gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh...

24
Buletin La’o Hamutuk Vol. 9, No. 1 Januari 2008 La’o Hamutuk, Institut Pemantau dan Rekonstruksi Timor-Leste P.O. Box 340, Dili, Timor-Leste Mobile +(670)7234330 Telepon +(670)3325013 Email: [email protected] Situs/Web: www.laohamutuk.org Daftar isi . . . Pengumuman Lowongan Kerja ......................... 11 PWYP mengonsolidasi gerakan Asia-Pasifik .... 12 Grupu Serbisu EITI iha Timor-Leste ............... 15 Karta ba ONU kona ba UNMIT no justisa ....... 19 Program Pemerintah dalam bidang Pertanian 21 Editorial: Bank Dunia merekomendasikan Jalan Neo-Liberal, lagi .................................. 24 (bersambung ke halaman 2) free gratis free gratis free gratis P rogram Penggiatan Masyarakat Oecusse atau Oecusse Community Activation Programme (OCAP) didanai oleh Komisi Eropa (EC) dan Pro- gram PBB untuk Pembangunan (UNDP), yang dalam penerapannya dilaksanakan oleh Kantor Pelaksanaan Proyek PBB (UNOPS) yang bekerja-sama dengan Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Pertanian dan Perikanan (MAP), Kementerian Ekonomi dan Pembangunan (MED) dan Pemerintahan Distrik Oecusse. Tujuan OCAP ialah untuk mengentaskan kemiskinan di daerah pedesaan dan upaya tersebut merupakan bagian dari Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol. 6 No. 5). Dalam pengimplementasian program OCAP, UNDP melibatkan pemerintah Timor-Leste sebagai mitra dalam pengambilan kebijakan umum di tingkat nasional maupun distrik. Sedangkan kebijakan pengalokasian dana dalam penerapan program dikendalikan oleh UNDP dan UNOPS. Pada tanggal 20 Mei 2002 secara resmi Pemerintah Timor Leste menandatangani kesepakatan kerja-sama dengan UNDP. Program OCAP diyakini dapat memberdayakan masyarakat lokal sehingga mereka terlibat secara aktif dalam proses pembangunan. Sejauh ini, OCAP sudah mencapai separuh dari tujuan tersebut, akan tetapi masih banyak hal yang perlu dibenahi. Program yang berjangka-waktu lima tahun ini dimaksudkan untuk mengentaskan kemiskinan di dalam negeri, sebagaimana telah dicantumkan di dalam Rencana Pembangunan Nasional, melalui penyediaan pasokan makanan yang berkelanjutan bagi masyarakat Oecusse. Guna mencapai tujuan di atas, program ini bermaksud memberdayakan masyarakat setempat dengan meng- identifikasi kebutuhan mereka dan selanjutnya meren- canakan dan menerapkan kegiatan pembangunan agar membantu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mereka yang berkaitan dengan penyediaan makanan dan peningkatan sumber-pendapatan. Artikel ini membahas tentang OCAP sebagai suatu pro- gram bantuan berjangka-panjang dari Komisi Eropa untuk mengurangi kemiskinan dan membangun tersedianya pangan yang berkesinambungan di daerah pedesaan di Oecusse. Data untuk artikel ini diperoleh dari Komisi Eropa, UNDP, UNOPS, dan Kementerian Pembangunan dan Pertanian Timor-Leste. La’o Hamutuk mengunjungi Oecusse dua kali dengan lama masing-masing empat hari pada bulan Maret dan Oktober 2007, mewawancarai masyarakat lokal di daerah kegiatan OCAP. Dalam bulan Maret kami mengunjungi delapan desa, dan pada bulan Oktober kami mengunjungi 13 desa: Costa, Nipani, Lifau, Program Penggiatan Masyarakat Oecusse Sebuah contoh kegiatan OCAP: Pembibitan di Desa Naimeco telah kering. Oktober 2007.

Transcript of gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh...

Page 1: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Buletin La’o Hamutuk Vol. 9, No. 1 Januari 2008

La’o Hamutuk, Institut Pemantau dan Rekonstruksi Timor-LesteP.O. Box 340, Dili, Timor-Leste

Mobile +(670)7234330 Telepon +(670)3325013Email: [email protected] Situs/Web: www.laohamutuk.org

Daftar isi . . .Pengumuman Lowongan Kerja ......................... 11PWYP mengonsolidasi gerakan Asia-Pasifik.... 12Grupu Serbisu EITI iha Timor-Leste ............... 15Karta ba ONU kona ba UNMIT no justisa ....... 19Program Pemerintah dalam bidang Pertanian 21Editorial: Bank Dunia merekomendasikan

Jalan Neo-Liberal, lagi .................................. 24

(bersambung ke halaman 2)

free gratis free gratis free gratis

Program Penggiatan Masyarakat Oecusse atauOecusse Community Activation Programme(OCAP) didanai oleh Komisi Eropa (EC) dan Pro-

gram PBB untuk Pembangunan (UNDP), yang dalampenerapannya dilaksanakan oleh Kantor PelaksanaanProyek PBB (UNOPS) yang bekerja-sama denganPemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Pertaniandan Perikanan (MAP), Kementerian Ekonomi danPembangunan (MED) dan Pemerintahan Distrik Oecusse.Tujuan OCAP ialah untuk mengentaskan kemiskinan didaerah pedesaan dan upaya tersebut merupakan bagian dariProgram Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yangdidanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanaibeberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol. 6 No. 5).

Dalam pengimplementasian program OCAP, UNDPmelibatkan pemerintah Timor-Leste sebagai mitra dalampengambilan kebijakan umum di tingkat nasional maupundistrik. Sedangkan kebijakan pengalokasian dana dalampenerapan program dikendalikan oleh UNDP dan UNOPS.Pada tanggal 20 Mei 2002 secara resmi Pemerintah TimorLeste menandatangani kesepakatan kerja-sama denganUNDP. Program OCAP diyakini dapat memberdayakanmasyarakat lokal sehingga mereka terlibat secara aktif

dalam proses pembangunan. Sejauh ini, OCAP sudahmencapai separuh dari tujuan tersebut, akan tetapi masihbanyak hal yang perlu dibenahi.

Program yang berjangka-waktu lima tahun inidimaksudkan untuk mengentaskan kemiskinan di dalamnegeri, sebagaimana telah dicantumkan di dalam RencanaPembangunan Nasional, melalui penyediaan pasokanmakanan yang berkelanjutan bagi masyarakat Oecusse.Guna mencapai tujuan di atas, program ini bermaksudmemberdayakan masyarakat setempat dengan meng-identifikasi kebutuhan mereka dan selanjutnya meren-canakan dan menerapkan kegiatan pembangunan agarmembantu meningkatkan kemampuan dan pengetahuanmereka yang berkaitan dengan penyediaan makanan danpeningkatan sumber-pendapatan.

Artikel ini membahas tentang OCAP sebagai suatu pro-gram bantuan berjangka-panjang dari Komisi Eropa untukmengurangi kemiskinan dan membangun tersedianyapangan yang berkesinambungan di daerah pedesaan diOecusse. Data untuk artikel ini diperoleh dari KomisiEropa, UNDP, UNOPS, dan Kementerian Pembangunandan Pertanian Timor-Leste. La’o Hamutuk mengunjungiOecusse dua kali dengan lama masing-masing empat haripada bulan Maret dan Oktober 2007, mewawancaraimasyarakat lokal di daerah kegiatan OCAP. Dalam bulanMaret kami mengunjungi delapan desa, dan pada bulanOktober kami mengunjungi 13 desa: Costa, Nipani, Lifau,

Program Penggiatan Masyarakat Oecusse

Sebuah contoh kegiatan OCAP: Pembibitan di Desa Naimecotelah kering. Oktober 2007.

Page 2: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Halaman 2 Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Buletin La’o Hamutuk

Cunha, Bobokase, Bobometo, Lalisuk, Naimeko, Taiboco,Suni Ufe, Abani, Usitacae dan Usitaqueno.

Informasi dalam artikel ini diperoleh dari pertemuan-pertemuan itu, dengan informasi tambahan lainnya yangdiberikan atas kebaikan dari banyak pihak dan organisasi,termasuk José Reinaldo Soares da Silva, Manajer ProgramNasional OCAP; Koen Toonen, Koordinator ProgramOCAP; Merita Marques, Koordinator Dana Pengem-bangan Masyarakat (CDF); Jitendra Prasad, spesialis padabidang pertanian OCAP; Angelo Siti, DepartemenKehutanan pada Kementerian Pertanian dan Perikanan diOecusse; Cristodio Bobo, Departemen Perikanan padaMAP di Oecusse; Sabino Freitas, Departemen Irigasi MAPdi Oecusse; Jose Suni, Kementerian Pekerjaan Umum,Pelayanan Air dan Kesehatan Lingkungan di Oecusse;Fransisco Marques, Administrator Distrik Oecusse; FFSO(Fundasaun Fatu Sinai Oecusse); Pusat PerempuanEnklave Oecusse (CFEO); Oxfam Australia; dan PalangMerah Timor-Leste.

Tujuan OCAP dan penerapannyaKonsep program ini pada awalnya didiskusikan pada

tahun 2001 dalam sebuah lokakarya yang diselenggarakanoleh UNDP, yang juga melibatkan sejumlah pemimpinmasyarakat sosial dan madani Oecusse. Pertemuan tersebutdipandang sebagai konsultasi publik guna merumuskantujuan pembangunan daerah, prosedur dan berikutsejumlah program pengimplementasiannya. Didasarkanpada lokakarya ini, UNDP merancang OCAP dan melobisejumlah Negara donor untuk menyediakan dana bagipelaksanaan program tersebut. Pada tahun 2003, UNDPdan Komisi Eropa menandatangani sebuah kesepakatankerja-sama, dan UNDP, dalam kerja-samanya dengan PusatPenelitian Nasional Universitas Nasional Timor-Leste,mengajukan program ini kepada Pemerintah Timor-Lesteguna mendapatkan masukan dari berbagai kementerianterkait.

Sebelum program tersebut diterapkan, berbagaikampanye dilakukan guna menyampaikan kepadamasyarakat Oecusse yang tersebar di 18 desa mengenaitujuan, program dan prosedur OCAP. Menurut informasiyang kami dapat dari UNDP, mengatakan bahwa kampanyeini menyertakan juga aparat dari Kementerian Pertanian,Kehutanan dan Perikanan, Administrator Distrik Oecussedan aparat terkait lainnya. Orientasi penerapan programini dilaksanakan pada bulan April 2004, dan sosialisasiuntuk program dilaksanakan padabulan November 2004.Para pemimpin pemerintahan setempat dan masyaratberperan-serta dalam proses sosialisasi tersebut.

Pada bulan November 2004, OCAP mulai merekrut stafdan melatih mereka sesuai dengan misi dan tujuan pro-gram itu dan cara pengelolaannya. Para staf yang barumelakukan magang selama empat hari di ProgamPenggiatan Masyarakat Ainaro-Manatuto (AMCAP, miripdengan OCAP), dan Manajer Program Nasional magangselama seminggu. Selanjutnya, staf program dan parafasilitator dikirim ke India pada tahun 2004 gunamempelajari konsep Kelompok Swadaya (Self-HelpGroups – SHGs), termasuk pelatihan dan kemah akan

kesadaran, dari MYRADA. MYRADA sebuah organisasinon-pemerintah yang bergerak di bidang pengelolaan pro-gram pembangunan pedesaan di tiga negara bagian India,yang juga memberikan bantuan terus-menerus, termasukmengirimkan para stafnya ke enam negara bagian lainnya.Organisasi ini juga mempromosikan Kelompok Swadayadi Kamboja, Burma dan Bangladesh.

Pada Mei 2005, UNDP mulai melaksanakan programberjangka lima tahun tersebut, yang akan berakhir padabulan Mei 2009. Dalam tahun pertama pelaksanaannya,lima desa – Naimeko, Malelat, Cunha, Beneufe danOemolo – terpilih sebagai proyek percontohan gunamenakar kebutuhan masyarakat lokal, prioritas berikutperencanaan mereka di bidang pembangunan pedesaan.Tahap selanjutnya ialah pembentukan Kelompok Swadayadi desa-desa tersebut guna meningkatkan produksi pangandan pendapatan. Menjelang akhir tahun 2006, kegiatanOCAP diterapkan di 18 desa Oecusse.

OCAP memiliki empat komponen penting:1. Penggiatan masyarakatProgram ini membantu memperdayakan anggota masya-rakat guna memahami dan memprioritaskan kebutuhanmereka agar selanjutnya merencanakan serta mengim-plementasikan kebutuhan mereka untuk keuntunganmasyarakat pedesaan. Program itu sendiri selanjutnyamemiliki empat sub-komponen:√ Pembentukan dan mobilisasi kelompok Swadaya

(SHGs)√ Dukungan terhadap pemberdayaan kaum perempuan√ Upaya simpan-pinjam masyarakat, dan√ Dana Pembangunan Masyarakat (CDF)Sub-komponen yang pertama adalah sebuah mekanismeuntuk mengimplementasikan sub-komponen lainnya.Selain itu, sub-komponen itu juga berlaku sebagai upayauntuk mengembangkan strategi bagi program-programlokal. Masing-masing Kelompok Swadaya terdiri dari 15hingga 20 orang miskin pedesaan, yang memilikikepentingan sama dalam hal simpan-pinjam uang danpartisipasi sosial.2. Pengembangan pertanianKomponen ini memperdayakan para petani lokal untukmeningkatkan kualitas ternak mereka, termasuk penge-lolaan irigasi. Bagian ini memiliki dua sub-komponenpenting:√ Peningkatan mutu ternak, yang termasuk di dalamnya

adalah penggemukan ternak, penyediaan rumput bagiternak dan lain sebagainya

√ Peningkatan pertanian di daerah dataran rendah dantinggi yang meliputi produksi sayur-mayur, padi,pengembang-biakan benih, irigasi, penadahan air, prosespembibitan benih, pembuatan kompos, pengelolaankuman, pertanian dengan sistem terasering dan teknologitanah pertanian.

3. Studi teknis dan kelayakanKomponen ini mengidentifikasi peluang pembangunanekonomi dan sosial melalui peningkatan perdagangan

Page 3: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Buletin La’o Hamutuk Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Halaman 3

lintas-batas dan pasar. Berbagai studi kelayakan mengenaipembangunan ekonomi dan sosial dapat membantumasyarakat memahami situasi mereka agar dapatmeningkatkan pendapatan mereka, termasuk mengiden-tifikasi layanan infrastruktur dan sosial lainnya padatingkat komunitas yang dapat diakses.4. Dukungan bagi pengembangan kapasitas

pemerintah lokalPengembangan kapasitas pemerintahan lokal diarahkanpada pemerintahan distrik, aparat Kementerian Pertanian,Kehutanan dan Perikanan di Oecusse serta staf program.Komponen ini dirancang untuk memberi peran padapemerintah lokal agar terlibat di dalam proses OCAP, danuntuk meningkatkan dukungan dari para pemimpinmasyarakat, staff OCAP di tingkat distrik dan pihak-pihakterkait lainnya.

Pembentukan dan penggiatan Kelompok-kelompok Swadaya (SHGs)

Menurut Koordinator Program OCAP, Koen W. Toonen,sedikitnya ada 241 Kelompok Swadaya yang telahdibentuk, termasuk 65 kelompok perempuan, 70 kelompoklaki-laki dan sekitar 106 kelompok yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Terdapat sekitar 1670 laki-laki dan1945 perempuan yang tersebar di berbagai Kelompok-kelompok Swadaya tersebut.

Pada tahun 2007, OCAP mulai mengevaluasi danmenilai berbagai hal yang telah ditempuh oleh Kelompok-kelompok Swadaya tersebut. Pada tahun 2008, merekaberencana membangun sebuah federasi SHGs sebagaiorganisasi payung dari berbagai organisasi itu.

Akan tetapi, seusai mengadakan kunjungan di 13 desa,La’o Hamutuk menemukan bahwa hanya kelompoksimpan-pinjam yang hingga kini masih aktif. Kelompoklainnya tidak berfungsi kembali; beberapa diantaranyahanya tinggal namanya karena sebagian anggota merekaterlibat dalam kegiatan lainnya. Di desa Lalisuk, misalnya,tiga kelompok dibentuk untuk memelihara ayam, duakelompok untuk simpan-pinjam, sementara empatkelompok lainnya bergerak di bidang hortikultura. Hingga

sekarang hanya kelompok simpan-pinjam yang masih aktifsementara kelompok lainnya gulung tikar karena merekatelah berhenti memelihara ternak dan menanam sayuransejak tahun 2006. Salah satu alasan mengapa bagiansimpan-pinjam masih aktif ialah karena para anggota inginmendapatkan pinjaman dari tabungan kelompok. Hal yangsama terjadi di desa Naimeko yang terdiri dari empatkampung (aldeia), yang berhasil membentuk 12 kelompok.Satu kelompok bubar sementara kelompok lainnya masihada untuk melakukan sistem simpan-pinjam. Kamimemperoleh hasil serupa di desa lainnya. Di suku Abani,misalnya, kelompok-kelompok yang ada menanamsayuran karena mereka memiliki air yang cukup.

Oktober 2007, Kandang pemeliharaan ayam di Naimeco.Tidak pernah digunakan sejak bulan Maret.

Oktober 2007, Kandang pemeliharaan sapi di Lifau.Tidak pernah digunakan sejak bulan Maret.

La’o Hamutuk yakin bahwa OCAP mestinya tidakmembentuk begitu banyak kelompok yang tidak efektif,dan bahwa program yang ada seharusnya mencerminkankebersinambungan dan keragaman, sehingga kelompok-kelompok tersebut dapat belajar dari satu sama lain.

Dana Pembangunan MasyarakatMenurut UNDP, OCAP telah mengalokasikan dana

kepada kelompok-kelompok masyarakat untuk:√ Layanan-layanan dasar seperti air bersih dan fasilitas

kesehatan lingkungan, akses jalan-raya dan jembatandi tingkat kampung, rekonstruksi, rehabilitasi sekolah,pusat kesehatan masyarakat, dan pengairan.

√ Pelatihan termasuk pelatihan jangka-pendek di bidangpertanian, tabungan masyarakat, dan hal-hal yangberkaitan erat dengan jender, etc.

Dana Pembangunan Masyarakat (CDF) memberikan hibahuntuk kegiatan tingkat desa, untuk mewujudkan tujuantersebut para Fasilitator Pembangunan Masyarakat yangditempatkan di setiap desa untuk bekerja-sama denganmasyarakat membentuk suatu kelompok masyarakat yangmerancang sendiri rencana dan berikut anggarannya yangdidanai oleh CDF. Usulan anggaran tersebut selanjutnyadinilai oleh Komisi Kerja Program (PWC) tingkat distrik.Berdasarkan rekomendasi dari PWC, keputusan untukmendanai proposal itu ditempuh UNOPS dan UNDP.

Page 4: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Halaman 4 Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Buletin La’o Hamutuk

Sementara proposal yang membutuhkan anggaran lebihdari $US 30.000 atau lebih harus disetujui oleh kantorUNOPS di Bangkok, Thailandia.

UNDP mengatakan, bahwa dia membutuhkan seminggusetelah proposal diserahkan, uang untuk program tersebutbaru tersedia. Bila suatu proyek fisik masyarakat, sepertiirigasi atau sekolah, yang membutuhkan ketrampilan teknisdalam pelaksanaannya, OCAP biasanya memperlakukanproses tender kepada para kontraktor melalui suatu tenderterbuka yang juga menuntut agar masyarakat memberikansekitar 10% dari uang, materi atau tenaga kerja yang ada.

Pada pertemuannya di bulan Oktober 2006 PWCmengesahkan panduan bagi kegiatan CDF, dan sedikitnya45 proposal untuk pembangunan komunitas diserahkandidanai oleh CDF. Dua puluh lima proposal memenuhipanduan yang ada dan selanjutnya disahkan agardiimplementasikan. PWC selanjutnya mengesahkan suaturencana kerja dan sekitar $200.000 dana disediakan untukCDF untuk tahun anggaran 2006/2007.

Akan tetapi, kepala desa Nipani dan Bobokasemenginformasikan kepada kami bahwa mereka menye-rahkan proposal untuk penyediaan air bersih kepada OCAPpada tahun 2005, tetapi tidak mendapat satu pun responshingga Oktober 2007. Mereka berangkat menuju kantorOCAP di Oecusse, tetapi mereka hanya disuruh menunggudan sabar. Koordinator CDF dari OCAP, Merita Marques,memberitahukan La’o Hamutuk bahwa sumber air tersebutsungguh dalam di dalam tanah dan untuk itu proposaltersebut membutuhkan dana yang besar untuk membangunsarana fasilitas air bersih, saat ini pihaknya masih berusahamenyikapi isu tersebut.

Kepala desa Nipani memberitahu kami bahwa tiga pro-posal yang diusulkan oleh desanya tidak ada yang berhasil.

Belakangan OCAP memberitahu mereka bahwa proposaluntuk air bersih tersebut dikirim kepada Palang MerahTimor-Leste untuk diimplementasikan. Koordinator PalangMerah, Domingos Tapen, membertiahu bahwa dia telahmenerima proposal itu tetapi mereka hanya dapatmemberikan dukungan teknis, bukan pendanaan, karenamereka memiliki prioritas lain.

Alasan lain dari tertundanya proposal masyarakattersebut ialah karena CDF sering hanya memberikanpanduan singkat mengingat panduan mereka baru disahkanpada bulan Oktober 2006.

La’o Hamutuk yakin bahwa sistem birokrasi pendanaanOCAP yang berbelit menghambat sejumlah kebutuhanmendasar sebelum program ini berakhir. Jika dana CDFdimaksudkan untuk membantu kebutuhan dasar masya-rakat secara efektif, OCAP seharusnya mengesahkan pro-posal tersebut secepatnya dan agar lebih efektif memberi-kan informasi kepada masyarakat seputar proses tersebut.

Pemberdayaan kaum perempuanProgram ini dirancang khusus untuk membantu

mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan kaumperempuan agar mereka dapat meningkatkan kerja danpendapatan mereka. Melalui Kelompok-kelompokSwadaya, program ini memberikan pelatihan di bidangtata-buku, pengelolaan keuangan, simpan-pinjammasyarakat, dan kepemimpinan. Selain mendapatkanpelatihan, kaum perempuan juga mengorganisir dirikedalam beberapa kelompok antara lain kelompoktanaman sayur-mayur, peternakan, dan simpan-pinjam.Kelompok-kelompok Swadaya (SHGs) telah mening-katkan sejumlah kaum perempuan yang terlibat di dalampeningkatan pendapatan dan pengimplementasian programsimpan-pinjam dan kredit.

Saat La’o Hamutuk mengunjungi 13 desa, kelompok-kelompok di atas telah tidak aktif lagi. Kelompokhortikultura dan peternakan telah berhenti bekerja padabulan November 2006. Hal ini disebabkan karena merekagagal menanam sayur-sayuran di musim hujan dan banyakternak mereka mati karena terserang penyakit. Datangnyamusim kemarau memperburuk situasi pengadaan air. KendatiOCAP menyediakan satu tanki air dan reservoirnya, hal itutidak dapat membantu banyak di musim kemarau.

Kaum perempuan yang telah lama aktif dalam berbagaikelompok itu umumnya memiliki kesan positif mengenaiprogram-program OCAP. Namun, mereka hanya menda-patkan pengetahuan dan ketrampilan yang terbatas dariberbagai pelatihan yang diberikan. Kami merekomen-dasikan agar pelatihan serupa ditingkatkan berdasarkankebutuhan masyarakat dan sesuai dengan hal-hal yangrelevan dengan kehidupan mereka seperti kesehatan,pendidikan dan jender.

La’o Hamutuk juga menyarankan agar OCAP memper-siapkan beraneka-ragam kegiatan alternatif agar organisasiitu tetap berjalan, apabila mereka gagal melaksanakankegiatan awal mereka. Selanjutnya, sejumlah tindakanpencegahan bisa dilakukan untuk mengatasi rintangan tersebutsehingga kelompok tersebut tidak mengalami kerugianfinansial dan kemacetan dalam menjalankan kegiatan itu.

Proposal yang telah disahkan TA 2006/2007. Di jumlahkan,25 dari 45 proposal yang disahkan dibawah anggaran$200,000. Grafik ini menunjukkan seberapa besar dana yangdialokasikan untuk setiap kategori.

CDF Mengesahkan ProposalTahun Anggaran 2006/2007

(Anggaran $200,000)

Page 5: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Buletin La’o Hamutuk Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Halaman 5

Tabungan yang dimiliki masyarakat danSkema Kredit

OCAP juga membentuk skema tabungan dan kredit agarmemudahkan pinjaman kredit kecil di tingkat masyarakatdan untuk menyediakan sejumlah pelatihan yang sesuaiserta panduan standard yang cocok dengan konteks lokal.Kelompok yang terlibat mengadakan pertemuan setiapbulan guna membahas simpan-pinjam mereka sertakegiatan terkait lainnya. Setiap kelompok memilikiseorang ketua, bendahara dan sekretaris. Masing-masingkelompok dapat memutuskan jumlah uang yang akandipinjam oleh setiap orang, sesuai dengan pendapatan dankebutuhannya. Kelompok tersebut juga dapat menetapkankriteria misalnya hanya anggota yang berhak meminjamuang atau peminjam berkewajiban membayar bunga setiapbulan.

Suku-bunga dan jadwal pembayaran ditentukan olehkelompok karena uang yang ada dimiliki oleh kelompok.Peminjam harus mengembalikan sejumlah persentase dariuang pinjaman setiap bulan sehingga dana tersebut dapatditeruskan kepada anggota lainnya. Jika seorang anggotamengundurkan diri dari kelompok, ia hanya akanmendapatkan kembali 50% dari tabungannya sementarasisanya untuk kelompok.

Anggota-anggota SHG menghargai keuntungan dariberbagai kegiatan tersebut, menabung uang mereka sendiriuntuk selanjutnya digunakan untuk mereka sendiri tanpaharus meminjam uang dari orang lain. Akan tetapi,sejumlah kelompok memberitahu La’o Hamutuk bahwamereka bingung akan penggunaan uang karena jumlahanggota mereka semakin banyak.

La’o Hamutuk yakin bahwa program ini adalah kegiatanOCAP yang paling sukses; nyatanya hanya program iniyang berjalan lancar. Dalam hal ini, OCAP hanyamenyediakan kemudahan dan pelatihan mengenai tata-buku dan manajemen, sementara proses simpan-pinjamsendiri dipercayakan kepada masing-masing kelompok.Data dari UNDP menunjukkan bahwa selama 2006/7,jumlah semua tabungan dari kelompok yang aktif sebesarUS$36.820, dan jumlah uang yang dipinjam mencapai$23.820, dengan pembayaran suku-bunga sekitar $2.331.

Dalam bulan Februari 2007, OCAP bersama denganPusat Pelatihan Bisnis dan Pelatihan Ketrampilan yangSiap Pakai (STAGE) di Oecusse melakukan suatu penilaianbersama dan pelatihan bisnis untuk 13 Kelompok Swadayadi desa Malelat, Abani, Naimeko, Bobokase, Usitaquenodan Bobometo. OCAP juga bekerja-sama dengan BNUdan program microfinance Moris Rasik di Oecusse untukmembantu SHG mengelola program simpan-pinjam dankredit mereka.

Demi kelanjutan program ini, La’o Hamutuk berpen-dapat bahwa mekanisme untuk menyelamatkan simpan-pinjam dan untuk juga meningkatkan rasa percaya di dalamkelompok, harus benar-benar dipertimbangkan. Kegiatansimpan-pinjam ini dinilai sangat positif bagi masyarakat,karena selain prosedur sederhana dan ongkos minimaltidak melebihi kemampuan masyarakat. La’o Hamutukmendukung didirikannya suatu serikat untuk semua SHG,yang akan membantu kegiatan simpan-pinjam agar

semakin berkelanjutan dan tetap setelah berakhirnyaOCAP.

Peningkatan Kualitas TernakMelalui program peningkatan mutu ternak, para

peternak dapat mendirikan Asosiasi Pemilik Ternak (CattleOwners Associations atau COAs). OCAP mendatangkansejumlah spesialis dari relawan PBB (UNV) di bidangproduksi ternak guna melatih anggota COAs tentangketrampilan dasar dan teknik pemeliharaan ternak sertameningkatkan mutu dan berat ternak. COAs mendirikansejumlah kandang ternak dan menanam rumput Gajahuntuk pakan ternak sementara OCAP sendiri menyediakanbenih rumput Gajah, fasilitas air dan fasilitas timbanganternak. Selama tiga bulan, ternak harus dikandangi agarpakan dan airnya dapat dipantau oleh COAs. Setiappeternak dapat menjual ternaknya dan menyimpan uanghasil penjualan ternak tersebut.

Saat La’o Hamutuk mengunjungi sebuah proyekpercontohan penggemukan ternak di desa Oemolo padabulan Maret 2007, kami menemukan bahwa kandangtersebut kosong dan terbengkalai. Tanaman rumput Gajahjuga telah layu dan tank air untuk menyiram rumput Gajahpun sudah kering. Sebuah papan-nama bertuliskan“OCAP” yang berdiri di tengah-tengah lapangan. Setelahtujuh bulan berselang, situasi tersebut tidak berubah.

Oktober 2007, Rumput Gajah yang ditanam di Oemolo telahmati, hanya papan OCAP yang tertinggal.

Sapi pada awalnya ditempatkan di dalam kandang milikkomunitas tetapi hingga kini masyarakat menggunakankandang mereka sendiri agar lebih mudah merawat ternakmereka. Mereka juga menanam rumput Gajah di dekatrumah mereka masing-masing.

Akan tetapi situasi di desa Nipane agak berbeda. RumputGajah bertumbuh sangat baik sayangnya para peternaktidak menggunakan rumput Gajah sebagai pakan ternakmereka. Mereka malahan memilih daun turi sebagaimakanan ternak dan daun lainnya yang mereka kenal.Mereka tidak memilih rumput Gajah yang tentangnya tidakbanyak informasi yang mereka peroleh dan yangpersediaannya agak terbatas. Ketika kami kembalimengunjungi tempat itu pada bulan Oktober, rumput Gajahtelah layu karena kekurangan air dan perawatan. Menurut

Page 6: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Halaman 6 Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Buletin La’o Hamutuk

mereka, OCAP berjanji untuk membeli rumput merekatapi hal itu tidak pernah terjadi. Anggota kelompok telahmemutuskan untuk menanam kembali rumput Gajah disekitar rumah dan menjaga ternak di sekitar rumah mereka.

Para petani lokal yang menanam rumput Gajahmengeluh bahwa OCAP tidak menghargai hasil kerja kerasmereka, mereka merasa bahwa mereka telah menghabiskanuang, waktu dan sumber-daya lainnya untuk menanamrumput Gajah tapi sia-sia.

Berdasarkan pemantauan kami, La’o Hamutuk tidakyakin bahwa program ini efektif. Selanjutnya mekanismekontrol OCAP yang tidak jelas telah menurunkan prakarsadan kreativitas masyarakat lokal sehingga menyebabkanprogram tersebut tidak berkelanjutan.

Pertanian di dataran tinggi dan dataranrendah

Program OCAP ini adalah untuk meningkatkan produksipangan, pendapatan dan gizi bagi masyarakat Oecusse.Program tersebut meliputi:1. Pengenalan dan mempromosikan keaneka-

ragaman yang cocok serta praktek budayaproduksi pangan serta konservasi tanah dan air.

Dengan memperkenalkan keanekaragaman dan teknologiyang baru, program ini dimaksudkan untuk meningkatkanproduksi jagung, padi dan kacang di dataran tinggi sertadi dataran rendah. Di bawah program PemilihanKeanekaragaman Partisipatoris, banyak jenis tanaman baruditanam oleh para petani untuk dapat membandingkanhasilnya dengan keanekaragaman tanaman yang ada agarselanjutnya mereka dapat memilih keanekaragaman yangpaling cocok untuk kondisi mereka. Keanekaragamanpilihan tersebut selanjutnya ditanam di sebuah wilayahyang lebih luas di bawah program Lahan PertunjukanPartisipatoris, dan hasilnya terus diverifikasi. Jikaditemukan ada keanekaragaman yang cocok untuk daerahtertentu, keanekaragaman tersebut dipromosikan untukselanjutnya dibudidayakan secara luas melalui programpenggandaan benih dan ekstensifikasi.

Demikian juga halnya dengan berbagai teknologi untukpengembangan kesuburan tanah (misalnya pembuatan

pupuk kompos, teknologi pertanian teras, dan tanamanmultikultur) dan konservasi tanah dan air (misalnya prosespenimbaan air, cara bercocok tanam yang berpindah-pindah, dan pengelolaan sumber air) tengah diterapkanuntuk meningkatkan produksi dengan harapan bahwakeamanan pangan akan dicapai secara perlahan.2. Mempromosikan komoditas hortikultural (sayur-

mayur dan buah-buahan) dan pembenihankomunitas

Program ini meningkatkan teknologi produksi sayur-mayur(pengairan curah drip irrigation, konstruksi plot plastik,dan pembuatan pupuk kompos), melatih para petani untukselanjutnya memilih jenis / keanekaragaman yang cocokyang dapat diolah untuk selanjutnya dipasarkan dan meng-hasilkan bibit pohon, tanaman keras dan buah-buahan didalam pembenihan komunitas.

Selanjutnya, OCAP juga menyediakan benih bagi parapetani lokal di daerah pegunungan seperti jambu, manggadan pohon cemara. Benih-benih tersebut dirawat olehSHGs, dan OCAP berjanji untuk membeli benih-benihyang sudah besar. La’o Hamutuk mengunjungi sebuahtempat pembibitan di desa Naimeko pada bulan Maret dandi sana kami menemukan bahwa banyak benih telahbertumbuh menjadi pohon sementara baik OCAP maupunmasyarakat lokal tidak menggunakan pohon tersebut.Kelompok-kelompok Swadaya yang mengurus benihtersebut merasa kecewa karena mereka merasa bahwaOCAP telah memanipulasi mereka. Mereka menyam-paikan kedongkolan mereka melalui suatu dialog denganOCAP, tapi tak satu pun ada penyelesaian.

Akan tetapi, UNDP mengatakan bahwa OCAP tidakpernah berjanji untuk membeli benih dari tempatpembibitan dan tidak pernah berjanji untuk terlibat dalampemasaran benih-benih tersebut. Mereka juga mengatakanbahwa pesan ini disampaikan secara gamblang kepada parakelompok pada hari pertama dilaksanakannya programtersebut, walaupun OCAP membeli sejumlah benih dariSloping Agriculture Land Technologies (SALT) dan pro-gram pengelolaan sumber air lainnya.

Dalam kunjungan kami yang terakhir di bulan Oktober,La’o Hamutuk menemukan kondisi yang meresahkan.Bibit tidak lagi ada karena kelompok-kelompok tersebuttelah berhenti melakukan pembibitan dan telah mengem-balikan uang simpanan kepada setiap anggota kelompok.Dewasa ini, mereka memfokuskan pada kegiatan pertaniandi daerah pegunungan.

Situasi yang sama juga terjadi di desa Usitacae - Sifin.Benih yang telah ditanam pada bulan Oktober 2006 telahditerlantarkan karena tidak ada lagi air untuk menyiramibenih tersebut dan para anggotanya kecewa karena OCAPtidak memenuhi janji untuk membeli benih mereka.

Menurut UNDP, dukungan OCAP terhadap pembibitanberlangsung hanya sekali dan selanjutnya KementerianPertanian dan Kehutanan (MAP) seharusnya membantukegiatan kelompok tersebut jika mereka mendapatkanpembeli. Dewasa ini, kelompok tersebut mendapatkanpermintaan dari MAP dan tampaknya jelas bahwa parapetani bibit akan menjual bibit mereka kepada MAP danorganisasi lainnya.

Oktober 2007, Rumput Gajah yang ditanam di Nipane belumdipergunakan meskipun itu tumbuh dengan subur.

Page 7: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Buletin La’o Hamutuk Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Halaman 7

La’o Hamutuk percaya bahwa program pembangunankapasitas harus diprioritaskan bagi masyarakat sehinggamereka tidak tergantung pada fasilitator lapangan dan agarprogram tersebut dapat dilaksanakan bahkan setelah pro-gram OCAP berakhir. Selain itu, materi pelatihan harusdipusatkan pada kebutuhan dan aspirasi masyarakat lokaldaripada dipusatkan pada prioritas yang ditetapkan olehorganisasi bentukan OCAP.

Pendanaan dan alokasinyaJumlah dana yang diang-

garkan untuk program OCAPselama lima tahun operasi ialah€3.359.257 atau US$4.116.736(angka yang diberikan OCAPmengandaikan konversi sebesar$1.225 untuk satu Euro),termasuk biaya administrasisebesar 7% dalam rangkapenerapan program tersebut.Komisi Eropa menyediakansekitar $3.752.000 untuk pro-gram tersebut sementara UNDPmemberikan sekitar $364.000untuk pengembangan kapasitas masyarakat seperti pela-tihan, pertanian dan lahan percontohan. Dari keseluruhananggaran ini, pencairan tahunan dan untuk programtersebut ditentukan berdasarkan Rencana Kerja Tahunanyang disiapkan oleh UNOPS dengan memperhatikankebutuhan masyarakat dan mandat program tersebut.

Pengeluaran sebenarnya dari UNDP untuk programOCAP untuk setiap tahun anggaran dari tahun 2004 hingga2007, yang mana sebagian besar dari dana tersebutdialokasikan untuk tujuan sumber daya manusia.

Tabel di halaman berikut berdasarkan alokasi danaUNDP untuk program OCAP September 2007 dan dianaioleh Komisi Eropa menyertakan segala pengeluaran OCAPselama tahun-tahun tersebut di atas. Tabel ini menunjukkanbahwa hampir semua uang digunakan untuk administrasi,gaji dan kegiatan-kegiatan pengawasan sementara jumlahuntuk proyek OCAP sangat sedikit.

Strucktur OCAP1. Komite Penggerak Program (PSC) tingkat nasional:Anggotanya terdiri dari:• Kementerian Pertanian dan Perikanan (Ketua)• Kementerian Ekonomi dan Pembangunan (Wakil Ketua)• Kementerian untuk Pemerintahan dalam Negeri dan

Perencanaan Wilayah• Pemerintahan Distrik Oecusse• UNDP• UNOPS• Pengelola Program nasional OCAP• Perwakilan Komisi Eropa di Timor-LesteKeanggotaan ex-officio:• Kementerian Infrastruktur• Kementerian Keuangan• Kementerian Luar Negeri• Kementerian Pariwisata, Perdagangan dan Industri

MAP mengatakan kepada La’o Hamutuk bahwa merekaberencana untuk membeli tiga jenis bibit seperti kelapa,jambu dan kemiri tetapi bukan jenis bibit lainnya. MAPjuga mengatakan bahwa mereka juga akan melakukanpembibitan.3. Pelatihan kepada masyarakat akan nilai gizi dari

sayur-mayur dan menganjurkan masyarakatmengkonsumsinya

OCAP mendorong agar para petani sayur-mayur untukmengonsumsi produk mereka sebanyak mungkin.Masyarakat telah setuju untuk memakan sayur-sayuranyang telah mereka tanam, sementara sisanya dijual di pasar.

Di sejumlah desa yang dikunjungi La’o Hamutuk,kegiatan-kegiatan masyarakat seperti penanaman sayur-mayur dan pembibitan mendapatkan sejumlah masalahkarena kurangnya air.

La’o Hamutuk menyarankan agar OCAP memfasilitasitersedianya air sebelum mengimplementasikan kegiatanmereka mengingat kebutuhan akan air sangat dibutuhkan.

La’o Hamutuk berpikir bahwa OCAP harus meninjau-kembali program ini bila mereka tidak ingin kehilangankepercayaan masyarakat lokal yang merasa tidakdiuntungkan dari program-program tersebut.

Dukungan terhadap program pemberdayaanMenurut UNDP, program ini dirancang untuk member-

dayakan program staf, masyarakat dan orang lain yangterlibat di dalam program tersebut seperti pemerintahdaerah dan aparat MAP distrik Oecusse. Tujuannya ialahuntuk meningkatkan kapasitas untuk mempersiapkanrencana kerja, merancang program-program pelaksanaandan berikut pengimplementasinya.

Fasilitator-fasilitator Penggiatan Masyarakat (CAFs)mendapatkan pelatihan di bidang organisasi masyarakat,SHGs, penelitian pertanian dan pembangunan, penilaianpedesaan partisipatoris (PRA) dan teknik pertanianlainnya, termasuk perbaikan pendapatan. Masing-masingdesa seorang CAF sehingga terdapat sekitar 18 CAFs diseluruh Oecusse.

Akan tetapi, saat La’o Hamutuk mengunjungi sejumlahdesa, kami mengetahui bahwa sebagian CAFs tinggal dikota Oecusse sehingga efektivitas dan proses dampinganmereka terhadap Kelompok-kelompok Swadaya di desa-desa tersebut sangat terbatas. CAF mengunjungi desa bilaada pertemuan di sana sehingga membutuhkan waktu yanglama untuk menyikapi masalah yang dihadapi olehkelompok di desa.

Salah seorang fasilitator mengakui bahwa terkadangmereka tidak mampu menyelesaikan masalah di dalamkelompok karena mereka tidak mempunyai wewenanguntuk mengambil keputusan tetapi hanya bertanggung-jawab untuk memfasilitasi proses OCAP yang padaakhirnya membuat mereka merasa tidak nyaman di dalamkelompok mereka sendiri. Kami juga tahu bahwa pihak-pihak di luar OCAP (seperti administrator distrik danMAP) hanya diundang untuk terlibat dalam loka-karyatentang program-program OCAP. Pelatihan-pelatihanuntuk hal-hal yang lebih penting hanya dikhususkan untukkelompok-kelompok bentukan OCAP.

Tahunanggaran

2004

20052006200720082009

Total

Dana

$ 3.361

$ 693.322 $ 1.279.300 $ 1.005.134 $ 772.474 $ 363.145

$ 4.116.736

Perencanaan anggaran UNDP

Page 8: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Halaman 8 Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Buletin La’o Hamutuk

Tanggung jawab: Memberikan koordinasi kebijakan ditingkat pusat dan panduan menyeluruh kepada OCAP,mengesahkan kebijakan-kebijakan program, menerima danmengkaji-kembali laporan-laporan tiga-bulanan tentangprogram OCAP dan menyelesaikan masalah seputarkebijakan yang disampaikan oleh PWC di tingkat distrik.

2. Komite Pelaksana Program (PWC) pada tingkatdistrik:

Anggota:• Administrator Distrik (Ketua)• Koordinador Pertanian (MAP) (Wakil Ketua)

• Koordinator sub-distrik OCAP• Pengelola Pembangunan Masyarakat OCAP tingkat

Sub-Distrik• Aparat pejabat kementerian di tingkat distrik• Ex-Officio: Utusan warga / masyarakat sipil

Sekretariat: Unit Implementasi Program (PIU)Tanggung jawab: Memantau berbagai kegiatan danrencana kerja OCAP, mendiskusikan hal-hal yang timbulkarena pelaksanaan kegiatan sehari-hari, mengkaji laporanperkembangan berkala dari OCAP, memberikan usulanmenyangkut kebijakan dan masukan kepada PSC padatingkat nasional.

Pengeluaran OCAPSumber daya manusia (gaji, administrasi dan per diem)

Perlengkapan dan peralatan (komputer, sepeda-motor, mebel, kendaraan, alat-alat)

Kantor Setempat /ongkos kegiatan (sewa kantor, peralatan kantor, listrik, perawatan)

Ongkos lainnya, layanan (survey, evaluasi, laporan, pemantauan, dll.)

Lain-lain

Biaya administrasi ( Maksimum 7% )

Total

Pengeluaran OCAP yang sebenarnya. Nilai US dollar dihitung dari Euro.

2004-2005

$ 67.713

$ 4.740

$ 72.453

2005-2006

$ 453.118

$ 98.300

$ 192.841

$ 227.740

$ 68.040

$1.040.039

2006-2007

$479.506

$ 1.689

$ 40.107

$228.538

$ 4.363

$ 5294

$806.996

Sumber: UNDP

Page 9: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Buletin La’o Hamutuk Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Halaman 9

3. Sekretariat atau Unit Implementasi Program (PIU)Tanggung jawab: Mengelola dan mengimplementasikanprogram OCAP. Dalam pelaksanaan programnya, PIUbekerja-sama secara erat dengan Administrator Distrikyang memberikan saran seputar prosedur-prosedur politikdan teknik dari Komite Penggerak Program, juga bekerja-sama dengan spesialis garis ajensi lainnya dan KomitePenggerak Program.

Pemantauan lainPenelitian La’o Hamutuk akan OCAP menunjukkansejumlah masalah yang perlu diperhatikan:1. Memasarkan hasil-hasil pertanian

Salah satu hambatan nyata yang menghadang masya-rakat Oecusse ialah bagaimana memasarkan hasil pertanianmereka. Lokasi para petani yang jauh dari pasar sertajalanan yang rusak membuat para petani kesulitanmencapai pasar. Sekarang, sebagian besar merekamemasarkan hasil pertanian mereka di pasar-pasarsetempat tetapi bukan di pasar-pasar penting seperti pasarPante Makassar dan Tono yang terletak di ibukotakabupaten. Ini berarti bahwa sebagian besar hasil panenmereka lebih banyak digunakan untuk memenuhikebutuhan mereka dan tetangga mereka dan dengandemikian mereka tidak banyak mendapatkan uang sebagaipendapatan atau keuntungan ekonomi.

Pada akhir tahun 2006, UNDP mengatakan kepada La’oHamutuk bahwa sebuah tim teknis Oecusse (yang terdiridari Sekretaris Negara, Administrator Distrik, KepalaKabinet, Penasehat Senior Sekretaris Negara, KoordinatorPertanian OCAP dan dua orang pengusaha) mengunjungisejumlah kota di Timor Barat seperti Wini, Kefamenanudan Kupang guna membahas tentang peningkatanperdagangan antara Oecusse dan Timor Barat. Pada saatyang sama, OCAP tengah merancang kebijakan yangmengatur perdagangan lintas-batas. Hubungan dengansejumlah pejabat di Indonesia telah terbangun dan prosesuntuk memudahkan pemasaran hasil-hasil pertanian dariOecusse ke Timor Barat diharapkan segera dimulai.

La’o Hamutuk sepenuhnya mendukung upaya OCAPdan Pemerintah Timor-Leste tetapi kami percaya bahwalangkah pertama yang harus dilakukan ialah memberda-yakan masyarakat lokal di berbagai bidang pertanianberkelanjutan sebelum secara resmi membuka perdagan-gan internasional. Jika para petani belum siap bersaingpada perdagangan lintas-batas, hal ini tidak akanmenyelesaikan masalah mereka.2. Kurangnya peran pemerintah dalam pelaksanaan

program OCAPWalaupun pemerintah Timor-Leste adalah rekan OCAP,

hanya segelintir pejabat pemerintah yang terlibat dalamimplementasi program-program OCAP. Para pejabatpemerintah adalah anggota baik dalam PSC maupun PWC,kenyataan menunjukkan bahwa kebanyakan pejabatkementerian Pertanian dan Pembangunan tidak tahu-menahu soal OCAP. Berdasarkan wawancara kami denganpara pejabat di dua kementerian tersebut, peran pemerintahdi dalam OCAP adalah hanya sebatas menerima laporan

implementasi program OCAP dari UNDP. Wakil Kemen-terian Pertanian (MAP) di Oecusse juga tidak tahu banyaktentang OCAP walaupun sering diundang menghadiri loka-karya yang diselenggarakan oleh OCAP. Kendatipun MAPdan Layanan Air dan Kesehatan Lingkungan (SAS) adalahbagian dari pelaksanaan program, OCAP hanya mengirim-kan informasi dan laporannya kepada UNDP dan PSC diDili sementara kantor distrik MAP tidak menerima apapundari OCAP.

Administrator Distrik Oecusse, yang juga merupakanpejabat PWC, mengatakan kepada kami bahwa perannyadi dalam komite tersebut dibatasi hanya sebatas konsultasidan rekomendasi sementara UNOPS dan UNDP mela-kukan segala keputusan menyangkut OCAP. Sementaraitu, Merita Marques dari OCAP mengatakan kepada kamibahwa PWC mengambil keputusan mengenai CDFberdasarkan proposal dari masyarakat sesuai denganprioritas dan memperlihatkan bukti tanda-tangan anggotaPWC pada saat setiap proposal yang diterima. Walaupunhal ini benar, dari penjelasan di atas kita dapat melihatbahwa tanggung-jawab PWC sebatas memberikan sarandan rekomendasi terhadap proposal-proposal yang masuk.

Karena program OCAP ialah untuk mendukungRencana Pembangunan Nasional Timor-Leste, La’o Ha-mutuk berpikir bahwa Pemerintah seharusnya lebih banyakterlibat. Pihak mana saja yang terlibat dalam programtersebut seperti MAP, seharusnya memainkan peranmereka secara aktif dan mengadakan koordinasi di antaramereka guna mengimplementasikan program OCAPtersebut dengan sukses. Demikian juga, UNDP danUNOPS seharusnya memudahkan setiap pihak yang terkaitagar berperan-serta secara aktif daripada hanya mengklaimadanya partisipasi seperti itu, walaupun tidak jelaskeberadaannya.3. Kurangnya koordinasi dengan aparat pemerintah

lokal dan para pemimpin masyarakatHanya satu dari tiga belas suku yang dikunjungi La’o

Hamutuk memiliki kepala desa dan seorang kepala

Proyek CDF di Desa Abani. Balai pertemuan masyarakat telahdiselesaikan di bulan Agustus namun belum di pergunakan sejakitu karena para pekerja belum dibayar dan mereka memegankuncinya.

Page 10: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Halaman 10 Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Buletin La’o Hamutuk

kampungnya terlibat di dalam program-program OCAP.Pimpinan masyarakat lainnya tidak mendapatkan informasiyang memadai perihal perkembangan OCAP di desamereka sendiri karena selama ini koordinasi antara strukturOCAP dengan para pemimpin lokal sangat minim sejaksosialisasi program OCAP pada tahun 2001 dan 2005. Parafasilitator OCAP di setiap suku biasanya hanya mengadakanmengontak langsung dengan Kelompok Swadaya (SHGs).

La’o Hamutuk percaya bahwa OCAP, lewat fasilitatorlapangan mereka, harus menjalin hubungan yang efektifdengan para pimpinan lokal dan tradisional di setiap desakarena mereka yang paling mengenal masyarakat di sekitarmereka secara baik. Sementara itu partisipasi aktif daripara pemimpin lokal juga dapat mendorong anggota mas-yarakat untuk lebih terlibat, dan juga merupakan suatu carayang efektif untuk memantau berbagai kegiatan SHGs.4. Pemberdayaan kaum perempuan pedesaan

Pemberdayaan terhadap kaum perempuan pedesaanharus menjadi prioritas. Mengingat bahwa masyarakatpedesaan masih sangat patriarkal, kaum perempuan lebihsering dimarginalisasikan di dalam banyak aspekpembangunan. Program OCAP untuk membangunkapasitas kaum perempuan adalah suatu upaya positif.Akan tetapi La’o Hamutuk menilai bahwa programpemberdayaan perempuan ini seyogyanya menyediakanpendidikan dan pelatihan yang lebih baik yang meliputiberbagai aspek kehidupan kaum perempuan, meningkatkankemampuan mereka untuk mengambil berbagai keputusanpenting.

Banyak masyarakat pedesaan benar-benar diasingkansehingga pembangunan pedesaan adalah suatu prioritaspembangunan yang penting. Oleh karena itu program yangcocok ialah bagaimana meningkatkan taraf hidup mereka.Kami percaya bahwa program OCAP bisa jadi merupakansuatu program yang sangat penting yang membawakeuntungan bagi masyarakat di daerah pedesaan. Namun,sistem operasional dan masalah-masalah yang dihadapidalam pelaksanaan program tersebut masih serupa denganprogram lainnya yang ada.

5. Kelompok-kelompok yang terbentuk dalammasyarakat terlalu banyakSebagai tambahan terhadap Kelompok-kelompok

Swadaya yang dibentuk OCAP, kelompok-kelompoklainnya pun telah dibentuk oleh MAP, Caritas, Oxfam,FFSO, Palang Merah Timor-Leste, dan sejumlah LSMlainnya di Oecusse.

Semua kelompok ini tentu saja menciptakan kebingun-gan dan kecemburuan di tengah masyarakat karenasejumlah kelompok memiliki kegiatan yang sama,walaupun dana untuk kegiatan tersebut berasal dari sumberdana yang berbeda. Oleh karena itu, saat salah satukelompok mengalami masalah, sejumlah anggotakelompok berpindah ke kelompok lain.

La’o Hamutuk berpendapat bahwa organisasi-organisasiyang bergerak di bidang pengembangan pedesaan harusmelakukan evaluasi bersama mengenai berbagai kelompokyang telah dibangun sehingga mereka dapat memperkuatmutu dan efektivitas setiap kelompok daripada memper-banyak kelompok. La’o Hamutuk menyarankan agarkelompok yang bergerak di sektor yang sama di desa yangsama seharusnya membagikan pelatihan dan informasisehingga mereka mempunyai ketrampilan yang serupa agarkecemburuan dan persaingan antar-kelompok dapatdihindari.6. Rekomendasi Umum

Setelah melihat berbagai aspek program OCAP, La’oHamutuk meragukan akan keberlanjutan program OCAP,dan tidak tahu apakah keuntungan yang ada akan lamadirasakan. Jika UNDP dan UNOPS tidak secepatnyamengkaji-kembali dan memperbaiki masalah yang ada,akan secara jelas bahwa program tersebut tidak membawakeuntungan bagi masyarakat lokal.

La’o Hamutuk mendesak UNDP, UNOPS dan wakilPemerintah Timor-Leste yang terlibat di dalam programtersebut untuk secepatnya mengevaluasi kembali programini sehingga empat juta dolar tidak disia-siakan tanpa hasilyang konkret dan bertahan lama.

Dengarkan Program Radio “Igualidade” La’o HamutukWawancara dan komentar mengenai isu-isu penting yang kami pantau!

Setiap Minggu pada jam 1:00 siang di Radio Timor-LesteSetiap Kamis jam 9:00 malam di Radio Comunitas Atoni Oecussi.

Page 11: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Buletin La’o Hamutuk Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Halaman 11

Lowongan KerjaLa’o Hamutuk - Berjalan Bersama

Institut Pemantau dan Analisis Rekonstruksi Timor-LesteLa’o Hamutuk adalah sebuah organisasi bersama antara Timor-Leste dan Internasional yang memonitor, menganalisadan melaporkan tentang institusi-institusi internasional yang terlibat dalam proses rekosntruksi dan pembangunan diTimor Leste. La’o Hamutuk percaya bahwa masyarakat Timor-Leste yang harus menjadi pengambil keputusan utamamengenai proses pembangunan di Negara mereka, dan proses itu haruslah demokratis, partisipatif dan transparan.La’o Hamutuk bekerja untuk meningkatkan komunikasi antara organisasi internasional, pemerintah Timor-Leste dan masya-rakat Timor Leste, dan juga menyediakan informasi tentang model pengalaman dan praktek-praktek pembangunan alternatif.

La’o Hamutuk bekerja di lima bidang utama yaitu: Sumberdaya Alam, khususnya minyak dan gas; Pertanian; Pemerintahandan Demokrasi; Ekonomi dan perdagangan; dan Pelayanan Sosial.

Informasi lebih lengkap tentang La’o Hamutuk dan publikasinya, termasuk buletin, pernyataan dan laporan tahunan,dapat diperoleh di www.laohamutuk.org dan pada halaman terakhir dari setiap bulletin.

Pada saat ini kami sedang mencari orang berkualitas, untuk ditempatkan di Dili dengan melakukan tugas regular didistrik-distrik, untuk melengkapi tim-tim berikut:

1. Peneliti dalam tim sumber daya alam (nasional)2. Peneliti dalam tim ekonomi dan perdagangan (nasional)3. Peneliti dalam tim pemerintahan dan demokrasi (internasional)

Rincian KerjaSetiap peneliti melakukan penelitian dan melaporkan kegiatan dari organisasi internasional, pemerintahan dalam dan luarnegeri, dan institusi-institusi lainnya yang beroperasi di Timor-Leste. La’o Hamutuk adalah sebuah organisasi non-hirarkisdimana semua staff bertanggung jawab dan mengkoordinasi semua aktivitas, dan semua keputusan berhubungan denganorganisasi dibuat secara konsensus. Peneliti juga dituntut untuk melakukan kegiatan lain di dalam organisasi, termasukbekerjasama dengan staff lain dan dewan penasehat untuk menyusun dan mengimplementasi rencana kerja organisasi.

Kami Membutuhkan:√ Pengalaman kerja dalam pembagunan internasional dan/atau peneliti kebijakan, dengan kemampuan untuk

mempresentasikan informasi secara jelas dari penelitian ke bentuk tulisan dan lisan√ Komitmen kuat untuk mewujudkan proses pembagunan di Timor-Leste menjadi lebih demokratis, partisipatif, dan

transparan√ Pengalaman sebagai aktivis politik dan/atau advokasi hak asasi manusia√ Pengalaman dan pengetahuan tentang bidang monitoring yang disebutkan di atas (Sumberdaya Alam, Ekonomi

dan Pemerintahan)√ Lancar dalam menulis dan berbicara dalam berbahasa Inggris, Tetum dan/atau Bahasa Indonesia. Portugis juga

diharapkan√ Kuat dalam berorganisasi dan keterampilan komputer√ Komitmen untuk membagi keahlian dan membantu mengembangkan kemampuan orang lain√ Pengetahuan dan pemahaman tentang sejarah dan politik Timor-Leste√ Pengalaman tinggal dan bekerja di negara berkembang; bersedia dan mampu hidup secara sederhana√ Sehat fisik dan mental√ Kesediaan untuk komitmen kerja di La’o Hamutuk paling kurang untuk satu tahun

Kami Menawarkan:La’o Hamutuk adalah sebuah organisasi yang kecil tetapi bersemangat; staff kami bekerja sama dalam tim dengan isu yangberbeda. Staff Lokal dan Internasional La’o Hamutuk memilik tanggung jawab dan kompensasi yang sama, termasukmenerima gaji 400 US$/bulan, dengan asuransi kesehatan dan biaya sewa rumah sesuai dengan yang dibutuhkan. Untukstaf internasional perjalanan datang dan pulang Timor-Leste dan readjustment allowance juga disediakan.

Kontak:Lamaran dapat dimasukan kapan saja dan akan di pertimbangkan ketika diterima. Harap lampirkan:√ Surat Lamaran yang menjelaskan posisi mana anda ingin melamar dan mengapa anda ingin bekerja dengan La’o Hamutuk√ Kurikulum Vitae yang menjelaskan latar belakang pendidikan, pengalaman bekerja profesional dan sukarelawan√ Contoh karangan tentang proses pembangunan di Timor-Leste, panjangnya dua sampai lima halaman√ Kontak detail dari dua referensi

Lamaran dapat dikirimkan ke kantor La’o Hamutuk di Farol, Dili, Timor-Leste, atau ke [email protected]

Page 12: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Halaman 12 Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Buletin La’o Hamutuk

Koalisi Publikasikan Apa yang Anda Bayar (Publish WhatYou Pay - PWYP) adalah kampanye global masyarakat sipiluntuk transparansi dalam pendapatan minyak, gas danpertambangan. Koalisi ini memiliki 300 anggota dari 50negara yang bekerja untuk pembangunan, hak asasimanusia, perlindungan lingkungan hidup, media danpersoalan-persoalan lainya. PWYP diluncurkan pada 2002oleh Global Witness, CAFOD, Save the Children, Trans-parency International dan Open Society Institute. PWYPmeminta undang-undang sebagai prasyarat kepadaperusahaan-perusahaan dan pemerintah untuk memper-lihatkan pembayaran dan pendapatan, yang berhubungandengan eksploitasi sumber-sumber mineral. Tujuan PWYPadalah untuk membuat perusahaan-perusahaan melaporkansegala bentuk pembayaran, kepada setiap tingkatanpemerintah dan di setiap negara dimana perusahaanberoperasi, dan membuat pemerintah melaporkan semuapendapatan dari ekstraksi sumberdaya alam, dikelompok-kan dalam perusahaan dan bentuk pendapatan (misalnyapajak, royalti, bonus, persetujuan pembagian pendapatan).

Artikel ini mencakup persoalan-persoalan seputartransparasi dalam sumber-sumber ekstraksi yang tidak dapat-diperbaharui yang selenggarakan di Bali selama 5 hari.

Koalisi Publikasikan Apa yang Anda Bayar, bersamadengan Revenue Watch Institute, menyelenggarakanLokakarya pertama Asia-Pasifik pada tanggal 6-11 Agustus2007 di Denpasar, Bali, mengumpulkan bersama lebih dari60 orang peserta masyarakat sipil dari negara-negara Asia-Pasifik yang kaya akan sumber-sumber daya yang tidakdapat-diperbaharui. Mereka datang dari Australia, PapuaNew Guinea, Kepulauan Solomon, Fiji, Filipina, Burma,Kambodja, Cina, Malaysia, Vietnam, Indonesia dan Timor-Leste, juga masyarakat sipil dari Mongolia, Kazakhstandan Ghana.

Tiga belas peserta dari Timor-Leste diseleksi oleh panitiapenyelenggara lokakarya, berdasarkan pada bidang kerjamereka. Kebanyakan mereka dari Kelompok Inti Trans-paransi yang memantau anggaran nasional termasukpengelolaan pendapatan perminyakan, dan juga perwakilandari media. Peserta-peserta tersebut adalah: GeorginhaBianco dari Mata Dalan Institute, Julino da Silva Ximenesdari Perkumpulan HAK, Carlos Florindo dari ETADEP,Maria Dias Ximenes dari Rede Feto (anggota DewanPenasehat Dana Perminyakan), Jose Alves dari NGO Fo-rum, Jose da Costa Alves dari Luta Hamutuk, GuterianoNeves dari La’o Hamutuk, Mario de Araùjo dari OxfamAustralia, Rosalina Pires dari kantor Provedor untuk HakAsasi Manusia dan Keadilan, Jose Sarito dari Timor Postdan Antonio Febu da Silva dari Radio Timor-Leste. Pesertadari Timor-Leste dikoordinir oleh Santina Soares dari La’oHamutuk dan Thomas Freitas dari Luta Hamutuk, yangjuga sebagai anggonta Dewan Penasehat DanaPerminyakan.

Lokakarya Asia-Pasifik mengumpulkan kelompokmasyarakat sipil yang bekerja untuk transparansi dalam

sektor perminyakan dan pertambangan, dan juga merekayang terlibat dalam kampanye Publikasikan Apa yangAnda Bayar pada transparansi industri ekstraktif.Lokakarya ini juga menbantu mengasah kemampuan paraaktivis dalam berkampanye secara efektif di negaranya,dan juga memperluas dan menumbuhkan kesadaran.

Cadangan sumber daya alam yang tidak dapatdiperbaharui, yang paling bernilai adalah minyak, berlian,emas, dan uranium, dapat membuat orang berkhayal,berharap bahwa pendapatan yang akan mereka berikankepada pemerintah bisa menghasilkan pekerjaan, uang danpelayanan kepada masyarakat, dan bahwa ekstraksi merekadapat menjadi motor pembangunan ekonomi lokal.Walaupun demikian, pengalaman banyak negara yang kayaakan sumber alam ini menunjukkan bahwa kekayaansumberdaya alam seringkali mendorong mereka ke dalam“kutukan sumberdaya alam” (resource curse), denganmeningkatnya harga, meningkatnya impor, dan menga-baikan sektor pertanian dan sektor lainnya. Negara yangtergantung pada pendapatan minyak, gas dan pertam-bangan adalah yang paling riskan, dan mereka banyakmengalami korupsi, konflik, kerusakan lingkungan hidupdan peningkatan kemiskinan.

Transparansi dalam pengelolaan pendapatan sangatlahpenting untuk membantu mencegah kutukan sumberdayaalam, dan Publikasikan Apa yang Anda Bayar mengkam-panyekan hal itu. Jika masyarakat memiliki informasi yangmemadai, mereka memiliki satu alat untuk membuatpemerintahnya bertanggung jawab dalam mengelolapendapatan sumber alam mereka. Transparansi dalampengelolaan pendapatan dalam industri ekstrakstif sangatpenting untuk menjamin pendapatan sumberdaya alamdikelola dengan tepat, untuk memberi keuntungan kepadawarganegara melalui penyediaan kerja, mengembangkanekonomi dan memperbaiki pelayanan umum.

Di bawah ini adalah beberapa persoalan-persoalan yangdibahas dalam lokakarya itu:

EITI dan PWYPInisiatif Transparansi Industri Ekstraktif (Extractive In-

dustries Transparency Initiative - EITI) adalah sebuahusaha global untuk meningkatkan transparansi danpertanggung jawaban dalam pengelolaan pendapatanminyak, gas dan pertambangan. EITI adalah inisiatifmultistakeholder yang didirikan bulan September 2002oleh Pemerintah Inggris. Saat ini, ada 24 negara yang telahmenyokong EITI, 15 negara lagi sebagai kandidat.Sembilan negara lainnya termasuk Timor-Leste masihmengumpulkan informasi lebih lanjut. Beberapa perusa-haan minyak dan pertambagan juga telah mengekspresikankesediaan mereka untuk menggunakan EITI sebagaistandar internasional, walaupun kebanyakan mengatakanbahwa mereka hanya akan melakukannya jika pemerintahnegara pemroduksi sumber daya alam meminta merekauntuk melakukannya.

Publikasikan Apa yang Anda BayarMengonsolidasi gerakan Asia-Pasifik

Page 13: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Buletin La’o Hamutuk Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Halaman 13

Publikasikan Apa yang Anda Bayar adalah gerakanintenasional yang mengkampanyekan untuk menjadikanEITI sebagai mekanisme untuk memperkuat hak masya-rakat akan informasi dengan meloloskan undang-undangyang mewajibkan pemerintah dan perusahaan untuk mulaimenerapkan transparansi secara terbatas. SektretariatPublikasikan Apa yang Anda Bayar ada di Inggris, dandikelola oleh Koordinator Internasional dan StafKomunikasi. Kelompok Penasehat Strategis (StrategicAdvisory Group - SAG) memberikan bimbingan strategisuntuk kampanye, menjajaki kesempatan kepada PWYPuntuk memajukan advokasinya, mengevaluasi kemajuantujuan dan aksi yang telah disetujui, memediasi konflikyang terjadi di dalam koalisi, dan mendukung anggota yangtelah diancam. Rizki Wibowo dari Transparency Interna-tional Indonesia dan Santina Soares dari La’o Hamutukadalah anggota SAG yang mewakili Asia-Pasifik, dimanapertemuan pertamanya diselenggarakan di Oslo 23-27September 2007.

EITI dan PWYP menyerukan transparansi, tetapiperbedaan antara EITI dan PWYP adalah EITI bersifatsukarela di tingkat global dan tergantung pada keikut-sertaan pemerintah, sementara PWYP tumbuh darimasyarakat sipil dan mengkampanyekan tranparansi secaraluas dan mendalam. PWYP mencoba mempengaruhikeduanya, pemerintah dan perusahaan untuk menetapkanmekanisme untuk pelaporan umum tentang segala bentukaktivitas pembayaran, untuk setiap negara dan setiappemerintah, mengelompokkan informasi per negara,perusahaan dan bentuk pembayaran. Pada intinya, PWYPmengkampanyekan untuk lebih transparan lagi dari padayang telah dicapai oleh EITI sekarang ini.

EITI hanya langkah pertamaLokakarya ini membahas mengenai EITI sebagai salah

satu mekanisme yang dapat membantu mengurangikutukan sumber daya alam, dan peserta berbagi penga-laman tentang tantangan, kelemahan, kesulitan dan

pengalaman dari negara-negara yang telah menerapkanEITI. Di wilayah Asia-Pasifik, Pemerintah Timor-Lestetelah menyokong prinsip EITI pada 2003 dan sekarangdalam proses penerapan. Karena kita sedikit lebih majudari negara-negara lain di Asia-Pasifik, peserta lokakaryadari Papua New Guinea, Kepulauan Solomon, Fiji, danIndonesia sangat tertarik untuk belajar dari pengalamanTimor-Leste, untuk membantu mereka menggunakan EITIuntuk memperbaiki transparansi dan meningkatkankeuntungan sumberdaya alam kepada masyarakat.

Selama lokakarya berlangsung, peserta dan paranarasumber mengangkat banyak persoalan, yangmenunjukkan bahwa EITI masih bertumbuh. Kami setujubahwa EITI sendiri tidaklah cukup untuk menghindarikutukan sumberdaya alam. Ini karena EITI hanyamencakup pengelolaan pemerintah akan uang dari aktifitasekstraksi, tetapi tidak termasuk pengelolaan akan sumberdaya alam secara fisik baik oleh pemerintah maupunperusahaan, atau lebih dikenal dengan pengelolaan sumberdaya alam. Perbedaan yang penting ini sering membin-gungkan orang baik masyarakat sipil maupun pemerintah.Transparansi hanya dalam pengelolaan pendapatan tidakdapat memastikan penggunaan yang baik dan adil darisumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, dantransparansi tidak dapat menjamin bahwa banyakpermasalahan yang dihadapi oleh warganegara, sepertikekerasan dalam masyarakat dan masalah hak asasimanusia, perlindungan lingkungan hidup, dan perhatian padakelompok-kelompok yang rentan seperti perempuan dan anaktidak ditangani dengan tepat.

Willy H. Olsen, seorang yang telah bertahun-tahunbekerja dengan industri perminyakan Norwegia, dalampresentasinya di hari pertama lokakarya mengatakan“sumber daya alam sering dilihat sebagai lambangkekayaan, tetapi itu hanyalah lambang belaka” kalimatini mengekspresikan pesan yang sangat berarti kepadanegara yang kaya akan sumber daya alam: bahwadengan memiliki barang tambang dan minyak tidak

Page 14: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Halaman 14 Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Buletin La’o Hamutuk

dengan sendirinya berarti bahwa semua orang akanmenjadi kaya. Kebanyakan orang di negara-negaraseperti ini sering memiliki harapan yang jauh darikenyataan; banyak dari mereka tidak mendapatkankeuntungan yang berarti dari sumber daya alam itu, danterus hidup di bawah kemiskinan. Dengan alasan ini,banyak organisasi yang berkampanye agar pemerintahdan perusahaan berhenti mengeksploitasi sumber dayayang tak bisa diperbaharui. Mereka merasa bahwaeksploitasi ini sering kali membahayakan masyarakatsetempat, sementara kaum elit menjadi lebih kaya dankuat. Oleh karena itu salah seorang peserta dari Filipinamemperdebatkan bahwa dengan mendukung EITI,berarti hanya memberikan ijin kepada perusahaan untukmengekploitasi minyak dan barang-barang tambang.

EITI dipengaruhi oleh banyak halInstitusi-institusi Keuangan Intenasional (International

Financial Institutions - IFIs) seperti Bank Dunia dan IMFsecara mendalam terlibat dalam industri ekstraktif, danperanan mereka mengkhawatirkan. Misalnya, Bank Duniamengelola EITI Multi-Donor Trust Fund, yang membiayaibantuan teknis untuk implementasi EITI. IFIs memilikiwewenang yang tinggi, dan menggunakan pinjaman danpengaruh keuangan mereka untuk menekan pemerintah,perusahaan dan para penanam modal. Ini bermasalahkarena warganegara, pemerintah dan IFIs terkadangmemiliki perbedaan padangan, seperti apakah sebaiknyasumber daya alam dieksploitasi oleh perusahaan publikatau pribadi. Oleh karena itu, nasehat teknis IFIs kepadapemerintah terkadang tidak tepat untuk situasi negaratertentu.

EITI awalnya sebagai inisiatif sukarela berdasarkankeinginan dari pemerintah penyelenggara dan perusahaan.Meskipun demikian, walaupun EITI bukanlah sebuahmekanisme yang mengikat secara hukum, para penganjurbisa menuntut pemerintah membuat sebuah syarat hukumbahwa informasi dipublikasikan. Misalnya, Nigeria telahmenerapkan EITI, diperkuat dengan jaminan hukum. Iniadalah proses yang sulit, dan lokakarya ini memper-debatkan hal ini secara aktif mengenai haruskah advokasiPWYP diperluas, karena peserta melihat keterbatasan EITImerupakan kelemahan yang serius.

Meskipun begitu, kebanyakan peserta menyetujuibahwa kampanye PWYP sebaiknya tetap terfokus padapengelolaan pendapatan, dan memberikan persoalan luasyang berhubungan dengan sumber daya alam kepadaorganisasi lain yang berkemampuan lebih. Di seluruh duniabanyak organisai dan jaringan yang secara efektifberkampanye akan hak asasi manusia, hak masyarakatlokal, dan hak atas tanah. Misalnya, La’o Hamutukmenjelaskan pengalaman hubungan kami dengan jaringanOilwatch, sebuah gerakan yang sangat kuat di AmerikaSelatan dan Afrika, dimana mereka bekerja untukmencegah kerusakan yang diakibatkan oleh pengembanganperminyakan. Akhirnya, kami setuju untuk membentuksebuat tim yang akan mengeksplorasi bagaimna menya-tukan misi PWYP dengan permasalahan lain yangdiperdebatkan dalam lokakarya. Tim ini akan melaporkan

ke perencanaan strategis internasional pada 2008 untukdiskusikan lebih lanjut.

Pelajaran dari lokakaryaSemua delegasi sangat antusias, secara aktif memper-

debatkan persoalan-persoalan ini dan bagaimanamemperkuat jaringan secara nasional, regional daninternasional. Advokasi sangatlah penting untuk mempe-ngaruhi perubahan sosial di wilayah Asia-Pasifik yangkaya akan sumberdaya alam tetapi tidak berpengalamandalam hal transparansi. Sayangnya, minyak dan barangtambang yang dikombinasikan dengan pemerintahan yangkorup dan perusahaan yang rakus seringkali membawakemiskinan dan keterbelakangan. Peserta dari negarapasifik seperti, Fiji, Papua New Guinea, KepulauanSolomon sangat ingin belajar lebih banyak lagi mengenaibagaimana melibatkan pemerintah mereka untukmengadopsi EITI.

Mereka dapat belajar dari pengalaman Nigeria danGhana di Afrika, yang telah lama menderita darikemiskinan dan ketidakadilan sosial lain dan sekarang barumemulai berdiri kembali bangkit mencari jalan untukmengontrol pemerintah mereka. Di wilayah bagian Baratdan Asia Tenggara, Mongolia, Kazakhstan dan Azerbaijanjuga menerapkan EITI. Juga, Timor-Leste – negara mudayang mencoba untuk tidak mengulangi pengalaman burukdari negara lain, dengan membuat undang-undang danperaturan untuk mempromosikan transparansi dalampengelolaan pendapatan, termasuk penerapan EITI.Delegasi Timor-Leste menekankan bahwa “Trans-paransi membutuhkan keinginan baik pemerintah danperusahaan dalam implementasinya.” Meskipundemikian, Timor-Leste masih lama untuk mencapaijaminan bahwa pemerintah Timor-Leste adalahtransparan dan untuk berusaha membuat perusahaanbertanggung jawab, dan memastikan keduanyamengikuti janji-janji mereka.

Sebagai kesimpulan, semua peserta menyetujui bahwadukungan internasional sangat diperlukan untuk memper-kuat advokasi dari negara masing-masing, dan koalisiPWYP internasional seharusnya mendukung kampanyelokal tiap anggota.

Langkah selanjutnya untuk Timor-LestePada akhir lokakarya, para peserta dari tiap negara

mempresentasikan rencana program nasional mereka.Peserta dari Timor-Leste merencakan untuk Kelompok IntiTransparansi supaya terus mengkampanyekan transparansidalam pengelolaan pendapatan dan persoalan lain yangberhubungan dan Kelompok Inti menjadikan kontakPWYP di Timor-Leste. Institusi Mata Dalan yang akanmemfasilitasi pertemuan Kelompok Inti. Dalam waktudekat Kelompok Inti akan menerima pelatihan dari seorangyang berpengalaman khusus dalam memantau anggarannegara dan persoalan lain. Kami juga berharap untukmemperluas kampanye ini dan mengundang mereka yangtertarik untuk bergabung atau mendukung agar meng-hubungi Georginha Bianco dari Institusi Mata Dalan atauMario de Araùjo dari Oxfam Australia.

Page 15: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Buletin La’o Hamutuk Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Halaman 15

Iha tinan 2003 governu Timor-Leste sai hanesannasaun foin dezenvolve ida iha mundu ne’ebé prometekatak nia sei moris tuir prinsípius transparénsia husiInisiativa Transparênsia Indústria Extrativa (EITI).EITI hanesan inisiativa mundial ida ne’ebé hetan tulunhusi nasaun dezenvolvidu sira no nasaun foindezenvolve seluk atu promove transparênsia ihapagamentu no resibu osan entre indústria extrativa(mina, gas no mineiras) ho governu nain. Sira hari onasekretáriadu ida hodi maneja programa ne’e, atu ajudanasaun sira ne’ebe foin dezenvolve komprende EITIno fo rekoñesimentu ba sira wainhira sira hatudu onakatak sira moris tuir prinsípiu sira tranparénsia nian.Hetan rekoñesimentu iha mundu tomak hanesannasaun ida ne’ebé moris iha prinsípiu sira EITI nianbuat furak ida ba Timor-Leste tanba buat ne’e sei ajudapromove nasaun ne’e sai fatin di’ak ba investimentuno hanesan nasaun ne’ebé lakohi hetan korupsaun ihaninia industria Extrativa (mina, gas no mineiras).

Introdusaun: Grupu Serbisu EITI iha Timor-Leste

Grupu Servisu EITI Timor-Leste: Termus ReferensiaPreámbuluGovernu Timor-Leste nudar governu ida nebé deklaraba dala-uluk ninia kompromisu ba Prinsipius noKritériu Inisiativa Transparénsia Indústria Extrativaka Extractive Industries Transparency Initiative (EITI)nian iha okaziaun konferénsia internasional ba dala-uluk kona-ba EITI iha Londres iha Juñu 2003.Afiliasaun ba EITI hanesan ho nasaun ninia objetivu,hosi inisiu kedas, kona-ba transparénsia iha sektormina-rai no explorasaun mineral. Reseitas hosi sektormina-rai tama iha dominiu sektor publiku nian (liuhosi relatóriu trimestral kona-ba estatutu FunduPetrolíferu Timor-Leste nian) hanesan mos kontratufahe produsaun sira. Medidas transparénsia kodifikatihaona iha lejislasaun sektor mina-rai nasaun nian.Atividades sektor explorasaun minas nian seidaukhahú no orasne’e sei prepara hela lei sira.Atu orienta implementasaun tomak EITI iha Timor-Leste, harí tiha ona tripartite Grupu Serbisu EITI nianida—nebé kompostu ho saseluk sira hosi ministériu/ajénsia relevante governu sira nian, kompañiaindústria extrativa sira, no sosiedade sivil.

Objetivu siraObjetivu sira Grupu Serbisu EITI Timor-Leste nianmak atu:√ Dezenvolve planu serbisu EITI nian nebé públiku

no sustentável iha termus finanseiru (nebé Grupu

Serbisu EITI nian aprova ona hafoin halo tiharevizaun públiku no komentáriu ba esbosu planuserbisu ne’e).

√ Monitor implementasaun planu serbisu EITI nian,halo revizaun no atualizasaun periódiku ba planuserbisu ne’e tuir nesesidade.

√ Determina no konkorda ámbitu auditoria/relatóriusira EITI nian iha Timor-Leste, elabora modelurelatóriu EITI nian nebé fasil atu kompriende bakompañias no governu atu uza, determina termusreferénsia ba no hili auditór independente ida aturekonsilia reseita sira no dadus pagamentu nian, nogarante katak publika no disemina duni relatóriusira EITI nian.

√ Determina no konkorda nivel agregasaun/dezagre-gasaun mak atu hatama iha relatóriu sira nebéproteje didiak informasaun sensitivu iha termuskomersial sem kompromete direitu públiku nian atuhetan informasaun kona-ba pagamentus hosi indus-tria extrativa no mos reseitas governu nian. Grupune’e sei determina frekuénsia/siklu ba relatóriu siraEITI nian iha Timor-Leste.

√ Tulun resolve frakeza no sasatan sira kapasidadenian iha transparénsia indústrias extrativas ihaTimor-Leste no aumenta sensibilidade públiku nian(hanesan mos sosiedade sivil no ONG nian) kona-baEITI no transparénsia sektor mina-rai nian.

Wainhira Timor-Leste hari’i nia Fundu Petróleu idanee sai hanesan pasu signifikadu ida ba oin hodi hatuduba mundu katak Timor-Leste hakarak maneja nia osanhusi petróleu ho sensibilidade, transparénte no investeba gerasaun tuir mai. Hetan Rekoñesimentu moris tuirprinsípius EITI nian henesan mos ho objektivu FunduPetróleu nian.Tau hamutuk preparasaun hotu hodi hatudu ba mundukatak Timor-Leste moris no hala’o prinsípius EITI nianpresija servisu barak no komitmentu husi Governu,Indústria, no sosiedade sivil. Atu halo ne’e Timor-Lesteharii ona Grupu Sersisu Nasional ba EITI ne’ebe aseitaona Termus Referensia ida kona-ba oinsa nia belehala’o no mos halo Planu Serbisu ida. Dokumentu siratuir mai ne’e mak termus referensia no Planu serbisu,publika ona iha bulletin no iha fatin sira seluk, atu nune’eema hotu bele hare saida mak Grupu Serbisu NasionalEITI halo dadaun no hatene atu husu ba sé se sirahakarak atu husu ka buka hatene liutan kona-ba EITI.

Nota: Artigu tuir mai ne’e, Termus Referensia no Planu Serbisu nebe mak Grupu Serbisu EITI mak hakerek. Sira ne’e lasempre reprezenta La’o Hamutuk nia vizaun no opiniaun. Hare artigu iha pagina 12 iha Buletin ne’e, La’o Hamutuk niaanaliza kona ba EITI, nebe akresenta kona ba ninia limitasaun sira.

Page 16: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Halaman 16 Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Buletin La’o Hamutuk

√ Fasilita dezeñu, monitoramentu, no avaliasaun baprosesu avaliasaun EITI iha Timor-Leste.

√ Harí programa serbisu ida atu hatama indústriaexplorasaun mineral iha estrutura EITI nia laranbainhira estabelese ona sektor explorasaun mineral.

AfiliasaunGrupu Serbisu EITI nian sei hatama membru sira tuirmai:♦♦♦♦♦ Secretário de Estado, Recursos Naturais /Funsion-

áriu Públiku Pontu Fokal EITI nian (nudarPrezidente)

♦♦♦♦♦ Saseluk senior rua sira hosi Ministériu Finansas/Autoridade Taxa.

♦♦♦♦♦ Saseluk senior hosi Autoridade Bankária noPagamentus.

♦♦♦♦♦ Saseluk senior rua hosi Ministério RecursosNasionais/Autoridade Regulador sira.

♦♦♦♦♦ Saseluk nain tolu hosi sosiedade sivil nebé forumorganizasaun sosiedade sivil sira nebé involvidu ihafiskalizasaun transparénsia no sosiedade sivil baindustira extrativa sira determina/hili.

♦♦♦♦♦ Saseluk nain tolu hosi kompañia indústria extrativasira nebé hili ho baze iha partisipasaun/interese bootliu hosi kompañia sira nebé oras née daudaun halaooperasaun iha (i) area dezenvolvimentu mina-raiexkluzivu Timor-Leste nian, (ii) area dezenvolvi-mentu mina-rai hamutuk, no (iii) futuru operadoresiha JPDA no mos área asosiadu ho Timor-Leste.

Membru ida-ida sei hatudu ema seluk ka substitutuida nebé sei hola parte iha sorumutu sira GrupuSerbisu nian bainhira membru ida uluk labelepartisipa. Membru ida-ida sei konsulta ho noreprezenta lolo’os interese parte sira seluk nian ihasira-nia pilar parte interesadu laran.Banku Mundial, IMF, asesores sektor minarai NORADnian ba governu konvida atu hola parte nudarobservadores. Grupu Serbisu bele konvida observadorsira seluk bainhira nia hare’e katak adekuadu dunituir provizoens Tomada Desizaun/Votasaun nian hosiTermus Referénsia ne’e. Observador sira sei la ihadireitu atu vota ka hola desizaun kona-ba asuntu siranebé membru sira Grupu Serbisu nian diskutedaudaun. Observador sira sei hakru’uk ba regraskonduta hanesan mos membru grupu serbisu ida.

Termu Afiliasaun nianSei hili membru sira ba termu inisial tinan rua no belehili hikas ba termu tinan rua tan. Tanba tenki kaermetin nafatin natureza tripartite grupu nian (makhanesan, governu, kompañia indústria extrativa sira,no sosiedade sivil tenki iha reprezentasaun), grupu ne’ebele konkorda iha kualker momentu atu muda,aumenta ka diminui membru sira.

Sorumutu siraGrupu Serbisu ne’e sei hasoru malu mínimu fulan idadala ida ka konforme akordu to’o tempu nebé planuserbisu ne’e hasai ona ba revizaun públiku no hetan

ona avaliasaun. Grupu ne’e sei estuda hikas frekuénsiasorumutu sira nian hafoin publikasaun planu serbisufinal no hetan ona avaliasaun atu garante implement-asaun kompletu ba planu serbisu.Prezidente sei konvoka no determina ajenda basorumutu sira. Tenki sirkula avizu kona-ba sorumutu,ajenda, no dokumentu informativu ruma ba membrusira Grupu Serbisu nian minimu semana ida antesloron sorumutu. Prezidente no Grupu Serbisu sei hetanapoiu hosi Sekretariadu ida. Sekretariadu ne’e sei halofunsaun koordenasaun no administrativa hotu-hotunebé presiza, hanesan transportes no komunikasaun,atu apoia Grupu Serbisu ne’e no asegura katak niakumpri duni ninia responsabilidade espesífiku sira.Regra Chatham House nian sei aplika ba sorumutusira no mos ba minuta diskusaun sorumutu nian nebéKoordenador EITI mak sei kaer. Sei sirkula minutasorumutu nian (kona-ba Regras Chatham House) baGrupu Serbisu ne’e no sei halo disponivel ba públikuhafoin hetan akordu entre Membru sira. Membru noobservador sira tenki respeita diferensa hanoin nebémosu durante elaborasaun planu serbisu final no tenkievita diskursu iha públiku nebé bele interrompeelaborasaun esbosu Planu Serbisu ida molok halolansamentu ba revizaun no komentáriu públiku.Membrus no observadores Grupu Serbisu hotu-hotusei respeita no labele diskute iha sorumutu GrupuSerbisu nia-nia liur informasaun sensitivu iha termuskomersial nebé bele mosu iha kualker momentu du-rante elaborasaun no implementasaun Programa EITITimor-Leste nian. Grupu Serbisu sei estuda Violasaunba konfiansa ne’e no bele rezulta demisaun atu holaparte iha sorumutu Grupu Serbisu nian sira seluk.Bainhira iha karik asuntu nesesáriu ka urjente rumanebé presiza atu koalia no deside, maka Prezidente seikonvoka atu halo sorumutu extra-ordináriu ida.

Hola Desizaun/VotasaunQuorum ida hosi Grupu Serbisu ne’e tenki formamaioria (pursentu 50) hosi prezensa membru sira nebétenki inklui pelu menus saseluk ida hosi pilar parteinteresadu ida-ida (hanesan Governu, Indústria noSosiedade Sivil). Grupu Serbisu ne’e sei hakas-an atudeside asuntu hotu-hotu liu hosi konsensus membruhotu-hotu nebé prezente no reprezenta quorum ida.Maibé, bainhira labele hetan konsensus ida, makadesizaun final Grupu Serbisu nian sei hola liu hosivotasaun nebé reprezenta 60% hosi quorum, inklui pelumenus membru ida hosi pilar parte interesadu ida-ida.

Aprenda tan kona ba EITI iha http://www.eitransparency.org

Page 17: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Buletin La’o Hamutuk Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Halaman 17

Governu Timor-Leste nudar governu ida nebé deklaraba dala-uluk ninia kompromisu ba Prinsipius noKritériu Inisiativa Transparénsia Indústria Extrativaka Extractive Industries Transparency Initiative (EITI)nian iha okaziaun konferénsia internasional ba dala-uluk kona-ba EITI iha Londres iha Juñu 2003.Afiliasaun ba EITI hanesan ho nasaun ninia objetivu,hosi inisiu kedas, kona-ba transparénsia iha sektormina-rai no explorasaun mineral. Reseitas hosi sektormina-rai tama iha dominiu sektor públiku nian (liuhosi relatóriu trimestral kona-ba estatutu FunduPetrolíferu Timor-Leste nian) hanesan mos kontratufahe produsaun sira. Medidas transparénsia kodifikatiha ona iha lejislasaun sektor mina-rai nasaun nian.Atividades sektor explorasaun minas nian seidaukhahú no oras ne’e sei prepara hela lei sira.Atu orienta implementasaun tomak EITI iha Timor-Leste, harí tiha ona tripartite Grupu Serbisu EITI nianida—nebé kompostu ho saseluk sira hosi ministériu/ajénsia relevantes governu nian, kompañia indústriaextrativa sira, no sosiedade sivil.Tuir mai ne’e rezumu ida konabá Planu Serbisu GrupuSerbisu EITI nian.

Objetivu Ida: Halo Kompromisu atuImplementa EITI1a.Deklarasaun públiku malorek ida kona-ba

hanoin atu implementa EITI.♦♦♦♦♦ Governu fo’o hatene ona ninia kompromisu ba EITI.

1b.Nomeasaun pontu fokal/koordenador EITInian iha governu.♦♦♦♦♦ Governu fo’o hatene/foti koordenador EITI ida.

1c.Governu kompromete atu serbisu ho parteinteresadu hotu-hotu (hanesan sosiedadesivil, emprezas) konabá EITI.♦♦♦♦♦ Deklarasaun governu nian iha kolókiu jestaun

reseitas mina-rai nian iha Novembru 2006 hatudukompromisu atu serbisu ho sosiedade sivil noempreza sira kona-ba EITI.

♦♦♦♦♦ Harí grupu serbisu EITI nian ho parte interesadubarak mos hatudu kompromisu governu nian.

♦♦♦♦♦ Identifikasaun parte interesadu barak liu tan belehala’o nudar parte hosi ajenda Grupu Serbisu EITInian.

Objetivu Rua: Harí Grupu Serbisu EITI nianida, Dezenvolve no Publika Planu SerbisuEITI nian ida2a.Harí Grupu Serbisu EITI nian ida

kompostu ho parte interesadu barak.♦♦♦♦♦ Hafoin konvite ida hosi governu iha Janeiru 2007

ba konstituentes parte interesadu nian (hanesan,ajénsias governu nian, empreza no operadorespetrolíferu no saseluk sira hosi sosieade sivil).

♦♦♦♦♦ Konvoka Grupu Serbisu EITI nian atu halorevizaun ba obrigasaun sira iha EITI laran no halotermus referénsia (TR).

2b.Dezenvolve no publika planu serbisu EITInian ida no kalendáriu implementasaun.♦♦♦♦♦ Dezenvolve planu serbisu EITI nian ida mak

disponivel ba públiku nebé hakerek kona-baaktividades ba implementasaun EITI.

♦♦♦♦♦ Planu serbisu ne’e dinámiku no sei atualiza tuirnesesidade.

♦♦♦♦♦ Sei halo komunikadu de imprensa ida kona-balansamentu planu serbisu EITI nian ne’e.

2c. Identifika fonte finansiamentusustentável ba implementasaun EITI♦♦♦♦♦ Asegura orsamentu governu nian no/ka finansi-

amentu hosi Fundu Fidusiáriu Multi-Doador EITInian ka EITI Multi-Donor Trust Fund (MDTF) noinvestiga fonte finansiamentu sira seluk atu apoiaimplementasaun EITI.

♦♦♦♦♦ Prepara justifikasaun orsamentu nian no/kaproposta akordu doasaun MDTF nian nebé atuhatama.

2d.Harí Sekretariadu Nasional EITI nian♦♦♦♦♦ Konkorda TR ba funsionáriu Sekretariadu nian no

rekruta no nomeia funsionáriu atu apoia GrupuSerbisu EITI nian.

Objetivu Tolu: Halakon Sasatan sira baImplementasaun EITI/Kapasitasaun noKomunikasaun ba Liur3a.Halo revizaun ba kuadru legal atu

identifika sasatan potensial sira baimplementasaun EITI♦♦♦♦♦ Halo revizaun ba kuadru legal atu identifika

posibilidades sasatan ruma ba implementasaunEITI.

♦♦♦♦♦ Determina prosedimentu sira atu promovekumprimentu EITI.

3b.Kapasitasaun/treinu ba sosiedade sivil(inklui mos meiu komunikasaun) konabáEITI no asuntus sektor minarai nian♦♦♦♦♦ Halo kolókiu no sesaun treinamentu iha Dili no

Distritu sira kona-ba asuntu espesifiku sirainteresantes, organiza sesaun sira atu fo’oinformasaun, explikasaun kona-ba Modelu PSC,Rejime Petrolíferu, Fundu Petrolíferu, ho seluk-seluk tan.

♦♦♦♦♦ Tulun Sosiedade Sivil atu identifika kursuformasaun espesialistas no posivel fontes finansi-amentu atu bele hola parte.

♦♦♦♦♦ Rekruta espesialista internasional atu hanoringrupu fokal sira no sesaun treinamentu kona-baasuntu sira nebé relasionadu ho indústriaextrativa.

EITI iha TL: Rezumu Planu Serbisu Nian 2007-2009

Page 18: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Halaman 18 Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Buletin La’o Hamutuk

3c.Kapasitasaun/treinamentu ba no hosiindústria kona-ba EITI no asuntus sektormina-rai nian.♦♦♦♦♦ Organiza kolókiu no sesaun formasaun iha Dili

(Universidade no Eskola Sekundária) kona-baasuntus interese espesifiku, sesaun atu fo’oinformasaun, ho seluk-seluk tan.

♦♦♦♦♦ Informasaun no diskusaun entre indústria kona-ba EITI.

3d.Kapasitasaun/formasaun ba governukona-ba EITI no asuntus sektor mina-rainian♦♦♦♦♦ Diskursus, kolókiu no sesaun formasaun ba

Funsionáriu Públiku sira, Membrus Parlamentunian, ho seluk-seluk tan.

3e.Atividades Komunikasaun ba Liur /Fo’oInformasaun♦♦♦♦♦ Semináriu sira, talk show iha TV no radio, no

komunikadu imprensa /artigu jornal nian, web site,lista korreiu, ho seluk-seluk tan, kolókiu no hatudufilme haleu Distritus.

· Posibilidade atu harí Sentru Rekursu Mina-rai nebéasesível ba públiku.

3f. Dezenvolve kapasidade atu fiskalizaRendimentu Sustentável Estimadu kaEstimated Sustainable Income (ESI)♦♦♦♦♦ Tanba projesaun produsaun nian iha ona iha

dokumentus orsamentu nian, maka Grupu Serbisusei hanoin to’o iha nebé mak bele prepara kálkulutékniku detalladu liu ba parte interesadurelevantes.

♦♦♦♦♦ Hanoin kona-ba revizaun ida ba fasilidade asesuba informasaun nebé fo’o ba Parlamentu.

Objetivu Hat: Kompleta no DisseminaRelatóriu EITI nian4a.Dezenvolve modelu reportasaun ida ba

relatóriu EITI nian♦♦♦♦♦ Grupu Serbisu EITI nian sei koalia no konkorda

kona-ba dezeñu modelu reportasaun nian barelatóriu EITI nian, ho objetivu atu asegura katakmodelu reportasaun ne’e simples no fásil atukompriende, no iha tempu hanesan rejista infor-masaun hotu-hotu nebé nesesáriu.

♦♦♦♦♦ Grupu ne’e sei determina mekanizmu halibur dadusno reportasaun hosi governu no empreza sira atuasegura katak konsultor independente sei simuinformasaun nebé nia presiza.

♦♦♦♦♦ Informasaun kona-ba governu no empreza siratenki bazeia ba konta sira nebé audit ona tuirpadraun internasional sira.

4b.Determina no konkorda nivel agregasaun /dezagregasaun♦♦♦♦♦ Grupu Serbisu EITI nian sei koalia no konkorda

kona-ba nivel agregasaun/dizagregasaun nebé atuhatama iha relatóriu sira nebé proteje didiakinformasaun sensitivu iha termus komersial seincompromete direitu públiku nian atu hetaninformasaun kona-ba pagamentu sira nebé indús-

tria extrativa sira selu no mos osan nebé governusimu.

4c.Deside termus referénsia no rekrutakonsultor ida atu determina se prosesu noámbitu preparasaun Relatóriu AnualFundu Petrolíferu konsistente no modelureportasaun, refere ba atividade 4a.♦♦♦♦♦ Grupu Serbisu EITI nian sei determina termus

referensia ba konsultor independente EITI nian,nebé tenki iha kredibilidade, iha kapasidadetékniku, rentável no merese konfiansa.

4d.Konsultor halo ramata ona relatóriu kum-primentu EITI no Grupu Serbisu EITIkonkorda ona (ka la konkorda)♦♦♦♦♦ Konsultor halibur no analiza prosesu sira, dadus

pagamentu no reseita ba área sira asosiadu hoTimor-Leste nudar Termus Referénsia GrupuSerbisu nian define ona.

♦♦♦♦♦ Konsultor hatama relatóriu kumprimentu baGrupu Serbisu EITI nian atu estuda; Grupu SerbisuEITI nian estuda relatóriu ne’e no haruka fila hikasrelatóriu ne’e ba Konsultor atu halo klarifikasaunruma no, bainhira presiza hadia formatu reporta-saun nian atu bele tuir lolo’os rekizitu sira.

♦♦♦♦♦ Grupu Serbisu EITI simu formalmente (ka la simu)relatóriu ne’e.

4e.Publika no dissemina relatóriu kumpri-mentu EITI no hatama relatóriu ne’e baGovernu♦♦♦♦♦ Relatóriu EITI nian tau iha web sites governu,

EITI, no web site sira seluk; relatóriu EITI nianhetan kobertura maka’as iha meiu komunikasaunnasional.

♦♦♦♦♦ Grupu Serbisu EITI nian mos sei dezenvolveestratéjia disseminasaun alargadu ida ba relatóriuEITI nian.

♦♦♦♦♦ Sei fo’o oportunidade ba parte interesadu sira atudiskute, avalia, no interpreta rezultadu sira.

Objetivu Lima: Avaliasaun baImplementasaun EITI5a.Avaliasaun ba EITI

♦♦♦♦♦ Grupu Serbisu EITI nian sei hili avaliador ida hosilista aprovadu ida nebé Sekretariadu InternasionalEITI nian iha Oslo fo.

♦♦♦♦♦ Avaliador halo avaliasaun ba implementasaun EITIiha Timor-Leste tuir Guia Avaliasaun EITI nian,no hatama relatóru avaliasaun ba Grupu SerbisuEITI nian, governu, no Diretoria EITI nian atuhetan aprovasaun (ka rejeisaun).

5b.Publikasaun no disseminasaun relatóriuavaliasaun EITI nian♦♦♦♦♦ Relatóriu avaliasaun EITI tau ona iha web sites

governu nian, EITI nian, no web site sira seluk;relatóriu avaliasaun EITI nian hetan koberturamaka’as iha meiu komunikasaun nasional.

♦♦♦♦♦ Grupu Serbisu EITI nian atu dezenvolve estratéjiadisseminasaun ida ba relatóriu avaliasaun EITInian.

Page 19: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Buletin La’o Hamutuk Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Halaman 19

La’o HamutukInstitutu ba Analiza no Monitor ba Rekonstruksaun iha Timor-Leste

12 Fevereiru 2008

Konsellu Seguransa, Organizasaun Nasoens UnidasNova Iorke, Estadus Unidus Amérika

Membru Konsellu Seguransa Nasoens Unidas nian mak ami respeitu:

Ami hahu hakerek karta ne’e ba ita boot sira molok asaun koko oho ami nia Prezidente no Primeiru Ministruhorseik dader, ne’ebe hodi Alfredu Reinadu ba mate. Hahalok violentu sira ne’e, hanesan mos ho lei laek noviolensia ne’ebe bele mosu husi ne’e, tuir mai se sublinha karta ne’e nia pontus sira tuir mai ne’e. SeNasoens Unidas atu fo duni suporta efektivu ba Timor-Leste nudar nasaun ida ne’ebe demokratiku, kalmano seguru, ema ne’ebe halo krime iha tempu uluk, oras ne’e, no iha loron oin mai tenki simuresponsabilidade.

Demokrasia, Regra Lei nian, no Sistema Judisial ida ne’ebe efisiente mak esensial ba dame no estabilidadene’ebe metin. Lolos nasaun hot-hotu konkorda ona katak ema sira ne’ebe halo krime kontra umanidadelabele goza impunidade iha ne’ebe deit. Nasoens Unidas foti ona pasu barak iha tinan hirak liu ba ne’e atuimplementa prinsipiu sira ne’e.

Infelizmente pasu sira ne’e la la’o iha Timor Leste. Maski nia mandatu mai husi Konsellu Seguransa, UNMITkuaze la halo buat ida atu avansa justisa ba krime sériu sira ne’ebe halo iha Timor-Leste iha tinan 1999.Tanba ita boot sira atu diskuti kona ba UNMIT nia performa no futuru, ami husu ita atu enfatiza importansiahusi parte ida husi UNMIT nia mandatu ne’e.

Ba tinan sia ne’ebe liu ona, sai klaru ona katak suporta internasional nian presija atu hetan akuntabilidadeba Krime kontra Umanidade no krime sériu seluk ne’ebe halao husi no iha diresaun ba forsa Indonesia nianiha Timor Leste entre tinan 1975 no 1999. Nasoens Unidas rekonhese ona ida ne’e desde tinan 2000, no foprioridade ona ba krime sira ne’ebe halao durante tinan 1999, wainhira Nasoens Unidas entrega tiha onaresponsabilidade seguransa rai laran nian ba forsa Indonezia.

Misaun Nasoens Unidas nian iha ne’e husi kedas – UNTAET, UNMISET, UNOTIL, no agora UNMIT – ihamandatu ne’ebe menus atu suporta justisa, maski iha fallansu iha prosesu pararelu ne’ebe halao husiIndonezia no Timor Leste. Iha tinan 2005, Komisaun Peritus husi Nasoens Unidas identifika katak prosesusira be la’o to’o oras ne’e seidauk hakotu impunidade, katak mekanismu adisional sei presija tan.

Infelismente, kompromisu tinan barak no falta inisiativa iha politika internasional nian limita UNMIT niamandatu atu halo kompletu investigasaun ba krime sériu ne’ebe halo iha 1999, sem autoridade ba haloakujasaun ka prosegamentu. Knaar ne’ebe limitadu tebes la tuir buat ne’ebe presija, maibe ida ne’e deitmos durante fulan 18 ne’ebe liu ona UNMIT falla atu halao.

Semana kotuk, SRSG Atul Khare esplika ba ONG Timor-Leste sira katak ida ne’e mosu tanba UNMIT noGovernu Timor Leste nia preokupasaun ba servisu seluk - seguransa, eleisaun, governu foun Timor Lestenian, orsamentu, nss. Se UNMIT iha atu asiste Governu Timor Leste iha setor bar-barak ne’ebe sai governuhot-hotu nia responsabilidade, nia tuir lolos bele halo hotu liu husi buat ida deit iha tempo ida nia laran. Nose Timor Leste atu sai husi funu, okupasaun, no desorden pos konflitu nian ba dame no estabilidade, nialaos presija atu implementa regra lei nian deit, maibe atu halo povu sira fiar katak regra lei nian sei laoduni.

Suporta internasional esensial atu hetan justisa ba krime internasioanl sira - no se UNMIT la halo buat idaexeptu responde deit ba inisiativa ida husi Timor-Leste, komudidade internasional soe ona niaresponsabilidade moral, legal no historiku atu hakotu impunidade.

UNMIT iha Timor-Leste fulan 18 tiha ona, maibe sira seidauk halo buat barak atu hapara impunidade ba crimeboot durante tempu okupasaun Indonesia nian. Entaun, La’o Hamutuk haruka karta ne’e ba Konsellu SeguransaONU. Sira diskuti kona ba UNMIT loron 22 fulan Fevereriu, no membru balu tuir ami nia sujestaun atu dehanUNMIT tenke fo prioridade ba sira nia serbisu ba asuntu justisa.

La’o Hamutuk Haruka Karta ba Nasoens Unidas kona ba Justisa

Page 20: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Halaman 20 Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Buletin La’o Hamutuk

Wainhira ita diskuti kona ba UNMIT no desidi nia futuru iha Kinta Feira ne’e. Ami husu ita boot atu fokonsiderarasaun ba haforsa mandatu ba justisa. Ezemplu sira impunidade nian mak kauza ida ba problemabarak husi Timor-Leste nia problema sira foin lalais ne’e: Fallansu atu lori Alfredo Reinado no ema sirane’ebe tuir nia ba justisa, hahalok la fo importansia ba lei ne’ebe habelar iha foinsae sira ne’ebe lasatisfeitu, difikuldade ne’ebe UNPOL, ISF no PNTL hasoru wainhira servisu haforsa lei, konfiansa ne’ebelaiha ba sektor judisial ne’ebe hodi povu atu halao lei tuir sira nia hakarak rasik.

Iha pontu ne’ebe menus liu, ami espera ita sei enkoraja SRSG atu hala’o parte ida husi nia misaun ne’e hoespiritu ne’ebe makas. Se Nasoens Unidas hakiduk an atu realiza nia promesa ne’ebe kiik liu atu investiga krimesériu, oinsa nia espera atu hanorin Timor-Leste nia sistema judisial no prokuradoria atu haforsa regra lei nian?

Informasaun antesedente balu mak tuir mai ne’e. Ami mos refere ita ba “Justice for Timor-Leste Remains anUnfulfilled International Obligation” nudar funsaun informsaun nian ida ne’ebe ami hato’o ba Uniaun Inter-parlementar tinan kotuk.

Iha Maio 2006, buat ne’ebe hatutan husi Impunidade sai momos ba ema hotu, wainhira Timor-Leste nakferaba krize no regra lei nian ne’ebe la efektivu rekere governu Timor-Leste atu husu asistensia militarinternasional nian. Nasoens Unidas no komunidade internasional sira seluk rekonhese katak Timor-Lestenia tranzisaun atu sai nasaun ida rekere suporta ne’ebe kontinua, no katak asistensia sira ne’e balu to’o orasne’e la’o sala ka la nato’on ona.

Iha Juñu 2006 ami nia organijasaun haruka sujestaun balu ba Konsellu Seguransa. Iha tempu ne’eba, amihakerek:

Iha ona rekonhesimentu ne’ebe luan katak governu Indonezia, komunidade Internasional, no governuTimor-Leste falla tiha ona atu asegura justisa ba krime kontra umanidade no krime sériu sira seluk ne’ebehalo durante okupasaun ilegal tinan 24 nia laran ne’ebe Indonezia hala’o ba Timor-Leste, ka baprosentajen kiik deit husi krime sira ne’ebe halo durante Nasoens Unidas nia prezensa iha tinan 1999.Memo ne’e sei la deskreve impunidade ne’ebe lao hela ka frustrasun klean liu ne’ebe vitima husi krimesira ne’e sente tanba laiha akuntabilidade. Ida ne’e dokumentadu ona ho diak husi observadorkualifikadu sira, inklui iha relatoriu Komisaun Peritus Nasoens Unidas no Komisaun Lialos, Simu-Malu noRekonsiliasaun Timor-Leste nian (CAVR). Relatoriu Final CAVR nian deskreve buat ne’ebe hatutan husijustisa ne’ebe laiha durante tinan barak nia laran ba violasaun kontra direitus umanus: “Impunidade saimetin ona” no “respeitu ba regra lei nian no orgaun nasaun nian sira ne’ebe responsabiliza ba niaadministrasaun, pillar fundamental husi hari nasaun Timor Leste, sei nafatin sai fraku tebes iha kontekstuida ne’e.”

Ami konkorda no aumenta tan katak advokasia ne’ebe repete fila-fila husi Prezidente Xanana Gusmao nonai ulun Timor-Leste sira seluk halo aat liu tan situasaun ida ne’e. Maski nune’e, Timor-Leste nia nai ulunsira barak liu sei hanoin kona ba krime sériu sira ne’ebe halo ba sira nia ema iha tinan 24 nia laran,wainhira komunidade internasional sai tilun ne’ebe diuk ba sira nia tanis husu tulun. Ita lebele hakfodakkatak Timor-Leste sente labele hasán mes-mesak naha atu prosesa krime kontra umanidade ne’ebe halaohusi sidadaun indonezia sira ne’ebe halao hodi governu Indonezia nia naran. Komunidade Internasionaliha obrigasaun ida ne’ebe seidauk halo hotu, no responsabilidade uluk liu tenki hela ba NU no laos husikba Governu Timor-Leste nian. Buat sira ne’e, oin nusa mos, Krime kontra Umanidade.

Iha fulan hirak liu ba, konsekuensia rua husi failansu atu hamosu justisa sai momos: ema ne’ebe halokrime koko impunidade ba krime sira ne’ebe sériu, no vitima, lakon konfiansa katak sistema justisa seihalao nia knaar, foti problema ba sira nia liman rasik. Laiha abilidade bebeik husi sistema tribunal TimorLeste nian atu hasoru krime ne’ebe foin mosu sai hanesan obstaklu ida, maibe husik responsabilidade bajustisa ne’ebe UNTAET no nia susesor sira halo mak prolema ida ne’ebe boot liu, no buat rua ne’e hotumisaun ONU nian ne’ebe sei mai tenki responde. Re-estrutura fila fali forsa polisia nian sei rezolve deitparte balu husi seguransa ne’ebe kuran iha Timor-Leste. To’o iha fali konfiansa ne’ebe luan ba sistemajudisial no regra lei nian, Timor-Leste nia dame no governu ne’ebe konstitusional sei hela nafatin ihaperigu nia laran, tanba balu sei foti dalan ilegal ka prosesu ne’ebe sai husi konstituisaun atu hetanrikusoin ka poder.

Wainhira Konsellu Seguransa kria UNMIT ho rezolusaun 1704 iha Agostu 2006, ita boot reafirma nesesidadeba akuntabilidade ne’ebe kredivel ba violasaun sériu ba direitus umanus ne’ebe halo iha Timor-Leste ihatinan 1999, no simu relatoriu Sekretariu Jeral nian kona ba Justisa no Rekonsiliasaun ba Timor-Leste iha 26Jullu 2006 (S/2006/580), ... UNMIT sei iha mandatu tuir mai ne’e:

… (i) Ajuda iha implementasaun husi rekomendasaun sira ne’ebe relevante iha Relatoriu Sekretariu Jeralnian kona ba Justisa no Rekonsiliasaun, inklui asisti Officio Prokurador Jeral Timor-Leste nian, liu husiestebelesimetu ba tim ida husi ema sira ne’ebe iha ona esperiensia iha investigasaun nian, atu kontinuafunsaun investigativu husi Unidade Krime Sériu uluk nian, ho objektivu atu halo kompletu invetigasaun bakazu ne’ebe boot liu husi violasaun sériu kontra direitus umanus ne’ebe halo iha rai ne’e iha 1999.

Page 21: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Buletin La’o Hamutuk Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Halaman 21

Pada tanggal 19 Desember 2007, La’o Hamutukmengorganisir pertemuan publik bulanannya, kali inimengenai Program Pemerintah di bidang Pertanian. Tujuandari pertemuan publik ini adalah untuk membagi informasikepada publik tentang rencana pemerintah baru dalambidang pertanian dan memfasilitasi diskusi antarapemerintah, masyarakat sipil serta akademis tentang apayang mereka bisa lakukan.

Valentino Varela, Sekretaris Negara untuk Urusan Pangan,yang mewakili pemerintah. Pemerintah baru, menurutnyamemilik misi untuk menjadikan kementerian ini menjadikementerian para petani yang akan melayani kepentingansemua petani dan menjamin keamanan pangan di Timor Leste.Arsenio Pereira, Koordinator Jaringan untuk SustainibilitasPertanian Timor Leste (HASATIL) menghormati usaha untukmewujudkan aman pangan sebagai salah satu hal positif darikeseluruhan program pemerintah tetapi dengan tegasmerekomendasikan pemerintah untuk tidak hanya tergantungpada impor pangan dari luar negeri. Pemerintah harusberupaya sebaik mungkin dalam mewujudkan kedaulatanpangan dengan cara meningkatkan produksi pangan dalam

negeri berdasarkan pada tiga prinsip utama: Kebersinam-bungan Ekonomi, Ekologi dan Social Budaya. Dari sudutakademi, Mateus da Cruz, dekan Fakultas Pertanian Uni-versitas Nasional, mengomentari pentingnya peningkatanproduksi pangan —misalnya dengan cara menyediakansarana yang memadai— tetapi menekankan juga bahwakualitas produksi jangan sampai diabaikan sebab kuantitastanpa kualitas akan sulit bersaing di pasaran.

Selama sesi tanya jawab, banyak hadirin dari masyarakatsipil mempertanyakan kecilnya anggaran pemerintah untukkementerian pertanian dan perikanan untuk tahun 2008,terlebih jika dibandingkan dengan kenyataan bahwa lebihdari 80% penduduk Timor Leste hidup dari pertanian.Sebagai jawaban, Varela mengatakan bahwa untuk tahunini pemerintah perlu memberi perhatian lebih padapenyelesaian krisis dalam negeri. Banyak dari masyarakatsipil dalam pertemuan publik ini juga mempertanyakankebijakan membagi beras kepada pegawai negeri, dengankeprihatinan bahwa kebijakan ini dapat berdampak negatifkepada para pedagang, khususnya petani lokal, yangberasnya tidak akan laku terjual di pasaran.

Berita Singkat: Program Pemerintah dalam Bidang Pertanian

Relatoriu Sekretariu Jeral nian ba Konsellu Seguransa 17 Janeiru 2008 (S/2008/26) rekonhese (para 42)katak UNMIT halo buat uitoan teb-tebes atu realiza nia responsabilidade ne’ebe limitadu teb-tebes bajustisa, atu halo kompletu deit investigasaun ba Krime Sériu ne’ebe halo iha 1999, maibe laos atu hato’oakujasaun ou halao julgamentu. Relatoriu ne’e hato’o katak UNMIT “iha tempo badak sei asina akordu ida”ho governu Timor-Leste atu asesu dokumentu husi Unidade Krime Sériu uluk nian no katak sira “Komesaprepara planu sira atu halao investigasaun.”

Iha sorumutu ida ho ONG Timor-Leste nian semana kotuk, SRSG Atul Khare hetan pergunta kona baakuntabilidade ba krime sira ne’ebe halo entre 1975 no 1999, tanba nia aponta kona ba regra lei nian ihaninia aprezentasaun, no katak Nasoens Unidas repete fila fila katak impunidade tenki labele moris. Tanbasa mak han tempu to’o fulan 18 kedas atu to’o deit ba akordu ne’e?

Tuir mai ne’e ninia resposta ne’ebe ami hato’o iha ami nia liafuan:

Kona ba krime sira iha 1999, ita tenki hanoin fali situasaun iha tempu ne’ebe ha’u to’o iha Dezembru 2006.Iha violensia lor-loron, laiha lei eleisaun nian ne’ebe hakerek ona, nss. Ami nia prioridade mak eleisaunne’ebe la’o ho dame, estabilidade no seguransa. Se UNMIT foka ona ba 1999, ne’e sei sai forsa ida bainstabilidade. Durante prosesu eleisaun nian, ami la foka ba Unidade Krime Sériu tanba ida ne’e sei belesai fali asuntu politiku ida. Hafoin governu foun forma. Iha ne’e foin posivel atu to’o ba governu foun hafoinadopta tiha orsamentu geral (2008), ida ne’e aktualmente negosiadu iha semana ne’en nia laran. Hau seidehan ba imi segredu ida: akordu foun ne’e sei assina iha loron 11 Fevereiru. Tim Unidade Krime Sériunian iha fatin ona, nune’e sira bele komesa servisu kedas ona.

Wainhira ita boot sira hasoru malu iha loron hirak mai, ami enkoraja ita atu “enfatiza importansia husiesforsu ne’ebe lao nafatin atu hetan akuntabilidade no justisa ba eventu 1999" hanesan ita boot halo ihatinan kotuk. Ami mos hein katak ita sei hato’o laos deit ba UNMIT, maibe mos ba governu Timor Leste noIndonezia, katak Justisa mak fundasaun essensial ba estabilidade rai ne’e nia iha loron oin mai.

Obrigadu,

Santina Soares Maximus TahuTim Koordinasaun, La’o Hamutuk

Page 22: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Halaman 22 Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Buletin La’o Hamutuk

Editorial: Bank Dunia Merekomendasikan Jalan Neo-Liberal, Lagi(lanjutan hari halaman 24)

Selanjutnya, transparansi di Timor-Leste jangan hanyaterfokus kepada pengelolaan pendapatan Minyak, tetapimeliputi seluruh proses eksploitasi minyak. Misalnya,sebuah Kontrak Pembagian Produksi antara Timor-Lestedan perusahaan minyak sebaiknya tidak melarangperusahaan untuk menyebarkan informasi secara sukarela,ketetapan yang ada sekarang bertentangan dengan prinsipEITI. Oleh karena itu Dana Perminyakan dan mekanismeimplementasinya tidak boleh dianggap sebagaipenyelesaian secara umum dalam hal transparansi dantanggung jawab.

Laporan itu menghargai Dana Perminyakan danprinsipnya untuk menyimpan uang untuk masa depan,karena pada suatu saat semua cadangan gas dan minyakTimor-Leste akan habis terpakai. Tetapi dari sisi lain,Pemerintah perlu membelanjakan pendapatan secaraefektif. IFI melihat bahwa kapasitas pengeksekusiananggaran sangat lemah pada Pemerintah sebelumnya.Kapasitas yang lemah ini ditunjukkan dalam perencanaanproyek, proses tender dan bidding kontrak, dan juga dalampengelolaan keuangan yang sangat terpusat. Ini membuatkemandekan dalam pengembangan ekonomi secara umumdan tidak berkembangnya sektor swasta di luar minyak.Oleh karena itu, untuk memperbaiki semua ini, IFImerekomendasikan beberapa langkah untuk mengeksekusianggaran secara lebih efektif, seperti desentralisasipengelolaan keuangan Pemerintah, termasuk proses ten-der, dan membangun kapasitas dalam perencanaan danpengelolaan proyek.

Pendapatan Minyak bisa memperbesarPengeluaran Publik

Walaupun pendapatan dari sektor minyak meningkatlebih cepat daripada yang diduga, pertumbuhan di sektorlain tidak ada kemajuan. Ini adalah masalah besar karenakebanyakan orang Timor bekerja di luar sektor minyaktanah dan kemandegan dalam sektor itu menyebabkanpengangguran meningkat. Maka, dalam laporannya IFImempertimbangkan kembali ketidaksetujuan merekasebelumnya pada pembelanjaan Pemerintah dan mere-komendasikan, sebagai solusi jangka pendek, peningkatanpembelanjaan pada sektor publik untuk menyediakanpekerjaan dan pelayanan. Misalnya, Bank Duniamerekomendasikan pembangunan jaringan keselamatansosial untuk memberikan dukungan segera pada masya-rakat miskin dan bagian masyarakat yang rentan (vulner-able). Menurut laporan ini bisa dilakukan melaluimenyediakan pekerjaan dengan upah rendah, pemberianuang tunai kepada orang cacat, dan pemberian makanansekolah dan pemberian uang kepada keluarga yangberanak, dan “program pemberian sedikit uang, untukmembagikan sebagian kecil pendapatan minyak kepadamasyarakat”

Ini bukan karena IFI setuju dengan pembelanjaan publik,tetapi karena mereka percaya bahwa, karena situasi sosialyang rentan, hanya mengandalkan investasi non minyak

tidak dapat meningkat pertumbuhan ekonomi. Tetapi,untuk jangka menengah dan panjang IFI percaya bahwainvestasi luar negeri dan bisnis swasta akan menjalankanekonomi, dan mereka mendorong Pemerintah untukmemotong pajak importasi dan pendapatan kepada parausahawan.

Pengelolaan Keuangan sendiri tidakmemadai

Meskipun laporan ini menggarisbawahi beberapapersoalan penting, termasuk ketiadaan pertumbuhanekonomi disektor non-minyak. La’o Hamutuk berpendapatbahwa laporan ini mengabaikan dampak dari ketergan-tungan minyak. Dengan pendapatan yang terbatas darisektor non minyak, IFI beranggapan bahwa pendapatanminyak sekarang berlebih karena hal ini lebih tinggi dariyang diduga. Penekanan IFI kepada transparansi minyakdi Timor-Leste mencerminkan bahwa dia memilikiperspektif sempit akan permasalahan kutukan sumber alam(resource curse), melainkan hanya memusatkan padapengelolaan pendapatan. Walaupun ketiadaan transparansiadalah salah satu elemen dari kutukan ini, La’o Hamutuksudah menulis tentang banyak elemen lainnya: perusahaanminyak yang rakus dan tak mengindahkan moral,kehancuran lingkungan, peraturan yang tidak efektif,pengabaian sektor di luar minyak, pengambilan keputusanyang tidak demokratis, ketergantungan pada bahan impor,keterlibatan lokal yang kecil dalam industri perminyakan,kegagalan perencanaan pertumbuhan penduduk, dll.

Perspektif yang terbatas ini, tercermin dalam perhatianpemerintah lama kepada pengelolaan pendapatanPemerintah, gagal melihat implikasi yang lebih luas sepertiyang tersebut di atas ini, dan tidak bisa menghasilkankebijakan yang komprehensif yang bisa menguasaidampak tersebut dan bisa menyelamatkan Timor-Leste darikutukan sumber alam. Meskipun kebanyakan rekomendasidari laporan ini sebaiknya diterima oleh Pemerintah Timor-Leste sekarang, mereka seharusnya melakukan lebihbanyak daripada Dana Perminyakan, dalam hal praktekdan penetapan perlindungan berdasarkan hukum.

Pembangunan Sektor Swasta di Timor-LestePersoalan penting lain yang dicakup dalam laporan ini

adalah Pembangunan Sektor Swasta Timor-Leste. Bagianini ditulis oleh Perusahaan Keuangan Internasional, yangmemulai aktivitas di Timor-Leste pada tahun 2006 danbertujuan untuk membantu Timor-Leste dalam mendukungsektor swasta dan meningkatkan investasi asing di Timor-Leste. Sebelum kedatangan IFC Bank Dunia bertanggungjawab atas promosi Pengembangan Sektor Swasta disini.

Menurut Bank Dunia pengembangan sektor swastasangat penting bagi pengembangan ekonomi. PeranPemerintah adalah untuk mengatur, sementara peran sektorswasta adalah untuk melakukan pembangunan. Keyakinanini didasarkan atas politik neo-liberal dan kebijakan yangberorientasikan pasar bahwa sektor pribadi lebih efisien,

Page 23: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Buletin La’o Hamutuk Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Halaman 23

lebih efektif, kurang korup, dan lebih berkualifikasidaripada sektor publik.

Bank Dunia, IMF dan ADB sudah lama menganjurkanupaya-upaya untuk meningkatkan sektor swasta di Timor-Leste. Tahun lalu Bank Dunia menerbitkan naskah kerja(Perusahaan, Buruh dan Ketrampilan di Daerah KotaTimor-Leste) mengenai pengembangan sektor swasta diTimor-Leste, berdasarkan temuan dari “PeninjauanPerusahaan Daerah Kota 2004” dan “Laporan dalamMelakukan Usaha 2006”. Laporan yang terakhir ini menilaimelakukan usaha swasta dengan mudah sebagai bagiandari penelitian di seluruh dunia, dan menemukan bahwaTimor-Leste adalah negara terburuk nomor dua. Penilaianini berdasarkan atas berbagai faktor, seperti pendaftarantanah, infrastruktur, pengadilan, prosedur birokrasi dankeamanan politik. Pemerintah yang lalu, di bawah PerdanaMenteri José Ramos-Horta menggunakan laporan ini untukmenganjurkan reformasi pajak yang radikal. DalamLaporan Melakukan Usaha 2008, Timor-Leste telah naiksampai ke urutan 168 dari 178 ekonomi yang diteliti,sedikit lebih baik dibanding tahun lalu.

Rekomendasi IFIDalam Laporan Singkat Pembangungan Ekonomi dan

Sosial, IFC mengakui bahwa, dilihat dari konteks, adalahtidak realistis untuk menyandarkan diri pada sektor swastadalam jangka pendek. Jadi, sektor publik seharusnya lebihbanyak berperan. Tetapi, untuk pengembangan jangkapanjang, IFC dan Bank Dunia percaya bahwa sektor swastaperlu berperanan lebih penting yang lebih banyak untukpembangunan ekonomi di Timor-Leste. Pada saat yangsama mereka melihat faktor negatif seperti, ongkos yangtinggi waktu dan biaya untuk memulai bisnis, dan regulasiperburuhan yang diperketat. Oleh karena itu, Bank Duniadan IFC merekomendasikan Pemerintah untuk mengambiltindakan dengan segera untuk menciptakan lingkunganyang sehat pada pembangunan sektor swasta. Rekomendasidalam laporan singkat tentang Pemgbangunan Sosial danEkonomi, mengatakan: “Dilihat dari posisi keuangan dankemungkinan yang menguntungkan (oleh karenapendapatan minyak – redaksi), mengurangi dan menyeder-hanakan tarip impor dan pajak pendapatan untuk ekonominon-minyak (tetapi bukan ongkos pengguna dan peralatan)barangkali dibenarkan sebagai bagian dari pekerjaan umumuntuk memperbaiki ketertarikan Timor-Leste sebagaitempat tujuan untuk investasi swasta”. Secara sederhana,perusahaan mesti bayar pajak yang rendah untuk barang

impor dan dalam melakukan usaha mereka. Selanjutnya,Bank Dunia merekomendasikan persetujuan Hukum Tanahdan amandemen Undang-undang Lembaga Komersial,Kitab Undang-undang Pendaftaran Komersial danbeberapa hukum investasi. Menurut Bank Dunia sistemhukum investasi terpisah yang sekarang ada, satu untukinvestasi domestik dan satu untuk investasi asing, terlalukompleks dan rekomendasikan untuk menyederhanakan-nya dan menggabungkan jadi satu. Mereka juga berpen-dapat bahwa harus diberi lebih banyak dukungan kepadainisiatif micro-finance, tetapi hanya atas syarat-syaratkomersial dan oleh institusi perbankan dan micro-financeyang sudah tetap.

Rekomendasi akan berdampak buruk padabisnis kecil secara jangka panjang

Kami setuju dengan Bank Dunia dan IFC bahwapengangguran yang tinggi, kapasitas pelaksanaan anggaranbelanja yang lemah, dan ketiadaan kerangka hukum yangpenting adalah masalah-masalah serius di Timor-Leste, dansalah satu faktor dari krisis tahun lalu. Tapi, kami tidaksetuju dengan rekomendasi Bank Dunia, yang terlalumemfokuskan pada pembuatan usaha secara murah.Komunitas usaha di Timor-Leste kebanyakan terdiri dariperusahaan kecil milik keluarga. Menurut La’o Hamutukrekomendasi sekarang bermaksud untuk lebih menaikkaninvestasi asing daripada investasi domestik dan padaumumnya investasi asing yang sedikit bersangkut pautdengan masalah lokal.

Walaupun pajak yang lebih rendah menguntungkaninvestasi asing maupun domestik, perusahaan asing yangpaling banyak akan menggunakan sistem ini. Di seluruhdunia banyak penelitian telah diadakan tentang dampakinvestasi asing pada pembangunan ekonomi lokal dankesimpulan umumnya adalah bahwa di negara denganpembangunan ekonomi rendah, seperti Timor-Leste,kenaikan jumlah perusahaan asing bisa mengakibatkanperusahaan lokal akan “tergeser keluar”. Khususnya dinegara yang riskan untuk usaha, para investor asingbiasanya menjaga usahanya dengan ketat dan selalu siapuntuk menginggalkan negara itu secara cepat. Inidicerminkan dalam cara mereka melakukan usaha, yangmenggunakan buruh sementara dengan posisi rendah dankebanyakan dana disalurkan ke luar negeri. Oleh karenaitu, bahayanya adalah menciptakan lingkungan usahadengan hanya sedikit uang yang menetes ke lingkungansetempat.

Siapa di La’o Hamutuk?Staf La’o Hamutuk: Yasinta Lujina, Inês Martins, Odete Monis, Charles Scheiner, Viriato Seac, Santina Soares,

Tibor van Staveren, Maximus Tahu

Penerjemah: João Sarmento, Budi Setyo

Dewan Penasehat: Joseph Nevins, Pamela Sexton, Adérito de Jesus Soares, Justino da Silva, Oscar da Silva

Page 24: gratis Buletin La’o Hamutuk · Program Pembangunan Pedesaan di Timor-Leste yang didanai oleh Komisi Eropa. Komisi Eropa juga mendanai beberapa proyek lainnya (lihat Buletin LH Vol.

Halaman 24 Vol. 9, No. 1 Januari 2008 Buletin La’o Hamutuk

Apakah La’o Hamutuk itu?La’o Hamutuk (Berjalan Bersama) adalah sebuahorganisasi Timor-Leste yang memantau, mengana-lisia, dan melaporkan tentang kegiatan-kegiataninstitusi-institusi internasional utama yang ada diTimor-Leste dalam rangka pembangunan kembalisarana fisik, ekonomi dan sosial negeri ini. La’oHamutuk berkeyakinan bahwa rakyat Timor-Lesteharus menjadi pengambil keputusan utama dalamproses ini dan bahwa proses ini harus demokratis dantransparan. La’o Hamutuk adalah sebuah organisasiindependen yang bekerja untuk memfasilitasipartisipasi rakyat Timor-Leste yang efektif. Selain itu,La’o Hamutuk bekerja untuk meningkatkankomunikasi antara masyarakat internasional denganmasyarakat Timor-Leste. Staf La’o Hamutuk baik itustaf Timor-Leste maupun internasional mempunyaitanggung jawab dan memperoleh gaji yang sama.Terakhir, La’o Hamutuk merupakan pusat informasi,yang menyediakan berbagai bahan bacaan tentangmodel-model, pengalaman-pengalaman, dan praktek-praktek pembangunan, serta memfasilitasi hubungansolidaritas antara kelompok-kelompok di Timor-Lestedengan kelompok-kelompok di luar negeri dengantujuan untuk menciptakan model-model pemba-ngunan alternatif.La’o Hamutuk mempersilakan kepada mereka yangingin menyalin kembali buletin atau foto yang adadalam buletin dengan gratis. Buletin dan foto yangdisalin harus tetap mencantumkan nama La’oHamutuk sebagai sumber utamanya.

Dalam semangat mengembangkan transparansi, La’oHamutuk mengharapkan anda menghubungi kami jikamempunyai dokumen dan atau informasi yang harusmendapatkan perhatian rakyat Timor-Leste sertamasyarakat internasional.

(bersambung ke halaman 22)

Editorial: Bank Dunia Merekomendasikan Jalan Neo-Liberal, Lagi

Pada bulan Agustus 2007, sementara Timor-Lestemembentuk pemerintahan baru, Bank Dunia,Korporasi Keuangan Internasional (International

Finance Corporation - IFC) dan Bank Pembangunan Asia(Asian Development Bank - ADB) menerbitkan “LaporanSingkat Ekonomi dan Sosial” untuk Timor-Leste. Laporansetebal 62 halaman dari Institusi-Institusi PembiayaanInternasional (International Financial Institutions - IFI)ini meninjau kembali berbagai aspek pembangunan negaraini, dan memberi beberapa rekomendasi untuk pemerin-tahan yang baru. Menurut Catherine Anderson, AnalisOperasional (Sistem Pemerintahan) dari Bank Dunia, BankDunia menggunakan laporan ini untuk menggarisbawahimasalah-masalah terkini dan memberikan dukungankepada Pemerintah baru untuk meyelesaikannya. Fakta-fakta yang didiskusikan dalam laporan ini bukan hal baru;laporan itu mengumpulkan dan meringkas beberapa isuyang didiskusikan dalam dokumen Bank Dunia dan ADBsebelumnya.

Laporan itu diedarkan secara luas di Pemerintah, diantara para diplomat yang berada di Timor-Leste, dankepada masyarakat. Walaupun Pemerintah baru di bawahXanana Gusmão belum memberi respons secara formal,mereka rupanya sedang mengadopsi beberapa rekomen-dasi, tercermin dari kebijaksanaan umum Pemerintah untuklima tahun ke depan. Persoalan dan rekomendasi yangdidiskusikan dalam laporan ini, dan juga dalam naskahPerusahaan, Pekerja dan Ketrampilan di DaerahPerkotaan di Timor-Leste, dapat berdampak besar kepadaarah perkembangan negara kita yang kecil ini. La’o Ha-mutuk, sebagai organisasi masyarakat di Timor-Leste inginmemberikan tinjauan kami kepada dua hal penting dalamdokumen tersebut: Perkembangan Minyak Tanah danPerkembangan Sektor Swasta.

Pengelolaan Pendapatan MinyakPendapatan Minyak meliputi lebih dari 90% dari

anggaran tahunan Pemerintah. Pemerintah Timor-Lesteyang pertama telah mencoba menghindari masalah-masalah yang dialami banyak negara kaya sumber dayaalam, khususnya dalam pemborosan uang dan korupsi yangmerajalela. Norwegia mengindari masalah ini denganmenyimpan pendapatan gas dan minyak ke dalam DanaPerminyakan, dan Timor-Leste, meskipun sangat berbedadengan Norwegia secara sejarah, ekonomi dan politik,meloloskan Undang-undang Dana Perminyakan padatahun 2005 (Buletin La’o Hamutuk, Vol. 8, No. 1, Maret2007).

Mengenai transparansi dan pertanggung jawaban,pengesahan Undang-undang Dana Perminyakan dipan-dang sebagai “model kerja terbaik internasional” danpengelolaannya “dirancang untuk menegakkan trans-paransi dan tanggung jawab.” Selanjutnya laporan menya-takan bahwa pengadopsian Hukum Dana Perminyakan,Model Pembagian Kontrak Produksi (Production Shar-

ing Contract - PSC), dan Hukum Perpajakan Minyakmelengkapi kerangka hukum yang menentukan eksplorasidan pengembangan sumber minyak tanah di Timor-Leste,dan hukum ini juga “sesuai dengan praktek internasionalyang baik”, sama seperti komitmen Pemerintah kepadaInisiatif Transparansi Industri Bahan Baku (ExtractiveIndustries Transparency Initiative atau EITI; bacalahartikel kami di halaman 12) dan pembuatan KelompokKerja EITI.

Tetapi, menurut pendapat La’o Hamutuk, beberapahukum dan alat implementasi yang penting, sepertiUndang-undang Minyak, Kontrak Pembagian Produksi(lihat Buletin La’o Hamutuk Vol. 6 No. 4 November 2005)dan berbagai rancangan regulasi untuk menyusun kembalisektor minyak tetap masih kurang transparan danbertanggung jawab (lihat Buletin La’o Hamutuk, Vol. 8No. 3 September 2007 dan Vol. 8 No. 2 Juni 2007).