GULA CAIR

4
GULA CAIR ( HIGH FRUCTOSE SYRUP) / GULA INDUSTRI / GULA RENDAH KALORI / FRUKTOSA Gula cair ini sangat cocok digunakan untuk: 1. Pemanis Produk minuman ringan, Koktail , Produk Susu , Baking makanan , Produk Farmasi dan Makanan/ minuman Kesehatan. 2. Sebagai Bahan baku Sirup, Selai, Jelly, Kecap, Permen dan madu. 3.Kebutuhan Catering Dan Pakan Lebah. 4. Dan kebutuhan Industri lainnya. Kami siap menjalin kerja sama untuk menyuplai kebutuhan Industri Anda , Baik Jangka Panjang maupun jangka pendek. Menurut definisi yang tercantum di Farmakope Indonesia IV tahun 1995 (Farmakope adalah buku standar obat yang dikeluarkan oleh pemerintah RI yang berisi tentang daftar obat beserta sifat fisika kimianya, khasiat serta dosis yang lazim digunakan), sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi. Sementara yang dimaksud dengan larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Dari definisi tersebut diketahui bahwa sirup termasuk bagian dari sediaan likuida yaitu Larutan. Seringkali timbul pertanyaan dalam diri kita bagaimana cara yang tepat untuk menggunakan dan menyimpan obat bentuk sirup, terlebih lagi jika sediaan sirup yang kita gunakan masih banyak tersisa sedangkan gejala penyakit atau penyakitnya sendiri sudah mereda atau sembuh. Ketika saya menanyakan hal ini kepada beberapa pasien, ada yang menyatakan bahwa obatnya disimpan untuk digunakan lagi, ada yang menyatakan obatnya langsung dibuang meskipun masih ada sisanya, yang lain memilih untuk menyimpan obatnya sampai mendekati masa kadaluwarsa produk obat. Lalu bagaimana sebenarnya yang tepat? Pembaca yang budiman, sesuai dengan definisi sirup diatas dapat kita ketahui bahwa komposisi terbesar dari sediaan sirup atau larutan ataupun sediaan likuida pada umumnya adalah air. Air pada sediaan likuida berfungsi sebagai pelarut untuk melarutkan bahan obat maupun bahan lain dalam produk obat tersebut. Nah, karena komposisi terbesar adalah air maka obat likuida akan rentan sekali terkontaminasi oleh mikroba atau jasad renik karena air adalah media yang sesuai untuk pertumbuhan mikroba. Dalam kata lain, mikroba dapat dengan mudah tumbuh di sediaan likuida seperti sirup ataupun larutan jika kita tidak bijak menggunakan dan menyimpan obat bentuk likuida. Untuk mengantisipasi tumbuhnya mikroba, sediaan likuida dilengkapi pula dengan zat pengawet atau zat anti bakteri. Misalnya sirup, selain mengandung bahan pengawet tertentu, sirup juga mengandung gula dengan kadar yang tinggi yang berfungsi sebagai pengawet produk. Namun demikian, jika stabilitas produk obat terganggu maka fungsi dari zat pengawet ini akan berkurang sehingga tidak

Transcript of GULA CAIR

Page 1: GULA CAIR

GULA CAIR ( HIGH FRUCTOSE SYRUP) / GULA INDUSTRI / GULA RENDAH KALORI / FRUKTOSA

Gula cair ini sangat cocok digunakan untuk: 1. Pemanis Produk minuman ringan, Koktail , Produk Susu , Baking makanan , Produk Farmasi dan Makanan/ minuman Kesehatan.2. Sebagai Bahan baku Sirup, Selai, Jelly, Kecap, Permen dan madu.3.Kebutuhan Catering Dan Pakan Lebah.4. Dan kebutuhan Industri lainnya.

Kami siap menjalin kerja sama untuk menyuplai kebutuhan Industri Anda , Baik Jangka Panjang maupun jangka pendek.

Menurut definisi yang tercantum di Farmakope Indonesia IV tahun 1995 (Farmakope

adalah buku standar obat yang dikeluarkan oleh pemerintah RI yang berisi tentang daftar

obat beserta sifat fisika kimianya, khasiat serta dosis yang lazim digunakan), sirup adalah

larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi. Sementara yang

dimaksud dengan larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia

yang terlarut. Dari definisi tersebut diketahui bahwa sirup termasuk bagian dari sediaan

likuida yaitu Larutan.

Seringkali timbul pertanyaan dalam diri kita bagaimana cara yang tepat untuk

menggunakan dan menyimpan obat bentuk sirup, terlebih lagi jika sediaan sirup yang kita

gunakan masih banyak tersisa sedangkan gejala penyakit atau penyakitnya sendiri sudah

mereda atau sembuh. Ketika saya menanyakan hal ini kepada beberapa pasien, ada yang

menyatakan bahwa obatnya disimpan untuk digunakan lagi, ada yang menyatakan obatnya

langsung dibuang meskipun masih ada sisanya, yang lain memilih untuk menyimpan

obatnya sampai mendekati masa kadaluwarsa produk obat. Lalu bagaimana sebenarnya

yang tepat?

Pembaca yang budiman, sesuai dengan definisi sirup diatas dapat kita ketahui bahwa

komposisi terbesar dari sediaan sirup atau larutan ataupun sediaan likuida pada umumnya

adalah air. Air pada sediaan likuida berfungsi sebagai pelarut untuk melarutkan bahan obat

maupun bahan lain dalam produk obat tersebut. Nah, karena komposisi terbesar adalah air

maka obat likuida akan rentan sekali terkontaminasi oleh mikroba atau jasad renik karena

air adalah media yang sesuai untuk pertumbuhan mikroba. Dalam kata lain, mikroba dapat

dengan mudah tumbuh di sediaan likuida seperti sirup ataupun larutan jika kita tidak bijak

menggunakan dan menyimpan obat bentuk likuida.

Untuk mengantisipasi tumbuhnya mikroba, sediaan likuida dilengkapi pula dengan zat

pengawet atau zat anti bakteri. Misalnya sirup, selain mengandung bahan pengawet

tertentu, sirup juga mengandung gula dengan kadar yang tinggi yang berfungsi sebagai

pengawet produk. Namun demikian, jika stabilitas produk obat terganggu maka fungsi dari

zat pengawet ini akan berkurang sehingga tidak mampu untuk mencegah pertumbuhan

mikroba. Alhasil, mikroba akan tetap mengontaminasi sediaan tersebut. Untuk mencegah

hal tersebut ada beberapa tips yang dapat kita lakukan saat kita menerima, menggunakan

dan menyimpan sediaan sirup atau sediaan likuida lainnya.

Page 2: GULA CAIR

Saat kita membeli atau menerima obat likuida, pastikan kita melakukan hal berikut ini:

1. Periksa kemasan obat sirup atau larutan yang akan kita terima. Kemasan obat sirup

haruslah dalam kondisi tertutup, tidak rusak dan masih tersegel sehingga dapat

dipastikan stabilitas produk masih terjaga

2. Periksa masa kadaluwarsa obat yang tertera dalam kemasan produk obat. Masa

kadaluwarsa obat menunjukkan masa stabilitas suatu produk dan merupakan

indikasi seberapa lama kita diperbolehkan untuk menggunakan obat tersebut.

3. Tanyakan kepada apoteker atau petugas farmasi tentang informasi penting lainnya

yang terkait penggunaan dan penyimpanan obat sirup. Setiap obat mengandung

bahan obat, bahan tambahan dan cara produksi yang berbeda sehingga informasi

spesifik terkait obat perlu anda tanyakan kepada apoteker maupun petugas farmasi.

Sebelum menggunakan, anda perlu melakukan hal sebagai berikut agar obat yang anda

konsumsi berkhasiat dan manjur mengobati penyakit anda:

1. Perhatikan tentang cara pakai obat. Selain diminum dengan menggunakan sendok,

beberapa sediaan likuida juga diberikan dalam bentuk tetes (drop) khususnya bagi

balita. Selain itu ada pula bentuk sediaan sirup kering misalnya antibiotik

amoksisilin yang harus dicampur terlebih dahulu dengan air sebelum dikonsumsi.

Perhatikan jenis sediaan likuida yang anda terima apakah termasuk larutan yang

langsung dapat dikonsumsi dengan sendok takar, diteteskan menggunakan alat

penetes ataukah perlu dicampur dengan air terlebih dahulu.

2. Cermati aturan pakainya. Aturan pakai obat akan berpengaruh pada efektifitas dan

keamanan terapi. Sebagai contoh, obat yang diberi aturan pakai sehari tiga kali

maka obat tersebut pada dasarnya diminta untuk dikonsumsi tiap 8 jam agar

menghasilkan efek terapi yang sesuai sehingga usahakan tiap 8 jam anda

mengonsumsi obat ini. Pemakaian obat yang tidak sesuai dengan aturan pakainya

dapat menyebabkan overdosis (dosis terlalu tinggi) ataupun underdosis (dosis

terlalu rendah) sehingga berbahaya bagi tubuh.

3. Biasanya obat bentuk likuida disertai dengan keterangan “Kocok dahulu” khususnya

bagi sediaan suspensi dan emulsi . Oleh karena itu, sebelum digunakan kocoklah

terlebih dahulu agar obat tercampur dengan merata.

4. Taati takaran pemakaiannya. Takaran pakai obat akan sangat mempengaruhi

keberhasilan suatu terapi. Pernah saya melihat pasien yang langsung meminum

sirup obat batuk dari wadahnya tanpa menggunakan sendok takar ataupun

menggunakan sendok makan yang ada dirumah. Jika aturan pakai obat sirup yang

anda terima adalah dalam takaran sendok teh maka berarti anda harus

mengonsumsinya sejumlah 5 mL, jika dalam takaran sendok makan maka jumlah

yang harus dikonsumsi adalah 15 mL. Sendok makan dirumah bukanlah alat takar

yang sesuai untuk hal itu sehingga gunakan alat takar yang ada dalam produk obat

atau mintalah apoteker atau petugas farmasi untuk menyertakan alat takar atau

sendok takar yang dimaksud.  

Page 3: GULA CAIR

5. Perhatikan lama pemakaian. Obat sirup tertentu misalnya antibiotik harus

dikonsumsi sampai tuntas, sedang obat sirup yang membantu meredakan gejala

seperti batuk, pilek, panas maupun alergi hanya digunakan secukupnya saja hingga

gejala mereda. Untuk itu perlu anda tanyakan kepada dokter atau apoteker tentang

lama pemakaian obat sirup tersebut. Pemakaian jangka panjang suatu obat tanpa

indikasi penyakit yang jelas dapat menyebabkan timbulnya penyakit baru seperti

gangguan liver dan ginjal, oleh karena itu gunakan obat dengan bijak.

Produk likuida seperti sirup harus disimpan tempat yang sesuai. Penyimpanan sirup yang keliru

dapat menyebabkan obat mudah rusak, tidak stabil dan berisiko untuk dikonsumsi sehingga kita

harus benar-benar memperhatikan lokasi dan cara penyimpanannya. Adapun cara-caranya adalah

sebagai berikut:

1. Simpanlah sirup pada tempat yang bersih, kering, terlindung dari cahaya matahari

langsung dan pada suhu ruangan (tidak terlalu panas atau dingin yaitu antara 20-30 0C).

Jangan simpan sirup dalam freezer karena suhu yang terlampau dingin akan merusak

stabilitas sirup.

2. Jangan simpan sirup di tempat yang panas misal di dashboard mobil atau ditempat yang

terkena cahaya matahari langsung seperti di jendela kamar karena suhu yang terlampau

panas juga dapat merusak stabilitasnya.

3. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Perlu kita ingat bahwa obat dapat berbahaya layaknya

racun sehingga jangan sampai obat yang kita simpan terminum oleh anak-anak. Oleh

karena itu pilih tempat yang aman, yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak karena

biasanya rasa keingintahuan anak-anak terhadap suatu hal dapat menyebabkan mereka

tertarik untuk mengonsumsi obat yang kita simpan.

4. Tutup wadah sirup dengan rapat dan bersihkan bekas sirup yang tercecer dalam kemasan.

Dengan menutup wadah sirup rapat-rapat maka dapat meminimalkan kontaminasi

mikroba. Selain itu, wadah yang tertutup rapat juga dapat memperlambat proses oksidasi

obat. Oksidasi adalah proses terurainya obat yang disebabkan oleh kandungan oksigen di

udara, sehingga obat yang tertutup rapat akan memiliki stabilitas yang lebih panjang.

5. Beberapa obat misal sirup kering yang berisi antibiotik, tidak boleh disimpan lebih dari 7

hari setelah tercampur dengan air. Larutan oralit untuk anak-anak yang biasa tersedia

dalam botol besar juga hanya boleh disimpan selama 24 jam. Oleh karena itu, baca

Page 4: GULA CAIR

petunjuk penyimpanan yang tertera pada kemasaan produk agar lebih aman saat

digunakan.