gravid dengan kista_JBUs^^

44
KISTA OVARIUM PADA KEHAMILAN IDENTITAS PASIEN Nama lengkap : Ny.NI Jenis kelamin : Perempuan Umur : 29 tahun Suku bangsa : Jawa Status perkawinan : Kawin (G I P 0 A 0 ) Agama : Islam Pekerjaan : Swasta Pendidikan : SMA Nama suami : Tn. RE Umur : 30 tahun Pekerjaan : Swasta Anamnesis Dilakukan autoanamnesis tanggal 10 Agustus 2015 pukul 15.40 WIB Keluhan utama : Perut kencang-kencang Riwayat Penyakit Sekarang: 1

description

mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Transcript of gravid dengan kista_JBUs^^

KISTA OVARIUM PADA KEHAMILAN

IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : Ny.NI Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 29 tahun Suku bangsa : Jawa

Status perkawinan : Kawin (GI P0A0) Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta Pendidikan : SMA

Nama suami : Tn. RE

Umur : 30 tahun

Pekerjaan : Swasta

Anamnesis

Dilakukan autoanamnesis tanggal 10 Agustus 2015 pukul 15.40 WIB

Keluhan utama :

Perut kencang-kencang

Riwayat Penyakit Sekarang:

Os datang dengan keluhan perut terasa kencang-kencang yang hilang timbul sejak

1 hari SMRS. Pada tanggal 10 Agustus 2015 pukul 12.00 WIB, Os memeriksakan

kehamilan ke poliklinik. Dilakukan pemeriksaan USG didapatkan gambaran

pembesaran uterus dengan bayi letak kepala dibagian bawah, bokong berada di bagian

fundus uterus, air ketuban jernih dan cukup, plasenta menempel baik, tinggi bayi

sesuai dengan usia masa kehamilan serta didapatkan gambaran kista pada adneksa

1

kiri. Sejak 2 bulan SMRS, pada kehamilannya Os mengaku terkadang merasa nyeri

yang hilang timbul pada perut kiri bagian bawah, terutama pada saat ada guncangan.

Terdapat benjolan kecil pada perut bagian kiri, namun Os tidak menghiraukan

keluhan ini karena dia mengira benjolan itu merupakan salah satu bagian tubuh bayi.

Benjolan tersebut tidak terasa nyeri saat ditekan. Pasien mengatakan bahwa dirinya

sering merasa perutnya kembung, sebah, sehingga pasien menduga bahwa pasien

memiliki sakit maag dan efek dari kondisi kehamilannya. Karena kondisi pasien

seperti ini, maka Os segera di rawat di RS untuk dilakukan induksi kelahiran. Tidak

ada keluhan pusing, mual dan muntah. BAK (+), 5 – 6 x /hari, warna kuning jernih,

nyeri (-). BAB (+) pada pagi hari. Gerakan janin aktif dan masih dirasakan. Os

mengaku tidak ada riwayat trauma. Os memeriksakan kehamilannya secara teratur di

dokter. Ini merupakan kehamilan pertama, usia kehamilan 40 minggu. Tidak ada

riwayat operasi sebelumnya.

Riwayat Haid:

Menarche : 14 tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 7 hari

HPHT : 03 November 2014

HPL : 10 Agustus 2015

Menopause : -

Perkawinan : 1 kali

Menikah usia : 25 tahun

Lama menikah : 4 tahun

Riwayat KB : -

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Hamil

ke

Usia

kehamilan

Jenis

Persalinan

Penyulit penolong Jenis

kelamin

BB/TB

lahir

1 Hamil ini

(40 minggu)

- - - - -

2

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah menderita penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis, asma dan

alergi.

OS tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit jantung, darah tinggi, kencing

manis, asma dan alergi.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 100/60 mmHg

Nadi : 80x/menit

Pernafasan : 20x/menit

Suhu : 36,4oC

Mata : Konjungtiva Anemis +/+, Sklera Ikterik -/-

Paru-paru : Vesikuler +/+, Wheezing -/-, Rhonki -/-

Jantung : BJ1-BJ2 murni reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen : Tampak membuncit sesuai massa kehamilan, tampak linea nigra,

Ekstremitas : Edema -/-, akral hangat

Kelenjar getah bening

Submandibula : tidak ditemukan pembesaran

Supraklavikula : tidak ditemukan pembesaran

Lipat paha : tidak ditemukan pembesaran

Leher : tidak ditemukan pembesaran

Ketiak : tidak ditemukan pembesaran

Aspek kejiwaan

Tingkah laku : tenang

Alam perasaan : biasa

Proses piker : wajar

3

C. PEMERIKSAAN OBSTETRI

Pemeriksaan Luar

Inspeksi

Wajah : Chloasma gravidarum (-)

Payudara : pembesaran payudara (+), puting susu menonjol, cairan dari

mammae (-)

Abdomen : pembesaran abdomen (+),

striae livide (-),

striae albicans (-),

linea nigra (+)

bekas operasi (-)

Palpasi

Leopold I : Teraba bagian bulat dan lunak, tidak melenting

Leopold II : Teraba bagian memanjang di sebelah kanan ibu.

Leopold III : Teraba bagian bulat dan keras

Leopold IV : Sudah masuk pintu atas panggul

Auskultasi

Denyut jantung janin = 13-12-13 (152 x/menit)

HIS = (+) , 1 x / 10 menit (10 detik)

PPV : (+) darah dan cairan

Pemeriksaan dalam:

Vaginal Toucher – (pukul 22.30)

Ø 1 cm, KK (-), effacement 25%

bagian bawah janin kepala, hodge I, puka

UUK kiri depan

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Darah rutin 10 Agustus 2015

Hemoglobin 12,9 g/dL (N: 11,7 – 15,5)

Leukosit 13,78 ribu (N: 3.600 – 11.000)

DIFF COUNT

Eosinofil 2,30 % (N: 1-3)

Basofil 0,10% (N: 0-1)

4

Neutrofil 78,80% (50-70)

Limfosit 13,90% (25-40)

Monosit 3,80% (2-8)

MCV 90 fL (80-100)

MCH 31 pg (26-34)

MCHC 34 g/dL (32-36)

Hematokrit 37% (N: > 59)

Trombosit 338.000 (N: 150.000-440.000)

Eritrosit 4,2 juta (N: 3,8 – 5,2)

Prothrombine Time 12.3 (N : 11-14)

PT Control 12.0

Tromboplastin Time 28.4 (N : 27-40)

TT Control 34.8

KIMIA

GDS 191 mg/dL (N: 75-110)

Ureum 13,0 mg/dL (N:15-20)

Kreatinin 1,0 mg/dL (N:0,6-1,1)

SGOT 31 U/L ( N:0-50)

SGPT 44 U/L (N:0-50)

Natrium 134,0 mmol/L (N:135-147)

Kalium 3,28 mmol/L (N:3,5-5)

Calcium 8,2 mmol/L (N:8,8-10,0

IMSER

HbsAg Stik Negatif Negatif

Anti HIV Stik Negatif Negatif

Ringkasan:

Os datang dengan keluhan perut terasa kencang-kencang yang hilang timbul sejak

1 hari SMRS. Sebelumnya Os memeriksakan kehamilan ke poliklini. Dilakukan

pemeriksaan USG didapatkan gambaran pembesaran uterus dengan bayi letak kepala

dibagian bawah, bokong berada di bagian fundus uterus, air ketuban jernih dan cukup,

plasenta menempel baik, tinggi bayi sesuai dengan usia masa kehamilan serta

5

didapatkan gambaran kista pada adneksa kiri. Sejak 2 bulan SMRS, pada

kehamilannya Os mengaku terkadang merasa nyeri hilang timbul pada perut kiri

bagian bawah, terutama pada saat ada guncangan. Terdapat benjolan kecil pada perut

bagian kiri, namun Os tidak menghiraukan keluhan ini karena dia mengira benjolan

itu merupakan salah satu bagian tubuh bayi. Benjolan tersebut tidak terasa nyeri saat

ditekan. Pasien mengatakan bahwa dirinya sering merasa perutnya kembung, sebah,

sehingga pasien menduga bahwa pasien memiliki sakit maag dan efek dari kondisi

kehamilannya. Karena kondisi pasien seperti ini, maka Os segera di rawat di RS untuk

dilakukan induksi kelahiran. Gerakan janin aktif dan masih dirasakan. Os

memeriksakan kehamilannya secara teratur di dokter. Ini merupakan kehamilan

pertama, usia kehamilan 40 minggu.

Riwayat Haid:

Menarche : 14 tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 7 hari

HPHT : 03 November 2014

HPL : 10 Agustus 2015

Perkawinan : 1 kali

Menikah usia : 25 tahun

Lama menikah : 4 tahun

Riwayat KB : -

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tekanan darah : 100/60 mmHg

Nadi : 80x/menit

Pernafasan : 20x/menit

Suhu : 36,4oC

Mata : Konjungtiva Anemis +/+, Sklera Ikterik -/-

Paru-paru : Vesikuler +/+, Wheezing -/-, Rhonki -/-

Jantung : BJ1-BJ2 murni reguler, gallop (-), murmur (-)

6

Abdomen : Tampak membuncit sesuai massa kehamilan, tampak linea nigra .

Ekstremitas : Edema -/-, akral hangat

Pemeriksaan Obstetri dan Ginekologi

Pemeriksaan Luar

Inspeksi

Wajah : Chloasma gravidarum (-)

Payudara : pembesaran payudara (+), puting susu menonjol, cairan dari

mammae (-)

Abdomen : pembesaran abdomen (+),

striae livide (-),

striae albicans (-),

linea nigra (+)

bekas operasi (-)

Palpasi

Leopold I : Teraba bagian bulat dan lunak, tidak melenting

Leopold II : Teraba bagian memanjang di sebelah kanan ibu.

Leopold III : Teraba bagian bulat dan keras

Leopold IV : Sudah masuk pintu atas panggul

Auskultasi

Denyut jantung janin = 13-12-13 (152 x/menit)

HIS = (+) , 1 x / 10 menit (10 detik)

PPV : (+) darah dan cairan

Pemeriksaan dalam:

Vaginal Toucher – (pukul 22.30)

Ø 1 cm, KK (-), effacement 25%

bagian bawah janin kepala, hodge I, puka

UUK kiri depan

Pemeriksaan Penunjang

Darah rutin 10 Agustus 2015

Hemoglobin 12,9 g/dL

7

Leukosit 13,78 ribu

Hematokrit 37%

Trombosit 338.000

Eritrosit 4,2 juta

Diagnosis Kerja

GIP0 A0, umur 29 tahun, hamil aterm

Anak I, hidup intrauterine

Presentasi kepala U H-I, PUKA

Inpartu kala I fase laten

Kista ovarium

Rencana pengelolaan:

Infus RL 20 tetes/menit

Zegavit 1x1

Fozen

Persiapan operasi (Puasa)

Pasang DC

Follow Up sebelum operasi

Tanggal 13 Mei 2015, Jam 10:00

S : benjolan pada perut bagian kiri, kadang-kadang nyeri

O : KU : baik kesadaran: CM

TD : 130/ 80 mmHg RR: 20 x/menit

HR : 92 x/menit T : 36,5°C

Mata : CA-/-. SI-/-

C/P: dalam batas normal

Abdomen: Inspeksi: striae albicans (+), bekas operasi (-), tak membuncit

Palpasi: nyeri tekan(-), teraba massa kenyal pada perut bagian kiri

sebesar kepala bayi

Extremitas: edema-/-. Akral hangat+/+

PPV: -

Vaginal Toucher :

1. Fluxus (-), fluor (-)

2. V/U/V : tidak ada kelainan

8

3. Porsio : sebesar jempol tangan dan lembut

4. OUE : tertutup

5. CUT : seperti telur ayam

6. Adneksa: pada adneksa kiri, teraba adanya massa sebesar kepala bayi,

mobile dan nyeri tekan (-)

7. CD : tidak ada kelainan

8. Portio tidak ikut goyang dan tidak nyeri

A: PIIIA0 dengan kista ovarium

P: Infus RL 20 tetes per menit

Persiapan operasi

Laporan operasi 13 Mei 2014 jam 08.00

Insisi dinding abdomen pada linea medialis + 10cm diatas simfisis menuju

pusat

Insisi diperdalam lapis demi lapis sampai peritoneum terbuka

Eksplorasi, tampak massa tumor sebesar kepala bayi, berisi cairan

kecoklatan +700 cc. berasal dari ovarium kiri dan kanan yang membesar

Uterus dalam batas normal

Dinding kista licin dan tidak berbenjol-benjol

Dilakukan kistektomi bilateral

Perdarahan +200cc

Jahit abdomen lapis demi lapis

Tindakan selesai

Instruksi pasca tindakan

- Infus RL/ Nacl / D5 20 tpm

- Cefotaxime 2x1 gram IV

- Tramadol 2x100 mg IV

- Vitamin B1 2 x 1 IV

- Vitamin C 1 x 1 IV

- cek Hb post operasi

- Puasa

9

Follow up post operasi

Tanggal 14 Mei 2015, Jam 10.00

S : nyeri luka bekas operasi, belum buang angin

O : KU : baik kesadaran: CM

TD : 130 / 80 mmHg RR: 20 x/menit

HR : 84 x/menit T : 36,5°C

Mata : CA-/-. SI-/-

C/P: dalam batas normal

Abdomen: BU -

Extremitas: edema-/-. Akral hangat+/+

Hb post operasi 10,4 g/dL

A: PIII A0 dengan post kistektomi bilateral atas indikasi kista ovarium sinistra hari

pertama

S/: - Infus RL 20 tetes per menit

- Cefotaxime 2x1 gram IV

- Tramadol 2x100 mg IV

- Vitamin B1 2 x 1 IV

- Vitamin c 1 x 1 IV

- Tirah baring

- Minum diperbolehkan

10

Tinjauan Pustaka

I. PENDAHULUAN

Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita.

Berlokasi di pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk

seperti buah peer pada bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium ukuran

dan bentuknya seperti buah kenari. Ovarium menghasilkan sel telur dan hormon

wanita. Hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol jalannya fungsi dari sel

dan organ tertentu.1

Setiap bulan, selama siklus menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu

ovarium dalam proses yang disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium

melalui tuba falopii menuju ke uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama dari

hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi

11

perkembangan dari payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-

hormon ini juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan.

Di antara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang

bersifat non neoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada klasifikasi

yang dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi oleh karena klasifikasi

berdasarkan histopatologi atau embriologi belum dapat diberikan secara tuntas

berhubung masih kurangnya pengetahuan kita mengenai asal-usul beberapa tumor,

dan pula berhubung dengan adanya kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sama

rupanya mempunyai asal yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-

tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor

jinak dibagi dalam tumor kistik dan solid.

ANATOMI

Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba

falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian messovarium

ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-

kira setinggi spina illiaka anterior superior, dan ligamentum ovarii propium, yang

mengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi, ovarium dapat digerakkan.

Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria.

Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saat

ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk sementara.

Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal.

Sebelum menarche, permukaan ovarium licin. Setelah maturasi seksual, luka parut

akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi

kasar.

Ovarium terdiri dari dua bagian:

1. Korteks Ovarii

Mengandung folikel primordial

Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraff

Terdapat korpus luteum dan albicantes

2. Medula Ovarii

12

Terdapat pembuluh darah dan limfe

Terdapat serat saraf

Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi

hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum

primordial (primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap

bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan

tempat utama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen)

dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi

wanita normal.

Definisi

Definisi kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang

tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah,

atau bahan-bahan lain. Sedangkan Kista Ovarium adalah suatu kantung yang berisi

cairan atau materi semisolid yang tumbuh pada atau sekitar ovarium. Kista ovarium

biasanya berukuran kecil (<5 cm), berkapsul dengan isi cairan. Beberapa kista

ovarium ini tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi spontan, tetapi

ada yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan. Ada beberapa yang

menjadi ganas, dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita yang mulai

menopause.

Epidemiologi

Kista ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab

kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi

keganasan ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per

100.000 populasi).

Di Amerika insidensi kista ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi

pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan jinak.

Di Amerika karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian

sebanyak 16.000 orang.

FAKTOR RISIKO

Usia

13

Ras

Nulipara

Riwayat keluarga

Obesitas

PATOGENESIS

        Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan

kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi

ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak

menghasilkan hormon hipofise dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang

abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak

sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal

melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu

terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari, ovarium normal akan membentuk

beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel

dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel

yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur

1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit,

korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila

terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual

akan mengecil selama kehamilan.

Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional

dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut

kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH

dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin

atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista folikel dan luteal,

kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graff yang tidak pecah atau

folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali.

Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah

lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1-1,5 cm dan

berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak,

sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit

pada daerah pelvis. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan

14

choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCG

menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas,

induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang

clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila

disertai dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel

yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau

jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium.

Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan

sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini

adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri

dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan

germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang

berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan

mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada

sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel

kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.

Etiologi

1. Faktor genetik

2. Gangguan hormonal

3. Diet tinggi lemak

4. Merokok

5. Minum alkohol

6. Sosial ekonomi yang rendah

Gejala

Kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarii tidak memiliki gejala. Namun kadang-

kadang dapat menyebabkan beberapa masalah seperti :

Tekanan, terasa penuh, atau nyeri di abdomen

15

Agak sakit pada bagian belakang bawah dan paha

Bermasalah dalam pengeluaran urine secara komplit

Nyeri selama hubungan seksual

Peningkatan berat badan

Nyeri pada saat menstruasi dan perdarahan abnormal

Nausea dan vomiting

Breast tenderness

KLASIFIKASI TUMOR OVARIUM

A. Tumor Non Neoplastik

1. Tumor akibat radang

a. Abses ovarial

b. Abses tubo – ovarial

c. Kista tubo – ovarial

2. Tumor lain

a. Kista folikel

b. Kista korpus luteum

c. Kista lutein

d. Kista inklusi germinal

e. Kista endometrium

f. Kista steven –leventhal

B. Tumor Neoplastik Jinak

1. Kistik

1.a.Kistoma ovarii simpleks

1.b. Kistadenoma ovarii musinosum

1.c.Kistadenoma ovarii serosum

1.d. Kista endometroid

1.e.Kista dermoid

2. Solid

2.a.Fibroma, leiomioma, fibroadenoma, papiloma, angioma, limfangioma

2.b. Tumor Brenner

16

2.c.Tumor sisi aderenal (makulinovo-blastoma)

TUMOR OVARIAN NON NEOPLASTIK

1. Tumor Akibat Radang

Abses Ovarium

Abses ovarii dan ooforitis primer jarang terjadi. Abses ditemukan primer

pada penderita yang telah menjalani histerektomi.Gejala klasik dari abses ovarii

terdiri dari suhu badan yang meningkat dan menetap setelah operasi dengan nyeri

pelvis yang tidak spesifik dan drainase purulen yang lama dari vagina.

Diagnosis bandingnya terdiri dari tumor radang tubo-ovarium, benda asing

dan komplikasi intestinal. Pada penatalaksanaan, yang tepat, ovarii yang terinfeksi

diangkat oleh karena tidak dapat diobati dengan antibiotik yang memerlukan

konsentrasi adekuat supaya terjadi resolusi.

2. Tumor lain

a. Kista Folikel

Kista fungsional yang paling sering terjadi adalah kista folikuler. Kista ini

sering ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvis, walaupun bisa pecah

dan menimbulkan rasa nyeri dan tanda-tanda peritonitis. Kista folikel ovarium ini

biasanya asimptomatik. Kista ini berasal dari folikel de graff yang tidak sampai

berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel

primer yang setelah tumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses

atresianya, melainkan membesar menjadi kista.

Bisa didapati satu kista atau beberapa dan biasanya bilateral serta tumbuh

di permukaan ovarii sebagai gelembung yang berisi cairan. Folikel berisi dengan

cairan yang jernih dan sering kali mengandung estrogen. Diameter jarang lebih

dari 6-8 cm. Tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk ke dalam rongga kista,

sehingga terjadi suatu hematoma folikuler. Sebagian besar kista folikel lambat

laun mengecil dan regresi pada siklus haid berikutnya dan dapat menghilang

17

spontan.

b. Kista Korpus Luteum

Dalam keadaan normal, korpus luteum (granuilosa lutein) lambat laun

mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum

mempertahankan diri (korpus luteum persistens); pendarahan yang sering terjadi

didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah

coklat karena darah tua. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri

atas sel-sel luteum yang berasal dari sel teka. Kista lutein lebih besar daripada

kista folikel, cenderung lebih keras dan padat dalam konsistensi, dan lebih mudah

menyebabkan nyeri atau tanda-tanda iritasi peritoneum.

Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa

amenorhea diikuti oleh pendarahan tak teratur. Adanya kista dapat menyebabkan

rasa berat perut bagian bawah. Pendarahan yang berulang dalam kista dapat

menyebabkan ruptur. Kista korpus luteum dapat mengakibatkan ovarium terpuntir

dan menimbulkan nyeri yang hebat. Rasa nyeri di dalam perut yang mendadak

dengan adanya amenorhea sering menimbulkan kesulitan dalam diferential

diagnosis dengan kehamilan ektopik yang terganggu.

Penanganan kista korpus luteum adalah menunggu sampai kista hilang

sendiri, biasanya dalam waktu 2 bulan pada wanita tidak hamil dan mengecil

perlahan-lahan pada trimester terakhir pada wanita hamil.

c. Kista Teka Lutein

18

Ukuran dari kista ini sangat bervariasi. Umumnya kista ini terjadi

bilateral, dan berisi cairan jernih dan didapati berhubungan dengan mola

hidatidosa, atau koriokarsinoma. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat

luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya

kista ini adalah akibat pengaruh hormon HCG yang berlebihan, dan dengan

hilangnya mola atau koriokarsinoma kista ovarium mengecil dengan spontan.

Tetapi apabila kista ini besar sekali, sudah tentu harus dilakukan ekstirpasi.

d. Kista Inklusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari

epitel germinativum pada permukaan ovarium. Tumor ini lebih banyak terdapat

pada wanita lanjut umurnya dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini

biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang

diangkat waktu operasi. Kista terletak di bawah permukaan ovarium dan berisi

cairan jernih dan serous. Kista ini tidak pernah memberikan gejala-gejala yang

berarti.

e. Kista Endometriosis

Kista ini terdapat pada endometriosis yang berlokasi di ovarium yang

disebut sebagai kista endometrial atau kista coklat. Dalam ovarium berukuran

kecil sampai sebesar tinju yang berisi darah sampai coklat. Darah tersebut dapat

keluar sedikit-sedikit karena luka pada dinding kista yang dapat menyebabkan

perlengketan antara permukaan ovarium dengan uterus. Kadang dapat mengalir

dalam jumlah yang banyak ke dalam rongga peritoneum dan menimbulkan akut

abdomen.

f. Kista Stein Leventhal

Kista ini ditandai oleh pembesaran bilateral dari polikistik ovarium,

amenorea atau oligomenorea sekunder. 50% dari penderita gemuk dan mengalami

hirsutisme tanpa maskulinisasi. Sindroma ini terjadi pada wanita antara usia 15-30

tahun. Ovarium pucat, membesar, polikistik, permukaan licin, dan kapsulnya

menebal.

Kelainan ini disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal.

Umumnya pada wanita tersebut terdapat gangguan ovulasi oleh karena

endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometrii juga sering

19

ditemukan.

Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif

a. Kistoma ovarii simpleks

           Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali

bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di dalam kista jernih,

serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik.

Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi (putaran tangkai) dengan gejala-

gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini suatu jenis kistadenoma serosum yang

kehilangan epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi

terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang

dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada

keganasan.

b. Kistadenoma Ovarii Musinosum

         Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia mungkin

berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan

elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan

germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai asal yang sama

dengan tumor Brenner.

Angka Kejadian

         Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan kistadenoma

ovarii serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang

kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh kelompok neoplasma

ovarium.

           Di Indonesia Hariadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27%; sedangkan

Gunawan (1977) menemukan angka 29,9%; Sapardan (1970) 37,2%; dan Djaswadi

15,1%. Tumor paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun, dan

jarang sekali pada masa prapubertas.

Gambaran Klinik

Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan

berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-

lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi

20

dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan

tetapi dapat juga ditemui yang bilateral.

Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi

torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan

perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya

perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.

Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakhir ini

khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada

pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan

berwarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah.

Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak

tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang membundar

karena terisi lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan

mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar: kelenjar-kelenjar menjadi

kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan

pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum

rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat

pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus

bertambah dan menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal

karena ileus dan atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah

padat, dan pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan

seksama oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini

terdapat dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum.

Penanganan

Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor sudah

cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal, biasanya

dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-ooforektomi). Pada waktu

mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan mengangkatnya tanpa mengadakan

pungsi dahulu, untuk mencegah timbulnya pseudomiksoma peritonei karena

tercecernya isi kista. Jika berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi

untuk mengecilkan tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum

mengeluarkan tumor dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan

21

pemeriksaan histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan

keganasan. Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula.

c. Kistadenoma Ovarii Serosum

          Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari epitel

permukaan ovarium (germinal epithelium).

Angka Kejadian

           Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan kistadenoma

musinosum dan dijumpai pada goloongan umur yang sama. Agak lebih sering

ditemukan kista bilateral (10-20 %); Hariadi (1970) dalam hal ini menemukan

frekuensi 19,7%, Sapardan (1970) 15%, Djaswadi (1970) 10,9%; dan Gunawan

(1977) 20,3%. Selanjutnya, disurabaya hariadi dan Gunawan menemukan angka

kejadian tumor ini masing-masing 39,8% dan 28,5%; di Jakarta Sapardan mencatat

angka 20,05 dan di Yogyakarta Djaswadi mencatat angka 36,1%.

Gambaran Klinik

Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar

dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, akan

tetapi dapat pula berrbagala karena kista serosum pun dapat berbentuk multilokuler,

meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini

adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga kista sebesar 50%, dan keluar

pada permukaan kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat

karena campuran darah. Tidak jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya

penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma).

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan gambaran

makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari yang jinak, bahkan

pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi kepastian. Pada pemeriksaan

mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak

yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya.

Karena tumor ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ephithelium),

maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya

terdiri atas epitel bulu getar, seperti epitel tuba.

Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam stromanya

yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya menunjukkan bahwa kista

adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum, tetapi tidak bahwa tumor itu ganas.

22

Perubahan Ganas

Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel,

serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara mikroskopik

digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara

kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan.

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi keganasan yang dilaporkan

sangat berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari

kistadenoma serosum mengalami perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus

terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit

itu kurang baik, meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak

(histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus

dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant).

Terapi

Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum. Hanya,

berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan

pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang

perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk

menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.

2.d. Kista Endometrioid

Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding dalam

terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium. Kista ini,

yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan

endometriosis ovarii.

2.e.Kista Dermoid

Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana

struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,

rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak

nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang

histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal

dari sel telur melalui proses partenogenesis.

23

Angka Kejadian tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium

yang kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25%

dari semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi

walaupun kista dermoid dapat ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat

mencapai ukuran yang sangat besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.

Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah sebagai

berikut : Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan Gunawan

masing-masing 11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan tumor ovarium. Sebelum

perang dunia II, Eerland dan Vos (1935) melaporkan frekuensi kista dermoid sebesar

3,8% dari 451 tumor ovarium yang diperiksa di Nederlands-Indisch Kanker Instituut

di Bandung, diantaranya satu kasus pada anak umur 13 tahun.

Gambaran Klinik

Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan

putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di

bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila

dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam

dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang

menonjol dan padat.

Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal.

Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang

rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis,

epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat

dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti

lemak, bercampur dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi

dapat pula merupakan gelondongan seperti konde.

Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di

perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan

akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak

jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita

lewat menopause. Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari

salah satu elemen ektodermal. Ada kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih

cepat dan menyebabkan terjadinya tumor yang khas.

24

f. Kista cokelat (Kista Endometriosis)

Kista endometriosis adalah kista yang tumbuh di permukaan ovarium atau

menyerang bagian dalam ovarium dan membentuk kista berisi darah. Kista ini disebut

sebagai kista coklat karena terdapat penumpukan darah berwarna merah coklat hingga

gelap. Kista ini bisa berukuran kecil seukuran kacang dan bisa tumbuh lebih besar

dari buah anggur.

Penyebab kista coklat

Penyebab kista coklat hingga kini tidak diketahui secara pasti, di duga akibat dari

proses peradangan atau inflamasi. Selain itu di duga disebabkan karena ketidak

seimbangan hormon. Kista coklat dapat mengiritasi jaringan di sekitarnya dan dapat

menyebabkan perlekatan (adhesi) akibat jaringan parut yang ditimbulkannya.

Klinik

Banyak tumor ovarium tidak menunjukan gejala dan tanda, terutama tumor

ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat pertumbuhan,

aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor-tumor tersebut.

1. Akibat pertumbuhan

Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan

pembenjolan perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan

oleh besarnya tumor atau posisinya di dalam perut. Misalnya, sebuah kista

dermoid yang tidak seberapa besar, tetapi terletak di depan uterus dapat

menekan kandung kencing dan dapat menimbulkan gangguan miksi,

sedang suatu kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut

kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut. Selain

gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi, edema

pada tungkai.Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa

sesak, dan lain-lain.

2. Akibat aktivitas hormonal

Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika

tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.

3. Akibat komplikasi

25

Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga

berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya

menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi, kalau

perdarahan terjadi sekonyong-konyong dalam jumlah yang banyak, akan

terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.

Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm

atau lebih akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas

gerakannya. Kondisi yang mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan

karena pada kondisi yang mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan

karena pada kehamilan uterus yang membesar dapat mengubah letak

tumor, dan karena sesudah persalinan dapat terjadi perubahan mendadak

dalam rongga perut

Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini

jarang bersifat total.Adanya putaran tangkai menimbulkan tarikan melalui

ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale dan ini

menimbulkan rasa sakit.Perlu hal ini diperhatikan pada

pemeriksaan.Karena vena lebih mudah tertekan, terjadilah pembendungan

darah dalam tumor dengan akibat pembesaran tumor dan terjadilah

pembesaran di dalamnya. Jika putaran tangkai berjalan terus, akan terjadi

nekrosis hemoragik dalam tumor, dan jika tidak diambil tindakan, dapat

terjadi robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal atau

peradangan sekunder. Bila putaran tangkai terjadi perlahan-lahan, tumor

dapat melekat pada omentum, yang membuat sirkulasi baru pada tumor

tersebut.Tumor mungkin melepaskan diri dari uterus dan menjadi tumor

parasite atau tumor pengembara.

Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman

pathogen, seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta.Kista

dermoid cenderung mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.

Robek dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula

sebagai akibat trauma, seperti jatuh, atau pukulan pada perut, dan lebih

sering pada waktu persetubuhan. Kalau kista hanya mengandung cairan

serus, rasa nyeri akibat robekan dan iritasi peritoneum segera

26

mengurang.Tetapi, kalau terjadi robekan pada kista disertai hemoragi yang

timbul secara akut, maka perdarahan bebas dapat berlangsung terus ke

dalam rongga peritoneum, dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus

disertai tanda-tanda abdomen akut.

Robekan dinding pada kistadenoma musinosum dapat mengakibatkan

implantasi sel-sel kista pada peritoneum.Sel-sel tersebut mengeluarkan

cairan musin yang mengisi rongga perut. Keadaan ini dikenal dengan

nama pseudomiksoma peritonei.

Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti

kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista

dermoid.Oleh sebab itu, setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada

operasi, perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang seksama terhadap

kemungkinan perubahan keganasan.Adanya asites dalam hal ini

mencurigakan; adanya anak sebar (metastasis) memperkuat diagnosis

keganasan.

4. Sindrom Meigs

Dalam 40% dari kasus-kasus fibroma ovarii ditemukan asites dan

hidrotoraks. Keadaan ini dikenal dengan nama Sindrom Meigs dan dapat

ditemukan pula pada beberapa tumor neoplastik jinak lain. Dengan

pengangkatan tumor, sindrom juga menghilang.Cairan dari rongga toraks

berasal dari cairan dalam rongga perut.Hal ini dapat dibuktikan dengan

penyuntikan tinta India dalam rongga perut, yang kemudian dapat

ditemukan dalam rongga toraks.

Sindrom Meigs perlu dibedakan dari asites dengan atau tanpa hidrotoraks,

yang ditemukan pada tumor ganas.Dalam hal terakhir ditemukan sel-sel

tumor ganas dalam sedimen cairan.

Diagnosa

Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga perut bagian bawah dan

atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi,

permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), perlulah ditentukan

27

jenis tumor tersebut. Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri,

terpisah dari tumor. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut

bagian bawah dan tumor itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya adanya

kehamilan atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlulah lebih cermat

dan disertai pemeriksaan tambahan.

Di negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor ovarium

bisa menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut. Dalam hal ini kadang-

kadang sukar untuk menentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor

atau ascites, akan tetapi dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti, kesukaran

ini biasanya dapat diatasi.

Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor ovarium,

maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau nonneoplastik. Tumor

nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-

gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat

peradangan tidak dapat digerakkan karena perlengketan. Kista nonneoplastik

umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya

menghilang sendiri

Pemeriksaan Penunjang

Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh kepastian

sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat dan analisis yang

tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu dalam pembuatan

differensial diagnosis. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu

menegakkan diagnosis adalah:

1. Laparaskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah

sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk

menentukan sifat-sifat tumor itu.

2. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah

tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor

kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga

perut yang bebas dan yang tidak.

28

3. MRI dan CT-scan

4. Histologi

Penanganan

Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor

nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan

gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya,

kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum. Tidak

jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang,

sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu selama 1-3 bulan, jika selama waktu

observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat

mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan

dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah

pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang

mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu

dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba

(salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan operasi yang lebih tepat ialah

histerektomi dan salphyngoooforektomi bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang

masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah,

dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi

yang tidak seberapa radikal.

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium di antaranya :

Torsi, ruptur, perdarahan, menjadi keganasan: potensi kistadenoma ovarium jinak

menjadi ganas sudah dipostulasikan, kista dermoid dan endometriosis dapat berubah

menjadi ganas, akan tetapi dalam persentase yang relatif sedikit.

Prognosis

Vitam : ad bonam

Fungsionam : dubia ad bonam

Sanationam : ad bonam

29

30

DAFTAR PUSTAKA1. Anonim. 2005. Obstetri patologi dan Ginekologi. Bagian obstetric dan

ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung; Elstar Offset

Bandung.

2. Prawirohardjo Sarwono.2009. Tumor Jinak Alat Genital. Ilmu

Kandungan.Edisi ketujuh. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

3. F. Gary Cunningham, F. Gant N.(et al), alih bahasa, Andry Hartono, Y.

Joko S.(et al). 2005. Obstetri William. Edisi 21. Cetakan pertama. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

4. Mas Soetomo Joedosepoetro Sutoto. 2005. Tumor Jinak Pada Alat-alat

Genital. In : Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editors. Ilmu

Kandungan. Edisi ketiga. Cetakan ketujuh. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

5. Sutoto, M.S.J. 1994. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu

Kandungan,Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

6. William Helm, C.. 2005. Ovarian Cysts. American College of

Obstetricians and Gynecologists.

31