Greenhouse
-
Upload
alit-biokunt -
Category
Documents
-
view
826 -
download
0
Transcript of Greenhouse
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Greenhouse atau yang dikenal dengan rumah kaca saat ini bukanlah
barang baru bagi pelaku agribisnis, terutama agribisnis hortikultura seperti
sayuran dan tanaman hias. Meskipun demikian, hal itu tidak menjamin
bahwa semua petani Indonesia mengerti dan mengetahui tentang greenhouse
ini. Jangankan tahu manfaatnya, bahkan mungkin melihatnya saja belum
pernah. Berdasarkan pertimbangan tersebut,dalam bahasan ini akan diulas
gambaran umum mengenai apa sebenarnya dan manfaat dari green house
sebagai penunjang agribisnis kita.
Sejalan dengan bertambahnya waktu dan tingginya serapan tekhnologi
pertanian, peranan greenhouse bagi dunia pertanian kita semakin lama
semakin dibutuhkan. Dengan semakin maraknya pembangunan perumahan
maupun kawasan industri akhir-akhir ini membuat lahan pertanian makin
berkurang. Padahal kebutuhan akan pangan di dalam negeri semakin lama
semakin besar dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia.
Berdasarkan pemikiran itulah penggunaan greenhouse untuk kegiatan bisnis
pertanian semakin diperlukan. Pemikiran pengembangan greenhouse untuk
agribisnis hortikultura yang didasari pada keinginan pemenuhan kebutuhan
produk pertanian yang kontinyu tanpa kenal musim.
Untuk jangka panjang pembudidayaan tanaman dengan greenhouse
sangat menguntungkan khususnya untuk bisnis fresh market hortikultura
karena kita mampu berproduksi sepanjang masa tidak tergantung pada cuaca
atau musim bahkan kualitas produk yang dihasilkan dapat terjamin atau
lebih baik dari tehnik budidaya dialam bebas.
1.2 Rumusan Masalah
Terkait makalah yang akan disajikan oleh kelompok kami, maka
rumusan masalah yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:
2
1. Apa definisi greenhouse?
2. Bagaimana sejarah greenhouse?
3. Apa saja tujuan dan manfaat dari greenhouse?
4. Apa saja jenis dan tipe greenhouse?
5. Bagaimana pembuatan greenhouse?
6. Bagaimana peluang hortikultura dalam greenhouse?
7. Apa saja kelemahan greenhouse?
1.3 Tujuan Penulisan
Pembuatan makalah ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
A. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat meningkatkan pemahamannya mengenai greenhouse
management sebagai salah satu cabang dari hortikultura di era pertanian
modern.
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui teknik budidaya tanaman dengan greenhouse.
2. Mampu membaca peluang hortikultura dengan teknik pertanian
modern.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari greenhouse.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Greenhouse
Green arsitektur atau greenhouse ialah ”sebuah konsep arsitektur yang
berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun
manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang
dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam
secara efisien dan optimal”.
Rumah kaca atau greenhouse pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang
terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup
diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya
dilengkapi juga dengan peralatan pengatur temperatur dan kelembaban udara serta
distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat
langka dan mahal karena tidak semua tempat yang kita jumpai dapat ditemukan
bangunan semacam ini. Greenhouse biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan
Tinggi atau Lembaga Pendidikan, Balai Penelitian dan perusahaan yang bergerak
dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market hortikultura. Namun di
negara-negara pertanian yang sudah maju seperti USA, Australia, Jepang dan
negara-negara Eropa sebagian besar tanaman hortikulturanya ditanam di rumah
kaca. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di manca negara sudah
umum dilakukan.
2.2 Sejarah Greenhouse
Sejarah greenhouse sendiri berasal dari rumah-rumah yang berada pada
tingkatan tradisional. Tradisional sendiri bisa diartikan terhadap kesederhanaan
dan dari titik sederhana itu kita dapat memahami sejarah di balik kata greenhouse
tersebut.
Rumah kaca telah jauh datang sejak kayatrofa dan Amerika menggunakannya
untuk tumbuhan jeruk dan nanas dalam struktur kaca, dikenal sebagai orang eries
dan penetres. Struktur ini menjadi symbol status serta cara praktis untuk tumbuh
4
buah-buahan dan sayuran dan tanaman eksotis. Salah satu rumah kaca paling awal
dibangun sekitar 30 AD untuk Kaisar Tiberius Romawi. Mengingat kaca belum
ditemukan sehingga “Specularium” itu dengan susah payah dibuat dari lembaran
tembus kecil mika. Semua itu dilakukan untuk memenuhi cravingstiberus untuk
ketimun di luar musim. Tidak sampai 1599 bahwa rumah kaca praktis pertama
dibuat oleh jules carles seorang ahli botani asal prancis dibangun di belanda dan
digunakan terutama untuk tumbuh tanaman tropis obat.
Ruangan kaca yang tertutup dari rumah kaca mempunyai kebutuhan yang unik
dibandingkan dengan produksi luar ruangan. Hama penyakit dan panas tinggi
serta kelembapan harus dikontrol dan irigasi untuk penyediaan air.
Kaca yang digunakan untuk rumah kerja, bekerja sebagai medium transmisi
yang dapat memilih frekuensi spectral yang berbeda-beda dan efeknya adalah
untuk menangkap energy di dalam rumah kaca. Yang memanaskan udara di dekat
tanah dan udara ini di cegah naik keatas dan mengalir keluar. Oleh karena itu,
rumah kaca bekerja dengan menangkap radiasi elektromagnetik dan mencegah
konjeksi.
2.3 Tujuan dan Manfaat Greenhouse
2.3.1 Tujuan Greenhouse
Greenhouse merupakan tempat pembudidayaan beberapa jenis tanaman
dimana didalam tempat tersebut tercipta suasana yang ekstrim, entah itu dari
segi temperature suhu ataupun dari iklim yang tercipta. Ada beberapa tujuan
dari greenhose itu sendiri yaitu:
1. Menciptakan tanaman budidaya yang unggul dan memiliki daya tahan
kuat terhadap lingkungan yang ekstrem
2. Untuk menghindari terpaan air hujan yang dapat merusak tanaman
3. Untuk menghindarkan lahan dari kondisi becek
4. Untuk mencegah masuknya air hujan ke dalam media tumbuhan
5. Untuk mengurangi tingkat penyerapan hama/GPT
6. Agar fotosintesis lebih sempurna
Adapun misi program greenhouse ini secara umum adalah agar diharapkan
dapat membantu meringankan kebutuhan dasar masyarakat guna membantu
5
tanaman pangan, program ini juga dikembangkan guna untuk menanggulangi
krisis pangan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
Rumah kaca menjadi penting untuk melindungi tanaman dari panas dan
dingin yang berlebihan dan melindungi tanaman dari badai debu dan bizzard
dan juga menolong mencegah hama. Pengontrol cahaya dan suhu dapat
mengubah tanah tak subur menjadi subur. Rumah kaca dapat memberikan
Negara kelaparan, persediaan makanan. Dimana tanaman tak dapat tumbuh
karena keganasan lingkungan. Hidroponik dapat digunakan dalam rumah kaca
untuk menggunakan ruang secara efektif
2.3.2 Manfaat Greenhouse
Manfaat apa saja yang didapat jika menggunakan green house, hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaturan jadwal produksi
Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan
cuaca, bila terjadi perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi akan
menyebabkan sulitnya menentukan jenis tanaman yang akan diproduksi.
Jika musim hujan terlalu panjang akan menyebabkan banyaknya penyakit
termasuk pembusukan akar. Jika musim terlalu kering akan menyebabkan
tanaman kekurangan air, hama juga akan menyerang yang dapat
menimbulkan kerugian. Demikian pula pada saat tertentu suatu komoditas
sulit ditemui mengakibatkan harganya demikian tinggi, sementara pada
waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok, sehingga
kerugian segera tiba.
Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan
luar menggantikan dengan mikroklimat yang diatur. Dengan demikian
dapat dijadwalkan produksi secara mandiri dan berkesinambungan.
Sehingga konsumen tidak perlu kehilangan komoditas yang dibutuhkan,
juga kita tidak perlu membanjiri pasar denganb jenis komoditas yang sama
yang menyebabkan harga anjlok.
2. Meningkatkan hasil produksi
Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam
green house lebih tinggi dibandingkan di luar green house. Karena
6
budidaya di dalam green house kondisi lingkungan dan pemberian hara
dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa
terjadi pada areal terbuka seperti pencucian dan fiksasi, di dalam green
house diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini dikenal sebagai
hidroponik.
Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan
pengawasan dapat lebih intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap
tanaman baik karena hama, penyakit ataupun gangguan fisiologis, dapat
dengan segera diketahui untuk diatasi .
3. Meningkatkan kualitas produksi
Ekses radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air
hujan, debu, polutan dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan
visual, ukuran dan kebersihan hasil produksi.
Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan pemberian nutrisi
akurat dan tepat waktu, maka hasil produksi tanaman akan berkwalitas.
Pemasakan berlangsung lebih serentak, sehingga pada saat panen
diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran maupun bentuk visual
produk.
4. Meminimalisasi pestisida
Green house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi
mikroklimat ideal bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman
terhadap hama dan penyakit. Perlindungan yang umum dilakukan adalah
dengan memasang insect screen pada dinding dan bukaan ventilasi di
bagian atap. Insect screen yang baik tidak dapat dilewati oleh hama seperti
kutu daun.
Pada beberapa green house bagian pintu masuknya tidak
berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam
teras transisi yang dibuat untuk menahan hama atau patogen yang terbawa
oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga terdapat bak berisi cairan pencuci
hama dan patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC sheet.
5. Aset dan performance
7
Saat ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem
knock down. Dengan cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala
karena suatu hal ada perubahan kebijakan, maka struktur green house
tersebut dapat dipindahkan atau mungkin dijual ke pihak lain yang
memerlukan dengan harga yang proporsional.
Dengan adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih
modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan
performance petani atau perusahaan yang menggunakannya.
6. Sarana agrowisata
Green house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai
jenis tanaman bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat
melihat berbagai jenis tanaman yang menarik, bahkan langka, sehingga
dapat menjadi daya tarik. Ada yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek
atau berbagai jenis tanaman dengan suasana dibuat seperti di alam bebas.
Di Indonesia green house seperti ini banyak ditemukan di berbagai kebun
raya dan tempat agrowisata.
2.4 Jenis dan Tipe Greenhouse
2.4.1 Jenis Greenhouse
Yang dimaksud dengan jenis green house adalah pembedaan ragam
green house berdasarkan material dominan yang digunakan. Pembedaan ini
akan membawa kita pada perbedaan biaya pembangunan dan umur pakai
green house. Semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan semakin
besar biayanya tetapi umur green house akan lebih lama.
Untuk negara kita, green house yang biasa digunakan dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu green house bambu, green house kayu dan green
house besi.
A. Greenhouse Bambu
Green house jenis ini umumnya dipakai sebagai green house produksi.
Green house ini secara umum adalah jenis green house yang paling murah
biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai
sarana produksi.
8
Namun kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relatif
pendek dan bahan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama.
Karena kekuatan struktur dan juga masalah biaya, maka green house bambu
atapnya terbatas menggunakan plastik UV.
B. Greenhouse Kayu
Lebih baik dari green house bambu adalah gren house dengan material
kayu, terutama jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai.
Dibanding green house bambu umur pakai green house kayu biasanya lebih
panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik.
9
Beberapa jenis green house kayu, bagian dinding bawah dibuat dari
pasangan bata yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya sudah
lebih bervariasi bisa plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca.
C. Greenhouse Besi
Dari segi umur pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah green
house yang menggunakan struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment
“hot dipped galvanis”. Struktur yang baik akan mengurangi frekuensi
perawatan; sehingga tidak terjadi stagnan kegiatan., walaupun pada keadaan
tertentu perlu dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang terjadwal.
Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan /
optional dapat dipasangkan pada jenis green house besi, sehingga
penggunaan green house dapat dilakukan secara optimal.
2.4.2 Tipe Greenhouse
Tipe greenhouse dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau
desainnya. Bentuk atau desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur
juga sangat berpengaruh pada kondisi mikroklimat di dalam greenhouse.
Secara umum desain greenhouse uintuk daerah tropis berbeda dengan
desain di daerah empat musim maupun sub tropis. Kecuali desain
greenhouse yang memang dibuat khusus seperti untuk penanaman planlet,
induksi akar atau pembuatan stek.
10
Desain greenhouse daerah tropis ditandai dengan banyaknya bukaan
ventilasi. Karena problem utama dari green house di wilayah tropis adalah
suhu udara yang terlalu tinggi akibat radiasi sinar infra merah.
Sebaliknya pada daerah sub tropis maupun daerah empat musim desain
greenhouse lebih tertutup. Bukaan yang minimal ini dibuituhkan karena
pada saat musim dingin udara hangat akibar radiasi infra merah
dipertahankan tidak keluar.
Jadi desain sebuah greenhouse sangat penting untuk pertumbuhan
tanaman. Bagaimana sebuah greenhouse dapat memberikan lingkungan
yang kondusif bagi pertumbuhan tanaman terletak pada desainnya.
Pada dasarnya green house dapat dibagi ke dalam 3 tipe, yaitu :
1. Tipe Tunnel
Tipe ini dari depan tampak seperti lorong setengah lingkaran.
Kelebihannya adalah memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk
melengkung kebawah merupakan bentuk yang sangat ideal dalam
menghadapi terpaan angin. Sementara struktur busur dengan kedua kaki
terpendam ketanah memegang bangunan lebih kuat.
Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya system ventilasi. Jika
digunakan pada daerah tropis dibutuhkan alat tambahan berupa exhaust fan
atau cooling system untuk mengalirkan dan menurunkan suhu udara di
dalam greenhouse.
11
2. Tipe Piggy Back
Green house tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan
tipe ini adalah tropical greenhouse. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara
yang sangat baik. Banyak memiliki struktur bukaan, sehingga memberikan
lingkungan mikroklimat yang kondusif bagi pertrumbuhan tanaman.
Selain memiliki keunggulan, banyaknya struktur bukaan juga merupakan
kelemahan dari tipe ini. Pada daerah dengan tiupan angin yang kuat green
house tipe piggy back kurang disarankan. Karena dengan banyaknya
struktur terbuka menyebabkan struktur rentan terhadap terpaan angin. Selain
itu dari segi biaya dengan penggunaan material atap sama, greeenhouse type
ini relatif lebih mahal dibanding type lain karena penggunaan material
struktur lebih banyak.
3 . Tipe Multispan
Desain tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel
dengan tipe piggy back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini
seakan-akan paduan (hybrid) antara tipe tunnel dengan tipe piggy back.
Karena itu, maka tipe greenhouse ini memeliki kelebihan dari tipe tunnel
dan tipe piggy back, yaitu strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi
yang maksimal.
12
Kelebihan lain dari tipe ini adalah beberapa unit greenhouse (Single
Span) dapat disatukan menjadi satu blok greenhouse besar (Multispan)
dimana hal ini sulit dilakukan pada greenhouse tipe tunnel.
Dibandingkan tipe piggy back, selain struktur lebih kuat biaya
pembuatan tipe campuran ini lebih hemat. Sehingga pada bidang kegiatan
yang membutuhkan greenhouse luas, maka tipe multispan adalah tipe yang
paling sesuai.
2.5 Pembuatan Greenhouse
2.5.1 Persyaratan
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi bila kita bermaksud
mendirikan greenhouse. Hal ini sangat erat kaintannya dengan investasi,
pertimbangan pemasaran, pengadaan sarana produksi, infrastruktur serta
industri pengolahan dan pemasarannya.
Sehingga pembuatan greenhouse ini tidak bisa dilakukan sembarangan
tanpa pertimbangan. Adapun beberapa lokasi ideal yang dapat dijadikan
tempat greenhouse harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya : (1)
intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi pada musim hujan, (2) suhu
yang cukup dan mendukung, dalam arti tidak terlalu panas juga tidak terlalu
dingin, (3) dekat dengan pusat keramaian/pasar, (4) dekat sumber air yang
baik dan cukup sepanjang tahun, (5) dekat dengan instalasi listrik, (6)
tempatnya harus datar tidak boleh mempunyai kemiringan (7) tanah yang
digunakan merupakan tanah yang tidak bergerak dan terakhir (8) dekat
13
dengan sarana penunjang seperti kantor, laboratorium, jalan besar (mudah
dijangkau kendaraan) untuk mempermudah pengawasan dan
penggunaannya.
Selain itu ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan diantaranya :
batasan kekuatan muatan, penetrasi cahaya dalam green house dan biaya.
Meskipun di Indonesia hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan dan
musim kemarau namun perlu diperhatikan pula kekuatan atap dan
bangunannya. Baik atap maupun bangunan harus kokoh dan kuat dari
terpaan angin maupun hujan deras. Kemiringan atap pun minimal harus 28º.
Tanpa mengesampingkan aspek kekokohannya, struktur konstruksi
bangunan greenhouse haruslah bisa menjaga agar penetrasi (cahaya yang
masuk) tetap maksimal. Agar penetrasi cahaya sesuai dengan kebutuhan
tanaman, sebaiknya atap penutup haruslah terbuat dari bahan yang sangat
transparan. Selain itu pilar-pilar penyokong sebaiknya dicat dengan warna
yang dapat memantulkan cahaya.
2.5.2 Bahan Penutup
Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar tanaman yang dibudidayakan
pada greenhouse membutuhkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar
400 – 700 nanometer (Photosynthetically Active Radiation). Hampir semua
bahan penutup greenhouse mampu menampung cahaya tersebut sesuai
dengan panjang gelombang yang diinginkan tanaman. Bahan yang terbuat
dari Polyethylene dan fiberglass cenderung membuat cahaya menjadi
tersebar, sementara bahan yang terbuat dari acrylic dan polycarbonate lebih
cenderung meneruskan cahaya yang masuk secara langsung. Cahaya yang
sifatnya menyebar tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi
tanaman, dimana dia bisa mengurangi kelebihan cahaya pada daun-daun
tanaman bagian atas dan memantulkannya pada daun-daun yang ada di
bagian bawah sehingga penyebaran cahaya menjadi lebih merata.
Sebenarnya bentuk-bentuk greenhouse tersebut bermacam-macam mulai
dari bentuk sederhana dengan bahan yang paling murah sampai bentuk
komplek yang dibentuk dari bahan penutup yang mahal. Adapun bahan
penutup atap dapat menggunakan kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat
14
dari plastik juga tidak kalah dengan kaca dimana mempunyai kelebihan
antara lain: tahan pecah, bentuknya bisa disesuaikan dengan bermacam
design, dan sangat mudah digunakan. Beberapa tipe plastik yang biasa
digunakan sebagai penutup green house antara lain:
1. Acrylic
Acrylic sangat tahan terhadap perubahan cuaca , tahan pecah
serta sangat transparan. Penyerapan sinar ultra violet yang berasal dari
matahari lebih tinggi dibandingkan dengan bahan yang terbuat dari kaca.
Penggunaan acrylic sebanyak dua lapis mampu menghantarkan sekitar
83 % cahaya dan mengurangi kehilangan panas sekitar 20-40%
dibandingkan penggunaan 1 lapis. Bahan ini tidak akan menguning
walaupun digunakan dalam waktu yang lama. Namun kekurangan dari
bahan acrylic adalah mudah terbakar, sangat mahal, dan sangat mudah
tergores/tidak tahan gores.
2. Polycarbonate
Polycarbonate memiliki ciri-ciri: lebih tahan, lebih fleksibel, lebih
tipis, serta lebih murah dibandingkan acrylic. Penggunaan dua lapis
polycarbonate mampu menghantarkan cahaya sekitar 75-80 % dan
mengurangi kehilangan panas sekitar 40% dibandingkan satu lapis.
Namun bahan ini sangat mudah tergores, mudah memuai, gampang
menguning, dan akan membuat lapisan kurang transparan dalam waktu
satu tahun (meskipun kini hadir jenis baru yang tidak cepat menguning).
3. Fiberglass Reinforced Polyester
Bahan ini memiliki sifat-sifat: lebih tahan lama, penampilannya
menarik, harganya terjangkau dibandingkan kaca, serta FRP ini lebih
tahan pengaruh perubahan cuaca. Bahan plastik ini mudah sekali
dibentuk menjadi bentuk bergelombang maupun berupa lempengan.
Meskipun demikian kekurangannya adalah bahan ini mudah memuai.
4. Polyethylene film
Bahan ini sangat murah dibandingkan dengan bahan lainnya namun
sifatnya hanya sementara (kurang tahan lama), bentuknya kurang
menarik, serta membutuhkan penanganan maupun perawatan yang lebih
15
intensif . Selain itu, bahan ini juga mudah sekali rusak oleh sengatan
cahaya matahari, walaupun mampu bertahan minimal 1 – 2 tahun dengan
perawatan lebih intensif. Dikarenakan bahan ini berupa lembaran lebar
sehingga tidak membutuhkan kerangka yang lebih banyak dan bisa
menghantarkan cahaya paling besar.
5. Polyvinyl cholride film
Bahan ini mempunyai sifat penghantar emisi yang sangat besar untuk
cahaya dengan panjang gelombang yang besar, dimana bahan ini mampu
menciptakan temperatur udara yang cukup tinggi pada malam hari dan
bisa berfungsi sebagai penghalang sinar ultra violet. Bahan ini lebih
mahal dibandingkan polyethylene film dan cenderung mudah kotor,
yang mana harus terus dilakukan pembersihan agar didapatkan
penghantaran cahaya yang lebih baik.
Untuk model atap ada yang berbentuk melengkung dan ada yang
berbentuk lancip. Tinggi dinding yang baik mencapai 6 sampai 9 meter,
tergantung crop yang akan diproduksi atau tergantung pada tujuannya.
Bahan dinding beserta atapnya dapat dari kaca maupun plastik yang
tebal yang tidak mudah sobek dan cara pemasanganya dimulai dari
atapnya dulu, kalau sudah selesai baru dinding. Pintu dari green house
harus dibuat serapat mungkin sehingga tidak memberikan kesempatan
bagi udara luar untuk masuk kedalam green house. Setelah dinding dan
atap terpasang kaca atau plastik, kita dapat memasang sistem irigasi
dengan menggunakan pipa secara sistematis yang dapat kita kendalikan,
serta diberi bak pengontrol untuk mengontrol masuk dan keluarnya air
dari dalam dan keluar dari green house. Untuk bagian dalam green house
ada 2 jenis, yaitu diplester dengan semen, ini hanya untuk green house
yang penanamannya menggunakan media pot atau plastik polybag atau
percobaan hydroponik tetapi ada juga yang dalamnya berupa tanah
seperti yang ada dilahan persawahan, hal ini bertujuan untuk budidaya
sayuran, buah-buahan dan bunga yang akan dibuat petakan atau
bedengan. Bahkan bedengan ini ada juga yang diberi mulsa sama seperti
tehnik budidaya tanaman pada umumnya. Tetapi dengan green house
16
pengawasan terhadap tanaman baik temperature, kelembaban, kebutuhan
air, kebutuhan hara bahkan pengendalian hama dan penyakitnya dapat
dikontrol dengan sebaik-baiknya.
Untuk jangka panjang pembudidayaan tanaman dengan green house
sangat menguntungkan khususnya untuk bisnis fresh market hortikultura
karena kita mampu berproduksi sepanjang masa tidak tergantung pada
cuaca atau musim bahkan kualitas produk yang dihasilkan dapat terjamin
atau lebih baik dari tehnik budidaya dialam bebas.
2.6 Peluang Hortikultura dalam Greenhouse
Peluang usaha bidang pertanian ini dapat diterapkan juga pada peluang usaha
hidroponik dan pertanian lainnya.
Pengembangan pertanian menggunakan teknologi greenhouse menjadi
semakin penting jika dikaitkan dengan upaya peningkatan daya saing produk
agribisnis nasional secara berkelanjutan untuk memenuhi tuntutan pasar global,
disamping aman dikonsumsi (food safety attributes), punya kandungan nutrisi
tinggi (nutrional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes), juga
pasar membutuhkan produksi sepanjang tahun tanpa permasalahan iklim
menjadikan kendala.
Pertanian didalam greenhouse adalah sistem produksi pertanian yang
mengabungkan pemanfaatan perlindungan tanaman dari intensitas hujan, sinar
matahari dan iklim mikro, yang mengoptimalkan pemeliharaan tanaman,
pemupukan dan irigasi mikro, sehingga mampu meningkatkan produksi sayuran,
buah dan bunga yang berkualitas tanpa tergantung dengan musim.
Pengembangan pertanian di dalam greenhouse dengan cara, antara lain:
1. Membangun greenhouse produksi dan perlengkapnnya
2. Membangun tempat pembibitan (nursery)
3. Membuat sistem irigasi mikro untuk greenhouse
4. Membuat Water Storage untuk keperluan sistem irigasi
5. Pelatihan produksi pertanian dengan teknologi greenhouse secara on farm
(learning by doing).
17
Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan greenhouse
untuk pertanian antara lain adalah:
1. Mengenalkan teknologi pertanian alternatif yang bisa dilakukan oleh
pelaku usah pertanian untuk usaha tani yang menguntungkan dan terkesan
pertanian modern yang berbahan lokal.
2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, karena: (1) Harga jual
hasil produksi pertanian didalam greenhouse seringkali lebih mahal; (3)
Mendekatkan pasar global dengan hasil kepastian produksi pertanian yang
berkualitas dan kepastian suplai (4) Pengembangan pertanian dengan
teknologi greenhouse berarti mendorong (memacu) daya saing produk
agribisnis Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar internasional
terhadap produk pertanian yang berkualitas dan kontinyu yang terus
meningkat. Ini berarti akan mendatangkan devisa bagi pemerintah dan
pemerintah daerah, yang pada akhirnya akan/dapat meningkatkan
kesejahteraan petani itu sendiri;
3. Meminimalkan semua bentuk penggunann bahan kimi yang dihasilkan dari
kegiatan pertanian konvensional. Karena kegiatan pertanian di dalam
greenhouse: Menerapkan Pengelolaan Hama Terpadu;
4. Kegiatan pertanian didalam greenhouse selain menciptakan lapangan kerja
baru juga dapat meningkatkan perolehan teknologi pertanian di perdesaan.
Pertanian teknologi greenhouse akan menciptakan hadirnya peluang pasar
lain yang berarti adanya lapangan kerja baru bagi masyarakat perdesaan.
Disamping itu, penerapan pertanian dengan greenhouse juga akan
mendorong terciptanya kerjasama kemitraan antara petani-pasar-penyedia
input.
5. Dengan demikian, nampak bahwa kegiatan pertanian dengan mengunakan
greenhouse merupakan suatu sistem pertanian yang terintegrasi, ekonomis,
berkualitas, produksi sepanjang musim dan dapat meningkatkan nilai
tambah masyarakat. Untuk merealisasikan usaha pertanian dengan
greenhouse ini, dibutuhkan kegiatan pengembangan langsung kepada
masyarakat dalam bentuk kegiatan pengembangan greenhouse pertanian di
lapangan. Kegiatan pengembangan usaha produksi pertanian dengan
18
greenhouse ini dapat dilakukan melalui intensifikasi lahan usaha dan/atau
lahan transmigrasi, sehingga mempunyai daya produksi sebagai sentra
pertanian berbagai sayuran.
2.7 Jenis Tanaman yang Diusahakan dengan Greenhouse
Tanaman yang diusahakan dengan greenhouse ini meliputi golongan bunga,
sayur-sayuran, dan buah-buahan. Adapun jenis tanaman yang lazim
dibudidayakan dengan greenhouse secara terperinci disajikan dalam tabel berikut:
NoJenis Tanaman
Nama Ilmiah Nama Indonesia
12345678910111213141516171819202122232425
Acalypha hispidaAglaonema sp.Aloe sp.Amaranthus sp.Asparagus densiflorusBougainvillea spp.Brassica sp.Capsicum sp.Capsicum annuum var GrossumChrysanthemum x grandiflorumChlorophytum comosumCitrus sinensisCucumis meloDracaena spp.Euphorbia miliiEuphorbia pulcherrimaFragaria vescaHibiscus rosa-sinensisLycopersicon esculentumMaranta leuconeuraOrchidaceae, Various generaPassiflora sp.Randia spinosaSedum morganianumVitis vinifera
Ekor KucingAglaonemaLidah BuayaBayamEkor TupaiBogenvil/Kembang KertasSawiCabaiPaprikaBunga Krisan (Seruni)Lili ParisJerukMelonBambu ChinaEuphorbiaEuphorbiaStroberiMawarTomatMaranta/Daun LumutAnggrekMarkisaTimunEkor KeledaiAnggur
2.8 Kelemahan Greenhouse
Greenhouse dengan segala kelebihannya tidak serta merta sempurna.
Greenhouse memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
1. Biaya investasi tinggi (overhead cost)
19
2. Menuntut ekstra perhatian dan perawatan sehingga sumberdaya manusia
yang trampil
3. Menjadi salah satu penyebab pemanasan global (global warming) akibat
dari efek rumah kaca.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pemaparan pada poin pembahasan, maka dapat ditarik simpulan
berkenaan dengan greenhouse:
Rumah kaca atau greenhouse pada prinsipnya adalah sebuah bangunan
yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal
dan menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun
dindingnya.
Greenhouse merupakan tempat pembudidayaan beberapa jenis tanaman
dimana didalam tempat tersebut tercipta suasana yang ekstrim, entah itu
dari segi temperature suhu ataupun dari iklim yang tercipta. Dengan
demikian kondisi ini akan membantu petani dalam pengaturan jadwal
produksi, meningkatkan hasil produksi, meningkatkan hasil produksi,
dan meminimalisasi pestisida.
Greenhouse berdasarkan material yang dipakai dibedakan menjadi
greenhouse bambu, greenhouse kayu, dan greenhouse besi. Sedangkan
berdasarkan desainnya ada greenhouse tipe tunnel, piggy back, dan
multispan.
Pembuatan greenhouse hendaknya memperthatikan topografi lahan,
intensitas cahaya, suhu, pengairan, dan daya keterjangkauan terhadap
sarana dan prasarana. Bahan untuk atapnya pun bermacam-macam,
tergantung dari kebutuhan dan kemampuan pembiayaan.
Untuk jangka panjang pembudidayaan tanaman dengan greenhouse
sangat menguntungkan karena kita mampu berproduksi sepanjang masa
tidak tergantung pada cuaca atau musim.
Tanaman yang dapat diusahakan dengan greenhouse meliputi golongan
sayur-sayuran, buah-buahan, dan bunga.
21
Kelemahan greenhouse adalah pada pembiayaan yang tinggi, kebutuhan
akan tenaga kerja yang terampil, dan merupakan salah satu penyebab
global warming.
3.2 Saran
Budidaya tanaman hortikultura dengan greenhouse sangat menjanjikan.
Oleh karenanya keterampilan dalam pengelolaan greenhouse harus lebih
ditingkatkan agar petani Indonesia menjadi lebih maju. Namun perlu diingat
pula bahwa greenhouse memiliki beberapa kelemahan. Oleh karenanya,
hendaklah kita menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.