penggunaan contoh dan ilustrasi

Dalam memberikan penjelasan sebaiknya menggunakan

contoh-contoh yang ada hubungannya denganj sesuatu yang dapat

ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

3) Pemberian tekanan

Dalam memberikan penjelasan, guru haru mengarahkan perhatian

siswa agar terpusat pada masalah pokok dan mengurangi informasi

yang tidak penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau

Page 39: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

isyarat lisan, seperti “yang terpenting”, “perhatikan baik-baik konsep

ini” atau “perhatikan yang ini agak susah”

4) Penggunakan balikan

Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menunjukkan pemahaman, keraguan atau ketidak mengertiannya

ketikan penjelasan itu diberikan. Berdasarkan balikan itu, guru perlu

menyesuaikan dalam penyajiannya, misalnya kecepatannya, member

contoh tambahan atau mengulangi kembali hal-hal yang penting.

Balikan tentang sikap siswa dapat dijaring bersamaan dengan

pertanyaan yang bertujuan menjaring balikan tentang pemahaman

mereka.

3. Prinsip-prinsip keterampilan menjelaskan, yaitu :

a. Penjelasan dapat diberikan pada awal, di tengah, ataupun di akhir jam

pertemuan (pelajaran), tergantung pada keperluannya. Penjelasan itu dapat

juga diselingi dengan tujuan pembelajaran.

b. Penjelasan haru relevan dengan tujuan pembelajaran.

c. Guru dapat memberikan penjelasan apabila ada pertanyaan dari siswa

ataupun yang direncanakan oleh guru sebelumnya.

d. Materi penjelasan haru bermakna bagi siswa

e. Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa.

Jadi kesimpulannya, keterampilan menjelaskan merupakan penyajian informasi

secara lisan untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya,

misalnya antara sebab dan akibat, definisi dan contoh atau dengan sesuatu yang belum

diketahui. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan

urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan

merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi

dengan siswa didalam kelas.

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain ( 2002 : 188 )

dalam kaitannya dengan penyajian informasi secara lisan, mengemukakan bahwa “

suara guru dapat bervariasi berintonasi, nada, volume, dan kecepatan.” Sehingga dapat

dikatakan bahwa guru dapat mendramatisir suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang

dinggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang anak dan didik, atau berbicara

secara tajam dengan anak didik yang kurang perhatian.

3. Keterampilan bertanya

Page 40: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Bertanya merupakan setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu

pada diri siswa. Cara untuk mengajukan pertanyaan yang berpengaruh positif bagi

kegiatanbelajar siswa merupakan hal yang tidak mudah. Oleh sebab itu seorang guru

hendaklah berusaha agar memahami dan menguasai penggunaan keterampilan

bertanya.

a. Tujuan pertanyaan yang diajukan kepada siswa, yaitu :

1) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang

sedang dibicarakan.

2) Memusatkan perhatian siswa pada suatu masalah yang sedang dibahas.

3) Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa dalam

belajar.

4) Mengembangkan cara belajar siswa aktif

5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.

6) Mendorong siswa mengemukakan pendapat dalam diskusi.

7) Menguji dan mengukur hasil diskusi

b. Komponen-komponen keterampilan bertanya, yaitu :

1) Keterampilan bertanya tingkat dasar

a) penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat dengan menggunakan

kata-kata yang mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf

perkembangannya.

b) pemberian acuan. Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-kadang guru

perlu memberikan acuan berupa pernyataan yang berisi informasi yang

releven dengan jawaban yang diharapkan dari sisiwa.

c) pemindahan giliran. Adakalanya suatu pertanyaan perlu dijawab oleh

lebih dari seorang siswa, karena jawaban belum benar atau belum

memadai. Untuk itu guru dapat menggunakan tehnik pemindahan giliran.

Mula-mula guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, kemudian

memilih salah seorang siswa untuk menjawab, dengan menunjuk siswa

itu.

d) penyebaran. Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam

pelajaran, guru perlu menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan

secara acak, ia hendaknya berusaha agar siswa dapat memberikan giliran

secara merata.

Page 41: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

e) pemberian waktu berfikir. Setelah mengajukan pertanyaan kepada

seluruh siswa, guru perlu memberikan waktu beberapa detik untuk berfikir

sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya. Sedangkan

menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain ( 2002 : 189 )

mengemukakan bahwa “pemberian waktu dapat diberikan setelah guru

mengajukan beberapa pertanyaan, untuk mengubahnya menjadi

pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya setelah keadaan

memungkinkan.” Sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian waktu ini

bertujuan agar siswa memakai waktu diberikan guru untuk

mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap.

f) Pemberian tuntunan. Bila seorang siswa memberikan jawaban salah atau

tidak dapat memberikan jawaban, guru hendaknya memberikan tuntunan

kepada siswa itu, agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.

2) Keterampilan bertanya tingkat lanjutan

a) Pengubahan tuntunan tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan. Dalam

mengajukan pertanyaan guru hendaknya berusaha mengubah tuntunan

tingkat kognisi dalam menjawab pertanyaan dari tingkat yang paling

rendah yaitu : evaluasi ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, dan

sintesa.

b) Pengaturan urutan pertanyaan. Untuk mengembangkan tingkat kognisi

dari yang sifatnya lebih rendah kearah lebih tinggi dan kopleks, guru

hendaknya dapat mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa.

c) Penggunaan pertanyaan pelacak. Jika jawaban yang diberikan siswa

dinilai benar oleh guru, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi sempurna,

guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak kepada siswa

tersebut.

d) Peningkatan terjadinya interaksi. Agar siswa terlihat secara pribadi dan

lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil diskusi, guru hendaknya

mengurangi atau menghilangkan peranan sebagai penannya sentral

dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa. Dan jika

siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi

melontarkan kembali pada siswa lainnya.

3) Prinsip-prinsip keterampilan bertanya, yaitu :

Page 42: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

a) Kehangatan dan antusias

Peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, guru perlu

menunjukkan sikap, baik pada waktu mengajukanpertanyaan maupun ketika

menerima jawaban dari siswa. Sikap dan gaya guru termasuk suara, ekpresi,

wajah, gerakan, dan posisi badan menampakkan adanya tindakan kehangatan

dan keantusiasan.

b) Kebiasaan yang perlu dihindari

1) Jangan mengulang-ulang pertanyaan apabila siswa tak mampu

menjawabnya.

2) Jangan mengulang-ulang jawaban siswa

3) Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum memperoleh

kesempatan untuk menjawabnya.

4) Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak, karena

guru tidak mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab dengan benar

dan siapa yang salah.

5) Menentukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukkan

pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan hendaknya ditujukan lebih dahulu

kepada seluruh siswa, baru kemudian guru menunjuk salah seorang untuk

menjawab.

6) Pertanyaan ganda. Guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang

sifatnya ganda, menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus

dilakukan oleh siswa.

Jadi keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang tidak dapat

dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena metode apapun, tujuan pengajaran

apapun yang ingin dicapai dan bagaimana keadaan siswa yang dihadapi,maka bertanya

kepada siswa merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan. Karena pertanyaan yang

diajukan kepada siswa agar berpengaruh tidaklah mudah. Sehingga diharapkan guru

dapat menguasai dan melaksanakan keterampilan bertanya pada situasi yang tepat,

sebab memberi pertanyaan secara efektif dan efisien akan dapat menimbulkan

perubahan tingkah laku baik pada guru maupun dari siswa. Dari guru yang sebelumnya

selalu aktif memberi informasi akan berubah menjadi banyak mengundang interaksi

siswa, sedangkan dari siswa yang sebelumnya secara pasif mendegarkan keterangan

guru akan berubah menjadi banyak berpartisipasi dalam bertanya, menjawab

pertanyaan mengemukakan pendapat.

Page 43: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

4. Keterampilan Memberi Penguatan

Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang

dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.

a. Tujuan keterampilan memberi penguatan, yaitu :

1) Meningkatkan perhatian siswa pada pelajaran

2) Meningkatkan motivasi belajar siswa

3) Memudahkan siswa untuk belajar

4) Mengeliminir tingkah laku siswa yang negatif.

b. Komponen-komponen keterampilan penguatan, yaitu :

1) Penguatan verbal

Penguatan verbal biasanya diutarakan dengan menggunakan kata-kata

pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainnya. Misal : “pintar sekali”,

“bagus”, “betul”, “seratus buat Arnes”.

2) Penguatan non verbal

Penguatan ini meliputi beberapa hal, seperti :

a) Penguatan berupa mimik dan badan, misalnya : acungan jempol,

senyuman, kerut kening, wajah cerah.

b) Penguatan dengan cara mendekati, misanya : duduk dekat siswa,

berdiri di samping siswa, berjalan di sisi siswa.

c) Pengaturan dengan kegiatan menyenangkan. Dalam hal ini guru dapat

menggunakan kegiatan-kegiatan yang disenangi oleh siswa sebagai

penguatan. Misanya, apabila siswa dapat menyelesaikan pekerjaan

dengan baik, maka dia dapat diminta untuk membantu teman lainya.

d) Penguatan berupa symbol dan benda,misalnya kartu bergambar lecana,

bintang dari plastik.

e) Penguatan yang penuh, yang diberikan apabila siswa memberi

jawabannya sebagian yang benar. Dalam hal ini guru tidak boleh

langsung menyalahkan siswa, tetapi sebaiknya memberikan

penguatan tak penuh, misalnya : “ya, jawabanmu sudah baik, tetapi

masih dapat disempurnakan”, sehingga siswa tersebut mengetahui

bahwa jawabannya tidak selurunya salah, dan ia mendapatkan

dorongan untuk menyempurnakannya.

c. Prinsip-prinsip keterampilan penguatan, yaitu :

1) Kehangatan dan antusias

Page 44: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2) Kebermaknaan

3) Menghindari respon yang negative

4) Penguatan pada perorangan

5) Penguatan pada kelompok siswa

6) Penguatan yang diberikan dengan segera

7) Penguatan yang diberikan secara variatif.

Jadi pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru dengan tujuan agar anak lebih

giat berpartisiasi dalam interaksi belajar mengajar dan siswa agar mengulangi lagi

perbuatan yang baik walaupun pemberian penguatan sangat mudah pelaksanaannya,

namun kadang-kadang banyak diantara guru yang tidak melakukan pemberian penguatan

kepada muridnya yang melakukan perbuatan baik. Walaupun pemberian penguatan

sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang

diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang

diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut, pemberian

penguatan yang berlebihan akan berakibat fatal. Untuk itu menurut penulis ada beberapa

hal yang harus diperhatikan guru dalam pemberian penguatan antara lain:

a. Hangat dan Antusias

Guru dalam memberikan penguatan kepada siswa hendaknya menunjukkan sifat yang

baik, menarik dan juga sungguh-sungguh sehingga siswa merasa senang dengan sikap

guru diwaktu memberi penguatan. Dalam pemberian penguatan diharapkan guru

menunjukkan ekspresi wajah yang menarik, sinar mata yang sejuk, suara yang jelas

dan enak didengar.

b. Bermakna

Pemberian penguatan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pencapaian keberhasilan

siswa dan mempunyai arti bagi siswa yang melakukan perbuatan itu sehingga

penguatan dapat diterima siswa dengan senang hati.

c. Hindari Penggunaan Penguatan Negatif

Walaupun pemberian kritik atau hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah

motivasi,penampilan dan tingkah laku siswa, namun pemberian itu memiliki akibat

yang sangat kompleks, dan secara psikologis agak kontraversial,karena itu sebaiknya

dihindari banyak akibat yang muncul yang tidak dikehendaki misalnya siswa menjadi

frustasi, pemberani, hukuman dianggap sebagai kebanggaan,dan peristiwa akan

terulang kembali.

Page 45: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

d. Penggunaan Bervariasi

Pemberian penguatan seharusnya diberikan secara bervariasi baik komponennya

maupun caranya dan diberikan secara hangat dan antusias. Penggunaan cara dan jenis

komponen yang sama misalnya guru selalu menggunakan kata-kata “bagus” akan

mengurangi efektivitas pemberian penguatan. Pemberian penguatan juga akan

bermanfaat bila arah pemberiannya bervariasi, mula-mula keseluruhan anggota kelas,

kemudian kelompok kecil, akhirnya keindividu, atau sebaliknya tidak berurutan.

5. Keterampilan Menggunakan Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan sebagai

perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

a. Tujuan keterampilan media pembelajaran, yaitu :

1) Memperjelas penyajian pesan agar terlalu verbalistis

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan adanya indera

3) Memperlancar jalannya proses pembelajaran

4) Menimbulkan kegairahan belajar

5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung dengan

lingkungan dan kenyataan

6) Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar secara mandiri sesuai dengan

kemampuan dan minatnya.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 153- 154) mengemukakan

bahwa secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut:

1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami

konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu dengan menggunakan

media yang tepat menurut karakteristik bahan.

2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga

lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.

3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknoligi, karena

peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media

tertentu.

4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.

b. Komponen-komponen keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu:

1) Media audio, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran yang

mempunyai sifat dapat didengarkan oleh siswa, seperti radio.

2) Media visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran

yang mempunyai sifat dapat dilihat oleh siswa, seperti peta.

Page 46: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

3) Media audio visual, yaitu media yang digunakan sebagai alat bantu dalam

pembelajaran yang mempunyai sifat dapat dilihat dan didengar oleh siswa,seperti

televisi edukasi.

c. Prinsip-prinsip keterampilan menggunakan media pembelajaran, yaitu :

1) Tepat guna, artinya media pembelajarn yang digunakan sesuai dengan kompeteni

dasar

2) Bedaya guna, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan

motivasi siwa

3) Bervariasi, artinya media pembelajaran yang digunakan mampu mendorong sikap

aktif siswa dalam belajar.

d. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran pada umumnya berfungsi sebagai alat perantara bagi

guru kepada murid atau anak didik. Media ini digunakan agar anak didik merasa lebih

nyaman dan tertarik dalam mengikutikegiatan pembelajaran. Menurut Mulyani

Sumantri dan Johar Permana (2001: 154) bahwa “media pembelajaran merupakan

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mengantarkan atau menyampaikan pesan,

berupa sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap kepada pesera didik

sehingga peserta didik itu dapat menangkap, memahami dan memiliki pesan-pesan

dan makna yang disampaikan itu”.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 154) mengungkapkan bahwa

secara umum media berfungsi sebagai:

1) Alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif

2) Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar

3) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit dari konsep yang abstrak sehingga

dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme

4) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik

5) Mempertingi mutu belajar mengajar.

Dalam garis besarnya menurut Levie dan Lentz dalam Azhar Arsyad (2006:

16) mengungkapkan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual,

yaitu:

1) Fungsi Atensi

Yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi

kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan

atau menyertai teks materi pelajaran.

2) Fungsi Afektif

Page 47: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar

(atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat

mengubah emosi dan sikap siswa.

3) Fungsi Kognitif

Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan

bahwa lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk

memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam

gambar.

4) Fungsi Kompensatoris

Media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu

siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi

dalam teks dan mengingantnya kembali.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa setiap anak didik

memiliki kemampuan indra yang tidak sama baik pendengaran maupun penglihatannya

demikian juga kemampuan berbicara.ada yang lebih senang membaca, ada yang lebih

mendengarkan, ada yang suka mendengarkan dulu baru membaca dan sebaliknya.

Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki tiap anak didik dapat

dikurangi. Untuk menarik perhatian anak didik misalnya, guru dapat memulai berbicara

lebih dulu, kemudian menulis dipapan tulis dilanjutkan dengan melihat contoh kongkrit.

Dengan varisi seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indra anak didik.

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain ( 2002 : 190)

mengemukakan mengemukakan komponen dalam variasi penggunaan media, sebagai

berikut :

1) Variasi media pandangan.

Penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan

bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku, majalah, globe, peta,

majalah dinding, film, TV, gambar grafik, model, demontrasi dan lain-lain.

Penggunaan yang lebih luas dari alat-alat tersebut akan memiliki

keuntungan :

a) Membantu secara kongkret konsep berfikir, dan mengurangi respon yang

kurang bermanfaat.

b) Memiliki secara potensial perhatian anak didik pada tingkat yang tinggi.

c) Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan

madiri anak didik.

d) Mengembanhkan cara berpikir berkesinambungan, seperti halnya dalam

film.

e) Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat yang lain.

Page 48: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

f) Menambah frekuensi kerja, lebih dalam, dan variasi belajar.

2) Variasi media dengar.

Pada umumnya dalam proses belajar mengajar di kelas, suara guru adalah

alat utama dalam berkomunikasi, dan ini tidak pernah disinggung. Variasi

dalam penggunaan media dengar memerlukan sekali saling pergantian atau

kombinasi dengan media pandangan dan media taktil. Contohnya adalah

pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman drama, yang

semuanya itu dapat memiliki relevansi dengan pelajaran.

3) Variasi media taktil.

Pengguanaan media taktil memberi kesempatan kepada anak didik untuk

menyentuh dan memenipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan

melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan model,

yang hasilnya dapat disebutkan sebagai “media taktil“. Kegiatan tersebut

dapat dilakukan secara individu atau kelompok kecil. Contohnya, dalam

mata pelajaran kesekretarisan dapat mengisi buku agenda surat.

Sehingga dapat dikatakan bahwa variasi gaya mengajar sangat diperlukan dalam

proses belajar mengajar. Komponen – komponen variasi gaya mengajar harus dikuasai

guru guna menggairahkan belajar anak didik dalam waktu yang relatif lama dalam suatu

pertemuan kelas.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur dan

melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka,

dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, menagmbil keputusan, memecahkan

suatu masalah. Jadi, pengertian keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil ialah

keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siwa agar dapat melaksanakan

diskusi kelompok kecil dengan efektif.

a. Tujuan keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil, yaitu :

a. Siswa dapat memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru

atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.

b. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berfikir dan

berkomunikasi.

c. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

b. Komponen-komponen keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil, yaitu

:

Page 49: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

1) Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi.

2) Memperjelas masalah maupun usulan/pendapat.

3) Menganalisis pandangan atau pendapat siswa.

4) Meningkatkan usulan siswa.

5) Menyebarluaskan kesempatan berpatisipasi.

6) Menutup dikusi.

c. Prinsip-prinsip keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil, yaitu :

1) Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”. Hal ini ditandai dengan

adanya keantusiasan berpatisipasi, kehangatan hubungan antar pribadi,

kesediaan menerima, dan mengenal lebih jauh topik diskusi, dan menghargai

pendapat orang lain. Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai

keinginan untuk mengenal dan dihargai, dapat merasa aman dan bebas

mengemukakan pendapat.

2) Perlu perencanaan dan persiapan yang matang, meliputi :

a) Topik yang akan dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan

dicapai, minat, dan kemampuan siswa.

b) Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks bukan jawaban

tunggal.

c) Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut

agar para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama.

d) Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator

sehingga mampu memberikan penjelasan dan mengerjakan

pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa.

7. Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara

kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila terjadi gangguan dalam

proses belajar mengajar.

a. Tujuan keterampilan mengelola kelas, yaitu :

1) Mendorong siswa mengembangkan tingkah lakunnya yang sesuai tujuan

pembelajaran.

2) Membantu siswa menghentikan tingkah lakunya yang menyimpang dari

tujuan pembelajaran.

3) Mengendalikan siswa dan sarana pembelajaran dalam suasana pembelajaran

yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Page 50: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

4) Membina hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan

siswa dengan siswa, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi efektif.

b. Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas, yaitu :

1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi

belajar yang optimal ( bersifat preventif ). Keterampilan ini berkaitan dengan

kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan kegiatan

pembelajaran, sehingga berjalan secara optimal, efisiaen dan efektif.

2) Keterampilan yang berhubungan dengan hubungan pengembangan kondisi

belajar yang optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap

gangguan siswa yang berkelanjutan. Dalam hal ini guru dapat mengadakan

tindakan remedial untuk mengendalikan kondisi belajar yang optimal.

c. Prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas, yaitu :

1) Memodifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laki siswa

yang mengalami masalah dan memodifikasi tingkah laku tersebut dengan

mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.

2) Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan

cara : memperlancar tugas-tugas, memelihara kegiatan kelompok, memelihara

semangat siswa, dana mengenai konflik yang timbul.

3) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah. guru

dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku

keliruyang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan

ketidak patutan tingkah laku tersebut serta erusaha untuk menemukan

pemecahannya. Sedangkan menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs.

Aswan Zain ( 2002 : 207-209 ) mengemukakan bahwa untuk memperkecil

gangguan dalam pengelolaan kelas, maka penting bagi guru untuk mengetahui

hal-hal seperti berikut ini :

a) Hangat dan antusias

Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan

antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam

mpengimplementasikan pengelolaan kelas.

b) Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang

menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga

mengurangi munculnya tingkah laku yang menyimpang.

Page 51: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

c) Bervariasi

Penggunaan media atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola interaksi

antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan,

meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi dengan penggunaan yang

bervariasi, akan efektif dalam menghindari kejenuhan siswa.

d) Keluwesan

Keluwesan tingkah laku guru dapat mencegah kemungkinan munculnya

gangguan anak didik serta menciptakan iklim belajar mengajar yang

efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan

seperti keributan anak didik, tdak adanya perhatian, tidak mengerjakan

tugas dan sebagainya.

e) Penekanan pada hal-hal yang positif

Penekanan pada hal-hal yang positif, yaitu penekanan yang dilakukan

guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli

tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan

pemberian penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk

menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proes belajar

mengajar.

f) Penanaman disiplin diri

Tujuan akhir pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan

disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak

didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri

hendaknya menjadi teladan mengenai pengendalian diri dan

pelaksanaan tanggung jawab. Jadi guru harus disiplin dalam segala hal

bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas merupakan keterampilan

guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan

mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif dengan kata

lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal

bagi terjadinya proses interaksi edukatif. Yang termasuk kedalam hal ini adalah

misalnya penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas,

pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas anak didik, atau

penetapan norma kelompok yang produktif. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat

tercapai jika guru mampu mengatur anak didik serta mengendalikannya dalam suasana

yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Juga hubungan interpersonal

Page 52: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa merupakan syarat

keberhasilan pengelolaan kelas.

8. Keterampilan Mengadakan Variasi

Kehidupan akan lebih menarik jika penuh dengan variasi. Begitu juga dalam

kegiatan belajar-mengajar. Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan

kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa serta mengurangi

kejenuhan dan kebosanan. Keterampilan mengadakan variasi ini dapat juga dipakai

untuk penggunaan keterampilan bertanya member penguatan, menjelaskan

sebagainnya.

a. Tujuan keterampilan mengadakan variasi, yaitu :

1) Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek

pembelajaran.

2) Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai

cara mengajar yang lebih cukup hidup dan lingkungan belajar dengan lebih

baik.

b. Komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi, yaitu :

1) Variasi dalam gaya mengajar, yang meliputi pengguanakan variasi suara,

pemusatan perhatian siswa, kesenyapan guru, mengadakan kontak pandang dan

gerak, gerakan badan dan mimik, serta pergantian posisi guru di dalam kelas.

2) Variasi dalam penggunaan media pembelajaran, meliputi : media yang dapat

dilihat, media yang dapat didengar, media yang dapat diraba, serta media yang

dapat didengar, dilihat dan diraba.

3) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Mulai dari kegiatan yang didominasi

oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan oleh siswa.

c. Prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi, yaitu :

1) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan

dengan tujuan yang hendak dicapai. Pengguanaan variasi yang wajar dan

beragam sangat dianjurkan. Sedangkan pemakainan yang berlebihan akan

menimbulkan kebingungan dan dapat mengganggu proses belajar mengajar.

2) Variasi harus digunakan dengan lancar dan berkesinambungan sehingga tidak

akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.

3) Variasi harus direncanakan secara secara baik dan secara eksplisit

dicantumkan dalam rencana pelajaran atau satuan pelajaran.

Page 53: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Jadi variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks interaksi belajar mengajar

yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam proses belajar

mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh

partisipasi.

Pemberian variasi dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai

perubahan pengajaran dari yang satu dengan yang lain disinilah pentingnya seorang

guru menguasai berbagai metode dalam mengajar sebab dengan menggunakan berbagai

metode dalam mengajar akan membangkitkan gairah belajar siswa. Misalnya saja

seorang guru diawal mata pelajaran menggunakan metode ceramah kemudian diselingi

dengan metode tanya jawab mau tak mau siswa akan mempunyai keseriusan dalam

memperhatikan pelajaran.

9. Keterampilan Mengajar Perorangan dan Kelompok Kecil.

a. Tujuan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu :

Tujuan keterampilan mengajar perorangan

1) Memberikan rasa tanggungjawab yang lebih besar kepada siswa.

2) Mengembangkan daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa.

3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih kreatif.

4) Membentuk hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa,

maupun antara siswa dengan siswa.

b. Komponen-komponen keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil,

yaitu :

1) Keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran.

Hal ini berhubungan dengan pengembangan progam / kurikulum. Guru harus

terampil membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan progam dan

kebutuhan siswa, serta mampu melaksanakan rencana tersebut. Dengan

demikian guru dituntut mampu dan terampil mendiagnosis kemampuan

akademik siswa, gaya belajar, kecenderungan minat dan tingkah disiplin siswa.

Berdasarkan analisis tersebut, guru diharapkan mampu menetapkan kondisi dan

tuntutan belajar yang memungkinkan siswa memikul tanggung jawab sendiri

dalam belajar.

2) Keterampilan mengorganisasi

Page 54: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Selama kegiatan pembelajaran perorangan/kelompok kecil berlangsung, guru

berperan sebagai organisator. Guru bertugas dan memonitor kegiatan

pembelajaran dari awal sampai akhir.

3) Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi

Salah satu ciri dalam pengajaran perorangan / kelompok kecil ialah terjadinya

hubungan yang sehatdan akrab antara guru dengan siswa, dan siswa dengan

siswa. Hal ini akan terjadi apabila guru dapat menciptakan suasana yang

terbuka sehingga benar-benar merasa bebas dan leluasa untuk mengemukakan

pendapatnaya. Di samping itu, siswa mempunyai keyakinan bahwa guru akan

selalu siap mendengarkan atau memperhatikan pendapatnya dan bersedia

membantu apabila diperlukan.

4) Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar

Mengajar perorangan atau kelompok kecil berarti memberi kesempatan kepada

siswa untuk belajar sendiri. Agar siswa benar-benar dapat belajar dan tujuan

pembelajaran dapat tercapai, guru harus terampil dalam membantu siswa agar

mudah belajar dan tidak mengalami patah semangat.

c. Prinsip prinsip keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil, yaitu :

1. Prinsip-prinsip keterampilan mengajar perorangan, yaitu :

a) Guru perlu mengenal siswa secara pribadi, sehingga kondisi belajar dapat

diatur dengan tepat.

b) Siswa bekerja bebas dengan bahan yang telah siap pakai, seperti : modul,

paket belajar, atau dengan bahan yang telah disiapkan oleh guru sendiri.

c) Tidak semua mata pelajaran cocok disajikan secara perorangan.

2. Prinsip-prinsip keterampilan mengajar kelompok kecil, yaitu :

a) Mengajar di dalam kelompok kecil yang bercirikan :

1) Memiliki keanggotaan yang jelas.

2) Terdapat kesadaran kelompok.

3) Memiliki tujuan bersama.

4) Saling tergantung dalam memenuhi kebutuhan.

5) Ada interaksi dan komunitas antar anggota.

6) Ada tindakan bersama.

b) Kualitas kelompok diharapkan dapat berperan secara positif, apabila

syarat-syarat kelompok dipenuhi, yaitu :

1) Terjadi hubungan yang akrab diantara sesama anggota.

Page 55: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2) Terjadi hubungan yang erat dan kompak diantara anggota kelompok.

3) Para anggota kelompok memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

4) Para anggota kelompok memiliki rasa kebersamaan yang kuat.

c) Pedoman pelaksanaan

1) Pembentuk kelompok yang meliputi :

(a) Sebaiknya jumlah anggota kelompok antara 5-7 orang dengan

pertimbangan bahwa semakin banyak anggota, maka semakin

berkurang efektifitas dan aktifitas belajar setiap anggota.

(b) Pembentukan kelompok berdasarkan minat, pengalaman, dan

prestasi belajar.

2) Perencanaan tugas kelompok

Tugas yang dimaksud dapat bersifat parallel maupun komplementer

3) Persiapan dan perencanaan

Guru perlu menyiapkan dan merencanakan pengaturan tempat, ruang,

alat, sumber belajar yang memungkinkan terjadinya proses

pembelajaran secara efektif bagi setiap kelompok.

d) Pelaksanaan, yang meliputi beberapa hal berikut.

a) Pelajaran diawali dengan pertemuan klasikal, untuk memberikan

informasi umum kepada semua siswa.

b) Guru mempersilahkan masing-masing kelompok untuk melaksanakan

tugas di tempat yang teredia.

c) Guru melakukan supervisi dan mengikuti perkembangan proses

pembelajaran dalam kelompok.

Jadi yang dimaksud dengan diskusi kelompok kecil di sini adalah suatu

proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi

tatap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat

keputusan, dan memecahkan masalah.

d. Indikator gaya mengajar guru.

Berdasarkan uraian di atas, maka indikator yang digunakan dalam

membahas keterampilan mengajar guru adalah sebagai berikut:

1) Guru terampil dalam membuka dan menutup pelajaran

2) Guru terampil dalam menjelaskan materi pembelajaran

3) Guru terampil dan kreatif dalam bertanya

4) Guru terampil memberi penguatan

Page 56: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

5) Guru terampil dalam menggunakan media pembelajaran

6) Guru terampil dalam membimbing kelompok kecil

7) Guru terampil dalam mengelola kelas

8) Guru terampil dalam mengadakan variasi.

9) Guru terampil dalam mengajar perorangan dan kelompok kecil

4. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

Tujuan belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang meliputi

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Kegiatan belajar

akan dikatakan berhasil apabila sudah mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil yang maksimal tersebut dikatakan sebagai sebuah

prestasi. Dalam kegiatan belajar tidak semua siswa mempunyai prestasi yang sama. Ada

siswa yang memiliki prestasi tinggi, sedang, dan rendah. Perbedaan prestasi tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor.

a. Pengertian Prestasi Belajar

Tujuan belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang meliputi

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Kegiatan

belajar akan dikatakan berhasil apabila sudah mencapai hasil yang maksimal sesuai

dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil yang maksimal tersebut

dikatakan sebagai sebuah prestasi. Prestasi belajar merupakan hasil yang hendak di

capai setelah siswa mengalami proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar tidak

semua siswa mempunyai prestasi yang sama. Ada siswa yang memiliki prestasi tinggi,

sedang, dan rendah. Seorang siswa akan merasa bangga dan senang apabila prestasi

belajarnya baik.

Kaitannya dengan aktivitas belajar, HM. Faried Nasution (2001 : 39)

mendefinisikan prestasi belajar sebagai berikut “Prestasi belajar adalah penguasaan

seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata

pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru”.

Prestasi belajar akan selalu digunakan sebagai wujud hasil seseorang dalam

memeperoleh kepuasan pada tingkat dan jenis tertentu terutama prestasi yang dicapai.

Bentuk konkret prestasi yang dimiliki dengan nilai rapor yang diberikan kepada siswa

setiap akhir program belajar.

Page 57: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) mengemukakan, ”Prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,

huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

anak dalam periode tertentu”. Prestasi belajar juga berarti hasil yang telah dicapai

seseorang setelah melaksanakan serangkaian kegiatan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan

dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang diberikan oleh guru dalam

suatu periode tertentu. Prestasi Belajar inilah yang dapat mencerminkan hasil yang

sudah dicapai oleh siswa. Dengan mengetahui prestasi belajar seorang siswa secara

keseluruhan maka dapat diketahui kemampuan siswa pada bidang yang disukai

sehingga guru dapat mengembangkan proses belajar siswa secara berkelanjutan dan

progresif. Prestasi tidak akan pernah berhasil selama seseorang tidak pernah melakukan

suatu kegiatan. Dalam kenyataannya untuk mendapakan prestasi tidak semudah yang

dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi

untuk mencapainya. Setiap orang melakukan suatu aktivitas untuk mencapai tujuan

tertentu, pada akhirnya mereka ingin mengetahui hasil yang dicapainya. Hasil dari

aktivitas yang dilakukan tersebut dinamakan prestasi.

b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.

Prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang mempengaruhinya. Pengenalan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam membantu siswa

mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut

pendapat Ngalim Purwanto (2002: 102) dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Faktor Individual

Faktor yang ada organisme itu sendiri, meliputi :

a. kematangan atau pertumbuhan

b. kecerdasan atau intelejensi

c. latihan dan ulangan

d. motivasi

e. sifat-sifat pribadi seseorang

2. Faktor Sosial

Faktor yang ada di luar individu, meliputi :

Page 58: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

a. keadaan keluarga

b. guru dan cara mengajar

c. alat-alat pelajaran

d. motivasi sosial

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Faktor Individual

a. Kematangan atau pertumbuhan

Dalam belajar, faktor kematangan atau pertumbuhan perlu diperhatikan. Anak

dapat menguasai sesuatu bila anak tersebut sudah cukup matang atau

pertumbuhannya telah sampai untuk menerimanya. Mangajarkan sesuatu kepada

anak akan menjadi sia-sia jika anak tersebut belum cukup matang untuk

menerimanya.

b. Kecerdasan atau intelegensi

Kecerdasan atau intelejensi sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang

akan dicapai siswa. Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai selain faktor

kematangan adalah faktor kecerdasan yang dimiliki. Walaupun anak

sama-sama telah matang untuk belajar namun prestasi yang dicapai akan

berbeda bila anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Dengan adanya

perbedaan kecerdasan pada anak maka prestasi belajar setiap anak akan

berbeda-beda. Dengan demikian kecerdasan atau intelejensi mempunyai

pengaruh dalam menentukan prestasi yang akan dicapai.

c. Latihan dan ulangan

Belajar memerlukan adanya latihan dan ulangan. Latihan dan ulangan sangat

diperlukan untuk menambah pengalaman, sehingga anak akan lebih menguasai

materi pelajaran. Tanpa adanya latihan dan ulangan materi yang yang diberikan

kepada siswa akan mudah lupa. Dengan banyak latihan, siswa akan

menemukan permasalahan yang baru dan sulit sehingga akan berusaha keras

menyelesaikannya. Keberhasilan anak dalam menyelesaikan permasalahan

baru tersebut akan semakin memacu anak untuk semakin giat belajar.

d. Motivasi

Motivasi merupakan salah satu penentu tinggi rendahnya prestasi yang akan

dicapai. Motivasi merupakan daya penggerak atau dorongan yang ada pada

individu untuk melakukan sesuatu dalam rangka mencapai tujuan. Motif

Page 59: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

berasal dari kebutuhan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Motivasi

dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri

siswa dan motivasi yang berasal dari luar diri siswa. Motivasi yang berasal dari

dalam diri siswa dapat mendorong lebih kuat untuk belajar. Dengan motivasi

yang tinggi untuk mencapai cita-cita atau tujuan maka siswa akan semakin

terpacu untuk belajar.

e. Sifat pribadi seseorang

Sifat pribadi yang dimiliki oleh seseorang akan berpengaruh terhadap prestasi

yang dicapai dalam belajar. Setiap orang tidak akan memiliki sifat pribadi yang

sama. Setiap orang memiliki sifat masing-masing yang berbeda. Perbedaan

sifat pribadi setiap orang itulah yang membuat perbedaan prestasi yang akan

dicapai. Siswa yang mempunyai sifat tekun dan mau berusaha keras akan

belajar dengan rajin. Dengan rajin belajar, siswa tersebut akan memperoleh

prestasi yang maksimal.

2. Faktor Sosial

a. Keadaan keluarga

Keadaan keluarga setiap orang tidak sama. Keadaan keluarga yang

berbeda-beda menjadikan prestasi yang dicapai juga berbeda. Keluarga yang

mempunyai cita-cita tinggi terhadap anaknya akan selalu mendorong anaknya

untuk belajar. Dengan demikian anak akan semakin terrmotivasi untuk belajar.

Keadaan kelaurga yang demikian akan membuat sang anak selalu berusaha

untuk mencapai prestasi yang tinggi.

b. Guru dan cara mengajar

Peran guru dalam proses belajar mengajar cukup besar. Guru merupakan salah

satu sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Guru juga merupakan panutan bagi

siswanya. Kemampuan yang dimiliki guru dan cara mengajar yang digunakan

akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Cara mengajar yang baik akan

membuat siswa lebih mudah memahami materi pelajaran sehingga terpacu

untuk belajar.

c. Alat-alat pelajaran

Page 60: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Keberhasilan dalam belajar juga harus didukung oleh tersedianya alat-alat

pelajaran. Tersedianya alat-alat pelajaran sangat membantu siswa dalam

menguasai materi pelajaran yang diberikan. Dengan adanya alat-alat pelajaran

dan didukung oleh kemampuan guru untuk menggunakannya akan

mempercepat pemahaman dan penguasaan terhadap materi pelajaran.

d. Motivasi sosial

Motivasi merupakan daya pendorong yang dapat menggerakkan seseorang

untuk mencapai tujuan. Dalam belajar motivasi sosial juga turut berperan untuk

memperoleh prestasi yang maksimal. Motivasi sosial akan ikut mendorong

siswa sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar.

c. Fungsi dan Kegunaan Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia, karena

manusia selalu butuh akan pengakuan dan sekaligus sebagai sarana untuk mengukur

kemampuan dirinya. Bagi siswa di sekolah prestasi merupakan faktor penting bagi

siswa untuk mengetahui sejauh mana ia telah berhasil menguasai materi yang

dipelajarinya. Prestasi juga berfungsi sebagai alat untuk mengungkapkan kebanggaan

dan kepuasannya terhadap prestasi yang diraihnya.

Adapun fungsi utama dan kegunaan dari prestasi belajar menurut Zainal Arifin

(2001: 3) adalah:

1. Prestasi sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai oleh anak didik

2. Prestasi belajar sebagai lambing pemuasan hasrat ingin tahu

3. Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi pendidikan

4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan

5. Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak

didik.

d. Cara mengukur prestasi belajar

Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, prestasi siswa dapat diketahui

dari hasil evaluasi. Menurut Muhibbin Syah (2006: 141) bahwa “evaluasi artinya

penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dalam sebuah program”. Sedangkan menurut Tardif dalam Muhibbin Syah (2006: 141)

menyebutkan “evaluasi berarti proses penelitian untuk menggambarkan prestasi yang

dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan”.

Page 61: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa evaluasi adalah proses

penilaian untuk menggambarkan prestasi belajar siswa dalam pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan dalam sebuah program melalui kegiatan yang berencana dan

berkesinambungan.

Sedangkan Oemar Hamalik (2001: 159) mendefinisikan “Evaluasi belajar

adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi),

pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat

hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk pada

prestasi belajar, sedang prestasi belajar itu merupakan indikator dan adanya derajad

perubahan tingkah laku siswa”.

Dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi belajar

merupakan suatu proses penilaian untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil

belajar siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan

yang telah ditetapkan dalam sebuah program melalui kegiatan yang berencana dan

berkesinambungan.

Tujuan dari penilaian adalah untuk mengetahui apakah siswa telah atau belum

menguasai suatu kompetensi dasar tertentu. Selain itu untuk mengetahui tingkat

pencapaian kompetensi siswa, mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa,

mendiagnosis kesulitan belajar siswa, mengetahui hasil pembelajaran, mengetahui

pencapaian kurikulum, mendorong siswa belajar dan mendorong guru agar mengajar

dengan lebih baik.

Mengenai sistem penilaian dalam evaluasi belajar umumnya ada dua macam,

sebagaimana diungkapkan oleh Nana Sudjana (2001:7), “Sistem penilaian hasil belajar

pada umumnya dibedakan ke dalam dua cara atau dua sistem, yaitu Penilaian Acuan

Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).”

Penilaian Acuan Norma merupakan penilaian yang mengacu pada rata-rata

kelompoknya. Norma yang digunakan dalam sistem ini untuk menentukan derajad

prestasi siswa dengan cara membandingkan dengan nilai rata-rata kelasnya. Dengan

demikian akan diperoleh tiga kategori yaitu di atas rata-rata kelas, di sekitar rata-rata

kelas, dan di bawah rata-rata kelas. Sedangkan Penilaian Acuan Patokan merupakan

penilaian yang mengacu pada tujuan instruksional yang harus dikuasai siswa. Derajad

keberhasilan siswa didasarkan pada tujuan yang seharusnya dicapai.

Page 62: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

e. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Kearsipan

Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Batik 2 Surakarta

berdasarkan rekomendasi dari Majelis Kejuruan Nasional memiliki tiga program

pendidikan yaitu Program Normatif, Progaram Adapatif, dan Program Produktif.

Program Normatif mencakup mata pelajaran kewarganegaraan, Pendidikan Agama,

Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Program Adapatif

mencakup mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, IPS, IPA, Kewirausahaan, dan

Ketrampilan Komputer. Program Produktif hanya memilki satu kompetensi yaitu

Administrasi Kantor.

Program Administrasi Perkantoran kantor memiliki satu kompetensi utama

yaitu mengelola administrasi kantor yang terdiri dari enam kompetensi yaitu :

Mengurus Tata Usaha Kepegawaian, Menyelenggarakan Tata Usaha Perlengkapan,

Melaksanakan Tata Usaha Keuangan, Melakukan Penataan Ruang Kantor, Melakukan

Komunikasi secara Internal dan Eksternal, serta Mengerjakan Pengarsipan Surat dan

Dokumen Kantor. Sehingga mata pelajaran Kearsipan merupakan implementasi dalam

kompetensi Mengerjakan Pengarsipan Surat dan Dokumen Kantor.

Mata pelajaran kearsipan memiliki 153 jam pembelajaran efektif per tahun,

setiap jam pelajaran sama dengan 45 menit. Alokasi pembelajaran dalam mata pelajaran

produktif minimum 70% . Materi pembelajaran Kearsipan Program Keahlian

Administrasi Perkantoran tingkat XII di SMK Batik 2 Surakarta berdasarkan

Rekomendasi dari Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional (MPKN) meliputi

kompetensi dari sisi pengetahuan dan ketrampilan. Kompetensi Mengerjakan

Pengarsipan Surat dan Dokumen Kantor memiliki 3 sub kompetensi anatara lain: (1)

penerapan pengetahuan kearsipan, (2) menyimpan dan menemukan kembali surat dan

dokumen, (3) melakukan pengearsipan surat dan dokumen kantor.

f. Penilaian Mata Pelajaran Kearsipan

Oemar Hamalik (2001: 159) mengatakan bahwa hasil belajar menunjuk pada

prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya perubahan

tingkah laku siswa. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil

belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang

mencakup tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor. Saifuddin Anwar (2000: 9)

menjelaskan bahwa seorang guru dan tenaga pengajar haruslah mengeathui dasar-dasar

Page 63: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

penyusunan tes prestasi belajar yang baik agar dapat memperoleh hasil ukur yang akurat

dan dapat dipercaya.

Sekolah menggunakan rapor pada akhir periode tentang kelakuan, kerajinan dan

kepandaian murid-murid. Dalam mata diklat kearsipan, prestasi yang dicapai siswa

dalam penguasaan kompetensi-kompetensi teori dan praktek diukur dengan

memberikan penilaian yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini

disebabkan karena tidak hanya pengetahuan tentang materi saja yang diukur, tetapi juga

ketrampilan yang dinilai.

Di SMK Batik 2 Surakarta nilai rapor diperoleh dari perhitungan nilai ulangan

setiap sub kompetensi mata pelajaran yang dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah

ulangan yang dilakukan atau dapat dirumuskan sebagai berikut:

NA= nilai ulangan subkompetensi ke-1 +nilai ulangan subkompetensi ke-2+ dst...

n

atau NA = rata-rata dari nilai subkompetensi.

Keterangan:

NA= nilai akhir / nilai rapor

n = ulangan per sub kompetensi

(pedoman penilaian kurikulum SMK Batik 2 Surakarta)

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dapat dijadikan sebagai indikator

prestasi belajar adalah nilai rapor mata diklat kearsipan pada semester ganjil.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penelaahan dari hasil penelitian yang terdahulu

yang diperlukan untuk mempertajam penelitian yang akan dilakukan.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Oka Neny Riandari (2009) yang

berjudul “Pengaruh Cara Belajar Akuntansi dan Minat Belajar Akuntansi terhadap

Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Semester Genap Program Keahlian

Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Tahun Ajaran 2008/2009”. Hasil penelitian

menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan cara belajar akuntansi

terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas X semester genap program keahlian

akuntansi SMK YPKK 2 Sleman tahun ajaran 2008/2009 dengan thitung lebih besar

dari ttabel (4,814>1,99) pada taraf signifikansi 5%. Persamaan dari penelitian

Page 64: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh cara

belajar terhadap prestasi belajar.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Purwira Sari (2008) yang

berjudul “Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru dan Disiplin Guru terhadap

Prestasi Belajar Komputer Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial di SMA

Negeri 2 Temanggung Tahun Ajaran 2007/2008”. Hasil penelitian menunjukan

bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan keterampilan mengajar guru

terhadap prestasi belajar komputer siswa kelas XI ilmu pengetahuan sosial di

SMA Negeri 2 Temanggung tahun ajaran 2007/2008 dengan thitung lebih besar dari

ttabel (19,441>1,97) pada taraf signifikansi 5%. Persamaan dari penelitian relevan

dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh keterampilan

mengajar guru terhadap prestasi belajar.

Persamaan penelitian yang akan peneliti lakukan dengan penelitian terdahulu

adalah variabel-variabel yang digunakan yaitu cara belajar siswa ,keterampilan mengajar

guru, dan prestasi belajar. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan

dilakukan adalahlokasi penelitian dan

subyek yang diteliti. Penelitian sebelumnya diterapkan pada siswa di yang akan dilakukan

di Sleman (2008/2009) dan Temanggung (2007/2008) sedangkan penelitian yang akan

penulis lakukan diterapkan pada siswa SMK Batik 2 Surakarta tahun 2010/2011.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir dalam penelitian menjelaskan secara teoritis model konseptual

variable – variable penelitian, tentang bagaimana pertautan teori – teori yang berhubungan

dengan variabel yang ingin diteliti.

1. Pengaruh Cara Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Siswa yang ingin mendapatkan prestasi belajar yang baik hendaknya dapat

mengembangkan cara belajar yang baik, karena dengan itu siswa akan lebih mudah

menerima, menyerap, dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Siswa yang mempunyai cara belajar yang baik dan dapat mengembangkan cara belajar

tersebut diharapkan dapat mencapaiprestasi yang baik sehingga bila dihadapkan pada

suatu persoalan tentang materi pelajaran tersebut siswa akan dapat memahami dan

menjawab dengan baik. Jadi cara belajar yang diterapkan siswa akan berpengaruh pada

prestasi belajar yang akan dicapai.

Page 65: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2. Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Keterampilan mengajar guru merupakan hal yang tidak boleh diabaikan bila

menginginkan proses belajar berjalan dengan baik. Dengan penggunaan keterampilan

mengajar yang tepat maka proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan tujuan,

maka secara otomatis siswa akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang di

sampaikan guru. Logikanya semakin tepat keterampilan mengajar guru maka semakin

tinggi pula daya tangkap siswa terhadap materi pelajaran sehingga akan semakin tinggi

pretasi belajar yang diraih siswa. Jadi jelas bahwa keterampilan mengajar guru turut

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

3. Pengaruh Cara Belajar Siswa dan Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Prestasi

Belajar Siswa.

Keberhasilan untuk mencapai prestasi belajar merupakan harapan semua pihak, namun

demikian dengan melihat kondisi individu siswa yang berbeda-beda maka prestasi

belajar yang dicapai siswapun akan berbeda-beda. Banyak faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa, yang secara garis besar di kelompokkan menjadi dua, yaitu

faktor yang berasal dari dalam individu (intern) itu sendiri dan faktor yang berasal dari

luar individu (ekstern). Salah satu faktor intern adalah cara belajar dan salah satu faktor

ekstern adalah keterampilan mengajar guru. Faktor cara belajar sangat besar

pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Dengan cara belajar yang baik maka

kegiatan belajarpun menjadi lebih efektif dan efisien yang pada akhirnya menuju

tercapainya prestasi belajar yang baik. Selain cara belajar, prestasi belajar juga di

pengaruhi oleh keterampilan mengajar yang digunakan guru. Keterampilan mengajar

guru harus tepat dan sesuai dengan tujuan proses belajar mengajar sehingga diharapkan

mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Semakin tepat

guru menggunakan keterampilan mengajar maka akan semakin lancar proses

mengajarnya. Selanjutnya hal ini akan mempermudah siswa dalam menerima materi

yang di ajarkan guru yang akhirnya akan membantu siswa dalam mencapai prestasi

yang baik.

Dalam penelitian ini, beberapa faktor di atas akan dijadikan sebagai variabel X1

yaitu cara belajar siswa dan variabel X2 yaitu keterampilan mengajar guru yang akan

mempengaruhi variabel Y yaitu prestasi belajar siswa, sehingga dapat digambarkan

secara skematis kerangka pemikiran sebagai berikut:

Page 66: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 1.1 : Kerangka Berfikir

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang dapat

dibuktikan dan masih harus dibuktikan kebenarannya.. Hipotesis dari penelitian ini

dibangun dari hasil kajian teoritis atau melalui proses menghubung – hubungkan sejumlah

bukti empiris.

Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori dan kerangka berfikir, dapat

disusun hipotesis sebagai berikut :

1. Ada pengaruh yang signifikan cara belajar siswa terhadap prestasi belajar mata

pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

2. Ada pengaruh yang signifikan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi

belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran

SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

3. Ada pengaruh yang signifikan cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru

terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII

Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.

Cara belajar siswa

( X1)

Keterampilan

mengajar guru

(X2)

Prestasi belajar mata

pelajaran kearsipan

( Y )

Page 67: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian untuk mendapatkan kebenaran diperlukan tata cara atau

prosedur tertentu. Sebelum penelitian ini dilaksanakan perlu ditentukan terlebih dahulu

metodologi penelitian yang digunakan. Ketepatan dalam menentukan metodologi dengan

jenis data yang akan mengantar penelitian ke arah tujuan yang diinginkan.

Menurut Noeng Muhajir (2000: 3), “metodologi penelitian membahas konsep

teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya dalam karya ilmiah dilanjutkan

dengan metode yang digunakan”.

Sedangkan menurut H.B Sutopo (2002: 5) mengemukakan “Metodologi

penelitian adalah sekedar alat teknis, sehingga bisa digunakan dengan memilih mana yang

di pandang baik dan berusaha menggabungkannya, yang bila dipikirkan secar para

paradigmatik tentu saja tidak dapat dipertanggung jawabkan”.

Dari pengertian metodologi diatas dapat disimpulkan bahwa metodologi

penelitian adalah suatu pengetahuan yang membahas dan mempelajari tentang

metode-metode atau cara-cara yang tepat dan dan harus ditempuh dalam melaksanakan

penelitian untuk tujuan penelitian.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Batik 2 Surakarta. Alasan

peneliti memilih mengadakan penelitian di SMK Batik 2 Surakarta adalah :

a. Tersedia data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

b. Terdapat masalah yang perlu dicarikan penyelesaiannya.

c. Berdasarkan pra observasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa cara belajar

siswa masih belum terarah, dan keterampilan guru dalam mengajar masih

monoton.

d. Adanya keterbukaan dari pihak sekolah, sehingga memudahkan dalam

pengumpulan data yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang

dihadapi.

Page 68: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

e. Di SMK Batik 2 Surakarta belum pernah ada penelitian dengan permasalahan

yang sama.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan terhitung mulai bulan Juli 2010 sampai

bulan Desember 2010, Adapun jenis kegiatan yang di lakukan terbagi menjadi dua

tahap, yakni persiapan penelitian dan tahap pelaksanaan penelitian. Tahap persiapan

penelitan meliputi pengajuan masalah sampai penyusunan angket. Sedangkan

tahap pelaksanaan penelitian dimulai dari pengumpulan data sampai

penyusunan laporan penelitian. ( Tabel terlampir )

B. Penetapan Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan seluruh subyek penelitian. Populasi menurut Singarimbun

dalam Iskandar (2008: 68) ”populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit – unit analisis

yang memilki ciri – ciri yang akan di duga”. Sedangkan

Suharsimi Arikunto (2006: 130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Adapun yang ditetapkan sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 tahun diklat 2010/2011 yang

berjumlah 95 siswa.

2. Sampel

Jumlah populasi dalam suatu penelitian biasanya sangatlah besar, untuk itu perlu

diambil sebagian dari seluruh jumlah pupolasi yang ada agar mempermudah dalam

pelaksanaan penelitian. Hal tersebut biasa disebut dengan sampel. Sampel merupakan

wakil dari populasi yang akan diteliti. Suharsimi Arikunto (2006: 131) “Sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Sugiono (2005: 81) mengemukakan bahwa

“Sampel adalah bagian jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Untuk memperoleh sampel yang representatif diperlukan cara atau teknik

pengambilan sampel yang biasa disebut dengan teknik sampling. Suharsimi Arikunto

(2006: 133) mengemukakan bahwa “Cara mengambil sampel disebut dengan teknik

pengambilan sampel atau teknik sampling.” Sedangkan Sutrisno Hadi (2001: 75)

mengemukakan “Sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel.”

Pengambilan sampel dalam suatu penelitian memerlukan adanya suatu teknik

agar diperoleh sampel yang representatif. Dalam peneltian ini di uji dengan teknik

Page 69: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

proposional untuk menentukan banyaknya sampel dan teknik random sampling di uji untuk

menentukan banyaknya sampel yang diambil.

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Teknik Proporsional Sampling

Teknik Proporsional Sampling adalah sampel yang terdiri dari sub-sub

sampel yang pertimbanganya mengikuti pertimbangan sub-sub populasi yang

artinya adalah bahwa besarnya sampel ditentukan atau tergantung besar

kecilnya dari tiap sub populasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutrisno

Hadi (2001 : 75). Proporsional sampling biasanya digunakan untuk

menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata/ sampel wilayah untuk

memperoleh sampel yang sesuai dengan wilayah masing-masingnya. Jadi

dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional sampling karena ingin

mengetahui jumlah sampel yang akan diambil. Dalam pengambilan sampel

dengan mempertimbangkan proporsi atau pertimbangan jumlah sampel

secara proporsi jumlah siswa di setiap kelas XII SMK Batik 2 Surakarta.

2. Teknik Random Sampling

Teknik pengambilan sampel ini menggunakan cara pengambilan sampel secara

random atau acak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (2001: 75) yang

menyatakan “Teknik random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang mana

semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama

diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.”

Selanjutnya cara-cara yang digunakan untuk random sampling dapat dilakukan

dengan:

a. Cara undian : Cara ini dilakukan sebagaimana kita melakukan undian jika cara ini

dilakukan terhadap semua individu dalam populasi maka teknik ini disebut

unsestricted random sampling/random sampling tak bersyarat akan tetapi sangat

sulit untuk melakukan cara ini jika jumlah subyek dalam populasi sangat banyak/

jika kita belum mengetahui secara pasti semua individu dalam polulasi.

b. Cara Ordinal : Cara ini dilakukan dengan mengambil subyek dari atas ke bawah.

Ini dilakukan dengan mengambil meraka yang bernomor Nomor kelipatanganjil

genap, nomor kelipatan angka ttiga dan sebagainya tergantung ketentuan yang

dibuat oleh peneliti.

c. Cara randomisasi dari tabel bilangan random : Tabel bilangan ini pada umumnya

terdapat pada buku-buku statistic. Cara ini banyak digunakan oleh para peneliti.

Page 70: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Hal ini karena selain prosedurnya sangat sederhana, kemungkinan penyelewengan

juga dapat dihindari. Randomisasi dapat dikenakan pada subyek/individu dalam

populasi.

Sehubungan dengan pengambilan sampel representatif seperti yang dikemukakan

oleh Winarno Surakhmad (2004: 100) :

“Untuk pedoman umum saja populasi dikatakan bahwa bila populasi cukup

homogeny terhadap populasi dibawah 100, maka dapat dipergunakan sampel

sebesar sebesar 50%, dan diatas 1000 sebesar 15%. Untuk jaminan ada baiknya

sampel ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik tadi”.

Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah dibawah 100 yaitu 95 siswa.

Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti menetapkan jumlah sampel sebanyak 60% dari

jumlah siswa kelas XII SMK Batik 2 Surakarta .

3. Teknik Pengambilan Sampel

Iskandar (2008: 69) menyatakan bahwa “Teknik sampling merupakan

penelitian yang tidak meneliti seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan

hanya sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian yang disebut

sampel”. Ada beberapa teknik pengambilan sampel, tapi dalam penelitian ini

peneliti menggunakan teknik sampling acak (random sampling). Yang dimaksud

dengan sampling acak adalah pengambilan sampel yang dilakukan secara acak atau

random dari populasi yang memungkinkan setiap individu berpeluang untuk

menjadi sampel penelitian, dengan cara rendomisasi atau dengan cara melalui

undian. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik proporsional random sampling dengan cara undian,

yang artinya dari masing-masing kelas atas dasar proporsi diambil sejumlah siswa

sebagai sampel secara acak tanpa pandang bulu, sehingga masing-masing siswa

mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Proporsional

sampling dalam penelitian ini digunakan untuk menyempurnakan penggunaan

teknik sampel berstrata / sampel wilayah untuk memperoleh sampel yang sesuai

dengan wilayah masing-masingnya. Jadi dalam penelitian ini menggunakan teknik

proporsional sampling karena ingin mengetahui jumlah sampel yang akan diambil.

Dalam pengambilan sampel dengan mempertimbangkan proporsi atau

Page 71: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

pertimbangan jumlah sampel secara proporsi jumlah siswa di setiap kelas XII

SMK Batik 2 Surakarta.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti mengambil sampel sebagai berikut :

Kelas XII AP 1 : 47 orang siswa = 60% x 42 = 25 siswa

Kelas XII AP 2 : 48 orang siswa = 60% x 43 = 26 siswa

Jumlah = 51 siswa

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam metode pengumpulan data ada beberapa cara yang dapat digunakan, tetapi

tidak semua cara dapat diterapkan dalam setiap jenis penelitian. Adapun metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode angket atau kuesioner dan metode dokumentasi. Untuk lebih jelasnya dapat penulis

uraikan tentang angket atau kuesioner dan dokumentasi.

1. Metode Angket atau Kuesioner

a. Pengertian Angket

Suharsimi Arikunto (2006: 151) menyatakan “angket adalah sejumlah

pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui”. Sedangkan Iqbal Hasan (2003: 82)

menjelaskan “angket adalah daftar pertanyaan yang diserahkan kepada responden”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik pengumpulan

data dengan angket adalah penyelidikan mengenai suatu masalah dengan jalan

mengedarkan pertanyaan kepada responden untuk mendapatkan informasi, keterangan,

tanggapan, atau hal yang diketahui secara tertulis. Jadi kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan yang diajukan kepada responden dan jawabanya diberikan secara tertulis.

b. Jenis-Jenis Angket

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 152) mengemukakan bahwa angket dapat

dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari sudut pandang yang digunakan, yaitu:

1) Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada:

a) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk

menjawab dengan kalimat sendiri.

b) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden

tinggal memilih.

2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, maka ada:

a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.

b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

Page 72: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

3) Dipandang dari bentuknya, maka ada:

a) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner

tertutup.

b) kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

c) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda chek

(√ ) Pada kolom yang sesuai.

d) Rating-scala ( skala bertingkat ), yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh

kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya dimulai dari

setuju sampai dengan sangat tidak setuju.

Dipandang dari cara menjawabnya dalam penelitian ini digunakan angket jenis

tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan dan bila

dipandang dari bentuknya, angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

dengan rating-scale (skala bertingkat). Alasannya dapat memberikan beberapa alternative

jawaban kepada responden sehingga dapat memilih jawaban yang paling tepat sesuai

dengan pendapatnya.

c. Alasan Penggunaan Angket

Alasan digunakanya angket sebagai alat atau instrument pengumpulan data, bahwa

angket mempunyai beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi

Arikunto ( 2006: 153) yaitu:

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3) Dapat dijawab responden menurut kecepatanya masing-masing, dan menurut

waktu senggang responden.

4) Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan

yang benar-benar sama.

d. Langkah-Langkah Menyusun Angket

Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

a) Menetapkan tujuan pembuatan angket

Tujuan penyusunan angket dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data

tentang cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru dihubungkan dengan

prestasi beajar siswa.

b) Menentukan aspek-aspek yang akan diukur

Untuk memperjelas pertanyaan-pertanyaan yang akan disusun, perlu dibuat suatu

matriks yang disebut matrik spesifikasi data. Matrik ini merupakan penjabaran dari

aspek-aspek yang akan diukur untuk memperjelas permasalahan yang akan

dituangkan ke dalam angket. Isi dari matriks ini harus sesuai dan mengarah pada

masalah dan tujuan penelitian. Adapun isi dari matriks spesifikasi data ini antara

Page 73: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

lain batasan dari konsep yang akan diteliti, variabel-variabel serta

indikator-indikator yang perlu di identifikasi dan diukur.

c) Menyusun petunjuk pengisian angket.

Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan variabel-variabel yang

akan diteliti.

Pernyataan-pernyataan yang dibuat harus sesuai dengan aspek-aspek yang

tertuang dalam matriks spesifikasi data yang telah disusun. Variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator dan selanjutnya dijabarkan menjadi sub indikator yang dapat

diukur. Adapun penyusunan pernyataan dalam penelitian ini menggunakan skala

bertingkat atau rating-scale dan untuk menentukan nilai jawaban angket dari

masing-masing angket digunakan modifikasi skala likert.

Menurut Sugiyono (2001: 87) mengemukakan bentuk skala likert dengan kategori

penelitian sebagai berikut:

1) Sangat setuju

2) Setuju

3) Ragu-ragu

4) Tidak setuju

5) Sangat tidak setuju

Alternatif ragu-ragu dapat dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut

mempunyai arti ganda dan dapat menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih

alternatif jawaban tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006:

241) sebagai berikut:

Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan 5 alternatif, karena

responden cenderung memilih alternative yang ada ditengah (karena dirasa aman

dan paling gampang karena tidak berpikir) dan alasan itu memang ada benarnya.

Maka memang dirasakan alternatif pilihannya hanya 4 saja. Alternatif “Sangat

setuju” dan “Setuju” ada disisi atau kubu awal (kubu akhir) sedang dua pilihan

lain, yaitu “Tidak setuju” dan “Sangat tidak setuju” disisi atau kubu akhir (awal).

Dalam hal ini dapa kita pahami karena “Sangat setuju” dan “Setuju” sebenarnya

berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian

juga dengan pilihan “Sangat tidak setuju” yang pada dasarnya adalah juga “Tidak

setuju”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka setiap instrumen mempunyai 4 alternatif

jawaban dari yang sangat positif sampai ke sangat negatif yang dapat berupa kata sangat

Page 74: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Mengenai cara penilaian terhadap

angket yang dipakai dalam penilaian ini adalah sebagai berikut:

1) Setiap pertanyaan terdiri dari 4 pilihan jawaban.

2) Dalam menjawab pertanyaan, responden mamilih salah satu alternative

jawaban yang sesuai, dengan cara memberikan tanda chek (√ ) pada kolom

jawaban yang dipilih.

3) Apabila pertanyaan yang dibuat positif diberikan penilaian sebagai berikut:

Jawaban sangat setuju nilai = 4

Jawaban setuju nilai = 3

Jawaban tidak setuju nilai = 2

Jawaban sangat tidak setuju nilai = 1

4) Apabila pertanyaan yang dibuat negatif diberikan penilaian sebagai berikut:

Jawaban sangat setuju nilai = 1

Jawaban setuju nilai = 2

Jawaban tidak setuju nilai = 3

Jawaban sangat tidak setuju nilai = 4

d) Membuat surat pengantar

e) Mengadakan uji coba (try out)

Setelah angket disusun, angket tersebut perlu diuji-cobakan untuk mengetahui

letak kelemahan atau hal-hal yang akan menyulitkan responden dalam

menjawab pertanyaan. Selain itu uji coba angket ini bertujuan untuk mengetahui

validitas dan reliabilitas angket tersebut.

Kemudian untuk mengetahui validitas dan reabilitas dari hasil try out

digunakan alat ukur sebagai berikut:

1) Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi

dengan baik atau valid/tingkat kesahihan untuk dijadikan alat ukur. Penelitian

ini untuk menguji tingkat validitas kuesioner menggunakan formula korelasi

Product Moment dari Pearson dengan angka kasar seperti yang dikemukakan

oleh Suharsimi Arikunto (2006: 170) sebagai berikut:

Page 75: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

2222

))((

YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi variabel x dan y

X : jumah skor-skor X

Y : jumlah skor-skor Y

N : jumlah responden

Hasil dari xyr dikonsultasikan dengan tabel harga kritis product

moment. Apabila hasil yang diperoleh hitungr > tabelr dengan taraf signifikan

5% maka angket tersebut valid.

2) Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan uji untuk menunjukkan sejauh mana alat

ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan sebagai alat pengumpul data.

penelitin ini menggunakan rumus alpha. Adapun rumus tersebut menurut

Suharsimi Arikunto (2006:180) adalah sebagai berikut:

2

2

11 11

t

b

k

kr

Keterangan:

11r = Reabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b = Jumlah varians butir

2

t = Varians total

Hasil 11r dikonsultasikan dengan tabel product moment. Apabila hasil

yang diperoleh hitungr > tabelr dengan taraf signifikan 5% maka angket tersebut

reliabel.

Page 76: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

f) Revisi angket

Setelah angket di uji-cobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk revisi.

g) Memperbanyak angket

Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel, diperbanyak

sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel angket.

h) Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah diperbanyak dan sudah

menggunakan umpan balik dari responden sebagai alat pengumpul data yang

kemudian dianalisis.

2. Metode Dokumentasi

Suharsimi Arikunto (2006: 158) berpendapat bahwa “metode dokumentasi

adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”. Dalam teknik

dokumentasi ini, data yang dikumpulkan adalah data prestasi belajar mata diklat

Kesekretarisan berupa dokumen nilai rapot semester akhir yang diperoleh siswa kelas XII

jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta.

Adapun alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi sebagai alat

mengumpulkan data sebagai berikut:

a. Dokumen lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

b. Sumber dokumen adalah data yang lengkap.

c. Lebih efisien dan hemat waktu.

D. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian memaparkan hubungan antara berbagai variabel

yang akan di teliti. Rancangan penelitian meliputi metode yang nantinya digunakan

untuk memperoleh data. Salah satu cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah

adalah melalui metode penelitian. Tujuan umum pelaksanaan penelitian adalah

untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang digunakan harus relevan

dengan masalah yang dirumuskan.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel–variabel yang

akan diukur dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian dengan metode

deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk memberi uraian

mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan

Page 77: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent)

berdasarkan indikator–indikator dari variabel yang diteliti tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkan antara variabel yang diteliti guna untuk

eksplorasi dan klasifikasi dengan mendeskripsikan sejumlah variabel berkenaan

dengan masalah variabel yang diteliti (Iskandar, 2008:61).

Rancangan penelitian yang disusun dengan baik, selain berguna untuk

peneliti itu sendiri juga memudahkan pihak lain untuk melakukan evaluasi. Berikut

ini merupakan rancangan penelitian dalam penelitian ini:

1. Variabel bebas atau independent variable adalah cara belajar siswa (X1) dan

keterampilan mengajar guru (X2)

2. Variabel terikat dependent variable adalah prestasi belajar siswa (Y).

3. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif, yaitu metode

penelitian yang digunakan apabila bertujuan untuk medeskripsikan atau

menjelaskan data, peristiwa atau kejadian yang ada pada masa sekarang.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap dan benar, kemudian dilakukan analisis

data. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas sampel atau menguji normal tidaknya sampel, tidak lain

sebenarnya adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang

akan dianalisis (Suharsimi Arikunto, 2005: 301). Apabila data distribusi normal, berarti

data tersebut dapat dipakai untuk penelitian ini sebagai salah satu syarat analisis regresi

linear yang nantinya digunakan untuk menguji hipotesis. Langkah yang dilakukan dalam

uji ini adalah dengan menggunakan One sample Kolmogorov-Smirnov dengan

menggunakan taraf signifikan 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikasi

lebih besar dari 0,05 (Duwi Priyatno, 2008:28).

b. Uji Linearitas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Page 78: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

1) JK (G) =

2) JK (TC) = JK (S) – JK (E), dimana:

JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a)

JK (T) =

JK (a) =

JK (a/b) = b

b =

3) dkTC = k − 2

4) dk(G) = n − k

5) RJK (TC) =

6) RJK (G) =

7) Fhit =

(Sudjana, 2002: 332)

Keterangan:

JK (G) = menyatakan Jumlah Kuadrat Galat

JK (TC) = menyatakan Jumlah Kuadrat Tuna Cocok

df =derajat kebebasan (setiap variabel mempunyai derajat berbeda-beda),

untuk TC: k – 2 sedangkan untuk G: n – 2

RJK (TC) = menyatakan rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok

RJK (G) = menyatakan rata-rata Jumlah Kuadrat Galat

Jika Fhitung < Ftabel maka model linier yang diambil cocok, tetapi bila Fhitung>Ftabel maka

model linier yang diambil tidak cocok.

c. Uji multikolinearitas

Page 79: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar

variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model

regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada pembahasan ini akan dilakukan uji

multikolinearitas dengan melihat nilai Variance Inflation pada model regresi. Menurut

Santoso dalam Duwi Priyatno (2008: 39) pada umumnya Jika VIF lebih besar dari 5,

maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas

lainnya.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah bertujuan mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara

residual pada pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Model

regresi yang baik apabila tidak terjadi autokorelasi. Uji Durbin-Watson (DW test)

dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya auto korelasi. Hal ini dapat

diketahui dengan melihat nilai dari uji DW yang di konsultasikan dengan tabel DW.

H0 = tidak ada autokorelasi (r=0)

Ha = ada autokorelasi (r≠0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :

1) Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka

koefisien auto korelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.

2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl), maka

koefisien autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif.

3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4 –dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil

dari pada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4) Bila DW teletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) maka hasilnya tidak

dapat disimpulkan.

2. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Ganda

Korelasi ganda digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas atau

lebih yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel terikatnya. Bentuk

persamaan regresi ganda adalah sebagai berikut:

Page 80: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

2211 XbXbaY

Di mana :

Y = Prestasi Belajar

a = Elemen konstanta

b1-b2 = Koefisien regresi

X1 = Cara belajar siswa

X2 = Keterampilan mengajar guru

(Duwi Priyatno, 2008:

73)

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas (independen)

secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang nyata atau tidak terhadap variabel tidak

bebas (dependen). Pada pembahasan ini dilakukan dengan uji ANOVA atau F test dengan

menggunakan analisis regresi. Adapun langkah-langkah pengujianya sebagai berikut:

1) Menentukan rumusan hipotesis antara 0H dan aH

0H : Artinya tidak terdapat pengaruh antara 1X dan

2X terhadap Y

aH : Artinya terdapat pengaruh antara 1X dan

2X terhadap Y

2) Menentukan level significance ( ) = 0,05

3) Keputusan.

0H diterima jika probabilitas > 0,05

0H ditolak jika probabilitas < 0,05

Nilai probabilitas diambil dari nilai signifikansi pada ANOVA di model regresi.

c. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Pada

pembahasan ini dilakukan dengan uji t dengan menggunakan analisis regresi. Adapun

langkah-langkah pengujianya adalah sebagai berikut.

Pengujian X terhadap Y.

Page 81: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

1) Menentukan Hipotesis

0H : Artinya tidak terdapat pengaruh X terhadap Y

aH : Artinya terdapat pengaruh X terhadap Y

2) Menentukan level significance ( ) = 0,05

3) Keputusan

0H Diterima jika probabilitas > 0,05

0H Ditolak jika probabilitas < 0,05

Nilai probabilitas diambil dari nilai signifikansi pada kolom coefficient di model

regresi.

d. Menghitung sumbangan relative dan sumbangan efektif masing-masing prediktor

terhadap kriterium ( Y )

Sumbangan relative dan sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui

seberapa sumbangan murni masing-masing prediktor terhadap kriterium Y.

1) Menghitung sumbangan relative 1X dan

2X terhadap Y dengan rumus.

1X = %100)(

11 xREGJK

yxb

%100)(

222 x

REGJK

yxbX

2) Menghitung sumbangan efektif 1X dan

2X terhadap Y dengan rumus.

Untuk 1X

SE % 1X = SR %

1X x 2R

Untuk 2X SE %

2X = SR %2X x 2R

( Sutrisno Hadi, 2001 : 44-45 )

Keterangan 2R = SE adalah sumbangan efektif garis regresi.

Page 82: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh cara belajar siswa dan keterampilan

mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII

Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011” terdapat tiga

variabel, dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Adapun variabel-variabel tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Cara belajar siswa, sebagai variabel bebas pertama (X1)

2. Keterampilan mengajar guru, sebagai variabel bebas kedua (X2)

3. Prestasi belajar siswa, sebagai variabel terikat (Y)

Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu

dilakukan try out kepada 10 orang responden diluar sampel. Try out tersebut digunakan

untuk mengetahui item-item yang tidak memenuhi syarat validitas dan reliabilitas angket

sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat 7 item soal yang tidak valid,

yaitu: 3 item dari variabel cara belajar siswa yaitu nomor 3, 7, dan 17 (Lampiran 6 ).

Sedangkan 4 item dari variabel keterampilan mengajar guru yaitu nomor 29, 31, 39, dan

47 (Lampiran 8 ). Ketujuh item tersebut tidak digunakan karena sudah diwakili oleh item

lain. Selanjutnya, item soal yang valid sebanyak 44 digunakan sebagai instrumen dalam

penelitian ini.

Setelah diadakan pengumpulan data melalui angket dan melalui proses tabulasi

data cara belajar siswa sebagai variabel X1 dan keterampilan mengajar guru sebagai

variabel X2 serta prestasi belajar siswa sebagai variabel Y, maka peneliti mengemukakan

deskripsi data sebagai berikut:

1. Data variabel cara belajar siswa (X1)

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap data variabel

cara belajar siswa diketahui bahwa jumlah responden adalah 51 orang dan dapat

diperoleh nilai terendah 40 dan tertinggi 54. Rata-rata hitung sebesar 47,78 standar

deviasi sebesar 3,749 median sebesar 47 dan modus sebesar 49. (Lampiran 13 )

2. Data variabel keterampilan mengajar guru (X2)

Page 83: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap data variabel

keterampilan mengajar guru diketahui bahwa jumlah responden adalah 51 orang

dan dapat diperoleh nilai terendah 51 dan tertinggi 92. Rata-rata hitung sebesar

80,41 standar deviasi sebesar 8,389 median sebesar 81 dan modus sebesar 80.

(Lampiran 13 )

3. Data variabel prestasi belajar (Y)

Prestasi belajar mata pelajaran kearsipan adalah variabel terikat (Y). Data

yang terkumpul melalui teknik dokumentasi yaitu nilai rapot semester ganjil siswa

kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta. Nilai tertinggi

dari variabel prestasi belajar mata pelajaran kearsipan adalah 90 nilai terendah 70

(lampiran 7) sedangkan mean atau nilai rata-rata 79,69 dengan standar deviasi

sebesar 5,708 (lampiran 13).

B. Uji Persyaratan Analisis

Sebelum data di analisis, ada beberapa asumsi yang harus terpenuhi untuk dapat

diteruskan dalam pengujian hipotesis. Uji persyaratan dalam analisis ini adalah sebagai

berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari

populasi memiliki distribusi normal atau tidak. Distribusi normal yang dimaksud adalah

penyebaran nilai-nilai dari sampel yang dimiliki oleh masing-masing variabel dapat

mencerminkan populasinya.

Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel cara belajar siswa (X1) sebesar 1,029

dengan signifikasi sebesar 0,240, karena signifikan hitung lebih besar dari 0,05 maka

disimpulkan bahwa data variabel cara belajar siswa ( X1) berdistribusi normal.

Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel keterampilan mengajar guru (X2)

sebesar 0,853 dengan signifikasi sebesar 0,461, karena signifikan hitung lebih besar dari

0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel keterampilan mengajar guru ( X2)

berdistribusi normal.

Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel prestasi belajar siswa (Y) sebesar

0,787 dengan signifikasi sebesar 0,566, karena signifikan hitung lebih besar dari 0,05 maka

Page 84: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

disimpulkan bahwa data variabel prestasi belajar siswa ( Y) berdistribusi normal.

(Lampiran 19)

2. Uji Linearitas

a. Uji Linieritas X1 terhadap Y

Untuk memperoleh hasil perhitungan uji linnieritas X1 terhadap Y,

sebelumnya dibuat terlebih dahulu tabel kerja setelah itu dilanjutkan perhitungan

sesuai rumus (Lampiran 16), sehingga hasil perhitungannya adalah sebagai berikut

:

1) JK (G) = 970,24 5) RJK (TC) = 23,19

2) JK (TC) = 255,12 6) RJK (G) = 25,53

3) df (TC) = 11 7) Fhitung = 0,91

4) df (G) = 38

Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa hasilnya menunjukkan

Fhitung sebesar 0,91. Selanjutnya harga tersebut dikonsultasikan dengan harga tabel

pada taraf signifikansi 5% yaitu dengan dk pembilang = 11 serta dk penyebut = 38,

sehingga diperoleh Ftabel sebesar 3,183 sehingga Fhit < Ftab atau 0,91< 3,191 maka X1

linier terhadap Y.

b. Uji Linieritas X2 terhadap Y

Untuk mendapatkan hasil perhitungan, tahap yang pertama adalah

membuat tabel kerja kemudian melakukan perhitungan sesuai dengan rumus

(Lampiran 16), sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

1) JK (G) = 712,08 5) RJK (TC) = 35,66

2) JK (TC) = 641,89 6) RJK (G) = 22,97

3) df (TC) = 18 7) Fhitung = 1,55

4) df (G) = 31

Dari hasil perhitungan tersebut dapat menunjukkan bahwa Fhitung sebesar

1,55 kemudian harga tersebut dikonsultasikan dengan harga tabel pada taraf

signifikansi 5% dengan dk pembilang 18 dan dk penyebut 31, sehingga dapat

diketahui Ftabel sebesar 3,183. Karena Fhit < Ftab atau 1,55 < 3,191 maka dapat

dinyatakan bahwa X2 linier terhadap Y.

Page 85: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan

asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear atau variable independensi

dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada pembahasan ini akan

dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai variance inflantion pada model

regresi. VIF adalah faktor naik turunnya variabel data.

Berdasarkan pengolahan data, diketahui koefisien VIF untuk cara belajar siswa

sebesar 1,053 dan gaya mengajar guru juga sebesar 1,053. karena harga VIF < 5, maka

tidak terdapat multikolinearitas atau tidak ada hubungan antar variabel bebas. (Lampiran

18)

4. Uji Autokorelasi

Uji autokeralasi bertujuan mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik

autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada pengamatan lain dengan model

regresi. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan D-W ( Durbin – Watson ).

Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai Durbin-Watson sebesar 1,716 , nilai ini akan

kita bandingkan dengan nilai tabel dengan mengunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah

sampel 51 dan jumlah variabel bebas 2, maka ditabel Durbin - Watson akan didapatkan

nilai dl = 1,46 dan du = 1,63, maka diperoleh nilai Durbin - Watson diantara du ( 1,63 ) dan

4 – du ( 2,37 ). Karena nilai Durbin-Watson sebesar 1,716 berada diantara du ( 1,63 ) dan 4

– du ( 2,37 ) maka terjadi autokorelasi. (Lampiran 19)

C. Pengujian Hipotesis

5. Analisis Regresi Linear Ganda

Persamaan regresi diperoleh dari hasil penghitungan data yang ada pada tabel

coefficient. Pada tabel coefficient tersebut diperoleh persamaan regresi, Ŷ = 31,345

+ 0,651X1 + 0,215X2.

Konstanta sebesar 31,345 menyatakan, bahwa jika tidak ada pengaruh antara cara

belajar siswa dan gaya mengajar guru maka besarnya prestasi belajar siswa adalah 31,345.

Koefisien regresi X1= 0,651menyatakan bahwa setiap terjadi peningkatan satu unit cara

belajar siswa maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 0,651. Koefisien

Page 86: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

regresi X2 = 0,215 menyatakan bahwa setiap terjadi peningkatan satu unit keterampilan

mengajar guru maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 0,215.

Berdasarkan hasil penghitungan pada model summary diperoleh angka R Square

adalah sebesar 0,342. Hal ini berarti 34,2% prestasi belajar siswa dapat dijelaskan oleh

kedua variabel tersebut. Sedangkan sisanya (100 % - 34,2% = 65,8%) selebihnya sebesar

65,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. (Lampiran

19)

a. Pengujian Hipotesis I

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung

variabel cara belajar siswa (X1) sebesar 3,558 dengan taraf signifikansi 0,05 dan ttabel

sebesar 1,676 (lihat lampiran ttabel ). Karena nilai thitung > ttabel (3,558> 1,676) maka Ho

ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh positif yang signifikan antara cara belajar siswa

terhadap prestasi belajar siswa. (Lampiran 21)

b. Pengujian Hipotesis II

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung

variabel keterampilan mengajar guru (X2) sebesar 2,625 dengan taraf signifikansi 0,05

dan ttabel sebesar 1,676 (lihat lampiran ttabel ). Karena nilai thitung > ttabel (2,625 > 1,676) maka

Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh positif yang signifikan antara keterampilan

mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa. (Lampiran 21)

c. Pengujian Hipotesis III

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh nilai F hitung

sebesar 12,488 dengan taraf signifikansi 0,05 dan Ftabel sebesar 3,191 (lihat lampiran Ftabel

). Karena nilai Fhitung > Ftabel (8,133 > 3,191) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang

signifikan antara cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru terhadap prestasi

belajar siswa. (Lampiran 20)

Adapun hasil perhitungan dari Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan efektif

(SE) didapatkan hasil perhitungan SR cara belajar siswa (X1) terhadap prestasi belajar

siswa (Y) sebesar 62,14% dan SR keterampilan mengajar guru (X2

) terhadap prestasi

belajar siswa (Y) sebesar 37,86%. Sedangkan SE X1 terhadap Y = 21,27% dan SE X

2

terhadap Y= 12,96%. (Lampiran 22)

6. Penafsiran Pengujian Hipotesis

Page 87: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Setelah analisis data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

penafsiran pengujian hipotesis untuk semua variabel, yaitu korelasi X1, X

2, dan Y.

Berdasarkan persamaan garis regresi linier ganda, diperoleh Ŷ= 31,345 + 0,651X1 +

0,215X2. Arah perubahan nilai Y akan bertambah atau berkurang tergantung pada koefisien

X1 dan X

2 yang positif. Apabila dilihat dari persamaan regresi tersebut, maka jika cara

belajar siswa ( X1) dan keterampilan mengajar guru ( X

2) mengalami peningkatan akan

mempengaruhi prestasi belajar siswa (Y), karena dari persamaan regresi tersebut

menunjukkan arah yang positif. Perubahan yang terjadi pada nilai Y searah dengan

perubahan variabel X1dan X

2

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji t untuk menguji hipotesis secara

parsial antara prediktor terhadap kriterium diperoleh nilai thitung X 1= 3,558 dan t tabel =

1,676. Karena thitung > ttabel maka hipotesis I diterima. (Lampiran 21). Hal ini juga

dibuktikan dengan pengujian menggunakan uji r, diperoleh rhitung X 1= 0,489 dan r tabel =

0,238. Karena rhitung > rtabel maka hipotesis I diterima. (Lampiran 22). Ini berarti bahwa cara

belajar siswa mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji t untuk menguji hipotesis secara

parsial antara prediktor terhadap kriterium diperoleh nilai thitung X 1= 2,625 dan t tabel =

1,676. Karena thitung > ttabel maka hipotesis II diterima. (Lampiran 21). Hal ini juga

dibuktikan dengan pengujian menggunakan uji r, diperoleh rhitung X 1= 0,411 dan r tabel =

0,238. Karena rhitung > rtabel maka hipotesis II diterima. (Lampiran 22). Ini berarti bahwa cara

belajar siswa mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

Untuk hipotesis secara simultan antara prediktor terhadap kriterium menggunakan

uji F. Berdasarkan perhitungan diperoleh Fhitung =12,488 dan Ftabel = 3,191. karena Fhitung >

Ftabel maka hipotesis III diterima. Ini berarti bahwa cara belajar siswa dan keterampilan

mengajar guru secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap

prestasi belajar siswa. (Lampiran 20).

7. Simpulan Pengujian Hipotesi

Berdasarkan hasil analisis data dan penafsiran pengujian hipotesis di atas dapat

disimpulkan bahwa:

a. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung variabel cara

belajar siswa (X1) sebesar 3,558 dan ttabel sebesar 1,676 dengan taraf signifikansi 0,05

sehingga dapat dikatakan bahwa nilai thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis yang

Page 88: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara cara belajar siswa

terhadap prestasi belajar mata diklat kearsipan siswa kelas XII jurusan Administrasi

Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011” dapat diterima.

b. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai thitung variabel

keterampilan mengajar guru (X2) sebesar 2,652 dan ttabel sebesar 1,676 dengan taraf

signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai thitung > ttabel. Dengan demikian

hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara

keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata diklat kearsipan siswa kelas

XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran

2010/2011” dapat diterima.

c. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh nilai Fhitung sebesar

12,488 dan Ftabel sebesar 3,191 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat

dikatakan bahwa nilai Fhitung > Ftabel. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan

bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara cara belajar siswa dan

keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata diklat kearsipan siswa kelas

XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran

2010/2011” dapat diterima.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan pada hasil analisis data di atas, maka peneliti mengemukakan

pembahasan sebagai berikut:

1. Cara Belajar Siswa

Tingkat pencapaian cara belajar siswa mata diklat kearsipan siswa kelas XII

jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011

sebesar 62,14%. Angka ini diperoleh dengan membandingkan hasil angket yang telah

disebarkan kepada responden dengan skor tertinggi kriterium setiap variabel.

Berdasarkan persentase tersebut dapat diketahui bahwa cara belajar siswa pada mata

diklat kearsipan siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

Surakarta masih perlu ditingkatkan agar lebih optimal, karena belum terpenuhinya

sebagian aspek yang mendukung cara belajar siswa. Berdasarkan data yang terkumpul

item no 11 dengan nilai 77 yang berisi pernyataan kurangnya konsentrasi siswa dalam

belajar. Hal ini berarti bahwa konsentrasi siswa perlu ditingkatkan, siswa harus

berkonsentrasi terhadap sesuatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang

tidak berhubungan. Konsentrasi dalam belajar disini berarti memusatkan pikiran

Page 89: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

terhadap suatu mata pelajaran tertentu, sehingga siswa akan lebih optimal dalam

belajar. (Lampiran 10).

2. Keterampilan Mengajar Guru

Untuk variabel keterampilan mengajar guru, pada SMK Batik 2 Surakarta

tingkat pencapaiannya sebesar 37,86%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

keterampilan mengajar guru masih perlu ditingkatkan karena masih ada beberapa

aspek yang kurang mendukung. Berdasarkan data yang terkumpul item no 21 dengan

nilai 77 yang berisi pernyataan jika dalam mengajar guru tidak pernah memberi

kesempatan pada siswa untuk menanyakan bahan pelajaran yang dianggap sulit,

sehingga dalam hal ini siswa hanya pasif mendegarkan keterangan guru. Sehingga

diharapkan guru dapat menguasai dan melaksanakan keterampilan bertanya pada

situasi yang tepat, sebab memberi pertanyaan secara efektif dan efisien akan dapat

menimbulkan perubahan tingkah laku baik pada guru maupun dari siswa. Disamping

itu guru hendaknya juga lebih memperhatikan murid secara keseluruhan, hendaknya

guru berkeliling kelas agar siswa merasa diperhatikan guru dan siswa dapat

berkomunikasi secara langsung kepada guru apabila mendapat kesulitan. Dari guru

yang sebelumnya selalu aktif memberi informasi akan berubah menjadi banyak

mengundang interaksi siswa, sedangkan dari siswa yang sebelumnya secara pasif

mendegarkan keterangan guru akan berubah menjadi banyak berpartisipasi dalam

bertanya, menjawab pertanyaan mengemukakan pendapat tentang pelajaran menurut

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa. Hal ini berdasarkan angket

penelitian yang menunjuk pada item nomor 48 dengan nilai 90, dan item nomor 34

dengan nilai 135 (lampiran 14). Oleh karena itu diharapkan seorang guru perlu

menggunakan variasi bertanya seperti membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa

terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan

3. Prestasi Belajar Siswa

Tingkat pencapaian prestasi belajar siswa di SMK Batik 2 Surakarta sebesar

79,69%. Berdasarkan pengumpulan data nilai rapor akhir semester mata pelajaran

kearsipan siswa kelas XII jurusan Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta,

menunjukkan prestasi siswa sebesar 79,69%. Bila melihat tingkat cara belajar siswa

sebesar 62,14% dan keterampilan mengajar guru sebesar 37,18%, maka prestasi belajar

siswa yang telah dicapai tersebut perlu terus ditingkatkan lagi.

Dari data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa siswa yang mempunyai skor

tinggi dalam variabel cara belajar siswa dan keterampilan mengajar guru mempunyai

Page 90: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

nilai yang tinggi juga dalam prestasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa cara belajar

siswa dan keterampilan mengajar guru secara bersama-sama dapat mempengaruhi

prestasi belajar siswa. Dengan adanya cara belajar siswa yang tepat ditunjang dengan

keterampilan mengajar guru yang optimal maka prestasi belajar siswa dapat dicapai

dengan optimal pula.

Untuk menjaga pencapaian prestasi belajar siswa di SMK Batik 2 Surakarta agar

selalu tinggi, maka dalam hal ini kebiasaan siswa berdoa sebelum belajar agar dapat

berkonsentrasi perlu dijaga. Usaha yang dilakukan siswa untuk selalu menghilangkan

gangguan belajar dari diri siswa juga perlu dipertahankan, sehingga siswa dapat

mencapai prestasi belajar yang optimal. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang

menunjuk pada item nomor 10 dan 12 dengan masing-masing nilai 192 dan 182. (

Lampiran 10 ).

Begitu pula dengan guru, kebiasaan guru tidak membeda-bedakan antar siswa

dalam membantu memecahkan masalah yang dialami siswa pelu dijaga, agar siswa

merasa nyaman dalam melaksanakan kegiatan belajarnya, terutama dalam proses

penerimaan materi pelajaran. Dalam penyampaian materipun pengguanaan suara yang

jelas dan enak didengar akan memudahkan siswa dalam menerima informasi yang

diberikan oleh guru dengan baik, Karena pemberian penjelasan merupakan salah satu

aspek yang sangat penting dalam kegiatan mengajar seorang guru. Interaksi di dalam

kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan, baik oleh guru sendiri, oleh guru

dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa. Oleh kerena itu keterampilan

menjelaskan seperti inilah yang perlu di dipertahankan oleh seorang guru agar siswa

dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Hal ini berdasarkan angket penelitian

yang menunjuk pada item nomor 25 dan 30 dengan nilai yang sama, yakni 186 (

Lampiran 11 ). Namun kedua hal tersebut tidak semata-mata sebagai faktor mutlak

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, akan tetapi masih banyak faktor yang

lainnya yang tidak tercakup dalam penelitian ini, antara lain : media pembelajaran,

motivasi belajar siswa, strategi mengajar guru, lingkungan belajar siswa dan masih ada

kemungkinan lagi yang belum diketahui.

Page 91: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti telah lakukan pada SMK Batik 2

Surakarta, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji t, cara belajar siswa (X1) mendapatkan hasil thitung sebesar 3,558 dan

ttabel sebesar 1,676 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa

nilai thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis I yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh

positif yang signifikan antara cara belajar siswa terhadap prestasi belajar mata diklat

kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta”

terbukti kebenarannya.

2. Berdasarkan uji t, keterampilan mengajar guru (X2) mendapatkan hasil thitung 2,625 dan

ttabel sebesar 1,676 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa

nilai thitung > ttabel. Dengan demikian hipotesis II yang menyatakan bahwa “Ada

pengaruh positif yang signifikan antara keterampilan mengajar guru terhadap prestasi

belajar mata diklat kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK

Batik 2 Surakarta” terbukti kebenarannya.

3. Dari uji keberartian regresi linier ganda antara cara belajar siswa (X 1 ) dan

keterampilan mengajar guru (X 2 ) terhadap prestasi belajar siswa (Y) diperoleh Fhitung

adalah 12,488 dan Ftabel sebesar 3,191 dengan taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat

dikatakan bahwa nilai Fhitung > Ftabel. Dengan demikian hipotesis III yang menyatakan

bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara cara belajar siswa dan

keterampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata diklat kearsipan pada siswa

kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2 Surakarta” terbukti kebenarannya.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian yang telah dikemukakan, maka pada

uraian berikut akan peneliti sajikan implikasi hasil penelitian, sebagai berikut :

Page 92: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

1. Dengan teori yang ada, hasil penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti

lain untuk memperbaiki atau menyempurnakan penelitian ini maupun

mengkaji dan meneliti variabel lain yang berhubungan dengan peningkatan

prestasi belajar dan faktor yang mempegaruhinya.

2. Hasil penelitian ini dapat juga dikembangkan oleh peneliti lain untuk

menyempurnakan penelitian ini maupun mengkaji dan meneliti dengan analisis

yang lainnya. Misalnya dengan analisis pet, sehingga dapat dibandingkan hasilnya

dan menambah khasanah ilmu pengetahuan.

3. Hasil penelitian ini memberikan informasi bagi guru bahwa prestasi belajar

dapat dipengaruhi oleh faktor cara belajar siswa dan juga keterampilan

mengajar guru. Selain itu bagi orang tua, hasil penelitian ini memberikan

informasi dalam usaha meningkatkan prestasi belajar dengan menumbuhkan

cara belajar siswa yang tepat sehingga prestasi belajar dapat dicapai dengan

maksimal.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah peneliti

kemukakan di atas, sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya mewujudkan prestasi

belajar kesekretarisan yang optimal pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK

Batik 2 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011, maka peneliti mengemukakan saran sebagai

berikut:

1. Kepada guru

a. Mengingat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengaruh cara belajar siswa

lebih besar daripada gaya mengajar guru, alangkah baiknya guru berupaya untuk

meningkatkan cara belajar siswanya agar lebih baik. Alternatif yang dapat

dilaksanakan adalah dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar

mengajar seperti diberi kesempatan untuk memecahkan persoalan yang sulit

dengan bertanya kepada guru atau dengan berdiskusi secara berkelompok dengan

siswa lain. Guru harus membantu siswa menemukan cara belajar yang efektif

mengingat tiap siswa yang berbeda. Misalnya guru menanyakan

kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dan membantu mencari pemecahannya.

Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 21 dengan

nilai 77 ( Lampiran 11)

Page 93: GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARANketerampilan mengajar guru terhadap prestasi belajar mata pelajaran kearsipan pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Batik 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

b. Guru hendaknya memberikan hukuman kepada siswa yang berulang kali

melakukan pelanggaran saat pelajaran berlangsung. Agar siswa menjadi jera dan

kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara kondusif. Hal ini berdasarkan

angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 22 dengan nilai 113 ( Lampiran

12). Tidak kalah pentingnya, guru diharapkan tidak monoton dalam

menyampaikan materi pelajaran agar siswa tidak mengalami kebosanan. Untuk itu

guru sebaiknya selalu menggunakan variasi gaya mengajar tersebut harus

disesuaikan dengan isi materi pelajaran dan kemampuan siswa sehingga akan

menimbulkan minat dan perhatian siswa kepada materi yang disampaikan.

2. Kepada kepala sekolah

Hendaknya kepala sekolah senantiasa meningkatkan dan memperhatikan lagi

mengenai gaya mengajar guru pada saat mengajar di kelas. Selain itu kepala sekolah

hendaknya mengadakan sosialisasi dengan cara mengadakan dialog dengan orang tua

siswa mengenai dan cara belajar yang efektif. Sehingga orang tua bisa lebih

memperhatikan perkembangan belajar anaknya, selalu memberikan perhatian kepada

anaknya agar anak dapat mempunyai cara belajar yang efektif di rumah untuk

meningkatkan prestasi belajarnya.

3. Kepada siswa

a. Siswa hendaknya disiplin dalam melaksanakan jadwal kegiatan yang telah

ditetapkan dengan tujuan menghindari menumpuknya kegiatan karena ada

kegiatan yang saling bertabrakan. Dengan demikian dalam belajar siswa

selalu dapat berkonsentrasi tanpa ada gangguan. Hal ini sesuai dengan

angket penelitian item nomor 11 dengan nilai 77. (Lampiran 10)

b. Siswa perlu membuat jadwal kegiatan, baik kegiatan di sekolah atau diluar

sekolah dengan maksud agar siswa dapat membagi waktu secara baik. Jadi

kegiatan belajar akan terjadwal dengan baik dan kegiatan belajarpun akan

terlaksana secara teratur. Hal ini sesuai dengan angket penelitian item

nomor 20 dengan nilai 81. (Lampiran 10).