Greenhouse

32
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Greenhouse atau yang dikenal dengan rumah kaca saat ini bukanlah barang baru bagi pelaku agribisnis, terutama agribisnis hortikultura seperti sayuran dan tanaman hias. Meskipun demikian, hal itu tidak menjamin bahwa semua petani Indonesia mengerti dan mengetahui tentang greenhouse ini. Jangankan tahu manfaatnya, bahkan mungkin melihatnya saja belum pernah. Berdasarkan pertimbangan tersebut,dalam bahasan ini akan diulas gambaran umum mengenai apa sebenarnya dan manfaat dari green house sebagai penunjang agribisnis kita. Sejalan dengan bertambahnya waktu dan tingginya serapan tekhnologi pertanian, peranan greenhouse bagi dunia pertanian kita semakin lama semakin dibutuhkan. Dengan semakin maraknya pembangunan perumahan maupun kawasan industri akhir-akhir ini membuat lahan pertanian makin berkurang. Padahal kebutuhan akan pangan di dalam negeri semakin lama semakin besar dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan pemikiran itulah penggunaan greenhouse untuk kegiatan bisnis pertanian semakin diperlukan. Pemikiran

Transcript of Greenhouse

Page 1: Greenhouse

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Greenhouse atau yang dikenal dengan rumah kaca saat ini bukanlah

barang baru bagi pelaku agribisnis, terutama agribisnis hortikultura seperti

sayuran dan tanaman hias. Meskipun demikian, hal itu tidak menjamin

bahwa semua petani Indonesia mengerti dan mengetahui tentang greenhouse

ini. Jangankan tahu manfaatnya, bahkan mungkin melihatnya saja belum

pernah. Berdasarkan pertimbangan tersebut,dalam bahasan ini akan diulas

gambaran umum mengenai apa sebenarnya dan manfaat dari green house

sebagai penunjang agribisnis kita.

Sejalan dengan bertambahnya waktu dan tingginya serapan tekhnologi

pertanian, peranan greenhouse bagi dunia pertanian kita semakin lama

semakin dibutuhkan. Dengan semakin maraknya pembangunan perumahan

maupun kawasan industri akhir-akhir ini membuat lahan pertanian makin

berkurang. Padahal kebutuhan akan pangan di dalam negeri semakin lama

semakin besar dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia.

Berdasarkan pemikiran itulah penggunaan greenhouse untuk kegiatan bisnis

pertanian semakin diperlukan. Pemikiran pengembangan greenhouse untuk

agribisnis hortikultura yang didasari pada keinginan pemenuhan kebutuhan

produk pertanian yang kontinyu tanpa kenal musim.

Untuk jangka panjang pembudidayaan tanaman dengan greenhouse

sangat menguntungkan khususnya untuk bisnis fresh market hortikultura

karena kita mampu berproduksi sepanjang masa tidak tergantung pada cuaca

atau musim bahkan kualitas produk yang dihasilkan dapat terjamin atau

lebih baik dari tehnik budidaya dialam bebas.

1.2 Rumusan Masalah

Terkait makalah yang akan disajikan oleh kelompok kami, maka

rumusan masalah yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:

Page 2: Greenhouse

2

1. Apa definisi greenhouse?

2. Bagaimana sejarah greenhouse?

3. Apa saja tujuan dan manfaat dari greenhouse?

4. Apa saja jenis dan tipe greenhouse?

5. Bagaimana pembuatan greenhouse?

6. Bagaimana peluang hortikultura dalam greenhouse?

7. Apa saja kelemahan greenhouse?

1.3 Tujuan Penulisan

Pembuatan makalah ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

A. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat meningkatkan pemahamannya mengenai greenhouse

management sebagai salah satu cabang dari hortikultura di era pertanian

modern.

B. Tujuan Khusus

1. Mengetahui teknik budidaya tanaman dengan greenhouse.

2. Mampu membaca peluang hortikultura dengan teknik pertanian

modern.

3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari greenhouse.

Page 3: Greenhouse

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Greenhouse

Green arsitektur atau greenhouse ialah ”sebuah konsep arsitektur yang

berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun

manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang

dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam

secara efisien dan optimal”.

Rumah kaca atau greenhouse pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang

terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup

diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya

dilengkapi juga dengan peralatan pengatur temperatur dan kelembaban udara serta

distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat

langka dan mahal karena tidak semua tempat yang kita jumpai dapat ditemukan

bangunan semacam ini. Greenhouse biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan

Tinggi atau Lembaga Pendidikan, Balai Penelitian dan perusahaan yang bergerak

dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market hortikultura. Namun di

negara-negara pertanian yang sudah maju seperti USA, Australia, Jepang dan

negara-negara Eropa sebagian besar tanaman hortikulturanya ditanam di rumah

kaca. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di manca negara sudah

umum dilakukan.

2.2 Sejarah Greenhouse

Sejarah greenhouse sendiri berasal dari rumah-rumah yang berada pada

tingkatan tradisional. Tradisional sendiri bisa diartikan terhadap kesederhanaan

dan dari titik sederhana itu kita dapat memahami sejarah di balik kata greenhouse

tersebut.

Rumah kaca telah jauh datang sejak kayatrofa dan Amerika menggunakannya

untuk tumbuhan jeruk dan nanas dalam struktur kaca, dikenal sebagai orang eries

dan penetres. Struktur ini menjadi symbol status serta cara praktis untuk tumbuh

Page 4: Greenhouse

4

buah-buahan dan sayuran dan tanaman eksotis. Salah satu rumah kaca paling awal

dibangun sekitar 30 AD untuk Kaisar Tiberius Romawi. Mengingat kaca belum

ditemukan sehingga “Specularium” itu dengan susah payah dibuat dari lembaran

tembus kecil mika. Semua itu dilakukan untuk memenuhi cravingstiberus untuk

ketimun di luar musim. Tidak sampai 1599 bahwa rumah kaca praktis pertama

dibuat oleh jules carles seorang ahli botani asal prancis dibangun di belanda dan

digunakan terutama untuk tumbuh tanaman tropis obat.

Ruangan kaca yang tertutup dari rumah kaca mempunyai kebutuhan yang unik

dibandingkan dengan produksi luar ruangan. Hama penyakit dan panas tinggi

serta kelembapan harus dikontrol dan irigasi untuk penyediaan air.

Kaca yang digunakan untuk rumah kerja, bekerja sebagai medium transmisi

yang dapat memilih frekuensi spectral yang berbeda-beda dan efeknya adalah

untuk menangkap energy di dalam rumah kaca. Yang memanaskan udara di dekat

tanah dan udara ini di cegah naik keatas dan mengalir keluar. Oleh karena itu,

rumah kaca bekerja dengan menangkap radiasi elektromagnetik dan mencegah

konjeksi.

2.3 Tujuan dan Manfaat Greenhouse

2.3.1 Tujuan Greenhouse

Greenhouse merupakan tempat pembudidayaan beberapa jenis tanaman

dimana didalam tempat tersebut tercipta suasana yang ekstrim, entah itu dari

segi temperature suhu ataupun dari iklim yang tercipta. Ada beberapa tujuan

dari greenhose itu sendiri yaitu:

1.       Menciptakan tanaman budidaya yang unggul dan memiliki daya tahan

kuat terhadap lingkungan yang ekstrem

2.       Untuk menghindari terpaan air hujan yang dapat merusak tanaman

3.       Untuk menghindarkan lahan dari kondisi becek

4.       Untuk mencegah masuknya air hujan ke dalam media tumbuhan

5.       Untuk mengurangi tingkat penyerapan hama/GPT

6.       Agar fotosintesis lebih sempurna

Adapun misi program greenhouse ini secara umum adalah agar diharapkan

dapat membantu meringankan kebutuhan dasar masyarakat guna membantu

Page 5: Greenhouse

5

tanaman pangan, program ini juga dikembangkan guna untuk menanggulangi

krisis pangan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Rumah kaca menjadi penting untuk melindungi tanaman dari panas dan

dingin yang berlebihan dan melindungi tanaman dari badai debu dan bizzard

dan juga menolong mencegah hama. Pengontrol cahaya dan suhu dapat

mengubah tanah tak subur menjadi subur. Rumah kaca dapat memberikan

Negara kelaparan, persediaan makanan. Dimana tanaman tak dapat tumbuh

karena keganasan lingkungan. Hidroponik dapat digunakan dalam rumah kaca

untuk menggunakan ruang secara efektif

2.3.2 Manfaat Greenhouse

Manfaat apa saja yang didapat jika menggunakan green house, hal ini

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.      Pengaturan jadwal produksi

Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan

cuaca, bila terjadi perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi akan

menyebabkan sulitnya menentukan jenis tanaman yang akan diproduksi.

Jika musim hujan terlalu panjang akan menyebabkan banyaknya penyakit

termasuk pembusukan akar. Jika musim terlalu kering akan menyebabkan

tanaman kekurangan air, hama juga akan menyerang yang dapat

menimbulkan kerugian.  Demikian pula pada saat tertentu suatu komoditas

sulit ditemui mengakibatkan harganya demikian tinggi, sementara pada

waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok, sehingga

kerugian segera tiba.

Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan

luar menggantikan dengan mikroklimat yang diatur. Dengan demikian

dapat dijadwalkan produksi secara mandiri dan berkesinambungan.

Sehingga konsumen tidak perlu kehilangan komoditas yang dibutuhkan,

juga kita tidak perlu membanjiri pasar denganb jenis komoditas yang sama

yang menyebabkan harga anjlok.

2.      Meningkatkan hasil produksi

Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam

green house lebih tinggi dibandingkan di luar green house. Karena

Page 6: Greenhouse

6

budidaya di dalam green house kondisi lingkungan dan pemberian hara

dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa

terjadi pada areal terbuka seperti pencucian dan fiksasi, di dalam green

house diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini dikenal sebagai

hidroponik.

Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan

pengawasan dapat lebih intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap

tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan fisiologis, dapat

dengan segera diketahui untuk diatasi .

3.      Meningkatkan kualitas produksi

Ekses radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air

hujan, debu, polutan dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan

visual, ukuran dan kebersihan hasil produksi.

Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan pemberian nutrisi

akurat dan tepat waktu, maka hasil produksi tanaman akan berkwalitas.

Pemasakan berlangsung lebih serentak, sehingga pada saat panen

diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran maupun bentuk visual

produk. 

4.      Meminimalisasi pestisida

Green house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi

mikroklimat ideal bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman

terhadap hama dan penyakit. Perlindungan yang umum dilakukan adalah

dengan memasang insect screen pada dinding dan bukaan ventilasi di

bagian atap. Insect screen yang baik tidak dapat dilewati oleh hama seperti

kutu daun.

Pada beberapa green house bagian pintu masuknya tidak

berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam

teras transisi yang dibuat untuk menahan hama atau patogen yang terbawa

oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga terdapat bak berisi cairan pencuci

hama dan patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC sheet. 

5.      Aset dan performance

Page 7: Greenhouse

7

Saat ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem

knock down. Dengan cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala

karena suatu hal ada perubahan kebijakan, maka struktur green house

tersebut dapat dipindahkan atau mungkin dijual ke pihak lain yang

memerlukan dengan harga yang proporsional.

Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih

modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan

performance petani atau perusahaan yang menggunakannya. 

6.      Sarana agrowisata

Green house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai

jenis tanaman bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat

melihat berbagai jenis tanaman yang menarik, bahkan langka, sehingga

dapat menjadi daya tarik. Ada yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek

atau berbagai jenis tanaman dengan suasana dibuat seperti di alam bebas.

Di Indonesia green house seperti ini banyak ditemukan di berbagai kebun

raya dan tempat agrowisata.

2.4 Jenis dan Tipe Greenhouse

2.4.1 Jenis Greenhouse

Yang dimaksud dengan jenis green house adalah pembedaan ragam

green house berdasarkan material dominan yang digunakan. Pembedaan ini

akan membawa kita pada perbedaan biaya pembangunan dan umur pakai

green house. Semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan semakin

besar biayanya tetapi umur green house akan lebih lama.

Untuk negara kita, green house yang biasa digunakan dapat dibagi

menjadi tiga jenis, yaitu green house bambu, green house kayu dan green

house besi.

A.    Greenhouse Bambu

Green house jenis ini umumnya dipakai sebagai green house produksi.

Green house ini secara umum adalah jenis green house yang paling murah

biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai

sarana produksi.

Page 8: Greenhouse

8

Namun kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relatif

pendek dan bahan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama.

Karena kekuatan struktur dan juga masalah biaya, maka green house bambu

atapnya terbatas menggunakan plastik UV.

B.     Greenhouse Kayu

Lebih baik dari green house bambu adalah gren house dengan material

kayu, terutama jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai.

Dibanding green house bambu umur pakai green house kayu biasanya lebih

panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik.

Page 9: Greenhouse

9

Beberapa jenis green house kayu, bagian dinding bawah dibuat dari

pasangan bata yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya sudah

lebih bervariasi bisa plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca.

C.    Greenhouse Besi

Dari segi umur pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah green

house yang menggunakan struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment

“hot dipped galvanis”. Struktur yang baik akan mengurangi frekuensi

perawatan; sehingga tidak terjadi stagnan kegiatan., walaupun pada keadaan

tertentu perlu dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang terjadwal.

Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan /

optional dapat dipasangkan pada jenis green house besi, sehingga

penggunaan green house dapat dilakukan secara optimal.

2.4.2 Tipe Greenhouse

Tipe greenhouse dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau

desainnya. Bentuk atau desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur

juga sangat berpengaruh pada kondisi mikroklimat di dalam greenhouse.

Secara umum desain greenhouse uintuk daerah tropis berbeda dengan

desain di daerah empat musim maupun sub tropis. Kecuali desain

greenhouse yang memang dibuat khusus seperti untuk penanaman planlet,

induksi akar atau pembuatan stek.

Page 10: Greenhouse

10

Desain greenhouse daerah tropis ditandai dengan banyaknya bukaan

ventilasi. Karena problem utama dari green house di wilayah tropis adalah

suhu udara yang terlalu tinggi akibat radiasi sinar infra merah. 

Sebaliknya pada daerah sub tropis maupun daerah empat musim desain

greenhouse lebih tertutup. Bukaan yang minimal ini dibuituhkan karena

pada saat musim dingin udara hangat akibar radiasi infra merah

dipertahankan tidak keluar. 

Jadi desain sebuah greenhouse sangat penting untuk pertumbuhan

tanaman. Bagaimana sebuah greenhouse dapat memberikan lingkungan

yang kondusif bagi pertumbuhan tanaman terletak pada desainnya.

Pada dasarnya green house dapat dibagi ke dalam 3 tipe, yaitu : 

1.      Tipe Tunnel 

Tipe ini dari depan tampak seperti lorong setengah lingkaran.

Kelebihannya adalah memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk

melengkung kebawah merupakan bentuk yang sangat ideal dalam

menghadapi terpaan angin. Sementara struktur busur dengan kedua kaki

terpendam ketanah memegang bangunan lebih kuat. 

Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya system ventilasi. Jika

digunakan pada daerah tropis dibutuhkan alat tambahan berupa exhaust fan

atau cooling system untuk mengalirkan dan menurunkan suhu udara di

dalam greenhouse.

Page 11: Greenhouse

11

2.      Tipe Piggy Back

Green house tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan

tipe ini adalah tropical greenhouse. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara

yang sangat baik. Banyak memiliki struktur bukaan, sehingga memberikan

lingkungan mikroklimat yang kondusif bagi pertrumbuhan tanaman. 

Selain memiliki keunggulan, banyaknya struktur bukaan juga merupakan

kelemahan dari tipe ini. Pada daerah dengan tiupan angin yang kuat green

house tipe piggy back kurang disarankan. Karena dengan banyaknya

struktur terbuka menyebabkan struktur rentan terhadap terpaan angin. Selain

itu dari segi biaya dengan penggunaan material atap sama, greeenhouse type

ini relatif lebih mahal dibanding type lain karena penggunaan material

struktur lebih banyak.

3 .   Tipe Multispan

Desain tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel

dengan tipe piggy back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini

seakan-akan paduan (hybrid) antara tipe tunnel dengan tipe piggy back.

Karena itu, maka tipe greenhouse ini memeliki kelebihan dari tipe tunnel

dan tipe piggy back, yaitu strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi

yang maksimal.

Page 12: Greenhouse

12

Kelebihan lain dari tipe ini adalah beberapa unit greenhouse (Single

Span) dapat disatukan menjadi satu blok greenhouse besar (Multispan)

dimana hal ini sulit dilakukan pada greenhouse tipe tunnel. 

Dibandingkan tipe piggy back, selain struktur lebih kuat biaya

pembuatan tipe campuran ini lebih hemat. Sehingga pada bidang kegiatan

yang membutuhkan greenhouse luas, maka tipe multispan adalah tipe yang

paling sesuai.

2.5 Pembuatan Greenhouse

2.5.1 Persyaratan

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi bila kita bermaksud

mendirikan greenhouse. Hal ini sangat erat kaintannya dengan investasi,

pertimbangan pemasaran, pengadaan sarana produksi, infrastruktur serta

industri pengolahan dan pemasarannya.

Sehingga pembuatan greenhouse ini tidak bisa dilakukan sembarangan

tanpa pertimbangan. Adapun beberapa lokasi ideal yang dapat dijadikan

tempat greenhouse harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya : (1)

intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi pada musim hujan, (2) suhu

yang cukup dan mendukung, dalam arti tidak terlalu panas juga tidak terlalu

dingin, (3) dekat dengan pusat keramaian/pasar, (4) dekat sumber air yang

baik dan cukup sepanjang tahun, (5) dekat dengan instalasi listrik, (6)

tempatnya harus datar tidak boleh mempunyai kemiringan (7) tanah yang

digunakan merupakan tanah yang tidak bergerak dan terakhir (8) dekat

Page 13: Greenhouse

13

dengan sarana penunjang seperti kantor, laboratorium, jalan besar (mudah

dijangkau kendaraan) untuk mempermudah pengawasan dan

penggunaannya.

Selain itu ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan diantaranya :

batasan kekuatan muatan, penetrasi cahaya dalam green house dan biaya.

Meskipun di Indonesia hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan dan

musim kemarau namun perlu diperhatikan pula kekuatan atap dan

bangunannya. Baik atap maupun bangunan harus kokoh dan kuat dari

terpaan angin maupun hujan deras. Kemiringan atap pun minimal harus 28º.

Tanpa mengesampingkan aspek kekokohannya, struktur konstruksi

bangunan greenhouse haruslah bisa menjaga agar penetrasi (cahaya yang

masuk) tetap maksimal. Agar penetrasi cahaya sesuai dengan kebutuhan

tanaman, sebaiknya atap penutup haruslah terbuat dari bahan yang sangat

transparan. Selain itu pilar-pilar penyokong sebaiknya dicat dengan warna

yang dapat memantulkan cahaya.

2.5.2 Bahan Penutup

Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar tanaman yang dibudidayakan

pada greenhouse membutuhkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar

400 – 700 nanometer (Photosynthetically Active Radiation). Hampir semua

bahan penutup greenhouse mampu menampung cahaya tersebut sesuai

dengan panjang gelombang yang diinginkan tanaman. Bahan yang terbuat

dari Polyethylene dan fiberglass cenderung membuat cahaya menjadi

tersebar, sementara bahan yang terbuat dari acrylic dan polycarbonate lebih

cenderung meneruskan cahaya yang masuk secara langsung. Cahaya yang

sifatnya menyebar tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi

tanaman, dimana dia bisa mengurangi kelebihan cahaya pada daun-daun

tanaman bagian atas dan memantulkannya pada daun-daun yang ada di

bagian bawah sehingga penyebaran cahaya menjadi lebih merata.

Sebenarnya bentuk-bentuk greenhouse tersebut bermacam-macam mulai

dari bentuk sederhana dengan bahan yang paling murah sampai bentuk

komplek yang dibentuk dari bahan penutup yang mahal. Adapun bahan

penutup atap dapat menggunakan kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat

Page 14: Greenhouse

14

dari plastik juga tidak kalah dengan kaca dimana mempunyai kelebihan

antara lain: tahan pecah, bentuknya bisa disesuaikan dengan bermacam

design, dan sangat mudah digunakan. Beberapa tipe plastik yang biasa

digunakan sebagai penutup green house antara lain:

1.      Acrylic

Acrylic sangat tahan terhadap perubahan cuaca , tahan pecah

serta sangat transparan. Penyerapan sinar ultra violet yang berasal dari

matahari lebih tinggi dibandingkan dengan bahan yang terbuat dari kaca.

Penggunaan acrylic sebanyak dua lapis mampu menghantarkan sekitar

83 % cahaya dan mengurangi kehilangan panas sekitar 20-40%

dibandingkan penggunaan 1 lapis. Bahan ini tidak akan menguning

walaupun digunakan dalam waktu yang lama. Namun kekurangan dari

bahan acrylic adalah mudah terbakar, sangat mahal, dan sangat mudah

tergores/tidak tahan gores.

2.      Polycarbonate

Polycarbonate memiliki ciri-ciri: lebih tahan, lebih fleksibel, lebih

tipis, serta lebih murah dibandingkan acrylic. Penggunaan dua lapis

polycarbonate mampu menghantarkan cahaya sekitar 75-80 % dan

mengurangi kehilangan panas sekitar 40% dibandingkan satu lapis.

Namun bahan ini sangat mudah tergores, mudah memuai, gampang

menguning, dan akan membuat lapisan kurang transparan dalam waktu

satu tahun (meskipun kini hadir jenis baru yang tidak cepat menguning).

3.      Fiberglass Reinforced Polyester

Bahan ini memiliki sifat-sifat: lebih tahan lama, penampilannya

menarik, harganya terjangkau dibandingkan kaca, serta FRP ini lebih

tahan pengaruh perubahan cuaca. Bahan plastik ini mudah sekali

dibentuk menjadi bentuk bergelombang maupun berupa lempengan.

Meskipun demikian kekurangannya adalah bahan ini mudah memuai.

4.      Polyethylene film

Bahan ini sangat murah dibandingkan dengan bahan lainnya namun

sifatnya hanya sementara (kurang tahan lama), bentuknya kurang

menarik, serta membutuhkan penanganan maupun perawatan yang lebih

Page 15: Greenhouse

15

intensif . Selain itu, bahan ini juga mudah sekali rusak oleh sengatan

cahaya matahari, walaupun mampu bertahan minimal 1 – 2 tahun dengan

perawatan lebih intensif. Dikarenakan bahan ini berupa lembaran lebar

sehingga tidak membutuhkan kerangka yang lebih banyak dan bisa

menghantarkan cahaya paling besar.

5.      Polyvinyl cholride film

Bahan ini mempunyai sifat penghantar emisi yang sangat besar untuk

cahaya dengan panjang gelombang yang besar, dimana bahan ini mampu

menciptakan temperatur udara yang cukup tinggi pada malam hari dan

bisa berfungsi sebagai penghalang sinar ultra violet. Bahan ini lebih

mahal dibandingkan polyethylene film dan cenderung mudah kotor,

yang mana harus terus dilakukan pembersihan agar didapatkan

penghantaran cahaya yang lebih baik.

Untuk model atap ada yang berbentuk melengkung dan ada yang

berbentuk lancip. Tinggi dinding yang baik mencapai 6 sampai 9 meter,

tergantung crop yang akan diproduksi atau tergantung pada tujuannya.

Bahan dinding beserta atapnya dapat dari kaca maupun plastik yang

tebal yang tidak mudah sobek dan cara pemasanganya dimulai dari

atapnya dulu, kalau sudah selesai baru dinding. Pintu dari green house

harus dibuat serapat mungkin sehingga tidak memberikan kesempatan

bagi udara luar untuk masuk kedalam green house. Setelah dinding dan

atap terpasang kaca atau plastik, kita dapat memasang sistem irigasi

dengan menggunakan pipa secara sistematis yang dapat kita kendalikan,

serta diberi bak pengontrol untuk mengontrol masuk dan keluarnya air

dari dalam dan keluar dari green house. Untuk bagian dalam green house

ada 2 jenis, yaitu diplester dengan semen, ini hanya untuk green house

yang penanamannya menggunakan media pot atau plastik polybag atau

percobaan hydroponik tetapi ada juga yang dalamnya berupa tanah

seperti yang ada dilahan persawahan, hal ini bertujuan untuk budidaya

sayuran, buah-buahan dan bunga yang akan dibuat petakan atau

bedengan. Bahkan bedengan ini ada juga yang diberi mulsa sama seperti

tehnik budidaya tanaman pada umumnya. Tetapi dengan green house

Page 16: Greenhouse

16

pengawasan terhadap tanaman baik temperature, kelembaban, kebutuhan

air, kebutuhan hara bahkan pengendalian hama dan penyakitnya dapat

dikontrol dengan sebaik-baiknya.

Untuk jangka panjang pembudidayaan tanaman dengan green house

sangat menguntungkan khususnya untuk bisnis fresh market hortikultura

karena kita mampu berproduksi sepanjang masa tidak tergantung pada

cuaca atau musim bahkan kualitas produk yang dihasilkan dapat terjamin

atau lebih baik dari tehnik budidaya dialam bebas.

2.6 Peluang Hortikultura dalam Greenhouse

Peluang usaha bidang pertanian ini dapat diterapkan juga pada peluang usaha

hidroponik dan pertanian lainnya.

Pengembangan pertanian menggunakan teknologi greenhouse menjadi

semakin penting jika dikaitkan dengan upaya peningkatan daya saing produk

agribisnis nasional secara berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan pasar global,

disamping aman dikonsumsi (food safety attributes), punya kandungan nutrisi

tinggi (nutrional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes), juga

pasar membutuhkan produksi sepanjang tahun tanpa permasalahan iklim

menjadikan kendala.

Pertanian didalam greenhouse adalah sistem produksi pertanian yang

mengabungkan pemanfaatan perlindungan tanaman dari intensitas hujan, sinar

matahari dan iklim mikro, yang mengoptimalkan pemeliharaan tanaman,

pemupukan dan irigasi mikro, sehingga mampu meningkatkan produksi sayuran,

buah dan bunga yang berkualitas tanpa tergantung dengan musim.

Pengembangan pertanian di dalam greenhouse dengan cara, antara lain:

1. Membangun greenhouse produksi dan perlengkapnnya

2. Membangun tempat pembibitan (nursery)

3. Membuat sistem irigasi mikro untuk greenhouse

4. Membuat Water Storage untuk keperluan sistem irigasi

5. Pelatihan produksi pertanian dengan teknologi greenhouse secara on farm

(learning by doing).

Page 17: Greenhouse

17

Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan greenhouse

untuk pertanian antara lain adalah:

1. Mengenalkan teknologi pertanian alternatif yang bisa dilakukan oleh

pelaku usah pertanian untuk usaha tani yang menguntungkan dan terkesan

pertanian modern yang berbahan lokal.

2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, karena: (1) Harga jual

hasil produksi pertanian didalam greenhouse seringkali lebih mahal; (3)

Mendekatkan pasar global dengan hasil kepastian produksi pertanian yang

berkualitas dan kepastian suplai (4) Pengembangan pertanian dengan

teknologi greenhouse berarti mendorong (memacu) daya saing produk

agribisnis Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar internasional

terhadap produk pertanian yang berkualitas dan kontinyu yang terus

meningkat. Ini berarti akan mendatangkan devisa bagi pemerintah dan

pemerintah daerah, yang pada akhirnya akan/dapat meningkatkan

kesejahteraan petani itu sendiri;

3. Meminimalkan semua bentuk penggunann bahan kimi yang dihasilkan dari

kegiatan pertanian konvensional. Karena kegiatan pertanian di dalam

greenhouse: Menerapkan Pengelolaan Hama Terpadu;

4. Kegiatan pertanian didalam greenhouse selain menciptakan lapangan kerja

baru juga dapat meningkatkan perolehan teknologi pertanian di perdesaan.

Pertanian teknologi greenhouse akan menciptakan hadirnya peluang pasar

lain yang berarti adanya lapangan kerja baru bagi masyarakat perdesaan.

Disamping itu, penerapan pertanian dengan greenhouse juga akan

mendorong terciptanya kerjasama kemitraan antara petani-pasar-penyedia

input.

5. Dengan demikian, nampak bahwa kegiatan pertanian dengan mengunakan

greenhouse merupakan suatu sistem pertanian yang terintegrasi, ekonomis,

berkualitas, produksi sepanjang musim dan dapat meningkatkan nilai

tambah masyarakat. Untuk merealisasikan usaha pertanian dengan

greenhouse ini, dibutuhkan kegiatan pengembangan langsung kepada

masyarakat dalam bentuk kegiatan pengembangan greenhouse pertanian di

lapangan. Kegiatan pengembangan usaha produksi pertanian dengan

Page 18: Greenhouse

18

greenhouse ini dapat dilakukan melalui intensifikasi lahan usaha dan/atau

lahan transmigrasi, sehingga mempunyai daya produksi sebagai sentra

pertanian berbagai sayuran.

2.7 Jenis Tanaman yang Diusahakan dengan Greenhouse

Tanaman yang diusahakan dengan greenhouse ini meliputi golongan bunga,

sayur-sayuran, dan buah-buahan. Adapun jenis tanaman yang lazim

dibudidayakan dengan greenhouse secara terperinci disajikan dalam tabel berikut:

NoJenis Tanaman

Nama Ilmiah Nama Indonesia

12345678910111213141516171819202122232425

Acalypha hispidaAglaonema sp.Aloe sp.Amaranthus sp.Asparagus densiflorusBougainvillea spp.Brassica sp.Capsicum sp.Capsicum annuum var GrossumChrysanthemum x grandiflorumChlorophytum comosumCitrus sinensisCucumis meloDracaena spp.Euphorbia miliiEuphorbia pulcherrimaFragaria vescaHibiscus rosa-sinensisLycopersicon esculentumMaranta leuconeuraOrchidaceae, Various generaPassiflora sp.Randia spinosaSedum morganianumVitis vinifera

Ekor KucingAglaonemaLidah BuayaBayamEkor TupaiBogenvil/Kembang KertasSawiCabaiPaprikaBunga Krisan (Seruni)Lili ParisJerukMelonBambu ChinaEuphorbiaEuphorbiaStroberiMawarTomatMaranta/Daun LumutAnggrekMarkisaTimunEkor KeledaiAnggur

2.8 Kelemahan Greenhouse

Greenhouse dengan segala kelebihannya tidak serta merta sempurna.

Greenhouse memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:

1. Biaya investasi tinggi (overhead cost)

Page 19: Greenhouse

19

2. Menuntut ekstra perhatian dan perawatan sehingga sumberdaya manusia

yang trampil

3. Menjadi salah satu penyebab pemanasan global (global warming) akibat

dari efek rumah kaca.

Page 20: Greenhouse

20

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari pemaparan pada poin pembahasan, maka dapat ditarik simpulan

berkenaan dengan greenhouse:

Rumah kaca atau greenhouse pada prinsipnya adalah sebuah bangunan

yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal

dan menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun

dindingnya.

Greenhouse merupakan tempat pembudidayaan beberapa jenis tanaman

dimana didalam tempat tersebut tercipta suasana yang ekstrim, entah itu

dari segi temperature suhu ataupun dari iklim yang tercipta. Dengan

demikian kondisi ini akan membantu petani dalam pengaturan jadwal

produksi, meningkatkan hasil produksi, meningkatkan hasil produksi,

dan meminimalisasi pestisida.

Greenhouse berdasarkan material yang dipakai dibedakan menjadi

greenhouse bambu, greenhouse kayu, dan greenhouse besi. Sedangkan

berdasarkan desainnya ada greenhouse tipe tunnel, piggy back, dan

multispan.

Pembuatan greenhouse hendaknya memperthatikan topografi lahan,

intensitas cahaya, suhu, pengairan, dan daya keterjangkauan terhadap

sarana dan prasarana. Bahan untuk atapnya pun bermacam-macam,

tergantung dari kebutuhan dan kemampuan pembiayaan.

Untuk jangka panjang pembudidayaan tanaman dengan greenhouse

sangat menguntungkan karena kita mampu berproduksi sepanjang masa

tidak tergantung pada cuaca atau musim.

Tanaman yang dapat diusahakan dengan greenhouse meliputi golongan

sayur-sayuran, buah-buahan, dan bunga.

Page 21: Greenhouse

21

Kelemahan greenhouse adalah pada pembiayaan yang tinggi, kebutuhan

akan tenaga kerja yang terampil, dan merupakan salah satu penyebab

global warming.

3.2 Saran

Budidaya tanaman hortikultura dengan greenhouse sangat menjanjikan.

Oleh karenanya keterampilan dalam pengelolaan greenhouse harus lebih

ditingkatkan agar petani Indonesia menjadi lebih maju. Namun perlu diingat

pula bahwa greenhouse memiliki beberapa kelemahan. Oleh karenanya,

hendaklah kita menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.